Professional Documents
Culture Documents
Askep Nhs Kasus 1 - 14420202078 Nadya Pramita (KMB 2) - Dikonversi
Askep Nhs Kasus 1 - 14420202078 Nadya Pramita (KMB 2) - Dikonversi
OLEH :
NADYA PRAMITA
14420202078
CI LAHAN CI INSTITUSI
(..............................) (..............................)
No. RM 60 72 28
Tanggal : 02/04/2019
Tempat : UGD
I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 58 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Surakarta, 13 Mei 1962
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : STM
Suku : Suku Jawa
Pekerjaan : PNS
Ruangan : Teratai
Alamat : Jl. Pejernihan Raya Panaikang, Kelurahan
Karampuang, Kecamatan Panakkukang
Golongan darah :B
Tanggal MRS : 05 Mei 2020
Sumber info : Keluarga dan Pasien
I. Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Ny.A
Umur : 55 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan pasien : Istri
Alamat : Jl. Pejernihan Raya Panaikang
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan badannya terasa lemah.
2. Riwayat keluhan utama: Tn.S usia 58 tahun dirawat diruangan teratai kamar
401 ± 3 hari yang lalu dengan diagnosa medik
NHS. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07
Mei 2020 pasien mengatakan badannya terasa
lemah, ekstremitas atas dan bawah sinistra sulit
digerakan, pusing disertai nyeri kepala, istri
pasien mengatakan pasien sulit untuk berbicara
(bicara cadel dan tidak jelas), mulut tampak
mencong ke kiri.
3. Alasan MRS : Pasien masuk RS dengan keluhan badan terasa
lemas, pusing disertai nyeri kepala, tidak mampu
berdiri sendiri, mulut mencong kekiri disertai
bicara cadel dan tidak jelas, tubuh sebelah kiri
terasa berat dan sulit untuk digerakan. Keluhan ini
muncul secara tiba-tiba sejak 7 jam sebelum
masuk rumah sakit.
1. Riwayat Penyakit : Hipertensi
a. Provokatif : Peningkatan TIK
b. Quality : Tertusuk-tusuk
c. Region : Kepala
d. Severity : Skala 4
e. Timing : Hilang timbul
2. Data Medik
a. Dikirim oleh : UGD
b. Diagnosa medik
1) Saat masuk : Hemiparase sinistra ec NHS
2) Saat pengkajian: Non Hemoragik Stroke
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
a. Saat kecil/kanak-kanak : Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit yang serius sejak kecil,
namun ± 5 tahun yang lalu pasien dirawat
di RS dengan diagnosa NHS.
b. Penyebab :Pasien memiliki riwayat hipertensi
dan pasien perokok aktif.
c. Riwayat perawatan :Pasien mengatakan ± 6 bulan yang lalu
pernah di rawat di RS. X dengan diagnosa
NHS, dan ini merupakan ke-5 kalinya
pasien masuk RS dengan diagnosa yang
sama.
2. Riwayat alergi :Pasien mengatakan alergi terhadap
makanan Junkfood.
3. Riwayat imunisasi :Pasien mengatakan melakukan imunisasi
lengkap saat kecil
4. Lain-lain :-
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : Pasien tampak sabar dalam
menghadapi penyakitnya.
2. Harapan pasien terhadap : Pasien berharap agar bisa lekas sembuh,
sehingga dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya.
3. Faktor stres : Tidak ada
4. Konsep diri
a. Identitas diri : Pasien seorang laki-laki berumur 58 tahun.
b. Peran diri : Pasien merupakan seorang suami dan ayah bagi ke
3 orang anaknya.
c. Harga diri : Pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak
dapat menafkahi keluarga dengan keadan dirinya
yang sakit-sakitan.
d. Citra diri : Pasien mengatakan tidak ada yang tidak dia sukai
dari dirinya.
e. Ideal diri : Pasien mengatakan tidak mempunyai keinginan
dirinya seperti orang lain karena ia merasa dirinya
adalah orang yang baik.
5. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya : Pasien mengatakan kurang
memahami tentang
penyakitnya.
6. Adaptasi : Pasien mengatakan dapat
beradaptasi dengan
lingkungan RS.
7. Hubungan dengan anggota : Istri pasien mengatakan
hubungan suami dengan
dirinya serta anggota
keluarga yang lain sangat
baik.
8. Hubungan dengan masyarakat : Istri pasien mengatakan
hubungan pasien dengan
tetangga dan masyarakat di
sekitar tempat tinggal
mereka sangat baik.
9. Perhatian terhadap orang lain : Pasien memperhatikan
saat diberikan penjelasan
mengenai penyakitnya.
10. Aktivitas sosial : Selama dirawat pasien tidak
dapat melakukan aktivitas
sosial.
11. Bahasa yang sering digunakan : Saat dilakukan pengkajian
pasien dan keluarga
menggunakan Bahasa
Indonesia.
12. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan
disekitar tempat tidur
pasien tampak bersih dan
aman.
13. Kegiatan keagamaan/ibadah : Selama di rawat pasien tidak
pernah melakukan ibadah.
14. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin dirinya
dapat sembuh.
7. Personal hygiene
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pasien bisanya mandi 3
x/hari, mengosok gigi 3 x/hari pada saat mandi dan
mencuci rambut 1 x/hari.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien tidak dapat secara
mandiri untuk mandi, biasanya pasien hanya di lap
menggunakan tisu basah atau air sabun 2 x/hari,
yaitu pagi dan sore hari.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Hari: Minggu Tanggal : 07 Mei 2020
1. Keadaan Umum : Pasien tampak terbaring
lemah Vital Sign
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36º C
RR : 20 x/menit
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Head to toe
a. Kulit / integumen
1) Inspeksi : Kulit tampak keriput dengan warna kulit sawo
matang, bersih, tidak ada lesi dan edema.
2) Palpasi : Kulit teraba hangat, turgor kulit kembali < 3 detik,
dan tidak ada nyeri tekan pada kulit.
b. Kepala dan rambut
1) Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam
keputihan, distribusi rambut merata, kulit kepala
tampak bersih dan tidak berketombe.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa, dan nyeri tekan.
c. Kuku
1) Inspeksi : Bentuk kuku cembung dan pendek kuku tampak
bersih.
2) Palpasi : CRT < 3, tidak ada nyeri tekan
d. Mata / penglihatan
1) Inspeksi : Kelopak mata tampak simetris, konjungtiva
merah muda, sklera putih, kedua pupil isokor,
refleks cahaya (+), bola mata dapat mengikuti 8
arah pergerakan jari pemeriksa, tidak tampak
adanya sekret, fungsi penglihatan baik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan.
e. Hidung / penghiduan
1) Inspeksi : Hidung tampak bersih, simetris antara septum
kiri dan kanan, tidak tampak adanya
mukus/sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung, fungsi penciuman baik ditandai dengan
pasien dapat membedakan bau alkohol dan air
biasa.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan.
f. Telinga / pendengaran
1) Inspeksi : Bentuk dan posisi telinga simetris, tampak tidak
ada serumen pada aurikula, warna telinga sama
dengan wajah, funsi pendengaran baik ditandai
dengan pasien dapat mendengar detak arloji
pada jarak ± 15 cm dari pemeriksa.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan.
g. Mulut dan gigi
1) Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering, tidak pecah-pecah
dan tidak ada stomatitis, Mulut tampak mencong
kekiri, tidak ada cariers gigi, jumlah gigi tidak
lengkap, warna lidah merah muda, lidah tertarik
ke arah kiri.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa atau nyeri tekan
pada lidah.
Keluhan : Istri pasien mengatakan pasien sulit
untuk berbicara (bicara pelo dan tidak
jelas).
h. Leher
1) Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada distensi
vena jugularis
2) Palpasi : Tidak terjadi pembengkakan pada kelenjar limfe,
nadi karotis teraba, tidak ada nyeri tekan
i. Dada :
1) Inspeksi : Bentuk dada normalchest (perbandingan antara
anterior, posterior dan transversal 1:2), dada
tampak bersih, tidak tampak adanya lesi, dada
mengembang saat inspirasi dan mengecil saat
ekspirasi, pola nafas pasien teratur, frekuensi
napas pasien 20 x/menit/inspeksi.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan, tidak
ada krepitasi, taktil dan vocal fremitus vibrasinya
sama: hasil vibrasi dada kiri dan kanan sama
keras, apeks jantung teraba di ICS ke 4-5.
3) Perkusi : Resonan diseluruh lapang paru dan pekak
pada jantung
4) Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesikuler pada dada kiri
dan kanan, bunyi S1 dan S2 pada jantung
tunggal dan reguler, tidak terdengar adanya
bunyi tambahan.
j. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk perut tampak agak buncit dan bersih, tidak
tampak adanya lesi atau luka operasi.
2) Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7 x/menit.
3) Perkusi : Bunyi timpani pada area abdomen.
4) Palpasi : Tidak teraba adanaya massa dan nyeri tekan.
k. Perineum dan Genitalia : -
l. Ekstremitas atas dan bawah
1) Ekstermitas atas
a) Inspeksi : Pada ekstremitas atas dextra tampak terpasang RL
20 tmp, tampak pasien dapat menggerakan tangan
kanannya kesegala arah dengan kekuatan otot 5
dan pasien tidak dapat menggerakan tangan
kirinya, derajat kekuatan otot tangan kiri pasien 1.
b) Palpasi : Pada ekstremitas atas, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri, rabaan dan suhu.
c) Perkusi : Refleks bisep dan trisep kanan +/+ dan kiri -/-
2) Ekstermitas bawah
a) Inspeksi : Tampak pasien dapat menggerakan kaki kanannya
ke segala arah dengan kekuatan otot 5, dan pasien
tampak berat apabila kaki kirinya di angkat
derajat kekuatan otot kaki kiri pasien 1.
b) Palpasi : Pada ekstremitas bawah, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri, rabaan dan suhu.
c) Perkusi : Refleks patella kanan + dan kiri –
Keluhan : Pasien mengatakan ekstremitas atas dan bawah
sinistra sulit digerakkan.
4. Pengkajian data fokus
a. Sistem Neurologi
b. Sistem Kardiovaskular
Kulit teraba hangat, turgor kulit kembali < 3 detik, mukosa bibir
tampak kering, mulut tampak mencong kekiri, frekuensi nadi
80x/i/palpasi, tidak ada distensi vena jugularis, tekanan darah 160/90
mmHg, apeks jantung teraba di ICS ke 4-5, pada perkusi ditemukan
suara pekak dan bunyi S1 dan S2 pada saat auskultasi tunggal dan
reguler. Pada saat pengkajian pasien mengatakan ada riwayat
hipertensi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Lab, 06 Mei 2020
Nyeri akut
PRIORITAS DIAGNOSA
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dukungan
Mobilisasi:
Observasi
- Identifikasi
adanya nyeri
atau keluhan
fisik lainnya
- Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
pergerakan
- Monitor
kondisi
umum selama
melakukan
mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu
- Libatkan
keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
meningkatka
n pergerakan
Edukasi
- Jelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi
dini
- Ajarkan
mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan.
Pemberian
Analgesik:
Observasi
- Identifikasi
karakteristik
nyeri (mis.
Pencetus,
pereda, kualitas,
lokasi,
intensitas,
frekuensi,
durasi)
- Identifikasi
riwayat aleri
obat
- Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesic (mis.
Narkotika, nor
narkotika, dan
NSAID) dengan
tingkat
keparahan nyeri
- Monitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic
- Monitor
efektivitas
analgesic
Edukasi
- Jelakan efek
terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesic,
sesuai indikasi
Skema Mind-Mapping Askep Non Hemoragik Stroke
Analisis Data
DS – Pasien mengatakan badannya terasa
lemah
- Pasien mengatakan ekstremitas
bawah dan atas sulit
digerakkan
- Pasien mengatakan pusing Penilaian kriteria : Intervensi keperawatan
disertai nyeri kepala Kemampuan bicara meningkat - Promosi komunikasi : Bicara
Gangguan Kesesuaian ekspresi wajah meningkat
- Istri pasien mengatakan pasien
komunikas Pelo menurun
sulit bicara, pela dan tidak jelas)
i verbal