Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
MAKALAH
Disusun oleh :
11000221410155
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021/2022
I
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Perumusan Masalah......................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A. Tindakan Promosi Media Sosial Atau Cetak Yang Merupakan Pelanggaran
Terhadap Undang-Undang Jabtan Notaris dan kode etik Notaris........................7
A. Sanksi Yang Diberikan Terhadap Notaris Yang Melanggar Tindakan
Promosi...............................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh masyarakat secara
umum agar tidak terjadinya petimpangan sosial dimasyarakat, dimana sesuai
dengan dasar negara Indonesia, Sila ke-5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia dan diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun
1945. Dari kedua dasar itulah diinginkan untuk dapat terwujudnya ketertiban,
kepastian, dan perlindungan hukum, yang berdasarkan keadilan tanpa
memandang siapapun orang tersebut, karena dimata hukum semua orang
sama. Maka perlu diingat bahwa semua perbuatan yang kita lakukan, hal
tersebut tidak dapat terlepas dari sebuah tanggung jawab. Karena
padadasarnya semua hal yang seseorang itu lakukan baik dengan sengaja
maupun tidak sengaja hal ini tetap dimintai pertanggung jawaban, apalagi
yang berkenaan dengan hak dan nasib dari seseorang. Bebrbicara mengenai
sebuah tanggung jawab maka tidak jauh dari sebuah profesi pekerjaan
seseorang, apalagi yang berkaitan dengan profesi hukum. Penjelasan diatas
maka memiliki hubungna dengan profesi hukum yakni, Notaris yang
menentukan langusng nasib dan hak seseorang, karena hal ini tidak hanya
mengenai kepentingan pribadi tetapi juga kepentingan secara general di
masyarkat. Dengan tanggun jawab yang berat bagi profesi hukum makan
sangat diperlukannya suatu lingkup peraturan yang jelas karena sedikit
kesalahan perlu dipertanggung jawabkan.
Hal dasar yang harus dimiliki seorang Notaris yaitu, membangun sebuah
kepercayaan dengan masyarakat yang berada didaerah tersebut. Disebutkan
tugas dari seorang Notaris tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 2 tahun 2014 jo Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004, Notaris
adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan
memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang lainnya.1
1
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomoe 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris
3
Disisi lain juga diaturnya kwenangan seorang notaris dimana dalam Pasal
15 UUJN menerangkan bahwa notaris berkewenangan untuk membuat alat
bukti autentik mengenai perbuatan, erjanjian dan ketetapan sesuai dengan
perundang-undangan yang dinyatakan dalam akta autentik,menjamin
kepastian tunggal akta tersebut, sepanjang tidak ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat lain.2 Melihat dari tugas seorang Notaris hal ini diimbangi
dengan besarnya juga tanggung jawab yang perlu ditanggung selama menjadi
Notaris.Oleh karena itu peraturan etika profesi hukum agar memberikan
batasan-batasan agar menahan seseorang tersebut terhadap godaan atas
kepercayaan yang diembankan kepadanya, secara moralitas menjadi hal yang
wajib untuk dibangun dari awal oleh Notaris karena memiliki peran luas
terhadap masyarakat.3
Salah satu hal yang berkaitan dengan kode etik ialah sebuah tindakan
promosi atau publikasi melaui media sosial atau elektornik, melihat
perkembang teknologi dan media sosial begitu pesat, maka perlu adanya
peraturan yang mengatur mengenai hal tersebut. Tercantu didalm Pasal 18
Ayat 1 poin D Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
REpublik Indonesia Nomor: M-01.HT.03.01 Tahun 2003 yang menyatakan
tentang mengadakan promosi yang menyangkut jabatan Notaris melalui media
cetak maupun media elektronik.
2
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014, Tentang Jabatan Notaris
3
Abdul Ghofur Anshori, 2009, Lembaga kenotariatan Indonesia Perpektif Hukum dan Etika, Uii
Pres,Yogyakarta, hlm 1.
4
Media sosial atau internet telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat pada
zaman ini. Namun bagi Notaris tidak diperbolehkan untuk terlalu aktif dalam
media sosial apalagi sampai melakukan tindakan yang mengiklankam atau
mempromosikan berupa kartu nama, brosur elektronik dan tindakan lain yang
bertujuan untuk memperkenalan pekerjaannya sebagai Notaris. Maka dalam
Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris, hal ini merupakan tindakan pelanggaran
kode etik dan akan diberikan sanksi terhadap notaris tersebut.
Hal berupa promosi di media sosial atau cetak ini dilarang dikarenakan,
perbuatan tersebut secara tidak langsung merendahkan martabat jabatan
Notaris itu sendiri. Seakan-akan sebuah akta autentik yang dibuat notaris
merupakan barang yang bisa dengan mudah diperjualbelikan.
Maka sesuai penjelasan yang telah penulis lakukan maka didalam makalah
ini, penulis bermaksud untuk membahas mengenai permasalahan dengan judul
: “TINJAUAN YURIDIS NOTARIS MEMPROMOSIKAN DIRI
MELALUI MEDIA SOSIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
JEBATAN NOTARIS DAN KODE ETIK NOTARIS”
4
Michael L. Ray, 1982, Advertising and Communication Management, Englewood Cliffs,
Prentice Hall, dalam, Morison, 2010, Periklanan :Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana,
Jakarta, hlm.16
5
Departemen Pendidikan Nasional. 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Cetakan Pertama, Edisi Keempat, PT Gramedia, Jakarta, hlm.521
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka berikut
susunan rumasan masalahnya sebagai berikut:
6
BAB II
PEMBAHASAN
6
AbdulKadir Muhammad, Etika Hukum Profesi, Citra Aditya Bakti;Bandung, 1997. hlm 14
7
Terdapat beberapa jenis promosi yang tidak dipernolehkan bagi
seorang notaris dalam media sosial, sebagai berikut:
8
melanggat dari kewajiban dan larangan. “Dalam ayat ini telah
diterangkan bahwa apabila Notaris dengan kesadaran melakukan
tindakan tercela serta adanya pelanggaran yang diakibatkan
ketidak sesuaian peraturan mengenai hak dan kewajiban seperti
melangsungkan promosi melalui jejaring media sosial.
c. Pasal 12 huruf c
Pada pasal ini memiliki pengertian bahwa marwah dan
kehoramatan seorang notaris akan turun apabila dia melaksanakan
kegiatan promosi media sosial dengan maksud agar mendapat
banyak client.
d. Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Jabatan Notaris
a. Pasal 4 angka 3
Pasal ini memiliki pengertian bahwa Notaris dilarang melakukan
promosi diri secara media sosial maupun media cetak dengan
terang-terangan mencantumkan nama dan jabatanya.Seperti
Ucapan selamat, Ucapan terima kasih, dan kegiatan sponsor”8
b. Pasal 4 angka 4
7
Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 perubahan Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.
8
Pasal 4 angka 3 Ikatan Notaris Indonesia Kode Etik Notaris
9
Pasal ini menerangkan bahwa sebagai Pejabat umum dalam hal ini
adalah Notaris tidak diperkenankan untuk bekerjasama dengan biro
jasa/orang badan hukum yang berfungsi untuk mencari klien”9
10
5) Surat pengirimana berita acara kepada Majelis Pengawas
Wilayah ditembuskan kepada pelapor, Majelis Pengawas
Pusar, dan Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia.
1) Teguran;
2) Penringatan;
3) Pemberhentian sementara dari anggota perkumpulan;
4) Pemberhentian dengan hormat dari anggota perkumpulan;
5) Pemberhentian dengan tidak hormat dari anggota
perkumpulan.10
10
Susanto, S. N. H. (2019). Good Governance Dalam Konteks Hukum Administrasi. Administrative
Law & Gov-ernance Journal, 2(2), hlm. 205
11
Gaol, Selamat Lumban. (2018) Kedudukan akta notaris sebagai akta di bawah tangan
berdasarkan undang-undang jabatan notaris. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara,Volume 8 No. 2,
Maret 2018.hlm. 91-109
11
Notaris dibedakan berdasarakna tindakan yang dilakukan oleh
Notaris tersebut dala menjalankan jabatanya oleh Majelis
Pengawas, sedangakan tindakan Notaris diluar menjalankan
jabtannya diawasi oleh Dewan Kehormatan Notaris. 12 Disisi lain
selain untuk memberikan kedisiplinan dan juga profesionalitas, ini
juga berfungsi untuk wadah perlindungan hukum terhadap Notaris
itu sendiri oleh karena dengan adanya suatu pengawasan, maka
setiap Notaris dalam berperikalu dan tindakannya selalu dalam
koridor hukum yang telah ditetapkan.
12
Konradus, Danggur. (2016). Politik hukum berdasarkan konstitusi. Jurnal Masalah-Masalah
Hukum (MMH). Vol 45, No 3.hlm. 198-206.
13
Kezia, SE. & Safitri, W. (2017). Peranan Majelis Pengawas Wilayah Notaris Dalam Melakukan
Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Jabatan Notaris Terkait Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 Tentang Jabatan Notaris. Yuriska : Jurnal Ilmiah Hukum, 9(2),hlm. 65-78.
12
dari Majelis Pengawas bukan dari Notaris14, Sehingga putusan
tersebut harus menggambarkan sebuah keadilan dan kesusilaan
yang adil.
14
Wikantha, A. (2017). Peran majelis pengawas dan kehormatan terhadap notaris yang
membuat akta perjanjian nominee. Jurnal Cakrawala Hukum, 8(2), 181-190.
15
Intan, L. (2016). Akibat pelanggaran oleh notaris terhadap pembuatan akta notariil. Jurnal
Cakrawala Hukum, 7(2), 206-215.
16
Lasatu, Asri. (2019). Radio pemerintah daerah sebagai instrumen pemerintah daerah dalam
pemenuhan hak konstitusional warga negara untuk memperoleh informasi, Maleo Law Journal,
Vol 3,No 2. Hlm. 143-162
13
Sanksi merupakan alat pemksa, selain hukuman, juga
untukmenaati ketetapan yang telah diatur didalam peraturang
perundang-undangan.Pelanggaran mengenai promosi telah diatur
dalampasal 6 Kode Etik Notaris, dimana peraturan ini dikatakan
tidak efisien karena tidak dapat memberikan Efek Jera Bagi Notaris
yang melakukan Promosi di media sosial maupun cetak.
Hal-hal yang dapat dikategorikan bahwa notaris tersebut
melakukan pelanggaran kode etik terkait publikasi atau promosi di
media, ialah sebgai berikut :
a. Mencantumkan nama dan jabatan sebagai notaris di media;
b. Secara aktif dan pasif melakukan promosi di media;
c. Publikasi oleh notaris yang mencantumkan nama dan jabatan
yang tidak dikategorikan sebagai pelanggatan kode etik ketika
promosi tersebut dilakukan di media notaris yang dikeluarkan
oleh Ikatan Notaris Indonesia.
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
1. Tindakan memporomosikan diri secara tidak langusn termasuk
pelanggaran terhadap Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode
Etik. Diamana ciri-cirinya mencantumkan nama dan jabatannya,
menggunakan sarana media sosial dan cetak dan hal-hal yang dapat
mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris.
2. Tanggung jawab Notaris yaitu akan diberikannya beberapa jenis sanksi
seperti sanksi adminstratif yang berupa teguran dan pembinaan, dan
apabila Notaris tersebut tidak memperdulikan terguran tersebut maka
Notaris tersebut harus siap menerima sanksi berupa pemberhentian
sementara dari keanggotaan perkumpulan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat
disampaiakan antaran lain adalah:
1. Kode Etik Notaris sangatlah penting bagi profesi ini dikarenakan
mereka langsung mengangai masyarakat secara umum. Maka hal ini
sangat berpengaruh besar untuk pengembangan diri yang lebih
baik Pendidikan Kode Etik Notaris secara berkala bagi Notaris yang
telah praktik..
2. Terdapat Notaris yang memang diberikan sanksi karena terbukti
melakukan pelanggaran terhadap UUJN dan Kode Etik Notaris,
namun sayangnya hasil tersebut tidak disampaikan secara umum,
akankah lebih baik apabila hal tersebut dipublikasi agar mendapatkan
efek sosial di masyarakat berupa malu terhadap tindakan pelanggaran
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang
15
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris
Buku
16
17