You are on page 1of 24

MAKALAH RISET PEMASARAN

DESAIN RISET KAUSAL : EKSPERIMENTAL

Diampu oleh :

Dr. Lusi Suwandari S.E.,M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Othniel Kartiko D C1B019030


2. Bagas Dwi Octavianto C1B019070
3. Almas Haniyah C1B019075
4. Aura Azzaning Beldis C1B019083
5. Abror Tegar Kusuma C1B019108
6. Salsabilla Winda Antartica C1B019109
7. Suci Lisdiani C1B019111
8. Hana Putri Ramadina C1B019116

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Desain Riset Kausal : Eksperimental”. Adapun tujuan dari dibentuknya makalah ini
adalah sebagai agenda akademik yang harus dipenuhi pada mata kuliah Riset Pemasaran
A yang diampu oleh Ibu Dr. Lusi Suwandari S.E.,M.Si
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi, yaitu :
1. Ibu Dr. Lusi Suwandari S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah perilaku konsumen
2. Orang tua dan teman-teman penulis atas curahan kasih sayang dan doa yang sudah
diberikan

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga segala
jenis kritik dan saran akan sangat dibutuhkan demi makalah yang lebih baik kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna terutama dalam kegiatan akademik.

Penulis

Purwokerto, 21 Februari 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
BAB I.PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan 4
BAB II.PEMBAHASAN 6
Pengertian Riset Kausal Eksperimental 6
Tujuan Riset Eksperimental 6
Validitas Penelitian/Riset Eksperimental 9
Syarat - Syarat Riset Eksperimental 11
Proses Riset Eksperimental 12
Bentuk Desain Riset Eksperimental 13
Single-Factor Pre-Experimental Designs 13
Single-Factor Randomized Experimental Design 15
Single-Factor Quasi Experimental Design 17
Factorial Design 18
Kelebihan dan Kekurangan Desain Riset Kausal Eksperimental 20
Contoh Kasus 21
BAB III.PENUTUP 23
Kesimpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24

3
BAB I.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang


sedang diteliti. Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode
ilmiyah yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan
ketuntasan.(Sarwono 2006:15)Berbagai macam objek penelitian membuat metode yang
digunakan dalam meneliti semakin beragam pula. Seorang peneliti harus dapat memilih
metode penelitian yang sesuai dengan objek penelitian. Salah satu metode yang akan
diuraikan dalam makalah ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian
eksperimen pada umumnya digunakan dalam penelitian yang bersifat laboratoris. Namun,
bukan berarti bahwa pendekatan ini tidak dapat digunakan dalam penelitian sosial,
termasuk penelitian pendidikan. Jadi, penelitian eksperimen yang mendasarkan pada
paradigma positivistik pada awalnya memang banyak diterapkan pada penelitian
ilmu-ilmu keras (hard-science), seperti biologi dan Fisika, yang kemudian diadopsi untuk
diterapkan pada bidang-bidang lain, termasuk bidang sosial dan pendidikan.(Jaedyn
2011:3). Dalam makalah ini akan diuraikan tentang pengertian, karakteristik, dan macam
penelitian eksperimental.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan riset kausal eksperimental ?
2. Apa saja karakteristik riset kausal eksperimental ?
3. Apa yang dimaksud dengan validitas penelitian ?
4. Bagaimana syarat-syarat riset kausal eksperimental ?
5. Bagaimana proses riset kausal eksperimental ?
6. Bagaimana bentuk desain riset kausal eksperimental ?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari desain riset kausal eksperimental?
8. Bagaimana contoh riset kausal eksperimental ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan riset kausal eksperimental
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik riset kausal eksperimental

4
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan validitas penelitian
4. Untuk mengetahui bagaimana syarat-syarat riset kausal eksperimental
5. Untuk mengetahui bagaimana proses riset kausal eksperimental
6. Untuk mengetahui bagaimana bentuk desain riset kausal eksperimental
7. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari desain riset kausal
eksperimental
8. Untuk mengetahui bagaimana contoh riset kausal eksperimental

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Riset Kausal Eksperimental

Riset kausal eksperimental merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan


cara menguji hipotesis penelitian secara ilmiah. Dalam penelitian eksperimental, variabel
independen (penyebab) dimanipulasi dan variabel dependen (efek) diukur untuk setiap
variabel asing dikontrol.

Dalam riset kausal eksperimental dipandu oleh hipotesis (atau beberapa hipotesis)
yang menyatakan hubungan yang diharapkan antara dua atau lebih variabel.
Eksperimental dilakukan untuk mendukung atau menghilangkan hipotesis-hipotesis
tersebut. Riset eksperimental, meskipun sangat menuntut waktu dan sumber daya, sering
menghasilkan bukti paling kuat mengenai hubungan sebab-akibat yang dihipotesiskan
(Gay, 1987).

Sementara menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk
mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya
dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun
perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.

Oleh karena itulah penelitian eksperimental sering dianggap sebagai “standar


emas” dalam desain penelitian. Kekuatan unik dari penelitian eksperimental adalah
validitas internalnya (kausalitas) karena kemampuannya untuk menghubungkan sebab
dan akibat melalui manipulasi perlakuan, sambil mengendalikan efek palsu dari variabel
asing.

2. Tujuan Riset Eksperimental

Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki hubungan sebab akibat


dengan cara menerapkan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan suatu
kondisi/perlakuan tertentu dan membandingkannya dengan kelompok eksperimental yang
tidak dikenai kondisi/perlakuan tertentu

6
Riset eksperimental paling cocok untuk penelitian eksplanatori (bukan untuk
penelitian deskriptif atau eksploratif), di mana tujuan penelitian ini adalah untuk menguji
hubungan sebab-akibat. Sehingga hal ini juga bekerja dengan baik untuk penelitian yang
melibatkan set variabel independen yang relatif terbatas dan terdefinisi dengan baik yang
dapat dimanipulasi atau dikendalikan. Penelitian eksperimental dapat dilakukan di
laboratorium atau di lapangan.

● Tiga jenis bukti digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan kausal :


1. Variasi bersamaan, yang mencerminkan sejauh mana penyebab (x) dan
akibat (y) terjadi bersama-sama atau bervariasi bersama-sama dalam
beberapa cara yang dapat diprediksi.
2. Urutan waktu terjadinya faktor penyebab (x), yang harus mendahului atau
mengambil tempat secara bersamaan dengan efek (y). Ini adalah
persyaratan logis untuk hubungan kausal, tetapi ada situasi di mana hal-hal
menjadi membingungkan karena kedua faktor tersebut tampaknya saling
mempengaruhi.
3. Tidak adanya faktor penyebab lainnya, yang merupakan jenis bukti yang
paling sulit untuk mendemonstrasikan. Ini menyatakan bahwa tidak ada
faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan serupa dalam variabel
terikat (y). Ini menuntut pengujian ekstensif untuk menghilangkan semua
kemungkinan penjelasan lain untuk perubahan x. Ini menjelaskan
pentingnya memilih desain eksperimen yang sesuai.

Selain ketiga jenis bukti ini, jika hubungan kausal ingin bermanfaat untuk manajemen
hubungan harus beroperasi di berbagai lingkungan. Itu juga harus menjadi hubungan
yang cukup stabil untuk membuat tindakan di masa depan dengan eksekutif yang
berharga.

● Komponen eksperimen :
1. Variabel yang ditindaklanjuti – disebut unit uji, variabel terikat atau
subjek.
2. Perubahan yang dikenakan – perlakuan atau variabel bebas.
3. Hasil yang terkait dengan perubahan – efek, hasil, atau pengamatan.

7
3. Karakteristik Riset Kausal Eksperimental

Rancangan Sampel & Variabel Metode Penelitian


Penelitian Populasi

individu secara setiap -Variabel -Penelitian eksperimen


acak dipilih penentuan eksperimental dengan kelompok
untuk kelompok sampel acak Yang dimaksud dengan pembanding
perlakuan dan dipilih dari variabel eksperimental Metode yang pertama ini
kontrol. hanya satu adalah variabel yang melibatkan kelompok
populasi. berkaitan dan pembanding (control
Sehingga hal diterapkan secara group). Pada metode ini,
ini langsung dengan tujuan ada dua variabel yang
menunjukkan untuk mengetahui diteliti dengan
adanya seperti apa memberikan perlakuan
ketidaksamaan. pengaruhnya terhadap yang berbeda. Setelah
gejala tertentu. mendapatkan perlakuan
-Variabel berbeda, peneliti harus
noneksperimental melakukan penelitian
Sementara itu, variabel terhadap hasil dari
noneksperimental perlakuan berbeda
adalah variabel yang tersebut.
dilakukan secara tidak -Penelitian eksperimen
sengaja namun dapat tanpa kelompok
mempengaruhi hasil pembanding
eksperimen nantinya. Sesuai namanya, metode
selanjutnya tidak
melibatkan kelompok
pembanding. Hanya ada
satu variabel yang
diberikan suatu
perlakuan. Karena tidak
ada kelompok
pembanding, metode
kedua ini lebih sarat
akan bias.

Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik
penelitian eksperimen adalah antara lain :

8
a. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan
kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
b. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
c. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal validity).
d. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity).
4. Validitas Penelitian/Riset Eksperimental

Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung
pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan
kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu.
Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan, antara lain:

a. Internal validity : Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan


validitas internal mengandung beberapa kelemahan. Menurut Campbell dan
Stanley dalam Ross dan Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam
validitas internal, antara lain:
- History : Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi
validitas penelitian eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi
antar individu.
- Maturation : Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable
yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik
ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dengan jangka waktu
pengamatan yang memakan waktu lama.
- Testing : Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan
mempengaruhi hasil hasil eksperimen.
- Instrumentation : Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen
kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.
- Selection : Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektivitas dalam
memilih orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.

9
- Statistical Regression : Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan
apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang
ekstrim.
- Experiment Mortality : Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi
perubahan komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok
yang harus di drop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat
tertentu.
b. External validity

Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh


validitas eksternal, antara lain:

- Interaction of treatments and treatments : Kelemahan ini terjadi apabila


pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih
sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang
sama maka pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan
menjadi bias.
- Interaction of testing and treatment : Dalam eksperimen pretest,
responden harus dipikirkan agar mendorong eksperimen dengan alternatif
yang berbeda.
- Interaction of selection and treatment : Hal ini menimbulkan pertanyaan
dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup.
Sebab diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah
terbentuk sebelumnya.
- Interaction of setting and treatment : Antara setting penelitian dengan
treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan
demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian
yang sedang dilakukan.
- Interaction of history and treatment : Kadangkala terjadi hubungan sebab
akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan
kejadian tak biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.

10
Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada 4 strategi
umum yang dapat dilakukan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain :

a. Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau


waktu yang digunakan dari populasi yang ada agar generalisasi menjadi
lebih baik.
b. Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat
heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat
digunakan.
c. Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup
modal populasi.
d. Menggunakan target populasi yang spesifik (individu, seting, waktu)
untuk memenuhi target yang ingin dicapai. Dalam setiap penelitian
eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal maupun
eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.
5. Syarat - Syarat Riset Eksperimental

Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian
eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti
syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004)
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian/riset eksperimental, yaitu:

a. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian
b. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama
c. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti
sesuai dengan yang dikehendakinya
d. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group).

11
6. Proses Riset Eksperimental

Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperimental dilakukan dengan


menempuh langkah-langkah seperti berikut :

a. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
b. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
c. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional
dan definisi istilah.
d. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
- Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
- Menentukan cara mengontrol.
- Memilih rancangan penelitian yang tepat
- Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih
sejumlah subjek penelitian.
- Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
- Membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan
agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data
yang diperlukan.
- Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.

12
7. Bentuk Desain Riset Eksperimental

Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu:

a. Single-Factor Pre-Experimental Designs

Desain ini belum merupakan desain sungguh-sungguh. Sebab, masih terdapat


variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak adanya variabel
kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

- Single-Group Posttest Only Design : Single-group posttest-only design


diterapkan untuk mengukur variabel dependen berdasarkan perlakuan
yang diberikan seperti digambarkan pada diagram di bawah ini.

Contoh penelitian single group posttest only adalah pengaruh ruang kelas
ber AC (X) terhadap daya tahan belajar murid (O). Terdapat kelompok
murid yang menggunakan ruang ber-AC kemudian setelah diukur daya

13
tahan belajarnya. Pengaruh ruang kelas ber-AC terhadap daya tahan
belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum menggunakan
AC dengan daya tahan belajar setelah menggunakan ruang kelas AC
(misalnya sebelum menggunakan kelas ber-AC daya tahan belajar setiap
hari 4 jam, setelah menggunakan AC daya tahan belajar menjadi 6 jam.
Jadi pengaruh ruang kelas AC terhadap daya tahan belajar murid 6 – 4 = 2
jam.

- Single-Group Pretest-Posttest Design : Desain ini dapat digambarkan


seperti berikut:

Sebagai contoh penelitian terhadap perbedaan minat siswa yang diajar


dengan menggunakan model X sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Beberapa kekurangan akan muncul dalam penelitian tersebut. Penelitian
tidak menjamin bahwa minat siswa bertambah karena mengikuti
pertemuan tersebut (model X). Minat dapat tumbuh secara natural,
misalnya tanpa diberi perlakuan pun minat akan tetap tumbuh meskipun
kecil. Kemungkinan perubahan minat dapat terjadi karena dipengaruhi
oleh materi yang diberikan pada saat diterapkan model X.

- Nonequivalent Group Posttest-Only Design : Nonequivalent group


posttest-only design diterapkan untuk mendukung kemurnian nilai posttest
dari kebocoran pretest yang mungkin mempengaruhi hasil dari posttest.
Penelitian ditujukan untuk sesuatu yang bersifat baru terhadap objek
penelitian. Desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:

14
Contoh: Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode
demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek
mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat
kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1)
dan duan kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi
belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode
ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk
pembelajaran praktek mengelas.

b. Single-Factor Randomized Experimental Design

Single-factor randomized experimental design dilakukan melalui prosedur


pengacakan subjek dalam kelompok. Desain ini sekarang diterapkan sebagai
standar penelitian dan evaluasi pendidikan.

- Randomized Pretest-Posttest Control Group Design : Randomized


pretest-posttest control design merupakan perpanjangan dari single-group
pretest-posttest dalam dua cara yaitu memasukkan grup kedua sebagai
kelas kontrol dan pemilihan subjek secara acak dalam setiap group. Desain
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

15
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaaan awal adakah
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
pretest yang baik bila nilai eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

- Randomized Pretest-Posttest Comparison Group Design : Pada diagram


desain group kontrol tidak diberikan perlakuan pada semua group.
Penelitian akan lebih bermakna jika dilakukan pembandingan daripada
hanya mengontrol group saja. Comparison group design menggunakan
dua atau lebih variasi dari variabel independen dan membagi dalam dua
group atau lebih. Berikut ini merupakan diagram randomized
pretest-posttest comparison group :

- Randomized Posttest-Only Control and Comparison Group Designs :


Randomized posttest-only control and comparison group designs sama
seperti desain randomized pretest-posttest control and comparison.
Perbedaan diantara keduanya terletak pada pemberian pretest di awal.
Randomized posttest-only tidak diterapkan tanpa memberikan pretest di
awal pembelajaran. Berikut ini merupakan diagram desain randomized
posttest-only control group :

16
Diagram berikut merupakan tipe desain randomized posttest-only
comparison group:

c. Single-Factor Quasi Experimental Design

Quasi-experimental design meskipun bukan merupakan eksperimen yang


sesungguhnya tetapi mampu mengontrol hampir seluruh keadaan dan jauh lebih
kuat dibandingkan dengan pre-experimental.

- Nonequivalent Group Pretest-Posttest Control : Jika peneliti akan


membandingkan beberapa perlakuan (metode) untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat maka digunakan comparison group design seperti pada
gambar di bawah ini :

- Times Series : Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok


saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.

Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4= O5 dan hasil


perlakuan yang baik adalah O6 = O7 = O8 = O9=O10.

17
Penelitian dapat pula diterapkan dengan membagi dalam dua group, yang
satu diberi perlakuan sedangkan yang lain tidak.

Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini ditunjukkan pada gambar


berikut :

Dari gambar terlihat bahwa terdapat berbagai kemungkinan hasil


penelitian yang menggunakan desain time series. Hasil penelitian yang
paling baik adalah ditunjukkan pada grafik A. hasil pretest menunjukkan
keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2 = O3 = O4) setelah
diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 =
O7 = O8). Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap
kelompok yang sedang dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada
posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan hanya sebagai contoh : pada waktu
penataran, pengetahuan dan keterampilan kembali seperti semula. Grafik
memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan daripada pengaruh
perlakuan, sehingga grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan keadaan
kelompok tidak menentu.

d. Factorial Design

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing
diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok
dinilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.

18
Contoh: Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru
terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat, untuk itu dipilih empat kelompok
secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1)
dan perempuan (Y2).

Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen


pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok
eksperimen kedua yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan).
Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk kelompok laki-laki =
(O2 – O1) – (O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap nilai
penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7). Bila
terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja bar terhadap kepuasaan masyarakat
antara kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan
(karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator,
yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur
kerja baru yang sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya,
kelompok wanita lebih ramah dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat.

c. statistical conclusion validity

Mengacu pada keakuratan kesimpulan tentang hubungan antara atau di antara


variabel yang menarik. kesimpulannya akurat jika mengklaim hubungan tertentu
ada ketika memang ada hubungan seperti itu dalam populasi atau mengklaim
tidak ada hubungan ketika tidak ada hubungan dalam populasi (Cook dan
Campbell, 1979)

19
d. construct validity

Pada dasarnya menilai seberapa akurat ide dan atau teori Anda telah
diterjemahkan ke dalam prosedur atau tindakan aktual.

8. Kelebihan dan Kekurangan Desain Riset Kausal Eksperimental

Kelebihan :
a. Kemampuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan sebab-akibat yang
dihasilkan pada penelitian eksperimen lebih kuat atau bahkan paling kuat
dibandingkan penelitian non-eksperimental. artinya, variabel terikat yang terjadi
atau muncul dalam penelitian eksperimen hanya disebabkan oleh variabel bebas
dan bukan oleh faktor-faktor lainnya.
b. Kemampuan untuk memanipulasi secara tepat satu atau lebih variabel yang
diinginkan peneliti

20
Kekurangan
a. Penelitian eksperimental sulit untuk digeneralisasikan dalam kehidupan
sehari-hari.Hal ini disebabkan oleh kondisi penelitian eksperimental yang sangat
terkontrol (buatan), sehingga situasinya tidak seperti dalam kehidupan sehari-hari
(artificiality of experiments).
b. Pelaksanaan penelitian eksperimental umumnya membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama.
c. Unethical
Bahwa dalam penelitian eksperimental, terutama pada eksperimen sungguhan dan semu,
ada dampak kurang baik pada pengetahuan, psikologi, dan moral subjek (kelompok
kontrol) akibat tidak diberikan perlakukan yang sama dengan kelompok eksperimen.
Sementara itu, peneliti yang memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dalam
jangka waktu tertentu cenderung tidak memperhatikan kondisi dan kebutuhan subjek
penelitian, sehingga fisik dan psikologi subjek penelitian dapat terganggu.

9. Contoh Kasus

Contoh riset eksperimental berbeda, tergantung pada jenis desain penelitian


eksperimental yang sedang dipertimbangkan. Contoh paling mendasar dari penelitian
eksperimental yang dilakukan dalam laboratorium dengan karakteristik sifatnya
tergantung pada subjek penelitian.

Berikut ini contoh riset kausal eksperimental, antara lain:

a. Penilaian Ujian Akhir Semester (UAS)

Selama semester, mahasiswa di kelas diberi kuliah terkait kursus tertentu dan
ujian diberikan pada akhir semester. Dalam hal ini, mahasiswa adalah subjek atau
variabel dependen sedangkan kuliah adalah variabel independen yang
diperlakukan pada subjek.

Hanya satu kelompok mata pelajaran yang dipilih dengan cermat


dipertimbangkan dalam penelitian ini, menjadikannya contoh desain penelitian
pra-eksperimental. Kita juga akan melihat bahwa tes hanya dilakukan pada akhir

21
semester, dan bukan pada awal. Lebih lanjut membuatnya mudah bagi kita untuk
menyimpulkan bahwa ini adalah penelitian studi kasus one-shot.

b. Evaluasi Keterampilan Karyawan

Sebelum merekrut karyawan baru, perusahaan melakukan tes yang digunakan


untuk menyaring calon yang kurang berkualitas dari kumpulan pelamar yang
berkualitas. Dengan cara ini, perusahaan dapat menentukan keahlian karyawan di
titik kerja.

Dalam perjalanan kerja, perusahaan juga melakukan pelatihan karyawan untuk


meningkatkan produktivitas karyawan dan umumnya menumbuhkan organisasi.
Evaluasi lebih lanjut dilakukan pada akhir setiap pelatihan untuk menguji dampak
pelatihan terhadap keterampilan karyawan, dan ujian untuk peningkatan.

Di sini, subjeknya adalah karyawan, sedangkan perlakuannya adalah pelatihan


yang dilakukan. Ini adalah contoh riset eksperimental kelompok kontrol
pretest-posttest.

22
BAB III.
PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Metode eksperimen
merupakan metode yang paling produktif karena jika dilakukan dengan baik akan dapat
menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Oleh
karena itu, penelitian yang sering dilakukan peneliti dalam dunia pendidikan adalah
penelitian eksperimen.

2. Saran

Dalam pembuatan makalah ini banyak penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangannya. Namun penulis tetap berharap makalah ini tetap memberikan manfaat
bagi pembaca. Dibalik kekurangan tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kelengkapan dan lebih sempurnanya pembuatan makalah di masa akan
datang. Atas kritik dan saran yang diberikan penulis haturkan banyak terima kasih.

23
DAFTAR PUSTAKA
- Alsa, Asmadi. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, A. (1985). Introduction to Research in Education.
3rdEdition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
- Fred N. Kerlinger. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
- Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies for Analsis & Application. 2nd
Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.
- Hadi, Sutrisno. (1985) Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fakultas Psikologi UGM.
- Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
- Ross, S.M., & Morrison, G.R. (2003). Experimental Research Methods. Ln D.
- Jonassen (Ed.) Handbook of Research for Educational Communications and Technology.
(2nd Ed.). (pp 1021-1043). Mahwah Nj: Lawrence Erlbaum Associates.
- Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
- Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
- Suryabrata, Sumadi. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

24

You might also like