Professional Documents
Culture Documents
LK TB Paru Mentari Damaiyanti 21117082
LK TB Paru Mentari Damaiyanti 21117082
Oleh :
Tn. TGN, laki-laki 59 tahun, datang bersama anaknya ke Balai Pengobatan Puskesmas Karang
Anyar dengan keluhan kontrol pengobatan bulan kedua, karena mengalami batuk berdahak sejak ± 3 bulan
yang lalu dan terkadang disertai sesak napas. Dahak berwarna putih kekuningan tanpa disertai bercak
darah. Keluhan ini dirasakan semakin lama semakin memberat sejak 1 minggu sebelum pasien datang ke
Puskesmas untuk menjalani pengobatan.
Pasien juga mengeluh sering berkeringat dingin terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga
mengeluh berat badan turun akibat penurunan nafsu makan yang dialami, Pasien mengaku mengalami
penurunan berat badan sebesar 5 kilogram dalam kurun waktu ± 3 bulan terakhir.
Keluhan lain yang dirasakan pasien saat ini adalah pusing berputar disertai mual-mual, dan gatal
setelah minum obat paket tersebut. Keluhan yang dialami pasien menyebabkan dirinya tidak mampu untuk
bekerja seperti biasa.
Keluhan yang sama dialami oleh pasien sekitar 12 tahun yang lalu. Pengobatan dengan
menggunakan obat paket selama 6 bulan juga dilakukan oleh pasien. Istri pasien meniggal sekitar ±4 tahun
yang lalu dikarenakan hal yang sama dan saat ini salah satu cucu dari pasien telah selesai menjalani
pengobatan dengan menggunakan obat paket selama 6 bulan dari puskesmas.
Sebelumnya pasien memiliki kebiasaan makan yang baik, ia menyukai mengkonsumsi makanan
apapun baik makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan atau pun makanan dengan protein tinggi
seperti daging dan ikan, namun dikarenakan fakor ekonomi, tidak setiap hari pasien dapat mengkonsumsi
buah-buahan, daging, atau pun ikan. Diakui oleh dirinya, semenjak sakit nafsu makan sangatlah menurun
sehingga mengakibatkan pola makan menjadi tidak teratur. Pasien mengaku bahwa dirinya tidak pernah
menjalani olahraga rutin dalam bentuk apapun. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
Kegiatan sehari-hari pasien dinilai dari aspek mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah, buang
air kecil dan buang air besar, serta makan berdasarkan indeks Katz, pasien memiliki nilai 6. Hal ini
menunjukan bahwa aktivitas tesebut dapat dilakukan secara mandiri tanpa ketergantungan dari orang lain.
Keadaaan umum pasien tampak sakit ringan, suhu tubuh 36,7 oC, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, berat badan 49kg, tinggi badan 153 cm, status gizi
normal (Indeks masa tubuh 20,9 kg/m2). Kepala, telinga, hidung, mulut, leher, jantung, abdomen, dan
ekstremitas semua dalam batas normal. Didapatkan perabaan taktil fremitus pada pulmo dekstra lebih
menurun dibandingkan pulmo sinistra dan pada auskultasi ditemukan adanya bunya ronkhi basah halus
pada bagian basal pulmo dekstra
Reflek fisiologis normal, reflek patologis tidak ditemukan kelainan. Skala keseimbangan menurut
Berg jumlahnya 32 yang mununjukan adanya gangguan keseimbangan. Rangsang raba normal. Kekuatan
otot tangan dan kaki normal. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan dahak sewaktu
pagi sewaktu (SPS), ditemukan 2 BTA positif, saran pemerikasaan anjuran lainnya adalah pemeriksaan Hb,
SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin.
Pasien tinggal bersama ketiga anaknya. Kondisi rumah bersih dan cukup, fisik bangunan permanen
dengan lantai terbuat dari keramik pada bagian dalam rumah, dan semen pada bagian halaman rumah tanpa
diplester, serta tanah pada bagian dapur. Dinding terbuat dari batu bata tanpa diplester dan langit-langit
yang tertutup, Secara umum rumah cukup untuk mereka berempat. Penerangan dalam rumah dengan listrik
cukup namun ventilasi cukup kurang terutama di kamar tidur dan ruang keluarga. Akibat hal tersebut
sehingga terkesan kamar tidur tampak lembab. Sumber air minum dari sumur milik sendiri dengan jarak ±4
meter dari dapur, limbah dialirkan ke got, memiliki 1 toilet dan 1 kamar mandi. Lantai kamar mandi terbuat
dari semen tanpa diplester dan tidak licin. Kondisi rumah secara keseluruhan cukup baik.
Pasien sehari-hari bekerja sebagai buruh di pabrik kayu yang bekerja di lingkungan terbuka daan
dekat jalan raya. Bahaya potensial yang ada di tempat kerja pasien adalah berupa serbuk kayu, debu jalan
raya, dan kecelakaan kerja akibat alat pemotong kayu yang digunakan. Saat ini pasien tidak bekerja lagi
dikarenakan penyakitnya yang memberat.
Pasien mendapatkan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) kategori II fase intensif 2 bulan pertama yaitu 3
tablet 4 Kombinasi Dosis Tetap (4KDT) setiap hari selama 2 bulan dan Injeksi streptomisin 500 mg
intramuskular (IM) setiap hari selama 2 bulan. Sedangkan penanganan efek sampingnya berupa ranitidin
2x125 mg tab, cetirizin 1x10 mg tab, vitamin B komplek 1x50mg tab dan betahistin mesilat 1x6mg tab.
Lampiran
Formulir Asuhan Keperawatan/Status Klinis
PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IKesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
I. Identitas Klien
enim
Enim
Suku : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Lama bekerja : -
Keluhan utama : Klien mengatakan dating ke UGD dengan keluhan utama sesak
nasfas
c. Pasien bedres
e. TTV :
TD : 120/70 mmhg
Suhu : 36,7ºC
Nadi : 112x/menit
RR : 24x/menit
Masalah keperawatan :
b. Operasi ( jenis dan waktu ) : klien mengatakan tidak pernaah melakukan operasi
1. Kebisasaan
a. Merokok : - - -
b. Kopi : - - -
c. Alkohol : - - -
D. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien menjelaskan bahwa tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit efusi
pleaura sebelumnya.
Genogram
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
E. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai pengambilan kasus
kelolaan)
1. Peningkatan Kesehatan
Data Subjektif : -
Data Objektif : -
2. Nutrisi
Data Subjektif :
Data Objektif :
Masalah keperawatan:
3. Eliminasi
Data Subjektif : -
Data Objektif :
4. Aktivitas/Istirahat
ke kamar kecil, berpindah, buang air kecil dan buang air besar,
Data Objek : --
5. Persepsi/Kognitif
Data Subjektif : -
Data Objektif :
6. Persepsi Diri
Data Subjektif : -
Data Objektif : -
Data Subjektif : -
Data Objektif :-
8. Seksualitas
Data Subjektif : -
Data Objektif :
9. Toleransi/Koping Stress
Data Subjektif : -
Data Objektif :
Data Subjektif : -
Data Objektif :
11. Keselamatan/Perlindungan
Data Subjektif : -
Data Objektif :
12. Kenyamanan
Data Subjektif : -
Data Objektif :
1. Sistem Respirasi
a. Data Subjektif : Pasien mengatakan sesak nafas
b. Data Objektif
Perkusi : Suara sonor pada lobus paru kiri, dan redup pada
Ronchi: - -
- -
Masalah keperawatan :
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Data Subjektif : -
b. Data Objektif
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan, bunyi jantung tunggal, bunyi jantung 1 lub
bunyi jantung 2 dup
3. Sistem Persarafan
b. Data Objektif
4. Sistem Perkemihan
a. Data Subjektif : BAK berapa jumlahnya, frekuensi, konsistensinya biasanya normal
b. Data Objektif
Perkusi : -
Auskultasi : -
5. Sistem Pencernaan
a. Data Subjektif : Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan
b. Data Objektif
Inspeksi : Mukosa bibir kering, mulut besih, dan tidak kesulitan menelan
Perkusi : -
6. Sistem Muskuloskeletal
a. Data Subjektif : Aktivitas sehari-hari klien menjadi berkurang
b. Data Objektif
Klien tampak kelelahan, insomnia, pola hidup menetap dan jadwal olahraga menjadi
tidak teratur
Palpasi : Rangsang raba normal, kekuatan otot tangan dan kaki normal
7. Sistem Integumen
b. Data Objektif
Inspeksi : Warna kulit kuning langsat, tidak ada lesi dikulit, tidak ada ptekie pada kulit,
kulit kering
Palpasi : Permukaan kulit halus, turgor kulit baik, CRT baik normal kembalinya
tidak lebih dari 2 detik, tidak ada nyeri tekan.
8. Sistem Endokrin
a. Data Subjektif : -
b. Data Objektif
neuropati, retinopati
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada nyeri tekan
9. Sistem Penginderaan
a. Penglihatan
Data Subjektif : -
Data Objektif
Inspeksi : Bentuk mata simetris, tidak ada lesi di kelopak mata, reflek kedip baik, konjungtiva anemi
pupil isokor, miosis pada saat terkena cahaya, pergerakan bola mata normal.
Palpasi : Tidak ada TIO ( tekanan intra okuler ) dengan cara ditekan secara ringan jika ada
peningkatan akan teraba keras, tidak ada nyeri tekan pada mata.
b. Pendengaran
Data Subjektif : -
Data Objektif
Inspeksi : Telinga simetris, bentuk dan ukuran telinga normal / sama besar, tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada telinga, tidak ada benjolan pada tulang mastoid,
c. Penghidung
1) Data Subjektif : -
2) Data Objektif
Inspeksi : Hidung simetris, hidung kotor, tidak ada lesi, tidak ada inflamasi pada
Hidung, tidak ada secret, kemampuan membau baik, tidak ada polip,
c. Pengkajian Psikososial
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya : -
c. Status emosional
√
Tenang…….. Cemas…… . Marah…….
d. Terapi
2.
3.
4.
5.
6.
ANALISA DATA
DO:
Keadaan Umum: Berat
Pasien tampak meringis
Palpasi: Nyeri tekan pada
dada kiri
TTV
TD : 130/90mmHg
RR : 23 x/menit
Suhu: 36,4 ºC
Nadi: 80 x/menit
DS: Efusi pleura Intoleransi Aktivitas
1. Pasien mengeluhkan
badannya lemas, sesak, dan Akumulasi
nyeri dada cairan
2. Sesak yang dirasakan berlebihan
memberat apabila beraktifitas dalam rongga
seperti berjalan ke kamar pleura
mandi atau berubah posisi
dari duduk ke tidur terlentang Penurunan
3. Pasien mengeluh cepat lelah ekspansi paru
apabila beraktifitas
4. Pasien mengatakan Penurunan
aktifitasnya terbatas dan suplai O2
selalu dibantu oleh
keluarganya Kelemahan fisik
5. Ketergantungan: sebagian
bergantung pada orang lain, Intoleransi aktifitas
seperti ke toilet dan
berpakaian
DO:
Keadaan umum: Sedang
Pasien tampak sesak
Terpasang O2 2 liter/menit
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi AKtivitas
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
2. Nyeri Akut
3. Intoleransi Aktivitas
Rencana keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas NOC : NIC :
Airway Management
Respiraatory status : Ventilator
Definisi : inspirasi dan akspirasi Buka jalan nafas, gunakan teknik chin
yang tidak memberi ventilasi. Respiratory status : airway patency lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Vital sign status
ventilasi
Kriteria Hasil : Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara
Keluarkam secret dengan batuk atau
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspnea suction
Pertahankan posisi pasien
( mampu mengeliarkan sputum, mampu
Monitor adanya kecemasan pasien
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed terhadap oksigen
Monitor vital sign
lips )
Menunjukkan jalan nafas yang paten ( klien
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal )
Tanda – tanda vital dalam rentang normal
( tekanan darah, nadi, pernafasan ).
2. Nyeri akut NOC : NIC :
Gunakan teknik komunikasi teraupetik
Pain level
Definisi : pengalaman sensori dan untuk mengetahui pengalaman nyeri
emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
Pain control pasien
akibat kerusakan jaringan actual atau Evaluasi pengalaman nyeri masa
Comfort level
potensial atau digambarkan dalam hal lampau
kerusakan sedemikian rupa Kriteria Hasil : Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
nyeri, mampu menggunakan teknik ( farmakologi non farmakologi )
Berikan analgetik untuk mengurangi
nonfarmakologi untuk menguragi nyeri,
nyeri
mencari bantuan ) Tingkatkan istirahat
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
3. Intoleransi Aktivitas NOC : NIC :
Energy conservation Aktivity Therapy
Definisi : ketidakcukupan energy psikologis atau
Activity tolerance Kolaborasikan dengan tenaga
fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan Self care : ADLS rehabilitasi medic dalam merencanakan
aktifitas kehidupan sehari – hari yang harus atau program terapi yang tepat
yang ingin dilakukan. Kriteria Hasil : Bantu klien untuk
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa mengindentifikasiaktivitas yang mampu
disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan dilakukan
RR Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
Mampu melakukan aktivitas sehari – hari yang sesuai dengan kemampuan fisik
( ADLS ) secara mandiri psikologi dan social
Tanda – tanda vital normal Bantu untu mengindentifikasi dan
Energy psikomotor mendapatkan sumber yang diperlukan
Level kelemahan untuk aktivitas yang diinginkan
Mampu berpindah dengan atau bantuan alat Bantu untuk mendapatkan alat bantu
Sirkulasi status baik aktivitas seperti kursih roda
Status respirasi : pertukaran gas dan Bantu untuk mengindentifikasi aktivitas
ventilasi adekuat yang disukai.
IMPLEMENTASI
Hari, Tgl
No. DIAGNOSA IMPLEMENTASI Respon Hasil PARAF
&Jam
1. Ketidakefektifan Pola Senin, 11 1. Merapikan dan 1. Pasien mau dirapikan
napas berhubungan Oktober membersihkan tempat tidur pasien.
tempat tidurnya dan
dengan penurunan 2021 2. Merawat lokasi infus
ekspansi paru 3. Memantau oksigen dan satu rasi digantikan seprei
o2
2. Pasien tidak menolak
4. Mengatur posisi pasien senyaman
mungkin tindakan yang diberikan
5. Memberikan infus
3. Tampak terpasang kanul
6. Menganjurkan pada pasien untuk nasal O2 2 liter/menit
minum air hangat sedikit tetapi SPO2: 89
sering
4. Pasien mengatur posisi semi
7. Mengobservasi tanda-tanda vital
fowler
5. Pasien tidak menolak
dilakukan pemberian infus
6. Pasien mau mengikuti
anjuran yang diberikan untuk
membatasi intake cairan
7. TTV
TD:120/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,4 ºC
RR: 24 x/menit
2. Nyeri akut (nyeri dada) 1. Mengkaji frekuensi, lokasi, dan
berhubungan dengan skala nyeri
proses peradangan pada
rongga pleura 2. Mengbservasi reaksi 1. PQRST
nonverbal dari ketidaknyamanan P: Nyeri dirasakan saat
3. Mengajarkan tentang teknik non beraktifitas atau berubah
farmakologi posisi
4. Menganjurkan pasien untuk Q: Nyeri seperti tusukan
istirahat benda tumpul
Membatasi jumlah pengunjung R : Dada bagian kiri
S : Skala nyeri 4 (Skor1-
10)
T : Hilang timbul
2. Pasien tampak meringis
dilakukan injeksi IV
6. Pasien mau mengikuti
8. TTV
TD:110/ 0 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,6 c
RR: 23 x/menit
2. Nyeri akut (nyeri dada)
berhubungan dengan
proses peradangan pada
rongga pleura 1. Mengkaji frekuensi, lokasi, dan
TANGGAL
DIAGNOSA & EVALUASI PARAF
WAKTU
Ketidakefektifan S: Mentari Damaiyanti
Senin, 11
Pola napas Pasien mengatakan
Oktober 2021
berhubungan sudah tidak sesak lagi
dengan penurunan
ekspansi paru
O : Keadaan umum sedang
Pasien tampak tidak sesak
TTV
TD: 120/80 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36.5 c
RR: 21 x/menit
Spo2: 90
P : Intervensi dilanjutkan
I : Intervensi
1. Lakukan fisioterapi dada
2. Buang secret dengan memotivasi
klien untuk melakukan batuk
3. Posisikan untuk meringankan
sesak nafas
4. Monitor status pernafasan dan
oksigenasi
Rabu, 23
Desember S:
Ketidakseimbang- 2020 Pukul - Klien mengatakan sudah makan
an nutrisi kurang 10.30 WIB sering tetapi sedikit Mentari Damaiyanti
dari kebutuhan - Klien mengatakan tidak mual lagi
tubuh berhubungan
dengan faktor O:
biologis - Suhu : 36,7 oC
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- RR : 18 x/menit
- BB : 49 Kg
- TB : 153 cm
- IMT : 20,9 kg/m2
P : Intervensi dilanjutkan
I : Intervensi
Manajemen nutrisi
1. Tentukan status gizi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
2. Identifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang dimiliki
pasien
3. Instruksikan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi
4. Tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi
5. Atur diet yang diperlukan
6. Ciptakan lingkungan yang
optimal pada saat mengkonsumsi
makanan