You are on page 1of 20

MAKALAH

“ Evidence Based Dalam Praktek Kebidanan ”

Dosen Pengampu : Dr. Samsider Sitorus,SST,M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1 :

1. MONICA PUTRI ( P07524420030 )


2. YULIA FEBRIYANTI SIREGAR ( P07524420045 )
3. YUNI ARYANA NASUTION ( P07524420046 )

Kelas : 2 –A D-IV Kebidanan Medan

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

PROGRAM STUDY D-IV KEBIDANAN

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr,wb/selamat pagi

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia –
nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Evidence Based Dalam Praktek
Kebidanan “. Tak lupa pula shalawat dan salam tetap tercurah limpah kan kepada baginda
Rasulullah SAW, kepada sahabatnya ,kepada para pengikutnya, dan kita selaku umatnya
hingga akhir zaman, aamiin.

Adapun makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evidence
Based Dalam Praktek Kebidanan. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.
Samsider Sitorus,SST,M.Kes Selaku dosen pengampu mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dikarenakan kekhilafan dan keterbatasan . Untuk itu saya merima kritik dan saran yang
bersifat konstruktif . Semoga ilmu yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalam .

Medan, 03 Maret 2022


DAFTAR ISI
JUDUL...........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar belakang masalah......................................................................................4
BAB II  PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Metode yang umum digunakan dalam pelayanan kebidanan ,design, sampel,
pengumpulan data dan analisis……………………………………………………….. 4
B. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif..................................................................4

BAB III  PENUTUP.....................................................................................................11


A. Kesimpulan........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11
BAB 1 
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Penelitian adalah terjemahan dari kata Inggris research. Dari istilah itu, ada juga

ahli yang menerjemahkan research sebagai riset. Research itu sendiri berasal dari kata re,

yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Dengan demikian arti

sebenarnya dari research atau riset adalah mencari kembali.[1]

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah.[2] Penelitian

didefinisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang sistematis. Pengumpulan

data yang dilakukan oleh seorang peneliti dapat menentukan keberhasilan dalam

penelitian yang dilakukan olehnya. Setelah data penelitian terkumpul, maka perlu seorang

peneliti perlu melakukan analisis data yang sudah diperoleh.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif sering ditemukan dalam penelitian.

Penelitian kuantitatif dan kualitatif juga sering dipasangkan dengan nama metode yang

tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan postpositivistik; metode scientific

dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan

interpretif. Jadi, penelitian kuanitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistik,

scientific dan metode discovery. Sedangkan metode kualitatif sering dinamakan sebagai

metode baru, postpositivistik; artistik; dan interpretive research

2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Metode yang umum digunakan dalam pelayanan kebidanan ,design, sampel,

pengumpulan data dan analisis

2. Pengertian Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


BAB II

PEMBAHASAN

1. Metologi Penelitian Kebidanan

A. DESAIN PENELITIAN
Pada bagian desain penelitian, memuat dua aspek penting yaitu rancangan
penelitian yang digunakan dan pendekatannya. Rancangan penelitian yang digunakan dapat
berupa observasional atau eksperimental. Pada beberapa proposal observasional ada yang
mencantumkan desain penelitian berupaanalitik atau deskriptif kualitatif atau deskriptif
kuantitatif. Kedua hal ini berfungsi untuk mempertegas studi yang akan dilakukan.
Deskriptif dan analitik merupakan dua hal yang berbeda yang
seringdisalahgunakan. Penelitian deskriptif bisa berupa deskriptif kuantitatif apabila dalam
mendeskripsikan, peneliti menggunakan angka-angka berupa persentase dan ukuran tendensi
sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudiandisajikan dalam bentuk aram
distribusi frekuensi. Penelitian deskriptif berupadeskriptif kualitatif apabila peneliti
menyajikan hasil penelitiannya berupa kata-kata, bukan angka.
Desain penelitian observasional pada penelitian kebidanan dapat berupacross
sectional, case control maupun kohort. Pada desain potong lintang (crosssectional), peneliti
hanya melakukan observasi dan pengukuran arametr padasatu saat tertentu saja. Studi potong
lintang dapat diterapkan pada penelitianklinis maupun lapangan, baik deskriptif maupun
analitik. Pada studi kohortterdapat dua kelompok yang sebanding yaitu kelompok terpajan
sebagai subjek yang diteliti dan kelompok yang tidak terpajan sebagai aramet.
Pada rancangan eksperimen, peneliti sebaiknya mencantumkan rancangan
penelitian yang akan dilakukan, apakah berupa pra eksperimen, eksperimen semu maupun
eksperimen murni dengan pilihan desain yang berbeda. Masing-masing jenis rancangan
mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pilih rancangan yang sesuai dengan tujuan penelitian
anda.

Contoh desain penelitian 1 :


Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi denganmenggunakan
pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian yang
pengukurannya atau pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat/sekali waktu
(Hidayat, 2007). Metodeanalitik korelasi ini digunakan untuk mengukur hubungan (korelasi)
antara gangguan fungsi pendengaran terhadap kemampuan sosialisasi pada usia lanjut.

Contoh desain penelitian 2 :


1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain korelasional
yaitu mengkaji hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah dan golongan
darah.

2.Cara Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah cross sectionalyaitu rancangan
penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali
waktu (Hidayat, 2002).

3.Lokasi Dan Waktu Penelitian.

Contoh desain penelitian 3 :

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu. Jenis penelitian ini digunakan
untuk mencari sebab akibat dengan memberikan perlakuan suatu teknik perawatan pada
waktu tertentu dibandingkan denganteknik standar yang telah lama digunakan, kemudian
dipelajari efek perlakuan tersebut.

2. Cara Pendekatan
Rancangan ini mirip dengan eksperimen ulang (pretest-postest withcontrol group
design), hanya saja pembagian subjek dalam kelompok tidak dilakukan secara acak, sehingga
pengendalian terhadap arametr pengganggu sangat lemah.

3.Lokasi Dan Waktu Penelitian

B. POPULASI DAN SAMPEL


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yangmempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukanhanya orang, tetapi juga
benda-benda alam lain.

Penggunaan Populasi dan Sampel


Populasi digunakan bila penelitian ingin mengetahui secara pasti keadaan
populasi sesungguhnya dan sumber informasi bersifat heterogen, dimana sifatdan
karakteristik masing-masing sumber sulit dibedakan (Margono, 1997 : 120).
Menurut Aminuddin Rosyad (1987), penggunaan sampel dalam penelitian, bila :
1.Jumlah populasi yang akan diteliti terlalu banyak
2.daerah populasi amat luas dan terpencar-pencar sulit dijangkau
3.waktu penelitian yang tersedia tidak memadai
4.dana yang tersedia amat terbatas
5.tenaga peneliti tidak mencukupi
6.fasilitas yang tersedia tidak memadai
7.sarana penelitian tidak mencukupi
8.keamanan untuk melakukan penelitian tidak terjamin, misalnya keadaanmedan
penelitian ganas.

Mengenai penggunaan sampel dalam penelitian, Agus Suradika (2000 :37-38)


menjelaskan bahwa selain masalah biaya, waktu dan tenaga kondisi-kondisi dibawah ini dapat
dijadikan aramet mengapa penelitian perlumenggunakan sampel. Kondisi tersebut adalah :
1.Bila individu yang akan diselidiki tak terbatas jumlahnya
2.Bila penelitian yang dilakukan bersifat destruktif
3.Bila obyek yang diteliti bersifat homogeny
4.Bila tidak diperlukan ketelitian yang mutlak atau hasil penelitian segeradibutuhkan.

Dari dua pendapat tersebut dapat digabungkan, dan saling melengkapi.Penggunaan


populasi dalam penelitian bila :
1.jumlah populasi yang akan diteliti terbatas dan sedikit
2.luas daerah penelitian tidak terlalu luas dan mudah dijangkau
3.waktu penelitian yang tersedia cukup lama
4.dana yang tersedia cukup
5.fasilitas penelitian cukup
6.tersedia sarana penelitian yang cukup
7.tersedia tenaga peneliti yang cukup terjaminnya keamanan dalam penelitian.

Metode pengambilan data yang melibatkan seluruh anggota populasidisebut sensus


(Margono, 1997 : 120).
Digunakannya sampel dalam penelitian adalah untuk mereduksi obyek penelitian dan
melakukan generalisasi hasil penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan umum. Dalam
menentukan sampel, daerah generalisasi merupakansalah sau hal yang harus diperhatikan
selain penegasan sifat-sifat populasi,sumber informasi tentang populasi besar kecilnya sampel
dan teknik samping.Kriteria inklusif, merupakan batasan aram / karakter umum pada subyek
penelitian, dikurangi karakter yang masuk dalam arametr eksklusif. Subyek yang memenuhi
arametr inklusif, harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian sehingga terjadi bias,hal ini disebut arametr eksklusif.

Petunjuk Mengambil Sampel


(1) bagaimana penyelidik menetapkan sifat-sifat populasi, kemudian
(2)menetapkan perhitungan arametri untuk pengolahan data sampel dan akhirnya
(3) menetapkan teknik penarikan sampel. Menurut Sumadi Suryabrata (1998 :83) dan
Margono (1997 : 87), ada empat parameter yang biasa dianggap menentukan
representativeness, yaitu :
1.Variabilitas populasi
2.Kecermatan untuk memasukkan aram-ciri populasi
3.Besar kecilnya sampel
4.Teknik penentuan sampel

Teknik Penentuan Sampel


Ada dua teknik sampling, yaitu :
1.Random Sampling (Probability Sampling)
2.Nonrandom Sampling (Nonprobability Sampling)
Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Sedangkan Nonrandom
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak semuaindividu dalam populasi diberi
peluang yang sama untuk dipilih menjadianggota sampel.
Jenis-jenis sampel yang diperoleh dari teknik random sampling :
1.Probability sampling

a.Simple Random Sampling


Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel darisemua anggota
populasi dilakukan secara acak. Teknik ini dapatdipergunakan bilamana jumlah unit sampling di
dalam suatu populasitidak terlalu besar.

b.Stratified Random Sampling


Dalam stratified random sampling dapat dipakai dua cara :
1)Proportionate Stratified Random SamplingTeknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/arame yangtidak arametr dan berstrata secara proporsional.
2)Disproportionate Random SamplingTeknik ini digunakan untuk menentukan jumlah
sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional

c.Cluster Sampling (Sampling Daerah)


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bilaobyek yang makan
diteliti atau sumber data sangat luas.

2.Nonprobability Sampling
a.Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutandari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.

b.Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasiyang menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai aram-ciritertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c.Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkankebetulan.

d.Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuantertentu saja.

e.Sampel Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalahsensus.

f.Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil.

Contoh penulisan populasi dan sampel

A.Populasi dan Sampel


1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002).Menurut
Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi yangterdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudianditarik kesimpulannya.

2.Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilikioleh populasi
(Sugiyono, 2008).
Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakanrumus Solvin
sebagai berikut (Nursalam, 2003).
N
n=
1+ ( N.e2 )

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Standar error (10%)

C.VARIABEL PENELITIAN
Variabel merupakan gejala yang menjadi aram dalam penelitian.Variabel
menunjukkan atribut dan sekelompok orang atau objek yangmempunyai variasi antara
satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.Berdasar hubungan antara satu arametr
dengan arametr lain, maka macamvariabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)


Variabel bebas merupakan arametr yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya arametr dependen (terikat).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel dependen merupakan arametr yang dipengaruhi atau yang
menjadiakibat, karena adanya arametr independen (bebas)
3. Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
(memperkuat/memperlemah)hubungan arametr independen dengan arametr
dependen tetapi tidak dapatdikur.
4. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah arametr yang mempengaruhi ( memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara arametr independen dengan variabeldependen.
5. Variabel Pengganggu
Variabel yang mengganggu hubungan antara arametr independen dengan
variabel dependen.

D.DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan
menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup arametr.Variabel
yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah arametr kunci. Mendefinisikan
arametr secara operasional dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
1.Secara langsung, dilakukan dengan menjelaskan bagaimana pengukurandapat
dilakukan.
2.Secara tidak langsung, dilakukan dengan menjelaskan arametr manipulasi terhadap
variabel dan cara mengukur efek dari manipulasi tersebut. Caraukur bisa berupa alat
(timbangan, meteran, rumus, atau kuesioner dll). Padakolom hasil ukur dapat berupa
satuan, tingkatan atau kategori tergantungskala ukurnya.

Ada 4 skala pengukuran,yaitu :


1.Skala Nominal
2.Skala Ordinal
3.Skala Interval
4.Skala Ratio
E.METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data, terdapat berbagai macam metode yang
lazimdigunakan adalah:
1.wanwancara (interview)
2.observasi / pengamatan
3.dokumentasi
4.pemeriksaan
5.diskusi kelompok terpimpin (focus group discussion)
6.tes/ujian

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data berisi bagaimana data diperoleh menggunakan alatukur
yang telah direncanakan.

G. ANALISIS DATA
Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan
dariseperangkat data hasil pengumpulan.

2. Skala pengukuran
Ada 4 jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal (bertingkat), interval,rasio

2 Jenis Hipotesis
Ada 2 Jenis hipotesis yaitu :
a.komparatif (perbedaan) /asosiatif (hubungan)
b.korelatif, contoh “Beberapa korelasi atau hubungan antara tingkatkepercayaan
terhadap perubahan perilaku?”
3. Jumlah kelompok (satu kelompok atau lebih)
4. Berpasangan atau tidaknya responden
5.Tabel silang (baris X kolom) biasanya disingkat B X K
6.Uji arametric atau non parametric.

H. ETIKA PENELITIAN
Penelitian seharusnya banyak membawa manfaat bagi manusia. Terdapat
beberapa prinsip yang harus dipatuhi ketika melakukan penelitian yaitu prinsipmanfaat,
menghormati martabat manusia, keadilan.

I. JADWAL PENELITIAN
Karya tulis ilmiah untuk kebidanan biasanya dilakukan dalam waktu yangsingkat
dan terjadwal, sehingga mahasiswa semestinya melakukan denganefisien sehingga tidak
tertinggal.
2.Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif

Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer

menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti

pemikiran tentan sebab akibat, reduksi kepala variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik,

menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian

seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.  Penelitian kuantitatif

menggunakan instrument untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti. 

Penelitian ini juga sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Selain itu, penelitian ini

juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan

berbagai iptek baru. Penelitian ini disebut penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Selain itu, penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin

kita ketahui.

Penelitian kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural,

realisme, positivisme, behaviorisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang

bersifat konkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.

C.        Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Filsafat positivisme memandang

realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan

hubungan gejala bersifat sebab akibat. Ciri-ciri filsafah positivisme, antara lain:

1.         Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara kuantitatif akan

dapat dicari hubungan diantara berbagai variabel.

2.         Mencari hukum universal yang dapat mengikuti semua kasus walaupun dengan pengolahan

statistik dicapai tingkat probabilitas dengan mementingkan sampling untuk mencari generalisasi.

3.         Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung

dengan mengabaikan apa yang tidak dapat diamati dan diukur dengan instrument yang valid dan

reliabel.

D.        Macam-Macam Penelitian Kuantitatif

1.  Penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan suatu pendekatan penelitian yang

berfokus pada penaksiran kovariasi di antara variabel yang muncul secara alami. Tujuannya

adalah untuk mengidentifikasi hubungan prediktif dengan menggunakan teknik korelasi atau

teknik statistik yang lebih canggih.

2.  Penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen bisa diartikan sebagai suatu penelitian yang

sekurang-kurangnya memiliki satu variabel bebas. Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk

menentukan hukum sebab-akibat dengan mengisolasi variabel kausal.

E.        Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu sosiologi dan

antropologi dan diadaptasi ke dalam seting pendidikan. Peneliti kualitatif menggunakan metode

penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat

diungkapkan.
Penelitian kualitatif juga dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum

lama, di namakan postpositivisme karena berlandaskan pada filsafat

postpositivisme. Penelitian ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian

lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil

penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif,

yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh

makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian kualitatif berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Selain itu, Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada

perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini berangkat dari pengetahuan,

berdasarkan pengalaman sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah.

F.        Karakteristik Penelitian Kualitatif

Menurut Bogdan dan Biklen (2008: 4-5) terdapat lima ciri utama penelitian kualitatif,

yaitu:

1.  Naturalistik. Penelitian kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data dan peneliti

merupakan instrumen kunci. Kata naturalistic berasal dari pendekatan ekologis dalam biologi.


2.  Data Deskriptif. Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil

bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-

kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti persentasi.

3.  Berurusan dengan Proses. Peneliti kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada dengan

hasil atau produk.

4.  Induktif. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif. Mereka tidak

melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis yang

mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian.

5.  Makna. Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif peneliti yang

menggunakan pendekatan ini tertarik bagaimana orang membuat pengertian tentang kehidupan

mereka. Dengan kata lain peneliti kualitatif peduli dengan apa yang disebut dengan perspektif

partisipan.

Sedangkan menurut Creswell (2008: 51-59) mencoba membandingkan karakteristik

penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif berdasarkan:

1.         Identifikasi masalah penelitian. Penelitian kuantitatif cenderung mengarahkan masalah-

masalah penelitian yang memerlukan suatu deskripsi tentang kecenderungan atau suatu

penjelasan tentang hubungan antarvariabel. Sedangkan penelitian kualitatif cenderung

mengarahkan masalah-masalah penelitian yang memerlukan: suatu eksplorasi yang mendalam

terhadap hal yang sedikit diketahui atau dipahami tentang masalah tersebut dan suatu detail

pemahaman tentang suatu fenomena sentral.

2.         Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka untuk:

a.  Menyediakan suatu peran mayor dalam menyarankan pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk

diajukan.
b.  Justifikasi masalah penelitian dan menciptakan suatu kebutuhan untuk arah (pernyataan tujuan

dan pernyataan hipotesis penelitian)

Sementara dalam penelitian kualitatif, tinjauan pustaka untuk:

a.  Memainkan suatu peran minor dalam menyarankan suatu pertanyaan penelitian spesifik untuk

diajukan.

b.  Justifikasi pentingnya meneliti masalah penelitian tersebut.

Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian mereka, meskipun langkah-langkah yang mereka ambil lebih fleksibel dan

cair dibandingkan dalam penelitian kuantitatif. Secara umum tahapnya sebagai berikut.

1.         Mengidentifikasi sebuah topik atau fokus. Topik-topik tersebut biasanya diidentifikasi

berdasarkan pengalaman, observasi pada seting penelitian, dan bacaan tentang topik tersebut.

2.         Melakukan tinjauan pustaka. Peneliti melakukan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi

informasi penting yang relevan dengan studi dan untuk menulis suatu pertanyaan penelitian

(rumusan masalah).

3.         Mendefinisikan peran penelti. Peneliti harus menetapkan tingkat keterlibatannya dengan

partisipan. Secara umum, karena hakikat penelitian kualitatif, peneliti memiliki hubungan yang

akrab dengan partisipan.

4.         Mengelola jalan masuk lapangan dan menjaga hubungan baik di lapangan. Sekali peneliti

mendefinisikan topik atau fokus penelitian, suatu lapangan studi (tempat untuk melaksanakan

penelitian) harus diidentifikasi.

5.         Memilih partisipan. Ingat bahwa partisipan untuk penelitian kualitatif dipilih

melalui purposeful sampling. Peneliti perlu menguji pertanyaan-pertanyaan yang sudah

dibayangkannya dan menggunakannya sebagai dasar untuk memilih partisipan.

6.         Menulis pertanyaan-pertanyaan bayangan. Pertanyaan bayangan (forshadowed questions)

dirancang oleh peneliti dan didasarkan pada topik penelitian yang sudah diidentifikasi baik pada

permulaan studi maupun selama studi berlangsung.


G.        Jenis Penelitian Kualitatif  

Meskipun terdapat banyak jenis penelitian kuualitatif, kita akan memfokuskan pada

metode-metode yang paling umum dibaca dan digunakan oleh mahasiswa dan para praktisi. Ini

mencakup penelitian etnografi, studi kasus, fenomenologi, grounded theory dan biografi atau

naratif.

1.         Penelitian Etnografi

Kata etnografi berasal dari kata yunani ethos ‘suku bangsa’ dan graphos ‘sesuatu yang

ditulis’. Secara harfiah, etnografi adalah ilmu tentang penulisan suku bangsa, atau menggunakan

bahasa yang lebih kontemporer, penulisan tentang kelompok budaya. Peneliti etnografi

bermaksud menyediakan naratif atau deskripsi yang kaya tentang komunitas atau kultur di bawah

penyelidikan (Miles dan Hubberman, 1994).  Etnografi merupakan sebuah metode yang meneliti

suatu pengetahuan yang terdapat di dalam suatu budaya atau komunitas.

Laporan penelitian etnografi biasanya panjang dan sering mengambil bentuk buku. Tujuan

penelitian etnografi yaitu menyediakan suatu deskripsi rinci yang kaya tentang situasi,

menangkap kompleksitas penuh dari nuansa-nuansa dalam interaksi, praktik-praktik budaya dan

kepercayaan dari kelompok tersebut. Etnografi memerlukan waktu yang panjang dan komitmen

personal dari pihak peneliti. Contoh penelitian etnografi yaitu sebuah studi yang mengeksplorasi

nilai pendidikan dan pengaruhnya terhadap kehidupan keluarga dalam suatu komunitas

pedalaman yang miskin.

2.         Penelitian Studi Kasus

Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna,

menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dan individu,

kelompok, atau situasi. Biasanya dalam penelitian studi kasus peneliti mengidentifikasi masalah

atau pertanyaan yang akan diteliti dan mengembangkan suatu rasional.


Dalam studi kasus biasanya kita menggunakan berbagai teknik termasuk wawancara,

observasi, dan kadang-kadang pemeriksaan dokumen dan artefak dalam pengumpulan data.

3.         Penelitian Fenomenologis

Penelitian fenomenologis melihat secara dekat interpretasi individual tentang pengalaman-

pengalamannya. Biasanya peneliti fenomenologis berusaha memahami makna dari sebuah

pengalaman perspektif partisipan. Untuk memulai sebuah studi fenomenologis peneliti

mengahabiskan waktu mengamati dan berinteraksi dengan partisipan yang potensial, yaitu

dengan mempelajari bahasa yang sesuai dengan kehidupan.

4.         Penelitian Grounded theory

Penelitian grounded theory biasanya menggunakan pendekatan induktif dan

mengumpulkan data menggunakan berbagai teknik lewat periode waktu yang lama. Grounded

theory merupakan teori praktis yang didesain untuk meneliti di lapangan. Peneliti grounded

theory berbeda dengan peneliti kualitatif lainnya dalam hal mereka berharap temuan mereka

dapat digeneralisasikan pada setting lain.

5.         Penelitian Biografi/Naratif

Penelitian biografi merupakan studi tentang seorang individu beserta pengalamannya.

Penulisan biografis berakar dari disiplin yang berbeda yang telah mengalami pembaruan setiap

tahunnya. Biografi biasanya ditulis secara objektif, dengan sedikit interpretasi peneliti; secara

ilmiah dengan suatu latar belakang historis yang kuat dari subjek dan suatu organisasi

kronologis; secara artistik, dari perspektif penyajian yang detail dalam suatu cara yang hidup dan

menarik.

H.        Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif

Penelitian kuantitatif ialah penelitian dalam proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis

data dan kesimpulandata sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran,

perhitungan, rumus dan kepastian data numerik. Sebaliknya penelitian kualitatif ialah penelitian

dalam proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan
penulisannya mempergunakan aspek-aspek kecenderungan, non perhitungan numerik,

situasional deskriptif, interview mendalam, analisis isi, bola salju dan story.

KESIMPULAN

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses yang sistematis untuk

memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Penelitian dalam hal

ini dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan

data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita

ketahui. Penelitian kuantitatif berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural,

realisme, positivisme, behaviorisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang

bersifat konkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.

Sedangkan, penelitian kualitatif adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu

sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke dalam seting pendidikan. Peneliti kualitatif

menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif

yang akan dapat diungkapkan. Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada

pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini berangkat

dari pengetahuan, berdasarkan pengalaman sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/100280008/Bab-v-Metodologi-Penelitian-Kebidanan
https://www.academia.edu/18084952/PENELITIAN_KUANTITATIF_DAN_KUALITATIF
http://harjonbasri.blogspot.com/2014/11/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif.html?m=1

You might also like