Professional Documents
Culture Documents
RPP.13 (Sosiologi)
RPP.13 (Sosiologi)
(RPP)
A. Kompetensi Inti,
KI-1 dan KI-2;Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
dengan senantiasa berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun,
peduli, bertanggungjawab, responsif, dan proaktif dalam menyikapi agam gejala
sosial yang terjadi sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan
sosialnya.
C. Materi Pembelajaran
Perilaku menyimpang di masyarakat, meliputi:
1. Pengertian kesetaraan sosial
2. Syarat dan ciri-ciri kesetaraan social
3. Gender
4. Diferensiasi sosial
5. Terbentuknya norma dalam kelompok
F. Sumber Belajar
Rufikasari, Ria Candra. 2016.Sosiologi XI. Surakarta: Mediatama
B. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (@2 ×45 menit)
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Komunikatif
2. Mengkondisikan
suasana belajar yang Memberikan
menyenangkan; gambaran
3. Mendiskusikan agar Peserta
kompetensi yang akan didik
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
dipelajari dan konsentrasi
dikembangkan dengan alur
berkaitan dengan materi pembelajaran
individu, kelompok dan pada materi
hubungan sosial. kesetaraan
4. Melalui tanya jawab sosial
membahas tentang
konsep kesetaraan
sosial
5. Menyampaikan
kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan
dengan materi
kesetaraan sosial di
masyarakat
6. Menyampaikan garis
besar cakupan materi
kesetaraan sosial di
masyarakat dan
kegiatan yang akan
dilakukan;
7. Menyampaikan metode
pembelajaran dan
teknik penilaian yang
akan digunakan saat
membahas materi
kelompo sosial di
masyarakat.
8. Membagi peserta didik
menjadi 5 Kelompok
(dengan setiap anggota
kelompok berjumlah 5 -
6 orang).
(dikondisikan dengan
lokasi tempat tinggal
yang berdekatan)
2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Guru bertanya jawab Berfikir
mengenai konsep Kritis
kesetaraan sosial Kreatif
2. Peserta didik Kolaborasi
menanggapi pertanyaan Peserta didik
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
guru tentang kesetaraan melakukan
sosial pengamatan
3. Guru menanggapi gambar
tanggapan dan jawaban kesetaraan
peserta didik tentang sosial
kesetaraan sosial dan
memberikan penegasan Peserta didik
tentang konsep berfikir secara
kesetaraan sosial kritis tentang
4. Peserta didik diberi contoh
waktu untuk kesetaraan
menanggapi jawaban sosial yang
guru ditampilkan
5. Guru meminta peserta
didik secara Peserta didik
berkelompok untuk memberikan
mengamati bersama tanggapan
gambar yang akan terhadap
disajikan. gambar
tersebut
Pertanyaan 1
Salah satu ciri kesetaraan
sosial dalam bentuk
gemeinschaft adalah
bahwa hubungan tersebut
hanya untuk “kita”. Ciri
ini sering disebut dengan
istilah ….
A. Private
B. Intimate
C. Universal
D. Eksklusif Berfikir kritis
E. Inklusif Kreatif
Kolaborasi/
Melatih
7. Peserta didik menjawab memahami
dan menanggapi gambar soal HOTS
tentang kesetaraan
sosial tersebut Peserta didik
berdiskusi dan
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
kemudian
menjawab
8. Guru menanggapi dengan
jawaban dan tanggapan kalimat sendiri
peserta didik, kemudian berdasarkan
memberikan contoh informasi
gambar lain yang
diperolehnya
9. Peserta didik secara
berkelompok Peserta didik
mengamati gambar mengemukaka
yang dibagikan guru n dasar
10.Guru memberi waktu terbentuknya
peserta didik dalam kesetaraan
kelompok untuk sosial
berdiskusi
11.Peserta didik berdiskusi
dan mencari informasi Peserta didik
mengenai dasar dilatih
terbentuknya kesetaraan menyelesaikan
sosial dari berbagai soal dengan
sumber yang ada (buku kategori
paket, internet dan HOTS
media lainnya)
12. Guru membagikan
lembar tugas
pengamatan
gambar/foto kepada tiap
kelompok untuk diisi
secara berkelompok
13. Perwakilan kelompok
Kreatif
menempel gambar
Komunikasi
tersebut di papan tulis
Berfikir
sesuai dengan dasar
Kritis
terbentuknya kelompok
14. Guru mempersilahkan Peserta didik
peserta didik pada menanggapi
kelompok lain untuk presentasi
menanggapi presentasi kelompok lain
kelompok I (pertama)
15. Guru memfasilitasi
diskusi antar kelompok
16. Guru memberi
penegasan terhadap
hasil dan jalannya
diskusi secara
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
keseluruhan
17. Guru bersama peserta
didik menyimpulkan
hasil diskusi
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam Berfikir
menemukan kesimpulan Kritis
tentang konsep
kesetaraan sosial, ciri-
ciri kesetaraan sosial
dan dasar terbentuknya
kelompok melalui
proses pembelajaran
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
mengungkapkan
manfaat memahami
konsepkesetaraan sosial
dalam kehidupan sehari-
hari
3. Memberikan tugas
kepada peserta didik
secara kelompok untuk
mengamati kesetaraan
sosial yang ada di
sekitar tempat tinggal
masing-masing untuk
dianalisis bentuknya
4. Hasil pengamatan di
analisi sederhana di tulis
di buku tugas
5. Memberi salam.
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam; Kreatif
2. Mengkondisikan peserta Komunikasi
didik dalam suasana Berfikir
yang menyenangkan agar Kritis
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
siap mengikuti
pembelajaran;
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
observasi atau
pengamatan tentang
kesetaraan sosial yang
terdapat di lingkungan
sekitar tempat tinggal
masing-masing
4. Peserta didik secara
kelompok
mempersiapkan
presentasi
2 Kegiatan 70 menit
Inti
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
1 Kegiatan 10 menit
Awal
1. Memberi salam;
2. Mengkondisikan peserta
didik dalam suasana
yang menyenangkan agar
siap mengikuti
pembelajaran;
3. Apersepsi tentang tugas
minggu lalu berupa
resume tentang
klasifikasi kesetaraan
sosial
4. Peserta didik bersama
guru menata tempat
duduk melingkar sesuai
dengan kelompoknya
kelas untuk pembelajaran
2 Kegiatan 70 menit
Inti
1. Siswa duduk sesuai
kelompoknya
2. Ketua kelompok tinggal
di tempat sedangkan
anggota lainya berpindah
ke tempat kelompok lain.
3. Ketua kelompok
menyampaikan
resumanya kepada
anggota kelompok yang
baru
4. Anggota kelompok
menyimak dan mencatat
apa yang disampaikan
oleh ketua kelompok
Aktivitas
Langkah- 4 C dan Alokasi
No. Kegiatan
langkah pembelajaran Waktu
HOTS
yang baru
5. Ketua bersama anggota
kelompok berdiskusi
dalam pantauan guru
6. Begitu seterusnya sampai
semua materi resume
didapatkan
7. Tugas ketua kelompok
dilakukan oleh peserta
didik yang bergantian
3 Penutup 10 menit
1. Memfasilitasi dalam
menyusun kesimpulan Berfikir
tentang dasar Kritis
terbentuknya kesetaraan Kreatif
sosial serta klasifikasi Komunikasi
kesetaraan sosialtersebut
2. Meminta perwakilan
peserta didik untuk
mengemukakan manfaat
memahami dasar
terbentuknya dan
klasifikasi kesetaraan
sosial
3. Memberi salam.
C. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1. Penilaian Sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Penugasan
b. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta
didik
2. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
4. Penugasan Proyek : membuat profil suatu kesetaraan sosial
yang berada di masyarakat
c. Instrumen Penilaian
d. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas
pencapaian Kompetensi Dasarnya
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui bimbingan
individuatau tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
e. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan )<n< n( maksimum )
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan
Peserta didik yang mencapai nilai n>n ( maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai
pengetahuan tambahan.
Penilaian Pengetahuan
Soal
1. Jelaskan pengertian kesetaraan sosial menurut anda masing-masing!
2. Bagaimana karakteristik kesetaraan sosial?
3. Apa saja factor pendorong munculya kesetaraan sosial?
4. Hampir setiap hari Siska berangkat ke sekolah setiap pagi. Siska selalu
mengenakan seragam sesuai dengan aturan yang berlaku. Siskapun tak pernah lupa
mengerjakan pekerjaan rumah pada malam sebelumnya. Ketika di sekolah, Siska
selalu memperhatikan apa yang dijelaskan oleh bapak/ibu guru. Baik ketika sampai
sekolah ataupun pulang sekolah, Siska selalu mencium tangan bapak/ibu guru.
Unsur kesetaraan sosial apa saja yang terdapat dalam cerita tersebut?
5. Dari cerita soal nomor empat, jelaskan! adakah suatu bentuk keteraturan dalam
kesetaraan sosial dalam cerita tersebut?
Jawaban
1. Suatu kumpulan individu yang berinteraksi, saling mengakui keanggotaannya, dan
terikat dalam persamaan kepentingan, hobi, kebutuhan, ataupaun unsur sosial
lainnya
2. Lebih dari 1 individu, berinteraksi, memiliki ikatan
3. Dorongan untuk berketurunan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, dorongan
untuk mengahsilkan efektivitas dan efisiensi kerja
4. Kesetaraan sosial sekunder, struktur kesetaraan sosial, interaksi antar anggota
kesetaraan sosial, aturan dalam kesetaraan sosial
5. Ada, karena terlihat bagaimana siska mentaati berbagai macam struktur dan aturan
yang berlaku dalam kelompok tersebut
No Nama 1 2 3 4 5
Jumlah
nilai
1 aurelia Max: 10 Max: 10 Max: 20 Max: 40 Max: 20 100
2 erlangg … … … … … …
a
3 …… … ..… … … … …
Penilaian Proyek
“membuat profil kesetaraan sosial di masyarakat”
1. Membentuk kelompok per lima siswa
2. Mendiskusikan kesetaraan sosial yang akan di wawancarai
3. Merancang daftar pertanyaan
4. Pelaksanaan wawancara dengan kesetaraan sosial
5. Membuat essay hasil dari wawancara
4 Genotype Stereotype
2) Melanoderm
Melano berarti hitam. Ras yang termasuk melanoderm Negrid,
Melanesid, Pigmid, Australid. Penduduk yang termasuk dalam ras ini,
antara lain orang Afrika, Aborigin, dan Melanesia. Ciri-ciri ras
melanoderm, antara lain :
a) warna kulit agak gelap;
b) rambut agak keriting;
c) hidung sangat lebar;
d) wajah prognat;
e) bibir sangat tebal.
3) Xantoderm
Xanto berarti kuning. Ras yang termasuk xantoderm, yaitu Mongoloid,
Indianid, dan Khoisanid. Penduduk yang termasuk dalam ras
xantoderm, antara lain orang Asia, Indian, Eskimo, dan bangsa
Khoisan di Afrika. Ciri-ciri ras xantoderm, antara lain
a) wajah rendah dengan pangkal hidung rendah;
b) pipi menonjol ke depan;
c) celah mata mendatar dengan kerut mongol
(epicantus internus);
d) rambut lurus, hitam, tebal;
e) warna kulit kekuningan.
c. A.L. Krober mengklasifikasikan ras-ras di dunia menjadi lima
golongan ras utama.
1) Ras Australoid, yaitu penduduk asli Australia (Aborigin);
2) Ras Mongoloid, terdiri atas:
a) Asiatic Mongoloid, terdapat di Asia Utara, Asia Tengah, dan
Asia Timur;
b) Malayan Mongoloid, terdapat di Asia Tenggara, Indonesia,
Malaysia Filipina, dan penduduk asli Taiwan;
c) American Mongoloid merupakan penduduk asli Amerika Utara
dan Amerika Selatan, yaitu orang Eskimo di Amerika Utara
hingga penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan.
3) Ras Kaukasoid terdiri atas empat subras.
a) Nordic terdapat di Eropa Utara sekitar Laut Baltik;
b) Alpine terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur;
c) Mediteranian, yaitu penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika
Utara, Armenia, Arab, dan Iran;
d) Indic terdapat di Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka.
4) Ras Negroid terbagi atas tiga subras.
a) African Negroid terdapat di Benua Afrika;
b) Negrito terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung
c) Malayu, dan Filipina;
d) Melanesian terdapat di Irian (Papua) dan
e) Melanesia.
5) Ras-ras khusus yang merupakan ras yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam keempat ras pokok tersebut. Ras-ras khusus
itu sebagai berikut.
a) Bushman, yaitu penduduk daerah gurun
b) Kalahari dan Afrika Selatan;
c) Weddoid, yaitu penduduk pedalaman Sri Lanka
d) dan Sulawesi Selatan;
e) Polynesian, yaitu penduduk di Kepulauan
f) Mikronesia dan Polynesia;
g) Ainu, yaitu penduduk Pulau Karafuto dan
h) Hokkaido, Jepang Utara.
c. Ras Asiatic-Mongoloid
Ras ini kebanyakan kaum pendatang dan biasanya mereka tinggal di kota-
kota besar. Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang Cina, Jepang,
dan Korea. Beberapa ciri ras Asiatic- Mongoloid adalah
1) warna kulit kuning;
2) mata sipit;
3) bibir tipis;
4) rambut hitam dan cenderung lurus;
5) tinggi badan rata-rata 155-165.
d. Ras Kaukasoid
Penduduk yang termasuk ras ini adalah orang India, Timur Tengah,
Australia, Eropa, dan Amerika. Ras ini juga merupakan kaum pendatang
yang umumnya tinggal di kotakota besar. Ciri-ciri ras ini adalah sebagai
berikut:
1) warna kulit orang India agak kuning, sedangkan orang Timur
Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika adalah putih;
2) rambut hitam atau pirang;
3) hidung mancung;
4) bibir tipis;
5) tinggi badan rata-rata 165-180.
Ras-ras yang ada di Indonesia tersebut berada tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Ras-ras tersebut mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan
ras lainnya. Akan tetapi, untuk saat ini kebudayaan mereka telah
terpengaruh oleh kebudayaan ras lain.
c. Keragaman Suku Bangsa/Etnis
Koentjaraningrat mendefinisikan suku bangsa sebagai klompok
manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran
identitas. Ciri-ciri suku bangsa yaitu memiki kesamaan kebudayaan,
bahasa, adat istiadat dan nenek moyang. Hal yang membedakan antara
suku bangsa satu dengan yang lainnya yaitu bahasa daerah, adat istiadat,
sistem kekerabatan, kesenian daerah dan daerah asal. Berdasarkan data
sensus penduduk terakhir BPS RI tahun 2010, diketahui jumlah suku
bangs di Indonesia sebanyak 1.340 susku bangsa. Berikut ini adalah
rincian suku bangsa di Indonesia:
1. Provinsi Aceh terdiri dari:
Aceh, Alas, Gayo Lut, Gayo Luwes, Singkil, Simeulue, Aneuk Jame,
tamiang, dan Kluet.
2. Provinsi Sumatra Utara terdiri dari:
Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak
Simalungun, Batak Toba, Ulu, Nias.
3. Provinsi Sumatra Barat terdiri dari:
Mentawai, Minangkabau, Guci, Jambak, Piliang, Caniago, Tanjung,
Sikum Bang, Koto.
4. Provinsi Riau terdiri dari:
Akit, Melayu Riau, Rawa, Hutan, Sakai, Bonai, Laut, Talang Mamak.
5. Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari:
Melayu, Laut, Batak.
6. Provinsi Jambi terdiri dari:
Anak Dalam, Jambi, Kerinci, Melayu, Bejau, Batin, Kubu, Penghulu.
7. Provinsi Sumatra Selatan terdiri dari:
Gumai, Kayu Agung, Kubu, Pasemah, Palembang, Ranau Kisan,
Komering, Ogan, Lematang, Lintang, Semendo, Rejang.
8. Provinsi Bangka Belitung terdiri dari:
Bangka, Belitung, Lom, Sawang, Sekak, Pangkal pinang, Melayu,
Toboali.
9. Provinsi Bengkulu terdiri dari:
Enggano, Kaur, Lemabak, Muo-Muko, Semendo, Serawi, Melayu,
Sekah, Rejang, Lebong.
10. Provinsi Lampung terdiri dari:
Abung, Krui, Melayu, Lampung, Rawas, Semendo, Pasemah.
11. Provinsi Banten terdiri dari:
Badui, Sunda, Banten.
12. Provinsi DKI Jakarta terdiri dari:
Betawi
13. Provinsi Jawa Barat terdiri dari:
Cirebon, Sunda
14. Provinsi Jawa Tengah terdiri dari:
Jawa, Samin
15. Provinsi DIY terdiri dari:
Jawa
16. Provinsi Jawa Timur terdiri dari:
Jawa, Bawean, Madura, Tengger, Osing
17. Provinsi Bali terdiri dari:
Bali Aga, Bali Majapahit.
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari:
Sumbawa, Bima, Dompu, Donggo, Mandar, Bali, Sasak.
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari:
Alor, Rote, Timor, Sabu, Helong, Sumba, Dawan, Belu, Flores.
20. Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari:
Dayak (Tidung, Kenyah, Brusu, Tingalan, Agabag)
21. Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari:
Dayak (Bidayuh, Desa, Iban, Kanayatan, Kantuk, Limbl, Mali,
Mualang, Sambas, Murut, Ngaju, Punan, Ot Danum, Kayan)
22. Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari:
Dayak ( Bara Dia, Bawo, Dusun, awangan,Ot Danum, Punan, Siang
Murung, Ngaju, Maanyan, Dusun, Lawangan, Bukupao, Ot Dusun.)
23. Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari:
Dayak (Banjar, Bakumpai, Bukit, pitap, Oang Barangas, Banjar Hulu,
Banjar Kuala)
24. Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari:
Dayak (Bulungan, Abai, Kayan, Bajau, Berau, Kutai, Pasir)
25. Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari:
Sangir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow, Bantik
26. Provinsi Sulawesi Tengah terdiri dari:
Kailili, Pamona, Mori, Balatar, Wana, Ampana, Balantak, Bungku,
Buol, Dampeles, Dondo, Kulawi, Lore, dan Banggai.
27. Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari:
Makasar, Bugis, Toraja, Bentong, Duri, Konjo Pegunungan, Konjo
Pesisir, Mandar
28. Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari:
Laki, Malio, Muna, Kulisusu Moronene, Wolio, Wononili, Buton.
29. Provinsi Gorontalo terdiri dari:
Goontalo, Suwawa, Atinggola, Mongondow, Bajo Manado.
30. Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari:
Mandar, Mamuju, Pattae, Tosumunya, Mamasa.
31. Provinsi Maluku terdiri dari:
Ambon, Aru, Ternate, Tidore, Furu-Furu, Alifuru, Togitil, Rana,
Banda, Buru, Tanibar
32. Provinsi Maluku Utara terdiri dari:
Seram, Banda, Buru, Furu, Aru, bacan, Gane, kadai, Kau, Loloda,
Maba, Makian, Pagu, Patani, Sahu, Ternate, Tidore, Tobelo, Tuguti,
Wayoli, Weda, Tanibar.
33. Provinsi Papua terdiri dari:
Arfak, Mandacann, Bauzi, Biak Muyu, Ekagi, Fak-Fak, Asmat,
Kaure, Tobati, Dera, dan Dani.
34. Provinsi Papua Barat terdiri dari:
Doteri, Kuri, Simuri, Irarutu, Sabyar, Onim, Atam, Atori, Ayamuru,
Ayfat, Baham, Kambrau, Karas, Karon, Kolwai, dan Biak.
d. Diferensiasi Profesi (Pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yangdilakukan manusia
sebagai sumber penghasilan ataumata pencahariannya. Dalam masyarakat
sosialprofesi merupakan suatu pekerjaan yang memerlukansuatu
keterampilan khusus. Misalnya, profesi gurumemerlukan keterampilan
khusus seperti, pandaiberbicara, suka membimbing, sabar, dan sebagainya.
Di masyarakat terdapat berbagai macam profesi yangdimiliki anggota
masyarakat. Hal ini dikarenakan pengaruh industrialisasi dan modernisasi,
serta kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi. Diferensiasi profesi
merupakanpenggolongan anggota masyarakat berdasarkan jenis
pekerjaanyang dimiliki. Berdasarkan penggolongan inilah kita
mengenalkelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter,
pedagang,buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.Perbedaan
profesi biasanya akan membawa pengaruh terhadapperilaku sosial
seseorang di lingkungannya. Contoh, perilakuseorang dokter tentunya
berbeda dengan perilaku seorang tukangbecak ketika keduanya melakukan
pekerjaan.
b. Diskriminasi sosial
Merupakan sikap membeda-bedakan antara golongan atau kelompok
sosial satu dengan yang lain. Adanya kelompok dominan yang menguasai
berbagai bidang kehidupan terkaang menimbulkan tekanan dan intimidasi
kepada kelompok minoritas.
c. Tumbuhnya primodialisme
Merupakan paham yang mengutamakan kepentigan kelompok masyarakat
sebagai bentuk kestiaan atau loyalitas yang telah disosialisasikan sejak kecil.
Faktor penyebabnya yaitu:
1. Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam sua
kelompok.
2. Muncul keinginan untu memprtahankan keutuhan kelompok.
3. Terdapat nilai-nilai yang berkaitan denag sistem keyakina, sepertia
agama atau deologi.
d. Tumbuhnya Etnoentrisme
Merupakan paham yang memandang masyarakat atau kebudayaan milik
sendiri lebih baik dari masyarakat aau kebudayaan lain. Hal ni akan
menghambat proses belajar nilai-nilai kebudayaan lain, sehingga menghambat
hubngan antar suku bangsa, proses asimilasi maupun integrasi dan mendorong
terjadinya konflik antar kelompok. Sisi positif etnosentrisme yakni:
1. Menjaga keutuhan danketabilan budaya
2. Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan susku bangsa
3. Emperteguh rasa cinta terhadap nilai-nilai kebudayaan suku bangsa.
e. Tumbuhnya Chauvinisme
Merupakan paham yang mengagungkan negara sendiri, dan merendahkan
negara lain. Hal ini dapat mempererat persatuan negara, namn dapat
menyebabkan penjajahan negara lain dan mengancam perdamaian dunia.
f. Konflik Sosial
Konflik sosial merupakan sebuah sebuah proses hubungan sosial yang
mengarah pada perpecahan. Pada umunya konflik terjadikarena adanya
perbedaan kepentingan.
g. Interseksi
Interseksi berasal dari kata intersection yang berarti sebuah titik
pertemuan dari dua buah garis. Secara khusus interseksi berarti persilangan
antara dua himpunan (atau lebih) yang setiap anggotanya juga menjadi bagian
dari dua himpunan (atau lebih) dari masing-masing himpunan tersebut
(sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2005). Proses interseksi ini sangat terlihat
dalam sebuah organisasi-organisasi sosial. Dalam organisasi sosial terdiri atas
berbagai macam penggolongan atau perbedaan misalnya, perbedaan ras,
agama, jenis kelamin, dan lain-lain. Namun, karena adanya persamaan tujuan
dalam sebuah visi misi organisasi, mereka membentuk suatu kesatuan.
Kondisi ini menimbulkan suatu ikatan baru di antara para anggotanya. Ikatan
baru ini mampu memperlemah perbedaan-perbedaan yang pada dasarnya
sudah dimiliki masing-masing dari mereka. Dengan demikian, proses
interseksi dapat mempercepat integrasi sosial, sebab dalam proses interseksi
mengutamakan proses persamaan bukan perbedaan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan gambar di bawah ini:
h. Konsolidasi
Istilah konsolidasi berasal dari bahasa Inggris, consolidation yang berarti
penguatan atau pengukuhan. Dalam struktur sosial konsolidasimerupakan
usaha untuk menata kembali suatu kelompoksosial yang dinilai mengalami
perpecahan atauketidak kompakan. Selain itu, konsolidasi juga
berartisebagai usaha memperkuat parameter (nilai ukur) suatukelompok (in
group) terhadap kelompok yang lain (outgroup).Sebagai contohnya, ketika
suatu kelompok merasaterancam keberadaannya, karena melihat kelompok
lainmenjadi solid dan bersatu padu, maka kelompok tersebutakan
melakukan konsolidasi atau penguatan demi eksisnyakelompok
bersangkutan.
i. Stereotip
Merupakan persepsi atau prasangka mengenai budaya dan sifat khas
masyarakat berdasarkan prasangka subyektif yang belum tentu benar.
stereotipe ini biasanya dijadikan alasan untuk melakukan diskriminasi yang
berujung pada konflik sosial.
j. Disintegrasi Bangsa
Disintegrasi bangsa atau pepeahan bangsa terjadi karena adanya konflik
sosial. Hal ini tidak hanya menimbulkan korban harta benda, namun juga
menimbulkan korban jiwa dan trauma. Untuk menghindari
disinterasihendaknya kita saling menghormati perbedaan dan keragaman,
serta jika ada masalah hendaknya diselesaikan dengan jalan musyawarah.
2. Kesetaraan Gender
Gender merupakan pembagian peran dan tanggung jawab seseorang
berdasarkan jenis kelamin. berkembangnya nilai sosial dan budaya tertentu,
terkadang menimbulkan pelabelan atau setereotipe. Hal ini menyebabkan
munculnya anggapan bahwa jenis kelamin tertentu identik dengan pekerjaan
tertentu serta memilki sifat-sifat tertentu. Namun hal ini memudar seirinng
berkembangnya konsep emansipasi.
3. Kesetaraan Ras
Kesetaraan ras mempunyai arti bahwa semua ras memiliki kedudukan sama.
Selain itu tingkat intelegensi sesorang tidak dapat diukur berdasrkan ras atau ciri
fisk tertentu. Salah satu kasus yang menunjukkan adanya dskriminasi kelompok
berdasakan ras adalah adanya kebijakan politikm apartheid di Afrika. Hal ini
didasarkan adanya pandangan bahwa ras tertentu berada di kelas sosial rendah
dibandingkan ras lain.
5. Kesetaraa Agama
Agama merupakan sistem kepercayaan ang dianut oleh manusia sebagai
pedoman hidup. Agama yang diakui di Indonesia ada enam, yaitu Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, Konghucu. Tiap agama memilk perbedaan cara beribadah,
konsep keimanan, kitab suci, dan hukum yang berlaku sesuai ajaran agamanya.
Meskipun ad perbedaan, namun dalam aturan memandang semua agama di
indonesia dalam satu derajat.
1. Kesetaraan Sosial
Konsep kesetaraan sosial atau persamaan sosial adalah keadaan sosial
dimana semua orang dalam suatu masyarakat memiliki status yang
sama dalam hal tertentu. Kesetaraan sosial mencakup hak dibawah
hokum, hak suara, kebebasan berbicara, kebebasan berkumpul, hak
property, akses pendidikan, pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
lainnya.Kesetaraan sosial membutuhkan ketegasan semua pihak agar
diskriminasi hak dan kewajiban tidak terjadi di masyarakat.
Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda, yaitu :
a. Kesetaraan hukum mengacu pada pengakuan bahwa semua warga
adalah subjek hokum
b. Kesetaraan politik mengacu pada pengakuan bahwa orang –orang
yang menjadi subjek peraturan Negara harus memiliki hak yang sama
untuk berpartisipasi dalam perumusan undang-undang yang menjadi
dasar peraturan tersebut.
c. Kesetaraan sosial mengacu pada dua gagasan kesetaraan status atau
posisi seseorang dalam masyarakat
d. Kesetaraan ekonomi mengacu pada situasi dimana pembagian sumber
daya dilakukan secara adil
e. Kesetaraan moral mengacu pada kondisi dimana setiap warga
masyarakat memiliki nilai yang sama.
2. Harmonisasi Sosial
Setiap individu, kelompok maupun masyarakat selalu mempunyai
perbedaan –perbedaan.Keanekaragaman agama, kelompok, ras, etnis
dan sebagainya menjadi bagian dari komponen masyarakat.Sikap
terbaik yang harus diambil yaitu adanya sikap saling
menghormati.Suatu masyarakat menginginkan hidup dengan keadaan
tertib, teratur, aman dan nyaman sebagai suatu kehidupan yang penuh
dengan harmoni.Harmoni sosial adalah kondisi dimana individu hidup
sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya yang dijadikan sebagai
paduan keselarasan atau perpaduan segala macam perbedaan di dalam
masyarakat. Keselarasan dalam kehidupan masyarakat akan
menciptakan tatanan kehidupan sosial yang indah dan teratur. Masing-
masing anggota masyarakat dapat menjalani hidupnya dengan baik
sesuai kodrat dan posisi sosialnya.
1. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat diadopsi dari bahasa Arab, yaitu Syakara yang artinya
ikut serta.Pada bahasa inggris kata masyarakat dikenal dengan istilah
society yang artinya kawan.Jadi masyarakat diartikan sebagai
berkawan atau ikut serta.
Berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian dari
masyarakat :
a. Selo Soemarjan (1974), masyarakat merupakan orang – orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
b. Koentjaraningrat (1994), masyarakat merupakan kesatuan hidup
manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama
c. J.L Gillin (1954) masyarakat adalah manusia yang hidup berinteraksi
sosial menurut sistem adat istiadat, pola sikap, perilaku dan perasaan
kolektif yang terikat oleh rasa identitas bersama.
Selain memiliki ciri –ciri, masyarakat juga terdiri dari beberapa komponen
yaitu
a. Populasi, dengan aspek – aspek genetic dan demografik
b. Kebudayaan, sebagai produk dan kativitas cipta, rasa, karsa dan karya
manusia.
Menurut Djojodingoeno, masyarakat terbagi menjadi dua yaitu :
a. Masyarakat dalam arti luas yaitu pengelompokan manusia yang
meliputi semua golongan, misalnya masyarakat Indonesia
b. Masyarakat dalam arti sempit yaitu pengelompokan mnusia yang
ruang lingkupnya lebih kecil, misalnya masyarakat Sunda, Padang,
Kalimantan dan masyarakat Papua.
2. Pengertian Multikultural
Secara etimologis, multicultural dibentuk dari kata multi (banyak) dan
culture (budaya). Berikut ada beberapa pengertian dari multicultural
menurut para ahli yaitu:
a. Philip Atkonson, multikulturalisme adalah paham yang menyangkal
bahwa kebudayaan – kebudayaan yang saling bertentangan,
b. Parekh, multikulturalisme adalah sebuah cara untuk memahami
kehidupan dengan 3 pandangan konsep yang mendasar sebagai
berikut: 1) manusia terikat secara cultural, 2). Terbatasnya
kemampuan budaya manusia atau sebagai sarana memahami alam,
3).pembentukan setiap kebudayaan selalu mendapat pengaruh dari
kebudayaan lain.
3. Pengertian Masyarakat Multikultural
Secara Umum Masyarakat Multikultural meruapakan suatu masyarakat
yang memiliki berbagai kebudayaan, misalnya sistem kekerabatan,
religi dan bahasa.Masyarakat ini memiliki karakteristik
heterogen.Terbentuknya masyarakat multikultural tidak terlepas dari
terbentuknya masyarakat modern yang anggotannya terdiri dari
berbagai macam golongan, etnis, ras agama, dan budaya.
Berikut ada beberapa pengertian masyarakat Multikultural menurut
para ahli yaitu :
a. J.S Furnival, menyatakan bahwa masyarakat multikultural yaitu
masyarakat yang terdiri dari dua atau leboh komunitas yang secara
cultural terpisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda
satu sama lain.
b. Clifford Geertz menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah
masyarakat yang terbagi kedalam subsistem –subsistem yang masing
–masing subsistem terikat oleh ikatan – ikatan promirdial.
c. J. Nasikun menyatakan bahwa masyarakat multikultural adalah
masyarakat yang memiliki sub kebudayaan yang bersifat diverse yang
ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai yang disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial
serta sering munculnya konflik sosial.