You are on page 1of 9

KUALITAS KINERJA TENAGA MEDIS DI RUMAH SAKIT SITTI MARYAM

KOTA MANADO

FITRIA AHMAD
PATAR RUMAPEA
RULLY MAMBO

Based on the result observation at the Sitti Maryam Hospital Manado city still has some problems such as
concerning the quality performance of medical personnel as service providers to the community. Assessment of the
performance of qualified medical personnel by providing good service views of the reliability, responsiveness,
assurance, emphaty, and tangibles. For the purpose of this study is to know the performance quality of medical
personnel at the Sitti Maryam Hospital Manado city. The research use descriptive qualitative research. Informant
research as much as 8 (eight) informant that is, one leadership of hospital, two doctors, one person nurse, one person
staff employees hospital, and three patients. Data collection techniques use are observation techniques, interview
techniques, and documentation techniques, as well as data analysis techniques that are use are data reduction, data
presentation, and conclusion drawing. Based on result of research through observations, data collection and
interview process that the researcher did, then research on the quality performance of medical personnel in the Sitti
Maryam Hospital not good enough, in view of the indicators of reliability, responsiveness, assurance, empathy and
tangibles. For reliability is still not good, because the services provided are not time there are still some medical
personnel who performed the task has not been maximum. And also the lack of surgeons that resulted in patients
having to wait for health services. For the responsiveness is still not good, because the parient complains against the
provision of service that are not on time is not good responded. For the assurance is good, because welfare the
patient treated at Sitti Maryam Hospital is guaranteed. For emphaty is not good because there are still some nurses
and employees Sitti Maryam Hospital is less good to speak to the patient. And for the tangibles is not good, because
for general facilities such as chairs in each ward is still lacking in meeting the needs of patiens.

Keyword: Quality, Performance Of Medical Personnel

PENDAHULUAN pada pasal 3 menyebutkan bahwa pengaturan


Rumah sakit merupakan institusi penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan: 1)
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan Mempermudah akses masyarakat untuk
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh mendapatkan pelayanan kesehatan; 2)
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, Memberikan perlindungan terhadap
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
ekonomi masyarakat yang tetap mampu rumah sakit dan sumber daya manusia di
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu rumah sakit; 3) Meningkatkan mutu dan
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud mempertahankan standar pelayanan rumah
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. sakit.
Rumah sakit adalah bangunan gedung atau Untuk mewujudkan tujuan
sarana kesehatan yang memerlukan perhatian penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimana
khusus dari segi keamanan, keselamatan, dikemukakan di atas, maka diperlukan upaya
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, dalam memperbaiki kinerja tenaga medis agar
dimana berdasarkan Undang-undang RI memiliki kinerja yang berkualitas sehingga
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan
atau pelayanan medis yang berkualitas pula yang dimiliki dan pengalaman yang diperoleh
kepada masyarakat pengguna layanan berdasarkan masa kerjanya.
kesehatan, khususnya para pasien, baik pasien Rumah Sakit Sitti Maryam Kota
rawat inap, rawat jal Manado menjadi sala-satu tempat dalam
an maupun pasien gawat darurat. memberikan pelayanan kepada masayarakat.
Berbagai studi menunjukkan bahwa Kinerja tenaga medis menjadi tombak utama
tenaga kesehatan atau tenaga medis dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
merupakan kunci utama dalam keberhasilan diberikan kepada masyarakat. Kualitas
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. pelayanan kesahatan kepada masyarakat
Di dalam Undang-Undang Republik menjadi ukuran dari kinerja tenaga medis di
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009tentang Rumah Sakit Sitti Maryam Kota Manado yang
Kesehatan pada pasal 1 (satu) disebutkan berkualitas. Namun tidak dapat dipungkiri
bahwa tenaga kesehatan/medis adalah setiap terdapat sejumlah masalah. Masalah-masalah
orang yang mengabdikan diri dalam bidang di Rumah Sakit Sitti Maryam Kota Manado
kesehatan serta memiliki pengetahuan berdasarkan isu yang beredar dan melalui
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di pengamatan pada proses pra survey yang
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu peneliti lakukan yakni;
memerlukan kewenangan untuk melakukan Kehandalan mencakup kemampuan
upaya kesehatan. pegawai dalam memberikan pelayanan
Penilaian kinerja tenaga medis yang dengan tepat dan segera. Misalnya ketepatan
berkualitas dengan memberikan pelayanan waktu kontrol perawat kepada pasien rawat
yang baik dilihat dari kehandalan (reliability), inap. Namun kenyataanya sering
daya tanggap (responsiveness), jaminan ketidaktepatan waktu kontrol perawat kepada
(assurance), empati (emphaty), dan pasien akibatnya apa yang dibutuhkan pasien
keberwujudan (tangibles). sering lambat diberikan.
Kemampuan kerja tenaga medis perlu Daya tanggap mencakup keinginan
dioptimalkan dan dapat dilihat dari hasil dari pegawai untuk membantu masyarakat
kerjanya, berupa penguasaan ilmu dalam memberikan pelayanan dengan
pengetahuan dan teknologi, serta tanggap. Misalnya cepat tanggap dan respon
keterampilan dalam melaksanakan dan dengan apa yang menjadi keluhan pasien.
memberikan pelayanan kesehatan. Selain itu, Kenyataanya kurangnya ketanggapan para
seorang tenaga medis harus memiliki daya medis dalam melayani pasien
dorong dalam dirinya untuk melaksanakan Jaminan mencakup kemampuan,
tugas-tugas rutin di institusi pelayanan kesopanan, dan kejujuran yang dimiliki oleh
kesehatan dengan memanfaatkan pengetahuan pegawai, bebas dari bahaya dan resiko. Yaitu
keselamatan ketika berobat di rumah sakit
dengan melihat kemampuan dari para tenaga dengan harapan dan kebutuhan atau tujuan
medis tanpa keraguan dalam melayani. Untuk yang hendak dicapai secara efektif dan
itu memang terjamin namun sopan santun dari HILVLHQ´ Suad Husanan, (1993:23)
para medis masi kurang baik. ³.XDOLWDV NHUMD SHJDZDL DGDODK
Empati mencakup kemudahan seorang pegawai yang memenuhi
pegawai dalam melakukan hubungan, syarat kualitatif yang dituntut oleh
komunikasi, dan memahami kebutuhan pekerjaanya, sehingga pekerjaan itu
masyarakat. Misalnya kepedulian pegawai benar-EHQDU GDSDW GLVHOHVDLNDQ´.
dalam melayani pasien dan membangun Sedarmayanti (1993:23)
komunikasi yang baik. Namun kenyataanya
Konsep Kinerja
masih kurangnya kepedulian para medis
Sinambela (2006) mendefinisikan
dalam melayani pasien sehingga terlihat
kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai
hubungan komunikasi yang kurang baik
dalam melakukan sesuatu dengan keahlian
antara medis dan pasien.
tertentu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
Keberwujudan dilihat dari bukti fisik,
dinyatakan bahwa kinerja berarti: sesuatu
peralatan, dan penampilan pegawai.
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan
Contohnya fasilitas dirumah sakit seperti kursi
kemampuan kerja. Gibson (1990) menyatakan
yang memadai di tiap bangsal. Namun
bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh
kenyataan masi kurangnya fasilitas umum
kemampuan dan motivasinya untuk
seperti kursi di tiap bangsal Rumah Sakit Sitti
melaksanakan pekerjaan. Dikatakan bahwa
Maryam.
pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh
TINJAUAN PUSTAKA interaksi antara kemampuan dan motivasi.
Konsep Kualitas Sedangkan Widodo (2006:78) mengatakan
Menurut Wungu dan Brotoharsojo bahwa kinerja adalah melakukan suatu
EDKZD ³4XDOLW\ NXDOLWDV Ddalah kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan tanggungjawabnya dengan hasil
dengan mutu atau kualitas hasil kerja dan seperti yang diharapkan.
GLQ\DWDNDQ GDODP XNXUDQ DQJND´ 6HGDQJNDQ Mangkunegara (2002:67),
menurut Wilson dan Heyel (1987:101) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja
PHQJDWDNDQ EDKZD ³4XDOLW\ RI ZRUN NXDOLWDV secara kualitas dan kuantitas seseorang dalam
kerja) menunjukan sejauh mana mutu seorang melaksanakan fungsinya sesuai dengan
pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya tanggung jawab yang diberikan padanya.
meliputi, ketepatan, kelengkapan dan Prawirosentono (2002:2), yang menyatakan
NHUDSLDQ´ bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat
³.XDOLWDV NHUMD DGDODK ZXMXG perilaku dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing- Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan tentang Tenaga Kesehatan tersebut, yang
organisasi bersangkutan secara legal, tidak dimaksud dengan tenaga medis meliputi
melanggar hukum dan sesuai dengan moral dokter dan dokter gigi. Tenaga medis adalah
maupun etika. mereka yang profesinya dalam bidang medis
yaitu dokter, physician (dokter fisit) maupun
Konsep Kualitas Kinerja
dentist (dokter gigi).
Parasuraman dalam Lupiyoadi
(2006:182), berpendapat bahwa beberapa METODE PENELITIAN
tolak ukur kinerja dalam dimensi kualitas Dalam penelitian ini, yang didasari
pelayanan, antara lain: dari sejumlah masalah yang tertuang dalam
1. Kehandalan (reliability), terdiri dari latar belakang masalah serta disesuaikan
kemampuan pegawai memberikan pelayanan dengan tujuan penulis untuk itu, Penelitian ini
yang dijanjikan dengan tepat dan segera. menggunakan metode penelitian kualitatif
2. Daya tanggap (responsiveness), keinginan deskriptif, dimana peneliti akang
pegawai untuk membantu pelanggan dan mengambarkan bagaimana Kualitas Kinerja
memberikan pelayanan dengan tanggap. Tenaga Medis di Rumah Sakit Sitti Maryam
3. Jaminan (assurance), mencakup Kota Manado.
kemampuan, kesopanan, dan kejujuran yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dimiliki pegawai, bebas dari bahaya dan
Pembahasan pada penelitian skripsi
resiko.
ini yang berhubungan langsung dengan
4. Empati (emphaty), meliputi kemudahan
kualitas kinerja tenaga medis yang dilihat dari
pegawai dalam melakukan hubungan,
kualitas pemberian pelayanan kesehatan yang
komunikasi, dan memahami kebutuhan
diberikan oleh tenaga medis sebagai pemberi
pelanggan.
pelayanan. Dan pasien sebagai penerima
5. Keberwujudan (tangibles), meliputi bukti
pelayanan yang di berikan yang akan menilai
fisik, peralatan, dan penampilan pegawai.
kulitas pemberian pelayanan yang diberikan.
Konsep Tenaga Medis Dalam melihat dan mengukur suatu kualitas
Menurut Permenkes No.262/1979 dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
yang dimaksud dengan tenaga medis adalah dasarnya ada pada tenaga medis dan ditunjang
lulusan Fakultas Kedokteran atau Kedokteran dengan beberapa indikator yang harus
Gigi dan "Pascasarjana" yang memberikan dipenuhi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan medik dan penunjang medis. pemberian pelayanan kesehatan seperti
Sedangkan menurut PP No.32 Tahun fasilitas dalam mununjang.
1996 Tenaga Medis termasuk tenaga
kesehatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Kehandalan memberikan pelayanan. Karena itu salah satu
Parasuraman dalam Lupiyoadi (2006) indikator yang menyatakan pelayanan
mengemukakan kehandalan (reliability) berkualitas.
adalah terdiri dari kemampuan pegawai dalam
Daya Tanggap
memberikan pelayanan yang dijanjikan
Daya tanggap (responsiveness),
dengan tepat dan segera. Dimensi yang
keinginan pegawai untuk membantu
pertama dalam melihat dan mengukur kualitas
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
pemberian pelayanan yaitu kehandalan
tanggap. Ketanggapan yaitu kemampuan
(reliability) akan dilihat dari sisi pasien
pegawai dalam memberikan pelayanan sesuai
sebagai penerima pelayanan yang akan
kebutuhan dan keinginan pasien yang
merasakan secara langsung kemampuan
harusnya direspon baik oleh para pegawai
pegawai yaitu tenaga medis dalam menepati
rumah sakit.
janji dalam perbaikan pemberian pelayanan
Berdasarkan hasil wawancara dan
kesehatan yang diberikan secara tepat dan
penelitian daya tanggap pegawai di rumah
segera.
sakit Islam Sitti Maryam masih kurang baik.
Dimensi pelayanan yang pertama
Dilihat dari keluhan kami tentang pelayanan
yaitu kehandalan (reliability) di Rumah Sakit
yang tidak tepat waktu ketika mengantarkan
Islam Sitti Marian Tuminting berdasarkan
jam makan kepada pasien yang tidak direspon
hasil wawancara dan penelitian kehandalan
dengan baik. Sehingga tidak adanya
dalam memberikan pelayanan di Sakit Islam
kepedulian dari perawat tersebut dalam
Siti Maryam masih kurang dalam hal ini
melayani pasien, padahal semua pasien harus
ketepatan waktu dalam pelayanan yaitu
dilayani dengan baik.
petugas medis sering terlambat ketika
Jaminan
mengantarkan makanan kepada pasien, yang
Jaminan ketika memberikan
dapat beresiko mengakibatkan sakit yang di
pelayanan mencakup kemampuan,
derita pasien lebih meningkat. Serta
kesopanan, dan kejujuran yang dimiliki
kurangnya tenaga spesialis bedah yang hanya
pegawai, bebas dari bahaya dan resiko.
bekerja part time (paruh waktu) sehingga ada
Jaminan dinilai dari pelayanan yang diberikan
seorang pasien mengalami kecelakaan dan
kepada pasien sesuai dengan standar
kakinya cedera sedangkan harus menunggu
pelayanan, pasien merasa aman dengan
beberapa menit dalam penanganan medis
keselamatan dan yakin terhadap pelayanan
karena dokter bedahnya masih dalam
yang diberikan.
perjalanan menuju RS yang baru saja di telpon
Berdasarkan hasil wawancara dan
pihak RS.
penelitian jaminan ketika memberikan
Seharusnya RS Islam Siti Maryam
pelayanan di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam
harus lebih tapat waktu lagi ketika
sudah cukup baik, terbukti dengan banyak juga kesal dengan perlakuan pegawai yang
pasien menyatakan mereka mendapatkan tutur kata bicaranya kurang enak di dengar
pelayanan sesuai dengan standar yang apalagi kepada pasien yang lebih tua umurnya
diberikan oleh rumah sakit, serta mereka dari mereka. Terlihat masi ada beberapa
berpendapat bahwa ketika mereka pegawai yang pilih pilih status seseorang
mndapatkan pelayanan mereka merasa aman kalau kita yang biasa saja di perlakukan
tanpa adanya keraguan. kurang baik dari mereka. Seharusnya untuk
semua pasien diperlakukan sama tidak harus
Empati
melihat status dari orang itu. Sehingga terlihat
Empati ketika memberikan pelayanan
masi kurang kepedulian dari mereka terhadap
meliputi kemudahan pegawai dalam
pasien.
melakukan hubungan, komunikasi, dan
memahami kebutuhan pelanggan. Empati Keberwujudan
dinilai dari kemudahan yang diberikan Keberwujudan di buktikan dengan
pegawai kepada pasien ketika memberikan bukti fisik, peralatan, dan penampilan
pelayanan juga sikap pegawai terhadap pegawai. Keberwujudan yaitu apa saja
pasien. fasilitas yang tersedia, fasilitas yang tersedia
Berdasarkan hasil wawancara dan apakah mampu dalam memenuhi kebutuhan
penelitian yang dilakukan empati pegawai pasien.
Rumah Sakit Islam Sitti Maryam sudah baik Bedasarkan hasil wawancara dan
dalam memeberikan kemudahan kepada penelitian keberwujudan di RS Islam Sitti
pasien pengguna layanan dalam pengurusan Maryam sudah cukup baik terbukti dengan
berobat prosedurnya tidak berbelit belit. sudah adanya fasilitas penunjang medis yaitu
Prosedur pelayanannya tidak berbelit belit dan Radiologi, Elektrokardiografi, USG,
cepat pastinya banyak masyarakat yang ingin Laboratorium. Tetapi yang jadi permasalahan
berobat di Rumah Sakit Sitti Maryam dan di sini yaitu fasilitas umumnya yang masih
pastinya jika pelayanan yang diberikan sudah kurang seperti kursi-kursi untuk pengunjung
baik bisa meningkatkan akreditasi dari Rumah maupun pasien di setiap bangsal rumah sakit.
Sakit Sitti Maryam yang dari Rumah Sakit Sehingga kasihan ketika para pengunjung atau
Umum kelas D bisa meningkat menjadi kelas keluarga pasien yang datang lainnya hanya
C kalau bisa lebih baik lagi agar kualitas berdiri karena fasilitas kursi yang masih
kinerja Rumah Sakit Sitti Maryam lebih baik kurang. Karena fasilitas umum juga menjadi
lagi di mata masyarakat pengguna layanan salah satu hal yang penting di lingkungan
kesehatan. rumah sakit agar para pasien merasa nyaman
Hanya saja sikap ada beberapa berada di rumah sakit. Pastinya dengan rumah
perilaku perawat dan pegawainya masi kurang sakit menyediakan semua peralatan yang
baik kepada pasien sehingga pasien tersebut dibutuhkan pasien bisa membuat pasien sering
berobat dirumah sakit Sitti Maryam. Untuk itu Empati
sebaiknya fasilitas fasilitas di Rumah Sakit Empati belum baik karena masi ada
Sitti Maryam perlu diperhatikan mana yang beberapa perawat maupun pegawai Rumah
kurang yang harus ditambah lagi agar setiap Sakit Sitti Maryam yang kurang baik
pasien yang berobat di Rumah Sakit Sitti berbicara kepada pasien apalagi pasien yang
Maryam nyaman berada dirumah sakit selama lebih tua umurnya dari mereka yang
masa perawatan. memandang status seseorang. Dan pasien
yang hanya orang biasa di perlakukan kurang
KESIMPULAN
baik dari mereka.
Kehandalan
Kehandalan kurang baik. Karena masi Keberwujudan
ada beberapa tenaga medis yang melaksnakan Keberwujudan belum cukup baik.
tugasnya belum maksimal, dilihat dari Karena untuk fasilitas umumnya seperti kursi
pelayanan mereka seperti kelalaian dalam di tiap bangsal yang masi kurang membuat
mengantarkan makanan kepada pasien yang pengunjung dan keluarga yang menjenguk
sering terlambat. Dan juga kurangnya dokter lainnya hanya berdiri kadang melantai karena
bedah yang mengakibatkan pasien harus keterbatasan kursi.
menunggu kakinya diberikan pelayanan
SARAN
medis berhubung dokter bedahnya yang hanya
Pertama, pihak rumah sakit lebih
bekerja part time sehingga pasien harus
tepat waktu dalam memberikan pelayanan.
menunggu dalam mendapatkan pelayanan.
Dan untuk dokter spesialis bedah harus di
Daya Tanggap tambah da harus bekerja full time agar 24 jam
Ketanggapan kurang baik. Karena siap melayani pasien.
masih kurangnya respon yang baik dengan Kedua, ketanggapan para medis
keluhan pasien terhadap pelayanan yang tidak maupun staff pegawai harus lebih di
tepat waktu pada jam mengantarkan makanan tingkatkan lagi agar perlakuan kepada pasien
kepada pasien. lebih baik lagi ketika pasien memberikan
Jaminan masukan dan keluhan direspon dengan baik.
Jaminan sudah baik. Karena menurut Ketiga, untuk sikap beberapa perawat
tanggapan para pasien merka yakin dengan dan pegawai harus lebih bai lagi terutama cara
keselamatan berobat dirumah sakit ini melihat berbicara kepada pasien. yang tidak
para tena medis yang memang memiliki memandang status pasien tersebut semua
kemampuan dalam melayani jadi tidak ada diperlakukan dengan adil.
keraguan dalam berobat di Rumah Sakit Sitti Keempat, untuk fasilitas kursi di tiap
Maryam. bangsal perlu di tambah lagi agar supaya
keluarga maupun pengunjung bisa duduk di
kursi dan tidak ada yang berdiri maupun Mangkunegara. 2002. Sumber Daya
melantai. Manusia. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
DAFTAR PUSTAKA Ndraha, T. 1997. Budaya Organisasi.
Dessler, G. 1992. Manajemen Sumber Jakarta: KRineka Cipta
Daya Manusia. Jakarta: PT. Pasolong, H. 2010. Teori Administrasi
Prenhallindo Publik. Bandung: Alfabeta.
Dharma, S. 2005. Manajemen Kinerja. Prawirosentono, S. 2002. Kebijakan
Jakarta: Pustaka Pelajar. Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Gibson. 1990. Organisasi dan Manajemen: BPFE.
Perilaku Struktur, dan Proses. Sinambela, L. 2006. Reformasi Pelayanan
Jakarta: Erlangga Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Herlambang, S. 2016. Manajemen Sedarmayanti. 2004 .Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Rumah Kepribadian Pegawai. Bandung:
Sakit. Indonesia: Gosyen Mandar Maju.
Publishing. Sedarmayanti. 1993. Sumber Daya
Hardiansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Manusia Dan Produktivitas
Publik. Yogyakarta: Gava Media. Kerja. Bandung: Mandar
Husanan, S. 1993. Manajemen Maju
Personalia. Yogyakarta: BPFE. .Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Hardjosoedarmo, S. 1996. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Pengembangan Manajemen Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Mutu Dan Produktivitas. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Yogyakarta: Andi offset Kualitatif, R&D. Bandung:
Irianto, B. 2003. Pembangunan Manusia Alfabeta.
Dan Pembaharuan Pendidikan. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Bandung: Laboratorium Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Administrasi Pendidikan Tjiptono, F. 2014. Pemasaran Jasa.
Universitas Pendidikan Jakarta: Gramedia Cawang.
Indonesia. Widodo, J. 2006. Membangun Birokrasi
Lupiyoadi, R. 2006. Manajemen Berbasis Kinerja. Jakarta:
Pemasaran Jasa Edisi Kedua. Bayumedai Publishing.
Jakarta: Salemba Empat. Wilson dan Heyel. 1987. Hand Book Of
Mukarom, Z. 2016. Membangun Modern Office Management and
Kinerja Pelayanan Publik. Administration Service. Mc
Bandung: Pustaka Setia. Graw Hill Inc. New Jersey.
Sumber-sumber lain
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
PP No. 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan.

You might also like