Professional Documents
Culture Documents
HERCULES
HERCULES
Ini adalah mitologi dari Yunani kuno. Al kisah dari Ratu Alcmena yang cantik
bersama Yupiter, lahirlah seorang bayi laki-laki di kota Thebes yang diberi nama
Hercules.
Anak itu amat dicintai oleh Yupiter, maka ia menetapkan untuk menjadikannya
seorang makhluk yang sempurna. Dewi Juno yang bengis sangat iri kepada bayi itu,
ia ingin sekali menghabisi nyawa bayi itu sehingga ketika bayi itu masih berada
dalam buaian, ia mengutus dua ular raksasa agar membelitnya sampai mati.
Tetapi ketika melihat ular utusan Dewi Juno, Hercules kecil bangkit dan menghadapi
mereka dengan berani, ia mencekik kedua ular itu hingga binasa. Hercules begitu
kuat, dan sayangnya dia agak angkuh serta mudah marah, sehingga Dewi Juno tak
henti-hentinya menggunakan kelemahan Hercules untuk membangkitkan
kemarahannya.
Pada suatu hari, terjadilah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan. Ketika
Hercules melemparkan kecapi kepada gurunya, untung tak dapat diraih, malang tak
bisa ditolak, naas kecapi itu mengenai kepala sang guru hingga membuatnya tewas.
Dengan penuh duka cita, Ratu Alcmena terpaksa harus menghukum anaknya.
Hercules kemudian dibuang dari istana dan dipercayakan kepada seorang
pengembala yang hidup di gunung-gunung.
Hercules bukannya menyesal dengan hukuman yang diterimanya, ia justru merasa
bahagia. Ia belajar berburu, memanah, dan tidak takut terhadap kegelapan malam,
dingin yang mencekam, maupun binatang buas.
Dalam petualangannya, pada suatu hari Hercules bertemu dengan dua orang gadis
di suatu persimpangan jalan. Rupanya kedua gadis itu memang sedang menantikan
dirinya.
“Hercules, aku adalah sang Sukacita. Datang dan berjalanlah di jalanku yang terbuat
dari rumput lembut dan aneka bunga yang pada ujungnya ada kekayaan dan
kebahagiaan,” kata salah satu dari mereka dengan tersenyum. Gadis yang lebih
muda dan cantik dari satunya.
“Hercules, aku adalah sang Keutamaan,” kata gadis yang sudah tidak muda, tak
cantik pula.
“Datanglah dan berjalanlah di jalanku yang terbuat dari batu dan kerikil tajam, pada
ujungnya ada kemuliaan yang tak akan pernah pudar,” kata gadis itu tanpa senyum
di bibir.
“Aku ikut denganmu,” sahut Hercules.
Sungguh amat sulit jalan Hercules menuju kemuliaan. Disaat sedang marah, Dewi
Juno membuat mata Hercules berkilat-kilat membara. Sehingga pada suatu ketika
Hercules sampai hati membunuh istri dan kedua anaknya. Setelah kemarahannya
mereda Hercules menjadi menyesal dan sedih sekali, ia menangis sepanjang hari.
Tetapi para dewa sangat marah karena perbuatan Hercules yang bodoh itu. Oleh
karena itu Hercules mohon pengampunan atas kejahatan yang telah dilakukannya.
Hercules kemudian pergi ke Delphi. Disana ia bertemu dengan seorang imam
wanita, namanya Pitia, yang artinya sang Kepercayaan. Imam wanita itu dapat
meramalkan masa yang akan datang.
Kemudian pergilah Hercules menuju hutan Nemea. Seorang penduduk daerah itu
berkata kepadanya,
“Tidak tahukah kau bahwa singa itu tak dapat dilukai, karena kulitnya keras seperti
besi baja.”
“Aku tidak takut akan hal itu,” jawab Hercules.
Hercules kemudian masuk ke dalam hutan. Benar, tak lama kemudian ia melihat ada
singa buas dan besar. Melihat ada mangsa, singa itu melompat menghadang
Hercules.
Singa yang sudah sangat kesakitan itu menjadi takut, ia berusaha lari, namun
Hercules mengejarnya dengan kecepatan lari bagaikan si kijang, lalu dengan cepat
pula ia mencekik singa itu hingga menemui ajalnya.
Setelah membunuh dan menguliti singa itu, Hercules membawa kulitnya kepada raja
Eurystheus.
Ia langsung memberi tugas kedua kepada Hercules. Tugas ini sangat berat, bahkan
mustahil dilaksanakan oleh seratus orang, namun Hercules menerimanya tanpa
banyak bertanya. Ia terima tugas berat itu. Maka pergilah Hercules dengan ditemani
Lolaus, sahabat karibnya. Ketika mereka sampai di danau daerah Lema, Hercules
mencium dan merasakan suasana kematian, serta keheningan yang amat
mencekam. Hydra tidak kelihatan. Hercules melemparkan sebongkah batu besar ke
danau dan menyalakan obor sambil berteriak, ia berhasil mengusik binatang itu.
Tiba-tiba air danau bergolak berpusar dan Hydra menyembul dengan cepat sambil
mulutnya menyemburkan racun kearah Hercules dan Lolaus. Hercules menebaskan
pedangnya ke kepala Hydra, tetapi dari setiap kepala yang berhasil ditebas segera
tumbuh lagi dua kepala.
“Lolaus! Ambillah obor, setelah kupenggal salah satu kepalanya segera bakar
lukarnya!” teriak Hercules.
“Ya……” jawab Lolaus yang gemetar karena ketakutan.
SELESAI