You are on page 1of 132

LAPORAN PENELITIAN

DOSEN MUDA

RANCANG BANGlJN COLD STORAGE


SERTA ANALISIS KARAKTEFUSTIK FISIS DAN
KIMIAWI IKAN HASIL PEWIMPANAN

Oleh:

Arwizet K,ST., MT.


Drs. Nelvi Erizon

DlBIAYAI OLEH DP2M


SURAT PERJANJIAN NO: 006/SP3/PP/DP2M/IU2006
DLREKTORAT JENDERAL PENDIDJKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDlDIKAN NASIONAL

JURUSAN TEKNlK MESIN


FAKULTAS TEKNlK
UNIVERSlTAS NEGERX PADANG
2006
HALAMAN PENGESAHAN LAPOMN HASIL
PENELITLAN DOSEN MUDA

1. Judul Penelitian : Rancang Bangun CoM,S!oroge Serta Aiialisis


Karakleristik Fisis dan Kimiawi Ikan Hasil
Penyimpanan
2. Bidang Ilmu Penelitian : Teknologi

3. Ketua Peneliti
a. Naina Lcngkap : Arwizct K., ST., M'I'.
b. Jenis Kelalnin : Laki-laki
c. NIP : 132206169
d. PangkadGolongan : Penata Muda Tk. 1nII.b.
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Fakultas/Junlsan : T e W e h i k Mesin

4. Jurnlah Tim Peneliti : 1 orang

5. Lokasi Penclitian : Laboratorium Perencanaan dan Pengujian Mesin


Jwusan Teknik Mesin Fak. Teknik Universitas
Negeri Padang

6. Rila penelitian ini merupakan k e r j a m a kelembagaan


a. Nama lnstansi -
b. Alarnat -
7. Waktu Pcnelitian : 10 bulan
6. Biaya : Rp. 7.320.000,- (Ti~juhJuta Tiga Ratus Dua Pulull
Ribu Rupiah)
A. LAPORAN I-IASUI PENELITIAN

RTRTGKASAN
Propinsi Sumatera Barat lnerupakan salah sahi propinsi di lndonesia yang
berada ditenzah-tengah wilayah pesisir dan laut Pulau Sumatera. Propinsi ini
rnernpunyai luas daerah 42.2 km2. Luas perairan Propinsi Su~natcraBarat adalali
186.580 m' dengan luas laut territorial 57.880 k~n'dan 128.700 km2 pcrairan ZEEI
serta panjang garis pantai 2.420,4 km (1.265,04 mil). Lebih dari 2/3 (dua pertiga)
dari total luas daerah Sumatera Barat terdiri dari lautan. Surnatera Barat sangat kaya
dengan potensi daya kelauatan, salah satmya adalah &an. Potensi sumber daya ikan
diperairan S~unateraBarat tercatat sebanyak 289.930 ton pertallun (Dinas Kalautan
dan Perikanan Surnatera Barat, 2005). Pmduksi ikan yang ~nelimpah, selalu
menyebabkan hmga &an akan jatuh. karena prodt~ksiikan tidak terserap lagi ole11
pasar-pasar yang ada di wilayall ~ulnaieraBarat.
Seperti diketahi~i,bahwa ikan laut kesegarannya ticlak dapat dipcrtahankan
dalam wahm lama jika tidak disilnpan di tempat yang dingin. Mikroorganisme dalanl
tubdl Ban akan cepat berkembaig, akibatl~yaikau aka1 cepat nlelnbus~k.Berbagai
upaya untuk it11pada dasarnya telali dilakirkan oleh para nelayan, yakni ~nenyilnpan
ikan dalanl peti yang taburi de~lgalibatu es y m g telah dihancurkan. Akan tetapi cara
seperti ini menurut pengamatan penulis mempi~~lyaibeberapa kelemahan
diantaranya: 1) Kulit ikan akan terlillat memucat, insangnya &an memutih, ukuran
tubull ikm cendenu~gmenyusut akibat kontak la~lgslu~g
antara ikan dellgal batu es,
sehingga apabila dijual minat pembeli jadi berkurang. 2) Sccara ekononiis dinilai
cukup boros, karena untuk peilyimpanan ikan seperti ini memerlukan batu es yang
batiyak, apalagi jika junilah ikan banyak dan waktu penyimpanan lebih lama
sehingga akan ~nenambahbeban pe~nbiayaanl a g bagi nelayan sebelum ikan dijual
kepada konsurnen.
C'oltl sroruxc adalali suahl nlatig yarig tnelnpunyai terilperatur rcndal~,yang
digtrnakan untuk pcnyimprlnan berbagai produk seperti: ikan, daging, sayur-sayuran ,
buali-bualian serta beberapa produk industri agar bisa tahatl dari proses pe~nbusukan..
Penelitian ini bertijjuan unttlh mengetahid cwa merancang bangun cokl .s/or(~,qe,
mengetahui prestasi kerja cold storage, serta untuk mendapatkan informasi
sejaulitnana penganili tebiik penyitnpanan tatipa tnerendarn dan dengan tnerendarn
ikan dalam air laut terhadap kondisi fisik dan kirnia~viikan hasil penyimpanan.
Berdasarkan hasil data pengujian diperoleh bahwa; te~nperaturbola kering (Tdb)dan
bola basah (T,a) yang tercapai dala~nluallg cold sroroge berkisar antara 0°C hingga
-1°C dan kelembaban relatif ( R H ) bccrkisar atitara 80% Ilingga 86% dan riilai
Cop,!/icie)~t
OfPeijonnn~~ce
(COP) antara 1,8 Ilu.lgga 1,9. Kondisi fisik ikan setelah
petiyitnpanan sela~na6 liari berlund-tunrt secara urnurn lebih baik pada tektlik
penyilnpanan dengan merendaln ikan dalam air laut dibanding dengan yang tanpa
merendam ikan dalam air laut. Kulitnya masih terlihat hitan mengkilat dan bersih,
daging masih terasa keras dari padat, aka11 tctapi insangnya terlihat nierali plrcat.
Sedangkan dari llasil analisis kirniawi (kadar air, protein dan lemak) terliadap ikan
sebelum dan sesudali disimpani, ditnarla untuk ikan yang disimpan dengan
merendam dalam air laut mengalami penunlnan kadar protein d m lemak sedikit lebih
besar jika dibanding dengan ikan yang disimpan tanpa meremdan dalam air laut.
Kadar air ikan hasil p e ~ l y i ~ n p adengall
~ a ~ i teknik merendan ikan dalan air laut naik
sekilar 3,47%, sedangkan kadar air ikan yang disirnpan tanpa merendam ikan dala~n
air laut lnengala~nipenunlnan kadar air 0,52%.

SUMMARY

Provil~ceof West Sumatra represent one of the province in I~~donesia


residing
in the centre of coastal area region and Island Sumatra sea. This province have wide
of area 42,2 kilometres square. Wide of territorial water of the Province West
Sumatra is 186.580 m2 broadly go out to sea territorial 57.880 km2 and 128.700 km2
tenitorial water of ZEEI, and also coastline lengjh 2.420,4 Ian (1.265,04 miles).
hfore than two-third fko~lltotalizeing wide of West Su~natraarea consist of ocean.
West Sumatra vcry rich with potency oftlie ocean, one of rhcm is fish. Rcsor~rcefish
potency territorial water of West Sumatra noted by counted 289.930 toldyear (Dinas
Kalautan dan Perikanan Sumatera Barat, 2005). Fish production which abundance,
always cause fish price will fall, because fish production do not be permeated again
by markets in the West Smnatra.
Like known, that its old indefensible fresliness sea fish during is othenvise
storage in a place with low temperahire. Mikroorganisme in fish body will quickly
expand, as a rendt fisli will quickly decay. Various effort for that basically have been
done by fishennan, storage tlie fish in place aid give them with ices after it has been
broken. However, way of like this according to perception [lie writer have some
weakness; 1) Fish husk will seen to turn pale, its gill will hmm white, fish body size
measure tend to to dwindle effect of direct contact among tlic fisli with ice, so tliat if
sold by buyer enthusiasm become to decrease., 2) Economically assessed extravagant
enough, because to be is depository of fish like this need ices \vhicIi many, Inore than
anytliing else if amount of fish many and longer- storage time so that will add
defrayal burden again to fisherman before fish sold to consumer.
Cold Storage is a place with low temperature, whicli used to 1x storage
various product like: fish, flesh, vegetables, h i t s and also some industrial product so
that can hold up from tlie process of obsolence. This research aim to to h o w the way
of designing and building to wake up of cold storage, knowing coeficient of
pcrfonnance of cold storage, and also to get information of inilucncc of storage
technique ~vitlioutput in and put in sea water for physical and che~nicalcondition of
the fish aficr storage. The result are obtained from experiment data that; dry ball
temperature ( Tdb) and wet ball temperature (Twb) in the cold storage are behi~een
1"C untill 0°C and 0°C untill -1 " C and relative humidification ( RH) between 80%
untill 86%. The Coefficient Of Perfonliance ( COP) cold storage between 1,8 untill
1,9. Co~iditionof fisli physical after depository during 6 day successively better in
general at storage techrlique put in tlie fish in sea water cor~iparedto without put in
the fisli in sea water. Its husk still seen black gleam and cleanness, flesh still felt to
ossify and is solid, however its gill seen to squeeze to turn pale. While fio~nresult of
clie~nicalanalysis (content of water, fat and protein) to fish before and aflcr storage,
wllcre for storage the fisli put in sea water degradation of protein rate and I'at a few
. bigger if compared to with storage the fish without put in sea water. Rate irrigate
fish wi(h teclinique put in the fish in sea waler go up about 3,47%,
storage rcs~~lt
while rate irrigate storage tlie fish without put in sea water debgadation of rate
irrigate 0,52%.
PENCANTAR
Kegiatan penelitian menduLw~gpengembangan ilmu serta terapannya. Dala~n
tial ini, Lembaga Penelitiarl Cl'niversitas Negeri Padang berusaha tnendorong dosen
tint& melakt~kanpenelitian sebagai bagian integral dari kedatan mengajamya, baik
pang secara langsung dibiayai ole11 dana Universitas Negeri Padang maupung dari
s~unberlain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.

Sehubungan deugan itu, Le~nbagaPenelitisul Ulliversitas Negeri Padang


bekejasama dengan Direktorat Penelilan dan Pengabdian kepada Masyarakat, Di!jcn
Dikti Depdiknas dengan stuat pejanjian kerja No~nor:OOG/Sp3/PP/DP2M /IYZOO6
Tanggal 1 Febniari 2006, denkml judd Runcung Btnlgun Colrl Sforr~geSertil
Annlisis Knrak feristik Fisis clntt Kimicrwi Ikarz Hasil Perryimpatmn.

Kami menyambut gernbira usaha yang dilakukan peneliti unhik menjalvab


berbagai permasalahan pembanbynan, khusnsnya yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian tenebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, Lembaga
Penelitian Uuiversitas Negeri Padang telah dapat ~ne~liberika~illifonnasi yang dapat
dipakai sebagai bagian upaya penting dalatn peningkatan mutu pendidikan pada
uinumnya. Di sanping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan meinberikan ~nasukan
bagi instansi terkait dalaln ran& peliyllsusan kebijakan pembag~nan.

Hasil penelitian ini lelah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan
penelitian, kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseininarkan
ditingkat nasional. Mudah-mudal~anpenelitian ini bennanfaat bagi pengembangan
ilrnu pada urnunuiya, dan peui~igkatan ~nutustaf akademik Universitas Negeri
Padaiig.

Pada kesempata~~ ini, ka~niingin mengucapkan terirna kasih kepnda berbagai


pihak yang rnembantu pelaksanaan penelitian ini. Secara kllusus, karni
r~ienya~~ipaikat~teritna kasili kepada DireLmr Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat ,Diljen Dikti Depdiknas yang tel& memberikan dana rmtuJc pelaksanam
penelitian ini. Ka1n.i yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini,
penelitian ini tidak akan dapat diselesaikaan sebagairnana yang dil~arapkandan
senloga kerjasama yaug baik ini akml ~nenjadilebill baik lagi di Jnasa yaig aka11
datang.

Terhila kasih.
DAFTAR IS1
Hal

HALAMAX PENGESAHAV .......................................................................................


A. LAPORAX HASIL PENELITIAN
RINGKASAN DAN SUMhIARY ..................................................................................
PRAKATA ......................................................................................................................
DAFTAR IS1 ..................................................................................................................
DAFTAR TXDEI. ...........................................................................................................
DAFTAR G.k\. IBAR .....................................................................................................
DAFTAR L . U IPIRAN ....................................................................................................

DAB I. PELDAHULUAX ...........................................................................................


A . Latar Belakang
B . Identifiksi Masalah .......................................................................................
C . Batasan Masalah ...........................................................................................
D . Penimusan Masalah ......................................................................................
E . .1Zsumsi Penelitian ........................ . ............................................................

BhB I1. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................


A . Pengertian Cold Stornge ................................................................................
X .I . Jenis-Jenis C.'old Slorugc .......................................................................
A.2. Badan-Bagian C'old Sturugt' ...................................................................
B. Tennodinarnika Canpuran Udara-Uap Air ...................................................
I3. I . Udara Lctnbab .........................................................................................
B.2. Campuran Udara-Uap Air Sebagai Gas Ideal .......................................
C. I'sikrometrik ..............................................................................................
C. 1 . Temperatur ............................................................................................
C.2. Kelembaban ..........................................................................................
D. Korlscp Dasar Perpindallan Panas ...............................................................
D.1. Perpindahan Panas Sccara Konduksi ....................................................
D.3. Perpindahan Panas Secara Konveksi .....................................................
D.3. Perpindalian Panas Sccara Radiasi ........................................................
E. Beban Pendinginan Pada Cold Slor[~ge........................................................
E .1. Beban Transrnisi (Wall (;bin C'oooi17gLoad) .......................................
E.2. Beban Pendinginan Dari Produk ..........................................................
E.3. Beban Pendinginan dari Pertukaran Udara ............................................
E.4. Beban Pendinginan Lain-Lain ...............................................................
E .5. Beban Pendinginan Total Cold Slorugc ................................................
F . Prestasi Kerja Mesin Peiidi~~gi~i ....................................................................
G. Kerangka Koriseptual ..
..................................................................................
H: Pertanyam Penel~t~an...................................................................................
BPLU I11. IXJUAN DAN hUNFAAT PENELITIAN .....................................................
A . Tujuan Penelitian ...........................................................................................
B. hlanfaat Penelitian ........................................................................................
BAB TV. METODE PENELTTTAN ...................................................................................
A. Wilayah Penelitian dan Waktrl Penelitian .....................................................
B. Objek Penelitian .............................................................................................
C. Disain Penelitian ............................................................................................
D. Mem~_gkai Alat penelitian .............................................................................
E . Kondisi Perancangan C.'oid,Sforugc ................................................................
E. 1 . Disairl Pendinginan ..................................................................................
E .2 . Disain Ri~angCyold Storage ....................................................................
E.3. Peshit~~ngan Nilai Koefisieil Perpuidahan Panas hlenyeli~n~li (U) ..........
F. Beban Pending inan Pada Cold S~orcrge...........................................................
F .I . Beban Pendinginan Dari Suar Ruangan atall Trmsmisi fll'ull G u i ~
Cooling b o d ) ......................... ..:..........................................................
F.2. Beban Pendinginan Produk ....................................................................
F.3. Beban Pendhiginm Total Pada Cold Storage ........................................
G. Pembuatan dan Pemkitan C'oldSloruge .........................................................
G.I . Alat dan Ballan Yang Digunakan .........................................................
G.2. Proses Perubuatan Cold Storage ........................................................
H . Teknik Pengumpulan Data .............................................................................
H.1 .Metoda Pengrrjian CokilStoruge .............................................................
H.2. Langkall-Langkah Penguian ...............................................................
I . Analisis Data FIasil Penelitian ..................................................... ..................

RAB V . HASlL PENELlTlAN DAN PEMBAHASAN ...................................................


A . Hasil Penelitinn ..............................................................................................
B . Pen~bahasan ...................................................................................................
I3. 1 . Peng~jianCoM ,S/oruge Dalam Kondisi Kosong ....................................
B.2. Pengujian ColdStoruge Berisi Ikm Hari Pertama ..................................
B.3. Pengujian Cold Storage Berisi lkan Hari Kedua .....................................
B.4. Pengujian ColdStorage Berisi Ikan Hari Ketiga .....................................
B.5. Pengujim Cold Stora.qe Berisi Ikan Hari Kee~npat.................................
H.6. Pengujian ChldS~orugcBerisi Ikan Hari Kclima .....................................
R.7. Pengujian ColdS~orugeBerisi Ikan H;ui Keenam ....................................
B.8. Aualisis Fisik dan Kimiawi Ikan Hasil Penyimpanan
Dala rn Cold S l o r ~ g e..................................................................................

BAB VI . KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

Dafiar Pustaka
Lampiran

.
B DIWF AII?'I.I<EL 1LMIAl-l
.
C SlNOPSIS I'ENELITJAN LAiVJUTAN

vii
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel:

1. l . Rata-rata hasil perolel~ant,mgkepan ikan untuk setiap kantong nelayan persatu kali
lnusi~ntangkapan ..................................................................................................... 3

5.1. Hasil analisis karaliteristik kimjawi ikan sebelum dan sesudah disimpan d a l m
cold sloroge ............................................................................................................... 56
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar:

2.1. Sketnatik peralatan utarrla tnesin pendingin ........................................................... 10

2.2. Kompresor jenis hennetis (?7er]rreliccon~prt?ssoi:)


................................................... 11

2.3. Keadaan jetiuh campurnti odara-uap air dari tckanan parsial uap air pada diagratri T-s 16

2.4. Diagram psikrolnetrik ................................................................................................... 16

4.1. Rak pendingin ............................................................................................................... 37

4.2. Jalur list rik colti sloruge .............................................................................................. 38

4.3. Rangkain kolnponen u t m a cold .rrorugc .................................................................... 39

5.1. Grafik hubungan temperat~~r dalam cold sforage terhadap wakru pendinginan untuk
pengijian kosong .............................. ...................................................................... 45

5.2. Grafik hubungan kele~nbabanrelatif (RH) dalam cold srorage terl~adap


waktu pendillgillan untuk pengujian kosong .............................................................. 45

5.3.Grafik hubungan temperatur dalam coldstouu~etcrliadap waktu pendinginan utituk


peng~jianberisi ikan l ~ a rpertruna
i ........................................................................... 47

5.4. Grafik hubungan keletnbaban relalif (RH) dalani cold sforuge terhadap
waktu pendinginan untulr pengrljian herisi ikan hari pertama .................................... 47

5.5. Grafik hubungan temperatur dalam cold sfornge terhadap waktu pendinginan untuk
pengujian berisi ikan hari kedua ................................................................................. 48

5.6. Grafik I~uburngankelembaban relatif (RH) dalam cold .storuge terlladap


waktu pendinginan untuk penbwjian berisi ikan I~arikedua ....................................... 49

5.7. Gralii hnbungan temperatur da lam cold .rfori~ge terl~adapwaktii pendinginan untuk
penyjian berisi ikan limi ketiga ................................................................................ 50

5.8. Grafik hubunga~lk e l e ~ n b a b arelatif


~ (RH) dalam cold sforage terhadap
waktu pendinginan untuk petigujian berisi ikan hari kctiga ....................................... 50

5.9. Grafik hubungan temperatur dalanl cold srornge terhadap waktu pendinginan untuk
.. ...
penguytan berist rkan liari kear~ipat .............................................................................. 51
5.10. Gra fik liubungan kelembaban relatif p H ) dalain cold .~lorugeterhadap
wakttl pendinb$nan untuk pengtjian berisi ikm hari keempat .................................... 52

5.11 . Grafik hubungan temperatur dalan cold stornge terhadap waktm pendincMan unhk
pengujim berisi ikan hari keli~na ............................................................................... 53

5.12 . Grafik hubungan kele~nbabanrelatif (RH) dalatn coldsroru.ye terhadap


wakttr pendhlginan untt~kpengujian berisi ikan llan ke1i1ni.i ...................................... 53

5.13. Grafik hubungan tenipcrahlr dalarri coltlslorc~geterhadap waktu pendinginan ~ullr~k


pengtljian berisi ikan hari keenam ............................................................................ 54

5.14. Grafik hubungan kele~nbabanrelatif (RH) dalam c o l d ~ t ouge


. ~ terhadap
waktu pendinginan u~ltukpengujiau berisi ikan hari keenaln ...................................... 5 5
DAFTAR LAbIPIRAN

Lampiran A. Garnbar cold stolwge

Lam p i m B. Sifat Termodb~arnikaUdara & Sifat Temlal Baha Bukall Loga~n

Lampiran C. Data Hasil Penpjian ColdSfol-uge

Latnpiran D. Peta Daerali Karitotig Nelapan Sut~iatera Barat

Lampiran E. Doh~~mentasi
1kan Hasil Penyilnpanan Dalaln C'old Sloroge
A. Latar Eklakang

Propinsi S~unateraBarat rnerupakan salah satu propinsi di Indonesia yang

berada ditengah-tengall wilayah pesisir barat dm laut h l a u Sunatera. Propulsi ini

secara geoLmfis; sebelah Selatan berbatasan denpn Propinsi Sumatera Selatan dan

Rengkulu, sebelah tiniur dengan Propinsi Riau, sebelal~utara dengan Propinsi

Sumatera Utara, sebelah barat dengan Samudera Hindia (OC54'LU-3"30' LS dan

38°36'-1010 53' BT, detlgan luas daerah 42,2 km2.

Luas perairan Propinsi Sumatera Barat 186.580 m2dengan luas lnut territorial
57.880 km' dan 128.700km2 perairan ZEEl serta palijang gai-is par~tai2.420,4 krli

(1.265,04 mil). Lebih dari 213 (dua pertigaj dari total luas daerah Sumatera Barat

terdiri dari lautan. Surnatera Barat nlempunyai 402 pulau-pulau kecil yang sebagian

besar terietaic di Kabupaten Kepulauan Mentawai yakui, 323 puiau (BAPPEDA

SUMBAR, ,2002). Dengan potensi di atas Sumatera Barat memiliki peiuang yang

sangat besar dalam mengembangan potensi sumber daya kelauatamya, Mmsus yang

berkaitari dengan poteusi perikami laut.

Sumberdaya perikanan di Sutnatera Barat meliputi ikan pelagis, ikan

deinersial, ikan karang, ~ d a n gdan


, krustacea, teripwg, d a ~ ibiota iai~nya.Ikan tuna

besar meiiputi Madidihang (yellow fin ttmaj, tuna mata besar (big eye tuna),

albacore, tuna abu-abu dan tuna sirip biru (blue fin ttma). Jenis ikan tuna kecil terdiri

dari cakalang, tongkol besar, dan iongkol kecii. Potcnsi sumbcr daya ikan dilxrairan

Surnatera Barat tercatat sebanyak 289.930 toll pertahun (Dinas Kalauran dan

Perikanan Sumatera R m t , 2005j.


Hampir disepatija~iggaris pantai pesisir Propimi Sumatera Barat men~pakan

daerah kantong nelayan. Beberapa daerali di pinggir pantai yang dkenal sebagai

kontong nelqan adalal~;Air Bangis, Silaping, Parit, Ujung Gading, Sei. Aur, Sasak,

h/laligi, Labuan, Mandi Angin di Kabupaten Pasaman Barat; Masang, Pasir Panel1

(Pantai Mutiara Tiku) di Kabupaten Agam; Pantai Gasan, Sungai Limau, Pasir Baru.

Waras, Alanggung-Ampalu, Muara Pariarnan, Karan Aur-Taluak. Sunur-Ulakan dan

Ketaping di Kabupaten Padang ParianadKota Pzriaman; Pasir Jambak, Gun~nUlak

Karalg, Purus, Muara Padang (Parak Karambia), Air Manis, Teluk Bay~u/Garulg,

Teltlk Nibung, B L I ?Tarok,


~ Teluk Kabi~ng-Bungus,Sungai Nyalo, Sungai Pinane,

Sungai Pisang di Kota Padang; Pantai Cerocok, Tarusan, Batang Kapas, Surantili,

Kambang, Balai Selasa, l'anjung Indrapnra, Air Haji, Tangj~mgBatu dan Muaro

Sako di Kabupaten Pesisir Selatan. Ditanbali lagi deligall pote~isi&an laut yang

sangat besar di Kabupaten Kcpulauan Mentawai.

Alat tangkap nelayari di Sumatera Barat pada umumnya relatif inasih

tradisional hingga semi modem seperti; payang, pukat dogol, pukat pantai, jaring

insang hanyut, jarhg insang tetap, jaring tiga lapis, bagan kapal, bagari talai, colok,

kapal tonda, rawai tetap dan kapal kecil.biduk (Dinas Kelautall dan Perikanan

Propinsi Sumatera Barat, 2005). Walaupun begitu produksi ikan hasil tangkapan

nelayan di propinsi ini pertahun cukup besar, 289.930 ton pertahun (Dinas Kalautan

dan Periksu~anSuiiatera Barat, 2005).

Sebagai ga~nbaranpotensi perikanan tangkap di bcl~erapakantong nelayan.

khusus kantong nelayan paritai Tiku di Kabupaten Agatn liingga pantai Sunur: di

Kabupaten I'adang Pariman (survey Dannan M. dan kawan-kawan, 2004), bahwa


rata-rata hasil tangkapan ikan ~mtuksetiap kantong nelayan persatu kali lnusirn

tanbapan di daerah survey di atas adalah sebagai berihut:

Tabel 1.1. Rata-rata hasil perolehan tangkapan &an untuk setiap kantong nelayan
persatu kali ~ n u s i ~tanghapan.
n
Hasil Ran dala~n' Hasil lkan dalan
No Jellis Kapal Jwnlah i
(keranjanghari) I (tonhari)
I 1. Kapal Besar
10 5 -20 iI 0,2 - 0.8
(Kapal Tunda)
2. Kapal Met~engah
20 10 - 60 i 0,4 - 2,4
3.
(Bagan Kapal & Talai)
Kapal kecil
(Pukat pantai& Dogol)
Jumlah
15
45
0-5
15-85
' I
0-02
0,6- 3,4
C.'afa~nn:
Berat ikan rata-rata 1 keranjang adalah 40 kg.

Berdasarkan Susenas 2004, jumlah pendudilk Sumatera Barat adalah 4 3 3

juta orang atau meningkat rata-rata seliitm 0,6196 pertahim &ri tahin 2003. Jiunlah

penduduk laki-laki sebanyak 2,22 juta jiwa dan peranpuan 2,30 juta jiiva. Jika

diasu~nsikantiap penduduk ~nengkonsurnsiikan laut rata-rata 100 gra~nniarimaka

kebutuhan masyarakat Sumatera Barat terhadap ikan 1aut lianya berkisar 163.080 ton

perlahun. .hdi ada lebih dari 126.850 ton pertahun ikan laut di daerah ini tidak

terkons~unsioleh masyarakat Sumatera Barat. Apalagi jika teknologi alat tangkap

ikan laut di daerah ini dipennodern lagi scpcrti; penggunaan Zotg rret, rudur karang

dan Rnpd cepnf, lnaka telltu produksi ikan laut di daerah ini akan semakin tinggi

sehingga masalah pemasarm menjadi suatu persoalan yang hams betul-betul

mendapat perhatian serius bagi semua pihak yang terkait; nelayan, pemilik inodal

dan pe~nerintah.

Pada dasarnya produksi ikau laut dari kaatong-kantong nelayau di Sumatera

Barat telah ters'erap oleh pasar lokal dm pasar regional. Pasar lokal yakni pasar

dalam wilayah Swnatera Barat seperti Bokittinggi, Payalambuh, Padang, Pariarnan,

Padang Panjang, Batu Sangkar dan lain-laim~ya.Sedangkan pasar regional adalah


pasar di luar Sumatera Barat seperti pasar Pekanbaru (Riau), Ri~nboBujang dan

Muaro Bungo (Jambi). Akan tetapi yang tetap menjadi permasalahan adalah jjia

hasil tangkapan inelimpah rnaka harga ikan akan tetap jatuh, mendekati !h (setengab)

dari harga nonnal malahan bisa kurang dari itu. Akibat produksi ikan melimpah

maka harga dipermalnkan ole11 para agen/caIo ikan, sehingga nelay'm betul-betul

sangat dirugikan.

Seperti diketahui, bahwa ikan laut kesegarannya tidak dapat dipertahwkan

dalanl waktu lama jika tidak disilnpan di te~npatyaig dingin. Jika tidak didinginkan

lnikroorganisme dalam tubuh ikan &an cepat berkembang, akibatnya ikan akan

cepat membusuk. Berbagai upaya untuk itu pada dasarnya telah dilakukan oleli para

nelayan, yakni menyimpan ikan dalam peti yang taburi dengan batu es yang telah

dihancurkan. Aka1 tetapi cara seperti ini menurut penganatan penulis ~nelnpunyai

beberapa kelemahan diantaranya:

I . Kulit ikan akan terlihat memucat, insangnya akan memutih, uhtran tubuh ikan

cendenlng meny~sutakibat kontak l a n g s ~ n gantara ikan dengan batu es, sehingga

apabila dijual minat pembeli jadi berkurang.

2. Secara ekonomis dinilai cuki~pboros, karena untuk penyu~~panan


ikau seperli ilii

memerlukan batangan batu es yang banyak, apalagi jika jumlah ikan banyak dan

waktu penyimpanan lebih lama sehingga akan menambah beban.pembiayaan lagi

bagi nelayai sebelu~nikan dijual kepada konsumen.

Dari dua kelemahan di atas, ~ncnycbabkannelayan 1erp;iks.a mcnjual ikan l~asil

tangkapan mereka scsegera rnungkin, walaupun liarganya Icbili rcndali dari liarga

normal.
Sehubungan dengan permasalahan di atas maka dirasa perlu lnencari solusi

lain dalam ha1 penyimpanan &an. Maka pada penelitian ini dilakukan "Rancang

Bangun Cold Slorn,oe Serta Analisis Karakteristik Fisis dan Kimlawi Ikan I-Iasil

Penyimpanan". Penelitian ini di fokuskan kepada bagaitnana merancang bangun

co/d sloragcc, lnenyimpan ikm dengan teknik tanpa merendam dan dengan

mereridatn ikan dalam air laut serta menganalisis karakteristik fisis dan kimiawi ikan

hasil penyimpanan. Analisis karakteristik fisis dilkikan dengan mengamati bentuk

kulit, insal~g d a ~daging ikan yailg disimpan dan didokumentasikan. Hasil

pengalnatan dibandingkan dengan iknn segar (bar11 dibeli dari nelayan di teinpat

pelelangan ikan). Karakteristik kimiawi dilahxkan dengan menganalisa kadar air,

protein dan kadar lemak &an yang sudah sr~dahdisimpan dalaln cold storage dan

membandingkan dengm kadar air, protein dall le~nakikan segar sebelwn disimpan.

13. ldentifikasi hllasalah

Proses periyitnpanan ikari laut dalam peti es dengan menaburi batu es yang

telah dihancurkan membuat kulit, insangnya akan terlihat memucat, dernikian juga

dengan ukuran fisik ikml aka] menyusut. Deligan kondisi seperti ini Inillat pelnbeli

akan jadi berkirang. Selain itu proses pcnyimpanan seperti ini manbuttlll<an es

batangan dalam jumlah yang banyak, apalagi jika ikan yang akan disitnpan juga

banyak dan wakhinya lama yang pada akhimya akan memperbesar biaya

operasiollal nelayal sebelun ikal dijual ke konsurnen.

C. Batasan h4asalah
Batasan niasalah dalatn penelitian ini dikaitkan dengan:

1. Perancangan alat pendingin dan pengawetan ikan yang lebih praktis dan efisien.

2. Pemilil~anmaterial untuk pembuatai alat.


3. Meiigllih~lig bebrill pendingin yang dibebani kepada alat pendingin dan

penyimpanan ~kan.

4. Melihat lananya waktu untuk pencapaian temperatur terendah dalarn nlang

pendingirl dari unjuk kej a sistem pendingin.

5. Uji cob;! proses pendinginan ikan laut denran tcknik penyi~npanan tanpa

merendam dan dengan mercndam ikan dalam air laut.

6. Analisis karaheristik fisis dan kimiawi ikan hasil penyimpanan.

D. Perumusan Musalah

Berdasarkarirl latar belakang di atas, inaka permasalahan dalam penclitian ini

adalah, "Raguintanakah nterancu~?gclun menthuul mlcl sloruge tiitliik p e q ' ~ rpnonn)l


'

ikatt serla nter~qc.tahiiisejmihmar~apetigamh feX-r~ikpen,virnponarl ikatl /u)ym

dalai?i air lair1 dan den,qar~n'ir~.tdatndala?n air laui ierhndnp kot~clisi


direnda~~l

".
$sik clan kimimi rkun Iru.vil penyimpu~~un

E. Asurnsi Penelitian

Sebagai asiunsi dari penelitian ini adalah:

1. Fluida kerja (reji.igerun) yang ~nengalirdalmn siklus lnesin peildillgill dalam

kondisi tunak (sfeudysfate).

2, lkan yang disitnpan dalam cold s~orlrgetersebar secar-a rnerata dan melniliki nilai

panas jenis (5)


yang sama

3. Ikail yallg b m dibeli dari nelayan di tellipat pelela~lga~l


ikal diasuniskan masili

segar dengan kategori; kulit ~nasilihitain ~ n c n ~ k i l adm


t tidak n~sak,daging

padat, insang tnerall darah, bagiatl dada dati pcrut putili keperakan, tnata 11ita1n

mengkilat.

4. Air laut (brine) yang digunakan bersifat homogen.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertion Cold Storage

Cold Storage adalall suatu ruallg atau kanar yang mempu~yaitelnperatur

rendah d m digunakan untuk penyimpanan berbagai produk agar bisa tahm rerhadap

proses pernbusukan (Dossat, Roy 5.. 198 1 : 162). COW LSt~rt~ge


pada dasarriya

menlpakan modifikasi dari lemari es (refiigeralor). Cold storage dapat diglnakan

ul~tukmenyunpan produk berupa buah-buahan, sayur-sayural, daging, ikarl dan

produk-prodilk industri berupa susu, ice cream, kcju dan laimya dalain jumlah y m g

banyak.

Biasanya cold storage dirancang berdasarkan kepada jenis produk yang akan

dishpan, satu atau beberapa jellis produk sekaligus. Hal ini dilnaksudkan agar

temperatiu perruicrlngan dises'i~aikandengall si fat-sifat prod irk tersebut. Misalrlya

cold slorage untuk penyilnpanar~ikan atau dagirlg, maka telnperatur cold s/or(~ge

diseslraikan sedemikian rirpa agar ikan atau daging tidak cepat busuk atail tcrkena

chillilig injzuy yang dapat merusak produk.

A.1. Jenis-Jenis Cold SCornge!

Secara iilnultl cold storage dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu; pertalna

didasari kepada l c t d sumber udam dingin (lelak evupomfor) dan kedua didasari

kepada jenis prodtk yang &an disilnpan dalaln cold storage.

Berdasarkan Letak Evaporator

a. Jenis Overhcad ColdSforage

h4erupakan jenis cold .sloruge yang tertulup. diiengkapi dcngan rak-rak

tempat pen~lmpananproduk. Cold storage jenis ini letak evaporatornya berada pada
bagian atas dinding cold stomge. Udara din@n yang keluar dari evaporator a h 1

berdifusi secara cepat dengan u d ~ adalam rtmgan, sehingga menghasilkm

temperahu nlangan yang lebih terdistribusi dengan baik. Cold Stornge jenis ini lebih

banyak dipakai pada industri-industri untuk penyimpanan produk-produk tertentu

dengan tanperatur ruangan yang sangat rendall ~nencapai-1 S°C hingga -29OC. Hal

irii disebabkan oleh sifat aliran udaranya yang cepat berdifi~sidengan udara rtlangan

tersebut (Dossat, Roy J., 1981:163)

b. Base Cold Storage

Cbkd Storage jenis ini juga dilengkapi dengan rak-rak tcmpat penyimpnnan

produk, akan tetapi nlangannya agak terbiika dan posisi letak evaporatotnya berada

pada lantai (base) nlangan. Base cold slurage banyak dijtunpai d i mal-ma1 atau

supe~marketdan biasanya digwlakan u11tuk pellyin~pailall sayuran-snyuran atau

biiall-buahan sekaligus teinpat pemajangannya ( c u . ~. )Udara dingin dari evaporator

keluar dari bagian bawah ruangan coM sklruge lalu mendinginkan prodilk yang ada

di atas rak-rak pemajangan. Cold stomge jenis ini mempunyai te~nperahirnlangan

lebih tlllggi jika dibanding dengan jellis everl~eadcold sromge, dengal temperatur

berkisar antara 3-10°C (Dossat, Roy J.,1981:164)

o Berdasarkan Produk Yang Disimpan

a. CoZdSlornge Untuk Penyimpanan S ~ y u dan


r Buah (Fresll Prod~rct)

CbldStora,qe jenis ilu digullakan untuk penyimpanan sayur-sayuran d m bbuah-

buahan. C.'old Storage untuk p e n y i i n p a n n prodtrct ini memp~myaitemperatur

pcndiiiginan berkisar 3'C liingga 10°C, dengan waktu penyimpatian selatna 1 hingga
b. CokdStomge Untuk Penyimpanan Makanan Beku (Frozell Prodrrct)

ColdStoruge jenis ini digunakan untuk penyirnpanan produk-produk makanan


.c

behx yang simpan dalarn wahhr yang cukup lama, seperti produk ice creamn, keju, es

wall, es kristal dan produk-produk fannasi sepel~ipenyimpanan obat-obatan dan

ballan-bdihan his. Temperatur penyirnpanan bisa mencapai -18OC lljngga -29°C

dcngan lama penyimpanan mencapai 6 bulan atau lebih.

c. Cold Storage Untuk Penyimpanan Ikan atau Daging

Cold S~oragejellis ini digunakan ulltuk penyi~npatlikan atau daging agar

k e s e g a m y a tetap bisa tegaga. Tetnperatur pendinginan pada cold .sforagejenis ini

hingga 3,2SUCsedikit di alas litik beku daging atau ikar~-2°C


berkisar antara -I ,OUC

dengan waktu penyimpanan 1 hingga 2 miuggy. Akan tetapi unti~kikan atau dasGng

yang akan disllnpau dalan k u r u ~waktu


~ yang lama, maka temperatur pendinginan

dalam cold stomgc barus mcncapai -18OC dc~lgan w&tu pmyi~npanaill bisa

mencapai 6 bulan.

A.2. Bngian-Bagian Cold Storage

Secara garis besar cold storage dibagi atas dua bagian besar yaitu bagian

~nesinpendingn dan bagan ruangan pcndinginan.

a. Mesin Pendingin

Pada prinsipnya mesin pendingin terdiri dari elnpat komponen utama yaitu;

koodensor, kompresor, evaporator dan katup ekspausi. Sedangkan komponen-

kolnponen lainriya sifatnya hanya sebagai tanballan seperti; saringm fllter~:slrui17er),

fu17, U C C ~ I ~ ~ N /dan
~ J I koniponen
~ I . konlrol. Skanatik peralatan utama niesin pendingin

dapat dilihat pada gambar 2.1.


Semua komponen-komponen di atas dihubungkan secara seri oleh pipa

tembaga yang juga berfunpi sebagai salurm bagi fluida kerja (refrigerun).

Ref5geran mengalir dimulai dari kompressor, kondensor, katup ekspansi/pipa

kapiler dan terakhir tnelewati evaporator. Komponen tambahan bcrupa irccutnulutor

danjjlter masing-masing berfungsi untuk pengtunpul dan penyaring refriseran.

Cdtrdenserfan

Condensor

Gamnbm 2.1. Ske~natikperalatan utiuns rnesin pendingin.

Berikut ini dijelaskail bebel-apa komponen uta~na mesh1 pendingin dan

fungsinya sebagai beriku t :

1) Kompresor

Kotnpresor bcrhngsi untuk tnenaikari tekanan dan suhu refn'geran yang

berasal dari accurn~llatoryang ~nasih bertekanm rendah dan phase gas, lalu

mengkompresikannya sehingga reGigeran yang sudah dalam phase gas menjadi

bertekanan dan bertemperatur tin8g.l. Selanjutnya refiigeran ini dialirkan ke

kondensor untuk tne~nbua~ig


panas yarlg ada pada refrigelan.

Kolnpresor pada ~nesinpendingin disebut juga dellgal unit kolnpresor yaih

kompresor yang terdiri dari motor penggemk dan kompresomya sendiri. Kompresor
berttlgas ulltuik mendusap dan inenekan refiigeran sehinlgga refiigeran beredar dalarn

unit mesin pendingin. Sedangkan motor penggerak bertugas menggerakm kompresor

tersebut. Ada beberapa jenis kompresor yang umiun digunakan dalam teknik

pendingin yaitu; koinpresor torak, kompresor rotary. dan kolnpresor scroll.

Kompresor untuk coftl .storage dalan penelitian ini dipakai kompresor jenis

hermetis (7wrnleric contpre.v.~or)dengan pertiinbangan karena kapasitas cold storage

cukup kecil. Kompresor hermetis ini adalah termasuk kepada jenis ko~npresortorak.

Disebut hennetis karena konlpresor dan motor listrhya bersatu dalanl satu casing

yang tertuti~prapat, bentuknya agak kecil dan lebih kompak. Pada gambar 2.2

terlihat kompresor jenis hermetis.

dan kornpresor berada


-
4
dalam satu casing

Garnbar 2.2. Kompresor jenis I7e1-1nefi.r(?renneficco:onlyressor).


(Sumber: Sumanto, 1996:7)

2) Kondensor

Panas yang berasal dari evaporator oleh kondensor dibuang ke udara

sekitarnya, dengan lnemanfaatkan proses perpindahan panas secara konveksi paksa

ole11 fan kondensor. Terbuangnya panas yang di kandung oleh refiigeran, mernbuat

refrigeran yang berada dalanl kondisi uap barangsur-angsur ke~nbaliben~bahphase

dari gas menjadi phase air.

Jumlah panas ymg dibuang ole11 kondensor ke media pendinpinnya,

diharapkan sama dengan jumlali panas yang diterirna refi-igeran dari evaporator,

dit<unbah oleh panas yang timbul akibat dari kompressi oleh korupresor.
Pembuaugan pmas pada ko~ldeusor sangat tergantung pada kondisi sisteln

pendinginnya. Unttlk mencari b e s m y a heban panas yang dapat dibuang oleh

kondensor pada mesin pendingin, dapat dihihmg dengan persanaan berikut:

= r r . c( T - 4 ) . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (2.1)

dimma:

llkf = laju aliran lnassa refiigeran, (kddt)

(h2-hs) = beda enthalpi masuk dan kcluar kondensor, (kJ/kg)

m,* = laju aliral nlassa udara, (kg/dt)

~p,,d = panas jenis udara, (W/kg.T)

(T2 -TI) = beda telnperatur itdara keluar dan masuk kondensor, ("C)

3) Evaporator

Evaporator adalah salah satu kolnpoliell utallla dari mesh pendingin, di

dalamnya mengalir cairan refiigeran y m g berfungsi sebagai penyerap panas dari

produk yang didingirdcan. Energi panas yang berasat dari prodt~kdigunakan unhk

menaikan temperatur refrigera11 satnpai rnencapai tingkat keadaan pl~asagas.

Dalaln teknik pendingin evaporator disebut juga dengan boiler, jreezing unit,

low fe~npenrfure-siderrr~it atau nama lainnya yang menggambarkan hmgsi atau

lokasinya. Te~i~peratur
awal refiigeran di dala11 evaporator selalu lebil~rendah dari

pada temperafur sekclilingnya, scliingga dengan demikian panas dari produk dapat

me~lgalirsecara konduksi ll~elaluikoil evaporator sehhigga inasuk ke refrigeran.

Bahan yang biasanya digundan imtuk membrrat koil evaporator tidalah

teinbaga atau alu~ninimn.Te~nbagadan aluminiun~adalah jellis bahan yang sangat


baik untuk d i g i d c a n sebagai penghantar panas @ondt~ktor)pada evaporator,

sehingga proses perpindahan panas dari produk ke refi-igeran dalam koil evaporator

dapat berlangsung dengan baik. Besarnya panas yang dapat diserap ole11 evaporator

dapat dican dengan pcrsamaan :

QcVa,, = lnref.(& - h 4 )

-
- m . cT T ) ..... .............

dimana:

m12~' = laju alirm lnassa refiigerm, (kg/dt)

@I-h?) = beda enthalpi keluar dan masuk evaporator, (kJ/kg)

mprd = massa produk dalam ruangan cold storage, (kg)

%rd = panas jenis udara, (kJ/kg."C)

(Tnnd- T n M ~=
) beda temperatur produk awal dau akhir, (OC)

4) Katup Ekspansi atau Pipa Kapiler

Katup ekspansi atau pipa kapiler mempunyai h g s i yang sama yaitu untuk

mcnunlnkan tekanan reftigeran yang keluar dari kondensor. Akibat pengekspansian

ole11 katup atau pipa kapiler lnaka tekanan refrigeran menjadi lebih rendah. Katup

ekspanasi pada mesin pendingin terletak wtm kondensor d m evaporator.

Ada beberapa jenis katup ekspansi yang banyak dipakai pada mesin pendingin

yaitu:

I . Katup ekspa~isiotomatis (at~rornaticexpansion valve)

2. Ka t up ekspansi termostatik (themo.rtuticupu)7.vionvulve)

3. Pipa kapiler (cnpillnty trrbe)

Sebagai penunman tekalan refrigera1 yang keluar dari kondensor sebelu~nmasuk ke

ini digunakan pipa kapiler.


evaporator pada col~J.c./oroge
Komponen-komponen talnbahan sepel-ti acc~rm~rlafor
berfingsi sebagai

pengtimpiil refrigeran setelah keluar dari evaporator. Accunlululor juga membantu

umtuk ~neringankanbeban k e j a konipresor, dimana saat dilakukan ko~npresi0141

kompresor refrigeran dala~n kondisi terkumpul. Sedangkan strainerisaringan

berfirngsi unti~kluenyaring refrigeran sebelwn lnasrlk ke pipa kapiler. Penyaringan

dilakukan agar dalam proses sirkulasi ridak tergatiggu oleh koloran jika ada yang

terbawa oleh refigera selama proses sirLculasi.

b. Ruang Pendingin CoIdStorage

Ruring pendingin pada cold storage bcrfilngsi sebagai tempat penyimpanmi

produk yang akan disimpan atau diawetkan. Ruang pcndingin bcrbentuk sebuali

karnar yang diberi isolasi sehingga secara termodinamika tidak ada panas yang

keluar atau mas& ruangan (&batik). Sebagai bahan isolasi umulmlya digunakan

adalah gluss u~u01atat1 busa (v:vrrc.c!li)arn).


Sisi dal m d ari dinding rumg cold .~f:loruge

dilapisi dengan pelat aluminium tcbal 0,2 mm dail bagian luar juga dilapisi dengar)

pelat al~uniniumtebal yang sarna. Untuk lebih jelasnya ganbar cold sfornge yang

telah dibuat dapat dilillat pada Lalnpiran A.

B. Termodinamika Campuran Udara-Uap Air

B.1. Udam Lembab

Udara lembab adalah campuran antara udara kering dengan uap air, yang

yang tak berinteraksi secara ekslusif dunana setiap wlsur


lnerupakan suatu ca~~ipuran

pokok jugs ~nerupakan sebuah komponen. Komposisi scbuali campuran dapat

diterangkati dengan spesifikasi tnassa dan bar~yakrlyarnolelcul setiap unsur pokok.

Kedua cara ini dinyatakan daiam bentuk fraksi lnassa d m fiaksi mol pang ditulis

dalanl belihlk persamaan,


Fraksi Massa:

Fraksi h4ol:

Dengan Xf,,, d m N,,,berturut-beflurut massa total dan jumlah mol total campuran.

Maka dengan demikian massa molal campuran adalah,

13.2. Campuran Udara-Uap Air sebagai Cas Ideal

Udara le~nbabyang merupakan campuran antara udara kering de~lganuap air

dapat diperlakukan sebagai gas ideal. Karena udara le~nbabtekiman pwsial uap

airnya jauh lebih rendah dibandiagkan dengan tekanan jei~uhilya sehingga

persmaan gas ideal untuk carnpuran udara-uap air dapat ditulis sebagai berikut:

P,.v = R,.T atau P,.v = R,.T ... ........... (2.6)

dengan, P,. = tekman parsial uap air jenuh, (Pa)

Pa = tekanan parsial udara kering, (Pa)

R , = tetaparl gas untuk uap air, 4613 J/kg.K


% = tetapan g,as untuk udara kerb~g,287 Jkg.K

v = volu~nespesifik campuran udwa-uap air, (m3/kg)

T = temperatur carnpuran udara-uap air, ("C)

Jika tekatian parsial uap air sarna dengan tekanan jenuh air murni pada tetnperatur

yang sama, lnaka campuran udara-uap air tersebut disebut tlalarn keadaan jenuh.
Ga~nbar2.3. Keadaan jenull campuran udara-uap air dan tekanan parsial uap air
pada diagram T-s. (Sumber: Reynolds, Williatn C., 1953: 356j

C.Psikrometrik
Psikro~netrik ~nen~pakail
suatll kajian tentang sifat-sifat tennodinamika

campuran ~rdara-uap air. Sifat-sifat termodinamika campuran trdara-trap air serta

hubungan tingkat keadaannya digambarkan dalam diagram psikrometrik. Jika dua

sifat carnpuran udara-uap air diketahui, tnaka sifat-sifat lainnya dapat dililiat dari

diagram psikrometrik. Ga~nbardari diagam psikro~lletrikdihinjukan seperti pada

gambar 2.4.

Gambar 2.4. Diagram Psikro~lletrik


(Sumber: Stoecker, W.F, 1982:39)
C.I. Temperatur ] UNIV. II';GC-Ql ?ADI.L!I
.- .-
'
Pengilkuuann temperatur udara lembab dapat dilakulran dengan dm cara yaitu

pengukuran te~nperatur bola kering (Tab) dan ternperatur bola basah (T,,.b).

Temperatur bola kering adalali ternperatur yang ditunjukan pada saat pengukuran

dirnana tekanan parsial uap air belum tnencapai tekanan uap jenuh. Sedangkan

teinperahlr bola basal1 adalah temperahlr yang ditunjukan pada saat pengukuran

temperaturnya dimana tekanan parsial uap air sama dengan tekanan uap jenuh.

C.2. Kelernbaban

Kelembaban udara dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu kelanbaban relatif

(4) dan kelembaban mutlak (a).Kelembaban relatif menyatakan perbandingan fraksi


molekul imp air di dalam udara basah terhadap molekul uap air jenuh pada

temperatur yang sama. Sedangkan kelembaban mutlak nienyatakan perbandingan

lnassa uap air yang terkandung dalam setiap kilogram l~dara kering. Dengan

menurunkan persamaan gas ideal, maka persamaan keleinbaban relatif dan

kelembaban mutlak dapat dinyatakan dalarn persamaan:

Kelembaban relatif,

I$
pw
= -x100% ................................. (2.7)
PR
Kelembaban mutlak,

dengan, 4 = kelembaban relatif, (?4)

a - kelembaban mutlak, (kg/kg)

P,. = teka~ianparsial uap air, (Pa)

P, = rekman jenuh air murni, (Pa)

Pa = tekanan parsial udara kering, Pa


D. Konsep Dasar Perpiadahan Panas

Perpindahan panas (71wt tran.$er) adalah perpindahm energi yang terjadi

karena adanya perbedaan suhu diantara dua benda. Energi yang berpindah

dinamakan kalor atau panas. Proses perpindahan panas terjadi dari benda yang

bertemperatur tinggi ke benda lain yang bertemperatur lebih rendah. Proses

perpindahan panas dari suatu benda ke benda lain dapat dibedakan atas; konduksi,

konveksi dan radiasi.

D.1. Perpindahan Panas Secara Konduksi

Perpindahan panas secara konduksi addah perpindallan panas ymg terjadi

akibat hantaran dari moleliul-molekul benda padat. Perpindahari panas secara

konduksi akan tetap berlangsung selama masih ada perbedaan temparatir antara dua

sisi berlda tersebut lungga tercapai kesetimbangan temperatur.

Perpindaban panas secaia konduksi stangat tergantung pada; tebd bal~an,Iuas

penampang benda, beda temperatur antara dua sisi benda, kond~iktivitastennal

bahan. Oleh Fourier (1902) perpindahan panas secara kondilksi dinlmuskan sebagai

berikut:

dimana: A = luas penampang dinding, (m2)

k = konduktivitas termal bahan, (Wm."C)

(T2-TI)= beda temperatur dinding luar dan dinding dalam, (OC)

L = ketebalan dinding, (m)


D.2. Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan panas s e c m konveksi adalah proses perpindahm panas melalui

aliran media cair atau gas. Secara matanatis perpindd~anpanas secara konveksi

dapat dirumuskan:

Q=AII,.(T,-T,) .............................. (2.10)

dimana,

A = luas penampang dinding, (m2)

h, = koefisien perpindallan panas konveksi, (w/rn2."c)

(T, -Tr) = beda temperatw dinding dan u d m lingkungm, ("C)

Pada prinsipnya perpindahan panas secara konveksi, sangat ditentirkan oleh

koefisien perpindahan panas konveksi (1Q. Nilai hc sangat tergantung pada

kecepatan udara dan bentuk serta posisi dari dinding. Untuk lebih jelasnya

hagaimana cara lnel~elltuk~m


nilai koefisien perpllldahan panas kollveksi dapat

dilihat pada buku yang khusus membahas tentang perpindahan panas.

Pada sistem pendingin, perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada

evaporator. Pada evaporator udara memindal~kanpanas dari produk ke koil (coil)

evaporator dan selanjutnya dibawa oleh refiigeran untuk dibuang juga secara

konveksi ke udara linghngan pada atau dalam kondensor.

D.3. Pcrpindahan Panas Secara Radiasi

Perpindahan panas secara radiasi berlangsur~g ~nelalui geloinbiulg

elektromapetik. Densan geloinbang elektromagnetik ini foton-foton dipancarkan

dai-i suatu permukaan ke pcrmukaan lain. Resarnya energi panas yang diradiasikan

dari suatu permtlkaan dapat ditentukan dengan persamaan:

Q, =A.E.~.(T:-T;) ............................... (2.11)


dimana: 0 = konstanta W/m2 . K4
Boltman, 5,669~10-~

A = iuas penampang benda pmcar, (m2)

E = emitivitas terrnal banda (tidak berdirnensi)

(TI' -T
): = beda temp. benda pancar dan benda peneriina, ("C)

Pada sistern pendingin, perpindahan panas secara radiasi hampir dapat dikatakan

tidak ada, kalupun ada adalah energi panas sang diyancarkan oleh matahari yang

diterima oleh dinding nlang pendingin cold storage. Karena cold sfol-rrge saat

pengujiatl ditempatkan dalaln ruangan teltutup, Inaka pelpindahan panas secara

radiasi pada cold.vtoruge dapat diabaikan.

E. Beban Pendinginan Pada C O / ~ $ / O ~ R ~ C '

Langkah awal yang hams dilabikan dalam perancangan suatu sistem

pendhlgil (sistem rqfiigerasi) adalah menghitung beban pendinginan total dari

sistan yang &an dirancang. Tujuannya adalah untuk menentukm kapasitas alat yang

diperlukan. Beban pendinginan pada cold storrrge diperkirakan adalah scbagai

berihit:

1. Beban pendingitian dda luar ruar~ganmelalui dinding atau transmnisi be re all gob7
coolilig loud).

2. Reban pendinginan dari produk (j.m>dricrcooling loud)

3. Beban pendinbinan perh~karanudara (air chnnge cooling load)

4. Beban pendil~gu~an
lai~lliya(miscellot~euscooli~rgloon)

E.1. Beban Transrnisi (W(1l1(;(ti11 Cooling h)crd)

Beban tr.ai\smisi menlpakan batiyaknya kalor yatlg masuk kc ruangarl

pendingin persatuan waktu melalui dinding nlangan secara konduksi. Dinding

u~sulasisuatu ruangan sistem pendingin ya.ng ideal adalah ~nelnilikikonstruksi yang


manpu menghambat panas konduksi dari luar ke dalan sistern. Tetapi pada

kenyataannya dengm pertirnbangan-pertimbangan ekonomis, konstnlksi maupun

kondisi udara linghugan menyebabkan beban konduksi dari dinding yang diisolasi

harm diperl~itungkankarena dapat menentukan prestasi kerja dari suatu sistern yang

dirancang.

Beban trarlsrnisi yang terjadi pada cold sloruge yang dirancang dalarn

penelitian ini dapat terjadi melalui beberapa bagian yaitu:

1. Bagian dinding atas,

2. bagan dinding bel&ang dm depan,

3. Bagian dinding kaca

4. Bagian lantai

Besaniya beban pendinginan transr~lisi dapat diteutukan dengan menggunakan

persamaan:

Qtnns = A. U. (TI* - Tmnpl) ..... ... . .. ... ... . (2. I 2 )

Q- = Junllah panas yang ditransnusikan ke dalanl mangal, (Watt)

U = koefisien perpindahan panas menyeluruh, (w/~'."c)

A = luas periatnpang dinding, (in2)

T I = temperafir luar nlangan pendinbk, ("C)

Tmw= telnperatur dalan ruanga~ipendingin, ('C)

Besarnya nilai koefisien menyeluruh (U), tergantumg d a ~ iharga masing-masing

konduktivitas tennal suatu ballan, koelisien konveksi udara dalarn/?uar nlangan.

m2.KW dan ketebalan masing-masing lapisan bahan pel-nbentuk dinding. Secara

matematis nilai U dapat dihitung dengal ~nengplakanpersamaan:


dimana:

hi = koefisien perpindahan panas konveksi di dalam ruangan, /mn2."~)

h, = koefisien perpindahan panas konveksi di luar ruangan, ( \ ' l / r n 2 . O ~ )

=
X1,2,) ketebdan bahan 1,2 d m 3, (m).

k,, 2,: = konduktivitas termal bahan 1,2 dan 3, (\V/m."C)

E.2. Beban Pendinginan dari Produk

Beban pendingian dari produk adalah beban pendinginan yang berasal dari

produk yang didingnkan ddam cold .storage. Proses pendinginan pada prodtlk

terdapat 3 macam tingkat pendinginan yaitu:

a. Pendinginan di Atas Titik Beku

Ulltuk produk yang didinginkan Iingga nleilcapai titik beku, biasanpa tidak

memerlukan waktu ymg lama. Besamya panas yang dilepaskan produk tersebut

dapat diketahui dengan menggunkan persamaan sebagai benkut:

dimana,
Qp = bmyaknya kalor yang diserap dari produk, (kJ)

m,,,d = massa produk, (kg)

c,, = panas jenis di atas titik behi, (kJ/kg.K)

AT = Perubahan temperattu produk dari awal ke te~nperaturtitik saat mencapai


ti ti k b e h , ('C)
b. Pcndinginan Pada Titili Beku

Pendiughlai pada tit& behi menipakan proses pelepasan panas laten dari

prod& pada saat mencapai titik bekunya. Besarnya panas laten yang dilepaskan

prodtk tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan,


Q, = m.L ...... ............ ......... .... (2.15)

dengan,

Q = Panas laten yang dilepaskan produk, (kJ)

m = ~nassaproduk, (kg)

L = kalor laten produk, (kJkg)

c. Pendinginan di Bawah Titik Beku

Beban pendingin di bawah tit& beku m e n ~ p d a uImgkah i


hpelepasan

panas dari produk. Pendinginan ini biasanya dilakulcan pada proses pe~nbekuan

produk yang mernbutuhkan waktu penyimpanan yang cukup larna. l!ntuk

menentukan besarnya panas yang dilepaskan dapat dihitung dengall persmaan,

dirnana, Q, = banyaknya kalor yang diserap dari produk, (kJ)

m = massa produk, (kg)

c,, = panas jeriis di bawah titik beku, (kJ1kg.K)

AT = Perubahan temperatur titik beku ke tempelatur di b a w d titik

beku yang diingulkan, (@C)

d. Beban Pendinginan Produk Total

Bcban peridinginan produk total dipuoleh dengan menjumlahkan ketiga hasil

perhitungan beban pending.inan di atas dalam satuan M. Hasil perhitungan di atas

belum ~nenyertakan wakrtu yang. diperlukan untuk rnendi11gillka.n produk dari

temperatiu awal hingga ke temperatur akhir. Maka i~nttlknlendlitilng berapa kilo

Yaulc (kJ) panas yarig diserap olcli produk yang didingit~kantiap detik (LCV) dapat

dimmuskan,
-- (1tad .............................. (2.17)
Qe n.3600

Qproduk = Jumlah panas yang diserap produk tiap detik, (kW)

n = Chilling time (waktti pendinginan), (jam)

qt,d = Jwnlah panas yang diserap dari prodilk, (lil)

Pada persamaan (2.15) menghasilkan beban panas yang merata umtuk tiap jam, tetapi

pada kenyataantlya beban akan terkonsentrasi pada awal pendinginan (beban jam

pertama &an lebih besw dari pada jam kedua, dan seterusnya). Supaya kapasitas

peralatan marnpu lnengatasi beban yang lebih besar di awal pendinginan, maka

dalam perhitungan beban produk digunakan faktor koreksi yang discbut C:'hifling

Rate Fnc~or(RF), sehingga persamaan (2.17) dapat ditulis dengal,

dengal, RF adalah cl?illing rate ji~clordari produk (nilai RF dapnt dilillat pada tabel

pada lampiran B.4).

E.3. Beban Pendinginan Pertukaran Udara (Air Clrange Cooling Load)

Udara luar yang masuk ke ruangan pendingin bisa tnenjadi beban

IJdara lnasuk bisa sebagai ve~ltilasi(sengaja dimasukan) dan karena buka atau

menutupnya pintu atau karena kebocorm pada celah-celah yang ada. Untuk udwa

ventilasi yang diketahui jtunlahnya, Inaka besamya beban pendinginan dapat

diliitung,

dimma, 111"d = lnassa udara, (kg)

1% = enthalpi udara luar, (kJ/kg)


hi = entllalpi udara dalamn, (kJ/kg)

Besamya pertukaran udara tergantung pada ukuran pintu, fiekuensi buka-tutup pintu.

Dalan operasional cold sfol-agebeban pendinginan dari perttlkam rtdara cuhrp sulit

ditentukan, karena bulia-metutupnya pintu c o l ~sforage


f tidak dapat ditentukan secara

pasti.

E.3. Beba n Pend ingina n Lain-La i n (3.lisceIlane11sCooliltg Loarl)

Beban pendinginan lain-lain ini men~pakanbeban pendin~inanyang berasal

dari panas yang dhasilkan ole11 beberapa peralatan yang dipakai dala~ncold storage

meliputi; motor kompresor, lampu, beban pekerja untok culd.sforugc ukuran besar.

a. Beban Motor Kompresor

Beban pendinbinan dari motor kompresor dapat dihitung dengan

menggunakan, persanaau;

O = - t.n.Pm, (Watt) ........................


fC.24jam

dimana, P,,,.,, = daya motor,Watt


n = jr~rnlahmotor

t = lama pemakaian, jam

f, = faktor koreksi

b. Beban Lampu

Beban pendingin y m g berasal dari l m p u dihitrlng dengaii menggunahan

persamaan:

dengan, PL , n dan t bcr-turut adalah daya lalnpu (Watt), jumlah lampu dan waktu

pemakaian lampu (ja111).


E.5. Beban Pendinginan Total Colrl Slornge

Bebm pendinginan total merupakan jumlah keselun~handari beban-beban

tersebut di atas yaitu:

Qtot = Q m n l i s i f Q p r d u ~+ Qair ch- + Qliplain ... . . . ... .. . . . (2.22)


Bebm pendinginan total digunakan untuk lnenentukan besarnya kapasitas peralatan

rang diperlukan, terutama pemilihan kondensing twit dan kompresor unhik.

F. Prestasi Kerja Mesin Pendingin

Prestasi kerja inesin pendingirl dinyatakatl dalam bentuk perbandingan antara

laju efek pendinginan pada evaporator (manfaat yang diperoleh untuk mendinginkan

produk), Q, dengar1 daya komprcsor yang diberikan, Wk.Prestasi kerja mesin

pendingin disebut juga C'ocficient OflJeflonnance(CO1)).Dalam bentuk persamaan

Inatematis COP ditulis dengan,

(:.'oY= -
Qc
-
-Tkir
(TdwUt
- mprcat 'cP.pd.
Wk V.I . cosp..t

Dalarn praktek nilai COP untuk rnesin pendingin yang baik, berkisar antara 1 hulgga

5 ha1 ini tergantung dari jenis refiigeran, tekanan kerja, efektivitas penukar kalor dan

usia mesin pendingin. t adalall waku yang dibutuldian mesin pendingia untuk

inencapai temperatur terendah dalam ruang pendingin.


G . Kerangka Konseptual
Berdasarkan l a m belakang masalah d m kajian teoritis serta unt tk memahami

secara sederl~anapenelitian ini, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah

sebagai berikut;

Mera~cangCold
Slorage Pe- A~lslisis
ngu XI
Pembelian Balian
jim \, kondisi fisik
dan kimiawi
Cold ikan setelah
Sto-
rage
x2 / disunyan
Perakitan Cold
,Stora,qe

Keterangan: XI = Penyimpanan ikan tanpa direndam air laut

X2= Penyimpanan ikan dengan direndam air laut

H. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian dalam kajian teoritis, maka hipotcsis penelitian ini

dimsun sebagai berilnlt:

1. Bagaitnanakah tneraticang dan tnetnbuat cold sforuge untuk penyimpanan

dan pengawetan ikan.

2. Terdapatkah perbedaan karakteristik fisik d m k~niawi&an yang disirnpan

antara tanpa direnda~ndalam air laut dan dengan ikan yang direndaln dalan

air laut.
BAB ILI
TlJJUAiiDAN MANFAAT PENELITJAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pcnelitian ini adalah sebagai berikut:

1 . Untuk mengetd~uicara mefijncans dan membuak cold .storuge yang disunakal

unh~kteinpat penyirnpanan ikan.

2. Untrlk mendapatkan informasi sejauh mana pengan~hteknik penyimpanan tanpa

merendam ikan dalanl air laut dan dengan merendam ikan dala~nair laut terhadap

kondisi fisik dan kimiawi ikan yang disiinpan dalarn coM.v~orugt..

B. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan illasukan bagi permcang dan pelnbuat cold storage untuk membuat

rancangan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang upaya bagaimana teknik penyimpanan ikan

dalam cold ,storage yang lebih baik, apakah penyimpanan tanpa merendam ikan

dala111air laut ataukah dengan merel1crun lkan dalanl air laut.

3. Untuk mengctallui karakleristik Iisis dan kuniawi ikan basil penyimpanan dalam

cold slorage.
RAB IV
METODE PENELITIAN

A. Wilayah Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitial ini dilaksrulakan di Laboratoriu~l Perencmaan dm1 Pengujian

M e s h (PPM) Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas N e ~ e r Padang.


i Sedangkan

waktu pelaksanaan penelitian ini, tnulai dari pembuatan alat hingga selesai penulisan

laporan penelitian direncanakan minimal selama I0 (sepulth) bulan.

B. O b j e k Penelitian

Topik penelitian ini adalah rnerancang bangun cold .storuge serta analisis

karaktersitik fisis dan kimiawi ikan hasil penyimpanan. Sebagai objek dari penelitian

ini adalah cold storage dan teknis penyimpanan &an tanpa direndam air laut dan

dengal direnda~nair laut. Selain itu dilakukan juga analisis karah-tersitik fisis dan

kiniawi ikan hasil penyunpanan dalain cold .storugr.

C. Disain Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian dan ilntuk membuktikan kebenaran

llipotesis yag diajukan, maka dilakukan beberapa langkal~antara lain; lnerancang dan

ine~nbuatalat penelitiari (cold sforuge), percobaatl pendal~uluatl,pengutnpulan data,

peilgolahau data dan analisis data.

Andapun yang menjadi variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kondisi

fisik dan kimiawi ikan yang disimpan, distribusi temperatur bola kering (Tdb)dan

bola basall (T,,.h) dalam ruangan, waktu pencapaian temperatur teretidali dalatli ruang

serta Coej'jicienl Of'Perjtbrmance (COP) mesin pending. Sedangkan yang menjadi

variabel terikat dalarn penelitian ini adalah teknis penyimpanan ikan ranpa direndam

dalain air laut d m ikan yang direndam dalanl air laut.


Pengalnbilall data dilaktlkan pertama saat cold storage dalrun kondisi kosong

dan kondisi berisi kan baik yang tanpa direndarn dalam air laut rnauptrn dengan

direndan dala~nair laut. Pencatatan temperatur dilahkan setiap 15 menit ~nelalaui

celah intip yang sengaja dibuat pada pintu cold slorugc'.

D. Merangkai Alat Penelitian

Rangkaian alat petlelitian (cold srorcige) dapat dilihat pada Latnpiran A

laporan ini. Pada gambar tersebut cold slo?-age diba.g.i atas beberapa ko~nponen

diantaranpa ralgka, gallibar u h h cold storage, pandangan depan dall paldangan

belakang.

Di dalaln cold sloruge juga dibuat rak-rak sebagai tempat unh~kmeletaka11

produk yang &an disirnpan. Cooli17g~rnityang terdiri dari; evaporator, blowerlfan,

timer dan heater dari mesin pendingin, ditempatkan pada bagian atas dalarn ruangan

cold sloruge. Sedangkan c o ~ ~ d n ~ unit


. s i ~yang
~ g terdiri dari; kondensor, blowerlfa~

dan konipressor diletakan pada bagian belakang di luar luang cold slorage.

Alat sensor ternperatur tennostat (bimetal) diletakan di bagian bawah

evaporator. Termostat befilgsi wit& mengontrol telnperatur dalan ruangan. Alat

ini diseting sedemikian rupa seliingga suhu dala~nruiulgan cold sforuge dapat diat ur.

Alat ukur ternperatur bola kering (Tdb)dan tetnperatur bola basah (THSb)dala~n

niangan diletakan pada masing-rnasing rak dalam cold storage.

E. Kondisi Perancangan Cold Storage

Chld slo1~1gtidirancang untuk penyixnpanan d m pengawetan ikm dcngan

tnasa 100 kg. Agar kualitas ikatl dalain cold s/oruge lcrjaga maka tetnperatur akhir

produk dirancang -lGCdengan kecepatan udara dalam nmngztn dibawah 0,25 midt.

Telnperatur awal prod& diasulnsikan sekitar 30°C sama dengan telnperatur udara
- Nilai koefisien perpindahan panas konveksi (4)untuk kecepatan udara
diasimsikan <0,25 m/dt d m dinding licin adalah; h, = 5,50 + 2,70. V

(ASHRAE Handbook, 1977), dengan V adalall kecepatan udara.

E.3. Perhitungan Nilai Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh (U)

Nilai koefisien perpindaban panas menyelurul~ (U) dihitung dengan

dari data perencanaan, nlaka diperoleli nilai U,


1
U =
1
+ 0,005Wm + 0,04m
+ 0,005 + 1
5,5 + 2,7.(0.25) 202 0,043 -W 202 -w 5,5+ 2,7.(02,5)
m."C m."c m." C

F. Beban Pendinginan Pada Cold Storage

Beban penduiginan pada penelitian ini diperkirakan hanya berasal dari panas

yang berasal dari luar nlangan melalui dinding atau transrnisi (wull guin coolit7g

load) dan beban pendinginan yang berasal dari produk yang disiinpan. Sedangkan

beban pendinginan yang lain seperti diuraikan dalarn tinjauan pustaka diabaikati

mengingat kondisi proses pendullginan dan konstn~ksidari cold sto~wge.

P.1. Beban Pendinginan Dari Lusr Ruangan atau Transmisi (wcrll guirr cuolirig

man)

Beban pendinginan dari luar ruarlgan ke dalarn siste~npendinginan dapat

dillitung dengan menggunakan persaniaan:


= 97,885 Watt

F.2. Beban Pendinginan Produk

Beban pendinginan produk dibagi alas tiga macani tingkatan pendinginan

yaihi beban pendinginan di atas titik beku, beban pendinginan pada titik beku dail

beban pendinginan di bawah litik beku. Temperatur M i r prodilk dari rekomendasi

adalal~-1,O0C, ~ n a k aproses pendingman dalan cold storage pada penelitian ini

masih di atas titik beku produk (-2.2j°C), sehingga bebari pendinginan dari produk

pada cold sforage dapat dihitung,

= 227 Watt

~ . 3Beban
. Pendinginan Total Pada Cold Slorqe

Bebail pendiuguian total dari cold storage adalah jumlah keselun~hanbeban

pendinginan ymg ditanggung oleh cokd sloruge. Dalam penelitian ini beban

pendinginan total coldsiorage dapat dihitung dengan:

Q,, = Q,,, +Q w d a

= 97,885 Watt + 227 Watt

= 324,885 Watt
G. Pembua tan dan Perakitan Cold Slorn,oe

G.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan

Alat dan bahan yang digmakan dalam pembuatan dan perakitan cold storage

adalah sebagai berikut:

a. Rahan Untuk Pembuatan Ruang Pendingin

- Aluminium hollow petak unh~krangka


- Aluminium s i h ~sebagai penghub~mgdan pmjepit dinding
- Aluminiu~nstrip sebagai rangka rak dalrull rumgal
- Siku penyambung
- Selirup

- Paku rivet
- Aluminim plat uuutuk dinding luar dan dala111coM storage

- Busa ( ~ I e r e q f i ~ sebagai
m) bahan isolasi

- L e ~ nglukol
- Engsel pintu
- Karet phtu

- Roda dudukan
b. Bahan dan Kornponen Pembuatan Mesin Pendingin

- Kompressor tipe hermetis fier??ietic~ n i i t %) hp


- Koadensor
- Pipa kapilerkatup ekspansi

- Evaporator
- Filter dan Accumulator.
- Thermostat
- Timer unh~ksetting wahhl operasi
- Blower/fm
- Elemen pemanas (heater) ~mtukmencairkan bunga es pada evaporator
c Alat-Alat Yang Dibutuhkan Untuk Pengerjaan Cold Storuge

- Mesin bor, mata bor diameter 3,5 im

- Mesin gergaji potong


- Meteran
- Tang rivet, Obeng d m W r

- Martil dan Tang

- Las asitelin dan Las lishik

C.2. Proses Pcmbuatan Cold Stnra,e

Proses penge rjaan untuk pembuatan cold stornge dilaktlkan dengan

pelnotongan baha11 yalg disesuaikan dengan ukluan perencaman. Baliarl yang

dipotong disesuaikan dengall posisi letak dari b a h n tersebut yada cold sforage.

Diantara proses pengerjaan pada pembuatan cold srorage ini adalah sebagai berikut:

a) Pemotongan aluminium hollow

Pernotonsan altuninitnn llollow digtrnakan sebagai sebagai rangka dari

keseluruhan ruang pendingian cold storage yang akan dibuat, yaitu:

- 4 buah dengan pa~~jimg1,2 m digunakan sebagai tiang penyangga.

- 8 buah untuk bagian Iantai rangka bawah dan atas, 4 buah dengan ukuran panjang
0,7m dan 4 buah lagi dengan ukuuan 0,6 m.

b) Pemotongan aluminium plat

Pemotongan aluminium plat dig~nakansebagai pelapis dinding pada bigian

luar dan dalam dari cold storage. Untuk cold storage yang akan dibrlat diperlukan 12
lembar potongan pelat alurnnium; 4 lembar be&um 0,7 m x 1,2 m, 4 lelllbar

berurkuran 0,6 m x 1,2 m, dan 4 lembar lagi 0,7m x 0,6m.

c) Pemotongan busa (sfreofoam)

Pernotongan busa (~:c.lr~'oli>otn)


dengan ketebalan 4 crn, diperlukan sebagai

bahan isolasi dinding cold storage agar energ panas tidak banyak masuk ke d a l m

cold storage. Busa (s/ereoji,cml) yang dipotong sebanyak 6 lembar. Dua lcrribar

berukuran 0,6m x 1,2m, dua lembar berukuran 0,7m x 1,2m,dan dua lembar lagi

berukuran 0,7m x 0,Gnl.

d) Proses Perakitan Rangka

Tahap-tahap perakitan rangka adalali sebagai her-ikut:

Merakit rangka bagian bawah dengan tiang

Perakitan rangka bagian bawall dengall tiang di perluk-an siku penyambung.

S h u penyambung ini berfuilgsi untuk menyambung rangka baQan bawah dengal

tiang. Penyambungan irii di ikat ole11 paku rivet yang scbelurnnya di bor untuk

memasukan paku rivet, unfilk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar (terlampir).

Perakitan mngka bagian a G s dengan tiang

Untuk perakitan rangka bagian atas dengan tiang hampir sama tekniknya

dengan perakitan rangka bawah dengar] tiang, yakni penyambungannya rnasih di

bantu dengan S&TIpenyambung. Sedangkan untuk rangka bagian atas karena berada

pada bagian atas ~nakabagian ujung dari rangka ini di potong nlirlllg dengal

kemniringan 45". Yang berfrmgsi untuk menutupi sisa lubang yang ada pada iljrmg

tiang. Untuk lebili jelasnya terliliat pada garnbar (terlatnpir).


e) Proses Pernasangan Dintling

Pemasangan dinding digunakan untuk menutupi ruangan pendingin yang akan

di buat yang akhirnya akan terbentuk sebuah kotak. Untuk dinding bagian kiri

berukuran 1.21~3x 0,6m,yang di lapisi ole11 3 lapisan. U ~ ~ t ulapisan


k bagian dalatn

dilapisi aluminium plat, , bagan luar dilapisi juga oleh alurniniu~nplat, dan bagan

tengah di lapisi oleh busa (~/e~-eo/i,cm,).


bagian luar dilapisi juga oleh aluminiu~nplat.

Sedangkan untuk pemasangan dinding bagian kanan mulai dari ukuran,

lapisan, dan teknik cara pernasangarulya adalah salna dengan pemasangan dinding

sebelal~kiri. Deinikian juga umttlk pemasangan dinding bagian belakang, atas dan

bawah akan tetapi uh~irannyasaja yang berbeda.

f) Proses Pembuatan Rak-Rak Pendingin

Pernbuatan rak-rak berhngsi sebagai peletakan produk yang akan

dimasukkan kedalanl Cool Storage. Julnlah rak-rak dibuat 2 buah dengall jarak yang

sama. Proses pembuatan rak-rak dibirlt dari bahan aluminium pipa seperti jeruji besi.

g) Proses Pemasangan Pintu dan Engsel

Pintti pada cold stoi-age befi~ngsisebagai telnpat kelaur masuhya prodilk

yang akan didinginkan. Untuk cold slorage pada penelitian ini pintu dibuat

sedelnikirul nlpa sehingga selain berfil~~gsi


sebagai telnpat keluar masuhya produk,
pintu juga berfimgsi u n t ~ ~~nencegah
k energi panas yang akan lnasuk ke nlangan

pendinginan. Pintrl dipasang di tiang penyangga dengm dibantu oleh engsel. Ukruan
-
pintu yang dibuat adalah W a n lOOcm x 50cm dan ditengah-tengah pintu dibuat

celah intip dua buah ukuran 20cmx IOcm yang dilapisi kaca transparan.

h) Proses Pemasangan Roda

Roda pads cold sloruge berhngsi untuk metnudahkan operator jika ingin

memindahkan cold storage dari suatu lokasi ke lokasi lain. Roda di pasang empat

buah yang di let& kan pada tiap sudut. Panasangal roda di beri besi siku yang di las

dengan las listrik.

j) Proses Pemasangan Jaringan Listrik Pada CokdStoragc

Pada cold storage jalur listriknya dapat dilihat seperti pada bnmbar 4.2 di

bawah.
4 wfk:l{
JALUR LISTRIK COLD STOR'IGE ! " '.....-.
, -

Ga~nbar4.2. Jalur Listrik Cold Slorn~e

g) Merangkai Komponen Utama Mesin Pendingin

Komponen-komponen utana mesin pendingin dirankai secara seri dengan

menggunakan pipa tembaga. Pipa tembaga juga sekaligus berfimgsi sebagai saluran

refrigeran pada mesin pendingin. Bentuk akahir dari rangkaian cold storage dapat

dilihat pada gambar 4.3.


Gambar 4.3. Rangkaian komponen utama C.'oldStorage.

H.. Teknik Pengumpulan Data

Tahap penb~unpulandata men~pakanlangkah penting selanjutnya. Dalam tahap

ini dilakukan kegiatan pengukuran dan pencatatan data, yaitu; pencatatan te~nperatur

bola kering (Ttlb) d m temperatur bola basah (TIrb)pada masing-masing rak cold

s~orage,temperatur udara lingkungan, pengukuran h a t arus (1) dan tegangan listrik

(V) masuk ke mesin pendinb~n.Pencatatan data dilahlkan setiap 15 menit, selama

data pengujian yaitu 6 jam. Sebelum pencatatan data dhlulai,


proses pe~lga~nbilan

coldstorugc. dibiarkan terlebih dd1111udalan kondisi stabil.

H.1. Metoda Pengujian Cold Storage

Pengujian cold storage penulis 1A11kan dengan beberapa tahapan peng~l-jian

yaitu:

a. Pengujian Cold Storrrge Kosong

Pengujian kosong dilakukan dengan tujuan untuk melihat distribusi temperalur

dalarn nlang cold storage dan untuk mengetdlui prestasi keja dari cold .s/ot.crge.

selana 6 jam, tiap 15 menit peruballan temperatur


Pengujial kosong ini dilakuka~~
dalarn nlang cold storage dicatat, begitu juga dengan kuat anls d m tegangan listrik

yang masr~kke mesin pendingin.

b. Pengujian CoIlStoroge Berisikan Ikan

Pengujian cold sloruge yang diisi dengan ikan laut juga dibedakan atas dua

telinik penyunpanan yaitu teknik penyimpanan tanpa merendam ikan dalatn air laut

dan teknik periyi~npananikan dengan merendan] dalaln air laut. Lama pengujian

yang dilahlkan juga dalam waktu 6 jam. Tiap 15 menit data temperatnr dalam cold

Jtora,qe dicatat demikian juga dengan h a t arus (I) dan tegangan listrik (V) yang

niasuk ke inesin pendingin.

Masing-masing rak dimasukan ikan rata-rata 6 kg. Proses pendinginan ikan

dengan teknik penyimpanan tanpa direndarn dalam air laut dan dengan direndam

dalan air laut dilakukan secara bersanaaan. Hal hi dinlaksudkan agar selama proses

pendinginan segala gejala atau fenoinena yang akan tcrjadi dalam cold .vloruge akan

dialanii secara bersatnaan oleh kedua tektiik penyimpanan tcrsebut. Dengan

demikian proses pembandingan terhadap kondisi fisik ikan yang disimpan dari dua

telcluk penyilnpanaii yang berbeda dapat dilahukan dengall baik.

H.2. Langkah-Langkah Pengujian

Adapun langkah-langkah pengujian yang dilah~~kan


pada penelitian adalah:

a. Menyediakan alat dan bahan pengujian

- Alat pelidillgill cold storaze


- Tennometer bola kering (Tdh) d a t ~bola basah (T,,I,)
- Stop WacthPencatat wakhi

- Alat penerangsenter
- 'Tiinbmlgan dan Pulpen
- Air laut d m sampel ikan segar (ymg ban1 dibeli di TPI) yang akan diuji d a l wadah
ternpat air laut

b. Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian dalam penelitian ini adalah:

1) Pastikcancold.vtorugt. dalani kondisi baik untuk beroperasi.

2) Pasang tennometer bola kering (Tdl,) dan bola basah (T,.I,) pada rnasing-~nasing

rak dan udara lingkungan.

3) Catat kolidisi fisik ikan sebeluln dimasukan ke dalatl cold stornge d a i

dokumentasikan.

4) Masukan ikan yatig aka11diuji ke dalani cofds/orcrgernasing-masing rak 6 kg.

5 ) Hidupkan mesin pendinkin cold sforage.

6 ) Biarkan cold storage hidup selaiia 15 menit agar ko~idisitemperatur dalalil

ruangan pendingin stabil.

7 ) Setiap 15 ~neriitcatat peiubalian temperatur bola kering (Tdt,)dan bola basal1 (T,.!,)

masing-masing rak p e n d i n ~ ~ a ncatat


, pirla perubahan kuat anls (I) dan tegangan

(V) listrik yang nlasuk ke 111esinpendingin.

8) Lakukan pencatatan selama waktu pengujian 6 jam.

9) Akliir dari setiap pengt~jiatialnati kondisi fisik ikan dan doku~nentasikan.

10) Setelah dilakukan penyirnpanan selama 6 hari berhin~t-tun~t


lakukan analisis

karakteristik kilniawi (kadar air, protein dall len~ali)ikali yalig disimpan dengai

teknik tanpa merendain dengan air laut dan dengan merendain dengan air Inut.

Arialisis kilniawi dilah~tkatidi Balai POM Padang Po. Box. 172 Jalan Gadjah

Mada Ciunung Pangdun Padang. Hasil analisis kimiawi dibandingkan antara ikan
ymg bani (segar), ikan yang disilnpan tanpa ~nerelldalndengan air laut dan

dengan direndarn air laut.

I. Analisis Data

Dari data yang diperoleh dari hasil penelitian rnaka dilakukan analisis data,

antara lain:

1 . Menghihlilg kapasitas pendinginari rnesin pendingin (Qe) dan laju pendinginan

prodik (Qp), serta lnelihat distribusi temperattu pendindnan masing-masing rak

dalanl cold storogc?.

2. Mencatat lananya proses pencapaim teinperatur terendah yans bisn dihasilkan

oleh mesin pendingin cold sloruge.

3. Menghitnng C'ocfficien!Qfl'e~.fonztnt~ce(C'01') dari mesin pendingin.

4. Mel~ga~~alisa
karakteristik fisis ikan hasil penyimpanan, baik penyimpanan

dengan teknlk tmpa lnerendaln ikan dalam air laut maupun dengan merendam

ikan dalani air laut.

5. Mengalisa karakteristik kirniawi (kadar air, protein dan lemak) ikan hasil

penyimpanan. Analisis kimia dilahukatl dengall ~ilelni~lta


bantuan tenaga al~li

kitnia di Balai Pengawas Obat dan A4akanan (POM) Padang, d.a. Jalan Gajah

Mada Po. Box. 172 Gunung Pangilum, Padang, Sumatera Barat.


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasii Penelitian

Dari penelitian yang peneliti lakukan di Laboratoriuin Perencanam dan

Pen_gu-jianhlesin Snrusan Teknik Mcsin, Fakultas Tcknik Univessitas Negeri Padang

terhadap cold .yronlge yang peneliti buat dan setelah dilakukall pengolahan data,

m&a didapat hasil seperti terlihat pada Lampiran C.

Pengujian terhadap cold storage hasil rancangan dibedakan atas; pengt!jian

kosong dan pengujiati yalg diisi dengat1 ikatl. Pada pengujiaill yang diisi dengan ikan

dilakukan selama 6 hari berturut-turut dengan lama pengujian setiap hari adalal~6

jam. Teknik penyimpanan ikan dalaril cold sforoge dibedakari atas periyimpanan

tanpa merendan ikan dalam air laut dan dengan ~nerendalnikan dalmn air laut.

Setiap 15 menit data-data pen,d~tran dicatat dan ditabulaslkan. Untuk setiap akllir

pengujian dilaknkan pengecekan terhadap kondisi fisik ikan; warna kulit, kondisi

daging darl warna insang lalu difoto urituk dohrnen(asi (liliat Larnpiran E).

B. Pen~bahasan

R.1. Pengujian CoZiStorage dalam Kondisi Kosong

Berdasarkan data hnsil pengujian ilntuk cold storage dalam kondisi kosong

seperti pada tabel C. I . (Lampiran C) terlihat bahwa; distribusi temperahlr dalam

nlangan cold .v/ol-uge cukup merata. Hal ini terlil~at dari perbedaan penrbahan

temperatur pendinginan untuk tnasing-mashg rak dalam collsrorogc?terhadap wakm

krkisar hanya ;ult;ua 1-2OC untuk rak 1 dan rak 2.


sela~naproses pcl~di~~ginan

Sedangkan beda antara sak I dan l-ak 3 berkisar antara 2-3°C. Hal ini terjadi ole11

karena posisi dari peletakan evaporator sebagai sumber udara dingin berada pada
Hubungan temperatur dalam cold storage
terhadap waktu pendinginan pada pengujian
kosong
-t Rak 1
Tdb
-r-- Rak 1
Twb
--A- Rak 2
Tdb
Rak 2
Twb
+Rak 3,
Tdb
-Rak 3!
Twb 1

-+-Lingk I

Tdb
--.. Lingk i
Twb I

I Waktu (rnnt) 1

Gainbar 5.1. Grafik hubungan temperatur dalarn cold storage terhadap wahnl
pendinginan unhk pengujian kosong.

Hubungan kelembaban relatif (RH) terhadap waktu


pendinginan dalam cold storage pada pengujian
kosong
90

Relatif(%)
RH1 1
85 I

8
h

L 80
u: I

i
75. 4Kolornbabsn

70
0 60 120 180 240 300 360
w a k i u (mnt)

Gambar 5.2. Grafik hubungan kelembaban relatif(RH) dala111coldstoruge


terliadap waktu pendingi~~ai~
entuk penpjian kosong

Gambar 5.2 memperlibatkan hubingan kelembaban relatif (RH) dalain nlang

cold storage terlladap wahdu pendinginan. Dari data pengujian diperolel~ballwa rata-
dalam nlangall cold .s.torage berkisar ailtara 80% h g g a 85%.
rata kele~llbaba~l

Angka ini sesuai dengan kriteria rekomendasi rancangan untirk RH yang diizinkan.

Dirnana RH dari rekomendasi rancangan yang diizinlcan adalah 80-85%. Sedangkan

un-juk kerja nicsin pendingin yang diperolcli dari persamaan (2.23) berkisar 1 .'I.

B.2. Pengujian ColdStortr,ue Berisi I b n Hari Pertarna

Hasil pengi~jiancolcl slot-crge berisi ikan hari pertama scperti pada label C.2.

(Lampiran C) .Dari tabel C.2 terlihat baliwa; secara umnm telnperatilr dalam cold

storogr! terdistribusi cukup lnerata di seluruh ruat~gan,perbedaau~yapada masing-

lnasing rak tidak tcrliliat secara sig~ifikan.Pencapaim temperalw terendah Tdb

terjadi hampir mct'ata rerutama pada rak I dan 2 yaitu 0 'C, disusul oleh rak 3 yaitu

1"C, sedang untuk Twb adalah untuk rak 1, dan 2 yaitu -l°C, sedangkan rak 3 yaitu

O°C. Fei~omena ini diestunasi penyebab~~yaadalah kanipir saiia de~igan saat

pengujian cold storuge dalain kondisi kosong, dirnana posisi surnber udara d u~gin

(evaporator) berada pada bagian atas nlang coldsroruge.

Pada awal-awal proses pendinginan juga tejadi feno~nena dimana lyju

penulunal ten~peraturberlangsung dengal cepat sa~npailne~idekatinilai 6 atau S0C,

setelah itu penurunan telnperatur selnakin lambat.

Dari tabel C.9 terlihat bal~wakelembaban relatif udara dalam mang cold

slornge berkisar antara 81% hingga 87%. h g k a ini sudah memenuhi kriteria

kelembaban relatif seperti yang direkomendasikan ole11 rancangal penelitian.

Sedangkan dari giunbar 5.4 terlil~at baliwa adanyn kecendrutn@n pada riik I

tncn!putiyai riilai kclc~nbabanI-clatif (RI-lj lebih besar dibanding rak 2 dan rak 3.

Akan tetapi masih dala~n batas toleransi perancangan. Dengan menggunakan

persamaan (2.23) diperoleh bahwa prestasi kerja dari cold storage atau Coq$,,iciento/'
Pen~iomnrlce (COP) lnesiil pelldillgiil pada pengujia11 berisi ikail llari pertallla

adalah 1,9.

Hubungan temperatur dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan untuk pengujian
berisi ikan hari ke-1
40
r-~ak 1:
I Tdb :
35 !
i -Rak I!
30
25
/ T h i
--+Rak
Tdb
2;

j
B 20 i
. Rak2:
TW~ :
1
-
-Rak 3j
i Tdb;
Rak 3
10
5
0
11 cLingk

--
Tdb
Lingk
:i
1
Twb i
-5
W a k t u (mnt)

Garnbar 5.3. Grafik hubungan tclnpcrarur dalam col~Js/orugeterhadap wakrli


pendinginan untuk pengujian berisi ikan hari pe&~na.

Hubungan kelembaban relatif(RH) terhadap waktu


pendinginan dalam cold storage untuk pengujian berisi
ikan hari ke-1

Relatif (X)

I
-m- Kelembaban!I
Relatif (%) I
RH2
I I
!

I
I
-A- Kelembaban:
Relatif (%) j
RH3
I
i
0 60 120 180 240 300 360
Waktu (mnt)

Garnbar 5.4. Grafik hr~bungankelembaban relati f (RH) dalam cold ,storuge


terhadap waktu pendinginan untuk pe11gqi.jian berisi ikan hari pertama.
R.3. Pengujian Cold Storage Berisi lkan llari Kedua

D a n data hasil pengujim cold sluraxe hari kedua terlihat bahwn data yang

dihasilkan tidak terlalu jauh berbeda dengan data pengujian pada hari pertma.

Karcna rnctnang kondisi pengujian yang diseting pada pengujian bcrisi ikan liari

k e d m lidak berbeda dengan setingan kondisi pada pengujian hari peltama. Drui tabel

C) terliliat rata-rata tetnperalur dala~npendingirl relatif sania dengan


C.3. (Lat~~piran

selisih antara 1- 2°C untuk rak 1 dan rak 2 serta 2- 3'C antara rak 1 dan rak 3.

Kondisi seperti tidak terlalu berpengarul~ kepada produk ikan yang disimpan.

Fcnolila~a laju pctiurunan tcmperati~r tetap lebih cepnt diawal-awn1 proses

petidinginall darl setelah sarnpai rnaidekati nilai tempentur 6 atau 5°C petiurunarlnya

semakain lambat. Temperah~r bola kering (Tdb) terendah pang dicapai pada

pengujian hari kedua terjadi pada rak 1,~-ak2 dan I-& 3 yaitu O°C.

Hubungan temperatur dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan untuk
pengujian hari ke-2
- Rak 1 I
Tdb I
-&-- Rak 1 .
Twb
-- A - - - Rak 2 I
,
I
1
-
Tdb

- .-: - Rak i
-Rak
Rak 3
Tdb
Twb
31
Twb !
I
-t-Lingk
Tdb i
--- Lingk I
1- TwbI
-
Waktu (mnt)

Gambar 5.5. Grafik hubungan temperatur dalan coMsto1-nge terhadap waktu


pendinginan tu~tukpengiijian berisi ikan hari kedua.
Hubungan keiembaban relatif (RH) terhadap
waktu pendinginan dalam cold storage untuk
pengujian berisi ikan hari ke-2
88

86
1 ban
Relatif
1 (%)MI

- - Kelemba:
ban ;

'P 82 Relatif
/ ('10)RHZ:
80 1 !
1 -t Kelembaj

78
I ban I
Relatif j
/ (%) Fms;
76 I 1
0 60 120 180 240 300 360
Waktu (mnt)

4- k.
Gambar 5.6. Grafk hub~mgankelembaban relatif (RH) dalam cold storage
terhadap waktu pendl'lginan unhik pengijian berisi ikan llari kedua.

Dari gambar 5.6 terlihat bahwa kelembaban relatif udara dalain ruang colt/

slol-age berkisar antara 80% liingga 87%. Atlgka ini me~nenuhikriteria kelerllbabari

relatif (RH) seperti yang direkommdasikan oleh mcangan penelitian. Sedangkan

rlilai Coefficierit of Pcn~lommice(COP) mesin pendingin pada pengujian berisi &an

hari kedua adatall 1,9.

B.4. Pengujian ColdStornge Ben'si lkan 11an Ketiga

Pengujian cold storage pada hari lcetiga dengan p r o d d yang sama

~nenghasilkandata yang talc j a i h berbeda dengan hasil pengujian pada hari peltama

dan kedua. Dari talxl C.4. (Lampirat1 C) dan gan~bar5.7 tet-lihat baliawa scbaran

termperatur udara dalam nrangan cukup merata dan capaian temperah- bola keiing

(Ttlh)terendah juga terjadi pada rak 1, rak 2 clan rak 3 yaitu 0°C.
13.5. Pengujian Cold Storage Berisi lkan Hari Keempat

Pengr~jiancold storage pada hari keempat dengan produk yang sama juga

menghasilkan data yang tak j a ~ d lberbeda dengan liasil penggian pada hari pertama,

kedua dan ketiga. Dari tabel C.5. (Lampiran C) terliliat bahwa sebaran temiperatur

udara dala~nruangan cukup merata dan capaian teniperatw bola kering (T,h)

terendali juga terjadi pada rak I, rak 2 dan rak 3 yaitu 0°C.

Hubungan temperatur dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan untuk pengujian hari
ke4
40

35
30

25 Tdb
o^ . Rak 2 i
2. 20 Twb
15 -~ak3!
Tdb !
I-
10 --eRak3,
Twb ;
5 +Lingk

0 -
Tdb 1
-5 I
Lingk
Twb,
I
Waktu (mnt)

Gambar 5.9. Grafik hubungan temperatur dalam cold sloruge ~erl~adap


waktu
pendinginan [mtuk pengr~jianberisi ikan hari keempat.

Keletnbaban relatif udara dalam nlang cokd siorcrge pada pengujian liari

ketiga berkisar antara 78% hingga 86% seperti terlihat pada ga~nbar5.10. h'ilai

Cog[/icient q/'Pertnon~nt~ce
(COP) mesin pendingin pada pengujian berisi ikan hari

ketiga tidalah 1,Y.


Hubungan kelembaban relatit (RH) terhadap w a r n
pendinginan daiam cold storage untuk pengujlan berlsi ikan
hari ke-4
90

85
/
I
--e Kelembaban
Relaiif ph)
RHl
i
I

i
A I I
I
P j -~elembaban
Relalif (%)
/
I
RH2
c iI
I
75 1 -A- Kelembaban /
Relatif (%)
I RH3

70
I I
0 60 120 180 240 300 360
Waktu (mnt)

Gambar 5.10. Grafik hubungan kelembaban relatif (RH) dalarn cold clslorage
terhadap waktu pendinginan untuk pengujim berisi ikan hari keempat.

B.6. Pengujian Cold Storage Berisi lkan Hari Kelima

Pengi~jiancold storage pada hari kelima menghasilkan data yang tak jau11

berbeda dengan hasil pengujian pada hari keempat. Produknya sama dan setingan

pengujiannya juga m a . Dari tabel C.6. (Lampiran C) terlihat bahwa sebaran

terrnperatur udara dalan ruangan cukup merata dan capaian temperatur bola kerhg

(Tdb)terendah pada rak 1, rak 2 dan rak 3 yaitu O°C.

Kele~nbabanrelatif udara dalan nlang cold storage pada pengujian hari

ketiga berkisar antara 78% Ihgga 86% seperti terlihat pada gmbar 5.12. Nilai

Coqflkient of'Pe~-inonmncc(COP) nlesiil pendingin pada penguiian berisi ikai~hari

ketiga adalah 1,9


Hubungan temperatur dalam cold storage
terhadap waktu pendinginan untuk pengujian
hari ke-5

40
/ -+Rak 1
I
Tdb !
35 I -~ak 1 1
i TwbI

,25
30
i
i
-::; I:/
Rak 2
U
0 20 ; Twb 1
d
E 15
jo
i +Rak
Tdb
i1 +Rak T W 3~ j,
3
1
5
0
-5
Waktu (mnt)

Gainbar 5.1 1. Grafik hubungan teinperatir dalmn cold storage terl~adapwaktu


i a n iksul hari kelima.
pendinginan untuk p e ~ l g ~ ~ jberisi

Hubungan kelembaban relatif (RH) terhadap


waktu pendinginan dalam cold storage untuk
pengujlan berisi ikan hari ke-6

I
Ii
- Kelembaban i
Relatif (%)
RHl
i
1
(
i 4- Kelembaban /

I
Relatif (%)
RW I1
! I
i i
' -A- Kelembaban
I Rclatil(%)
I
i
RH3
!
! j

0 60 120 180 240 300 360


Waktu (mnt)

Cam bar 5.12. Grafik hubtmgan kelemba ban relatif (RH) dalam coll.sforu~e
terhadap wahdu pendinginan untuk pengl-jian berisi ikan hari kelima.
Hubungan kelembaban relatif (RH) terhadap
waktu pendlnglnan dalam cold storage
untuk pengujian berisi ikan hari ke-6
90

85
I
1
+ el ern babanj
Relatif (%)
RHI
i

1
1 - K e l e m baban:
Relatif (96) ;

g
I-
80
I
i
!
RH2

75 Kelembaban
i Relatif ( O m )
i RH3 !
70 i
0 60 120 180 240 300 360
Waktu (mnt)

Gambar 5.14. Grafik hubungan kelembaban relatif (RH) dalarn cold s/orc~ge
terhadap waktu pendinginan untirk pcngujian berisi ikan hari kelima.

B.8. Analisis Fisik dan Kimialvi Tkan Hasil Ycnyimpanan dalam Cold Sinrage

Analisis karakteristik tisi k ikan hasil penyim palan dalaln cold storage

meliputi kondisi warna kulit, daging dan w m a insmg ikan. Jenis ikan yang

disitnpan pada penelitian ini adalah ikarl tot~gkol.Masing-masing rak dimasukan ikan

sekitar 5 kg dalam kondisi segar. Pada rak 2 proses penyirnpanannya dibedakan atas

dua cara yaitu; tanpa direndam air laut dan dengan direndam air laut. Perbandingan

kondisi fisik &an sebelurn dan sesudal~disimpan dalam cold slorue dapat dilihat

pada tabel C.2. hingga Tabel C.7. (Latnpiran C).

Analisis karakteristik kilniawi (kadar air, protein dan lemak) ikan hasil

penyilnpanan dala~ncold sloragr dilakukan dengall bantusul tenaga allli b i d a ~ ~kirnia


g

di Ralai Pengawas Obat dan hlakanan (POM) Padang, Jalan Gajah Mada Po. Box.

172 Gunurlg Pangilun Padang, Swnlatera Barat dengarl rincian hasil sepe1-t pada

Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Hasil analisi karakteristik kimiawi ikan sebel~undan sesudah disimpan
dalam ctdd s/omge

1 Tongkol I Sebelum disimpan 69,43% 28,55% 5,83% 1


I
Disimpan tanpa I
Tongkol 68,91% 27,45% 533% 1
direndam air laut I
I
I Disirnpan dengan
direndam air laut
72,90%
Sumber : Hasil pengujian oleh Balai POM Padang
2564% 4.56%
I
1 1
Dari Tabel 5.1. terlihat bahwa selama proses penyimpaitnan dalam cold sforage

ditinjau dari teknik penyimpanan yakni; teknik penyimpanan tanpa merendam &an

dalam air laut mengalami p e n m a n kadar air 0,52%, protein 1,l % dan lemak

0,3% dari kondisi ikan sebelum disimpan. Sedangkan untuk teknik penyimpanan

dengal merendan ikan dala~nair laut mel~galamipelringkatan kadar air 3,47%,

penurunan kadar protein 2,9 1 % dan lemak 1.27%.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan h a i l pengujian yang dilakukan terhadap cold storage pada

penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Cold storage hasil rancang bangun pada penelitian ini dapat digunakan untuk

penyimpanan ikan dalam rentang waktu 1 minggu dengan capaian temperatur

terendah sekitar O°C sarnpai -l°C.

2. Berdasarkan analisa fisik hasil penyimpanan dengan teknik merendam ikan dalam

air laut, lebih baik dari pada teknik peyimpanan tanpa merendam ikan dalarn air

laut.

3. Teknik penyimpanan dengan merendam ikan dalarn air laut, dapat mempertinggi

kadar air dalam ikan dan mengurangkan kadar protein dan lemak ikan hasil

penyimpanan.

4. Cold storage hasil rancang bangun ini dapat pula digunakan untuk penyimpanan

dan pengawetan produk-produk lain seperti daging, sayur-sayuran dan buah-

buahan serta produk industri; minuman kaleng, air mineral, susu dan ice cream,

mengingat capaian temperatur terendah bisa mencapai -l°C yang cocok untuk

kreteria temperatui untuk penyimpanan sayur-sayuran.

5 . Cold storage hasil rancang bangun ini dapat pula digunakan pada kapal ikan

nelayan dengan syarat hams ada modifikasi terhadap bentuk dan bahan yang

dipakai untuk pembuatan cold storage penyimpanan ikan pada kapal nelayan

tersebut
B. Saran

1. Menggunakan cold storuge sebagai tempat penyimpanan suatu produk, maka

temperatur pendinginannya hams disesuiukan dengan kondisi fisik dan kimia

produk tersebut.

2. Dalam pembuatan ruiing pendingm cold storage gunakan bal~an-bahmyang

mempunyai tahanan termal yang tinggi agar dapat mencegali atau memperkecil

energi panas yang masuk dari lingkungan ke niangan pendingin.

3. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih Iaiijut tentailg raicailg bangun cold

sioruge ini dan teknik penyirnpanan ikan dalam cold storuge agar diperoleh

informasi yang betul-betul dapat menjadi acuan bagi masyarakat nelayan dalam

cara menyimpan ikan yang baik.

4. Lakukan juga penelitian terhadap produk-produk lain seperti bud-buahan dan

sayur-sayuran komodifi unggulan Sumatera Barat dengan teknik penyimpanan

yang lebih bervariasi; metode dan packaging (pengepakannya)nya.

5. Waktu pengambilan data pen~ijian,gumakan alat ukur yang akurat dan presisi

agar kesalahan dalarn penelitian dapat dikurangi.


DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, R S.,(1997), "Refrigeration Appliances Using Hydrocarbon Refrigerants:


h4a11ztal .for the Safe Desip, Manr!fachrring, Sewicing and Dl-op-in
Conversion of' Dornestic and Comemercial Appliances ", Deparhnent of
Mechanical Engineering, Huaz Klian, New Delhi..

Andersen, S.A., (1959), "Auiomaric Reji-igeration", MacLaren & Sons LTD,


Danfoss, Nordbrg, Denmark,

h i z e t , K., (2003), "Kaji N141~erikdon liksperil?~entalAliaran. Udara l'crkondisi


Melalui Jet .Sx.irli;ig dm1 D$rser Grille ", Laporan Penelitian Pascasarjana,
T e r n Mesin ITB Bandung.

~ ~ ",Pradnya Paramita, Jakarta.


Arismumandar, W., (1986), " P e l ~ e g a r uUdura

Arora, C.P., (2001), " Refrigeruting tind Air Cortdiilionit~g ", Second Editioll,
McGmw-Hill Book Company Inc., New York

ASHRAE Handbook, Fundamental Volume, American Society of Heating, (1977),


"Refrigeratitig and Air Conditioning Eqqirteer ", Atlanta, Georgia.

ASHRAE Psycromeh-ics Teory and Practice, American Society of Heating, (19961,


"Rqfrigerufingand Air Conditioning Engineer", Atlanta, Georgia.

Bejan, A., ( 1 982), "Com:ecrionIleal Tran.fer ",John Willey & Sons, New York.

C ~ e Handbook,
r S'.steni De.signJ',McGrajv-Hill Rook
(1982), "Air Cot1CJilioiti17~
Company Inc., New York,

Dannanto, P.S. dan 1 Made Astina, (1999), "Pengembangan Prototipe Mesin


Pengkondisian Udara 'li-rk ,Slu.sioner (Mobile A<:' Ilnil) ", Laporan Penelitian
Hiball Bersaing VU2.
Dossat, Roy J., (198 I), "Principles of Rejrigeration", Second Edition John Wiley &
Sons, New York.
Fox, Robert W. dan Alan T., (1994), "liitrod?~ctionto Flltid Meclla~~ics",
John
Willey & Sons, New York
Stocker, W.F. (19%). "R~/kigerationand Air Coriditionin,q", McGraw-H ill Book
Company Inc., New York,
LAMPIRAN A

Gambar

C0LD STORAGE
Diiiha t I

COLD STORAGE /: 11
j,er&sa
I
I
I
Visa
--T UNP PADANG
Skaia . gqo,ybur Tec m
'OLD STORAGE I : I O Dii;hat
lperiksa
Visa
UNP PADANG
S ~ Q bgffd~r
[~ Tear;
COLD 5 TORAGE .
1 : 10 Diliha t
bjerksu
Visa
FT UNP PADANG I
Sifat
Termodinamika Udara
(& Sifat Termal Bahan
Bukan Logam.
Lampiran B. I . Sifat-sifat tennal bahan buknn logam

i
Asber:
D i l c l ~ lloryaar - rJ u. 149
o a 154 470-570 u JIO J 1-4
l uO 11 Ihl
Pjpan arbca w c ~ c n 10 0 74 I I

i
I
Lcmbaran
b k a n . 40 b r ~ l i r ~ a s i l i n
JI
1s
O
0
Itd
017
I
IJO 0 06.9
WI o ox1
20 Lrninajilin ja nU ~ M
150 0 [FJJ
!MI n 11:
G c l o n i b a n ~ .4 plailin 18 0 087
') 1 0. In)
150 0.1 I9
-
Asbtr scnlcn
b31sac1. 2.2 l b f i t l '
Kzlton, 6elombang -12
I!
? om
OM
0%
0 M3
1. I5 i
I
!i
Cclotcx
Papan gabus* 10 Ib/fll 30 U.WJ I&)
C a b u s buriran u b n g 32 0.045. 45-l!u I $3 2-J.J
Ciling Iralus I! 0.WI IJU
finall J i a r o m c
(Sil-o-cel)
L F a n .. r.. a m b u ~
WOI '
U
30
10 ' '
0.061
0.036
0.052
- .
IIU
130-200
J)O '.
. . .
S c r a ~ p, r p a n Lolasi 20 . O.Qc8 !40
wol ~ c l a s .1.5 lb/fll 21 0.018 24 0.7 21.6
In;ulcx, kcring 12 0.W
0.144
Kaput 30 0.011
hlagncsu, 85% J8 0.067 2 70
9I 0.071
I SO 0.014
2M 0.080
Wol brtuan. 10 lb/frl 11 0 040 160
Dilclal longgu 1 SO 0 067 & !
260 0 087
Serbuk gerg3ji U 0 059
Silikr aerogel 32 0.014 140
Scrutan h y u 21 0 013

t ~ ~ a p l rk.l iu t u a n S I dorl A.I. Urou-n dan S. bl. h l ~ r s u ..'ln~ruduc[ir>nl o 1lc.t l t a n ~ f c r . "35 c J .


L[cCrlw.HlII n o o k Company. N C W Y O ~ L . 9. Is 5.

Dalrrt In1 rnenggunrkrn S I ~ u r nSI.


Larnpiran E 2 Sifzt-sifat tennochnamiks udara !embab

k. c , , d ~ Y;n l s r l ~ l uI ~ c r g ~ n l u np g ~ f ed k ~~ r i ~
IIJJ~ J nJ d~~ p d;$icn~l;an
~ c u ni~k
t c k l n ~ ;yxng

k;:~:
~ cuLu11 luas

! hJ.;
. '(
pa

x Iu'
1 nl' r
x II?
1.;

1 \\.dl1L , i III'

x 111'
*
I'r
;-,-;; 8
; ;;:& i u 6924 I Y!i u urr24a
i
1 0 u!jtrl I Uiid
j
> Jk!!

-
1 70s:
!4
I 1711
i
/
lwfi
I'Szl
1 y.11
:7
j
-
!
;
IO!li
I I!YY
I Ja@4.1
I lib!
4111
7 4kl
I 1 11
1169
n~l17i\
UOlEUJ
Uo!!!;
11U!h!4
I
1'
lllllill

! ! I i
ui51

ll)UY
c :y,t3 ! 1
O.?l25 1 ... 15141
, ,-
2015 0
!IW
11 ii I1
~01001
OOllt15
U 0licIi
/
U ?)a3
0.17~iI
u J!
u ;GY
0 6121
? 671 1l6m
4
51.14
4
Oh(nis
0 WIMI
004h59
I n S!I\J
0 t512
0 610
U.&m
0 MI)
0.5450 5d 51 OhlY11 0.682
66.25 OU~?10 0.9672 0.684
0.479 3.481 1.OiiJ 0 686
O.iiJ5 I h:: 1.621 I.It)! I C 659
. .- -
'

O.:l<Y I ?<
,. I.111'17 0 A91
0.3915 I I 2 ) J 89, U 0627') l.4:71 0 656
0.3716 IOU 2 U 06525 1.1110 0.65')
0.1524 117.1 0 M75! 1.6779 0.702
0.32% I :c4 4 44 131 6 o U71! . I.wa 0.701
0.2947 I 179 4.~9 159.1 0 O;U! 2.151 0.707
0.2707 1.197 1 4 91 182.1
2OS.s
O.Ud17
0 03'1 1
2.501
2.Y21)
0.701
0.702
'0.251.5 ' ' I214 ' 5.17
0.2155 1.210 5.40 229.1 O.M;6 3.262 0.705
0.2211 I 5 61 254.5 0.100 3.m 0.705
O.?Ud2 -1 267 5.85 290 1 0 I05 1.Yi7 0.701
0.IYiO I 237 1 6.07 308.1 0 Ill 4.179 0.704
C. lS% 318 J 0.111 4.81 I 0.7W
0 17$? 369 0 0.114 5.260 0.70!
0.1682 1.572 399.6 0.111 5.715 0.700
0.1602 1.419 6.91 412 6 0.119 6. I20 0.707
0. I518 1.482 7.14 464 0 0.149 6.540 0.7 10
0.1458 1,574 504.0 0 161 7.010 0.718
0.1394 I MY 7.57 541.5 0 175 1 7.441 0.710

SJClr:.
'all. Bur. S r ~ n d : C ~ . 564. 196s
an ~ . d Sifat
. fisik berbagai jenis dagin; untuk pendinginan

hlgn Data For U * a l Slotac*

fi*lgn Room C a r d u l a ~ . t ~ C4:r


v y
I

d R u m
Tmo*lnr*

Prmlt-
R.1.tm M
-
i

N
U.i-
w
I
!
Staro* m& clbl*

'C -C % %

Ism: ! 1.0

W? 2 . U 3 -1 0.X 3
3 5 4 s r95 0.1) Sort
7. )O 0.15 S or 6

1
&a 0.45'

i ~ 6 i Yi mt w ;;;
1
.OS 1rs1.11 T ~2 8 5 151 -2 ~5 8
291
4.36
2.81
sjl '
40 5 1.75 1 1 14 0.67
A&?!
5 l 9
4.42
1
1
1.25. 8

ypn 1.0 I.~US m a& 3.03 2 I . 194 9 -1.75 0.30


0.30 sa
B 5
LcnO
cun aun r.25 W 1.21 0
Out1 nnmh - 1.0 W 3.W 0.45.
Data Hasil Pengujian
Cold Storage
Tnbcl C.1. Data Hasil Penelitian Cold Storage

Harirrgl : Senin117 Juli 2006 Berat awal ikan : -


Kondisi Ruang Pendingin : Kosong Mulai Pengujian : 09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K, ST.,MT. & Efriman
Tabel C.2. Data Hasil Penelltian Cold Storage
HariKgl : Selasal18 Juli 2006 Berat awal ikan rata-rata : 0,s kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisl lkan Waktu Pengujiar :09.00 s.d. 15.00 WIB

255 4 3 4 3 5 4 31 29 2,O 220


270 4 3 4 3 5 4 32 29 2,O 215
285 3 2 3 2 3 2 32 30 2,O 215
Akhir Akhir Akhir
300 2 1 2 . 1 3 2 30 28 2,O 220 Akhirhari hari ke-, hari ke-, Akhir Akhir hari
hari kR1 hari ka
315 2 1 2 1 2 1 30 28 2.0 220 . daging rnerah ke- 1 daging hari ke-1 ke-I daging 1 merah
metah
330 1 0 1 0 2 1 29 27 2,O 220 padat darah padat padat darah
meng- meng- damh meng-
345 0 -1 0 -1 1 0 29 27 2,0 220 kilat dan agak dan
kitat pucat kitat segsr
dan buram
agak
segar buram segar
360 0 -1 0 -1 1 0 30 28 2,O 220
Tabel C3. Data Hasil Penelltian Cold Storage
Harirfgl : Rabull9 Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-2 : 0.62 kg
Kondlsi Ruang Pendingin : Berisl lkan Waktu Pengujiar : 09.00 5.d. 15.00 WIB Penguji Arwizet K, ST.,MT& Efrirnan

105 14 12 13 11 15 13 33 31 2,O 220


120 12 10 11 9 13 I1 33 31 2,O 220
135 10 8 10 8 11 9 32 30 2,O 215
150 9 8 9 8 10 9 32 30 2,l 220
165 7 6 7 6 8 7 32 30 2,O 220
-180 7 6 7 -
6 8 7 31 29 - 2,O 220 - - -
195 6 5 6 5 7 6 32 30 2,O 220
210 6 5 5 4 7 6 32 30 2,l 220
225 5 4 5 4 6 5 32 30 2,O 220
240 5 4 5 4 6 5 31 29 2.0 220
255 4 3 4 3 5 4 31 29 2,O 220
270 1 4 3 4 3 5 4 32 29 2,O 215
285 3 2 3 2 3 2 32 30 2,O 215
Akhir Akhir hari Akhir
300 1 2 1 2 1 2 1 30 28 2,o 220 Akhirhari
hari
Akhir Akhir hari
hari ke-2 ke-2
ke-2 Akhir
Akhir hari
ke-2
ke-2
Akhir
hari ke-
ke-2
315 ( 2 1 2 1 2 1 30 28 2,O 220
hitam daging meran daglng hari ko-2 daging
2 rnerah
330 1 1 0 1 0 2 I 29 27 2,O 220 mulai padat darah meng-
padat
dan
menh
Pucat
rnulai padat
dan
darah
dan I.,.....-
345 0 -1 -1 I 27 220 -- - -
1360, 0 -1
0
0 -1 n
0
4
29
qn -- 2,O
--
kusam buram kilat
Tabel C.4. Data Hasil Penelitian Cold Storage
Haring1 : Kamisl20 Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-3 : 0,65 kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Waktu Pengujiar : 09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K, ST.,MT.& Efrimar
Hari ke : 3 (dua)
Temperatur Kondisi lkan
Jam '
Arus Voltase .
Rak 1 Rak 2 Rak 3 Lingk Rak 1 Rak 2 Rak 3
(Menit) - (watt) volt)
Tdb Twb Tdb Twb Tdb Twb Tdb Twb Kulit Daging lnsang Kulit Daging lnsang Kulit Daging lnsang
0 30 28 30 28 30 28 32 29 2,O 220
Awal Awal Awal
15 28 26 27 25 28 26 31 28 2,o 220 Awal hari Awal Awal hari Awal hari Awal
hari ke-3 Awal hari ke-3
30 26 24 25 23 25 23 32 30
ke-3 ke-3 ka3 hari ke-
2,l 220 daging daging hari ke-3 daging
hitam msrah hifam hitam
ke-3 3 rnerah
45 23 20 23 padat meah padat
21 22 21 32 30 2,O 220 mulai padat darah rneng- hitam darah
60 20 18 20 18 20 18 33 31 220 dan dan pucat dan
2,0 kusam buram kilat kusarn buram
segar segat segar
75 18 16 18 16 18 16 33 31 2,O 220
90 16 14 15 13 17 14 33 31 2,O 215
105 14 12 13 11 15 13 33 31 2,O 220
120 11 9 11 9 12 10 33 31 2,O 220
135 10 8 10 8 11 9 32 30 2,O 215
150 9 8 9 8 10 9 32 30 2,l 220
165 7 6 7 6 8 7 32 30 2,O 220
180 7 6 7 6 8 7 31 29 2,O 220
195 6 5 6 5 7 6 32 30 2,O 220
210 6 4 5 4 7 6 32 30 2,l 220
225 5 4 5 4 6 5 32 30 2,O 220
240 5 3 5 4 6 4 31 29 2,O 220
255 4 3 4 3 5 4 31 29 2,O 220
270 4 3 4 3 5 4 32 29 2,O 215
285 3 2 3 2 3 2 32 30 2,O 215 Akhir
Akhir hari Akhir
220 . m i r h a r j Akhir
-

300 2 1 2 1 2 1 30 28 2.0 Akhir hari ke-3 Akhir Akhir hari Akhir


hari ke-3 k9-3 ke-3
315 2 1 2 1 2 1 30 28 2,O 220 ke-3 hari ke-3 daging hari ke-3 ke-3 hari ke-
. daging merah hitam daging
29 27 220 hitam keras merah hitam 3 rnerah
330 1 0 1 0 2 0 2,O agak mulai agak
kusam tua dan pucat kusam tua
345 0 -1 0 -1 I 0 29 27 2,O 220 lunak kusam lunak
padat
360 0 -1 0 -1 0 -1 30 28 2,O 220 -
Tsbcl C.S. Data Hasil Penelitian Cold Storage
Hari/Tgl :Jurn'atlZ1 Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-4 : 0,67 kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Waktu Pengujiar :09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji :Arwizet K, ST.MT & Efriman
Hari ke : 4 (ernpat)
Ternperatur Kondisi lkan
Arus Voltase
Rak 1 Rak 2 Rak 3 Lingk Rak I Rak 2 Rak 3
(Menit) (watt) (Volt)
Tdb Twb Tdb Twb Tdb Twb Tdb Twb Kulit Daging lnsang Kulit Daging lnsang Kulit Daging lnsang
0 30 28 30 28 30 28 32 29 2,O 220
Awa l
- 15 28 26 . 27 25 -28 26 31 -28 2,O 220 Awal ha,i
Awalr
hari ktc4
Awal
Awal hari
ke-4
hari ke-4 Awal Awal hari
Awal
ke4
Awal
30 26 24 25 23 25 23 32 30 2,l 220 ke4 hati ke-4 daglng hari k a 4 ke-4 had ke-
45 23 hitam rnerah
hlgrn daging
21 22 20 23 21 32 30 2,o 220 keras merah hitarn 4 rnerah
rnulai agak
60 20 18 20 18 20 18 33 31 220
kusarn tua dan pucat kusarn tua
2,O agak
lunak kusam lunak
padat
75 18 16 18 16 18 16 33 31 2,O 220
90 16 14 15 13 17 14 33 31 2,O 215
105 14 12 13 11 15 13 33 31 2,O 220
120 11 9 11 9 12 10 33 31 2,O 220
-
135
150 9
-
10 8
8
- - -
32
32
-2,O -
30
30
10
215
2209
- - - - - ~ -
8
8
11
10
9
9 2,l
165 7 6 7 6 8 7 32 30 2,O 220
180 7 5 7 5 8 7 31 29 2,O 220
195 6 5 6 5 7 6 32 30 2,O 220
210 6 4 5 4 7 6 32 30 2,1 220
225 5 4 5 4 6 5 32 30 2,O 220
240 5 3 5 4 6 4 31 29 2,O 220
255 4 3 4 3 5 4 31 29 2,O 220
270 4 3 4 3 5 3 32 29 2,O 215
285 3 2 3 2 3 2 32 30 2,O 215
hari Akhir Akhir
k e 4 hari ke-4 hari ke-
hitam agak 4 rnerah
kusarn lunak tua
Tabel C.G. Data Hasil Penelltian Cold Storage
Han'flgl : Sabtul22 Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-5 : 0.71 kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Waktu Pengujiar: 09.00 s.d. 15.00 WIB Pencauii :Awizet K, ST.MT 8, Efriman
Tnbel C.7. Data Hasil Ponolitian Cold Storage

HariKgl : MinggulZ3 Juli 2006 Berat awal ikan : 0, 71 kg


Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Waktu Pengujiar :09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K, ST.MT& Efriman
Hod ks : 6 (enam)
Temperatur Kondisi lkan
Jam Ams Voltase .
Rak 1 Rak 2 Rak 3 Lingk Rak I Rak 2 Rak 3
(Menit) (watt) (Volt) .
Tdb Twb Tdb Twb fdb Twb Tdb Twb Kulit Daging lnsang Kulit Daging lnsang Kulit Daging lnsang
0 30 28 30 28 30 28 32 29 2,O 220
Awal Awal
15 27 25 27 25 28 26 32 29 2,o 220 Awalhari Awal Awal ha" Awal hari
Awal Awal han hari ke-6 Awal hari ke-
30 24 22 24 22 25 23 33 30 hari ke-6 ke-6 ke-6
2.0 220 hari ke-6
agsk ke-6 daging hari ke-6 6 merah
ke-6
hitam merah
hitam keras
merah h"am
agak ke
45 20 18 22 20 23 21 33 30 2,O 220 ke sangat sangat
60 18 16 20 18 20 18 34 31 lunak kusam dan lunak coklatan
2,O 220 kusam coklatan pucat kusam
padat tua
75 16 14 18 16 19 18 34 31 2,O 220
90 13 12 15 13 16 14 33 31 2,O 215
- 105 11 10 12 10 14 12 33 32 2,O 220
120 I0 9 10 8 12 10 33 31 2,O 220
135 10 8 10 8 11 9 32 30 2,O 215
150 9 8 9 8 10 9 32 30 2,l 220
165 7 6 7 6 8 7 32 30 2,O 220
180 7 5 7 5 8 7 31 29 2,O 220
195 8 5 6 5 7 6 32 30 2,O 220
210 6 4 5 4 7 6 32 30 2,l 220
225 5 4 5 4 6 5 32 30 2,O 220
240 5 3 5 4 6 4 31 29 2,O 220
255 4 3 4 3 5 4 31 29 2,O 220
270 4 3 4 3 5 3 32 29 2,O 215
285 3 2 3 2 3 3 32 30 2,O 215
Akhir hari
300 2 1 3 1 3 2 30 30 2,O 220 Akhirharl Akhir Akhir Akhir
A~~~~ Akhir hari ke-6 Akhir
315 2 1 2 0 2 1 29 ke-6 kR6 hari ke6 ke-
30 2,O 220 hari ke-6 ke-6 daging merah hati ke-6
hitam merah
han ke6 hitam merah
330 I 0 1 0 2 1 29 28 2,O 220 agak hitam keras agak
kecOk sangat sangat kecok-
345 0 -1 0 -1 1 0 29 28 220 lunak kusam dan lunak
2,0 kusam latan pucat kusam latan
padat
360 0 -1 0 -1 1 0 30 28 2,O 220
Tabel C.8. Hasil Pengolahan Data Hubungan Antara Ternperatur, Kelembaban Relatif
dan Coefficient Of Performance (COP) Cold Storage

HariKgl : Senin117 Juli 2006 Berat awal ikan : -


Kondisi Ruang Pendingin : Kosong Mulai Pengujian :09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K. ST.,MT. & Efriman
Tabel C.9. Hasii Pengolahan Data Hubungan Antara Temperatur, Kelembaban Relatif
dan Coefficient Of Performance (COP)Cold Storage

HariKgl : Selasal18 Juli 2006 Berat awal ikan rata-rata : 0,5 kg


Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Waklu Pengujian : 09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K, ST.,MT. & Efriman
Hari ke :1 (satu)
,'
.;:;,;l ;~rn?~:
! - , , .. ,p. , ,. .. ... . .,,', , A,:,,.-. , c,.!.:p! {d:;;,,.::+j$f;.
.
--.,

.
.a"'. 'a 9
' "
v, ?.:;.k.a-:..: .:.'-'?~l"::~'..b.,:s.~>;,?::.,::.<;,;;
'

;;,volti;$g:
i s .,,! "

~ ~ l
:.I ;:.i:i.-,.

~ ~
.:,:;;:.:.-:..d.
:..:t:,::.::rijr.
f : p j
.
,.":! .!::'.:i.i
a : ;: .-!'.'. .?,.. .: :.,. ,;;,;,,,:.
"'
.-: .:.!::::(.::> :I: .;. : .:,;
. .. . , . . .. ,, ,,. . Rakl:.;.;l.,:.ii;ii , , 1,~,.:;.;.~Rak~,2~;~;,.,;::,,
(, ; :.:: ..a:.:
,,.!? ;,:.!.
, , . . ::;.:, ,,iRak!:3,;,=:;:.1~:.
. . . ,;,.!.)I;;;2,~i,L[ngk!;j.;>i:,;~~!:i:.+:;dhJ;; . j;;, .' .
;! -.-,:~:;i:-:j:;::
.:.:;i~~ .::;:Y.: o,;!),. ,xd& -&:i,::.
;..,., ::$w<:!j, :;:cop:.
:(M~d$i;':_::.Tdb.,
j . . ..
:,,':',,;{:<.:. . . .3.:.. +:1 8 : .i' . :,;;;,$&.;,- ; r ~ ~ : i ~ ~ W b;.kTdd-8i.
.~. ,; ~:T.-.-,!:; :,-Tk-:i $;:. ::-:;
r;:,... .
:
<. ; v6[,
.. . .
!r7f:...: !-.-kHl$.i
::.;i.c;..
. ,,.* , , ,!. :;.,,;,.: ,..;.;,;;!: :.?':;~-;-,~,~;~,:
:, ;>>, , : . . ?
:jIR.~2> I~RHJ.:. ::,:<?:c:~.; :,,l..;:,.,:.,+
:. :!. ,:. .; ::.:.
;.,;
, .: .:.:::v::
.5.:;..:b:.,;:-

0 29 27 29 27 29 27 30 28 2,O 220 86 86 86 318 22 352 0,l


15 27 25 27 25 28 26 31 28 2,o 220 85 85 85 954 66 . 352 0,2
30 25 23 24 22 25 23 32 30 2,1 220 86 86 84 1908 132 370 0,4
45 22 20 22 20 23 21 32 30 2,o 220 83 83 82 2544 176 352 0,s
60 19 17 18 16 20 18 33 31 2,O 220 84 85 82 3816 264 352 0,7
- 75 17 15 17 15 18 16 33 3 1 2,o 220 83 83 82 4134 286 352 0,8
90 15 13 15 13 16 14 33 31 2,O 215 82 82 82 4770 330 344 1,O
105 13 11 12 10 14 12 33 31 2,O 220 82 80 81 5724 396 352 1,l
120 II 9 11 9 12 10 33 31 2,O 220 82 83 80 6042 417 352 1,2
135 10 8 10 8 11 9 32 30 2,O 215 86 86 83 6360 439 344 1,3
150 9 8 9 8 10 9 32 30 2,1 220 87 87 86 6678 461 370 1,2
165 7 5 7 5 8 6 32 30 2,O 220 84 84 85 7314 505 352 1,4
180 7 5 7 5 8 6 31 . 29 2,O 220 84 84 85 7314 505 352 1,4
195 6 5 6 5 7 6 32 30 2,o 220 86 86 86 7632 527 352 1,s
210 6 4 l 5 4 7 6 32 30 2,1 220 84 84 87 7950 549 370 1,s
225 5 4 5 4 6 5 32 30 2,o 220 84 84 86 7950 549 352 1,6
240 5 4 5 4 6 5 31 29 2,o 220 84 84 86 7950 549 352 1.6
255 4 3 4 3 5 4 31 29 2,o 220 85 85 86 8268 571 352 1,6
270 4 3 4 3 5 4 32 29 2,o 215 85 85 86 8268 571 344 1,7
285 3 2 3 2 3 2 32 30 2,o 215 85 .85 85 8586 593 344 1,7
300 2 1 2 I 3 2 30 28 2,o 220 83 83 84 8904 615 352 1,7
315 2 1 2 1 2 1 30 28 2,o 220 83 83 83 8904 615 352 1,7
330 1 0 1 0 2 I 29 27 2,o 220 84 84 83 9222 637 352 1,8
345 0 1 - 0
,.-1 1 0 29 27 2,o 220 84 84 84 9540 .~ ~. .. 659 352 1.9
acn n
Tabel C.11. Hasil Pengolahan Data Hubungan Antara Temperatur, Kelembaban Relatif
dan Coefficient Of Performance (COP) Cold Storage
Tatel C.12. Hasil Pengolahan Data Hubungan Antara Temperatur, Kelembaban Relatif
dan Coefficient Of Performance (COP) Cold Storage

Hari/Tgl : Jum'aUZI Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-4 : 0,67kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Mulai Pengujian : 09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K. ST.,MT. & Efriman
Tabcl C.13. Hasil Pengolahan Data Hubungan Antara Temperatur, Kelembaban Relatif
dan Coefficient Of Performance (COP) Cold Storage

HariRgl : Sabtu122 Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-5 : 0,71 kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lkan Mulai Pengujian :09.00 s.d. 15.00 WIB ,Penguji : Arwizet K, ST.,MT. & Efriman
Tabcl C.14. Hasil Pengolahan Data Hubungan Antara Temperatur, Kelembaban Relatif
dan Coefficient Of Performance (COP) Cold Storage

Harirrgl : Minggu123 Juli 2006 Berat ikan awal hari ke-6 : 0,71 kg
Kondisi Ruang Pendingin : Berisi lklin Mulai Pengujian :09.00 s.d. 15.00 WIB Penguji : Arwizet K. ST.,MT. & Efrirnan
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E

Dcbkumentasi Ikan
H a d Penyimpanan
Dalam C m Z d Storage
9
Kondisi daging,warna kulit ikan sebelum disimpan

Warns insang ikan sebelum disimpan


. Kondisi daging, warm kulit ikan hari ke -2 dalam coldstorage
tanpa direndam air laut

Wama insang ikan hari k-2 dalam collstor~igetanpa direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit dan warna insang ikan hari ke-2
dalam cold storage dengan direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-3 dalam cold storage
tanpa direndam air Iaut

Warna insang hari ke-3 dalam cold storage


tanpa direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-3 dalam cold storage
dengan direndam air Iaut

Wama insang ikan hari ke-3 dalarn cold storage


dengan direndam air Iaut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-4 dalam cold storage
tanpa direndam air laut

Warna insang ikan hari ke-4 dalam cold storage


tanpa direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-4 dalam cold storage
dengan direndam air Iaut

Wama insang ikan hari ke-4 dalam cold siorage


dengan direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-5 dalam cold storage
tanpa direndam air laut

Warna insang ikan hari ke-5 dalam cold storage


tanpa direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-5 dalam cold storage
dengan direndam air laut

Wama insang ikan hari ke-5 dalam cold storage


dengan direndam air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-6 dalam cold storage
tanpa direndam air Zaut

Warna insang ikan hari ke-6 dalarn cold storage


tanpa direndarn air laut
Kondisi daging,warna kulit ikan hari ke-6 dalarn cold storage
dengan direndam air laut

Wama insang ikan hari ke-6 dalarn cold storage


dengan direndam air laut
Kondisi fisik (warna kulit dan daging) ikan setelah disirnpan
13 hari cold storage

Bentuk daging ikan yang dipootng-potong


setelah disimpan 13 hari dalam cold storage
Sajur-sayuran yang akan disimpan dalam Cold Storage
PERSONALIA PENELITIAN

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Arwizet K, ST. MT

b. Golongan Pangkat dan NIP : Penata Muda TK.Y III.b/ 132 206 169

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Jabatan Struktural : Sekretaris Lab. Perencanaan dan

Pengujian Mesin (PPM)

e. Fakultas/Program Studi : Teknik 1 Teknik Mesin

f. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

g. Bidang Keahlian : Teknik Pendingin

h. Waktu untuk Penelitian ini : 15 jam/minggu

2. Anggota Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Nelvi Erizon

b. Golongan Pangkat dan NIP : Pembind IV.d 131 847 377

c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Jabatan Struktural : Ketua Jurusan Teknik Mesin FT.UNP

e. FakultasProgram Studi : Teknik / Teknik Mesin

f. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

g. Bidang Keahlian : Teknologi Fabrikasi

h. Waktu untuk Penelitian ini : 10 j arnlminggu


3. Tenaga LabortTeknisi

a. Narna Lengkap dan Gelar : Yusrizal Latief

b. Golongan Pangkat dan NIP : Penata Mudal IIIal130 808 645

c. Jabatan Fungsional : Teknisi Labor

d. Jabatan Struktural ' -

e. Fakultas/Program Studi : Teknik / Teknik Mesin

f. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

g. Bidang Keahlian : Perencanan Mesin Fluida

h. Waktu untuk Penelitian ini : 10jamlminggu


DAFTAR ALAT YANG DIGUNAKAN
(INSTRUMENTASI PENGUJIAN)
i

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Ket


Termometer gelas & digital Alkohol &
1. 8&2
(Alat ukur temperatur) magic
Ampere meter (alat pencatat
2. 1
arus listrik)
Multi meter (alat pencatan
3. 1
tegangan listrik)
4. Timbangan 1
5. Senter - 1
Balai POM
6. Alat uji kirniawi
Padang
B. DRAF ARTIKEL ILMIAH

RANCANG BANGUN COLD STOARGE


SERTA ANALISIS KARAKTERISTIK FISIS DAN
KlMIAWI IKAN HASIL PENYIMPANAN

Arwizet K ') dan Nelvi Erizon 2,

Abstract

The fish is a product that its freshness can't to get hold of a long
time, if it isn't storaged in a place with low temperature. The fish is easy
putrid quickly, this is result from to grow microoragnics in the fish. One
or other the place for storage of the fish is cold storage. Cold storage is a
place have used for save kind product like of; fish, meats, vegetables,
fruits and some industry products as milks and ice cream so that can to
get hold of the putrefaction processes. The research was intended how to
design and built of the cold storage for storage a preserve of the fish and
to know distance between to influence the storage technical fish without
put in and with put in sea water for physical and chemical condition of
the fish after storage. The result are obtained from experimental data
that; dry ball temperature (Tdb) and wet ball temperature (Twb)in the
cold storage room are between 1°C untill O°C and 0°C untill -l°C and
also relative humidification (RH) between 80% untill 86%. The
Coefficient Of Performance (COP) cold storage between 1,8 untill 1,9.

Key Fords: Cold Storage, Relatif Hurnification (RH), Coefficient Of


Performance (COP), dry ball temperature (Tdb)and wet ball
temperature (TA~).

PENDAHULUAN

Akibat dari letak geografis Sumatera Barat 0'54' LU-3" 30' LS dan 98' ,36'-

101°,53' BT maka propinsi ini memiliki laut yang luas dan garis pantai yang

panjang. Garis pantai Sumatera Barat membujur dari Air Bangis di Kabupaten

Pasarnan Barat hingga ke Muaro Sako di Kabupaten Pesisir Selatan. Luas perairan

Surnatera Barat 186.580 km2 dengan luas laut territorial 57.880 km2 dan 128.700 km2

perairan ZEEI serta panjang garis pantai 2.420,4 km. Wilayah laut yang luas dan

garis pantai yang panjang menjadikan Propinsi Sumatera Barat sangat kaya dengan

potensi daya kelautan terutama ikan laut.

' I R 21 Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


Dari sektor perikanan Sumatera Barat menghasilkan 289.390 Ton ikan

pertahun (Sumatera Barat Dalam Angka, 2002). Produksi ikan dari kantong nelayan

di daerah ini, tidak semuanya dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Fenomena ini

terlihat disaat produksi ikan melimpah, harga ikan jatuh jauh di bawah harga normal,

kondisi seperti tentu sangat merugikan nelayan.

Ikan laut kesegarannya tidak dapat dipertahankan dalam waktu lama, jika

tidak disimpan di tempat yang dingin. Berbagai upaya untuk itu telah dilakukan oleh

para nelayan yakni menyimpan ikan dalarn peti yang taburi dengan batu es yang

telah dihancurkan terlebih dahulu. Akan tetapi cara seperti ini menurut pengarnatan

penulis mempunyai beberapa kelemahan diantaranya; 1) Kulit ikan akan terlihat

memucat atau insangnya akan memutih, serta ukuran fisik ikan akan menyusut akibat

kontak langsung antara batu es dengan ikan, 2) Secara ekonomis dinilai cukup boros,

karena dengan proses penyimpanan yang lama dan jumlah ikan yang banyak akan

menambah beban pembiayaan lagi bagi nelayan sebelum ikan dijual kepada

konsurnen. Dari dua kelemahan di atas, menyebabkan nelayan terpaksa menjual ikan

hasil tangkapan mereka sesegera mungkin, walaupun harganya lebih rendah dari

harga normal.

Sehubungan dengan permasalahan di atas maka dirasa perlu mencari solusi

lain dalam ha1 penyimpanan. Salah satu alat untuk penyimpanan dan pengawetan

ikan adalah cold storage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara merancang

bangun cold storage, mendapatkan informasi sejauhmana pengaruh teknik

penyimpanan tanpa merendam dan dengan merencam ikan dalam air laut terhadap

kondisi fisik dan kimiawi ikan hasil penyimpanan.

2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


mempunyai temperatur ruangan lebih tinggi jika dibanding dengan jenis everhead

cold storage, dengan temperatur berkisar antara 3-1 O°C (Dossat, Roy J., 1981:1 64)

Cold Storage Berdasarkan Produk Yang Disimpan

a. Cold Storage Untuk Penyimpanan Sayur dan Buah (Fresh Product)

Cold Storage jenis ini digunakan untuk penyimpanan sayur-sayuran dan buah-

buahan. Cold Storage untuk penyimpanan fiesh product ini mempunyai temperatur

pendinginan berkisar 3OC hingga 1O°C, dengan waktu penyimpanan selama 1 hingga

2 minggu.

b. Cold Storage Untuk Penyimpanan Makanan Beku (Frozen Product)

Cold Storage jenis ini digunakan untuk penyimpanan produk-produk makanan

beku yang simpan dalam waktu yang cukup lama, seperti produk ice cream, keju, es

wall, es kristal dan produk-produk farmasi seperti penyimpanan obat - obatan dan

bahan - bahan kimia. Temperatur penyimpanan bisa mencapai -1 8OC hingga -29OC

dengan lama penyimpanan mencapai 6 bulan atau lebih.

c. Coldstorage Untuk Penyimpanan Ikan atau Daging

Cold Storage jenis ini digunakan untuk penyimpan ikan atau daging a p

kesegarannya tetap bisa terjaga. Temperatur pendinginan pada cold storage jenis ini

berkisar antara -l,O°C hingga 3,25OC sedikit di atas titik beku daging atau ikan -2OC

dengan waktu penyimpanan 1 hingga 2 minggu. Akan tetapi untuk ikan atau daging

yang akan disimpan dalarn kurun waktu yang lama, maka temperatur pendinginan

dalam cold storage harus rnencapai -18°C dengan waktu penyimpanan bisa

mencapai 6 bulan.

'Is: 2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


Untuk produk yang didinginkan hingga mencapai titik beku, biasanya tidak

memerlukan waktu yang lama. Besarnya panas yang dilepaskan produk tersebut

dapat diketahui dengan menggunkan persamaan sebagai berikut:

QP = mplod.~p.prod*AT ...................................... (2)

b. Pendinginan pada Titik Beku

Pendinginan pada titik beku merupakan proses pelepasan panas laten dari

produk pada saat mencapai titik bekunya. Besarnya panas laten yang dilepaskan

produk tersebut dihitung dengan menggunakan persamaan,

Q , = m.L .......................................... (3)


c. Pendinginan di Bawah Titik Beku

Beban pendingin di bawah titik beku merupakan langkah akhir pelepasan

panas dari produk. Pendinginan ini biasanya dilakukan pada proses pembekuan

produk yang membutuhkan waktu penyimpanan yang cukup lama. Untuk

menentukan besarnya panas yang dilepaskan dapat dihitung dengan persmaan,

QP = mpmd-~p,prod-AT ............................... (4)

Beban pendinginan produk total diperoleh dengan menjumlahkan ketiga hasil

perhitungan beban pendinginan di atas. Besarnya panas yang diserap oleh produk

yang didinginkan tiap detik (kW) dapat dirumuskan,

- 'ltotal
Qpduk -
n.3600
atau dengan memasukan faktor koreksi yang disebut juga dengan Chilling Rate

Factor (RF), sehingga persamaan (5) dapat ditulis dengan,

') & *) Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang

- - - - - - - - - - -
---------
---
Prestasi Kerja Mesin Pendingin

Prestasi kerja mesin pendingin dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara

laju efek pendinginan pada evaporator Q, dengan daya kompresor yang diberikan,

Wk.Prestasi kerja mesin pendingin disebut juga CoefJicient Of Performance (COP).

METODOLOGI PENELITIAN

Wilayah Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perencanaan dan Pengujian

Mesin (PPM) Teknik Mesin, Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Padang.

Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini, mulai dari pembuatan alat hingga

selesai penulisan laporan penelitian direncanakan minimal selama 6 (enam) bulan.

Objek Penelitian

Topik penelitian ini adalah rancang bangun cold storage serta analisis

karaktersitik fisis dan kimiawi ikan hasil penyimpanan. Sebagai objek dari penelitian

ini adalah cold storage dan teknis penyimpanan ikan tanpa direndam air laut d m

dengan direndam air laut pengaruhnya terhadap kondisi fisik d m kimiawi ikan hasil

penyimpanan.

Disain Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian dan untuk membuktikan kebenaran

hipotesis yag diajukan, maka dilakukan beberapa langkah antara lain; merancang dan

')& 2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


membuat alat penelitian (cold storage), percobaan pendahuluan, pengumpulan data,

pengolahan data dan analisis data.

Adapun yang menjadi variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kondisi

fisik ikan yang disimpan, distribusi temperatur bola kering (Tdb)dan bola basah (Twb)

dalarn ruangan serta waktu pencapaian temperatur terendah dalam ruang. Sedangkan

yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah teknis penyimpanan ikan

tanpa direndam dalam air laut dan ikan yang direndam dalam air laut.

Kondisi Perancangan Produk

Temperatur awal produk = 30°C

Temperatur akhir produk yang direkomendasikan (Tdb) = - 1,O°C

Temperatur produk yang diizinkan (Tdb) = -1,0-O0C

Kelembaban relatif produk yang direkomendasikan (+), = 85%

Kelembaban relatif produk yang diizinkan (+), = 80-85%

Massa Produk (m,) = 100 kg

Panas jenis produk, cp,ikm = 3,18 kJ1kg.K

Chilling Rate Facktor (RF) = 0,67

Titik beku ikan = -2,25OC

Chilling Time, yaitu waktu yang diperlukan oleh mesin pendingin untuk

mencapai temperatur akhir produk dalam ruang pendingin. Untuk produk ikan

diasurnsikan Chilling Time = 18jam

Pengambilan data dilakukan pertama saat cold storage dalam kondisi kosong dan

kondisi berisi ikan, baik yang tanpa direndam dalam air laut maupun dengan

direndarn dalam air laut. Pencatatan temperatur dilakukan setiap 15 menit selarna 6

jam peengujian melalaui celah intip yang sengaja dibuat pada pintu cold storage.

')& 2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang 8


HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengujian terhadap cold storage hasil rancangan dibedakan atas; pengujian

kosong dan pengujian yang diisi dengan ikan. Pada pengujian yang diisi dengan ikan

dilakukan selama 6 h8ii berturut-turut dengan lama pengujian setiap hari adalah 6

jam. Teknik penyirnpanan ikan dalarn cold storage dibedakan atas penyimpanan

tanpa merendam ikan dalarn air laut dan dengan merendam ikan dalam air laut.

Setiap 15 menit data-data pengukuran dicatat dan ditabulasikan. Untuk setiap akhir

pengujian dilakukan pengecekan terhadap kondisi fisik ikan; warna kulit, kondisi

daging dan wama insang lalu difoto untuk dokumentasi. (Lampiran D pada laporan).

B. Pembahasan
f

B.1. Pengujian Cold Storage dalam Kondisi Kosong !lC1l\f.IJEGEF;I @.YO '
- - --.------.

Hasil pengujian untuk cold storage dalam kondisi kosong dapat digambarkan

oleh grafik hubungan temperatur dalam cold storage terhadap waktu untuk pengujian

kosong pada gambar 1. Distribusi temperatur dalam ruangan cold storage cukup

merata, ha1 ini terlihat dari perbedaan perubahan temperatur pendinginan untuk

masing-masing rak dalam cold storage terhadap waktu selama proses pendinginan

berkisar hanya antara 1-2OC untuk rak 1 dan rak 2. Sedangkan beda antara rak 1 dan
.<

rak 3 berkisar antara 2-3OC.

Temperatur terendah yang dapat dicapai oleh cold storage dalam pengujian

kosong untuk temperatur bola kering (Tdb) adalah O°C dan temperatur bola basah

(Twb)adalah -1°C. Angka di atas membuktikan bahwa cold storage hasil rancangan

ini mempunyai prestasi kerja yang cukup baik. Pada gambar 1 terlihat bahwa laju

penurunan temperatur pendinginan berlangsung cepat di awal-awal proses

)
' Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang 9
pendinginan dan setelah mendekati temperatur 6'C, maka laju penurunan temperatur

pendinginan semakin lambat hingga sampai kondisi tertentu maka temperatur sulit

untuk diturunkan lagi.

Fluktuasi temperatur udara lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap proses pendinginan dalarn ruangan cold storage. Temperatur udara luar

berfungsi untuk membuang panas yang ada pada refrigeran ke udara lingkungan

melalui kondensor.

Hubungan temperatur dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan pada pengujian
kosong
40
35
30 ~ w b

25
8 20
1o
5 +Lingk
0
Twb
-5
Waktu (mnt)

Garnbar 1. Grafik hubungan temperatur dalarn cold storage terhadap waktu


pendinginan untuk pengujian kosong.

Hubungan kelembaban relatif (RH) terhadap waktu


pendinginan dalam cold storage pada pengujian
kosong

0 60 120 180 240 300 360


Waktu (rnnt)

Gambar 2. Grafik hubungan kelembaban relatif (RH) dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan untuk pengujian kosong.

& 21 Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


Gambar 2 memperlihatkan hubungan kelembaban relatif (RH) dalam ruang

cold storage terhadap waktu pendinginan. Dari data pengujian diperoleh bahwa rata-

rata kelembaban dalam ruangan cold storage berkisar antara 80% hingga 85%.

Angka ini sesuai dengan kriteria rekomendasi rancangan untuk RH yang diizinkan.

Dirnana RH dari rekomendasi rancangan yang diizinkan adalah 80-85%. Sedangkan

unjuk kerja mesin pendingin yang diperoleh dari persamaan (2.23) berkisar 1,9.

B.2. Pengujian Cold Storage Berisi Ikan (Hari ~ertama)

Hasil pengujian cold storage berisi ikan hari pertama seperti pada tabel C.2.

(Lampiran C) .Dari tabel C.2 terlihat bahwa; secara umum temperatur dalam cold

storage terdistribusi cukup merata di seluruh ruangan, perbedaannya pada masing-

masing rak tidak terlihat secara signifikan. Pencapaian temperatur terendah Tdb

terjadi hampir merata terutarna pada rak 1 dan 2 yaitu 0 OC, disusul oleh rak 3 yaitu

1°C, sedang untuk Twb adalah untuk rak 1, dan 2 yaitu -l°C, sedangkan rak 3 yaitu

O°C. Fenomena ini diestimasi penyebabnya adalah hampir sama dengan saat

pengujian cold storage dalam kondisi kosong, dimana posisi sumber udara dingin

(evaporator) berada pada bagian atas ruang cold storage.

Pada awal-awal proses pendinginan juga terjadi fenomena dimana laju

penurunan temperatur berlangsung dengan cepat sampai mendekati nilai 6 atau S°C,

setelah itu penurunan temperatur semakin lambat.

Dari tabel C.9 terlihat bahwa kelembaban relatif udara dalam ruang cold
storage berkisar antara 81% hingga 87%. Angka ini sudah memenuhi kriteria

kelembaban relatif seperti yang direkomendasikan oleh rancangan penelitian.

Sedangkan dari gambar 4 terlihat bahwa adanya kecendrungan pada rak 1

mempunyai nilai kelembaban relatif (RH) lebih besar dibanding rak 2 dan rak 3.

'I8: 2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang 11


Akan tetapi masih dalam batas toleransi perancangan. Dengan menggunakan

persamaan (2.23) diperoleh bahwa prestasi kerja dari cold storage atau Coeflcient of

Permomance (COP) mesin pendingin pada pengujian berisi ikan hari pertama adalah

1,9.

Hubungan ternperatur dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan untuk pengujian
berisl ikan hari ke-1
40
1 +Rak 1
35
30
1
,
-Rak
Tdb
I,
T w b .
i Rak 2
25 1 Tdb
! - Rak 2

1 -Rak
Twb
3

1
15
Tdb
I-
10 -Rak 3
Twb
5 I +Lingk
Tdb '
0 Lingk )
-5
Waktu (m nt)

Gambar 3. Grafik hubungan temperatur dalarn cold storage terhadap waktu


pendinginan untuk pengujian berisi ikan hari pertama.

Hubungan kelernbaban rehtif(RH) terhadap waktu


pendinginan dalarn cold storage untuk pengujian berisi
ikan hari ke-1
go - - ----

75 --

70 . . . . . . .
0 60 120 180 240 300 360
Waktu (mnt)

Gambar 4. Grafik hubungan kelembaban relatif (RH) dalam cold storage


terhadap waktu pendinginan untuk pengujian berisi ikan hari pertarna.

Data hasil pengujian cold storage berisi ikan yang dilakukan selama 6 (enam) hari

berturut-turut memiliki kecenderungan data hasil yang harnpir sarna. Hal ini

')& 2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


hitam daging merah hitam daging merah hitam daging merah
mulai padat darah meng- padat pucat mulai padat darah
kusa dan buram kilat dan kusam dan buram
m segar segar segar
Akhir

Akhir
hari
ke-3
Akhir
hari ke-
3
Akhir
hari
:t
ke-3
hari ke-
3
Akhir
hari 22:
Akhir
hari ke-
3
Akhir
hari
hari ke-3 daging ke-3 he3 ke-3
hitam daging hitarn daging
ketiga merah keras merah hitam merah
kusa agak mulai agak
tua dan pucat kusam tua
m lunak lunak
padat
Akhir
Akhir Akhir
Akhir Akhu hari ke- Akhir
hari Akhir
Akhir hari hari 4 hari
ke-4 hari ke- ke-4 hari ke-
hari ke ke-4 ke-4 daging ke-4 ke-4
hitam 4 agak merah 4 agak
empat merah hitam hi&
kusa lunak sangat lunak
tua kusam dan kusam
m pucat
padat
Akhir
Akhir Akhir
hari Akhir Akhir
hari Akhir hari ke- hari
ke-5 Akhir hari hari
Akhir ke-5 hari 5 ke-5
hitam hari ke- ke-5 ke-5 hari ke-
merah ke-5 daging merah
merah hitam 5 agak
kelima ke
t lunak sangat sangat lunak
coklat kusam dan cokla-
kusa pucat kusam
an padat tan
m
Akhir
Akhir
hari Akhir Akhir
Akhi hari ke- Akhir
ke-6 Akhir hari hari hari
'Ichir hitarn hari ke- ke-6
hari 6 ke-6
ke-6 hari ke- ke-6
hari ke-6 daging merah
agak 6 agak merah
keenam hitam keras sangat
lunak kecok- sangat lunak kecok-
kusam dan pucat
kusa latan kusam latan
padat
m

Analisis karakteristik kimiawi (kadar air, protein dan lemak) ikan hasil

penyimpanan dalarn cold storage dilakukan dengan bantuan tenaga ahli bidang kirnia

di Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Padang, Jalan Gajah Mada Po. Box.

172 Gunung Pangilun Padang, Sumatera Barat dengan rincian hasil sepert pada

Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisi karakteristik kimiawi ikan sebelum dan sesudah disimpan
dalarn cold storage
Jenis Teknik Kandungan Ket
No
Ikan Penyimpanan Air Protein Lemak

1 Tongkol Sebelum disimpan 69,43% 28,55% 5,83%

' I k 2 ) Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang

p p p p p p p - p - - - - - - - -
Disimpan tanpa
2 Tongkol 68,91% 27,45% 533%
direndam air laut
Dishpan
3 Tongkol
dengan direndam air 72,90% 25,64% 4,56%
laut
Sumber :Hasil pengujian oleh Balai POM Padang

Dari Tabel 2. terlihat bahwa selama proses penyimpanan dalam cold storage ditinjau

dari teknik penyirnpanan yakni; teknik penyimpanan tanpa merendam ikan dalam air

laut mengalami penurunan kadar air 0,52%, protein 1,l % dan lemak 0,3% dari

kondisi ikan sebelum disimpan. Sedangkan untuk teknik 'penyimpanan dengan

merencam ikan dalam air laut mengalami peningkatan kadar air 3,47% , penurunan

kadar protein 2,9 1% dan lemak 1,27%. Penuiunan kadar air, protein dan lemak untuk

teknik penyirnpanan tanpa merendam ikan dalam air tidak terlau signifikan. Secara

umum penurunan tersebut menurut hemat peneliti dilihat dari segi kelayakan

konsumsi, ikan masih layak dimakan atau dikonsumsi. Begitu juga untuk teknik

penyimpanan dengan merencarn ikan dalam air laut, dengan kenaikan kadar air,

penurunan kaar protein d m lemak juga ti& terlalu signifikan. Secara umum Dilihat

dari peningkatan kadar air, maupun penurunan kadar protein dan lemak menurut

hemat peneliti, dilihat dari segi kelayakan konsumsi, ikan masih layak untuk

dimakan atau dikonsumsi.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Cold storage hasil rancang bangun pada penelitian ini dapat digunakan untuk

penyimpanan ikan dengan capaian temperatur terendah sekitar O°C sampai -1 OC.

'I8: 2, Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Univenitas Negeri Padang

p p p p - - - - - - - - - - - - -
2. Hasil analisa fisik hasil proses penyimpanan dengan teknik merendam ikan dalam

air laut, lebih baik dari pada teknik peyimpanan tanpa merendam ikan dalam air

laut.

3. Teknik penyimpanan dengan merendarn ikan dalam air laut dapat mempertinggi

kadar air dalam ikan dan mengurangkan kadar protein serta lemak ikan hasil

penyimpanan.

4. Cold storage hasil rancang bangun ini dapat pula digunakan untuk penyimpanan

dan pengawetan produk-produk lain seperti daging, sayur-sayuran dan buah-

buahan serta produk industri; minuman kaleng, air mineral, susu dan ice cream,

mengingat capaian temperatur terendah bisa mencapai -l°C yang cocok untuk

kreteria temperatur untuk penyimpanan sayur-sajuran,buah-buah dan produk

industri.

5. Cold storage hasil rancang bangun ini dapat pula digunakan pada kapal ikan

nelayan dengan syarat hams ada modifikasi terhadap bentuk dan bahan yang

dipakai untuk pembuatan cold storage..

B. Saran

1. Menggunakan cold storage sebagai tempat penyirnpanan suatu produk, maka

temperatur pendinginannya hams disesuaikan dengan kondisi fisik dan kimia

produk tersebut.

2. Dalam pembuatan ruang pendingin cold storage gunakan bahan-bahan yang

mempunyai tahanan termal yang tinggi agar dapat mencegah atau memperkecil

energi panas yang masuk dari lingkungan ke ruangan pendingin.

3. Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang rancang bangun cold

storage ini dan teknik penyimpanan ikan dalam cold storage agar diperoleh

' ) & *) Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang 16


informasi yang betul-betul dapat menjadi acuan bagi masyarakat nelayan dalam

cara menyimpan ikan yang baik.

4. Lakukan juga penelitian terhadap produk-produk lain seperti buah-buahan dan

sayur-sayuran komoditi unggulan Surnatera Barat dengan teknik penyimpanan

yang lebih bervariasi; metode dan pengepakan backaging).

5. Waktu pengambilan data pengujian, gunakan alat ukur yang akurat dan presisi

agar kesalahan dalarn penelitian dapat dikurangi.

')& )
' Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, R.S.,(1997), "Refiigeration Appliances Using Hydrocarbon Repigerants:


Manual for the Safe Design, Manufacturing, Servicing and Drop-in
Conversion of Domestic and Comemercial Appliances", Department of
Mechanical Engineering, Huaz Khan, New Delhi..

Andersen, S.A., (1 959), "Automatic Repigeration ", MacLaren & Sons LTD,
Danfoss, Nordborg, Denmark,

Arwizet, K., (2003), "Kaji Numerik dan Eksperimental Aliaran Udara Terkondisi
Melalui Jet Swirling dan Difuser Grille", Laporan Penelitian Pascasarjana,
Teknik Mesin ITB Bandung.

Arismunandar, W., (1986), " Penyegaran Udara",Pradnya Pararnita, Jakarta.

Arora, C.P.,(2001), Refiigerating and Air Conditioning ", Second Edition,


"

McGraw-Hill Book Company Inc., New York

ASHRAE Handbook, Fundamental Volume, American Society of Heating, (1977),


"Refiigeratingand Air Conditioning Engineer", Atlanta, Georgia.

ASHRAE Psycrometrics Teory and Practice, American Society of Heating, (1996),


"Refiigeratingand Air Conditioning Engineer ",Atlanta, Georgia.

Bejan, A., (1982), "Convection heat Transfer",John Willey & Sons, New York.

Carrier Handbook, (1982), '(Air Conditioning System Design", McGraw-Hill Book


Company Inc., New York,
Darmanto, P.S. dan I Made Astina, (1999), "Pengembangan Prototipe Mesin
Pengkondisian Udara Tak Stasioner (Mobile A C Unit)",.Laporan Penelitian
Hibah Bersaing VY2.

Dossat, Roy J., (1981), "Principles ofliepigeration ",Second Edition John Wiley &
Sons, New York.
Fox, Robert W. dan Alan T., (1994), "Introduction to Fluid Mechanics", John
Willey & Sons, New York

Stoecker, W.F. (1996). "Refrigeration and Air Conditioning", McGraw-Hill Book


Company Inc., New York

*) Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Padang


1. Jumal "Saintck" dilerbitkan oleh Lembaga Penelitian Univwsilas Negeri

Padang

2. .It~r~lal
"I-'crlcapalan" ditcrhilian oicll Politckllik Pcrlcapala~lNcgcri Slu-abaya

I!,

~ -
C. SINOI'SIS I'ISNF:l,~'l'lAN 1,AN.jUl'AN

l'enclitinn Rancang Hangun C7okd Storuge serta Analisis Kiuakleristik Fisis

dan Kimiawi &an I-Iasil Penyinlpanan rnel-~ipakanpenelitiail yang relatif ban1 dan

bersilht inovatif dan aplikatif. Pcnditian ini sangat bemanfaat unhik metidapatkati

sollrsi daltli~1proscs pcllyimpanai~ikan hasil tangkapan nclayan. Pada penelitian i ~ i i

lnasih banyak tcrdapat kck~u~angan-kekurangan,baik dalar~iha1 perancangan clan

pembi~atanalat, metode penelitian yang digunakan, intnlmentasi yang dipakai dalam

pengai~bilalldata sel-ta'siste~~i
pengolahan data yang beluln optimal. IJntuk itu ulltuk

Iiiasrz yang altar] datang dillarapltari pcnelitian ini dapat dilanjukan dengan kajim

yang lcbili ko~nprclicnsif,tiiendalani dan metniki keakt~i-atandata yang mempunyai

standar minimal skala nasional atau jika perlu skala intemasional.

Peneliti beskeyakinaii benar bahwa penelitian lanjutan yaag komprehensif

tenlalip pi-oscs pcnyimpanan iknn dan pengal-ulmya teshadap kondisi


d itn rncnda1a.1~1

fisik dan ki~niawiikan, akan melahirkan .informasi yang sangat bcrmanfaat tentang

nietode atau telaik yang bail< dalam lial penyimpanan ikan bagi nelayan. Jika ha1 ini

bisn diwu.judknn tent71 akan sangat membantu ~lelayaildalan ha1 meilgumlgi biaya

da.n inenstabilkan harga iikan dipasaran. Neliiyrm tidak


opcrasional pc~iyi~npnnan,

pe1.1~1
k i ~ a ~[aitang
ir h a r p jika produksi ikan mclimpah tenita~namat-saat musim

l<elar~i(gcla[),l. tugas mcreka Iii~nyanienangkap i.kan sebanyak-biinyaknya. Untuk

me11.jawab tantangan drul peluang tersebut di atas, pe~leliti nlelnbuat sii~opsis

pcnclitian lanjutan dal-i Penelitiail Doscn Muda tahun 2006 ini:


I . 'Topi li

Melakukm bncang Bangin Cold Storage ~mtuk peningkatan sistern

cepal (11lu.st.fic~c~zcr)
pendingjnan ikan pada kapal nelayan dengan sistern pe~idillgi~ia~l

agar tlapai rncrnpcl-tahanltlan kualiras ilcan agar [clap scgar. Patla alar ini di bual

sistcr~l konrrol langwa~uryatig dapat Incngaliu- Icnlpcralur, agar scsuai dcogan

Ii~~rltlisi
ikarl yrlrig ( l i i t ~ g i ~(Idlilll1
~ k i ~ ~~ .~o / ~ . Y / o I Y I ! c cAl)ilkiIIl
~. I ) c I I ( ~ ~ I I ~ , ~I I I~ I~ ~~ II(.:/til/i~(y
II ~

atau fi.ozet1
fot1l~npen7hekrmr1))
(pci?Jlitnpan(~n fi~cnlhchtar~).
Pada penelitian-lanjutan

j u g akan dila~ljutkananalisa secara kimiawi ikan hasil penyimpanan khusus ulltuk

ka~ldtrnpn-kandungan lain d a ~ iikan sclain kadar air, protein dan la~iak.Adaplm

ji~dulyarlg diajttkrlri: R;rc;tng 1P;lngun Cb7,l Stori~gc.lln tuk Pcninglia tan Sisten~

1'cndingin:in Ilan Yada Uspal Nclayan 'Ucngan Sistcm Pcndinginnn C:cpnt.

Kapal nelaynn yang dijadikan sasaran adalah kapal nelayarl Pasir Naras Pariama~l

jcnis Kapal Ragan.

2. I<umus:~nMasalah

a. Bagairnana merancang bangun c.old,~toragcuntuk kapal nelayan jenis kapal bagan

deligall siste~npendinginan cepat (blast fi-eezer)

li.' Apa pengan~hproses pcndingjnan ccpal (blas~fj-cezer) Lcrhadap kondisi fisik dan

kand~mgankirniwi ikan.

3. Hancangan Pcr~elitian

a. Mcracalig alat penclitian (col~ls~oruge)meliputi; tncngllitung bebati pendingin

dari produk, linskungan dan dari siunber laimya.

b. Mcrldisain kondisi nmng cold.vtoi'(~ge,


prod~lkC / ~ koi7cii.vi
I li~gX'zl11g(lt7.
d. Melakukan perigi~jianterlladap alat penelitiiul yang clibuat, mengambil data d2111

mcnganalisa data.

e. Mengambil kesimpulan dari Iiasil analisa data pengujian.

4. Prosedur Pcngujian

a. Menyediakan alat dan bahan pengujian

c. Analisa data pengujian

You might also like