You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN NON HEMORAGIK


STROKE DI RUANG TERATAI RS X

OLEH :

NADYA PRAMITA
14420202078

CI LAHAN CI INSTITUSI

(..............................) (..............................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA 2021
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II KASUS 1
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Nama Mahasiswa yang mengkaji : Nadya Pramita NIM : 14420202078

No. RM 60 72 28
Tanggal : 02/04/2019
Tempat : UGD
I. DATA UMUM
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 58 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Surakarta, 13 Mei 1962
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : STM
Suku : Suku Jawa
Pekerjaan : PNS
Ruangan : Teratai
Alamat : Jl. Pejernihan Raya Panaikang, Kelurahan
Karampuang, Kecamatan Panakkukang
Golongan darah :B
Tanggal MRS : 05 Mei 2020
Sumber info : Keluarga dan Pasien
I. Penanggung Jawab/Pengantar
Nama : Ny.A
Umur : 55 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan pasien : Istri
Alamat : Jl. Pejernihan Raya Panaikang
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan utama : Pasien mengatakan badannya terasa lemah.

2. Riwayat keluhan utama: Tn.S usia 58 tahun dirawat diruangan teratai kamar
401 ± 3 hari yang lalu dengan diagnosa medik
NHS. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07
Mei 2020 pasien mengatakan badannya terasa
lemah, ekstremitas atas dan bawah sinistra sulit
digerakan, pusing disertai nyeri kepala, istri
pasien mengatakan pasien sulit untuk berbicara
(bicara cadel dan tidak jelas), mulut tampak
mencong ke kiri.
3. Alasan MRS : Pasien masuk RS dengan keluhan badan terasa
lemas, pusing disertai nyeri kepala, tidak mampu
berdiri sendiri, mulut mencong kekiri disertai
bicara cadel dan tidak jelas, tubuh sebelah kiri
terasa berat dan sulit untuk digerakan. Keluhan ini
muncul secara tiba-tiba sejak 7 jam sebelum
masuk rumah sakit.
1. Riwayat Penyakit : Hipertensi
a. Provokatif : Peningkatan TIK
b. Quality : Tertusuk-tusuk
c. Region : Kepala
d. Severity : Skala 4
e. Timing : Hilang timbul
2. Data Medik
a. Dikirim oleh : UGD
b. Diagnosa medik
1) Saat masuk : Hemiparase sinistra ec NHS
2) Saat pengkajian: Non Hemoragik Stroke
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
a. Saat kecil/kanak-kanak : Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit yang serius sejak kecil,
namun ± 5 tahun yang lalu pasien dirawat
di RS dengan diagnosa NHS.
b. Penyebab :Pasien memiliki riwayat hipertensi
dan pasien perokok aktif.
c. Riwayat perawatan :Pasien mengatakan ± 6 bulan yang lalu
pernah di rawat di RS. X dengan diagnosa
NHS, dan ini merupakan ke-5 kalinya
pasien masuk RS dengan diagnosa yang
sama.
2. Riwayat alergi :Pasien mengatakan alergi terhadap
makanan Junkfood.
3. Riwayat imunisasi :Pasien mengatakan melakukan imunisasi
lengkap saat kecil

4. Lain-lain :-

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Genogram :
G1 : Generasi pertama merupakan kakek dan nenek pasien dan
telah lama meninggal dunia karena penyebab yang tidak
diketahui
G2 : Ayah dan ibu pasien telah lama meninggal, ayah pasien adalah
anak pertama dari 3 bersaudara, ibu pasien adalah anak terakhir
dari 5 bersaudara. Pasien mengatakan ayah dan ibunya tidak
memiliki riwayat penyakit stroke, namun ibu pasien memiliki
riwayat hipertensi.
G3 :Pasien berada digenerasi ke 3. Pasien merupakan anak ketiga dari
5 bersaudara. Pasien mengatakan saudaranya tidak memiliki
riwayat penyakit stroke.
G4 :Dari hasil pernikahan pasien memiliki 1 orang putri dan 2 orang
putra. Anak kedua pasien telah menikah dan sekarang tinggal
serumah dengan istri dan kedua anakanya.

V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : Pasien tampak sabar dalam
menghadapi penyakitnya.
2. Harapan pasien terhadap : Pasien berharap agar bisa lekas sembuh,
sehingga dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya.
3. Faktor stres : Tidak ada
4. Konsep diri
a. Identitas diri : Pasien seorang laki-laki berumur 58 tahun.
b. Peran diri : Pasien merupakan seorang suami dan ayah bagi ke
3 orang anaknya.
c. Harga diri : Pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak
dapat menafkahi keluarga dengan keadan dirinya
yang sakit-sakitan.
d. Citra diri : Pasien mengatakan tidak ada yang tidak dia sukai
dari dirinya.
e. Ideal diri : Pasien mengatakan tidak mempunyai keinginan
dirinya seperti orang lain karena ia merasa dirinya
adalah orang yang baik.
5. Pengetahuan pasien tentang penyakitnya : Pasien mengatakan kurang
memahami tentang
penyakitnya.
6. Adaptasi : Pasien mengatakan dapat
beradaptasi dengan
lingkungan RS.
7. Hubungan dengan anggota : Istri pasien mengatakan
hubungan suami dengan
dirinya serta anggota
keluarga yang lain sangat
baik.
8. Hubungan dengan masyarakat : Istri pasien mengatakan
hubungan pasien dengan
tetangga dan masyarakat di
sekitar tempat tinggal
mereka sangat baik.
9. Perhatian terhadap orang lain : Pasien memperhatikan
saat diberikan penjelasan
mengenai penyakitnya.
10. Aktivitas sosial : Selama dirawat pasien tidak
dapat melakukan aktivitas
sosial.
11. Bahasa yang sering digunakan : Saat dilakukan pengkajian
pasien dan keluarga
menggunakan Bahasa
Indonesia.
12. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan
disekitar tempat tidur
pasien tampak bersih dan
aman.
13. Kegiatan keagamaan/ibadah : Selama di rawat pasien tidak
pernah melakukan ibadah.
14. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin dirinya
dapat sembuh.

VI. KEBUTUHAN DASAR POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Makan
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pasien makan 3× sehari,
pasien alergi terhadap makanan junkfood
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien makan 3× sehari,
pasien mengatakan nafsu makannya menurun,
porsi makan tidak dihabiskan, istri pasien
mengatakan pasien hanya menghabiskan ½ porsi
dari 1 porsi yang disajikan, tampak ada sisa
makanan di piring.
2. Minum
a. Sebelum MRS : Pasien mengatakan bisanya minum 6-8 gelas /hari
dengan jenis air putih dan kopi.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien minum air putih ½
aqua botol yang besar atau sekitar ± 800-1000
cc/hari.
3. Tidur
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pola tidur pasien sangat
baik, pasien tidak memiliki gangguan tidur atau
penyulit tidur, lama tidur pasien 7-8 jam /hari
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pola tidur pasien tidak
menentu/hari, kadang-kadang bisa terbangun
4. Eliminasi fekal / BAB
a. Sebelum MRS : Pasien mengatakan BABnya lancar 1 ×/hari,
dengan warna kuning kecoklatan, bau khas dan
konsistensinya lunak.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien BAB 1 x/2 hari,
dengan warna kuning kecoklatan, bau khas, dan
konsistensinya lunak.
5. Eliminasi urin / BAK
a. Sebelum MRS : Pasien mengatakan BAK 4-5 x/hari, warna kuning
jernih, pasien mengatakan tidak ada keluhan pada
saat buang air kecil.
b. Setelah MRS : Pasien mengatakan BAK 2-4 x/hari, warna kuning
jernih, pasien melakukan BAK di popok karena
kelemahan dan sulit untuk ambulasi.
6. Aktivitas dan latihan
a. Sebelum MRS : Sebelum pasien masuk rumah sakit, pasien
melakukan aktivitasnya secara mandiri dan aktif di
masyarakat, pasien juga sering mengikuti bakti
sosial.
b. Setelah MRS : Pasien lebih sering berbaring, sedikit melakukan
aktivitas, dan dalam pemenuhan kebutuhan ADL
pasien dibantu oleh istri dan anaknya.

7. Personal hygiene
a. Sebelum MRS : Istri pasien mengatakan pasien bisanya mandi 3
x/hari, mengosok gigi 3 x/hari pada saat mandi dan
mencuci rambut 1 x/hari.
b. Setelah MRS : Istri pasien mengatakan pasien tidak dapat secara
mandiri untuk mandi, biasanya pasien hanya di lap
menggunakan tisu basah atau air sabun 2 x/hari,
yaitu pagi dan sore hari.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Hari: Minggu Tanggal : 07 Mei 2020
1. Keadaan Umum : Pasien tampak terbaring
lemah Vital Sign
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36º C
RR : 20 x/menit
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Head to toe
a. Kulit / integumen
1) Inspeksi : Kulit tampak keriput dengan warna kulit sawo
matang, bersih, tidak ada lesi dan edema.
2) Palpasi : Kulit teraba hangat, turgor kulit kembali < 3 detik,
dan tidak ada nyeri tekan pada kulit.
b. Kepala dan rambut
1) Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam
keputihan, distribusi rambut merata, kulit kepala
tampak bersih dan tidak berketombe.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa, dan nyeri tekan.
c. Kuku
1) Inspeksi : Bentuk kuku cembung dan pendek kuku tampak
bersih.
2) Palpasi : CRT < 3, tidak ada nyeri tekan
d. Mata / penglihatan
1) Inspeksi : Kelopak mata tampak simetris, konjungtiva
merah muda, sklera putih, kedua pupil isokor,
refleks cahaya (+), bola mata dapat mengikuti 8
arah pergerakan jari pemeriksa, tidak tampak
adanya sekret, fungsi penglihatan baik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan.
e. Hidung / penghiduan
1) Inspeksi : Hidung tampak bersih, simetris antara septum
kiri dan kanan, tidak tampak adanya
mukus/sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung, fungsi penciuman baik ditandai dengan
pasien dapat membedakan bau alkohol dan air
biasa.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan.
f. Telinga / pendengaran
1) Inspeksi : Bentuk dan posisi telinga simetris, tampak tidak
ada serumen pada aurikula, warna telinga sama
dengan wajah, funsi pendengaran baik ditandai
dengan pasien dapat mendengar detak arloji
pada jarak ± 15 cm dari pemeriksa.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan.
g. Mulut dan gigi
1) Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering, tidak pecah-pecah
dan tidak ada stomatitis, Mulut tampak mencong
kekiri, tidak ada cariers gigi, jumlah gigi tidak
lengkap, warna lidah merah muda, lidah tertarik
ke arah kiri.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa atau nyeri tekan
pada lidah.
Keluhan : Istri pasien mengatakan pasien sulit
untuk berbicara (bicara pelo dan tidak
jelas).
h. Leher
1) Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada distensi
vena jugularis
2) Palpasi : Tidak terjadi pembengkakan pada kelenjar limfe,
nadi karotis teraba, tidak ada nyeri tekan
i. Dada :
1) Inspeksi : Bentuk dada normalchest (perbandingan antara
anterior, posterior dan transversal 1:2), dada
tampak bersih, tidak tampak adanya lesi, dada
mengembang saat inspirasi dan mengecil saat
ekspirasi, pola nafas pasien teratur, frekuensi
napas pasien 20 x/menit/inspeksi.
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan nyeri tekan, tidak
ada krepitasi, taktil dan vocal fremitus vibrasinya
sama: hasil vibrasi dada kiri dan kanan sama
keras, apeks jantung teraba di ICS ke 4-5.
3) Perkusi : Resonan diseluruh lapang paru dan pekak
pada jantung
4) Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesikuler pada dada kiri
dan kanan, bunyi S1 dan S2 pada jantung
tunggal dan reguler, tidak terdengar adanya
bunyi tambahan.
j. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk perut tampak agak buncit dan bersih, tidak
tampak adanya lesi atau luka operasi.
2) Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7 x/menit.
3) Perkusi : Bunyi timpani pada area abdomen.
4) Palpasi : Tidak teraba adanaya massa dan nyeri tekan.
k. Perineum dan Genitalia : -
l. Ekstremitas atas dan bawah
1) Ekstermitas atas
a) Inspeksi : Pada ekstremitas atas dextra tampak terpasang RL
20 tmp, tampak pasien dapat menggerakan tangan
kanannya kesegala arah dengan kekuatan otot 5
dan pasien tidak dapat menggerakan tangan
kirinya, derajat kekuatan otot tangan kiri pasien 1.
b) Palpasi : Pada ekstremitas atas, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri, rabaan dan suhu.
c) Perkusi : Refleks bisep dan trisep kanan +/+ dan kiri -/-
2) Ekstermitas bawah
a) Inspeksi : Tampak pasien dapat menggerakan kaki kanannya
ke segala arah dengan kekuatan otot 5, dan pasien
tampak berat apabila kaki kirinya di angkat
derajat kekuatan otot kaki kiri pasien 1.
b) Palpasi : Pada ekstremitas bawah, pasien dapat merasakan
rangsangan nyeri, rabaan dan suhu.
c) Perkusi : Refleks patella kanan + dan kiri –
Keluhan : Pasien mengatakan ekstremitas atas dan bawah
sinistra sulit digerakkan.
4. Pengkajian data fokus
a. Sistem Neurologi
b. Sistem Kardiovaskular
Kulit teraba hangat, turgor kulit kembali < 3 detik, mukosa bibir
tampak kering, mulut tampak mencong kekiri, frekuensi nadi
80x/i/palpasi, tidak ada distensi vena jugularis, tekanan darah 160/90
mmHg, apeks jantung teraba di ICS ke 4-5, pada perkusi ditemukan
suara pekak dan bunyi S1 dan S2 pada saat auskultasi tunggal dan
reguler. Pada saat pengkajian pasien mengatakan ada riwayat
hipertensi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Lab, 06 Mei 2020

b. Pemeriksaan CT Scan Kepala


1) Lesi hipodens pada regio temporalis dextra disertai ventrikel
lateralis dextra.
2) Lesi hipodens corona radiata sinistra.
3) Midline tidak shift.
4) Ruang subara gyri kesan prominent.
5) Ruang subara chonoid kesan melebar.
6) Pons, CPA dan cerebellum baik.
7) Klasifikasi fisiologik pada ganglia basalis, plexus choroideus dan
panel body.
8) Sinus paranasalis dan aircell mastoid baik.
9) Bulbus oculi dan ruang retrobulber baik.
10) Tulang – tulang intak.
Kesan: infark cerebri sinistra., encephalomalacia regio temporalis
dextra, atrofi cerebri disertai ventriculomegaly
6. Penatalaksanaan Medis
a. IVFD RL 16 tpm
b. Injeksi citicolin 250 mg/12 jam/IV
c. Injeksi peracetam 3 gr/12 jam/IV
d. Drip neurobion amp/24 jam/IV e. Amlodipin 5 mg 1x1
KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


- Pasien mengatakan badannya - Mulut tampak moncong kekiri
terasa lemah - Lidah tampak tertarik kekiri
- Pasien mengatakan esktermitas - Bibir tampak kering
bawah dan atas sulit digerakkan P : Peningkatan TIK
- Pasien mengatakan pusing disertai Q : tertusuk-tusuk
nyeri kepala R : kepala
- Istri pasien mengatakan pasien S:4
sulit berbicara (bicara cadel, pelo T : Hilang timbul
dan tidak jelas) - Derajat kekuatan otot tangan kiri
- Pasien mengatakan tidak berharga 1
- Pasien mengatakan kurang - Refleks bisep trisep kiri (-)(-)
memahami tentang penyakitnya - Derajat kekuatan otot kaki kiri 1
- Istri pasien mengatakan pasien - Refleks patella kiri (-)
kurang nafsu makan
- Istri pasien mengatakan untuk
pemenuhan ADL, pasien dibantu
oleh istri dan anaknya.
ANALISA DATA

Nama : Tn. S No. RM : 60 72 28


Umur : Tahun
Ruang Rawat : Perawatan Infeksi
Alamat : Jl. Penjernihan Raya Panaikang, Kelurahan
Karampuang Dx. Medis : NHS
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : Peningkatan TIK Gangguan mobilitas
- Pasien fisik
mengatakan Kerusakan cerebri media
badannya
terasa lemah Disfungsi nervus
- Pasien
mengatakan Penurunan fungsi
esktermitas motorik muskuloskeletal
bawah dan atas
sulit Kelemahan anggota
digerakkan gerak
Do :
- Derajat Gangguan mobilitas fisik
kekuatan otot
tangan kiri 1
- Refleks bisep
trisep kiri (-)(-)
- Derajat
kekuatan otot
kaki kiri 1
- Refleks patella
kiri (-)
-
Ds : Peningkatan TIK Gangguan komunikasi
- Istri pasien verbal
mengatakan Kerusakan cerebri media
pasien sulit
berbicara Kerusakan
(bicara cadel neurocerebrospinal
dan tidak jelas)
Do : Kontrol otot facial
- Mulut tampak menjadi lemah
moncong kekiri
- Lidah tampak Ketidakmampuan bicara
tertarik kekiri
Kerusakan verbal

Ds : Faktor pencetus/etiologi Nyeri akut


- Pasien
mengatakan Penyempitan pembuluh
pusing disertai darah di otak
nyeri kepala
Do : Aliran darah terhambat
P : Peningkatan
TIK Eritrosit bergumpal
Q : tertusuk-
tusuk Edema cerebral
R : kepala
S:4 Peningkatan TIK
T : hilang (tekanan
timbul intracranial)

Nyeri akut
PRIORITAS DIAGNOSA

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular


ditandai dengan kesulitan menggerakkan ekstremitas, fisik lemah dan
kekuatan otot menurun
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskular
ditandai dengan mulut dan lidah kekiri dan pelo
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi ditandai dengan
mengeluh nyeri di kepala, skala nyeri 4

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan - Memfasilitasi
mobilitas fisik intervensi . Maka ambulasi : pasien untuk
mobilitas fisik Observasi meningkatkan
meningkat. - Identifikasi aktivitas
Dengan kriteria adanya nyeri berpindah
hasil : atau keluhan - Memfasilitasi
- Pergerakan fisik lainnya pasien utnuk
ekstermitas - Identifikasi meningkat
meningkat toleransi fisik aktivitas
- Kekuatan otot melakukan pergerakan
meningkat ambulasi fisik.
- ROM - Monitor
meningkat frekuensi
jantung dan
tekanan darah
sebelum
melakukan
ambulasi
- Monitor
kondisi umum
selama
melakukan
ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi
aktivitas
ambulasi
dengan alat
bantu (mis.
Tongkat, kruk)
- Fasilitasi
melakukan
mobilitas fisik,
jika perlu
- Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
ambulasi
- Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
- Ajarkan
ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Berjalan
dari tempat
tidur kekursi
roda, berjalan
dari tempat
tidur kekamar
mandi, berjalan
sesuai toleransi)

Dukungan
Mobilisasi:
Observasi
- Identifikasi
adanya nyeri
atau keluhan
fisik lainnya
- Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
pergerakan
- Monitor
kondisi
umum selama
melakukan
mobilisasi
Terapeutik
- Fasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu
- Libatkan
keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
meningkatka
n pergerakan
Edukasi
- Jelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi
dini
- Ajarkan
mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan.

2 Gangguan Setelah dilakukan Promosi - Menggunakan


komunikasi intervensi . Maka komunikasi : tehnik
verbal komunikasi Defisit bicara komunikasi
verbal Observasi tambahan pada
meningkat. - Monitor individu
Dengan kriteria kecepatan, dengan
hasil : tekanan, gangguan
- Kemampuan kuantitas, bicara
bicara volume, dan
meningkat. diksi bicara
- Kesesuaian - Monitor proses
ekspresi wajah kognitif,
meningkat anatomis, dan
- Pelo menurun fisiologis yang
berkaitan
dengan bicara
(mis. Memori,
pendengaran,
dan bahasa)
- Monitor
frustasi, marah,
depresi atau hal
lain yang
mengganggu
bicara
- Identifikasi
perilaku
emosional dan
fisik sebagai
bentuk
komunikasi
Terapeutik
- Gunakan
metode
komunikasi
alternative (mis.
Menulis, mata
berkedip, papan
komunikasi
dengan gambar
dan huruf,
isyarat tangan
dan computer)
- Sesuaikan gaya
komunikasi
dengan
kebutuhan (mis.
Berdiri didepan
pasien,
dengarkan
dengan
seksama,
tunjukkan satu
gagasan atau
pikiran
sekaligus,
bicara dengan
perlahan sambil
hindari teriakan,
gunakan
komunikasi
tertulis, atau
meminta
bantuan
keluarga untuk
memahami
ucapan pasien)
- Modifikasi
lingkungan
untuk
meminimalkan
bantuan
- Ulangi apa yang
disampaikan
pasien
- Berikan
dukungan
psikologis
- Gunakan juru
bicara, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan
berbicara
perlahan
- Ajarkan pasien
dan keluaga
proses
kognitif,anatom
is, dan
fisiologis yang
berhubungan
dengan
kemampuan
bicara
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli
patologi bicara
atau terapis

3 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri: - Menyiapkan


intervensi . Maka Observasi dan
tingkat nyeri - Identifikasi memberikan
menurun. lokasi, agen
Dengan kriteria karakteristik, farmakologis
hasil : durasi, untuk
- Kemampuan frekuensi, mengurangi
menuntaskan kualitas, atau
aktivitas intensitas menghilangka
meningkat. nyeri n rasa sakit
- Keluhan - identifikasi - Mengelola
nyeri skala nyeri pengalaman
menurun Terapeutik sensorik
- Berikan berkaitan
teknik dengan
nonfarmakolo kerusakan
gis untuk jaringan pasien
mengurangi
rasa nyeri
- Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

Pemberian
Analgesik:
Observasi
- Identifikasi
karakteristik
nyeri (mis.
Pencetus,
pereda, kualitas,
lokasi,
intensitas,
frekuensi,
durasi)

- Identifikasi
riwayat aleri
obat

- Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesic (mis.
Narkotika, nor
narkotika, dan
NSAID) dengan
tingkat
keparahan nyeri

- Monitor tanda-
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic

- Monitor
efektivitas
analgesic

Edukasi
- Jelakan efek
terapi dan efek
samping obat

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesic,
sesuai indikasi
Skema Mind-Mapping Askep Non Hemoragik Stroke

STROKE Pemeriksaan fisik : Mulut tampak mencong kekiri,


eketremitas atas bawah sinistra sulit digerakkan, sulit
Keluhan berbicara (pelo dan tidak jelas).
Badan lemah, nyeri pada kepala, Tn. S Pemeriksaan lab : Kolestrol meningkat
ekstremitas atas dan bawah kiri 58 Tahun Penatalaksanaan medik : IV 16 tpm, citicolin,
sulit digerakkan, sulit berbicara, Laki-laki
mulut mencong kw kiri paracetamol, neurobion
Non hemoragik stroke

Analisis Data
DS – Pasien mengatakan badannya terasa
lemah
- Pasien mengatakan ekstremitas
bawah dan atas sulit
digerakkan
- Pasien mengatakan pusing Penilaian kriteria : Intervensi keperawatan
disertai nyeri kepala Kemampuan bicara meningkat - Promosi komunikasi : Bicara
Gangguan Kesesuaian ekspresi wajah meningkat
- Istri pasien mengatakan pasien
komunikas Pelo menurun
sulit bicara, pela dan tidak jelas)
i verbal

DO : Lidah tampak ke kiri


- Mulut tampak ke kiri Penilaian kriteria : Intervensi keperawatan
- Nyeri skala 4 Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat Manajemen nyeri
- Derajat kekuatan otot tangan kiri 1 Nyeri akut Keluhan nyeri menurn Pemberian analgetik
- Refleks bisep kiri (-)
- Derajat kekuatan otot kaki kiri 1 Gangguan
- Refleks patella kiri (-)
Penilaian kriteria : Intervensi keperawatan
Pergerakan ekstremitas meningkat Dukungan ambulasi
kekuatan otot meningkat Dukungan mobilisasi
ROM meningkat

You might also like