You are on page 1of 1

Dilema Tenaga Kerja Asing:Data Tak Jelas hingga Revisi Aturan

Keberadaan tenaga kerja asing (TKA) ilegal dianggap menjadi momok bagi pekerja Indonesia.Selain
itu, kebijakan bebas visa saat ini dinilai dimanfaatkan TKA yang tidak punya keahlian atau buruh kasar nekat
masuk ke Indonesia.

Isu yang sangat strategi dan substansial di negeri ini. Ini isu yang menjadi fokus dan tugas
Ombudsman untuk dilakukan investigasi atau kajian khusus, terutama terkait TKA illegal. Hal itu
disampaikan Laode dalam diskusi yang mengambil tema 'Problematika Penempatan dan Pengawasan Tenaga
Kerja Asing' tersebut. Diskusi itu mengundang sejumlah pihak. Dalam diskusi itu, sejumlah pihak
dihadirkan, yaitu dari Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi, DPR, hingga
pihak serikat pekerja.

Laode lalu mengatakan permasalahan yang ditemukan dalam kasus TKA ilegal adalah tidak sesuai
kompetensi, adanya penyalahgunaan visa kunjungan, perusahaan tidak mempunyai Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Izin Menggunakan Tenaga kerja Asing (IMTA). Selain itu, Laode
menyebut masih banyak TKA tidak memiliki Kartu Izin Terbatas (Kitas) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (Kitap).

Data TKA ilegal masih simpang siur, penanganan belum terkoordinasi secara baik, tindakan
pencegahan belum jelas.Senada dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Daulay menyebut
pihaknya mewanti-wanti pemerintah sebelum isu TKA merebak.Dia mengaku sudah membentuk Panja TKA
ilegal dan melakukan pengawasan terkait TKA serta mengklaim sudah memanggil semua
kementerian/lembaga yang terkait, bahkan sudah mengadakan kunjungan kerja.

"Kita sudah ke Provinsi Kepri, Kalimantan, dan menghasilkan rekomendasi.Kita meyakini bahwa
rekomendasi itu, kalau dikerjakan sungguh-sungguh, bisa mengurangi TKA ilegal ini, paling tidak bisa
mengembalikan otoritas kontrol TKA di Indonesia".Saleh memaparkan rekomendasi itu salah satunya
mendesak (Kemenaker) meningkatkan pengawasan. Saleh juga mendesak agar dibentuk satgas pengawasan
TKA Ilegal.Ketiga, kami mendesak menindak tegas TKA ilegal yang melakukan pelanggaran imigrasi.
Keempat, mendesak Kemenaker untuk merevisi Permenaker Nomor 35 Tahun 2015.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Dirjen Pengawasan Kemenaker Maruli Apul Hasoloan tidak
menyangkal masuknya TKA ilegal. Maruli kemudian menanggapi soal dihapuskannya permenaker yang
mewajibkan kemampuan bahasa Indonesia tersebut."Soal bahasa memang dihapus, tapi itu kita izin pakai
jabatan terbatas dan waktu yang terbatas. Kita dari 2011 ada 77 ribu TKA. Kalau itu bahasa dianggap
mendorong meningkatnya TKA, ya belum terbukti. Kita tidak pernah kasih izin bagi TKA uang unskilled,"
ujar Maruli.

Kemudian Kasubdit Izin Tinggal Ditjen Imigrasi Hendro Triprasetyo mengatakan pihaknya tidak
serta-merta memberikan izin tinggal. Namun keterbatasan jumlah petugas menjadi kendala baginya. Hendro
menyebut saat ini pihaknya memaksimalkan pengawasan melalui hotel-hotel. Dia juga memanfaatkan Tim
Pengawas Orang Asing (Timpora) sampai di tingkat kecamatan.

Data yang diterima per 24 Desember 2016,Tiongkok 1.397.055 orang dan keluar 1.454.683. Kami
akui masih ada ketidaksamaan data. Overstayer Tiongkok 8.032 orang.Untuk Kitas sebanyak 1.136 orang,
dan overstayer China bebas visa 4.053".Hendro juga mengungkapkan kebijakan bebas visa tidak
meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Malah kebijakan tersebut menurunkan PNBP.

You might also like