You are on page 1of 7

ANALISIS MEKANISME HARGA JUAL DAN HARGA JASA MENURUT

PERSEPFKTIF EKONOMI SYARIAH (Studi Kasus CV Hidayah)

Disusun Untuk Memenuhi UTS Mata Kuliah Metodologi Penilitian

Dosen Pengampu : Dr. Asep Suryanto., S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh:
Widi Astuti 191002050
Kelas B

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan
hidupnya. Karenanya, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu.
Salah satu usaha untuk memperolehnya adalah dengan bekerja. Sedangkan salah satu
dari bentuk bekerja adalah berdagang atau bisnis. Kegiatan penting dalam muamalah
yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah kegiatan bisnis.
Berdagang merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
Bahkan Rasulullah, telah menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah
melalui pintu berdagang. Artinya melalui jalan perdagangan inilah, pintu-pintu rezeki
akan dapat dibuka, sehingga karunia Allah terpancar dari padanya, jual beli merupakan
sesuatu yang diperbolehkan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah
ayat 275:

“Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melinkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adlah disesbabkan mereka berkata (berpendapat),
sesunguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalakan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu ( belum datang larangan ) ; dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang-orang yang mengulangi (mengambil riba ), maka kekal di dalamnya .” (Qs. Al-
Baqarah : 275)
Islam menegaskan bahwa kegiatan manusia dalam berbisnis atau berdagang
bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, melainkan harus mengimplementasikan
akhlak mulia sebagai landasannya. Ekonomi Islam dalam melakukan usahanya didasari
oleh nilai iman dan akhlak, moral etik bagi setiap aktivitasnya, baik dalam posisi
sebagai konsumen, produsen, maupun distributor. Dalam Islam perdagangan harus
dilakukan secara baik, dan sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Syariah, dalam Islam
melarang keuntungan yang berlebihan, perdagangan yang tidak jujur, merugikan orang
lain, harus menerapkan keadilan dan kejujuran dalam setiap kegiatan ekonomi. Sejalan
dengan perkembangan zaman, kegiatan jual beli mengalami perkembangan, baik dari
segi sistem jual beli yang saat ini menggunakan sistem online shop, dan dari segi tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli atau disebut pasar, yang mengalami kemajuan
seperti berkembangnya pasar-pasar modern, yaitu banyaknya pembangunan
minimarket, supermarket atau swalayan, pertokoan-pertokoan, dan hypermart di
Indonesia saat ini.
Kepentingan yang berbeda antara pelaku usaha dan konsumen menuntut adanya sistem
harga yang adil, harga yang terjadi akibat kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Harga
pasar adalah harga yang dibayar dalam transaksi barang dan jasa sesuai kesepakatan antara
penjual dan pembeli. Penetapan harga adalah ketetapan harga yangtelah ditentukan oleh pihak
yang berhak untuk menentukan harga tersebut. Dalam penetapan harga, suatu barang maka
harus disepakati dan berlaku secara umum. Konsep harga yang adil menurut Ibnu Taimiyah
merupakan harga nilai barang yang dibayar untuk objek yang sama diberikan, pada waktu dan
tempat yang diserahkan barang tersebut. Keadilan yang dikehendaki oleh Ibnu Taimiyah yakni
tidak melukai dan tidak merugikan orang lain. Dengan harga yang adil, kedua pihak akan
memperoleh kepuasan masing-masing serta tidak ada pihak yang dirugikan.
Ketidakjelasan dalam penetapan harga dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi, tindakan penetapan harga yang melanggar etika dapat menyebabkan para
pelaku usaha tidak disukai oleh para pembeli, bahkan para pembeli dapat melakukan
suatu reaksi yang dapat menjatuhkan nama baik usaha. Penentuan harga yang tidak
diinginkan oleh para pembeli bisa mengakibatkan suatu reaksi penolakan oleh sebagian
atau semua pembeli. Walaupun hal itu seakan menjadi kebiasaan dan masyarakat
sebagai konsumen menerimanya, namun ada baiknya para pelaku bisnis menerapkan
jual beli yang baik, jujur, adanya kejelasan dan tidak merugikan orang lain. Dari latar
belakang masalah diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“ ANALISIS MEKANISME PENETAPAN HARGA JUAL DAN JASA DALAM
PERSPEKTIF PRINSIP EKONOMI ISLAM ” (Studi Kasus CV Hidayah).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem harga jual di CV Hidayah?
2. Bagaimana sistem harga jasa di CV Hidayah?
3. Apakah harga jual dan harga jasa yang ada di CV Hidayah sudah sesuai dengan
ketentuan ekonomi Syariah?

C. Tujuan Penilitian
Tujuan penulis melakukan penilitiaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaiman sistem harga jual di CV Hidayah.
2. Mengetahui bagaimana sistem harga jasa di CV Hidayah.
3. Mengetahui apakah harga jual dan harga jasa yang ada di CV Hidayah sudah
sesuai dengan ketentuan ekonomi syariah.

D. Kegunaan Penilitian
a. Kegunaan teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan
dapat dijadikan sebagai rujukan bagi Mahasiswa yang melakukan penelitian serupa.
Disamping itu, penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi bagi akademika
di Jurusan ekonomi syariah Universitas Siliwangi.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Penulis Sebagai bahan kajian ilmiah dari teori-teori yang pernah didapat
dan mengaplikasikan secara empiris dengan harapan dapat bermanfaat dalam
mekanisme penetapan harga berdasarkan prinsipprinsip ekonomi Islam.
2) Bagi CV Hidayah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pelaku usaha untuk
dijadikan landasan dan pertimbangan dalam kegiatan bisnis khususnya dalam
menetapkan harga barang berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Bab II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Harga
1. Pengertian Harga
Harga adalah perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang. Harga
merupakan nilai yang diberikan pada apa yang dipertukarkan. Harga bisa juga
berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasan dan manfaat. Semakin tinggi
manfaat yang dirasakan seseorang dari barang atau jasa tertentu, semakin tinggi
nilai tukar dari barang atau jasa tersebut.1 Selain itu harga dapat diartikan nilai suatu
barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau jasa berikut pelayanannya.
2. Teori Harga
Teori harga atau price theory adalah teori yang menjelaskan bagaimana harga
barang di pasar terbentuk. Pada dasarnya harga suatu barang ditentukan oleh
besarnya permintaan dan penawaran atas barang tersebut, sedangkan permintaan
dan penawaran atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Kemampuan untuk
membayar bagi konsumen terhadap suatu barang secara spesifik bisa ditampilkan
dengan fungsi supply. Fungsi permintaan terhadap suatu barang mengandung
informasi elastisitas harga yang digambarkan dengan tepat berdasarkan respon
penjualan terhadap perubahan harga. Elastisitas harga merupakan informasi yang
padat untuk merealisasikan strategi pembedaan harga. Jadi, perusahaan
memerlukan informasi elastisitas produk untuk menetukan harga produknya.
Elastisitas harga menjadi karakteristik atau pola reaksi dari konsumen terhadap
perubahan harga.
B. Konsep Penetepan Harga dalam Islam
1. Penetapan Harga Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun membagi jenis barang menjadi dua jenis, yaitu barang kebutuhan
pokok dan barang pelengkap. Menurutnya, bila suatu kota berkembang dan
selanjutnya populasinya bertambah banyak (kota besar), maka pengadaan barang-
barang kebutuhan pokok akan mendapat prioritas pengadaan. Akibatnya,
penawaran meningkat dan ini berarti turunnya harga. Ibnu Khaldun juga
menjelaskan tentang mekanisme penawaran dan permintaan dalam menentukan
harga keseimbangan. Secara lebih rinci, ia menjabarkan pengaruh persaingan
diantara konsumen untuk mendapatkan barang pada sisi permintaan.
Bagi Ibnu Khaldun, harga adalah hasil dari hukum permintaan dan penawaran.
Pengecualian satu-satunya dari hukum ini adalah harga emas dan perak, yang
merupakan standar moneter. Semua barang-barang lain terkena fluktuasi harga
yang tergantung pada pasar. Bila suatu barang langka dan banyak diminta, maka
harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah maka harganya akan rendah.
2. Penetapan Harga Abu Yusuf
Pembentukan harga menurut menurut Abu Yusuf menyatakan, tidak ada
batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada
batasan yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa diketahui. Murah bukan karena
melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan kelangkaan
makanan.
Abu Yusuf berpendapat harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi
juga bergantung pada kekuatan permintaan. Karena itu, peningkatan atau
penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan penurunan atau peningkatan
produksi. Abu Yusuf menegaskan bahwa ada beberapa variabel lain yang
mempengaruhi, tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci. Bisa jadi, variabel itu
adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar di suatu negara,
atau penimbunan dan penahanan barang atau semua hal tersebut.
C. Konsep Penjualan Jasa
1. Pengertian Penjualan
Penjualan adalah mendapatkan seseorang untuk membeli salah satu produk dan
jasa apakah dengan cara promosi atau secara langsung. Penjualan adalah bagaimana
menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan melalui produk atau jasa.
Penjualan berarti sebuah taktik yang dapat mengintegrasikan perusahaan,
pelanggan, dan relasi antara keduanya. Menjual adalah salah satu kegiatan dari
pemasaran dalam upaya menyampaikan produk ke pasar dan penjual dituntut untuk
mempengaruhi calon pembeli agar konsumen bersedia membeli produk yang
ditawarkan. Penjualan jasa adalah manfaat, aktifitas, atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual.
Dalam Islam jual beli secaraistilah adalah menukar barang dengan barang atau
barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang
lain atas dasar saling merelakan sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah
dibenarkan syara.
2. Pengertian Jasa
Jasa menurut Kotler adalah kegiatan yang bersifat tidak teraba atau tindakan yang
tak kasat mata yang dapat ditawarkan dari satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
3. Jenis-Jenis Jasa
1. Jasa di bidang bisnis (business services), seperti konsultasi jasa-jasa keuangan
dan perbankan
2. Jasa di bidang perdagangan (distribution services), seperti jasa-jasa
perdagangan, eceran, grosir, jasa-jasa pemeliharaan dan perbaikan.
3. Jasa di bidang infrastruktur (infrastructure services), seperti jasa-jasa
komunikasi dan transportasi.
4. Jasa untuk kepentingan sosial dan pribadi (social and personal services), seperti
rumah sakit, restoran, dan salon kecantikan.
5. Jasa administrasi pemerintah (goverment services), seperti jasa-jasa pendidikan
dan pemerintahan(militer, polisi, pengadilan)

You might also like