You are on page 1of 40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI


KELAS/SEMESTER : XI/ GASAL
MATERI POKOK : KESETARAAN
PENYUSUN : NUNING SEGER RAHAYU, S.Sos
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sekolah : SMA N 1 Mayong


Mata pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/ 1
Materi Pokok : Kesetaraan sosial
Alokasi Waktu : 4 × 45 menit (4 JP)

A. Kompetensi Inti,
KI-1 dan KI-2;Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
dengan senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun,
peduli, bertanggungjawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi agam gejala
sosial yang terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan
sosialnya.

KI3: Kompetensi Pengetahuan, yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Kompetensi Keterampilan, yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
3.3. Memahami arti penting prinsip 3.3.1. Menjelaskan pengertian
kesetaraan untuk menyikapi struktur sosial
perbedaan sosial demi terwujudnya 3.3.2. Mengemukakan diferensiasi
kehidupan sosial yang damai dan sosial di masyarakat
demokratis 3.3.3. Menerangkan stratifikasi sosial

4.3Menerapkan prinsip-prinsip 4.3.1 Menganalisis berbagai pengaruh


kesetaraan untuk mengatasi diferensiasi sosial berdasarkan
perbedaan sosial dan mendorong pengamatan atau kasus yang
terwujudnya kehidupan sosial terdapat di masyarakat
yang damai dan demokrati 4.3.2 Memperjelas perbedaan nilai
yang terdapat pada kesetaraan
sosial yang beragam
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik, peserta didik dapat memahami pengertian kesetaraan sosial, mengamati
proses pembentukan kelompok sosial di masyarakat, membuat dasar-dasar
pembentukan kesetaraan sosial di masyarakat, mendiagnosis jenis-jenis
kelompok-kesetaraan sosial di masyarakat, menganalisis karakteristik khusus atau
partikularisme dan eksklusivisme kelompok, serta peserta didik dapat
memahami dan menghargai berbagai kesetaraan sosial di sekitarnya,
memperdalam nilai agama yang dianut dan menghormati agama lain. Mensyukuri
keberadaan dan keberagaman kesetaraan sosial di masyarakat sebagai anugrah
Tuhan Yang Mahakuasa.

C. Materi Pembelajaran
Perilaku menyimpang di masyarakat, meliputi:
1. Pengertian kesetaraan sosial
2. Syarat dan ciri-ciri kesetaraan social
3. Gender
4. Diferensiasi sosial
5. Terbentuknya norma dalam kelompok

D. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Metode : Tanya jawab, Dikusi kelompok, Penugasan Proyek, Presentasi
Kelompok
Model :

E. Media / Alat, dan Bahan Pembelajaran


1. Macro Media Flash
2. Laptope
3. Proyektor

F. Sumber Belajar
Rufikasari, Ria Candra. 2016.Sosiologi XI. Surakarta: Mediatama

B. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (@2 ×45 menit)

Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Komunikatif
2. Mengkondisikan
suasana belajar yang Memberikan
menyenangkan; gambaran
3. Mendiskusikan agar Peserta
kompetensi yang akan didik
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
dipelajari dan konsentrasi
dikembangkan dengan alur
berkaitan dengan materi pembelajaran
individu, kelompok dan pada materi
hubungan sosial. kesetaraan
4. Melalui tanya jawab sosial
membahas tentang
konsep kesetaraan
sosial
5. Menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan
dengan materi
kesetaraan sosial di
masyarakat
6. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
kesetaraan sosial di
masyarakat dan
kegiatan yang akan
dilakukan;
7. Menyampaikan metode
pembelajaran dan
teknik penilaian yang
akan digunakan saat
membahas materi
kelompo sosial di
masyarakat.
8. Membagi peserta didik
menjadi 5 Kelompok
(dengan setiap anggota
kelompok berjumlah 5 -
6 orang).
(dikondisikan dengan
lokasi tempat tinggal
yang berdekatan)

2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Guru bertanya jawab Berfikir
mengenai konsep Kritis
kesetaraan sosial Kreatif
2. Peserta didik Kolaborasi
menanggapi pertanyaan Peserta didik
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
guru tentang kesetaraan melakukan
sosial pengamatan
3. Guru menanggapi gambar
tanggapan dan jawaban kesetaraan
peserta didik tentang sosial
kesetaraan sosial dan
memberikan penegasan Peserta didik
tentang konsep berfikir secara
kesetaraan sosial kritis tentang
4. Peserta didik diberi contoh
waktu untuk kesetaraan
menanggapi jawaban sosial yang
guru ditampilkan
5. Guru meminta peserta
didik secara Peserta didik
berkelompok untuk memberikan
mengamati bersama tanggapan
gambar yang akan terhadap
disajikan. gambar
tersebut

6. Guru bertanya tentang


ciri-ciri kesetaraan
sosial contoh
pertanyaan berikut:

Pertanyaan 1
Salah satu ciri kesetaraan
sosial dalam bentuk
gemeinschaft adalah
bahwa hubungan tersebut
hanya untuk “kita”. Ciri
ini sering disebut dengan
istilah ….
A. Private
B. Intimate
C. Universal
D. Eksklusif Berfikir kritis
E. Inklusif Kreatif
Kolaborasi/
Melatih
7. Peserta didik menjawab memahami
dan menanggapi gambar soal HOTS
tentang kesetaraan
sosial tersebut Peserta didik
berdiskusi dan
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
kemudian
menjawab
8. Guru menanggapi dengan
jawaban dan tanggapan kalimat sendiri
peserta didik, kemudian berdasarkan
memberikan contoh informasi
gambar lain yang
diperolehnya
9. Peserta didik secara
berkelompok Peserta didik
mengamati gambar mengemukaka
yang dibagikan guru n dasar
10.Guru memberi waktu terbentuknya
peserta didik dalam kesetaraan
kelompok untuk sosial
berdiskusi
11.Peserta didik berdiskusi
dan mencari informasi Peserta didik
mengenai dasar dilatih
terbentuknya kesetaraan menyelesaikan
sosial dari berbagai soal dengan
sumber yang ada (buku kategori
paket, internet dan HOTS
media lainnya)
12. Guru membagikan
lembar tugas
pengamatan
gambar/foto kepada tiap
kelompok untuk diisi
secara berkelompok
13. Perwakilan kelompok
Kreatif
menempel gambar
Komunikasi
tersebut di papan tulis
Berfikir
sesuai dengan dasar
Kritis
terbentuknya kelompok
14. Guru mempersilahkan Peserta didik
peserta didik pada menanggapi
kelompok lain untuk presentasi
menanggapi presentasi kelompok lain
kelompok I (pertama)
15. Guru memfasilitasi
diskusi antar kelompok
16. Guru memberi
penegasan terhadap
hasil dan jalannya
diskusi secara
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
keseluruhan
17. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan
hasil diskusi
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam Berfikir
menemukan kesimpulan Kritis
tentang konsep
kesetaraan sosial, ciri-
ciri kesetaraan sosial
dan dasar terbentuknya
kelompok melalui
proses pembelajaran
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
mengungkapkan
manfaat memahami
konsepkesetaraan sosial
dalam kehidupan sehari-
hari
3. Memberikan tugas
kepada peserta didik
secara kelompok untuk
mengamati kesetaraan
sosial yang ada di
sekitar tempat tinggal
masing-masing untuk
dianalisis bentuknya
4. Hasil pengamatan di
analisi sederhana di tulis
di buku tugas
5. Memberi salam.

Pertemuan 2 (@ 3 ×45 menit)

Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Kreatif
2. Mengkondisikan peserta Komunikasi
didik dalam suasana Berfikir
yang menyenangkan agar Kritis
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
siap mengikuti
pembelajaran;
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
observasi atau
pengamatan tentang
kesetaraan sosial yang
terdapat di lingkungan
sekitar tempat tinggal
masing-masing
4. Peserta didik secara
kelompok
mempersiapkan
presentasi
2 Kegiatan 70 menit
Inti

1. Guru bertanya tentang


penugasan minggu lalu
2. Melalui undian
kelompok peserta didik
mempresentasikan hasil
observasi/pengamatanny
a
3. Kelompok 1
mempresentasikan
laporan hasil
pengamatannya
4. Guru memfasilitasi
peserta didik dari
kelompok lain untuk
bertanya dan
menanggapi laporan
kelompok 1
5. Peserta didik berdiskusi
tentang laporan
kelompok 1
6. Peserta didik mencari
informasi yang relevan
dengan laporan
kelompok 1 melalui
berbagai media dan
sumber yang ada
7. Peserta didik
menyampaikan sikap dan
tanggapan terhadap hasil
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
laporan kelompok 1
8. Guru menegaskan hasil
laporan kelompok 1
9. Dilanjutkan dengan
presentasi kelompok 2,3,
4 dan 5 yang dilanjutkan
dengan diskusi lintas
kelompok
10. Kegiatan berlanjut
seperti pada penyajian
hasil laporan pengamatan
kelompok 1
11. Guru memberi
penegasan terhadap hasil
diskusi terkait laporan
hasil pengamatan
kelompok mengenai
dasar terbentuknya
kelompok yang terjadi di
sekitar lingkungan
tempat tinggal masing-
masing.
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam
menemukan kesimpulan
tentang dasar
terbentuknya kesetaraan
sosial, melalui proses
pembelajaran
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
mengungkapkan manfaat
memahami dasar
terbentuknyakesetaraan
sosial dalam kehidupan
sehari-hari
3. Kelas dibagi menjadi 6
kelompok, masing-
masing kelompok
mendapatnkan materi
yang berbeda
4. Masing-masing siswa
membuat resuman terkait
tentang materi yang di
dapatkan
5. Hasil resume di buat
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
bagan sederhana di tulis
di buku tugas
6. Memberi salam..

Pertemuan 3 (@ 2 ×45 menit)

Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam;
2. Mengkondisikan peserta
didik dalam suasana
yang menyenangkan agar
siap mengikuti
pembelajaran;
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
resume tentang
klasifikasi kesetaraan
sosial
4. Peserta didik bersama
guru menata tempat
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya
kelas untuk pembelajaran
2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Siswa duduk sesuai
kelompoknya
2. Ketua kelompok tinggal
di tempat sedangkan
anggota lainya berpindah
ke tempat kelompok lain.
3. Ketua kelompok
menyampaikan
resumanya kepada
anggota kelompok yang
baru
4. Anggota kelompok
menyimak dan mencatat
apa yang disampaikan
oleh ketua kelompok
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
yang baru
5. Ketua bersama anggota
kelompok berdiskusi
dalam pantauan guru
6. Begitu seterusnya sampai
semua materi resume
didapatkan
7. Tugas ketua kelompok
dilakukan oleh peserta
didik yang bergantian
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam
menyusun kesimpulan Berfikir
tentang dasar Kritis
terbentuknya kesetaraan Kreatif
sosial serta klasifikasi Komunikasi
kesetaraan sosialtersebut
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
mengemukakan manfaat
memahami dasar
terbentuknya dan
klasifikasi kesetaraan
sosial
3. Memberi salam.

C. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1. Penilaian Sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Penugasan

b. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta
didik
2. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
4. Penugasan Proyek : membuat profil suatu kesetaraan sosial
yang berada di masyarakat

c. Instrumen Penilaian
d. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas
pencapaian Kompetensi Dasarnya
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui bimbingan
individuatau tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.

e. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
 Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n< n( maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan
 Peserta didik yang mencapai nilai n>n ( maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.

Jepara, Juni 2019


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 1 Mayong Guru Mata Pelajaran,

Ngaripah, S.Pd, M.M Nuning Seger Rahayu, S.Sos


NIP 196411011986012002
LAMPIRAN
Instrumen Penilaian

Penilaian Observasi Sikap


Tanggal Nama Siswa Catattan Nilai Sikap Tindak lanjut
Perilaku
Menonjol
5-1-2018 aurelia Terlambat C Pembinaan
mengumpulkan
tugas
8-1-2018 erlangga Aktif dalam A Pujian
diskusi
…….. ……….. ………… ……… ……….

Penilaian Pengetahuan
Soal
1. Jelaskan pengertian kesetaraan sosial menurut anda masing-masing!
2. Bagaimana karakteristik kesetaraan sosial?
3. Apa saja factor pendorong munculya kesetaraan sosial?
4. Hampir setiap hari Siska berangkat ke sekolah setiap pagi. Siska selalu
mengenakan seragam sesuai dengan aturan yang berlaku. Siskapun tak pernah lupa
mengerjakan pekerjaan rumah pada malam sebelumnya. Ketika di sekolah, Siska
selalu memperhatikan apa yang dijelaskan oleh bapak/ibu guru. Baik ketika sampai
sekolah ataupun pulang sekolah, Siska selalu mencium tangan bapak/ibu guru.
Unsur kesetaraan sosial apa saja yang terdapat dalam cerita tersebut?
5. Dari cerita soal nomor empat, jelaskan! adakah suatu bentuk keteraturan dalam
kesetaraan sosial dalam cerita tersebut?

Jawaban
1. Suatu kumpulan individu yang berinteraksi, saling mengakui keanggotaannya, dan
terikat dalam persamaan kepentingan, hobi, kebutuhan, ataupaun unsur sosial
lainnya
2. Lebih dari 1 individu, berinteraksi, memiliki ikatan
3. Dorongan untuk berketurunan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, dorongan
untuk mengahsilkan efektivitas dan efisiensi kerja
4. Kesetaraan sosial sekunder, struktur kesetaraan sosial, interaksi antar anggota
kesetaraan sosial, aturan dalam kesetaraan sosial
5. Ada, karena terlihat bagaimana siska mentaati berbagai macam struktur dan aturan
yang berlaku dalam kelompok tersebut

No Nama 1 2 3 4 5
Jumlah
nilai
1 aurelia Max: 10 Max: 10 Max: 20 Max: 40 Max: 20 100
2 erlangg … … … … … …
a
3 …… … ..… … … … …
Penilaian Proyek
“membuat profil kesetaraan sosial di masyarakat”
1. Membentuk kelompok per lima siswa
2. Mendiskusikan kesetaraan sosial yang akan di wawancarai
3. Merancang daftar pertanyaan
4. Pelaksanaan wawancara dengan kesetaraan sosial
5. Membuat essay hasil dari wawancara

Instrumen penilaian poyek

no Nama kelompok Format Isi essay Jumlah nilai


penulisan
essay
1 Kelompok 1 Max: 40 Max: 60 100
2 …. …. …. ….
3 …. …. …. ….
Lampiran I
Materi Ajar
BAB III
PERBEDAAN, KESETARAAN, DAN HARMONI SOSIAL

A. Partikularisme Kelompok dan Perbedaan Sosial di Masyarakat


1. Perbedaan Sosial di Masyarakat
Setiap manusia memiliki berbagai pebedaan, baik secara fisik maupun psikologis.
Konsep sosiologi dalam mengkaji keberagaman individu di dalam masyarakat disebut
perbedaan sosial. Perbedaan-perbedaan dalam masyarakat menunjukkan adanya
keragaman sosial. Pada masyarakat yang beragam ini, perbedaan yang ada dibagi
menjadi dua jenis yaitu perbedaan secara horizontal yang disebut diferensiasi sosial
dan perbedaan secara vertikal yang disebut dengan stratifikasi sosial. Dikelas X sudah
kita pelajari secara mendalam materi tentang stratifisaki sosial. Pada bab ini kita akan
mempelajari tentang keberagaman masyarakat dalam diferendisi sosial.
Pemahaman tentang perbedan dalam keberagaman masyarakat ini dapat dimulai
dari kita memahami lingkungan terdekat, yakni keluarga dan teman pergaulan. Ketika
kita berinteraksi dengan keluarga pasti akn menemukan ada perbedaan sosial yang
meliputi perbedaan pean dan status (kedudukan). Namun jika kita berinteraksi dengan
tema bergaul kita, baik itu di sekolah, maupun di rumah tentu akan kita temukan
perbedaan kebudayaan yang meliputi perbedaan adat istiadat, asal daerah, agama,
bahkan bahasa. Pemahaman mengenai perbedaan atau keragaman sosia ini,
diharapkan dapat menciptakan harmoni sosial dalam kedupan bermasyarakat.
Keragaman sosial merupakan macam-macam perbedaan kelompok sosial, struktur
kelembagaan sosial, dan kebudayaan seperti jenis kelamin, ras, susku, bangsa /daerah
asal, lat belakang ekonomi, profesi atau mata pencaharian, adat istiadat da bahasa.
Keragaman sosial daam hal ini mengacu pada perbedaan sosial masyarakat secara
horizontal (diferensiasi sosia).

2. Pengertian Diferensiasi Sosial


Diferensiasi sosial atau perbedaan sosial merupakan pembedaan warga
masyarakat ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal.
Berbeda dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial yang mengelompokkan
masyarakat ke dalam struktur kelas yang bersifat hierarkhies dan vertical, diferensiasi
sosial atau diferensiasi sosial mengelompokkan masyarakat secara horizontal, yakni
pengelompokan masyarakat dari sudut fisik semata.
Namun demikian, seperti halnya stratifikasi sosial (pelapisan sosial), diferensiasi
sosial (perbedaan sosial) menunjukkan adanya keanekaragaman yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Keanekaragaman seperti ini merupakan potensi pembangunan
tersendiri yang patut disyukuri. Keanekaragaman yang ada dalam masyarakat akan
memicu proses dinamika dalam kehidupan masyarakat tersebut. Adapun diferensiasi
sosial (perbedaansosial) tersebut mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri-ciri fisik,
yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat yang ditunjukkan
oleh ras, seperti: bentuk dan warna rambut, warna kulit, postur tubuh,
bentuk dan warna mata, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya ciri-ciri
fisik yang ditunjukkan oleh manusia merupakan anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sehingga adanya politik aphartheid atau rasdiskriminasi yang
sempat diterapkan di Afrika Selatan merupakan pelanggaran terhadap
nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai ketuhanan.
b. Ciri-ciri sosial,
yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat
dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana yang diketahui bahwa
setiap warga masyarakat memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian
sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk
kepentingan sosial. Profesi, pekerjaan, maupun mata pencaharian yang
dipilih oleh seseorang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat
vertikal, melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat
antara orang yang satu dengan orang yang lain yang bersifat horisontal.
c. Ciri-ciri budaya,
a. yakni yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan
kebudayaan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap
bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Bangsa Indonesia terdapat sekitar dua ratusan sistem adat dan sistem
budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali,
Madura, Lombok, Batak, Dayak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan
dunia tentu sistem adat dan system budaya akan semakin banyak
jumlahnya. Masyarakat Asia, Afrika, Australia, Eropa, dan Amerika
tentu mamiliki karakteristik yang khas yang membedakan satu sama
lain.
b. Perbedaan Deferensiasi Sosial dengan Stratifikasi Sosial

No Diferensiasi Sosial Stratifikasi Sosial

1 Pengelompokan secara Pengelompokan secara


horizontal vertikal

2 Berdasarkan cirri dan fungsi Berdasarkan posisi, status,


kelebihan yang dimiliki,
sesuatu yang dihargai

3 Distribusi kelompok Distribusi hak dan wewenang

4 Genotype Stereotype

5 Kriteria bilogis/fisik, Kriteria ekonomi, kekuasaan,


sosiokultural kehormatan, dan pendidikan.

3. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial


Berdasarkan ciri-ciri fisik, ciri-ciri sosial, dan ciri-ciri budaya, bentuk-bentuk
diferensiasi sosial (perbedaan sosial) dapat dibedakan atas enam macam, yaitu:
diferensiasi sosial (perbedaaan sosial) berdasarkan jenis kelamin, ras, profesi, klan,
suku bangsa, dan agama.
a. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori sosial yang tidak bisa dibantah
karena didapatkanoleh manusia berdasarkan kelahiran. Secara prinsip
perbedaan jenis kelamin merupakanperbedaan yang bersifat horisontal
sehingga tidak ada perbedaan tingkatan yang didasarkanatas jenis kelamin.
Antara orang yang berjenis kelamin pria maupun yang berjenis
kelaminwanita memiliki kesempatan yang sama dalam setiap aspek
kehidupan. Adanya ke-cenderungan perbedaan terhadap pilihan profesi
antara orang yang berjenis kelamin pria danwanita semata-mata karena
adanya perbedaan kecenderungan penyaluran bakat dan minatyang
sifatnya pribadi. Rendahnya kecenderungan wanita dalam memilih
berprofesi-profesiberat dan menantang seperti militer, terjun payung,
tenaga bangunan, dan lain sebagainyatidak berarti terdapat sikap
diskriminasi terhadap jenis kelamin wanita. Jika hal seperti ituterjadi
semata-mata merupakan kecenderungan alamiah yang ada pada diri pria
dan wanita.
b. Diferensiasi (Perbedaan) Ras
Banyak ahli mendefinisikan tentang ras. Pendapat merekatentang ras
adalah sebagai berikut:
o Horton dan Hunt
Mereka berpendapat bahwa yang dimaksud ras adalahsuatu kelompok
manusia yang agak berbeda dengankelompok-kelompok lainnya
selain dari segi ciri-ciri fisikbawaan.
o Koentjaraningrat
Koentjaraningrat menyatakan bahwa ras adalah suatugolongan
manusia yang menunjukkan berbagai ciri tubuhyang tertentu dengan
frekuensi yang besar.
o Grosse
Grosse mengemukakan bahwa ras adalah segolonganmanusia yang
merupakan satu kesatuan karena kesamaansifat jasmani dan rohani
yang diturunkan sehingga dapatdibedakan dengan kesatuan lain.
o Kohlbrugge
Kohlbrugge menyatakan bahwa ras adalah manusia yang memiliki
kesamaan ciri-ciri jasmani karena diturunkan, sedangkan sifat-sifat
kerohaniannya diabaikan.
Dapat disimpulkan bahwa ras adalah golongan manusiadengan ciri fisik
yang sama. Para ahli antropologi fisikumumnya membedakan ras
berdasarkan lokasi geografis, ciricirifisik, dan prinsip evolusi
rasial.Adapun ciri-ciri fisik sebagai dasar pembagian ras meliputiciri-ciri
kualitas dan kuantitas. Ciri kualitas meliputi warnakulit, bentuk rambut,
bentuk lipatan mata, dan bentuk bibir.Sedangkan ciri-ciri kuantitas
meliputi bentuk badan, beratbadan, dan indeks kepala.
Dilihat dari sudut geografis, ras berarti kumpulan individuatau
kelompok yang serupa dalam sejumlah ciri dan menghunisuatu wilayah
dan terkadang berasal dari wilayah yang sama.
a. G. Cuvier membedakan masyarakat ke dalam tiga kelompok ras yaitu :
1) ras putih (Kaukasoid);
2) ras kuning (Mongoloid dan Amerika);
3) ras hitam (Etiopid, Australid, dan Amerika).
Pembagian ras menurut G. Cuvier dalam perkembangannya
disempurnakan oleh E. Von Eikstedt.
b. E. Von Eikstedt membedakan masyarakat atas dasar prinsip evolusi
rasial. Ras-ras tersebut adalah leukoderm,melanoderm, dan xantoderm.
1) Leukoderm
Leuko berarti putih. Ras yang termasuk dalamleukoderm adalah
Europid, Polinesid, Weddid, danAinud. Penduduk yang termasuk
dalam ras ini,antara lain orang-orang Eropa dan Polinesia.
RasLeukoderm memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) wajah dan bagian-bagiannya menonjol;
b) rambut lurus hingga berombak;
c) hidung sempit;
d) tinggi;
e) pigmentasi agak terang.

2) Melanoderm
Melano berarti hitam. Ras yang termasuk melanoderm Negrid,
Melanesid, Pigmid, Australid. Penduduk yang termasuk dalam ras ini,
antara lain orang Afrika, Aborigin, dan Melanesia. Ciri-ciri ras
melanoderm, antara lain :
a) warna kulit agak gelap;
b) rambut agak keriting;
c) hidung sangat lebar;
d) wajah prognat;
e) bibir sangat tebal.

3) Xantoderm
Xanto berarti kuning. Ras yang termasuk xantoderm, yaitu Mongoloid,
Indianid, dan Khoisanid. Penduduk yang termasuk dalam ras
xantoderm, antara lain orang Asia, Indian, Eskimo, dan bangsa
Khoisan di Afrika. Ciri-ciri ras xantoderm, antara lain
a) wajah rendah dengan pangkal hidung rendah;
b) pipi menonjol ke depan;
c) celah mata mendatar dengan kerut mongol
(epicantus internus);
d) rambut lurus, hitam, tebal;
e) warna kulit kekuningan.
c. A.L. Krober mengklasifikasikan ras-ras di dunia menjadi lima
golongan ras utama.
1) Ras Australoid, yaitu penduduk asli Australia (Aborigin);
2) Ras Mongoloid, terdiri atas:
a) Asiatic Mongoloid, terdapat di Asia Utara, Asia Tengah, dan
Asia Timur;
b) Malayan Mongoloid, terdapat di Asia Tenggara, Indonesia,
Malaysia Filipina, dan penduduk asli Taiwan;
c) American Mongoloid merupakan penduduk asli Amerika Utara
dan Amerika Selatan, yaitu orang Eskimo di Amerika Utara
hingga penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan.
3) Ras Kaukasoid terdiri atas empat subras.
a) Nordic terdapat di Eropa Utara sekitar Laut Baltik;
b) Alpine terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur;
c) Mediteranian, yaitu penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika
Utara, Armenia, Arab, dan Iran;
d) Indic terdapat di Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka.
4) Ras Negroid terbagi atas tiga subras.
a) African Negroid terdapat di Benua Afrika;
b) Negrito terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung
c) Malayu, dan Filipina;
d) Melanesian terdapat di Irian (Papua) dan
e) Melanesia.
5) Ras-ras khusus yang merupakan ras yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam keempat ras pokok tersebut. Ras-ras khusus
itu sebagai berikut.
a) Bushman, yaitu penduduk daerah gurun
b) Kalahari dan Afrika Selatan;
c) Weddoid, yaitu penduduk pedalaman Sri Lanka
d) dan Sulawesi Selatan;
e) Polynesian, yaitu penduduk di Kepulauan
f) Mikronesia dan Polynesia;
g) Ainu, yaitu penduduk Pulau Karafuto dan
h) Hokkaido, Jepang Utara.

Sementara itu, beberapa ras di Indonesia dibagi menjadi sebagai berikut.


a. Ras Malayan Mongoloid
Ras Malayan Mongoloid terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Adapun ciri-ciri ras ini, antara lain :
1) warna kulit sawo matang;
2) mata hitam;
3) rambut hitam serta lurus dan berombak;
4) hidung dan bibir tebal;
5) tinggi badan rata-rata 150-165 cm.
b. Ras Melanesoid
Ras Melanesoid terdapat di wilayah Irian Jaya (Papua), Maluku, dan Nusa
Tenggara Timur. Ciri-ciri ras melanesoid adalah
1) warna kulit hitam;
2) rambut hitam dan keriting;
3) bibir agak tebal;
4) badan tegap;
5) hidung lebar cenderung pesek;
6) tinggi badan rata-rata 160-170 cm.

c. Ras Asiatic-Mongoloid
Ras ini kebanyakan kaum pendatang dan biasanya mereka tinggal di kota-
kota besar. Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang Cina, Jepang,
dan Korea. Beberapa ciri ras Asiatic- Mongoloid adalah
1) warna kulit kuning;
2) mata sipit;
3) bibir tipis;
4) rambut hitam dan cenderung lurus;
5) tinggi badan rata-rata 155-165.
d. Ras Kaukasoid
Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang India, Timur Tengah,
Australia, Eropa, dan Amerika. Ras ini juga merupakan kaum pendatang
yang umumnya tinggal di kotakota besar. Ciri-ciri ras ini adalah sebagai
berikut:
1) warna kulit orang India agak kuning, sedangkan orang Timur
Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika adalah putih;
2) rambut hitam atau pirang;
3) hidung mancung;
4) bibir tipis;
5) tinggi badan rata-rata 165-180.
Ras-ras yang ada di Indonesia tersebut berada tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Ras-ras tersebut mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
ras lainnya. Akan tetapi, untuk saat ini kebudayaan mereka telah
terpengaruh oleh kebudayaan ras lain.
c. Keragaman Suku Bangsa/Etnis
Koentjaraningrat mendefinisikan suku bangsa sebagai klompok
manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran
identitas. Ciri-ciri suku bangsa yaitu memiki kesamaan kebudayaan,
bahasa, adat istiadat dan nenek moyang. Hal yang membedakan antara
suku bangsa satu dengan yang lainnya yaitu bahasa daerah, adat istiadat,
sistem kekerabatan, kesenian daerah dan daerah asal. Berdasarkan data
sensus penduduk terakhir BPS RI tahun 2010, diketahui jumlah suku
bangs di Indonesia sebanyak 1.340 susku bangsa. Berikut ini adalah
rincian suku bangsa di Indonesia:
1. Provinsi Aceh terdiri dari:
Aceh, Alas, Gayo Lut, Gayo Luwes, Singkil, Simeulue, Aneuk Jame,
tamiang, dan Kluet.
2. Provinsi Sumatra Utara terdiri dari:
Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak
Simalungun, Batak Toba, Ulu, Nias.
3. Provinsi Sumatra Barat terdiri dari:
Mentawai, Minangkabau, Guci, Jambak, Piliang, Caniago, Tanjung,
Sikum Bang, Koto.
4. Provinsi Riau terdiri dari:
Akit, Melayu Riau, Rawa, Hutan, Sakai, Bonai, Laut, Talang Mamak.
5. Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari:
Melayu, Laut, Batak.
6. Provinsi Jambi terdiri dari:
Anak Dalam, Jambi, Kerinci, Melayu, Bejau, Batin, Kubu, Penghulu.
7. Provinsi Sumatra Selatan terdiri dari:
Gumai, Kayu Agung, Kubu, Pasemah, Palembang, Ranau Kisan,
Komering, Ogan, Lematang, Lintang, Semendo, Rejang.
8. Provinsi Bangka Belitung terdiri dari:
Bangka, Belitung, Lom, Sawang, Sekak, Pangkal pinang, Melayu,
Toboali.
9. Provinsi Bengkulu terdiri dari:
Enggano, Kaur, Lemabak, Muo-Muko, Semendo, Serawi, Melayu,
Sekah, Rejang, Lebong.
10. Provinsi Lampung terdiri dari:
Abung, Krui, Melayu, Lampung, Rawas, Semendo, Pasemah.
11. Provinsi Banten terdiri dari:
Badui, Sunda, Banten.
12. Provinsi DKI Jakarta terdiri dari:
Betawi
13. Provinsi Jawa Barat terdiri dari:
Cirebon, Sunda
14. Provinsi Jawa Tengah terdiri dari:
Jawa, Samin
15. Provinsi DIY terdiri dari:
Jawa
16. Provinsi Jawa Timur terdiri dari:
Jawa, Bawean, Madura, Tengger, Osing
17. Provinsi Bali terdiri dari:
Bali Aga, Bali Majapahit.
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari:
Sumbawa, Bima, Dompu, Donggo, Mandar, Bali, Sasak.
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari:
Alor, Rote, Timor, Sabu, Helong, Sumba, Dawan, Belu, Flores.
20. Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari:
Dayak (Tidung, Kenyah, Brusu, Tingalan, Agabag)
21. Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari:
Dayak (Bidayuh, Desa, Iban, Kanayatan, Kantuk, Limbl, Mali,
Mualang, Sambas, Murut, Ngaju, Punan, Ot Danum, Kayan)
22. Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari:
Dayak ( Bara Dia, Bawo, Dusun, awangan,Ot Danum, Punan, Siang
Murung, Ngaju, Maanyan, Dusun, Lawangan, Bukupao, Ot Dusun.)
23. Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari:
Dayak (Banjar, Bakumpai, Bukit, pitap, Oang Barangas, Banjar Hulu,
Banjar Kuala)
24. Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari:
Dayak (Bulungan, Abai, Kayan, Bajau, Berau, Kutai, Pasir)
25. Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari:
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, Bantik
26. Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari:
Kailili, Pamona, Mori, Balatar, Wana, Ampana, Balantak, Bungku,
Buol, Dampeles, Dondo, Kulawi, Lore, dan Banggai.
27. Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari:
Makasar, Bugis, Toraja, Bentong, Duri, Konjo Pegunungan, Konjo
Pesisir, Mandar
28. Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari:
Laki, Malio, Muna, Kulisusu Moronene, Wolio, Wononili, Buton.
29. Provinsi Gorontalo terdiri dari:
Goontalo, Suwawa, Atinggola, Mongondow, Bajo Manado.
30. Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari:
Mandar, Mamuju, Pattae, Tosumunya, Mamasa.
31. Provinsi Maluku terdiri dari:
Ambon, Aru, Ternate, Tidore, Furu-Furu, Alifuru, Togitil, Rana,
Banda, Buru, Tanibar
32. Provinsi Maluku Utara terdiri dari:
Seram, Banda, Buru, Furu, Aru, bacan, Gane, kadai, Kau, Loloda,
Maba, Makian, Pagu, Patani, Sahu, Ternate, Tidore, Tobelo, Tuguti,
Wayoli, Weda, Tanibar.
33. Provinsi Papua terdiri dari:
Arfak, Mandacann, Bauzi, Biak Muyu, Ekagi, Fak-Fak, Asmat,
Kaure, Tobati, Dera, dan Dani.
34. Provinsi Papua Barat terdiri dari:
Doteri, Kuri, Simuri, Irarutu, Sabyar, Onim, Atam, Atori, Ayamuru,
Ayfat, Baham, Kambrau, Karas, Karon, Kolwai, dan Biak.
d. Diferensiasi Profesi (Pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yangdilakukan manusia
sebagai sumber penghasilan ataumata pencahariannya. Dalam masyarakat
sosialprofesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukansuatu
keterampilan khusus. Misalnya, profesi gurumemerlukan keterampilan
khusus seperti, pandaiberbicara, suka membimbing, sabar, dan sebagainya.
Di masyarakat terdapat berbagai macam profesi yangdimiliki anggota
masyarakat. Hal ini dikarenakan pengaruh industrialisasi dan modernisasi,
serta kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi. Diferensiasi profesi
merupakanpenggolongan anggota masyarakat berdasarkan jenis
pekerjaanyang dimiliki. Berdasarkan penggolongan inilah kita
mengenalkelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter,
pedagang,buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.Perbedaan
profesi biasanya akan membawa pengaruh terhadapperilaku sosial
seseorang di lingkungannya. Contoh, perilakuseorang dokter tentunya
berbeda dengan perilaku seorang tukangbecak ketika keduanya melakukan
pekerjaan.

e. Diferensiasi Sosial Berdasarkan Agama


Menurut Emile Durkheim, agama merupakan suatu sistem terpadu
mengenai kepercayaandan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci
dan menyatukan semua pengikutnya kedalam suatu komunitas moral yang
disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan,baik hubungan
antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan
Tuhan.Dengan demikian, ajaran-ajaran agama mengatur pola kehidupan
bersama tanpa memandangjenis kelamin, suku bangsa, klan, ras, dan lain
sebagainya.
Seperti yang diketahui bahwa setiap agama, selain memiliki sistem
kepercayaan, sistemritual, juga memiliki sekelompok penganut yang
disebut dengan umat, seperti umat Islam,umat Katolik, umat Protestan,
umat Hindu, umat Budha, dan sebagainya. Dengan demikianumat
merupakan penggolongan warga masyarakat berdasarkan agama yang
dianut. Antarasesama umat beragama biasanya terjalin ikatan emosional
yang kuat. Keadaan seperti initerjadi karena agama merupakan bagian
yang paling mendalam dari kepribadian seseorang.Tidak mengherankan
jika masalah agama merupakan masalah yang sangat sensitif
karenaberhubungan dengan keyakinan tentang kebenaran yang hakiki.
4. Dampak Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial dalam masyarakat mengacu pada perbedaan atau penggolongan
masyarakat walaupun secara horizontal. Perbedaan-perbedaan ini dapat dilihat dari
adanya keragaman suku dan etnik, keragaman agama, keragaman pekerjaan, kesemua
perbedaan ini menjadikan struktur masyarakat menjadi majemuk. Suatu masyarakat
yang majemuk umumnya memiliki kebudayaan yang bersifat diverse (bermacam-
macam).
Secara umum masyarakat majemuk ditandai denganberkembangnya sistem nilai
dari kesatuan-kesatuan sosialyang menjadi bagian-bagiannya dengan penentuan para
anggota secarategas dalam bentuknya yang relatif murni, serta oleh timbulnyakonflik-
konflik sosial atau setidaknya oleh kurangnya integrasi dansaling ketergantungan di
antara kesatuan-kesatuan sosial yang menjadibagian-bagiannya. Namun tidak
selamanya masyarakat majemukmempunyai dampak negatif.
Struktur masyarakat yang majemuktentunya memiliki khazanah budaya yang
kaya.Selain itu, adanya diferensiasi sosial menjadikan masyarakatseolah-olah
terkotak-kotak. Situasi ini mendorong munculnya sikapprimordialisme. Istilah
primordialisme menggambarkan adanyaikatan-ikatan seseorang dalam kehidupan
sosial dengan hal-hal yangdibawa sejak awal kelahirannya, misalnya
kesukubangsaan,kedaerahan, ras, dan lain-lain. Dalam sosiologi
primordialismediartikan sebagai perasaan kesukuan seseorang yang berlebihan.
Padadasarnya sikap primordialisme berfungsi untuk pelestarian budayakelompok
sendiri, namun mampu pula memunculkan sikapetnosentrisme. Sikap etnosentrisme
merupakan sikap yangmemandang budaya orang lain dari kacamata budaya sendiri
akibatnyadapat memunculkan sebuah konflik sosial.
Bebrapa konsekuensi yang akan muncul sebagai akibat dari keberagaman
masyarakat yakni:
a. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial merupakan perbedaan kemampuan ekonomi dan
tingkat kesejahteraan antar idividu atau kelompok yang mencolok. Hal ini
terjadi karena perbedaan kemampuan masyarakat dalammencapai
kesejahteraan. Pebedaan tingkat pendidikan, etos kerja, akses bidang ekonomi
maupun politik menimbulkan kesenjangan.

b. Diskriminasi sosial
Merupakan sikap membeda-bedakan antara golongan atau kelompok
sosial satu dengan yang lain. Adanya kelompok dominan yang menguasai
berbagai bidang kehidupan terkaang menimbulkan tekanan dan intimidasi
kepada kelompok minoritas.

c. Tumbuhnya primodialisme
Merupakan paham yang mengutamakan kepentigan kelompok masyarakat
sebagai bentuk kestiaan atau loyalitas yang telah disosialisasikan sejak kecil.
Faktor penyebabnya yaitu:
1. Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam sua
kelompok.
2. Muncul keinginan untu memprtahankan keutuhan kelompok.
3. Terdapat nilai-nilai yang berkaitan denag sistem keyakina, sepertia
agama atau deologi.

d. Tumbuhnya Etnoentrisme
Merupakan paham yang memandang masyarakat atau kebudayaan milik
sendiri lebih baik dari masyarakat aau kebudayaan lain. Hal ni akan
menghambat proses belajar nilai-nilai kebudayaan lain, sehingga menghambat
hubngan antar suku bangsa, proses asimilasi maupun integrasi dan mendorong
terjadinya konflik antar kelompok. Sisi positif etnosentrisme yakni:
1. Menjaga keutuhan danketabilan budaya
2. Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan susku bangsa
3. Emperteguh rasa cinta terhadap nilai-nilai kebudayaan suku bangsa.

e. Tumbuhnya Chauvinisme
Merupakan paham yang mengagungkan negara sendiri, dan merendahkan
negara lain. Hal ini dapat mempererat persatuan negara, namn dapat
menyebabkan penjajahan negara lain dan mengancam perdamaian dunia.

f. Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan sebuah sebuah proses hubungan sosial yang
mengarah pada perpecahan. Pada umunya konflik terjadikarena adanya
perbedaan kepentingan.

g. Interseksi
Interseksi berasal dari kata intersection yang berarti sebuah titik
pertemuan dari dua buah garis. Secara khusus interseksi berarti persilangan
antara dua himpunan (atau lebih) yang setiap anggotanya juga menjadi bagian
dari dua himpunan (atau lebih) dari masing-masing himpunan tersebut
(sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2005). Proses interseksi ini sangat terlihat
dalam sebuah organisasi-organisasi sosial. Dalam organisasi sosial terdiri atas
berbagai macam penggolongan atau perbedaan misalnya, perbedaan ras,
agama, jenis kelamin, dan lain-lain. Namun, karena adanya persamaan tujuan
dalam sebuah visi misi organisasi, mereka membentuk suatu kesatuan.
Kondisi ini menimbulkan suatu ikatan baru di antara para anggotanya. Ikatan
baru ini mampu memperlemah perbedaan-perbedaan yang pada dasarnya
sudah dimiliki masing-masing dari mereka. Dengan demikian, proses
interseksi dapat mempercepat integrasi sosial, sebab dalam proses interseksi
mengutamakan proses persamaan bukan perbedaan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar di bawah ini:

h. Konsolidasi
Istilah konsolidasi berasal dari bahasa Inggris, consolidation yang berarti
penguatan atau pengukuhan. Dalam struktur sosial konsolidasimerupakan
usaha untuk menata kembali suatu kelompoksosial yang dinilai mengalami
perpecahan atauketidak kompakan. Selain itu, konsolidasi juga
berartisebagai usaha memperkuat parameter (nilai ukur) suatukelompok (in
group) terhadap kelompok yang lain (outgroup).Sebagai contohnya, ketika
suatu kelompok merasaterancam keberadaannya, karena melihat kelompok
lainmenjadi solid dan bersatu padu, maka kelompok tersebutakan
melakukan konsolidasi atau penguatan demi eksisnyakelompok
bersangkutan.

i. Stereotip
Merupakan persepsi atau prasangka mengenai budaya dan sifat khas
masyarakat berdasarkan prasangka subyektif yang belum tentu benar.
stereotipe ini biasanya dijadikan alasan untuk melakukan diskriminasi yang
berujung pada konflik sosial.

j. Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi bangsa atau pepeahan bangsa terjadi karena adanya konflik
sosial. Hal ini tidak hanya menimbulkan korban harta benda, namun juga
menimbulkan korban jiwa dan trauma. Untuk menghindari
disinterasihendaknya kita saling menghormati perbedaan dan keragaman,
serta jika ada masalah hendaknya diselesaikan dengan jalan musyawarah.

k. Terbentuknya Masyarakat Multikultural


Masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang mempunyai
pandangan bahwa semua perbedaan kebudayaan memilki kesederajatan atau
sering disebut multikulturalisme. Masyarakat multikultural dibedakan
menjadi beberapa bentuk, yakni:
1. Multikulturalisme Isolasi, merupakan masyarakat yang menjalankan
hidup secara mandiri dengan ditandai interaksi akrab dan salin
mengenal. Mereka menerima keanekaragaman, namun cenderung
melindungi diri secara fisik maupun non fisik.
2. Multikulturalisme akomodatif, merupakan kelompok yang memiliki
kebudayaan yang dominan,nmun tidak menjadikan mereka menjadi
kelompok dominan yang menindasa atau melakukan intervensi.
Mereka merumuskan dan menerapkan berbagai aturan secara
kultural, dan memberikan kebebasan bagi kaum minoritas untuk
mengembangkan atau mempertahankan kebudayaan mereka.
3. Multikulturalisme Otonomi, merupakan bentuk maysarakat yang
berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan. Biasanya
mereka berusaha menentang kelompok dominan dan menciptakan
suatu masyarakat yang memiliki kedudukan sama.
4. Multikulturalisme kritikal/interaktif, terjadi pada masyarakat
majemuk yang menuntut penciptaan budaya kolektif dengan
menegasakan diri mereka tanpa ada paksaan untuk memasukkan
budaya dominan dalam diri mereka.
5. Multikulturalisme Kosmopolitan, merupakan bentuk masyarakat
yang menginginkan kebebasan untuk mengembangkan kebudayaan
mereka sendiri tanpa terkait budaya tertentu.

Berdasarkan konfigurasi (susunannya) dan komunitas etniknya,


masyarakat majemuk dibedakan menjadi empat kelomopok, seperti yang
diungkapkan oleh JS Furnivall (1967) adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang, artinya
masyarakat yang terdiri atas sejumlah komunitas atau etnik yang
mempunyai kekuatan kompetitif yang seimbang.
2. Masyarakat mejemuk dengan mayoritas dominan, yaitu masyarakat
dimana kelompok etnik mayoritas mendominasi kompetisi politi
atau ekonomi sehingga, posisi keloompok-kelompok yang lain
menjadi kecil.
3. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan, yaitu suatu
masyarakat dimana satu kelompok etnik minoritas, mempunyai
keunggulan kompetitif yang luas sehingga mendominasi kehidupan
politi atau ekonomi masyarakat.
4. Masyarakat mejemuk dengan fragmentasi, artinya suatu masyarakat
yang terdiri atas sejumlah kelompok etnik, tetapi semuanya daalam
jumlah kecil sehingga, tidak ada satu kelompo pun yang mempunyai
posisi politi atau ekonomi yang dominan.

B. Kesetaraan untuk Mencapai Kepentingan Umum atau Publik


Pada sub bab sebelumnya, kita sudah membahas bahwa dalam diferensiasi
sosial kita harus memandang tidak ada golongan yang lebih tinggi kedudukannya
dari golongan lain. Konsep yang berkaitan dengan hal tersebut adalah konsep
kesetaraan sosial atau persamaan sosial yakni keadaan sosial dimana semua
orang dalam suatu masyarakat memiliki status yang sama dalam hal
tertentu. Kesetaraan sosial ini mencakup persamaan hak di bawah hukum, hak
suara, kebebasan berbicara, bebasan berkumpul, hak properti, akses
pendidikan, pelayanan kesehatan dan jaminan sosial lainnya.
Kesetaraan sosial membutuhkan ketegasan semua pihak agar diskriminas hak
dan kewajiban tidak terjadi di masyarakat. Kita semua harus memperlakukan
seseorang denagn perlakuan adil tanpa perbedaan. Prinsip kesetaraan memandang
setiap warga negara mempunyai persamaan hak dan perlakuan yang sama. Prinsip
kesetaraan ini diperluka demi mencapai kepentingan umum atau kepentingan
publik.

C. Perbedaan dan Kesetaraan Antarkelompok dalam Kehidupan Publik


Dalam sebuah kelompok sosial, masing-masing anggota kelompok akan
memiliki persamaan dan perbedaan dengan anggota kelompok lainnya. sebagai
masyarakat mutikultural, tentu antarkelompok akan memiliki perbedaan, namun
uga harus memiliki kesetaraan dalam hak dan kewajiban. Berikut ini adalah
bentuk kesetaraan dalam keragaman masyarakat Indonesia.
1. Kesetaraan sebagai Warga Negara
Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti memiliki status dan peran yang
harus dilaksanankan. Status sesbagai warga negara selalu berkaitan dengan hak
dan kewajiban sebagai warga negara. Kesamaan antara hak dan kewajiban sebagai
warga negara menunukkan adanya kesetaraan. Kesetaraan tersebut mempunyai
arti bahwa antarwarga negara mempunyai kedudukan yang sama. Prinsip
kesetaraan diakui dan dijamin oleh negara melalui UUD 1945. Berikut ini adalah
penjelasa selengkapnya.
a. Kesetaraan Hak sebagai Warga Negara Indonesia
Hak merupakan kewenangan seseorang atau kelompok untuk
bertindak. Hak warga negara Indonesia meliputi berbagai bidang,
antara lain:
1) Bidang Ekonomi.
Dalam hal ini pemerintah memiliki kewajiban untuk menciptakan
sistem ekonomi yang menyejahteakan rakyat. Ketentuanni dielaskan
dalam pasal 33 ayat 1-5. Secara implisit, isi pasal tersebut
memberikan hak kepada warga negara untuk mendapat kehidupan
yang layak.
2) Bidang Sosial Budaya.
Pemerinta wajib melindungi setiap warga negara beserta
kebidayaannya, memberikan fasilitas penunjang keberlangsungan
kehidupan masyarakat. Beberapa hak warga negara sebagai dalam
bidang sosial budaya yaitu:
a) Hak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak
b) Hak memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai agama
dan kepercayan.
c) Hak mendapatkan pendidikan
d) Hak kebebasan dalam memeliara dan mengembagkan nilai-
nilai budaya
e) Hak mendapatkan penghormatan dari pemerintah atas bahasa
daerah sebagai kekayan budaya nasional
f) Hak atas kesejahteraan sosial
3) Bidang Politik
Pemerintah memeberikan hak kepada setiap waga negara sebagai
upaya menciptakan kestabilan dalam bidang politik. Adapun
persamaan hak dalam bidang politik antar lain:
a) Hak untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung
b) Hak untuk memilih DPRD
c) Hak untuk memilih kepala daerah
d) Hak untuk dipilih sebagai anggota DPR dan memilih
Anggota DPR
e) Hak untuk memilih calo anggota DPD
f) Hak untuk memperoleh kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan dan tulisan.
Negara sebagai lembaga yang melindungi rakyat memberi
kebebasan dalam membentuk kelompok sosial sebagai wadah
untuk menampung kreativias dan mengeluarkan aspirasi.
b. Kesetaraan kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia
Kewajiban merupakan keharusan untuk melakukan sesuatau berdasar
nilai dan norma masyarakat.
1) Kewajiban di bidang ekonomi
Setiap warga negara wajib berperan serta dalam pembanguna
bangsa antar lain dengan membayar pajak dan retribusi sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hasil
pembayaran pajak dan retribusi menjadi pemasukan negara yang
digunakan untuk kebutuhan negara dan rakyat.
2) Kewajian di bidang hukum
Kewajiban warga negara dalam bidang hukum antara lain taat,
tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di
Indonesia.
3) Kewajiban di bidang sosial
Salh satu kewajiban warga negara dalam bidang sosial yaitu
mengikuti pendidikan dasar selama dua belas tahun.
c. Hak sekaligus keawajiaban sebagai WNI
1) Bidang Pertahanan Keamanan
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara dari segala bentuk ancaman dari
dalam maupun luar negeri. Usaha pertahanan dan keamanan
negara dilaksanakan oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama,
dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
2) Bidang politik dan hukm
Tiaap warga negara mempunyai persamaan hak di mata hukum
dan pemerintah, selain itu juga memiliki kewajiban menjunjung
tinggi hukum dan pemerintahan tanpa pengecualian. Contohnya
yaitu tersangka pelanggar hukum berhak mendapatkan keadilan
dan berkewajiban menjalani hukum sesuai keputusan hakim.

2. Kesetaraan Gender
Gender merupakan pembagian peran dan tanggung jawab seseorang
berdasarkan jenis kelamin. berkembangnya nilai sosial dan budaya tertentu,
terkadang menimbulkan pelabelan atau setereotipe. Hal ini menyebabkan
munculnya anggapan bahwa jenis kelamin tertentu identik dengan pekerjaan
tertentu serta memilki sifat-sifat tertentu. Namun hal ini memudar seirinng
berkembangnya konsep emansipasi.

3. Kesetaraan Ras
Kesetaraan ras mempunyai arti bahwa semua ras memiliki kedudukan sama.
Selain itu tingkat intelegensi sesorang tidak dapat diukur berdasrkan ras atau ciri
fisk tertentu. Salah satu kasus yang menunjukkan adanya dskriminasi kelompok
berdasakan ras adalah adanya kebijakan politikm apartheid di Afrika. Hal ini
didasarkan adanya pandangan bahwa ras tertentu berada di kelas sosial rendah
dibandingkan ras lain.

4. Kesetaraan Suku Bangsa/Etnis


Keragaman etnis di Indonesia pernah menjadi salah satu penyebab
ketidakharmonisan dalam masyarakat Indonesia.kondisi ini mendorong
munculnya pendidikan multikulturaisme dan terbentuknya foum komunikasi lintas
suku bangsa/etnis yang berperan menanamkan bahwa setiap etnis memiliki
kedudukan sederajt atu setara.

5. Kesetaraa Agama
Agama merupakan sistem kepercayaan ang dianut oleh manusia sebagai
pedoman hidup. Agama yang diakui di Indonesia ada enam, yaitu Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, Konghucu. Tiap agama memilk perbedaan cara beribadah,
konsep keimanan, kitab suci, dan hukum yang berlaku sesuai ajaran agamanya.
Meskipun ad perbedaan, namun dalam aturan memandang semua agama di
indonesia dalam satu derajat.

D. Relasi Antarkelompok dan Terciptanya Keharmonisan Sosial dalam


Kehidupan Masyarakat atau Publik
Karagaman masyarakat yang meliputi keragaman susku bangsa, agama, bahasa,
dan hasil kebudayaan lain seperti adat istiadat dan tari daerah merupakan
kekayaan bangsa yang tidak ternilai. Oleh karena itu, kita harus menjaga dan
melestarikan keragaman budaya yang terdapat dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Akan tetapi, terkadang keragaman dalam masyarakat dapat menimbulkan konflik
yang menyebabkan kehidupan masyarakat menjadi tidak harmonis.
Ketidakharmonisan masyarakat terjadi ketiak keadaan politik dan ekonomi tidak
stabil dan terdapat maslah-masalah sosial seperti kesenjangan sosial, berbagai
tindak kriminalitas, dan kemiskinan. Untuk menjaga kehidupan harmonis perlu
dilakukan:
1. Pendidikan Multikulturalisme
Sosialisasi pendidikan multikultural merupakan upaya yang dilakukan
secara sadar untuk mengajarkan sifat-sifat keberagaman dalam masyarakat.
pendidikan multikulturalisme menanamkan cara memandang keberagaman
dalam kesedarajatan. Melalui pendidikan multikultural diharapakan semua
anggota masyarakat dapat mengembangkan toleransi serta kepedulian sosial
sebagai upaya menciptakan harmoni sosial. Sosialisasi pendidikan multiultural
dapat dilakukan oleh berbagai pihak, misalnya melalui sosialisasi keluarga,
sekolah, masyarakat, bahkan medi massa.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat melakukan sosialisasi
pendidikan multikultural dengan menumbuhkan toleransi terhadap perbedaan
adat istiadat, agama, suku, ras, golongan. Media massa dapat memberikan
informasi mengenai berbagai kebudayaan yang unik, eksotis, dan menarik.
Dengan demikian, setiap individu atau kelompk semakin paham dengan
karakteristik kebudayaan masing-masing dan memandang bahwa keragaman
masyarakat perlu dijaga dan dilestarikan.

2. Perilaku Sesuai dengan Karakteristik Keragaman dalam Masyarakat


Beberapa perilaku yang sebaiknya dikembangkan untuk menciptakna
harmonisasi sosial dalam keberagaman masyarakat sebagi berikut:
a. Menegmbangkan dan mempraktikan sikap toleransi serta empati
terhadap budaya susku bangsa lain.
b. Menghilangkan sikap primodial yang mengarah pada sikap
etnosentrisme
c. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi/golongan tanpa harus menghilangkan keunikan budaya lokal.
d. Berusaha mnyelesaiakan masalah dengan musyawarah dan
mengembangkan komunikas sederajat.
e. Bersikap adil dan jujur tidak hanya antaranggota masyarakat, tapi juga
penyelenggara negara dala melaksanakan tugasnya.
f. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.

3. Mengembangkan Nasionalisme dan Patriotisme


Nasionalisme merupakan paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi
atau rasa cinta terhadap bangsa dan negaranya. Nasisonalisme dapat
menimbulkan patriotisme, yaitu sikap rela berkorban untuk bangsa dan
negaranya. Kesetiaan dan sikap rela berorban untuk bangsa dan negara
merupakan modal awal untuk mewujudkan integrasi bangsa. Ketika semua
susku bagsa telah terintegrasi menjadi satu bangsa dan negara, secara otomatis
tiap suku bangsa hidup berdamoingan dengan damai tanpa harus
meninggalkan ciri khas kebudayaannya.

4. Mengembangkan Upaya Akomodatif


Upaya akomodatif merupakan upaya menjembatani keragaman dengan tidak
membuat salah satu pihak merasa direndahkan atau dikalahkan. Hal ini dapat
ditempuh:
a. Menjunjung pengakuan HAM, denga saling menghormati hak dan
kewajiban antar anggota masyarakat.
b. Mengembangkan wawasan kebudayaan, yang berartikita dapat membuka
diri terhadap kebudayaan lain.
c. Menggelar berbagai pertujuka kebudayaan diberbagai daerah. Hal ini
bertujuan untuk melestariakan budaya daerah dan juga mempererat
persatuan bangsa.
d. Membangun forum komunikasi antar agama, suku, dan ras agar tidak
terdapat stereotipe atau kesalahpahaman mengenai perbedaan.
e. Mengajarkan kembali mengenai budaya daerah melalui kurikulum
sekolah. Masuknya mata pelajaran muatan lokal bahasa daerah berguna
untuk melestarikan budaya daerah.
Setiap ras memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan tersebut di karenakan beberapa
faktor yaitu :
a. Kondisi geografis dan iklim
Orang yang hidup didaerah dingin akan memiliki hidung yang lebih
panjang dan menonjol. Bentuk seperti itu akan membantu mereka
memanaskan dan melembabkan udara sebelum masuk ke paru-paru.
Sedangkan, orang yang hidup di daerah tropis cenderung memiliki
hidung yang lebih lebar
b. Faktor makanan

Perbedaan jenis makanan akan menimbulkan variasi sosok tubuh.


Orang dengan sosok tubuh besar cenderung dapat dijumpai dan di
daerah berhawa dingin seperti dibelahan bumi bagian utara.
Sebaliknya, orang cenderung bertubuh kecil dan pendek.
c. Faktor perkawinan.

Persamaan dalam berbagai variasi ras yang ada di dunia yaitu :


a). Dasar kehidupan sosia yang sama berdasarkan asas kekerabatan
(kekeluargaan)
b). Asas yang sama dalam hak atas tanah
c). Asas persamaan dalam hokum adat
d). Memiliki suatu bentuk persikatan dan bentuk hubungan yang tidak
dibuat tetapi terjadi yaitu lembaga adat-istiadat penduduk asli.

1) Diferensiasi Suku bangsa


Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan –
golongan sosial lainnya sebab ia mempunyai ciri-ciri yang paling
mendasar dan umum, berkaitan dengan asal-usul, tempat asal serta
kebudayaan. Menurut Hasan Shadily M.A. suku bangsa adalah
segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan
biologis. Suku bangsa mempunyai kesamaan sebagai berikut : a) ciri
fisik, b) bahasa daerah, c) kesenian, d) adat istiadat.
2) Diferensiasi Klan
Klan disebut juga sebagai kerabat luas, keluarga luas atau keluarga
besar. Suatu klan bisa terbentuk karena mempunyai kesatuan
(genealogis), kesatuan kepercayaan (religiornagis) dan kesatuan adat
(tradisi). Klan bersifat religio magis yang tercemin dalam pandangan
tentang kesakralan hubungan kekeluargaan klan. Klan sebagai
kesatuan genealogis adalah kesatuan ikatan darah atau keturunan yang
sama, yakni dari garis keturunan ayah (patrileneal) dan garis keturunan
ibu (matrilineal), misalnya klan pada masyarakat batak didasarkan
pada garis keturunan ayah disebut marga. Sedangkan pada
masyarakata Minangkabau, klan didasarkan pada garis keturunan ibu
yang disebut paruik.
3) Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat
berdasarkan kepercayaannya. Agama memiliki komponen –komponen
yang ada di dalamnya yang terdiri sebagai berikut :
4) Diferensiasi Profesi
Diferensiasi sosial berdasarkan profesi adalah penggolongan anggota
masyarakat menurut jenis pekerjaan atau suatu kegiatan yang
dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencaharian.
Misalnya, perilaku seorang pengacara akan berbeda dengan perilaku
seorang guru ketika keduanya melaksanakan pekerjaan.
5) Diferensiasi Jenis Kelamin
Diferensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin adalah pengategorian
dalam masyarakat berdasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin
(perbedaan biologis).Perbedaan tersebut dapat kita lihat dari struktur
oragn reproduksi, bentuk tubuh, suara dan sebagainya.Misalnya pada
masyarakat patrilineal, laki-laki umumnya menduduki posisi lebih
tinggi dari pada perempuan.

1. Kesetaraan Sosial
Konsep kesetaraan sosial atau persamaan sosial adalah keadaan sosial
dimana semua orang dalam suatu masyarakat memiliki status yang
sama dalam hal tertentu. Kesetaraan sosial mencakup hak dibawah
hokum, hak suara, kebebasan berbicara, kebebasan berkumpul, hak
property, akses pendidikan, pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
lainnya.Kesetaraan sosial membutuhkan ketegasan semua pihak agar
diskriminasi hak dan kewajiban tidak terjadi di masyarakat.
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda, yaitu :
a. Kesetaraan hukum mengacu pada pengakuan bahwa semua warga
adalah subjek hokum
b. Kesetaraan politik mengacu pada pengakuan bahwa orang –orang
yang menjadi subjek peraturan Negara harus memiliki hak yang sama
untuk berpartisipasi dalam perumusan undang-undang yang menjadi
dasar peraturan tersebut.
c. Kesetaraan sosial mengacu pada dua gagasan kesetaraan status atau
posisi seseorang dalam masyarakat
d. Kesetaraan ekonomi mengacu pada situasi dimana pembagian sumber
daya dilakukan secara adil
e. Kesetaraan moral mengacu pada kondisi dimana setiap warga
masyarakat memiliki nilai yang sama.

2. Harmonisasi Sosial
Setiap individu, kelompok maupun masyarakat selalu mempunyai
perbedaan –perbedaan.Keanekaragaman agama, kelompok, ras, etnis
dan sebagainya menjadi bagian dari komponen masyarakat.Sikap
terbaik yang harus diambil yaitu adanya sikap saling
menghormati.Suatu masyarakat menginginkan hidup dengan keadaan
tertib, teratur, aman dan nyaman sebagai suatu kehidupan yang penuh
dengan harmoni.Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup
sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya yang dijadikan sebagai
paduan keselarasan atau perpaduan segala macam perbedaan di dalam
masyarakat. Keselarasan dalam kehidupan masyarakat akan
menciptakan tatanan kehidupan sosial yang indah dan teratur. Masing-
masing anggota masyarakat dapat menjalani hidupnya dengan baik
sesuai kodrat dan posisi sosialnya.

A. HAKIKAT MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat diadopsi dari bahasa Arab, yaitu Syakara yang artinya
ikut serta.Pada bahasa inggris kata masyarakat dikenal dengan istilah
society yang artinya kawan.Jadi masyarakat diartikan sebagai
berkawan atau ikut serta.
Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian dari
masyarakat :
a. Selo Soemarjan (1974), masyarakat merupakan orang – orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
b. Koentjaraningrat (1994), masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama
c. J.L Gillin (1954) masyarakat adalah manusia yang hidup berinteraksi
sosial menurut sistem adat istiadat, pola sikap, perilaku dan perasaan
kolektif yang terikat oleh rasa identitas bersama.

Masyarakat memiliki ciri- ciri sebagai berikut :


a. Manusia yang hidup bersama, dua atau lebih dari dua orang
b. Bergaul dalam jangka waktu relative lama
c. Setiap anggotanya menyadari sebagai satu kesatuan
d. Bersama membangun sebuah kebudayaan yang membuat keteraturan
dalam kehidupan bersama.

Selain memiliki ciri –ciri, masyarakat juga terdiri dari beberapa komponen
yaitu
a. Populasi, dengan aspek – aspek genetic dan demografik
b. Kebudayaan, sebagai produk dan kativitas cipta, rasa, karsa dan karya
manusia.
Menurut Djojodingoeno, masyarakat terbagi menjadi dua yaitu :
a. Masyarakat dalam arti luas yaitu pengelompokan manusia yang
meliputi semua golongan, misalnya masyarakat Indonesia
b. Masyarakat dalam arti sempit yaitu pengelompokan mnusia yang
ruang lingkupnya lebih kecil, misalnya masyarakat Sunda, Padang,
Kalimantan dan masyarakat Papua.
2. Pengertian Multikultural
Secara etimologis, multicultural dibentuk dari kata multi (banyak) dan
culture (budaya). Berikut ada beberapa pengertian dari multicultural
menurut para ahli yaitu:
a. Philip Atkonson, multikulturalisme adalah paham yang menyangkal
bahwa kebudayaan – kebudayaan yang saling bertentangan,
b. Parekh, multikulturalisme adalah sebuah cara untuk memahami
kehidupan dengan 3 pandangan konsep yang mendasar sebagai
berikut: 1) manusia terikat secara cultural, 2). Terbatasnya
kemampuan budaya manusia atau sebagai sarana memahami alam,
3).pembentukan setiap kebudayaan selalu mendapat pengaruh dari
kebudayaan lain.
3. Pengertian Masyarakat Multikultural
Secara Umum Masyarakat Multikultural meruapakan suatu masyarakat
yang memiliki berbagai kebudayaan, misalnya sistem kekerabatan,
religi dan bahasa.Masyarakat ini memiliki karakteristik
heterogen.Terbentuknya masyarakat multikultural tidak terlepas dari
terbentuknya masyarakat modern yang anggotannya terdiri dari
berbagai macam golongan, etnis, ras agama, dan budaya.
Berikut ada beberapa pengertian masyarakat Multikultural menurut
para ahli yaitu :
a. J.S Furnival, menyatakan bahwa masyarakat multikultural yaitu
masyarakat yang terdiri dari dua atau leboh komunitas yang secara
cultural terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda
satu sama lain.
b. Clifford Geertz menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah
masyarakat yang terbagi kedalam subsistem –subsistem yang masing
–masing subsistem terikat oleh ikatan – ikatan promirdial.
c. J. Nasikun menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah
masyarakat yang memiliki sub kebudayaan yang bersifat diverse yang
ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai yang disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial
serta sering munculnya konflik sosial.

4. Kesatuan – Kesatuan Khusus di Dalam Masyarakat


Sebuah masyarakat terdapat juga kesatuan –kesatuan khusus, diantara
nya yaitu :
a. Kategori sosial, yaitu kesatuan manusia dengan ciri – ciri objektif
dikenakan kepada mereka, misalnya kelompok warga Negara yang
telah berhak mengikuti pemilu yaitu sudah berusia 18 tahun atau
lebih.
b. Golongan sosial adalah suatu kesatuan manusia dengan ciri tertentu,
misalnya golongan pemuda dengan ciri –ciri idealis, vitalitas tinggi
dan masih relative bebas dari beban hidup.
c. Kelompok sosial adalah kelompok yang terikat oleh sejumlah norma,
adat istiadat dan sistem kepemimpinan dalam melakukan interaksi
antar anggotanya, misalnya sistem marga.
d. Kelompok perkumpulan, yaitu kelompok yang jiwa solidaritasnya
amat tinggi didasari oleh hubungan kekeluargaan atau hubungan
kontrak, misalnya perkumpulan simpan pinjam, koperasi dsb
e. Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati
wilayah yang spesifik dan terkait oleh sistem budaya serta identitas
tertentu pula sehingga timbul ikatan atau kesadaran wilayah (lokalitas)
,misalnya rulal community dan urban community .

5. Karakteristik Masyarakat Multikultural


Menurut Pierre L. Van den Berghe masyarakat multikultural
memiliki karakteristi yaitu :
a. Terjadinya segmentasi atau pembagian kedalam kelompok –kelompok
yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama
lain.
b. Memiliki struktur yang terbagi-bagi kedalam lembaga – lembaga yang
bersifat nonkomplementer (tidak saling melengkapi)
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggotanya
terhadap nilai- nilai yang bersifat dasar
d. Sering kali terjadi konflik antara kelompok yang satu dan kelompok
yang lain.
e. Integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.
Berdasarkan karakteristik diatas, bahwa masyarakat majemuk tidak
sama dengan masyarakat multikultural, karena masyarakat
majemuk hanya memandang masyarakat sebagai keanekaragaman
suku bangsa dan kebudayaannya saja.

6. Kategori Masyarakat Multikultural


Menurut J.S.Furnivall masyarakat Multikultural memiliki berbagai
kategori, yaitu :
a. Masyarakat majemuk dengan komposisi seimbang, terdiri atas
sejumlah komunitas dan mempunyai kekuatan kompetitif serta
seimbang
b. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan, terdiri atas
sejumlah komunitas etnik dengan kekuatan
c. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan, bearti etnik
minoritas memiliki keunggulan kompetitif sehingga mendominasi
kehidupan politik atau ekonomi masyarakat
d. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi, terdiri atas kelompok etnik
kecil sehingga tidak memiliki posisi dominan dalam politik dan
ekonomi.

Pengkalsifikasian masyarakat Multikultural menurut Parekh, dibagi


menjadi lima macam multikulturalisme yaitu :
a. Multikulturalisme isolasionis, yaitu mengacu kepada masyarakat
dimana berbagai kelompok cultural menjalankan hidup secara otonom
dan terlibat dalam interaksi hanya minimal satu sama lain.
b. Multikulturalisme akomodatif, yakni masyarakat plural yang memiliki
kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi –
akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas
c. Multikulturalisme otonomis, yakni masyarakat plural dimana
kelompok – kelompok cultural utama berusaha mewujudkan
kesetaraan dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan
otonomi dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima.
d. Multikultural kritikal ialah masyarakat plural dimana kelompok –
kelompok cultural tidak terlalu terpaku pada kehidupan budaya
otonom, tetapi lebih menuntut terhadap penciptaan budaya kolektif
yang mencerminkan dan menegaskan pandangan – pandangan
pemikiran mereka.
e. Multikultural kosmopolitan, yakni berusaha menghapus batas –batas
cultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana
setiap individu tidak lagi terikat dalam kelompok budaya tertentu dan
sebaliknya, secara bebas dapat terlibat dalam kegiatan – kegiatan
antara kelompok – kelompok budaya dan sekaligus mengembangkan
kehidupan budaya masing – masing.

Masyarakat Indonesia Sebagai Masyarakat Multikultural


1. Latar Belakang Terbentuknya Masyarakat Multikultural
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat multikultural dan multiras. Factor-faktor tersebut
antara lain :
a. Faktor Sejarah Indonesia
Sejak zaman dahulu, wilayah Indonesia dimata dunia dikenal
sebagai negeri yang kaya dan subur.Pada zaman itu, yang paling dicari
bangsa Barat adalah palawija dan rempah rempah.Kejayaan Indonesia
yang melimpah membuat wilayah kita mencri bangsa lain. Coba saja
Anda lihat sejarah Indonesia, sejak dahulu bangsa Indonesia telah
dikunjungi bangsa Cina, arab, Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris.
Kondisi ini menjadikan Indonesia memliki struktur ras dan budaya yang
makin beragam.
b. Faktor Geografis
Indonesia berada di jalur peersilangan transportasi laut yang ramai
dan strategis.Faktor inilah yang membuat banyak bangsa pedagang
singgah di Indonesia.Bangsa bangsa tersebut antara lain Arab, India,
Portugis, Spnyol, Inggris, Jepag, Korea, Cina, Belanda, dan Jerman.
Setiap bangsa yang datang ke Indonesia, tentu membawa struktur
buaya yang berbeda bedaa.Akibat kontak dagang, maka masuknya unsur
budaya tertentu ke Negara Indonesia tidak dapat dihindari.Sebagai bukti
adanya interaksi adalah masuknya bahasa Inggris, bahasa Belanda,
Agama Islam, Naserani, Hindu, dan Budha.
c. Faktor bentuk Fisik Indonesia
Letak geologis Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Indonesia merupakan bagian dari dua buah rangkaian pegunungan
besardi sunia, yaitu rangkaian Pegunungan Mediternia dan sirkum
Pasifik
2. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik
3. Indonesia terletak pada tiga daerah dangkalan, yaitu dangkalan
Sunda, Dangkalan Sahul, dan daerah Laut Pertengahan Australia
Asiatis

Letak geologis Indonesia, menjadikan Indonesia mempunyai bentuk


Negara kepualauan.Jumlah pulau di Indonesia diperkirakan ribuan
jumlahnya.Setiap pulau dianugerahi karakteristik fisik sendiri sendiri.
Akibatnya setiap masyarakat akan mengembangkan cara hidup yang
berbeda beda sesuai dengan karakteristik pulau yang mereka tempati.
Perbedaan itu terlihat dari teknologi, budaya, seni, bahasa.Hal inilah
yang membentuk masyarakat multikultural.
d. Induk Bangsa
Pada zaman prasejarah, Kepulauan Indonesia didatangi oleh orang-
orang dari wilayah Yunan Utara.Orang-orang tersebut bisa dikatakan
sebagai nenek moyang kita.Kedatangan orang-orang tersebut membawa
kebudayaan batu madya, batu baru, sampai pada zaman
logam.membawa kebudayaan batu madya, batu baru dibawa oleh
masyarakat yang disebut sebagai Proto Melayu, setelah itu datang lagi
masyarakat yang membawa kebudayaan logam yang disebut sebagai
Deutro Melayu.
Kebudayaan-kebudayaan tersebut dibawa ke Indonesia oleh ras
Mongoloid dan Negroid. Kedua ras tersebut akan menjadi induk bangsa
Indonesia dan menghuni berbagai daerah di Indonesia dan kemudian
mengembangkan kebudayaannya baik dalam bentuk bangunan,
makanan, seni, dan lain lain. Pada perkembangannya diantara mereka
terjadi percsampuran sehingga melahirkjan suku bangsa yang dianggap
penduduk asli Indonesia.
e. Kontak Antarbangsa dengan berbagai Kebudayaan
Salah satu pengaruh luar yang masuk adalah pada saat masuknya
India terutama pada saat penyebaran agama Hindu dan Budha.Kedua
gaama tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
kebudayaan Indonesia. Terlihat dari banyaknya bahasa Sansekerta yang
digunakan di Indonesia misalnya penggunaan untuk nama orang seperti
Dewi, Wisnu, dan Satria.
2. Persebaran Suku Bangsa di Setiap Pulau di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang dihuni oleh
kurang lebih 316 suku bangsa dengan bahasa yang digunakan lebih
kurang 250 bahasa daerah.Masing masing suku bangsa mempunyai
kebudayaan sendiri, baik dalam hal bahasa, adat istiadat, bentuk rumah,
pakaian, maupun keseniannya. Oleh sebab itu bangsa Indonesia
mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda beda
tetapi tetap satu. Untuk mempersatukan bangsa, bahasa Indonesia
dijadikan bahasa persatuan dengan tetap menjunjung tinggi bahasa daerah.
3. Keragaman Suku Bangsa di Indonesia di Bagian Barat, Tengah dan
Timur
a. Suku Bangsa Mentawai
b. Suku Bangsa Nias
c. Suku Bangsa Minangkabau
d. Suku Bangsa Batak
e. Suku Bangsa Jawa
f. Suku Bangsa Jawa
g. Suku Bangsa Minahasa

Perkembangan Kelompok dalam Masyarakat Multikultural


1. Dimensi Horisontal
a. Pluralitas Suku Bangsa
b. Pluralitas Agama
c. Pengaruh Lingkungan Geografis
d. Pengaruh Interaksi Kota dan Desa
2. Dimensi Vertikal
a. Tinjauan Ekonomi
b. Tinjauan Politik
3. Keanekaragaman dan Perubahan Kebudayaan
a. Masalah Keanekaragaman Budaya
1. Primordialisme
Paham atau ide dari anggota masyarakat yang memiliki
kecenderungan untuk berkelompok berdasarkqn kesuku bangsaan.
2. Etnosentrisme
Suatu sikap menilai unsur unsur kebudayaan lain dengan
menggunakan kebudayaan sendiri
b. Masalah – Masalah Perubahan Kebudayaan
Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural
1. Keanekaragaman Masyarakat Indonesia
2. Integrasi dan Pertentangan
3. Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh Keragaman Kelompok Sosial
a. Pendekatan Struktural Fungsional
b. Pendekatan Konflik
Toleransi Terhadap Perbedaan Sosial
Upaya upaya untuk memelihara toleransi adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan kenyamanan
2. Berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dengan kita
3. Menghormati orang-orang yang berbeda gama dan suku bangsa dari
kita

You might also like