You are on page 1of 11

3.

Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan


yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan
tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur. Diungkapkan pula
modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul
dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desa-
desa terpencil.
Istilah modernisasi diambil dari kata dasar modern yang berasal dari bahasa
latin, modernus, yang dibentuk dari dua buah kata, yaitu modo berarti akhir-akhir ini
dan ernus yang menunjukkan adanya periode waktu masa kini. Pengertian modernisasi adalah
proses yang ditempuh untuk sampai atau menuju periode waktu "masa kini" tersebut. Pemakaian
istilah modernisasi saat ini tidak sesederhana seperti yang dapat dipahami dari arti harfiahnya.
Istilah modernisasi, ternyata telah dipakai untuk menyatakan adanya suatu perubahan sosial yang
sangat besar yang telah berhasil membentuk kembali perkembangan sejarah peradaban dan
kebudayaan umat manusai dalam kurun waktu yang berlainan. Periode pertama yaitu ketika
perubahhan sosial yang terjadi pada abad ke-16 dan ke-17 di Eropa yang dikenal Abad
pencerahan atau Aufklarung/Enlightment. Periode kedua, yaitu ketika perubahan sosial yang
terjadi pada permulaan abad ke-20 yang ditandai tumbuhnya negara-negara baru diberbagai
belahan dunia yang tengah menjalankan proses pembentukan sistem sosial, politik, ekonomi, dan
kebudayaan. Ada beberapa pengertian Modernisasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut.
 Astrid S. Susanto. Modernisasi adalah kesempatan proses pembangunan yang diberikan
oleh perubahan demi kemajuan.
 Koentjaraningrat. Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan
konstelasi dunia sekarang.
 Soerjono Soekanto. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya
merupakan perubahan sosial yang  terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu
perencanaan yang disebut social planning.
 Alex Thio. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahann sosial berupa perubahan
masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri.
 Harold Rosenberg. Modernisasi adalah sebuah tradisi baru yang mengacu pada urbanisasi
atau sampai sejauh mana dan bagaimana pengikisan sifat-sifat pedesaan suatu masyarakat
berlangsung.
 Wilbert E. Moore. Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang
tradisional dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah-arah pola-pola ekonomis
dan politis yang menandai negara-negara barat yang stabil.
Berdasarkan baerbagai pendapat tersebut, Pengertian modernisasi adalah suatu proses
perubahan dan pergeseran sikap serta perilaku warga masyarakat untuk hidup sesuai dengan
tuntutan keadaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Modernisasi uaitu sebagai berikut :
 Adanya penemuan, perkembangan, serta penguasaan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Perkembangan dibidang politik dan ideologi (demokratisasi).
 Kemajuan dibidang perekonomian dengan penerapan sistem efesiensi dan produktifitas.
 Pekembangan dibidang pelaksanaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
 Memajukan bidang industri dan pertanian.
 Tercapainya stabilitas nasional agar hidup tenteram, aman dan damai. 
Tantangan terhadap adanya pembaharuan, yaitu ketika beruahnya system pembelajaran
perkuliahan mulai dari tatap muka menjadi daring dikarenakan pandemic Covid-19. Ini
merupakan sebuah tantangan menarik yang diemban oleh rakyat Indonesia, mengingat
sebelumnya hanya sedikit kampus yang menerapkan pembelajaran daring ini. Yang menjadin
tantangan disini adalah bagaimana dosen maupun mahasiswa dapat menciptakan suasana belajar
semenarik mungkin agar tidak bosan karena selalu bertemuy dengan layer.

4. Terdapat banyak etnis suku bangsa di Asia Tenggara ini, kebudayaan dan keragaman
suku bangsanya menjadikan Asia Tenggara sangat dikenal di mancanegara. Tak hanya
peninggalan-peninggalan bersejarahnya saja yang membuat Asia Tenggara menjadi tujuan
wisatawan tetapi keunikan orang-orangnya, seperti halnya pada suku Karen di Thailand
mempunyai ciri khas dengan leher panjangnya dan suku Jawa di Indonesia yang akan seni
tradisionalnya. Berikut ini Suku Dunia membagikan kepada anda Suku-Suku Terbesar ataupun
Terkenal di Asia Tenggara.
 Suku Khmer
Suku Khmer atau biasa disebut Kampuchea Krom merupakan suku bangsa yang
mendiami negara Kamboja dan populasi sekitar 245.000 orang yang tersebar di beberapa
wilayah di negara tersebut. Bahkan suku ini juga tersebar di beberapa negara di Asia
Tenggara. Suku ini berasal dari wilayah Delta Mekong yang berada di Vietnam Selatan.

 Suku Cham
Suku Cham merupakan keturunan langsung dari Kerajaan Champa pada abad ke-7
hingga 15 yang menguasai sebagian besar wilayah Vietnam. Suku ini mendiami daerah
antara Provinsi Kampong Cham di Kamboja dan daerah-daerah lain di negara Vietnam,
antaranya Phan Thiet, Phan Rang-Thap Cham, Ho Chi Minh dan An Giang.

 Suku Karen
Suku Karen adalah suku yang memiliki jumlah anggota suku terbesar di Thailand dengan
jumlah sekitar 28 ribu orang, suku Karen dikelilingi pegunungan dan dataran tinggi di
bagian utara, dan tengah Thailand. Rumah mereka terbuat dari bambu dan berbentuk
panggung di mana bagian bawah dari panggung digunakan untuk tempat tinggal hewan-
hewan ternak. Di leher wanita-wanita Suku Karen dipasang gelang logam berwarna
keemasan. Gelang-gelang ini fungsinya untuk membentuk leher dan kaki mereka agar
lebih panjang, karena menurut adat mereka, semakin panjang leher wanitanya maka
mereka akan dianggap semakin tampak cantik. Yang lebih unik lagi alasan mereka
mengenakan gelang-gelang itu dilatarbelakangi kebudayaan turun temurun serta
kepercayaan bahwa wanita Suku Karen berasal dari seekor Burung Phoenix. Bagi orang
Suku Karen, phoenix adalah nenek moyang wanita yang berpasangan dengan naga yang
dianggap sebagai nenek moyangnya para pria suku itu.

 Suku Thai
Bahasa Thai adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Thai, dan termasuk ke dalam
kelompok rumpun bahasa Tay-Thai. Menurut para anthropolog suku Thai berasal dari
Cina selatan. Beberapa teori sangat bervariasi berspekulasi mengatakan bahwa orang
Thai berasal dari Thailand, mungkin karena terdapat kesamaan nama, antara Thai dan
'Thai' land. Suku Thai biasanya dikategorikan dengan warna, seperti Thai Merah, Thai
Hitam dan Thai Putih. Perempuan Thai Hitam mengenakan blus berseri berwarna dan
tutup kepala, sedangkan Thai Putih cenderung berbusana dalam pakaian kontemporer.

 Suku Melayu
Suku Melayu merupakan sebuah kelompok etnis dari orang-orang Austronesia terutama
yang menghuni Semenanjung Malaya, Sumatra bagian timur, bagian selatan Thailand,
pantai selatan Burma, pulau Singapura, Borneo pesisir termasuk Brunei, Kalimantan
Barat, dan Sarawak dan Sabah pesisir, dan pulau-pulau kecil yang terletak antara lokasi
ini - yang secara kolektif dikenal sebagai Alam Melayu. Lokasi ini sekarang merupakan
bagian dari negara modern Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Burma dan Thailand.

 Suku Filipino
Bangsa Filipina yang dikenal dengan sebutan Filipino, terdiri dari beberapa suku bangsa
yang mendiami berbagai wilayah di Filipina. Mayoritas suku bangsa di Filipina adalah
Tagalog, bersama suku-suku bangsa lainnya sebagai minoritas di negara ini.

 Suku Jawa
Orang Jawa sering juga menyebut dirinya Wong Jowo atau Tiang Jawi. Jumlah
populasinya paling banyak dibandingkan dengan suku-suku bangsa lain, dan wilayah asal
serta wilayah persebarannya di selurug Indonesia juga paling luas. Program transmigrasi
penduduk Jawa ke pulau-pulau besar lain sudah dimulai oleh pemerintahan jajahan
Belanda sejak abad ke-18, seperti transmigrasi orang Jawa ke perkebunan besar di sekitar
Deli Serdang di Sumatera Utara dan ke daerah provinsi Lampung. Pada abad itu banyak
pula orang Jawa yang dibawa ke berbagai perkebunan di Suriname (Amerika Selatan), ke
Afrika Selatan, dan ke Haiti di Lautan Teduh (Pasifik).

 Suku Bugis
Suku Bugis merupakan kelompok etnik yang tempat asalnya berada di Sulawesi Selatan.
Suku Bugis juga biasa disebut dengan Suku Deutro-Melayu yang daerah asalnya di
Yunan setelah bermigrasi. Kata bugis diambil dari kata To Ugi yang berarti orang bugis.
To Ugi merupakan julukan bagi Raja pertama disalah satu Kerajaan di jazirah Sulawesi
selatan dan nama aslinya yaitu La Sattumpugi. Orang bugis juga banyak yang merantau
ke mancanegara seperti ke Brunei, Malaysia, Fillipina, dan Thailand.

 Suku Batak
Warga Suku bangsa ini sendiri lebih suka menyebut diri mereka orang Tapanuli,
sedangkan nama Batak dianggap sebagai sebutan yang berasal dari orang luar.
Sebenarnya terdiri atas beberapa sub-suku bangsa yang dibedakan terutama oleh dialek
yang mereka pakai. Unsur-unsur kebudayaan asli mereka pada dasarnya sama, tapi
setelah masuknya pengaruh kebudayaan luar baru terjadi pencorakan yang lebih jelas
perbedaannya. Sub-suku suku bangsa Batak tersebut adalah, Toba, Karo, Dairi, Pakpak,
Simalungun, dan Angkola-Mandailing. Pada masa dulu masyarakat ini hidup terasing di
dataran tinggi Toba dan Karo. Kontak budaya dengan suku bangsa lain tidak banyak
terjadi, kalaupun ada tidak terllau mempengaruhi pola kehidupan asli mereka. Mereka
meninggalkan kepercayaan dan pola kebudayaan lama setelah mereka menerima
pengaruh agama Islam dan Kristen.

 Suku Minangkabau
Suku bangsa Minangkabau mendiami daratan tengah pulau Sumatera bagian barat yang
sekarang menjadi Provinsi Sumatera Barat. Daerah asal orang Minangkabau adalah tiga
kesatuan wilayah adat yang mereka sebut luhak nan tigo (wilayah yang tiga). Pertama
adalah Luhak Agam yang sekarang menjadi Kabupaten Agam, Luhak Limapuluh Koto,
sekarang menjadi Kabupaten Limapuluh Kota, dan Luhak Tanah Datar yang sekarang
menjadi Kabupaten Tanah Datar. Dari ketiga Luhak tersebutlah kebudayaan
Minangkabau tersebar pengaruhnya ke daerah sekitarnya.
Suku bangsa di Indonesia: Jawa, Madura, Sunda, Melayu dan 350 suku lain
Suku bangsa di Thailand: Thai, China, Melayu
Suku bangsa di Laos: Lao Thung, Lao Lum, dan Lao Sun
Suku bangsa di Myanmar: Shan, Arakenes, Karen
Suku bangsa di Vietnam : Vietnam
Suku bangsa di Kamboja: Khmer
Suku bangsa di Singapura: China, India dan Melayu

5. Pengertian budaya dan kebudayaan pada hakikatnya adalah sama yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam kajian Antropologi, budaya dianggap
merupakan singkatan dari kebudayaan sehingga tidak ada perbedaan berdasarkan definisinya.
Namun, berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur  ada beberapa pengertian budaya dan
kebudayaan.
Dalam bahasa Inggris, budaya dan kebudayaan disebut culture, yang secara etimologi
berasal dari kata Latin Colere, yang artinya mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga
kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti sama dengan
kebudayaan. Budaya merupakan suatu cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur yang rumit
(agama, politik, adat istiadat, bahasa, seni, dll) dan berkembang pada sebuah kelompok orang
atau masyarakat. Budaya sering kali dianggap warisan dari generasi ke generasi dan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis.
Istilah budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian hakikat budaya diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia . Ada pendapat yang membahas kata budaya
sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya yang berarti budi yang diperdayakan.
Budi yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk, sedangkan
daya adalah kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang berkaitan dengan akal dan cara
hidup manusia yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.
Peradaban atau tamadun memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan
perkembangan manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat
yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman.
Dibandingkan dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban tersusun atas
beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hierarki sosial. Peradaban sering digunakan
sebagai istilah lain "budaya" di kalangan akademis. Dalam pengertian umum, peradaban adalah
istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Hal ini karena
peradaban awal terbentuk ketika orang mulai berkumpul di pemukiman perkotaan di berbagai
belahan dunia. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi
sosial serta keragaman kegiatan ekonomi dan budaya.
Awalnya, para antropolog dan ahli lainnya menggunakan kata "peradaban" dan
"masyarakat beradab" untuk membedakan masyarakat yang mereka anggap lebih unggul secara
budaya dengan kelompok masyarakat lain yang dianggap inferior secara budaya (disebut juga
"liar" atau "barbar"). Penggunaan istilah "peradaban" secara etnosentris memunculkan anggapan
bahwa masyarakat di sebuah peradaban memiliki moral yang baik dan budaya yang maju,
sementara masyarakat lain memiliki moral yang buruk dan terbelakang. Sejarah penggunaan
istilah ini menjadikan definisi peradaban terus berubah.
The American Journal of Psychology (1903) mendefinisikan "kebiasaan, dari sudut
pandang psikologi , [sebagai] cara berpikir, kemauan, atau perasaan yang kurang lebih tetap yang
diperoleh melalui pengulangan pengalaman mental sebelumnya ."  Perilaku kebiasaan sering kali
luput dari perhatian orang yang memamerkannya, karena seseorang tidak perlu melakukan
analisis diri saat melakukan tugas rutin. Kebiasaan terkadang diwajibkan .  Sebuah studi
pengalaman harian tahun 2002 oleh peneliti kebiasaan Wendy Wood dan rekan-rekannya
menemukan bahwa sekitar 43% perilaku sehari-hari dilakukan di luar kebiasaan.  Perilaku baru
dapat menjadi otomatis melalui proses pembentukan kebiasaan . Kebiasaan lama sulit
dihilangkan dan kebiasaan baru sulit dibentuk karena pola perilaku yang diulangi oleh manusia
tercetak di jalur saraf ,  tetapi dimungkinkan untuk membentuk kebiasaan baru melalui
pengulangan. 
Adat istiadat merupakan aturan atau tata kelakuan yang dihormati dan dipatuhi oleh
masyarakat secara turun temurun. Fungsinya untuk mengatur masyarakat agar tercipta ketertiban
di suatu daerah. Secara etimologi, kata adat sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni “adah” yang
artinya cara atau kebiasaan. Dalam hal ini, adat diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan
berulang sehingga menjadi kebiasaan yang harus dipatuhi masyarakat di suatu lingkungan.
Adat istiadat memiliki beberapa unsur pembentuk, yaitu nilai budaya yang dianggap
penting oleh masyarakat, sistem norma, sistem hukum yang tegas, dan aturan khusus yang
bersifat mengikat masyarakat. Berdasarkan bentuknya, adat istiadat dapat dibedakan menjadi
tertulis dan tidak tertulis. Adat tertulis biasanya berupa penataran desa. Kemudian, adat tidak
tertulis dapat berupa upacara adat seperti ngaben di Bali atau acara sesajen pada masyarakat
Jawa.

6. Adanya integrasi nasional penting untuk terciptanya keselarasan bangsa di tengah-tengah


keadaan masyarakat yang berbeda-beda dan wilayah yang luas. Integrasi nasional adalah
bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah tertentu dalam sebuah negara yang berdaulat.
Realitanya, integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu: Aspek politik (integrasi
politik), Aspek ekonomi (integrasi ekonomi yaitu saling ketergantungan ekonomi antardaerah
yang bekerja sama secara sinergis), Aspek sosial budaya (integrasi sosial budaya, hubungan
antarsuku, antarlapisan dan antargolongan).
Secara umum integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari
berbagai wilayah yang berbeda atau memiliki perbedaan. Perbedaan itu antara lain etnis, sosial
budaya, maupun latar belakang ekonomi, menjadi satu bagsa (nation) terutama karena
pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama. Dalam menjalani proses pembentukan sebagai
satu bangsa, beragam suku bangsa ini mencita-citakan suatu masyarakat baru yaitu sebuah
masyarakat politik yang dibayangkan (imagined political community). Masyarakat politik yang
dibayangkan adalah yang akan memiliki rasa persaudaraan dan solidaritas yang kental, memiliki
identitas kebangsaan dan wilayah kebangsaan yang jelas serta memiliki kekuasaan kebangsaan.
Faktor pembentuk intregasi dalam proses keberagaman pada masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang majemuk (plural society) dengan corak masyarakat Bhinneka Tunggal Ika.
Kondisi masyarakat plural di satu sisi adalah rahmat tetapi di sisi lain juga dapat menjadi
ancaman. Pemahaman pluralitas sebagai rahmat adalah keberanian untuk menerima perbedaan.
Terkait dengan persepsi dan sikap sesuai dengan realitas kehidupan yang menyeluruh. Faktor-
faktor pembentuk integrasi nasional yaitu :
 Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah, melalui rasa
senasib dan seperjuangan inilah kita dapat menciptakan integrasi yang kuat.
 Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana yang telah di rumuskan oleh bapak-
bapak hebat kita dulunya.
 Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
 Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia.
 Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa dan tanah air Indonesia.
 Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu Pancasila.
 Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas dan toleransi keagamaan yang
kuat.
 Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
 Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri.

8. Indonesia adalah negara yang sangat kaya di bidang warisan budaya, adat, tradisi,
kesenian dan kearifan lokal. Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke adalah
surga bagi pecinta dan pemerhati kebudayaan. Setiap tahun jutaan wisatawan, baik dari
mencanegara maupun wisatawan domestik berlibur menikmati keindahan alam dan pesona
budaya yang unik. Untuk para wisatawan mancanegara, Bali masih merupakan objek wisata
utama yang dituju. Selain menampilkan keindahan alam khas negara tropis, Bali juga
menawarkan keunikan dan keramahan budaya. Tarian, sembahyang, upacara kelahiran sampai
upacara kematian menjadikan wisatawan berbondong-bondong melihat dan menikmati setiap
alur upacara adat yang penuh dengan makna dan filosofi yang mendalam.
Selain Bali, warisan budaya tersebar merata di seluruh propinsi di Indonesia. Di Sumatera
terdapat Tari Saman di Aceh sampai Kain Tapis di Lampung, di Jawa terdapat Reog Ponorogo di
Jawa Timur sampai Seni rampak bedug di Banten, di Kalimantan terdapat Songket Sambas di
Kalimantan Barat sampai Noken di Papua. Warisan Budaya yang banyak ini harus memiliki
sistem kategorisasi, pencatatan, pewarisan sampai pelestarian yang baik agar tetap lestari di
tengah perkembangan zaman. Warisan budaya yang besar ini adalah modal bagi bangsa
Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan sejajar dengan bangsa lain yang besar di bidang
kebudayaan.
Dalam khasanah warisan budaya dikenal dua kategori warisan budaya yaitu: warisan
budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage) dan Warisan Budaya Benda (Tangible Cultural
Heritage). Warisan Budaya Tak Benda adalah segala praktik, representasi, ekspresi,
pengetahuan, ketrampilan, serta alat-alat, benda, artefak dan ruang budaya terkait dengannya
yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai
bagian dari warisan budaya mereka. Contoh warisan budaya tak benda adalah: seni pertunjukan,
kerajinan tradisional, tradisi dan ekspresi lisan, adat istiadat masyarakat, ritus dan perayaan dan
pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam semesta . Warisan Budaya Benda adalah
warisan budaya yang yang dapat di indrawi sebagai benda, bangunan, struktur buatan manusia
ataupun alamiah yang dapat memberikan nilai budaya bagi pemakainya. Contoh warisan budaya
benda adalah: candi, benteng, situs alam, komplek landscape budaya, dll.
Dengan beragamnya warisan budaya ini, sudah sepatutnya mayarakat dan pemerintah
bersatu untuk bersama melestarikan dan mengembangkan warisan budaya. Untuk pengembangan
kebudayaan di dalam negeri sudah terbagi kewenangan pelestarian budaya oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah menurut UU Nomor 23 tahun 2014. Untuk pengembangan kebudayaan ke
luar negeri pemerintah Indonesia yang dalam hal ini ditangani oleh Direktorat Warisan dan
Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
berperan aktif untuk mengusulkan  warisan budaya Indonesia ke United Nation Educational,
Scientific and Cultural Organization (UNESCO) setiap tahunnya.
Perlindungan warisan budaya dan warisan alam dunia diatur oleh UNESCO dalam suatu
konvensi tentang Perlindungan Budaya Dunia dan Warisan Alam (Convention concerning the
Protection of the World Cultural and Natural Heritage) UNESCO tahun 1972 dan diratifikasi
Pemerintah Indonesia pada 6 Juli 1989. Maka semenjak itu, Pemerintah Indonesia semakin aktif
mengusulkan warisan budaya Indonesia ke UNESCO setiap tahunnya.
Pemerintah Indonesia wajib mengusulkan warisan budaya baru untuk menjadi warisan
budaya yang diakui UNESCO secara berkala dan wajib menyiapkan strategi untuk melestarikan
warisan budaya yang sudah ditetapkan. Selain pengusulan warisan budaya yang baru, Indonesia
sudah pernah mendaftarkan warisan budayanya ke UNESCO. Di bawah ini adalah daftar
kekayaan budaya dan kekayaan alam Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO, yaitu:
World Heritage: Cultural and Natural Heritage
 Kompleks Candi Prambanan (1991)
 Kompleks Candi Borobudur (1991)
 Situs Manusia Purba Sangiran (1996)
 Pemandangan Budaya Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi Filsafat Tri Hita Karana
(2012)
 Taman Nasional Komodo (1991)
 Taman Nasional Ujung Kulon (1991)
 Taman Nasional Lorentz (1991)
 Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004) 
Memories of The World
 Archives of VOC (2003)
 La Galigo (2011)
 Babad Diponegoro (2013)
 Negarakertagama (2013)
 Asian-African Conference (2015)
Intangible Cultural Heritage
 Keris (2008)
 Wayang (2008)
 Batik (2009)
 Best Practice Batik (2009)
 Angklung (2010)
 Tari Saman (2011)
 Noken Papua (2012)
 Tiga Genre Tarian Tradisional Bali (2015) 
Man and Biosphere
 Taman Nasional Komodo (1977)
 Taman Nasional Tanjung Putting (1977)
 Taman Nasional Cibodas (1977)
 Taman Nasional Gunung Leuser (1981)
 Taman Nasional Siberut (1981)
 Taman Nasional Lore Lindu (1993)
 Taman Nasional Giam Siak Kecil (2009)
 Taman Nasional Wakatobi (2012)
 Taka Bone Rate (2015)
 Bromo-Tengger-Semeru-Arjuna (2015)
 Blambangan (2016) 
Sementara untuk tahun 2017 ini, daftar Nominasi Indonesia untuk UNESCO adalah:
 Intangible Cultural Heritage: Pinisi The Art of Boatbuilding in South Sulawesi
 World Cultural Heritage: The Old Town of Jakarta (Formerly Old Batavia) and 4
Outlying Islands (Onrust, Kelor,Cipir dan Bidadari) dan Ombilin Coal Mining Heritage
of Sawahlunto
 UNESCO Global Geopark : Geopark Ciletuh dan Geopark Rinjani
 Memory of The World: Panji Folk Stories, Borobudur Archieve, Tsunami Archieve dan
Arsip Gerakan Non Blok
Proses pengukuhan warisan dunia dilakukan berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan. Prosedur pengukuhan warisan dunia dijadwalkan berlangsung selama satu setengah
tahun terhitung 30 september tahun pertama s.d 31 juli tahun kedua setelah proses pengajuan.
Berikut adalah proses pengukuhan warisan dunia:
 Penyiapan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mendaftarkan objek warisan budaya
yang akan diajukan sebagai kekayaan budaya nasional dan menempatkan objek yang
akan diajukan sebagai bagian dari daftar sementara. Sebagai negara yang telah
mempunyai payung hukum pada benda cagar budaya, Indonesia dapat menggunakan
undang-undang cagar budaya sebagai payung hukum  nasional untuk menetapkan status
cagar budaya dan kawasan cagar budaya. Selanjutnya objek warisan budaya yang telah
ditetapkan status dan kawasan lindungnya dapat diusulkan sebagai bagian dari daftar
sementara UNESCO.
 Penyusunan, langkah selanjutnya adalah membuat berkas nominasi dengan mengikuti
format dan isi berkas sesuai dengan pedoman UNESCO. Langkah ini dilakukan oleh
pemerintah dengan melibatkan pihak-pihak terkait perlindungan warisan (masyarakat,
objek warisan budaya, pengelola objek warisan budaya , pemerintah pusat dan daerah,
lembaga non pemerintahan serta mitra dan pihak terkait lainnya). Selain mewajibkan
kerja sama konsultasi dan koordinasi dengan WHC dan badan penasihat, konvensi juga
mendorong kerjasama dengan negara pihak lain,
 Pendaftaran, langkah selanjutnya adalah memeriksa dan meregistrasi berkas nominasi.
Dalam proses ini, negara pengusul diminta mengikuti siklus nominasi sekurang-
kurangnya satu setengah tahun terhitung tanggal 30 september tahun pertama s.d 31 juli
tahun kedua. Langkah ini dilakukan WHC dengan melibatkan negara yang mengusulkan.
Berkas nominasi warisan dunia memperoleh status “lengkap” dan “tidak lengkap”
berdasarkan hasil pemeriksaan WHC.
 Penilaian, adalah menilai berkas nominasi berdasarkan kriteria nilai (memiliki nilai
universal luar biasa dan memenuhi kriteria), kondisi keaslian (memiliki syarat autensitas)
dan/atau kondisi keutuhan (memenuhi syarat integritas), keterjagaan (memenuhi
kebutuhan proteksi) dan keterkelolaan (memenuhi keperluan manajemen). Langkah ini
dilakukan oleh badan penasehat terkait IUCN dan/atau ICOMOS bagi warisan budaya.
IUCN bagi warisan alam. ICOMOS akan berkonsultasi dengan IUCN bagi objek warisan
budaya berkategori lanskap budaya dan ICOMOS bekerja sama dengan IUCN bagi objek
warisan budaya campuran.
 Penarikan, adalah menarik pengajuan warisan dunia sebelum komite menetapkan
keputusan terhadap objek warisan budaya yang diajukan pada pertemuan tahunannya. 
Langkah ini dilakukan oleh negara pengusul dengan memberitahu WHC secara tertulis
dengan menyertakan maksud penarikan ajuan. Objek warisan budaya yang ajuannya telah
ditarik, tetap memiliki kesempatan untuk diajukan kembali. Sebelum sidang ke 29 komite
di Durban, Irlandia (2005), Indonesia menarik pengajuan bersama (dengan Malaysia)
bagi objek warisan budaya alam Trans Border Rainforest Heritage of Borneo (WHC-
05/29.COM/8B)
 Penetapan, adalah memutuskan status objek warisan budaya yang diajukan pada daftar
warisan dunia. Langkah ini dilakukan oleh komite pada pertemuan tahunannya dengan
mengambil keputusan untuk mengukuhkan, tidak mengukuhkan, mengembalikan atau
menunda pengajuan. Sebuah objek warisan budaya dikukuhkan untuk menjaga dan
membuat pengelolaan objek warisan budaya tersebut menjadi lebih baik. Sebuah objek
warisan budaya yang tidak dikukuhkan tidak diperbolehkan untuk diajukan kembali
dengan pengecualian adanya penemuan terbaru, atau diajukan kembali dengan kriteria
yang berbeda dengan pengajuan sebelumnya. Sebuah pengajuan dapat ditunda agar
negara yang mengajukan memiliki kesempatan untuk melakukan penilaian atau
pengkajian yang mendalam atau melakukan perbaikan substansial. Selanjutnya berkas
usulan yang telah disempurnakan akan dinilai ulang oleh badan penasihat sebelum
dibahas oleh komite berdasarkan siklus nominasi.
 Pengubahan. Adalah memodifikasi objek warisan budaya warisan dunia untuk batas-
batas objek warisan budaya, kriteria pengukuhan, dan nama objek warisan budaya.
Negara pengusul diperbolehkan untuk mengubah batas-batas yang bersifat minor
(modifikasi batas yang tidak memberikan dampak signifikan terhadap luas objek warisan
budaya atau memperngaruhi nilai universal luar biasa) dan signifikan (modifikasi batas
yang secara signifikan berdampak pada luas/dan atau nilai objek warisan budaya).
Perubahan dilakukan dengan prosedur mengikuti siklus nominasi.
 Pengukuhan warisan dunia juga mengatur pengecualian berkenan syarat-syarat yang
diperlukan untuk mengajukan objek warisan budaya lintas batas dan objek warisan
budaya serial dan penyelesaian pengajuan yang berada pada keadaan darurat.

You might also like