Professional Documents
Culture Documents
Ilovepdf - Merged (6) - 1-Dikonversi
Ilovepdf - Merged (6) - 1-Dikonversi
Jawaban
1. BENTENG BAHASA atau linguistic lanscape merupakan salah satu cabang linguistik yang
memfokuskan perhatian pada penggunaan bahasa di ruang publik, seperti nama jalan, lokasi
geografi, advertensi, papan penunjuk, nama toko, nama perumahan, dan berbagai lembaga
komersial. Contohnya nama sebuah kecamatan di kabupaten Gowa, “Kecematan Bontonompo”
di mana bontonompo terbagi menjadi 2 kata “Bonto” yang artinya Daratan dan “Nompo
atau Tompo” yang artinya di atas dari 2 kata di atas dapat disimpulkan bahwasanya
Bontonompo adalah sebuah kecamatan yang letak geografisnya ada pada dataran tinggi.
2. MULTIMODALITAS menurut Kress (2011b: 242) adalah sebuah domain di mana teori
mendapatkan aplikasinya. Jika semiotic adalah teori tentang makna maka multimodalitas
adalah tentang pengaplikasiannya.
3. Kesulitan yang sering terjadi dalam menganalisis wacana multimodalitas naratif adalah
menentukan cara pengaplikasiannya. Di mana kadang kita sudah paham akan teorinya atau
semiotiknya namun sulit untuk mengaplikasikannya.
BENTANGBAHASA:
Representasi
Budaya Lokal dn Global
BENTANG BAHASA:
REPRESENTASI BUDAYA LOKAL DAN GLOBAL
Editor:
Sudartomo Macaryus
Die Bhakti Wardoyo Putro
Desy Rufaidah
Nur Indah Sholikhati
BENTANG BAHASA:
REPRESENTASI BUDAYA LOKAL DAN GLOBAL
Editor:
Sudartomo Macaryus
Die Bhakti Wardoyo Putro
Desy Rufaidah
Nur Indah Sholikhati
Desain Sampul:
Winengku Nugroho
Desain Isi:
Safitriyani
Anggota IKAPI
ISBN: 978-602-356-347-0
A. PENDAHULUAN
69
70 | Bentang Bahasa: Representasi Budaya Lokal dan Global
1. Partisipan dengan volume dan masa yang besar cenderung dominan dan berperilaku
sebagai aktor.
74 | Bentang Bahasa: Representasi Budaya Lokal dan Global
Gambar 2:
Poster calon anggota legislatif
DI Yogyakarta dari Partai
Golkar pada pemilu tahun 2019
(Dokumentasi Pribadi)
B. NARASI
2. Aksara daerah yang disajikan adalah (1) Jawa, (2) Bali, (3) Sunda Kuno, (4) Bugis/Lontara,
(5) Rejang (6) Lampung, (7) Karo, (8) Pakpak, (9) Simalungun, (10) Toba, (11) Mandailing,
(12) Kerinci (Rencong), dan (13) Huruf Jawi (Arab Melayu) (Kamus Besar Bahasa
Bentang Bahasa dan Wacana Multimodal Naratif ~ Sudartomo
Wijaya Heru Santosa, Desy Rufaidah,
Macaryus, Oktaviani Windra Puspita, Die Bhakti Wardoyo
77
|
Putro
Indonesia, 2018:1904-1909).
78 | Bentang Bahasa: Representasi Budaya Lokal dan Global
1. Tindakan
Ketika gambar atau diagram hanya dengan satu partisipan
biasanya sebagai aktor atau partisipan pokok, seperti tampak pada
gambar 1. Struktur yang dihasilkan disebut non-transaksional.
Tindakan dalam proses non-transaksional, secara endoforik tidak
memiliki tujuan, dilakukan untuk, dan ditujukan kepada siapa
pun atau apa pun. Akan tetapi secara eksoforik memiliki tujuan
dan sasaran tertentu. Proses tindakan nontransaksional, secara
verbal analog dengan kata kerja intransitif. Verba intransitif tidak
menghadirkan objek sebagai pengalaman, menerima, atau sasaran.
2. Reaksi
Ketika vektor dibentuk oleh garis mata, dengan arah pandangan
satu atau lebih partisipan yang diwakili, prosesnya bersifat
reaksioner, dan tidak akan berbicara tentang Aktor, tetapi tentang
karakter, dan bukan tentang sasaran, tetapi tentang fenomena.
Partisipan yang melakukan pencarian, haruslah manusia, atau
binatang yang menyerupai manusia. Makhluk dengan mata dan
kasat mata yang memiliki pupil berbeda, dan mampu berekspresi
wajah. Fenomena dapat dibentuk baik oleh partisipan lain,
partisipan yang sedang dilihat oleh Bakteri, atau oleh proposisi
visual keseluruhan, misalnya, struktur transaksional. Pada gambar 5
misalnya, pria tua dan gerakannya membentuk Fenomena,
sedangkan anak laki-laki adalah Reacter.
4. Konversi
Model komunikasi berpeluang diekspresikan dengan
membentuk rantai proses transaksional. Rangkaian ini
menghasilkan tipe partisipan ketiga, partisipan yang merupakan
Sasaran sehubungan dengan satu partisipan dan aktor sehubungan
dengan yang lain. Proses tersebut mengingatkan pada mata
pelajaran biologi mengenai rantai makanan yang dimulai dari cacing
dimakan ayam, musang, dan harimau agar alam tetap dalam kondisi
seimbang. Gambar berikut menunjukkan adanya rantai proses
komunikasi.
5. Simbolisme Geometri
Geometri memiliki istilah lain ilmu ukur, yaitu cabang
matematika yang mempelajari sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan
ruang. Narasi teks visual yang memanfaatkan ruang memiliki
kemungkinan ditata dengan menggunakan urutan sesuai dengan
kaidah-kaidah geometri, seperti garis vertikal, horizontal, diagonal,
dan jari-jari. Penataan lainnya menggunakan pola urutan bangun
geometri, seperti segi tiga, lingkaran, jajaran genjang, trapesium,
segi empat, dan empat persegi panjang. Penataan lainnya
menggunakan kaidah pencahayaan yang lazim disebut dengan
istilah proyeksi.
Simbolisme geometri banyak dimanfaatkan untuk berbagai
bidang kehidupan, seperti gerakan tari, ritual, seni beladiri, dan
olahraga. Ritual dalam tradisi Gereja menggunakan gerakan-gerakan
maju. Ritual seblang Olehsari di Banyuwangi menggunakan
gerakan memutar berlawanan dengan jarum jam, yaitu memutar ke
arah kiri. Gerakan dengan pola geometri memiliki sifat dan makna
secara simbolik. Poster calon anggota legislatif perempuan berikut
88 | Bentang Bahasa: Representasi Budaya Lokal dan Global
6. Keadaan
Keadaan teks visual menjadi salah satu indikator dinamika.
Dalam bidang fisika misalnya gerak terjadi dari keadaan dengan
tekanan kuat ke lemah. Kuat dan lemah tersebut secara visual
direpresentasikan dengan warna, ukuran, cahaya, volume, dan
kuantitas. Image naratif dapat berisi kopartisipan atau partisipan
sekunder yang terkait dengan partisipan pokok tidak melalui vektor
tetapi cara lain. Dalam pandangan Halliday (1985) partisipan
sekunder disebut keadaan. Partisipan tersebut dapat ditinggalkan
tanpa memengaruhi proposisi tetapi bila dihapus mengakibatkan
90 | Bentang Bahasa: Representasi Budaya Lokal dan Global
hilangnya informasi.
Bentang Bahasa dan Wacana Multimodal Naratif ~ Sudartomo
Wijaya Heru Santosa, Desy Rufaidah,
Macaryus, Oktaviani Windra Puspita, Die Bhakti Wardoyo
91
|
Putro
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran. Media pembelajaran dapat mengonkretkan sesuatu
yang abstrak dan mendekatkan sesuatu yang jauh sehingga dapat
membantu siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Ada
berbagai macam media pembelajaran, seperti gambar/foto, poster,
diagram, bagan, kartun, gambar berseri, audio, visual, dan audio-
visual (Sanaky, 2013). Gambar, poster, kartun yang terdapat di
lingkungan dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Namun,
perlu disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan nilai-
nilai karakter yang terkandung di dalamnya.
Gambar 2, 4, 6, 7, dan 10 berpotensi dikembangkan sebagai
media pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dapat diterapkan pada
siswa SMP kelas VIII KD 3.3, yaitu mengidentifikasi informasi teks
iklan, slogan, atau poster dari berbagai sumber yang dibaca dan
didengar. Pada KD tersebut, siswa diminta mengindentifikasi
informasi apa saya yang termuat di dalam poster tersebut. Pada KD
4.3, yaitu menyimpulkan isi iklan, slogan, atau poster dari berbagai
sumber. Siswa dapat belajar menyimpulkan isi poster tersebut.
Tidak hanya digunakan untuk media dalam mengidentifikasi
informasi dan menyimpulkan isi, gambar 2, 4, 6, 7, dan 10 juga
berpotensi dikembangkan sebagai media pembelajaran pada KD 3.4,
yaitu menelaah pola penyajian dan kebahasaan teks iklan, slogan,
96 | Bentang Bahasa: Representasi Budaya Lokal dan Global
atau poster dari berbagai sumber yang dibaca atau didengar. Siswa
diminta menelaah pola penyajian yang berkaitan dengan struktur
poster tersebut dan unsur kebahasaan yang berkaitan dengan diksi
yang digunakan dalam contoh-contoh poster.
Pada KD 4.4, yaitu menyajikan gagasan, pesan, dan ajakan
dalam bentuk iklan, slogan, atau poster secara lisan dan tulis. Mural
ajakan untuk mengikuti pemilu dan tidak menjadi golput dapat
digunakan sebagai media untuk siswa dapat menulis teks persuasi.
Dalam teks persuasi, siswa didorong kemampuannya untuk
mengajak, mengimbau, dan memengaruhi pembaca. Respons yang
diharapkan, pembaca mengikuti pemikiran atau tindakan yang
dilakukan penulis. Dalam teks persuasi, siwa pun menjelaskan
pendapat yang berkaitan dengan topik pembahasan dan disertai
dengan fakta.
D. SIMPULAN
partisipan dan
Bentang Bahasa dan Wacana Multimodal Naratif ~ Sudartomo
Wijaya Heru Santosa, Desy Rufaidah,
Macaryus, Oktaviani Windra Puspita, Die Bhakti Wardoyo
103
|
Putro
DAFTAR PUSTAKA