You are on page 1of 2

Bahan Ajar Mata Kuliah Kritik sastra

Aliran Penilaian Karya Sastra

Berbagai penilaian terhadap karya sastra dapat dikelompokkan dalam aliran/ paham

penilaian. Ada tiga paham, yaitu relativisme, absolutisme, dan perspektivisme. Pertama, relativisme

merupakan paham penilaian yang dihubungkan dengan tempat dan waktu munculnya karya sastra.

Dalam paham ini, nilai karya sastra menjadi relatif sebab bergantung pada kapan dan di mana

karya itu terbit. Apabila karya sastra sudah dinilai bermutu pada suatu masa dan tempat, karya

sastra tersebut akan tetap dinilai baik meskipun telah melewati zamannya. Kedua, absolutisme

merupakan paham penilaian yang berdasar pada paham-paham tertentu, seperti politik, moral,

atau ukuran-ukuran yang dogmatis. Dalam paham ini, nilai karya sastra tidak didasarkan pada

hakikatnya, tetapi didasarkan pada hal di luar sastra berupa paham atau pemikiran tertentu

sehingga bersifat absolut. Ketiga, perspektivisme merupakan paham penilaian yang menilai karya

sastra dari berbagai perspektif. Dalam paham ini, nilai karya sastra tidak hanya ditentukan dari

tempat dan waktu munculnya, tetapi juga dinilai bedasarkan zaman yang dilewatinya hingga

sekarang.

Paham-paham penilaian di atas dapat dilihat dalam sejarah kritik sastra Indonesia.

Semboyan seni untuk seni (l’ art pour l’ art) dan seni untuk tujuan tertentu (tedenzkust) pernah

diperdebatkan pada masa Pujangga Baru. Seni sebagai propaganda atau seni yang terlibat/ berisi

(l’art engagee) juga muncul pada kelompok sastrawan yang tergabung dalam Lembaga

Kebudayaan Rakyat (Lekra). Penilaian terhadap karya sastra dengan pandangan-pandangan

tersebut memperlihatkan paham yang absolut. Selanjutnya, penilaian melalui berbagai perspektif

diperlihatkan pada karya Chairil Anwar. Sajak-sajaknya mendapat tanggapan pembaca sejak

kemunculannya hingga masa yang dilewatinya. Penilaian sastra secara relatif tampak pada karya

sastra lama, seperti hikayat, dongeng, dsb. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa paham
penilaian absolut dalam menentukan mutu sastra tidak dikaitkan dengan hakikat sastra itu sendiri,

sedangkan paham penilaian relatif dapat dikatakan hanya memberikan tafsiran dari suatu karya

karena karya itu akan selalu bernilai baik. Oleh karena itu, paham penilaian dengan berbagai sudut

pandanglah yang mampu membuat penilaian terhadap karya sastra secara tepat berdasar nilai

seni sastra.

Tanya jawab

1. Bagaimana perbedaan aliran penilaian sastra relativisme dan perspektivisme?

Berilah contoh atau ilustrasi dari kedua aliran penilaian tersebut dalam kritik sastra

Indonesia!

2. Jelaskan ciri-ciri aliran penilaian sastra absolutisme!

Terima kasih

You might also like