You are on page 1of 21

MORFOFONEMIK DALAM AFIKSASI BAHASA MORONENE

MORPHOPHONEMIC IN AFFIXATION OF MORONENE LANGUAGE

Firman A.D.

Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara


Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja Anduonohu, Kendari
Pos-el: firmanad041@gmail.com

(Makalah diterima tanggal 7 Maret—direvisi tanggal 7 Juni 2017—disetujui tanggal 13 Juni 2017)

Abstrak
Penelitian ini mengangkat masalah morfofonemik dalam afiksasi bahasa Moronene. Tujuan
penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan proses morfofonemik bahasa Moronene
sehingga dapat diuraikan beberapa alomorf yang muncul dalam afiksasi. Penelitian ini
bersifat kualitatif deskriptif yang menguraikan berbagai perubahan dan variasi bentuk yang
terjadi dalam proses morfofonemik afiksasi. Dalam melakukan analisis data digunakan
teknik perluas dan teknik baca markah melalui pemilahan atau pengklasifikasian
berdasarkan ciri, sifat, dan gambaran data. Bukti-bukti morfofenemik dalam afiksasi
didefinisikan dan dibandingkan untuk melihat pola-polanya sehingga dapat dikategorikan
variasi bentuk afiks. Berdasarkan hasil analisis data, morfofonemis afiksasi bahasa
Moronene hanya terjadi pada proses prefiks dan afiks rangkap. Alomorf dari {moN-}: {moø-
}, {mo?-}, {mon-}, {moG-}, dan {mom-}. Alomorf dari {poN-}: {poø-}, {po?-}, {pon-}, {poG-}, dan
{pom-}. Alomorf dari {te-} yaitu {te?-}. Variasi dari {poN-...-i}: {poø-...-i}, {po?-...-ri}, {po?-...- ?i},
{poø-...-ti}, {pon-...-ni}, {poø-...- hi}, {pon-...-ri}, {poG-...-ri}, {poø-...-ni}, {poø-...-si}, {poG-...-hi},
{pon-...-hi}, {pon-...-wi}, {pon-...-hi}, dan {pon-...-mi}. Alomorf dari {poN-...-a}: {po-...-?a}, {po?-
...- ?a}, {poø-...-ya}, {po?-...-ya}, {poø-...-wa}, {poG-...-?a}, {poG-...-ya}, {pon-...-?a}, {pon-...-wa},
{pon-...-ya}, {pon-...-?a}, {pom-...-ya}, {pom-...-wa}, {poø-...-ha}, {po?-...-ha}, {pon-...-ha}, dan
{poG-...-ha}. Variasi dari {pe-...-a}: {pe-...-?a}, {pe?-...- ?a}, {pe-...-wa}, {pe-...-ya}, {po?-...-ha}, {pe-
...-ha}, {po?-...-ra}, {pe-...-kiya}, dan {pe-...-?iya}.

Kata-Kata Kunci: bahasa Moronene, morfofonemik, alomorf, afiks rangkap

Abstract
The problem of this research is morphophonemic in Moronene language affixation. This research is
aimed to describe morphophonemic process that can explain some allomorphs appeared in affixation.
This research is qualitative descriptive that expounds various forms and changes occured in affixation
morphophonemic process. Data analysis uses expansion and read-marker technique through sorting or
classification based on features, characteristics, and description of the data. The morphophenemic
evidences in affixation are defined and compared to see their pattern so that can be categorized into affix
form variation. According to the data analysis, morphophonemic in Moronene language affixation
only occurs in prefix and affix combination process. Alomorph of {moN-}: {moø-}, {mo?-}, {mon-},
{moG-}, and {mom-}. Alomorph of {poN-}: {poø-}, {po?-}, {pon-}, {poG-}, and {pom-}. Alomorph of {te-}
is {te?-}. Variation of {poN-...-i}: {poø-...-i}, {po?-...-ri}, {po?-...- ?i}, {poø-...-ti}, {pon-...-ni}, {poø-...- hi},
{pon-...-ri}, {poG-...-ri}, {poø-...-ni}, {poø-...-si}, {poG-...-hi}, {pon-...-hi}, {pon-...-wi}, {pon-...-hi}, and
{pon-...-mi}. Alomorph of {poN-...-a}: {poø-...-?a}, {po?-...- ?a}, {poø-...-ya}, {po?-...-ya}, {poø-...-wa},
{poG-...-?a}, {poG-...-ya}, {pon-...-?a}, {pon-...-wa}, {pon-...-ya}, {pon-...-?a}, {pom-...-ya}, {pom-...-wa},

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 47


{poø-...-ha}, {po?-...-ha}, {pon-...-ha}, and {poG-...-ha}. Variation of {pe-...-a}: {pe-...-?a}, {pe?-...- ?a},
{pe-...-wa}, {pe-...-ya}, {po?-...-ha}, {pe-...-ha}, {po?-...-ra}, {pe-...-kiya}, and {pe-...-?iya}.

Keywords: Moronene language, morphophonemic, allomorph, affix combination

1. Pendahuluan Beberapa karya mengenai bahasa


Salah satu bahasa daerah yang hidup Moronene dibuat oleh Andersen dari
dan berkembang di wilayah Sulawesi Summer Institute of Lingustics (SIL), di
Tenggara ialah bahasa Moronene. Me- antaranya Pedoman Ejaan Bahasa
nurut Andersen (2006: 10) bahwa bahasa Moronene (2001) dan Kamus Moronene-
Moronene adalah rumpun Bungku- Indonesia-Inggris (2006, belum diter-
Tolaki cabang timur dengan jumlah pe- bitkan). Penelitian mengenai bahasa
nutur sekitar 36.000 jiwa (lihat juga Moronene pernah dilakukan oleh
Limba, dkk., 2015: 372). Secara adminis- Muthalib, et.al (1991) dengan judul
tratif, mayoritas penutur bahasa Moronene Struktur Bahasa Moronene. Penelitian itu
terdapat di Kabupaten Bombana. Suku hanya menyinggung sekilas mengenai
bangsa ini merupakan komunitas ma- proses afiksasi yang secara tidak
syarakat yang menghuni jazirah selatan langsung juga menyinggung sekilas
Provinsi Sulawesi Tenggara yang meli- mengenai proses morfofonemik. Pene-
puti wilayah Poleang, Rumbia, Kabaena, litian lain juga pernah dilakukan oleh
dan Watubangga. Menurut Pusat Baha- Adri (2012) yang berjudul “Reduplikasi
sa dalam Bahasa dan Peta Bahasa di dan Pemajemukan Bahasa Moronene”.
Indonesia (2008) bahwa bahasa Moronene Penelitian berikutnya juga pernah
terdiri atas tiga dialek, yaitu dialek dilakukan oleh Firman (2014) yang
Wumbubangka, dialek Lora, dan dialek berjudul “Bentuk dan Makna Re-
Rahantari. duplikasi Bahasa Moronene”.
Bahasa Moronene memiliki sistem Penelitian mengenai morfofonemik
dan karakteristik yang unik yang mem- pernah dilakukan oleh Josiah dan
bedakannya dengan bahasa lain. Karak- Udoudom (2012) yang berjudul “Mor-
teristik inilah yang menarik untuk phophonemic Analysis of Inflectional
diuraikan dan dideskripsikan. Bahasa Morphemes in English and Ibibio Nouns:
Moronene memiliki ciri sebagai bahasa Implications for Linguistic Studies.”
vokalis, yaitu setiap kata diakhiri dengan Penelitian tersebut menganalisis morfo-
bunyi vokal, sebagaimana bahasa- fonemik morfem infleksi nomina dalam
bahasa daerah lain yang ada di Sulawesi bahasa Inggris dan bahasa Ibibio untuk
Tenggara. Pendeskripsian mengenai sis- mencari persamaan dan perbedaan
tem ketatabahasaan dalam bahasa dengan menggunakan analisis kontras-
Moronene sampai saat ini sifanya masih tif. Hasil penelitian itu nantinya akan
terpecah-pecah dan belum ada yang digunakan untuk mencari kesulitan
secara lengkap menguraikannya. Peneli- yang dihadapi oleh penutur bahasa
tian ini hanya menguraikan bagian ter- Ibibio dalam mempelajari bahasa Inggris.
kecil dari sistem ketatabahasaan terse- Tulisan dengan judul yang sama
but, hanya dalam tataran morfologi. pernah ditulis oleh Firman (2013). Da-
Literatur dan penelitian mengenai lam tulisan tersebut ada beberapa per-
bahasa Moronene masih jarang ditemui. bedaan mengenai pemaparan data yang

48 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


telah dilengkapi dalam tulisan ini bahasa Moronene. Berdasarkan tujuan
(termasuk beberapa data tambahan). umum tersebut, secara khusus peneli-
Data yang ada diolah dan dianalisis tian ini bertujuan untuk mendes-
kembali untuk menyesuaikan dengan kripsikan proses perubahan fonem dan
landasan teori karena tulisan Firman variasi bentuk yang terjadi dalam proses
(2013) tidak didasari oleh teori. Selain afiksasi bahasa Moronene.
itu, tulisan tersebut tidak membahas Berdasarkan lingkup masalah yang
proses morfofonemik dalam afiks rang- dibahas dalam tulisan ini, yaitu mor-
kap (kombinasi afiks) tetapi dibahas fofonemik, ada baiknya penulis menge-
terpisah sebagai prefiks dan sufiks, mukakan secara singkat definisi morfo-
seolah-olah dapat berdiri sendiri. Keber- logi. Spencer dan Zwicky (2007: 1)
adaan sufiks yang dibahas dalam tulisan mengemukakan bahwa
ini, misalnya {-a} dan {-i}, tidak dapat “morphology is at the conceptual centre of
berdiri sendiri, sangat bergantung pada linguistics. This is not because it is the
keberadaan prefiks. Tulisan tersebut dominant subdiscipline, but because
morphology is the study of word structure,
juga tidak dilengkapi dengan metode
and words are at the interface between
penelitian. phonology, syntax, and semantic.”
Berdasarkan latar belakang dan
tinjauan pustaka, penelitian ini berupaya Jadi, salah satu keutamaan morfologi
untuk memperkaya literatur mengenai adalah karena dapat menghubungkan
bahasa Moronene. Penelitian ini juga bidang fonologi, sintaksis, dan semantik
dapat mengembangkan sistem ketata- melalui analisis struktur kata.
bahasaan dalam bahasa Moronene dan Riani (2012: 1) dalam penelitiannya
dapat melengkapi penelitian-penelitian “Penanda Jamak Infleksi dalam Bahasa
sebelumnya. Selain itu, melalui pene- Sunda” menyimpulkan bahwa morfo-
litian ini kami berharap agar bahasa logi terbagi dua, morfologi leksikal dan
Moronene lebih dikenal dan diperha- morfologi infleksi. Dengan dasar ter-
tikan oleh siapa pun yang memiliki sebut, pembahasan tulisan ini lebih
minat dan perhatian untuk mengkaji difokuskan pada morfologi leksikal atau
dan mendalami bahasa ini. proses pembentukan kata.
Fokus permasalahan dalam peneli- Kajian mengenai morfofonemik
tian ini berkaitan dengan perpaduan merupakan persimpangan antara kajian
kajian morfem dan fonologi atau lebih aspek fonologi dan aspek morfologi.
dikenal dengan morfofonemik. Morfo- Sesuai dengan judul tulisan ini, penulis
fonemik yang dibahas dalam penelitian menguraikan secara ringkas beberapa
ini difokuskan pada proses afiksasi da- definisi mengenai morfofonemik dan
lam bahasa Moronene yang dapat jenis perubahan yang muncul dalam
menghasilkan berbagai variasi bentuk proses morfofonemik.
atau alomorf. Beberapa pakar bahasa menggu-
Sesuai dengan permasalahan ter- nakan istilah yang bervariasi untuk
sebut, penelitian ini mempunyai tujuan menamai perubahan fonem yang terjadi
umum dan tujuan khusus. Secara akibat pertemuan satu morfem dengan
umum penelitian ini bertujuan untuk morfem lain. Ada yang menggunakan
menelaah perubahan fonem akibat pro- morfofonemik, morfofonologi, morfo-
ses morfologi yang terjadi dalam afiksasi nemik, dan morfonologi. Dalam tulisan

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 49


ini, penulis lebih memilih menggunakan 1. analisis dan klasifikasi pelbagai ujud
istilah morfofonemik. dan realisasi yang menggambarkan
Ramlan (2012: 83--84) mengemu- morfem;
kakan bahwa morfofonemik mempe- 2. struktur bahasa yang menggambar-
lajari perubahan-perubahan fonem yang kan pola fonologis dari morfem,
timbul sebagai akibat pertemuan mor- termasuk di dalamnya penambahan,
fem lain. Dalam prosesnya dapat pengurangan, penggantian fonem,
menyebabkan terjadinya perubahan fo- atau perubahan tekanan yang me-
nem, penambahan fonem, atau proses nentukan bangun morfem.
penghilangan fonem (lihat juga Suhardi, Definisi yang hampir sama juga
2012). dikemukakan oleh Arifin dan Junaiyah
Menurut Darwis (2012: 14) asimilasi (2007: 8) bahwa proses morfofonemik
morfofonemis terjadi pada batas mor- adalah proses berubahnya suatu fonem
fem saja, dan halnya sedemikian rupa menjadi fonem lain sesuai dengan fo-
sehingga satu dari morfem yang ber- nem awal kata yang bersangkutan.
dampingan (dapat digunakan untuk Sementara Chaer (2008) mengung-
konstituen fonemis, juga untuk kons- kapkan bahwa morfofonemik adalah
tituen morfemis) adalah morfem afiks. kajian mengenai terjadinya perubahan
Ciri-cirinya adalah perubahan fonemis bunyi atau perubahan fonem sebagai
atau dasar fonemis umum, tetapi dengan akibat dari adanya proses morfologi,
mempertahankan morfem sama, dan baik proses afiksasi, proses reduplikasi,
hasilnya adalah variasi alomorfemis. maupun proses komposisi.
Kridalaksana (2007: 183--184) me- Di sisi lain, Soeparno (2002) menge-
nyatakan bahwa morfofonemik adalah mukakan bahwa morfofonemik adalah
subsistem yang menghubungkan mor- perubahan fonem sebagai akibat pro-
fologi dan fonologi. Di dalamnya di- sede morfologis yang terdiri atas dua
pelajari bagaimana morfem direal- macam perubahan.
isasikan dalam tingkat fonologi. Proses 1. Berdasarkan sifat perubahannya di-
morfofonemik adalah peristiwa fono- bedakan atas tiga macam morfo-fo-
logis yang terjadi karena pertemuan nemik, yakni asimilasi, disimilasi, dan
morfem dengan morfem. Perubahan- fusi.
perubahan fonem yang terjadi akibat a. Asimilasi adalah proses penye-
pertemuan morfem itu dapat digo- suaian fonem yang semula tidak
longkan dalam sepuluh proses, yakni: homorgan menjadi fonem yang
pemunculan fonem, pengekalan fonem, homorgan (artikulasi selaras).
pemunculan dan pengekalan fonem, Contoh:
pergeseran fonem, perubahan dan per- /in-/+/productive/- /improductive/
geseran fonem, pelesapan fonem, pelu- /in-/+/produktIf/- /improduktif/
luhan fonem, penyisipan fonem secara b. Disimilasi ialah proses perubahan
historis, pemunculan fonem berdasar- fonem yang semula sama menjadi
kan pola bahasa asing, dan variasi tidak sama.
fonem bahasa sumber. Contoh:
Dalam pustaka yang lain Krida- /b|r/+/k|rja/-/b|kerja/
laksana (2008: 159) mengemukakan bah- /b|r/+/t|rnak/- /b|t|rnak/
wa morfofonemik mencakup

50 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


c. Fusi ialah proses luluhnya dua fonemis yang lain, maka dikatakan
fonem menjadi satu fonem yang bentuk-bentuk itu saling beralternasi.
baru. Tiap perwakilan dari sebuah morfem
Contoh: tertentu disebut alomorf. Dapat pula
/m|N-/+/sapu/-/m|~napu/ dikatakan alomorf ialah nama untuk
/m|N-/+/tulis/-/m|nulis/ bentuk-bentuk perwakilan dari sebuah
2. Berdasarkan wujud perubahannya morfem berdasarkan lingkungannya.
dapat dibedakan atas empat macam Dalam definisi yang hampir sama,
morfofonemik, yaitu pengurangan, menurut Soeparno (2002) bahwa alo-
penambahan, penggantian, dan morf adalah variasi morfem karena
pergeseran. pengaruh lingkungan. Dapat juga dika-
a. Pengurangan: contoh dalam takan secara lisan bahwa alomorf adalah
bahasa Biak realisasi dari morfem.
/si/ + /an/ - /san/ Untuk keperluan pemaparan data,
‘mereka’ ‘makan’ ‘mereka makan’ dalam pembahasan penelitian ini digu-
b. Penambahan: nakan N kapital sebagai tanda nasal
/kata/+/p|r-an/-/p|rkata’an/ untuk beberapa afiks karena perubahan
c. Penggantian: bunyi yang muncul dalam proses mor-
/b|r-/ + /ajar/-/b|lajar/ fofonemik umumnya berupa nasal, mi-
d. Pergeseran: salnya, prefiks {moN-}. Sementara untuk
/ba-las/ + /-an/-/ba-la-san/ afiks yang tidak mengalami perubahan
/li-pat/ + /-an/-/li-pa-tan/ dalam proses morfofonemik tersebut
Berdasarkan beberapa definisi ter- digunakan bentuk ø (zero).
sebut dapat disimpulkan bahwa seba- Sebagaimana yang telah dijelaskan
gian proses afiksasi yang terjadi akan sebelumnya bahwa morfofonemik sangat
berkaitan dengan variasi-variasi bentuk erat kaitannya dengan proses afiksasi.
yang muncul dalam proses tersebut Afiks adalah bentuk terikat yang diim-
setelah diimbuhkan dengan bentuk buhkan pada bentuk dasar yang dapat
terikat. Peristiwa tersebut disebabkan membentuk kata baru dan/atau makna
oleh adanya kondisi fonologis. Kondisi baru. Afiks umumnya hanya terdiri atas
fonologis tersebut dapat menyebabkan satu suku kata dan jumlahnya sangat
terjadinya perubahan pada afiks yang terbatas dibandingkan dengan jumlah
diimbuhkan, dan ada juga yang tidak kata.
mengalami perubahan. Jenis afiks menurut Kridalaksana
Akibat proses morfofonemis me- (2007: 28--31) ada tujuh dalam bahasa
nyebabkan munculnya berbagai bentuk Indonesia. Afiks-afiks tersebut adalah
variasi (atau lebih dikenal dengan prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks,
alomorf) karena pengaruh lingkungan suprafiks, dan kombinasi afiks. Sebagian
dari fonem yang ada dalam morfem. istilah dalam afiks ini dipergunakan
Mengenai alomorf secara ringkas dije- dalam tulisan ini, di antaranya prefiks,
laskan oleh Parera (2007: 31) bahwa sufiks, dan afiks rangkap (kombinasi
apabila sebuah morfem kadang-kadang afiks).
diwakili oleh bangun fonemis tertentu Lebih lanjut, Kridalaksana (2007: 30)
sesuai lingkungannya dan kadang- mendefinisikan kombinasi afiks sebagai
kadang pula diwakili oleh bangun kombinasi dari dua afiks atau lebih yang

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 51


bergabung dengan dasar. Afiks ini me- nyaan (kuesioner) yang sudah disusun
rupakan gabungan dari beberapa afiks dalam bentuk daftar kalimat dan kosa-
yang mempunyai bentuk dan makna kata. Wawancara tersebut direkam un-
gramatikal tersendiri, muncul secara tuk menghindari kesalahan pencatatan.
bersama pada bentuk dasar, tetapi ber- Dalam melakukan analisis data
asal dari proses yang berlainan. digunakan metode teknik perluas dan
teknik baca markah (Sudaryanto, 2015:
2. Metode 69 dan 129). Unsur morfem bebas atau
Metode yang digunakan dalam pene- kata dasar yang menjadi data dalam
litian ini adalah kualitatif. Oleh karena penelitian ini dapat diperluas dengan
penelitian ini mempertahankan kondisi menambahkan afiks untuk melihat reali-
asli objek penelitian, berada dalam sasi fonem yang terjadi akibat perte-
kekinian, dan menghargai segala nuansa muan morfem-morfem tersebut. Untuk
(lihat Sudaryanto, 2017: 11). lebih memperdalam analisis data juga
Dalam penahapan penelitian ini, digunakan teknik baca markah. Teknik
peneliti menempuh langkah-langkah ini digunakan untuk melakukan pemi-
yang disarikan dari Narbuko dan lahan atau pengklasifikasian berdasar-
Achmadi (2013: 57--58) sebagai berikut: kan ciri-ciri, sifat-sifat, dan gambaran
menemukan, memilih, dan merumus- data dalam proses morfofonemik bahasa
kan masalah; menyusun latar belakang Moronene. Dalam penelitian ini juga
teoretis; memilih instrumen penyediaan dideskripsikan penemuan kaidah-kai-
data; menyimpulkan dan menyajikan dah yang berlaku umum dalam proses
data; mengolah dan menganalisis data; morfofonemik bahasa Moronene. Untuk
menginterpretasi hasil analisis dan itu, bukti-bukti morfofenemik dalam
mengambil kesimpulan. afiksasi didefinisikan dan dibandingkan
Bahan penelitian yang digunakan guna melihat pola-polanya. Berdasarkan
berupa data kebahasaan yang berasal hal tersebut, barulah dapat dikatego-
dari sumber sekunder dan primer. Data rikan variasi bentuk-bentuk afiks dalam
sekunder merupakan data yang dijaring proses morfofonemik bahasa Moronene.
dari hasil studi pustaka, yaitu dari
sejumlah kamus, daftar kosakata, dan 3. Hasil dan Pembahasan
beberapa tulisan terkait, sebelum peneli- Morfofonemik dalam proses pemben-
tian lapangan dilakukan. Data sekunder tukan kata dalam bahasa Moronene
ini banyak peneliti peroleh melalui terutama terjadi dalam proses afiksasi.
Kamus Moronene-Indonesia-Inggris yang Sementara dalam proses reduplikasi dan
disusun oleh Andersen (2006) dan komposisi proses pembentukan kata
tulisan oleh Firman (2013) yang berjudul belum penulis dapatkan. Ada beberapa
“Morfofonemik dalam Afiksasi Bahasa afiks dalam bahasa Moronene, di an-
Moronene”. taranya prefiks {te-}, {moN-}, {me-}, {peo-
Adapun data primer adalah data }, {pope-}, {poN-}, {peN-}, {ko-}, {o-}, {ka-
yang dijaring langsung dalam studi }, {ni-}, {in-}, {mepoko-}, {mompoko-},
lapangan melalui para informan terpilih {meka-}, {mete-}, {konte-}, {mompe-},
sebagai penutur asli bahasa Moronene {mokompe} ; infiks {-in-}; sufiks {-ko};
yang dianggap dapat mewakili penutur kombinasi afiks {poN-...-i}, {poN-...-a},
bahasa yang diteliti. Para informan ini dan {peN-...-a}, {in-...-a}. Dalam proses
diwawancarai berdasarkan daftar ta- afiksasi, alomorf dapat kita temukan

52 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


hanya dalam afiks {moN-}, {poN-}, {te-}, {moø-} sembi mosembi
{poN-...-i}, {poN-...-a}, dan {peN-...-a}. (runcing) (meruncing)
Pembahasan ini lebih difokuskan pada {moø-} waka (surat) mowaka
keenam afiks tersebut, terkhusus dalam (menyurat
proses morfofonemik.
Berdasarkan contoh tersebut terlihat
3.1 Proses Morfofonemik Prefiks bahwa prefiks {moN-} mengalami peng-
{moN-} hilangan fonem /N/ jika kata yang
Prefiks {moN-} merupakan salah satu dilekatinya diawali dengan konsonan
afiks pembentuk verba. Makna yang /b, /d/, /g/, h/, /l/, /m/, /n/, /r/,
terkadung dalam prefiks ini jika dile- /s/, dan /w/.
katkan pada kata dasar adalah ‘mela- Ada pengecualian perubahan yang
kukan seperti yang tersebut dalam kata terjadi dalam satu contoh berikut yang
dasar’. mendapat perubahan fonem /N/ men-
Dalam proses morfofonemik, pre- jadi /m/ pada kata jadian pada kata
fiks ini memiliki beberapa varian atau dasar yang diawali fonem /b/.
alomorf, bergantung pada fonem awal
kata dasar yang dilekati. Berikut akan {moN-} + bada ---- mombada
diuraikan varian-varian tersebut. ‘bedak’ ‘membedaki’
a. Prefiks {moN-} berubah menjadi
{moø -} atau mengalami penghi- Contoh di atas hanya ditemukan pada
langan fonem /N/ jika melekat pada satu kasus tersebut. Sebagaimana
kata dasar yang diawali dengan kaidah yang telah dikemukakan dalam
fonem konsonan /b/, /d/, /g/, h/, tabel 1 berdasarkan beberapa contoh
/l/, /m/, /n/, /r/, /s/, dan /w/. yang penulis temukan, bahwa kata yang
Misalnya diawali fonem /b/ akan mengalami
Tabel 1 penghilangan fonem /N/.
Kaidah Penghilangan Fonem /N/ b. Jika prefiks {moN-} dilekatkan pada
pada Prefiks {moN-} kata dasar yang memiliki fonem awal
vokal, seperti /a/, /e/, /i/, /o/ dan
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
/u/, fonem /N/ akan berubah
{moø-} basa (baca) mobasa
menjadi fonem /?/ (glottal),
(membaca)
misalnya:
{moø-} daga (jaga) modaga
(menjaga)
{moø-} gadi (gaji) mogadi
(menggaji)
{moø-} hedo (kerja) mohedo
(mengerjakan)
{moø-} lambe molambe Tabel 2
(palang) (memalang) Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi / ? /
{moø-} malu (main) momalu pada Prefiks {moN-}
(memainkan)
{moø-} naGko monaGko Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
(ayun) (mengayun) {mo-} aha (asah) mo?aha
{moø-} rake (daki) mogadi (mengasah)
(mendaki) {mo?-} eme mo?eme

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 53


(rendam) (merendam) (makan) (makan)
{mo?-} i?i (irik) mo?i?i {moG-} kadu moGkadu
(mengirik) (karung, (membungkus
{mo?-} oso (isap) mo?oso kantong) sesuatu)
(mengisap)
{mo?-} umba mo?umba Penambahan bunyi /G/ dalam proses
(buang) (membuang) afiksasi tersebut disebabkan karena
adanya bunyi yang berdekatan pada
Jika prefiks {moN-} dilimbuhkan pada awal kata, yaitu /k/. Bunyi /G/ dan
kata yang berawalan bunyi vokal, /k/ termasuk kategori dorsovelar.
prefiks {moN-} akan berubah menjadi e. Jika prefiks {moN-} dilekatkan pada
fonem glotal / ? /. kata dasar yang memiliki fonem awal
c. Jika prefiks {moN-} dilekatkan pada /p/, fonem /N/ akan mengalami
kata dasar yang memiliki fonem awal perubahan menjadi fonem /m/
/c/ dan /t/, fonem /N/ berubah sehingga prefiks {moN-} menjadi
menjadi /n/, misalnya: {mom -}, misalnya:

Tabel 3 Tabel 5
Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi / n / Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi /
pada Prefiks {moN-} m / pada Prefiks {moN-}
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
{mon-} cakene (kue moncakene {mom-} paani mompaani
pisang) (membuat kue (umpan) (memberi
pisang) umpan)
{mon-} tamba montambe {mom-} palole mompalole
(bantu) (membantu) (putar) (memutar)
{mon-} tisu montisu
(tunjuk) (menunjuk) Berdasarkan contoh kasus di atas dapat
dikemukakan bahwa penambahan bu-
Dapat dikatakan, berdasarkan con- nyi /m/ pada proses afiksasi tersebut
toh tersebut, bahwa prefiks {moN-} jika karena adanya bunyi /p/ di awal kata.
dilekatkan pada kata yang berawalan Oleh karena bunyi /m/ dan /p/ adalah
bunyi lamino alveolar /t/ dan lamino dua bunyi yang berdekatan, yaitu
palatal /c/ akan menjadi {mon-}. bilabial.
d. Jika prefiks {moN-} dilekatkan pada
kata dasar yang memiliki fonem awal 3.2 Morfofonemik Prefiks {poN-}
/k/, kata jadian akan mengalami Prefiks ini umumnya membentuk
penambahan atau pemunculan bunyi nomina dan mengandung makna ‘alat’
/G/ di antara prefiks dan kata dasar jika dilekatkan pada kata dasar, misal-
menjadi {moG -}, misalnya: nya:

Tabel 4 {poN-} + ale -- po’ale


Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi / G / (jepit) (penjepit)
{poN-} + ao -- po’ao
pada Prefiks {moN-}
(bambu) (alat pengambil bambu)
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
{moG-} kaa moGkaa

54 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


Dalam prosesnya, prefiks ini meru- Kaidah Penghilangan Fonem /N/
pakan afiks derivasional yang dapat pada Prefiks {poN-}
mengubah kelas kata dan mengubah Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
makna kata dasar. Fungsinya adalah {poø-} baa (azan) pobaa (pengeras
suara untuk
pembentuk nomina. Contohnya dapat
azan)
dilihat sebagai berikut.
{poø-} bada pobada (bahan
(bedak) untuk bedak)
{poN-} + bakana (V) ---- pobakana (N)
(garuk) (alat untuk {poø-} badi (keris) pobadi (alat
menggaruk) penikam)
{poN-} + dampo (V) ---- podampo (N) {poø-} bakana pobakana (alat
(tutup) (alat penutup) (garuk) untuk
menggaruk)
Contoh tersebut memperlihatkan {poø-} bau (baut) pobau (alat yang
perubahan kelas kata dari verba menjadi dipakai sebagai
nomina. Afiks jenis ini oleh Hockett baut)
(dalam Firman A.D., 2012, hlm. 36) {poø-} daga podaga
disebut dengan governing derivational (dagang) (pedagang)
affixes, yaitu afiks yang dilekatkan pada {poø-} dampo podampo
(tutup) (penutup)
kata dasar yang mengubah kelas kata
jadian. {poø-} lapa (lapis) polapa (pelapis)

Contoh afiks yang tidak mengubah


kelas kata, tapi mengubah makna dari
b. Dalam prefiks {poN-}, fonem /N/
kata jadian atau disebut dengan restric-
dapat muncul dalam fonem nasal
tive derivational affixes (istilah dari /G/ apabila ditambahkan pada kata
Hockett) (dalam Firman A.D., 2012, hlm. dasar yang memiliki fonem awal /k/
36) dapat dilihat sebagai berikut. sehingga menjadi /poG/, misalnya:

{poN-} + apa (N) ---- po?apa (N) Tabel 8


(alas) (pengalas) Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi / G /
{poN-} + arewi (N) ---- po?arewi (N) pada Prefiks {poN-}
(kipas) (pengipas) Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
{poG-} kaa (makan) poGkaa (alat
Dalam proses afiksasi, prefiks ini untuk
memiliki beberapa varian (alomorf) makan)
yang muncul akibat berbagai peristiwa {poG-} kaho (kasau) poGkaho
morfologis. Berikut ini dijelaskan varian- (benda yang
varian dari prefiks tersebut. dijadikan
a. Prefiks {poN-} berubah menjadi kasau)
{poø -} atau mengalami penghi- {poG-} koko (ikat) poGkoko
langan fonem /N/ jika melekat (pengikat)
pada kata dasar yang memiliki
fonem awal konsonan /b/, /d/, Perubahan bunyi /N/ menjadi /G/ da-
dan /l/, misalnya;
lam proses afiksasi tersebut disebabkan
Tabel 7 karena adanya bunyi yang berdekatan

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 55


pada awal kata, yaitu /k/. Bunyi / G / pengajaran)
dan /k/ termasuk kategori dorsovelar. {pom-} patinti pompatinti (alat
(menjadikan untuk
Contoh kaa (makan) dan koko (ikat)
kencang) mengencangkan
adalah kata jadian mengalami sesuatu)
perubahan kelas kata dari verba menjadi {pom-} paturu pompaturu
nomina. (menjadikan (sesuatu yang
c. Jika prefiks {poN-} ditambahkan pada tunduk, digunakan
kata dasar yang memiliki fonem awal turut) untuk membuat
/t/, fonem /N/ pada prefiks tersebut mahluk menjadi
penurut)
dapat berubah menjadi fonem /n/,
misalnya:
Kasus pada kata patinti (menjadikan
Tabel 9 kencang) dan paturu (menjadikan tun-
Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi / n / duk) dua kali mengalami pengafiksan.
pada Prefiks {poN-} Kedua kata tersebut masing-masing
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian berasal dari dari morfem dasar /tinti/
{pon-} taGkau pontaGkau (kencang) dan /turu/ (tunduk). Selain
(kasau) (alat pemacul, mendapat prefiks {poN-} juga diim-
cangkul) buhkan prefiks {pa-}. Berdasarkan
{pon-} tobo (tikam) pontobo (alat contoh kasus tersebut dapat dikemu-
penikam) kakan bahwa perubahan bunyi /N/
{pon-} tampo pontampo menjadi /m/ pada proses afiksasi ter-
(tutup) (penutup sebut karena adanya bunyi /p/ di awal
jendela) kata. Oleh karena bunyi /m/ dan /p/
adalah dua bunyi yang masuk kategori
Data tersebut memperlihatkan bahwa bilabial.
prefiks {poN-} jika dilekatkan pada kata e. Jika prefiks {poN-} dilekatkan pada
kata dasar yang memiliki fonem awal
yang berawalan bunyi lamino alveolar
vokal, seperti /a/, /e/, dan /o/,
/t/, fonem /N/ akan berubah menjadi akan mengalami perubahan fonem
fonem /n/. /N/ menjadi fonem glotal / ? /.
d. Jika prefiks {poN-} ditambahkan pada Misalnya:
kata dasar yang memiliki fonem awal
/p/, fonem /N/ akan mengalami
perubahan menjadi fonem /m/
sehingga alomorfnya menjadi {pom-}.
Misalnya:
Tabel 10 Tabel 11
Kaidah Perubahan Fonem /N/ Kaidah Perubahan Fonem /N/ Menjadi / ? /
menjadi / m / pada Prefiks {poN-} pada Prefiks {poN-}
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
{pom-} parenta pomparenta {po?-} ale (jepit) po’ale
(perintah) (pemerintahan) (penjepit)
{pom-} potisu (ajar) pompotisu {po?-} ao (bambu) po’ao (alat
(pelajaran, pengambil

56 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


bambu) ‘curi’
{po?-} asana (kayu po’asana {te-} rombe terombe
cendana) (penebang) (sangkut) (tersangkut)
{po?-} oawa (beri po?oawa {te-} tataki tetataki
tahu) (sebutan, (bongkar) (terbongkar)
pandangan) {te-} wolohi wolohi (terbalas)
{po?-} eo po?eo (alat (balas)
(tumbuhan pengambil
merambat) tumbuhan b. Prefiks {te-} akan mengalami pe-
merambat) nambahan bunyi glotal / ? / jika ia
melakat pada kata dasar yang
Contoh tersebut umumnya memper- diawali dengan fonem vokal.
lihatkan prefiks yang tidak mengubah Misalnya
kelas kata, kecuali contoh ale (jepit) dan
oawa (beri tahu)) yang berubah kelas Tabel 13
katanya dari verba menjadi nomina. Kaidah Perubahan Prefiks {te-}
Menjadi {te-? }
3.3 Morfofonemik Prefiks {te-} Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
Prefiks {te-} merupakan prefiks pem- {te?-} ahu te?ahu
bentuk verba yang memiliki makna (gantung) (tergantung)
‘telah mengalami, menderita keadaan {te?-} esa (tangga) te?esa
atau kejadian’. Prefiks ini dapat dipa- (bertangga)
dankan dengan prefiks {ter-} dalam {te?-} isa te?isa
bahasa Indonesia. Dalam proses mor- (tumbuk) (tertumbuk)
fologis, prefiks ini tidak terlalu pro- {te?-} oho (jerat) te?oho (terjerat)
duktif. Alomorf prefiks ini hanya ada uko (remas) te?uko (sudah
dua yang akan dijelaskan sebagai diremas)
berikut.
a. Prefiks {te-} tidak akan mengubah 3.4 Morfofonemik Afiks Rangkap {poN-
...-i}
kata jadian jika kata dasar yang
Afiks rangkap atau kombinasi afiks (ada
dilekatinya diawali dengan fonem
juga yang menyebutnya sebagai afiks
konsonan. Misalnya:
apit) merupakan afiks yang dalam
prosesnya tidak muncul secara bersama-
Tabel 12
sama atau serentak pada awal dan akhir
Kaidah Prefiks {te-} yang Tidak
kata dasar, misalnya dapat dilihat dalam
Mengalami Perubahan
kata poandari (proses mengumpan atau
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
pengumpanan). Kata poandari terjadi
{te-} dai (bakar) tedai (terbakar)
atas kata dasar anda (umpan) yang
{te-} hina (lahir) tehina (terlahir)
kaka tekaka
mendapat prefiks {poN-} sehingga
{te-}
(ungkap) (terungkap)
menjadi /po?anda/ (alat pengumpan),
{te-} lambe telambe kemudian mendapat sufiks {-i} menjadi
(palang) (terpalang) /po?andari/. Prefiks {poN-} biasanya
{te-} mbilu (lipat) tembilu (terlipat- selalu berpasangan dengan sufiks {-i},
lipat) dan juga sufiks {-a} yang akan dijelaskan
{te-} nonako tenonako (tercuri) pada bagian berikutnya. Dalam hal ini,

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 57


kata andari tidak berterima atau tidak dengan prefiks {poN-}. Berikut dijelas-
dikenal dalam bahasa Morenene. Bentuk kan varian-varian dari afiks tersebut.
afiks seperti ini tidak dapat digolongkan Dalam pembentukannya, umum-
sebagai konfiks karena kemunculannya nya afiks itu mengalami perubahan
tidak serentak. bentuk yang dipengaruhi oleh kondisi
Afiks itu mempunyai fungsi sebagai fonologis jika melekat pada kata dasar.
pembentuk nomina dan memiliki Untuk itu, varian-variannya ditampil-
makna ‘proses sebagaimana yang kan dan dijelaskan sebagai berikut.
disebutkan dalam kata dasar’, misalnya:
Tabel 14
{poN-...-i} + olo (Adj) -- po’oloi (N) Alomorf dari Afiks Rangkap {PoN-...-i}
(rasa asam) (pengasaman) Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
{poN-...-i} + e’e (N) --- po’e’ei (N) {poø-...-?i} bonto pobonto?i (proses
(air) (penyiraman) (busuk, meranumkan
{poN-...-i} + tuuna (V) -- pontuunani (V) ranum) buah-buahan)
(jatuh) (menjatuhkan podadari
{poø-...-ri} dada (paksa)
sesuatu dengan (pemaksaan)
alat)
{po?-...-ri} anda po?andari
(umpan) (pengumpanan)
Dalam prosesnya, afiks itu meru- {pon-...-ri} tondu pontonduri
pakan afiks derivasional yang dapat (tenggelam) (penenggelaman)
mengubah kelas kata dan mengubah {poG-...-ri} kabe (rabah) poGkaberi (proses
makna kata dasar. Contohnya dapat merabah,
dilihat kasus olo (rasa asam) dan tuuna pengurutan)
(jatuh) yang mengubah adjektiva dan {pon-...-i} tuuna pontuunani
verba menjadi nomina. (jatuh) (penjatuhan)
Contoh afiks yang tidak mengubah {po-...-hi} wulu powuluhi
kelas kata, tapi mengubah makna dari (buluh) (pegangan dari
kata jadian dapat dilihat dalam contoh bambu)
berikut. {poG-...-hi} kora (kuat) poGkorahi
(penguatan)
{poN-...-i} + seu (N) -- poseuni (N) {pon-...-hi} topi (tapis) pontopihi
(jarum) (penjahitan) (penapisan)
{poN-...-i} + benu (N) -- pobenuti (N) {pon-..-wi} tango pontangowi
(sabut) (pengupasan (tutup) (penutupan)
sabut) {pon-...-ki} tira (luka) pontiraki (proses
Sebagaimana pembahasan prefiks melukai)
{poN-}, dalam proses afiksasi, afiks ini {pon-..-mi} tulu pontulumi
memiliki beberapa varian (alomorf) (tolong) (pertolongan)
yang muncul akibat berbagai peristiwa Berdasarkan tampilan data tersebut
fonologis. Untuk variasi bunyi dalam dapat diberikan beberapa penjelasan
afiks depan, prefiks {poN-}, sudah sebagai berikut.
dijelaskan pada bagian sebelumnya. a. Afiks {poN-...-i} mengalami peru-
Jadi, pembahasan pada bagian ini lebih bahan fonem /N/ menjadi zero /ø /
difokuskan pada morfem terikat {-i} jika melakat pada kata dasar yang
yang penggunaannya sangat terikat berawalan fonem /b/ dan berakhiran

58 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


vokal yang didahului oleh bunyi kata dasar yang berawalan fonem /t/
konsonan /t/ sehingga bentuknya dan berakhiran vokal yang didahului
menjadi {poN-...-?i}. oleh konsonan /g/.
b. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- k. Afiks {poN-...-i} akan berubah men-
jadi {poø -...-ri} jika ia melekat pada jadi {pon-...-ki} jika ia melekat pada
kata dasar yang diawali dengan kon- kata dasar yang berawalan fonem /t/
sonan /d/dan berakhiran fonem vo- dan berakhiran vokal yang didahului
kal yang didahului oleh fonem /d/. oleh konsonan /r/.
c. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- l. Afiks {poN-...-i} akan berubah men-
jadi {po?-...-ri} jika ia melekat pada jadi {pon-...-mi} jika ia melekat pada
kata dasar yang berawalan vokal kata dasar yang berawalan fonem /t/
sekaligus berakhiran vokal yang di- dan berakhiran vokal yang didahului
dahului oleh fonem /d/. oleh konsonan /l/.
d. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- m. Afiks {poN-...-i} akan berubah
jadi {pon-...-ri} jika ia melekat pada menjadi {po?-...-?i} jika ia melekat
kata dasar yang berawalan fonem /t/ pada kata dasar yang berawalan
dan berakhiran vokal yang didahului fonem vokal sekaligus berakhiran
oleh fonem /d/. vokal yang didahului oleh
e. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- konsonan /p/, /h/, /w/, dan /l/.
jadi {poG-...-ri} jika ia melekat pada Misalnya:
kata dasar yang berawalan fonem
/k/ sekaligus berakhiran fonem Tabel 15
vokal yang didahului oleh fonem Kaidah Perubahan Afiks Rangkap
/b/. {poN-...-i} Menjadi {po?-...-?i}
f. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- Alomorf Kata Kata Jadian
jadi {pon-...-ni} jika ia melekat pada Dasar
kata dasar yang berawalan fonem /t/ {po?-...- apa po?apa?i (pemisahan benih)
dan berakhiran vokal yang didahului ?i} (hampa)
oleh konsonan /n/. {po?-...- ihi po?ihi?i
g. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- ?i} (daging) (pengerjaan/pemotongan
jadi {poø-...-hi} jika ia melekat pada daging)
kata dasar berakhiran vokal yang {po?-...- awu po?awu?i (pengabuan di
?i} (abu) kebun)
didahului oleh konsonan /l/.
{po?-...- olo (rasa po?olo?i (pengasaman)
h. Afiks {poN-...-i} akan berubah men-
?i} asam)
jadi {poG-...-hi} jika ia melekat pada
{po?-...- ee (air) po?ee?i (penyiraman)
kata dasar yang berawalan fonem
?i}
/k/ dan berakhiran vokal yang dida-
hului oleh konsonan /r/.
i. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- Perhatikan contoh ee (air). Kata tersebut
jadi {pon-...-hi} jika ia melekat pada terdiri atas dua vokal atau gugus vokal
kata dasar yang berawalan fonem /t/ sehingga proses morfofonemiknya
dan berakhiran vokal yang didahului masuk dalam kategori ini.
oleh konsonan /p/. n. Jika prefiks {poN-...-i} ditambahkan
j. Afiks {poN-...-i} akan berubah men- pada kata dasar yang berakhiran
jadi {pon-...-wi} jika ia melekat pada vokal yang didahului oleh konsonan
/n/, /c/, /p/, dan /g/, kata jadian

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 59


akan mengalami penambahan atau penambahan atau pemunculan bunyi
pemunculan bunyi /t/ menjadi {poø- /s/ menjadi {poø-...-si}. Misalnya:
...-ti}. Misalnya:
Tabel 17
Tabel 16 Kaidah Perubahan Afiks Rangkap
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {poN-...-i} Menjadi {poø-...-si}
{poN-...-i} Menjadi {poø-...-ti} Alomorf Kata Kata Jadian
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian Dasar
{poø-...-ti} benu pobenuti {poø-...- eso poesosi (proses
(sabut) (pengupasan sabut) si} (gosok) menggosok)
{poø-...-ti} sicu posicuti
{poø-...- halu pohalusi (tepat
(cungkil) (pemindahan
si} (kena) kena sasaran)
sesuatu dengan
alat)
{poø-...-ti} lapa (lapis) polapati (pelapisan) 3.5 Morfofonemik Afiks Rangkap
{poø-...-ti} langga polanggati {poN- ...-a}
(alas) (pengalasan) Sebagaimana afiks {poN-...-i}, afiks
{poN-...-a} merupakan kombinasi afiks
o. Afiks {poN-...-i} akan berubah atau afiks rangkap yang kemuncul-
menjadi {po-...-ni} jika ia melekat annya dapat terpisah. Prefiks {poN-}
pada kata dasar yang berakhiran dapat muncul dan melekat pada kata
vokal yang didahului oleh konsonan dasar tetapi sufiks {-a} tidak bisa muncul
/t/, /w/, /h/, dan gugus vokal atau ada tanpa prefiks {poN-}. Afiks ini
/eu/. Misalnya: jika melekat pada kata dasar memiliki
makna ‘tempat’ dan dapat disebut
Tabel 17 sebagai afiks pembentuk nomina. Dalam
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap proses morfologis, afiks ini dapat mun-
{poN-...-i} Menjadi {poø-...-ni} cul dalam berbagai varian. Umumnya,
Kata sebagaimana kasus-kasus sebelumnya,
Alomorf Kata Jadian pemunculan fonem atau bunyi dalam
Dasar
{poø-...-ni} binta pobintani (pelepasan, proses afiksasi ini ada tiga macam, yaitu
(lepas) penebusan) fonem / ? /, /y/, /w/, dan /h/. Dalam
literatur lain, pemun-culan bunyi /w/
{poø-...-ni} seu poseuni (penjahitan) disebut pelancar (glider) dan bunyi /y/
(jarum) disebut pelanear.
{poø-...-ni} lawa polawani (proses Berikut dijelaskan beberapa varian
(jawab, menjawab) dari afiks {poN-...-a}.
sambut) a. Jika prefiks {poN-...-a} ditambahkan
{poø-...-ni} nahu ponahuni (proses pada kata dasar yang berakhiran
(masak) memamasak/memb fonem vokal /a/, kata jadian akan
umbui) mengalami penambahan atau pe-
p. Jika prefiks {poN-...-i} ditambahkan munculan bunyi / ? / di antara kata
pada kata dasar yang vokal akhirnya dasar dan sufiks {-a} menjadi {poø-...-
didahului oleh konsonan /s/ dan ?a}. Misalnya:
/l/, kata jadian akan mengalami
Tabel 18

60 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {poN-...- Dasar
a} Menjadi {poø-...-?a} {poø-...-ya} bage pobageya (tempat
Alomorf Kata Kata Jadian (bagian, membagi)
Dasar sepenggal)
{poø-...-?a} baa pobaa?a (tempat {poø-...-ya} bante pobanteya (tempat
(takar) menakar) (kemah, berteduh/berkema
{poø-...-?a} daga podaga?a (tempat pondok) h)
(dagang) berdagang/ {poø-...-ya} bate- bate-bate(kuda-
mencari bate(kuda- kuda)
rezeki) kuda)
{poø-...-?a} hawiako pohawiako?a (tempat {poø-...-ya} bele pobeleya (tempat
(buang) pembuangan) (kaleng) menakar dengan
{poø-...-?a} kara pokara?a (tempat kaleng)
(jemur) menjemur)
d. Jika prefiks {poN-...-a} ditambahkan
b. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi pada kata dasar yang berawalan vo-
{po?-...-?a} jika ia melekat pada kata kal dan berakhiran bunyi vokal /a/
dasar yang berawalan bunyi vokal dan /e/, kata jadian akan meng-
/a/ dan berakhiran vokal /a/. alami penambahan atau pemunculan
Misalnya: bunyi / ? / dan semi-vokal /y/ men-
jadi {po?-...- ya}. Misalnya:
Tabel 19
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap Tabel 21
{poN-...-a} Menjadi {po?-...-?a} Kaidah Perubahan Afiks Rangkap
Alomorf Kata Kata Jadian {poN-...-a} Menjadi {po?-...-ya}
Dasar Alomorf Kata Kata Jadian
{po?-...-?a} ala po?ala?a Dasar
(ambil) (tempat {po?-...-ya} ahi (isi) po?ahiya (tempat
mengambil) pengisian)
{po?-...-?a} asa po?asa?a {po?-...-ya} api (api) po?apiya (tempat
(insang (tempat pengapian atau
ikan) membuka insang pembakaran)
ikan) {po?-...-ya} ari po?ariya (tempat
(selesai, bekas pakai)
c. Jika prefiks {poN-...-a} ditambahkan sudah)
pada kata dasar yang berakhiran {po?-...-ya} asi (jepit, po?asiya (tempat
apit) menjepit)
bunyi vokal /e/, kata jadian akan
mengalami penambahan atau pe-
munculan bunyi semi-vokal /y/ e. Jika prefiks {poN-...-a} ditambahkan
menjadi {poø-...-ya}. Misalnya: pada kata dasar yang berakhiran
bunyi vokal /u/ dan /o/, kata jadian
Tabel 20 akan mengalami penambahan atau
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap pemunculan bunyi semi-vokal /w/
menjadi {poø-...-wa}. Misalnya:
{poN-...-a} Menjadi {poø-...-ya}
Alomorf Kata Kata Jadian Tabel 22

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 61


Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {pon-...-wa} tao (tadah) pontaowa
{poN-...-a} Menjadi {poø-...-wa} (tempat
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian menadah)
{poø-...-wa} beu (bakul) pobeuwa (tempat {pon-...-wa} tindo pontindowa
menganyam (tindis) (tempat untuk
bakul) menindis)
{pon-...-wa} tandapako pontandapakowa
{poø-...-wa} taro (judi) potarowa (tancap) (tempat
(tempat menancapkan)
perjudian)
h. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi
f. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi {pon- {pon-...-ya} jika ia melekat pada kata
...-?a} jika ia melekat pada kata dasar dasar yang berawalan bunyi vokal
yang berawalan bunyi vokal /t/ dan /t/ dan berakhiran vokal /e/ dan
bera-khiran vokal /a/. Misalnya: /i/. Misalnya:

Tabel 23 Tabel 25
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap Kaidah Perubahan Afiks Rangkap
{poN-...-a} Menjadi {pon-...-?a} {poN-...-a} Menjadi {pon-...-ya}
Alomorf Kata Kata Jadian Alomorf Kata Kata Jadian
Dasar Dasar
{pon-...-?a} tarima pontarima?a {pon-...-ya} tohe (cekik) pontoheya
(terima) (tempat menerima) (tempat
mencekik)
{pon-...-?a} tonda pontonda?a (tempat {pon-...-ya} topihi (tapis) pontopihiya
(sandar) untuk (tempat
menyandarkan) menapis)
{pon-...-ya} tambe (letak pontambeya
{pon-...-?a} tata pontata?a (tempat benda) (tempat
(putuskan) memutuskan) meletakkan)

i. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi


g. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi {po-...-ha} jika ia melekat pada kata
{pon-...-wa} jika ia melekat pada kata dasar yang berawalan bunyi kon-
dasar yang berawalan bunyi vokal sonan dan berakhiran gugus vokal.
/t/ dan berakhiran vokal /u/ dan Misalnya:
/o/. Misalnya:

Tabel 24 Tabel 26
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap Kaidah Perubahan Afiks Rangkap
{poN-...-a} Menjadi {pon-...-wa} {poN-...-a} Menjadi {poø-...-aha}
Alomorf Kata Kata Jadian Alomorf Kata Kata Jadian
Dasar Dasar
{pon-...-wa} talulu pontaluluwa {po-...-aha} tonea potoneaha (tempat
(tanduk) (tempat (keladi) mengambil
menanduk)
keladi)

62 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


{po-...-aha} belai pobelaiha (tempat (mengolah) (tempat
(rambah merambah mengolah)
hutan) hutan)
{po-...-aha} dio podioha (tempat Berikut ini dikemukakan beberapa
(simpan) menyimpan) alomorf dari afiks rangkap {poN-...-a}
{po-...-aha} rarai poraraiha (tempat yang contohnya sangat terbatas (hanya
(garang) mengambil satu).
keladi)
{po-...-aha} wuwui powuwuiha
Tabel 29
(isi (tempat isi lobang
Beberapa Alomorf
lobang tugalan)
dari Afiks Rangkap {PoN-...-a}
tugalan)
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
{poG-...-?a} kona (kena, poGkona?a
j. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi terkena) (kebenaran)
{po?-...-ha} jika ia melekat pada kata {poG-...-ya} kabe (raba, poGkabeya (tempat
dasar yang berawalan bunyi vokal jamah) meraba/menyentuh
dan berakhiran gugus vokal. benda dengan ujung
Misalnya: jari)
{pom-...-?a} parenta pomparenta’a (tempat
Tabel 27 (perintah) pemerintahan)
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {poN-...- {pom-...-ya} pole pompoleya (tempat
a} Menjadi {po?-...-ha} (seberang) penyeberangan)
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian {pom-...- potisu (ajar) pompotisuwa (tempat
{po?-...-ha} ia (tinggal) po?iaha (tempat wa} mengajar)
tinggal) {poG-...-ha} kaa (makan) poGkaaha (tempat
{po?-...-ha} ulea (muat) po?uleaha (tempat makanan)
memuat)
{po?-...-ha} ului (hulu, po?uluiha (tempat l. Jika afiks rangkap {poN-...-a} diim-
gagang) memasang buhkan pada kata dasar yang ber-
gagang) awalan bunyi konsonan /k/ dan ber-
akhiran bunyi vokal /a/, kata jadian
k. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi akan mengalami penambahan atau
{pon-...-ha} jika ia melekat pada kata pemunculan bunyi nasal /G/ diawal
dasar yang berawalan bunyi kon- dan penambahan bunyi glotal / ? / di
sonan /t/ dan berakhiran gugus akhir menjadi {poG-...-?a}.
vokal. Misalnya: m. Jika afiks rangkap {poN-...-a} dile-
katkan pada kata dasar yang ber-
awalan bunyi konsonan /k/ dan
Tabel 28 berakhiran bunyi vokal /e/, kata
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap jadian akan mengalami penam-
{poN-...-a} Menjadi {pon-...-ha} bahan atau pemunculan bunyi /G/
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian dan semi-vokal /y/ menjadi {poG-
{pon-...-ha} tau pontauha ...-ya}.
(kumpul) (tempat n. Afiks rangkap {poN-...-a} berubah
mengumpul) menjadi {pom-...-?a} jika ia melekat
{pon-...-ha} talui pontaluiha
pada kata dasar yang berawalan

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 63


bunyi vokal /p/ dan berakhiran a. Afiks {pe-...-a} berubah menjadi {pe-
vokal /a/. ...-?a} jika ia melekat pada kata dasar
o. Afiks rangkap {poN-...-a} berubah yang berakhiran vokal /a/.
menjadi {pom-...-ya} jika ia melekat Misalnya
pada kata dasar yang berawalan
bunyi vokal /p/ dan berakhiran Tabel 30
vokal /e/. Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {pe-...-a}
p. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi Menjadi {pe-...-?a}
{pom-...-wa} jika ia melekat pada Alomorf Kata Kata Jadian
kata dasar yang berawalan bunyi Dasar
vokal /p/ dan berakhiran vokal {pe-...-?a} babu pebabu?a (tempat
/u/. (baju) memakai baju)
q. Afiks {poN-...-a} berubah menjadi {pe-...-?a} bada pebada?a (tempat
{poG-...-ha} jika ia melekat pada (bedak) memakai bedak)
kata dasar yang berawalan bunyi {pe-...-?a} lesa pelesa?a (tempat
(injak) injakan, pedal)
konsonan /k/ dan berakhiran
{pe-...-?a} temba petemba?a
gugus vokal.
(senjata) (tempat
menembak)
3.6 Alomorf Kombinasi Afiks {pe- ...-a}
Sebagaimana afiks {poN-...-a}, afiks {pe-
...-a} merupakan kombinasi afiks atau b. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah
afiks rangkap yang kemunculannya menjadi {pe-...-wa} jika ia melekat
dapat terpisah. Prefiks {pe-} dapat pada kata dasar yang berakhiran
muncul dan melekat pada kata dasar vokal /o/ dan /u/. Misalnya:
tetapi sufiks {-a} tidak bisa muncul tanpa
ada prefiks {pe-}. Afiks ini memiliki Tabel 31
fungsi sama dengan prefiks {poN-...-a}, Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {pe-...-a}
yaitu pembentuk nomina dan jika Menjadi {pe-...-wa}
melekat pada kata dasar dan memiliki Alomorf Kata Kata Jadian
makna ‘tempat’. Dasar
Kemungkinan afiks ini adalah {pe-...-wa} belo (belok) pebelowa (tempat
berbelok)
variasi bunyi dari afiks {poN-...-a}, tetapi
{pe-...-wa} hawiako pehawiakowa
dalam penelitian ini dianalisis terpisah
(buang) (tempat
karena banyaknya data yang ditemukan
melompat)
dalam kaitannya dengan penggunaan
{pe-...-wa} tangkau petangkauwa
afiks ini. Dalam penulisan afiks ini tidak
(pacul, (tempat memacul)
digunakan fonem /N/, sebagai tanda cangkul)
nasal, karena dalam proses morfo- {pe-...-wa} miano pemianowa
fonemik afiks ini tidak ditemukan ada- (orang) (keluarga)
nya bunyi nasal yang muncul. Morfo- {pe-...-wa} teo (sejenis peteowa (tempat
fonemik dalam pembentukan katanya pohon mengambil
hampir sama dengan afiks {poN-...-a}. sukun) sukun)
Dalam proses morfologis, afiks ini dapat {pe-...-wa} potisu pepotisuwa (tempat
muncul dalam berbagai varian sebagai- (ajar) belajar)
mana yang dijelaskan berikut ini.

64 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


c. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah men- {pe-...-ha} tii (turun) petiiha (tempat
jadi {pe-...-ya} jika ia melekat pada turun)
kata dasar yang berakhiran vokal {pe?-...-ra} oho (jerat) pe?ohora (pusat
/e/. Misalnya: pemeliharaan
kerbau)
Tabel 32 {pe-...-kiya} tutu (paruh) petutukiya
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {pe-...-a} (tempat
mematuk)
Menjadi {pe-...-ya}
{pe-...-?iya} hembo pehembo?iya
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
(ombak) (tempat bermain
{pe-...-ya} mbue (nenek, pembueya
ombak)
kakek) (nenek
moyang)
{pe-...-ya} tasere (pajak) petasereya e. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah men-
(tempat bayar jadi {pe?-...-?a} jika ia melekat pada kata
pajak) dasar yang berawalan bunyi vokal dan
berakhiran vokal /a/.
f. Jika afiks rangkap {pe-...-a} melekat
d. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah men-
pada kata yang diawali dengan vo-
jadi {pe?-...-ha} jika ia melekat pada
kal dan diakhiri dengan gugus kon-
kata dasar yang diawali vokal dan
sonan dapat berubah menjadi {pe-...-
diakhiri gugus vokal. Misalnya:
ha}.
Tabel 33
g. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah men-
jadi {pe?-...-ra} jika ia melekat pada
Kaidah Perubahan Afiks Rangkap {pe-...-a}
kata dasar yang berakhiran vokal
Menjadi {pe?-...-ha}
/o/.
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian
h. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah
{pe?-...- eo pe?eoha (tempat
ha} (tumbuhan mengambil
menjadi {pe-...-kiya} dan {pe-...-?iya}
rambat) tumbuhan rambat)
jika ia melekat pada kata dasar yang
{pe?-...- ulea (muat) pe?uleaha (tempat berakhiran bunyi vokal /u/ dan
ha} memuat/kendaraan) /o/.
{pe?-...- eu (ganti, pe?euha (tempat i. Afiks rangkap {pe-...-a} berubah
ha} giliran) pergantian) menjadi {pe-...-?iya} jika ia melekat
{pe?-...- ao (bambu) pe?aoha (tempat pada kata dasar yang berakhiran
ha} ambil bambu) bunyi vokal /o/.

4. Simpulan
Berikut ini dikemukakan bebe-
rapa alomorf dari afiks rangkap {peN-...- Berdasarkan pemaparan dan analisis data
a} yang sangat terbatas contohnya. dapat disimpulkan bahwa morfofone-
Masing-masing hanya ditemukan satu mik dalam afiksasi bahasa Moronene
contoh. terjadi pada proses prefiks dan afiks
Tabel 34 rangkap (kombinasi afiks). Prefiks yang
Beberapa Alomorf dari Afiks Rangkap memiliki variasi atau alomorf di anta-
{Pe-...-a} ranya {moN-}, {poN-}, dan {te-}. Alomorf
Alomorf Kata Dasar Kata Jadian dari prefiks {moN-} adalah {moø-}, {mo?-
{pe?-...- ?a} aha (asa) pe?aha?a (tempat }, {mon-}, {moG-}, dan {mom-}. Alomorf
mengasah) dari prefiks {poN-} adalah {poø-}, {po?-},

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 65


{pon-}, {poG-}, dan {pom-}. Alomorf dari Dirjen PMD Prov. Sultra (tidak
prefiks {te-} yaitu {te?-}. Khusus untuk diterbitkan).
afiks rangkap, {poN-...-i}, {poN-...-a}, dan
{peN-...-a}, variasinya relatif banyak ka- Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa
rena ada dua afiks yang harus dikemu- Indonesia: Pendekatan Proses.
kakan perubahannya. Dalam bahasa Jakarta: PT Rineka Cipta.
Moronene, variasi sufiksnya relatif ba-
nyak tetapi unsur tersebut baru dapat Darwis, M. 2012. Morfologi Bahasa
muncul bersamaan dengan penggunaan Indonesia (Bidang Verba). Makasar:
prefiks {poN-} dan {peN-}. Jadi, sangat CV Menara Intan.
ber-gantung pada keberadaan prefiks.
Variasi yang terjadi pada sufiks tersebut Firman A.D. 2012. “Afiks Derivasional
dipengaruhi fonem akhir dan fonem Pembentuk Verba dalam Bahasa
sebelum akhir kata. Beberapa varian Bugis”. Dalam Kandai. Vol. 8, No. 1
yang ada juga terbentuk secara tidak ter- Tahun 2012, hlm: 33—44.
atur dan agak sulit untuk dideskripsikan
polanya. Berikut ini dikemukakan varia- __________. 2013. “Morfofonemis dalam
si dari afiks rangkap {poN-...-i}, yaitu Afiksasi Bahasa Moronene”.
{poø-...-i}, {po?-...-ri}, {po?-...- ?i}, {po-...- Dalam Masao Yamaguchi (Ed.).
ti}, {pon-...-ni}, {poø-...- hi}, {pon-...-ri}, Morfofonemik Bahasa Daerah di
{poG-...-ri}, {poø-...-ni}, {poø-...-si}, {poG- Pulau Sulawesi Bagian Selatan.
...-hi}, {pon-...-hi}, {pon-...-wi}, {pon-...-hi}, Kyoto: Hokuto Publishing Inc.
dan {pon-...-mi}. Alomorf afiks rangkap
{poN-...-a} adalah {po-...-?a}, {po?-...- ?a}, __________. 2014. “Bentuk dan Makna
{poø-...-ya}, {po?-...-ya}, {poø-...-wa}, Reduplikasi Bahasa Moronene”.
{poG-...-?a}, {poG-...-ya}, {pon-...-?a}, Dalam Kandai. Vol. 10, No. 1
{pon-...-wa}, {pon-...-ya}, {pon-...-?a}, Tahun 2014, hlm: 1—15.
{pom-...-ya}, {pom-...-wa}, {poø-...-ha},
{po?-...-ha}, {pon-...-ha}, dan {poG-...-ha}. Josiah, Ubong Ekerete dan Udoudom,
Variasi dari afiks rangkap {pe-...-a} Juliet Charles. 2012. “Morpho-
adalah {pe-...-?a}, {pe?-...- ?a}, {pe-...-wa}, phonemic Analysis of Inflectional
{pe-...-ya}, {po?-...-ha}, {pe-...-ha}, {pe?-...- Morphemes in English and Ibibio
ra}, {pe-...-kiya}, dan {pe-...-?iya}. Nouns: Implications for Linguistic
Studies.” Dalam Journal of Education
Daftar Pustaka and Learning; Vol. 1, No.2, 2012.
Canadian Center of Science and
Adri. 2012. “Reduplikasi dan Education. Doi: 10.5539/jel.v1n-
Pemajemukan Bahasa Moronene”. 2p72. Diakeses Maret 2017.
Dalam Yamaguchi (editor). Aspek-
Aspek Bahasa Daerah di Sulawesi Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pemben-
Bagian Selatan. Kyoto: Hokuto tukan Kata dalam Bahasa Indonesia.
Publishing Inc. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Andersen, T. David. 2006. Kamus __________. 2008. Kamus Linguistik (edisi


Moronene-Indonesia-Inggris. keempat). Jakarta: PT Gramedia
Kendari: Kerja Sama SIL dan Pustaka Utama.

66 Widyaparwa, Volume 45, Nomor 1, Juni 2017


Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka
Limba, Rekson S., dkk. 2015. Sejarah Analisis Bahasa: Pengantar
Peradaban Moronene. Yogyakarta: Penelitian Wahana Kebudayaan
Lukita. secara Linguistis. Yogyakarta:
Sanata Dharma University Press.
Muthalib, et al. 1991. Struktur Bahasa
Moronene. Jakarta: Pusat Pembi- ________. 2017. Menguak Tiga Faset
naan dan Pengembangan. Depar- Kehidupan Bahasa. Yogyakarta:
temen Pendidikan dan Kebuda- Sanata Dharma University Press.
yaan.
Suhardi. 2012. Pengantar Linguistik
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz
2013. Metodologi Penelitian. Cetakan Media.
ke-13 Jakarta: PT Bumi Aksara.

Parera, Jos Daniel. 2007. Morfologi Bahasa.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Pusat Bahasa. 2008. Bahasa dan Peta


Bahasa di Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa.

Ramlan, M. 2012. Morfologi: Suatu


Tinjauan Deskriptif. (Cetakan ke-
14). Yogyakarta: CV Karyono.

Riani. 2012. “Penanda Jamak Infleksi


dalam Bahasa Sunda”. Dalam
Widyaparwa. Vol. 40, Nomor 2
Tahun 2012, hlm: 39—48.

SIL. 2001. Pedoman Ejaan Bahasa


Moronene. Kendari: Dirjen PMD
Prov. Sultra dan SIL.

Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik


Umum. Yogyakarta: PT Tiara
Wacana.

Spencer, Andrew dan Zwicky, Arnold


M. 2007. The Handbook of Mor-
phology. Blackwell Reference
Online.

Morfofonemik Dalam Afiksasi Bahasa Moronene…. 67

You might also like