You are on page 1of 4

Manusia yang Berpikir Ilmiah

CerpenKarangan: Isnaini Qodriyatul Jannah


Kategori: Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 23 August 2021

Ketika gerhana bulan telah tiba, Awan melihat fenomena tersebut yang sangat menakjubkan,
hingga Awan bertekad memiliki impian yang sangat besar yaitu ingin menjadi manusia pertama
di planet pluto, padahal kan planet pluto ini tidak dianggap lagi sebagai planet. Awan hanya
berekspektasi saja tetapi jika impian itu kenyataan, pasti orangtua Awan akan bangga dan Awan
akan menjadi generasi penerus yang ideal.

Tiba-tiba Angkasa yaitu kakak Awan bertanya “Awan… apakah kamu mengetahui tentang
terjadinya gerhana bulan tersebut?”, Awan hanya menggelengkan kepala.
Angkasa langsung menunjuk fenomena gerhana bulan dan sambil berkata kepada Awan,
“Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus
yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi”,
lalu Awan bertanya, “Tetapi mengapa peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat
terlihat kak?”. Angkasa langsung menjawab, “Jadi begini dik, karena masih adanya sinar
matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang
dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan,
bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat”.

Awan sangat cerdas, karena ia berpikir tajam dan kritis menanyakan hal-hal yang belum ia
ketahui. Awan setiap hari menghabiskan waktunya untuk membaca buku, menonton film
tentang fiksi ilmiah, dan menulis novel bergenre pendidikan. Angkasa sangat bijak dan baik
dalam menjaga adiknya, karena Awan dan Angkasa hanya hidup berdua, orangtuanya sudah
lama meninggalkan mereka sebab sakit jantung yang telah diderita oleh orangtuanya. Maka
dari itu, Awan ingin menjadi ahli fisikawan dan dokter radiologi, sejak impian tersebut, Awan
tidak pernah malas dengan belajar dan membantu kakaknya. Angkasa adalah kakak yang
pengertian dan ia sedang belajar di Universitas Gajah Mada dengan jurusan kedokteran dan
kehutanan, sebenarnya ia ingin kuliah di luar negeri tetapi ia tidak tega meninggalkan adiknya
yang masih membutuhkan kasih sayang.

Setelah itu, Awan membaca novel tentang petualangan ke pusat bumi, dalam sinopsisnya
menceritakan petualangan anak muda bernama Profesor Geologi pamannya sendiri yang
berkelana ke tempat misterius di pusat bumi. Begitulan paparan yang singkat mengenai novel
yang dibaca oleh Awan. Lalu Awan menulis di buku harian yaitu ia ingin menjadi manusia
pertama di planet pluto, ia masih duduk di bangku kelas 5 SD. Waktu itu, Ibu Guru mata
pelajaran IPA menugaskan untuk menjelaskan tentang salah satu nama-nama planet, kemudian
Awan memilih planet pluto. Ia menjelaskan tentang planet pluto yakni Pluto adalah planet katai
di sabuk Kuiper dan objek trans-Neptunus pertama yang ditemukan, Pluto merupakan planet
katai terbesar dan bermassa terbesar kedua di Tata Surya dan benda terbesar kesepuluh yang
mwngorbit matahari secara langsung.

Beginilah paparan Awan dalam menjelaskan teori asal-usul tentang planet pluto, teman-
temannya dan Ibu gurunya sangat kagum dengan Awan. Tiba-tiba Ibu Gurunya menanyakan
kepada Awan, “Awan mengapa kamu memilih planet pluto, bahwa planet pluto saat ini tidak
dianggap sebagai planet?”. “Benar bu, memang planet pluto tidak dianggap sebagai planet.
Karena Awan ingin menjadi ahli fisikawan dan dokter radiologi agar bisa menjadi manusia
pertama di planet pluto dengan kecanggihan ilmu yang saya miliki” jawab Awan. Ibu gurunya
sangat tertegun akan hal yang diucapkan oleh anak murid yang cerdas itu. Kemudian Ibu guru
Awan memaparkan tentang planet pluto.

Isi paparannya adalah pluto ditemukan oleh seorang maniak astronom amatir, Clyde
Tombaugh, 87 tahun yang lalu. Clyde berhasil mengungkap ‘wajah’ Pluto sewaktu ia bekerja di
Observatorium Lowell pegawai observatorium memang sedang mencari astronom amatir untuk
mengoperasikan teleskop baru mereka dalam misi, antara lain, mencari Planet X. Di mana
Planet X sebelumnya tengah dicari oleh seorang pengusaha bernama Percival Lowell membuat
Observatorium Lowell, pada tahun 1894. Namun sebelum berhasil ditemukan, Lowell wafat.
Pencarian Planet X berbarengan dengan penemuan Planet Neptunus dan Uranus pada 1846, di
antara penemuan dua planet inilah jejak Planet X ditemukan. Pada saat hendak dipekerjakan di
Observatorium Lowell ditahun 1929, Clyde bergabung dalam pencarian planet X tersebut.
Teleskop yang ada di Observatorium telah dilengkapi dengan sebuah kamera yang dapat
mengambil dua gambar langit pada hari yang berbeda.

Sebuah perangkat yang dikenal dapat membolak-balikkan gambar secara cepat di antara dua
gambar yang berbeda. Bintang dan galaksi pada dasarnya tidak akan bergerak dalam dua
gambar yang berbeda itu, tapi benda dengan jarak yang lebih dekat akan terdeteksi karena
pergerakannya di langit. Tidak lama setelah penemuan itu, para pegawai mengadakan kontes
penamaan bagi planet baru ini. Seorang gadis kecil berusia 11 tahun, Venetia Burney yang
berasal dari Inggris menyarankan nama Pluto, karena jaraknya yang jauh dan gelap menyerupai
tempat tinggal para dewa Yunani yang berasal dari Neraka.

Sangat disayangkan, dalam beberapa tahun belakangan ini, penamaan Pluto sebagai salah satu
planet mulai menuai kritik. Karena ukurannya dianggap sangat kecil maka Pluto dikeluarkan dari
tata surya, orbit yang mengitari Pluto pun dianggap membahayakan planet lain dan berpotensi
tabrakan. Begitulah isi paparan Ibu guru Awan, ketika Ibu gurunya menjelaskan secara detail
tentang planet pluto, Awan menulis paparan Ibu gurunya di dalam buku fisika. Ia masih terus
mencari mengapa planet pluto dikeluarkan dari Tata Surya, lalu Awan menanyakan kepada
Angkasa dan angkasa menjawab dengan penuh jelas, detail dan mudah dipahami.

Memang Awan sudah mengetahui hal mengapa planet pluto tidak dianggap sebagai planet. Ia
membaca jurnal tentang planet pluto, bahwa planet pluto ukurannya terlalu kecil sehingga
tidak layak disebut sebagai planet, selain itu orbit yang dimiliki oleh pluto tidak sesuai untuk
planet lain, tetapi pluto juga tidak dapat memancarkan sinar sendiri jadi pluto juga bukan
bintang, maka dari itu pluto disebut benda langit. Setelah itu, Awan memikirkan tentang impian
Awan yang aneh yaitu menjadi manusia pertama di planet pluto. Awan memang masih lugu dan
polos tetapi keluguannya, Awan dapat memenangkan lomba membuat robot yang mampu
menulis dengan program sederhana.

Awan sangat cerdas, ia dikenal di sekolahnya dengan julukan Awan si kecil cabai rawit. Ia aktif
sekali dalam belajar, hingga guru-guru di sekolahnya sangat kagum akan jawaban Awan yang
sangat kritis itu. Awan bersikeras dengan impiannya menjadi ahli fisikawan dan dokter
radiologi. Dokter radiologi ini adalah dokter spesialis yang fokus melakukan pemeriksaan
radiologi dalam rangka mendeteksi, membantu diagnosis, dan mengobati penyakit
menggunakan prosedur pencitraan, seperti Rontgen, CT scan, pencitraan resonansi magnetik
(MRI), kedokteran nuklir, hingga USG. Jadi, Awan harus belajar biologi dan fisika sejak dini.

Delapan tahun kemudian, Awan sudah kuliah di Universitas Padjajaran dengan jurusan
radiologi. Awan hampir 90% sudah tercapai semua impiannya sejak kecil, Awan harus
mempelajari tentang radiologi ini yang menggunakan radiasi untuk memindahi tubuh bagian
dalam, guna mendeteksi dan mengobati penyakit. Awan harus menempuh program pendidikan
spesialis radiologi selama 7 semester untuk mendapatkan gelar dokter spesialis radiologi
(Sp.Rad). Awan memiliki tekad yang sangat besar, ia harus menjadi dokter radiologi, karena di
Indonesia jumlah radiografer tergolong sangat sedikit kalau dibandingkan jumlah rumah sakit di
berbagai kota. Belum lagi, lulusan radiologi juga tidak sebanyak jumlah dokter yang lulus setiap
tahun. Alhasil, banyak rumah sakit kekurangan tenaga radiografer.

Dalam menjadi dokter radiologi ini memiliki peran penting dalam melakukan pemeriksaan dan
diagnosis berbagai kelainan dari seluruh bidang spesialisasi kedokteran, terutama bedah,
ortopedi, penyakit dalam, anak/pediatri, pulmonologi(paru-paru), kardiologi (jantung dan
pembuluh darah), neurologi(saraf), THT(Telinga, Hidung, dan Tenggorokan), mata forensik,
serta kebidanan dan kandungan. Pemeriksaan radiologi ini dilakukan dengan alat yang berbeda-
beda, sesuai indikasi dan permintaan dari dokter yang merujuk. Awan harus menekuni jurusan
ini, ia belajar mulai dari fisika dasar, anatomi fisiologi, anatomi radiologi, matematika radiologi,
anatomi osteologi, patologi, proteksi radiasi, radiofotografi, teknik pemeriksaan radiologi dan
masih banyak lagi.

Memang belajar anatomi tubuh manusia itu tidak semudah yang pernah Awan pelajari waktu
SD, SMP, SMA tetapi karena lebih mendalam. Lalu ada pula, radiofotografi itu bukan belajar
tentang fotografi teknik foto bagus-bagus begitu, tetapi teknik foto gimana untuk hasil
gambaran pada foto bagus dan dapat didiagnosa. Ilmu yang dipelajari di jurusan Awan ini,
memang tergolong sulit untuk Awan sendiri, tetapi Awan yakin bisa, karena orang lain saja bisa
pasti Awan bisa. Saat ini, Awan hidup sendiri di kota Garut, Jawa Barat, Awan memang sudah
terlatih mandiri sejak dini, jadi Awan dalam usia 10 tahun sudah berpikir kritis, luas, dewasa,
dan ilmiah.

Tiba-tiba nada dering telepon berbunyi, lalu Awan melihat ponselnya dan ternyata angkasa
yang meneleponnya, “Halo assalamu’alaikum dik, bagaimana kabarmu di kota Garut?, kamu
kalau ada apa-apa langsung telepon ke kakak saja ya, kakak sangat khawatir denganmu”
kemudian Awan menjawab, “Wa’alaikumussalam kak, Alhamdulillah baik-baik saja, iya siap kak,
kakak bagaimana keadaannya?”. Setelah itu, telepon putus karena pulsa Awan tidak mencukupi
dan sinyal di daerahnya tidak baik. Awan langsung memberikan pesan gratis kepada Angkasa
Kak Angkasa maaf banget pulsaku tidak mencukupi dan sinyalnya tidak baik, saat ini aku
memakai pesan gratis.

Matahari sudah tenggelam suasana sunyi dan sepi di kota Garut sudah biasa, tetapi entah
mengapa Awan sangat takut dan ia berpikir biasanya Awan ditemani bersama kakaknya.
Kemudian, ada yang mengetuk pintu kosannya Awan, ia takut tetapi ia harus membukanya dan
tiba-tiba Angkasa yang mengetuk pintu kosannya Awan, dengan senang hati Awan langsung
persilahkan masuk dan memeluk kakaknya yang sangat dirindukan itu, “Kak Angkasa, tau aja
kalau aku lagi takut hari ini entah mengapa, tiba-tiba rasa takut ada di dalam benakku” (sambil
tersenyum dan memeluk erat). Awan sangat sayang kepada Angkasa begitupun sebaliknya.
Sekarang Angkasa sudah berumah tangga dan dikaruniai 3 anak, terkadang Awan cemburu
dengan keluarga Angkasa yang baru, sebab tidak ada lagi yang bisa peduli dengan Awan.

Tetapi Angkasa dan Liana yaitu istrinya Angkasa sangat peduli dengan Awan, Angkasa sudah
tinggal di kota Bandung selama 3 tahun dan ia memutuskan untuk tinggal bersama awan lagi,
agar Awan tidak kesepian dan ketakutan. Awan memang manja terhadap Angkasa, Angkasa
memahaminya, karena Awan harus butuh kasih sayang yang lebih, jadi Angkasa harus
bertanggung jawab untuk menjaga Awan kapanpun dan dimanapun berada. Angkasa bertanya,
“Bagaimana wan dengan kuliahmu?”. “Alhamdulillah lancar saja kak, aku mendapatkan
beasiswa dari universitas, jadi kakak tidak perlu memikirkan biaya kuliahku ya kak” ulas Awan.
Angkasa hanya mengangguk saja dan tersenyum.

Dalam pertemuan mata kuliah osteologi, dosen menyuruh mahasiswa untuk menjelaskan apa
itu osteologi?, lalu Awan mengacungkan tangan dan menjelaskan tentang osteologi, jadi
osteologi adalah ilmu pengetahuan yang merupakan cabang ilmu anatomi tentang tulang
manusia dan tulang hewan, termasuk kelainan-kelainan dan penyakit tulang. Tulang terdiri atas
tulang keras dan tulang rawan. Semua tulang dibungkus oleh selaput jaringan ikat yang disebut
periost. Secara makroskopis, struktur tulang dapat dipelajari dengan dilakukan pembelahan
memanjang sehingga terlihat dua bagian tulangnya yaitu substanstia compacta dan substantia
spongiosa.

Dosen dan seluruh mahasiswa sangat kagum dengan kecerdasan Awan, Awan diberi tepuk
tangan dan pujian yang sangat baik. Awan memang pantas menjadi dokter radiologi dan
dikampusnya ia dijuluki dengan manusia yang berpikir ilmiah, hingga rektor Universitas
Padjajaran memberikan beasiswa S2 ke luar negeri yaitu ke Harvard University. Awan sangat
bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT. Awan langsung mengingat kepada orangtuanya, pasti
jika orangtuanya Awan masih hidup mereka akan sangat bangga memiliki anak yang sangat
cerdas dan multitalenta ini.

You might also like