Professional Documents
Culture Documents
Islam Religion Summary 1 and 2
Islam Religion Summary 1 and 2
NIM : 21/476840/EK/23430
Program Studi : S1 Manajemen
Jurnal 1 :
“Developing Islamic Finance in the Framework of Maqasid al-Shari’ah Understanding the
Ends (maqasid) and The Means (wasa’il)”
By : Mohamad Akram Laldin and Hafas Furqani
A. Keuangan Islam
Sistem keuangan islam tidak hanya digunakan oleh orang muslim saja, tetapi juga
masyarakat non-muslim. Meskipun fenomena ini dapat dilihat oleh beberapa orang sebagai
bagian dari kebangkitan Islam global untuk merekonstruksi warisan Islam di zaman modern,
minat dalam praktiknya secara nyata dipicu oleh nilai-nilai yang ditawarkannya. Kepentingan
dalam Islam yang terkait dengan keuangan, pada dasarnya didorong oleh harapan bahwa
keuangan Islam dapat dengan tertata menawarkan perspektif yang sesuai untuk memahami
masalah ekonomi untuk fondasi bagi pengelolaan ekonomi.
Harapan ini sangat sejalan dengan konsep maqasid al-Syari'ah (tujuan syariah).
Perdagangan dan keuangan dipandang sebagai bagian penting dari Syariah.
Referensi
Laldin, M. A. dan Hafas Furqani. (2013). Developing Islamic Finance in the
Framework of Maqasid al-Shari’ah, Understanding the Ends (Maqasid)
and the Means (Wasa’il). Ekonomi Syariah: Akademi Penelitian Syariah
Internasional
Jurnal 2 :
“Maqasid Ash-Shari’ah Framework and the Development of Islamic Finance Products: The
Case of Indonesia”
By : Abdul Qoyum
A. Latar Belakang
Keuangan Islam telah banyak mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
dapat dilihat dari kemajuan baru-baru ini di mana produk keuangan Islam telah berkembang
dan mendapatkan penerimaan yang lebih luas di berbagai bidang. Contohnya, seperti
lindung nilai Islam (tahawwuth al-Islami) yang sebelumnya dianggap sebagai produk
terlarang, sekarang diterima sebagai produk yang sesuai syariah untuk memenuhi tujuan
manajemen risiko. Selain itu, ada banyak produk keuangan Islam lainnya yang sebelumnya
dianggap sebagai instrumen yang melanggar hukum, sekarang diterima oleh para ulama
Islam.
A.1 Keuangan Islam
Dalam keuangan Islam, nilai-nilainya tercermin dari Maqasid Ash-Syari'ah atau
tujuan syariah dengan tujuan akhir untuk mempromosikan kesejahteraan manusia (Asutay,
2012). Oleh karena itu, dengan menerapkan secara ketat beberapa standar umum dalam
Maqasid Ash-Syari'ah, masalah konvergensi dalam keuangan Islam terhadap sistem neo-
klasik yang ada dapat diatasi secara bertahap. Selain itu, meniru keuangan konvensional
yang telah dipraktikkan dalam industri keuangan syariah (Asutay dan Harningtyas, 2015), di
mana produk sangat concern dalam memenuhi 'bentuk' daripada 'substansi' (atau fungsi
sosial), dapat dikurangi. Padahal, 'substansi' syariah memiliki implikasi penting bagi
terwujudnya Maqasid Ash-Syari'ah yang sama pentingnya dalam penataan produk syariah
(Dusuki dan Abozaid, 2007). Dalam hal ini, Maqasid Ash-Syari'ah shoud menjadi yang
terdepan dalam pengembangan produk keuangan syariah.
A.2 Konsentrasi Maqasid Ash-Syariah
Dalam konteks keuangan Islam, Maqasid Ash-Syari'ah tidak hanya berfokus pada
larangan riba, tetapi juga untuk mempromosikan sirkulasi kekayaan di masyarakat,
kelangsungan investasi kekayaan, mencapai kemakmuran ekonomi bagi seluruh
masyarakat dengan memenuhi kebutuhan dasar mereka, transparansi dalam kegiatan
keuangan, dan diizinkannya kepemilikan pribadi dan publik atas kekayaan (Hurayra, 2015).
A.3 Maqasid Dalam Keuangan Islam
Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Laldin dan Furqani (2013)
mendokumentasikan tiga ujung spesifik (Maqasid) dalam keuangan Islam, yaitu: (i) sirkulasi
kekayaan, (ii) praktik keuangan yang adil dan transparan, dan (iii) keadilan di tingkat mikro
dan makro. Untuk mencapai tujuan tersebut, syariah menyediakan sarana (wasa'il) seperti
memfasilitasi kontrak keuangan, menetapkan nilai dan standar dan melembagakan
tanggung jawab sosial. Namun, Maqasid Ash-Syari'ah kecil seperti membebaskan dari
segala jenis utang dan manfaat lain yang terkait dengan faktor makroekonomi belum
tercapai. Penelitian lain oleh Asutay dan Harningtyas (2015) menunjukkan bahwa kurangnya
prestasi dalam kinerja Maqasid Ash-Syari'ah dari bank dan keuangan Syariah.
B. Tinjauan Literatur
Maqasid Ash-Syari'ah adalah elemen terpenting dari praktik keuangan Islam saat ini.
Oleh karena itu, jelas sebagai aspek integral dari syariah dan titik kunci dewan pengawas
syariah lembaga keuangan Islam (Antonio dan Sanrego, 2012). Selain itu, Dusuki dan
Abozaid (2007) mendefinisikan Maqasid Ash-Syari'ah sebagai tujuan utama dan alasan
syariah. Pemeriksaan yang komprehensif dan cermat terhadap putusan syariah
memerlukan pemahaman bahwa syariah bertujuan untuk melindungi dan melestarikan
kepentingan publik (maslahah) dalam semua aspek dan segmen kehidupan.
B.1 Pentingnya Maqasid Ash-Syari’ah
Maslahah adalah salah satu perangkat yuristik yang selalu digunakan dalam teori
hukum Islam untuk mempromosikan kepentingan publik dan mencegah kejahatan sosial
atau korupsi. Maqasid Ash-Syari'ah sangat penting untuk dicapai dalam keuangan Islam
karena beberapa alasan. Kedua, transaksi bisnis dalam perdagangan domestik dan
internasional harus didasarkan pada prinsip-prinsip hukum Islam, dan tujuan mendasar
Maqasid AshShari'ah di bidang keuangan dan bisnis harus diterapkan sebagai pedoman inti
untuk menerapkan semua jenis transaksi keuangan. Dengan kata lain, Maqasid Ash-
Syari'ah harus mengelola dan mengatur prinsip syariah keuangan Islam (Lachsasna dan
Sulaiman, 2010).
B.2 Pengembangan produk Keuangan Syariah
Selain itu, dalam konteks pengembangan produk di bidang keuangan syariah,
Maqasid Ash-Syari'ah harus dijadikan pedoman dasar dalam merancangnya. Akhir dari
Maqasid adalah; sirkulasi kekayaan; praktik keuangan yang adil dan transparan; dan
keadilan dalam dimensi makro dan mikro. Ada beberapa elemen dalam hal ini yaitu;
memfasilitasi kontrak keuangan; Menetapkan nilai dan standar; dan melembagakan
tanggung jawab sosial (Laldin dan Furqoni, 2013).
Secara khusus, produk berbasis syariah tidak hanya akan memenuhi bentuk dan
substansi hukum Islam, tetapi juga akan memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup dan
keamanan semua bagian populasi termasuk orang miskin dan pengusaha kecil / mikro.
Dengan demikian, produk berbasis syariah adalah produk yang sesuai syariah untuk
mewujudkan tujuan sosial. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan produk ini adalah
sebagai produk yang sesuai dengan Maqasid.
C. Metode
Makalah ini adalah penelitian kualitatif yang ditulis berdasarkan literatur keuangan
Islam dan Maqasid Ash-Syari'ah.
D. Pembahasan
Beberapa dari pendapat Ahli mengatakan bahwa produk keuangan Islam, saat ini,
tidak dapat mencapai Maqasid Ash-Syari'ah. Hal ini dapat dilihat dari semua produk mereka
dimana, meniru produk, di mana sama dengan rekan-rekan konvensionalnya,
mempengaruhi keberadaan produk keuangan Islam. Kondisi ini, berdasarkan semua fakta di
atas sangat penting dalam pandangan kepercayaan dari masyarakat yang berkaitan dengan
kualitas keuangan syariah untuk menyelesaikan masalah masyarakat.
D.1 Peran Pemangku Kepentingan
Sangat penting bagi pemangku kepentingan keuangan Islam untuk membahas
kerangka Maqasid Ash-Syari'ah, terutama tentang bagaimana mengembangkan produk
keuangan Islam. Produk keuangan syariah yang diupayakan untuk mewujudkan keadilan
sosial harus fokus pada bagaimana mengedarkan kekayaan masyarakat, efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, penghapusan
kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan manusia.Dalam mengembangkan produk
keuangan syariah, semua di atas Maqasid harus menjadi kerangka utama dalam pikiran
mereka. Sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang dikeluarkan tidak hanya
sesuai dengan syariah, tetapi juga Maqasid Ash-Syari'ah. Otoritas syariah akan memastikan
bahwa semua praktik keuangan syariah mematuhi syariah dan juga sejalan dengan visi
syariah dalam mencapai kepentingan publik. Semua bagian ini sangat penting dalam
mewujudkan produk keuangan Islam dapat berkontribusi secara signifikan terhadap
Maqasid al-Syari'ah. Dalam sudut pandang teknis, mengembangkan produk keuangan
syariah dapat menggunakan beberapa pepatah hukum sebagai pedoman teknis.
Referensi
Qoyum, A. (2018). Maqasid Ash-Shari’ah Framework and the Development of
Islamic Finance Products: The Case of Indonesia. Universitas Ekonomi
Islam Tazkia: Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat.