Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 3 MSDM - Kasus 4
Kelompok 3 MSDM - Kasus 4
Anggota :
HUBAYBAH SKM.,MKM
Nama Dosen
RUMITA ENA SARI SKM., MKM
Tanggal Pengumpulan
19 Oktober 2021
Terakhir
Saya menyatakan bahwa tugas yang saya susun adalah hasil kerja sendiri. Materi
yang digunakan untuk pembuatan tugas ini dirangkum dari berbagai sumber dan
telah dicantumkan sumber bacaannya.
(Tanda tangan)
Organisasi meurupakan wadah atau sekelompok orang yang memiliki tata kerja yang
terusun serta memiliki struktur kewenangan dan tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Gibson,1988:179 Kinerja merupakan hasil yang dicapai dari perilaku anggota organisasi.
Kenerja organisasi adalah kerja dan hasil yang di peroleh didalam organisasi. Pada
dasarnya istilah kinerja organisasi ini hanya untuk mengkrotrak kinernya individu (1).
b. Malcolm Baldrige
Malcolm Baldrige merupakan suatu pengukuran kinerja perusahaan secara
menyeluruh termaksud fungsi dalam suatu manajemen, aspek-aspek pendekatan,
menyebarluaskan, serta membandingkan dari hasil kinerja dari waktu ke waktu pada
perusahaan terbaik dalam bidangnya (bench marking).
Secara garis besar model Malcolm Baldrige terbagi mejadi empat yaitu;
Product dan service
Customer-focused
Financial dan market
operasional
c. National Quality Award (MBNQA)
Kriteria sasaran National Quality Award (MBNQA) yaitu membatu meningkatkan
daya saing antar perusahaan, MBNQA ditujukan guna meningkatkan hasil kerja
dalam perusahaan, membatu memberikan arah,menyiapkan perencanaan secara
menyeluruh, menilai kemajuan yang mengarah ke perusahaan kels dunia, mengetahui
bidang-bidang yang perlu di perbaiki, dan menentukan kekuatan yang sudah dimiliki
oleh perolehan award.
Menurut Lusthaus 1999 faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi adalah sebagai
berikut;
Cakupan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tahun 2020 menurut provinsi
dapat dilihat pada grafik berikut.
Adapun indikator kinerja organisasi perangkat daerah Dinas Kesehatan Provinsi Jambi yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD 2016 -2021 adalah (4) :
B. SITUASI PANDEMI
Infeksi kuman Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan perdana
bandar ketahuan di bendung Wuhan, China ambang hasil Desember 2019. Virus ini berganda
pakai sangat dini dan sangkil mencamur ke mendekati semua mayapada, terhitung Indonesia,
semata-mata bagian dalam masa sejumlah bulan. Hal termuat memperkuat sejumlah
mayapada menuliskan kebaikan kepada menggariskan lockdown bagian dalam diagram
menghambat propaganda kuman Corona. Di Indonesia sendiri, dominasi menuliskan
kebaikan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kepada menggencet
propaganda kuman ini.
Coronavirus adalah iring-iringan kuman yang racun menginfeksi tertib fotosintesis.
Pada berlebihan kasus, kuman ini semata-mata mengakibatkan barah fotosintesis ringan,
seumpama flu. Namun, kuman ini juga racun mengakibatkan barah fotosintesis berat,
seumpama barah paru-paru (pneumonia). Virus ini berganda menyeberangi percikan dahak
(droplet) berpokok kanal fotosintesis, misalnya detik bersinggasana di pendapa melayang
jiwanya yang gegak pakai pancuran aliran arus badai yang hisab kesetiaan atau afiliasi maju
pakai droplet.
Selain kuman SARS-CoV-mengekang atau kuman Corona, kuman yang juga terhitung
bagian dalam parlemen ini adalah kuman sebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan kuman sebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
kuman berpokok parlemen yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 menyimpan sejumlah
kontradiksi pakai SARS dan MERS, seslat lain bagian dalam pasal tempo propaganda dan
keparahan gejala.
Organisasi pelayanan kesehatan dikenal juga sebagai pusat kesehatan masyarakat.
yang mana puskesmas merupakan upaya kesehatan masyarakat dan kesehatan perorangan
tingkat pertama dan lebih mementingkan upaya promotif dan preventif untuk mencapai mutu
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah pelayanannya. Dalam pelaksanaan
tugasnya Puskesmas mempunyai fungsi yaitu Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya. analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan Dinas yang diperlukan untuk membuat
rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dalam hal ini dukungan sistem
peringatan dini dan umpan balik manajemen penyakit (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas,) Visi dan misi pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas adalah pembangunan kesehatan berdasarkan pola
dasar sehat, akuntabilitas daerah, kemandirian masyarakat, pemerataan, membangun serta
menggunakan elektronik. menjalin komunikasih dan keberlanjutan. dalam melaksanakan
Puskesmas, adalah untuk mendukung terwujudnya visi pembangunan kesehatan nasional.
Misi mendorong semua pemangku kepentingan untuk bertanggung jawab dalam pencegahan
dan pengurangan risiko terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok atau masyarakat,
dalam rangka mengintegrasikan dan mengatur pelaksanaan UKM dan UKP di semua
program dan sektor, memperkenalkan dukungan sistem rujukan. pengelolaan Puskesmas
(Permenkes RI nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, n.d). Puskesmas dikelompokkan
menurut karakteristik wilayah kerja dan spesialisasi organisasi. Puskesmas dibedakan
menurut karakteristik wilayah kerjanya: Puskesmas di perkotaan, Puskesmas di pedesaan,
Puskesmas di daerah terpencil atau sangat terpencil. Menurut kapasitas pelaksanaannya,
puskesmas dibagi menjadi puskesmas non rumah sakit dan puskesmas rumah sakit.
Puskesmas non rumah sakit adalah puskesmas yang tidak memberikan pelayanan rumah
sakit, tetapi memberikan pelayanan kebidanan secara normal. Puskesmas rawat inap adalah
puskesmas yang memiliki sumber daya tambahan untuk memberikan pelayanan rawat inap
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan (Republik Indonesia, 2016) (5).
Disposisi Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk menghadapi
pandemi COVID19, berdasarkan indikator infrastruktur menunjukkan rata-rata persentase
infrastruktur yang disiapkan Puskesmas lebih dari 87%, namun ternyata masih Puskesmas
yang pertama. memberi . Fasilitas kesehatan yang tidak bersedia menanggapi pandemi
COVID19 dengan persentase 65,3% atau total 11 Puskesmas dari 216 responden dalam hal
kesiapan fasilitas kesehatan, termasuk isolasi ketersediaan ruangan, untuk perawatan,
peralatan medis dan organisasi pelayanan kesehatan(puskesmas) lainnya. Penyiapan logistik
untuk mendukung pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, antara lain obat esensial, alat
kesehatan, APD dan logistik lainnya di puskesmas, belum selesai dilakukan puskesmas
mengingat pandemi COVID19 dengan porsi 28% total dari 16 puskesmas menjadi 216
puskesmas.
Dalam pembangunan kesehatan di provinsi sudah cukup baik yang mana sudah
berhasih meningkatkan derajar kesehatan pada masyarakat. namun demikian derajat
kesehatan di provinsi masih terbilang cukup rendah dari provinsi-provinsi lainnya.
permasalahan-permasalahan yang di hadapi yaitu;
rendahnya kualitas kesehatan penduduk, seperti masih tingginya angka kematian bayi,
belita dan juga ibu menternal
masih banyak yang menderita gizi buruk
tingginya angka kematian akibat PM
kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu
belum meratanya yankes
masih terbatasnya sumber pembiayaan
belum maksimalnya alokasi pada pembiayaan kesehatan.Masalah kesehatan sebelum
pandemic pada kota jadi dilihat dari hasil kenerja kelompok yaitu;
Salah satu masalah kesehatan yaitu factor penghambat pada pelayanan puskesmas.
Factor internal
Pelaksanaan manajemen
Sarana dan prasarana
Tenaga medis
Sumber keuangan puskesmas
Pemerintah
Retribusi
PT. ASKES
PT. JAMSOSTEK
BPP (Badan Penyantun Puskesmas)
Psiko-sosial antara tenaga media dengan penduduk
Factor Eksternal
Kondisi Geografis
Pemerintah daerah
Keadaan ekonomi penduduk
Kondisi pendidikan penduduk dan
Dinas kesehatan
BAB 4. SOLUSI
Keberhasilan pencapaian target sendiri disamping ditentukan oleh kinerja faktor
internal juga ditentukan oleh dukungan eksternal, seperti kerjasama dengan unit-unit lain di
lingkungan Dinas Keseshatan Provinsi sera institusi terkait lainnya.
Pelaksanaan Kinerja Organisasi sangatlah penting dalam mewujudkan visi dan misi
organisasi. Kinerja Organisasi tidak hanya melihat capaian IKU semata, akan tetapi sebagai
sarana untuk menyusun rencana kerja pada periode berikutnya. Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara telah mengadopsi Kinerja Organisasi baik di Level
Kemenkeu One, Kemenkeu Two,dan Kemenkeu Three. Hasil implementasi pelaksanaan
Kinerja Organisasi di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara selain dapat memantau progress
capaian IKU dan kendala dalam mencapai target, Dialog Kinerja Organisasi juga efektif
dalam merumuskan solusi dan inisiatif strategis dalam mencapai target.
Manajemen perlu merekomendasikan peninjauan kembali peraturan pada tingkat
pelayanan di puskesmas, peningkatan kapasitas, pengawasan dan penjaminan mutu, redefinisi
dan penguatan peran gatekeeper, ketersediaan peraturan dan penguatan kebijaka n rujukan
pasien, motivasi staf dalam memberikan pelayanan pelanggan. Siklus manajemen puskesmas
yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, yang harus selalu
dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu. Kepala
puskesmas menjamin siklus manajemen yang berkualitas berjalan secara efektif dan efisien
menetapkan tim manajemen puskesmas yang berfungsi sebagai penanggung jawab mutu
manajemen puskesmas.
Memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik bukanlah sesuatu yang mudah
bagi layanan kesehatan. Sehingga apa bila terjadi kesalahan dan ketidakmampuan dalam
memenuhi harapan masyarakat maka akan berdampak pada kepercayaan yang membentuk
persepsi ketidakpuasan terhadap suatu layanan kesehatan.
REFERENSI
1. Nugraha NC, Yuniawan A. IMPLEMENTASI IMPORTANCE AND PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)
DALAM PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (PNS)(Studi pada Kementerian ….
Diponegoro J … [Internet]. 2017;6:1–14. Available from:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/view/18020
7. Halim, dr. Samsiran. Revisi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
2016-2021. revisi 1. jambi : s.n., 2018. pp. 1-129.
1. Aifa Al Hadawiyah
2. Rozi Hasymi Erizal
3. Nur Nilam Sari
4. Andi Rezki Saputri
5. Yulia Novita Sari
6. Sundari
7. Reza Dwi Wahyudi
Total 100
Komentar: