You are on page 1of 144

PENGARUH KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN DAN DUKUNGAN TOKOH

AGAMA TERHADAP PERILAKU IBU BALITA DALAM IMUNISASI


CAMPAK DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KECAMATAN
MEDAN TUNTUNGAN KOTA MEDAN

TESIS

OLEH :

LINA SARI LUBIS


087012011/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


THE INFLUENCE OF THE HEALTH OFFICER’S COMMUNICATION AND
THE SUPPORT OF RELIGIOUS FIGURES ON THE BEHAVIOR OF MOTHERS
WITH CHILDREN UNDER FIVE YEARS IN MEASLES IMUNIZATION
AT SIMALINGKAR HEALTH CENTER MEDAN TUNTUNGAN
SUBDISTRICT MEDAN CITY

TESIS

OLEH :

LINA SARI LUBIS


087012011/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


PENGARUH KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN DAN DUKUNGAN TOKOH
AGAMA TERHADAP PERILAKU IBU BALITA DALAM IMUNISASI
CAMPAK DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KECAMATAN
MEDAN TUNTUNGAN KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Oleh

LINA SARI LUBIS


087012011/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


Judul Tesis : PENGARUH KOMUNIKASI PETUGAS
KESEHATAN DAN DUKUNGAN TOKOH
AGAMA TERHADAP PERILAKU IBU BALITA
DALAM IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS
SIMALINGKAR KECAMATAN MEDAN
TUNTUNGAN KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Lina Sari Lubis
Nomor Induk Mahasiswa : 087012011
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing :

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (Dra. Syarifah, M.S)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

Tanggal Lulus : 02 Februari 2011

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji
Pada tanggal : 02 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : 1. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M.
Anggota : 1. Dra. Syarifah, M.S
2. Drs. Tukiman, M.K.M.
3. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

PENGARUH KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN DAN DUKUNGAN TOKOH


AGAMA TERHADAP PERILAKU IBU BALITA DALAM IMUNISASI
CAMPAK DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KECAMATAN
MEDAN TUNTUNGAN KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2011

( Lina Sari Lubis )

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kasus campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota


Medan masih tinggi, dijumpai sebanyak 99 kasus pada tahun 2008. Kondisi tersebut
menunjukkan masih rendahnya partisipasi dari ibu balita dalam mengimunisasikan
balitanya di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.
Upaya yang dilakukan melalui komunikasi petugas kesehatan dan dukungan tokoh
agama belum optimal dalam mengubah perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh komunikasi petugas kesehatan
(metode, media, isi pesan, strategi pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan
instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional) terhadap perilaku ibu
balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan
Tuntungan Kota Medan. Jenis Penelitian ini adalah survey explanatory. Populasi
adalah ibu yang mempunyai balita (9 – 12 bulan) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Sampel
penelitian sebanyak 80 ibu balita yang diambil dengan menggunakan simple random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku ibu
balita dalam imunisasi campak dari komunikasi petugas kesehatan adalah metode,
media dan isi pesan, sedangkan dari dukungan tokoh agama adalah dukungan
instrumental dan dukungan informasional. Media merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas
Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mengefektifkan
media tentang imunisasi campak dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan
kepada masyarakat kota Medan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar
serta meningkatkan partisipasi tokoh agama melalui sosialisasi tentang imunisasi
campak.

Kata Kunci : Komunikasi, Dukungan, Perilaku Ibu Balita.

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

The cases of measles in Simalingkar Health Center Medan Tuntungan


Subdistrict Medan City was still excessive, which found cases of measles were 99
cases in 2008. The condition showed that the participation of mothers’ with babies
were decrease in giving immunization to her babies in Simalingkar Health Center.
The attempt done by communication of health officer an the support of religious
figures were not optimal yet to change mothers’ behavior in measles immunization.
This research aimed to analyze the influence of communication of health
officer (method, media, message content, message strategy) and the support of
religious figures (instrumental support, informational support, emotional support) on
mothers’ behavior in measles immunization in Simalingkar Health Center. This was
survey research with an explanatory. The population were mothers with babies (9 -12
months) those who lived in Simalingkar Health Center. The samples of research were
80 mothers with babies using simple random sampling. Collecting data were done by
interview assisted with questioner. Data were analyzed by using multiple logistic test.
The result of this survey showed that the factors that influenced on mothers’
behavior in measles immunization from the communication of the health officer were
method, media and message content, and from the support of the religious figures
were instrumental support and informational support. Media was the most influence
variable on mother’s behavior in measles immunization in Simalingkar Health Center
Medan Tuntungan Subdistrict Medan City.
It is suggested to Medan District Health Office to make media about measles
immunization more effective in an effort to improve the promotion of health program
for Medan’s Community, especially for those who live in working area of
Simalingkar Health Center. It is also suggested to improve the participation of the
religious figures through socialization about measles immunization.

Keywords : Communication, Support, Mothers’ behavior

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis sehingga penulis telah dapat menyusun dan menyelesaikan Tesis

dengan judul “Pengaruh Komunikasi Petugas Kesehatan dan Dukungan Tokoh

Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak di Puskesmas

Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan”. Salawat dan salam kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya

yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Dalam proses penelitian dan penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan,

dukungan, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

iii
Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M dan Dra. Syarifah, M.S, selaku Dosen

Pembimbing Tesis.

5. Drs. Tukiman, M.K.M. dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, selaku Dosen

Pembanding Tesis.

6. Dr. Erwin Effendi, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan.

7. Suami tercinta Syamsul Alam Nasution, S.STP, M.A.P., serta ananda Alisya

Nabilah Nasution dan Ibqan Alam Nasution, yang senantiasa mendo’akan,

memberi perhatian dan semangat selama penulis mengikuti perkuliahan

hingga selesainya pendidikan.

8. Ayahanda tercinta Zainal Abidin Lubis dan Ibunda tercinta Nurlan yang selalu

mendo’akan dan memotivasi penulis.

9. Ayahanda Mertua tercinta Alm. Drs. Zainal Arifin Nasution dan Ibunda

Mertua tercinta Hj. Siti Maryam Lubis yang senantiasa mendo’akan dan

memberi dorongan kepada penulis.

10. Para ibu yang menjadi subjek penelitian yang telah meluangkan waktu untuk

wawancara.

11. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 yang telah memberi

semangat kepada penulis.

iv
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari dalam penyusunan Tesis ini masih banyak kekurangan,

oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bertujuan untuk

menyempurnakan Tesis ini. Mudah-mudahan Tesis ini bermanfaat terutama bagi

penulis sendiri dan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Amin Ya Rabal

‘Alamin.

Medan, Februari 2011

Penulis

Lina Sari Lubis

v Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Lina Sari Lubis dilahirkan di Medan pada tanggal 13 Juni 1978, anak

keempat dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Zainal Abidin Lubis dan

Ibunda Nurlan. Menikah dengan Syamsul Alam Nasution, SSTP, MAP pada tanggal

5 September 2004 dan telah dikaruniai dua orang putra dan putri yaitu Alisya Nabilah

Nasution dan Ibqan Alam Nasution, sekarang menetap di Jl. Juang 45 No. 28 Medan

Estate.

Memulai pendidikan di SD Negeri 060848 Medan lulus tahun 1990,

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 6 Medan lulus tahun 1993. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 4 Medan lulus tahun 1996. selanjutnya

meneruskan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan

selesai tahun 2002.

Pernah bekerja sebagai dokter PTT di Puskesmas Titi Papan Kota Medan

dari tahun 2004 – 2006, kemudian sebagai dokter PNS di Puskesmas Titi Papan tahun

2006 – 2008. Selanjutnya di Puskesmas Pembantu Tembung Kota dari tahun 2009

sampai dengan sekarang.

vi
Universitas Sumatera Utara
i
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1


1.2. Permasalahan .......................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
1.4. Hipotesis ................................................................................. 7
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 9

2.1. Perilaku ................................................................................... 9


2.1.1. Perilaku Kesehatan ..................................................... 9
2.1.2. Domain Perilaku ......................................................... 11
2.2. Komunikasi ............................................................................. 14
2.2 1. Definisi Komunikasi ................................................... 14
2.2.2. Komponen Komunikasi .............................................. 14
2.2.3. Proses Komunikasi ..................................................... 15
2.2.4. Media Komunikasi ..................................................... 16
2.2.5. Metode Komunikasi ................................................... 17
2.3. Dukungan Sosial ..................................................................... 18
2.3.1. Definisi ....................................................................... 18
2.3.2. Sumber Dukungan sosial ............................................ 19
2.3.3. Bentuk Dukungan ....................................................... 19
2.3.4. Dampak dukungan sosial ............................................ 21
2.4. Campak ................................................................................... 22
2.4.1. Definisi ....................................................................... 22
2.4.2. Penyebab ..................................................................... 23
2.4.3. Gejala Klinis ............................................................... 23
2.4.4. Komplikasi .................................................................. 24

vii
Universitas Sumatera Utara
i
2.4.5. Diagnosa ..................................................................... 24
2.4.6. Pengobatan .................................................................. 25
2.4.7. Pencegahan ................................................................. 25
2.4.8. Tahapan Pemberantasan Campak ............................... 25
2.5. Imunisasi ................................................................................ 27
2.5.1. Tujuan Imunisasi ........................................................ 28
2.5.2. Manfaat Imunisasi ...................................................... 29
2.6. Landasan Teori ....................................................................... 29
2.7. Kerangka konsep .................................................................... 30

BAB 3. METODE PENELITIAN .............................................................. 32

3.1. Jenis Penelitian ....................................................................... 32


3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 32
3.3. Populasi dan Sampel .............................................................. 33
3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 34
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ......................................... 37
3.6. Metode Pengukuran ................................................................ 38
3.7. Metode Analisis Data ............................................................. 40

BAB 4. HASIL PENELITIAN .................................................................... 41

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 41


4.2. Analisis Univariat ................................................................... 42
4.2.1. Komunikasi Petugas Kesehatan .................................. 43
4.2.2. Dukungan Tokoh Agama ............................................ 44
4.2.3. Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak ............. 45
4.3. Analisis Bivariat ..................................................................... 46
4.3.1. Komunikasi Petugas Kesehatan (Metode, Media,
Strategi Pesan, Isi Pesan) terhadap Perilaku Ibu Balita
dalam Imunisasi Campak............................................. 47
4.3.2. Dukungan Tokoh Agama ( Dukungan Instrumental,
Dukungan Emosional, Dukungan Informasional)
terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi
Campak........................................................................ 50
4.4. Analisis Multivariat................................................................. 53

BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................. 56

5.1. Pengaruh Komunikasi Petugas Kesehatan terhadap Perilaku


Ibu Balita dalam Imunisasi Campak ...................................... 56

viii
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pengaruh Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu
Balita dalam Imunisasi Campak.............................................. 58
5.3. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 61

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 62

6.1. Kesimpulan ............................................................................. 62


6.2. Saran ....................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

LAMPIRAN.......................................................................................................... 66

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...................................... 35

3.2. Metode Pengukuran Variabel Independen ............................................. 38

3.3. Metode Pengukuran Variabel Dependen ............................................... 39

4.1. Distribusi Frekuensi Metode, Media, Strategi Pesan, Isi Pesan,


Komunikasi petugas kesehatan .............................................................. 43

4.2. Distribusi Frekuensi dukungan instrumental, dukungan informasional,


dukungan emosional tokoh agama ......................................................... 44

4.3. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak ...... 45

4.4. Distribusi Komunikasi Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu Balita


dalam Imunisasis Campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan
Medan Tuntungan Kota Medan .............................................................. 47

4.5. Distribusi Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita


dalam Imunisasi Campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan
Medan Tuntungan Kota Medan .............................................................. 50

4.6. Hasil Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat...................................... 53

4.7. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Antara Variabel


Independen dan Variabel Dependen ...................................................... 54

4.8. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Antara Metode,


Media, Isi Pesan, Dukungan Instrumental, Dukungan Informasional
terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak dengan Exp B
95 % ....................................................................................................... 55

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 31

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Lembar Pertanyaan / Kuesioner ........................................................... 72

2. Hasil Uji Statistik ................................................................................ 82

xii
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PETUGAS


KESEHATAN DAN DUKUNGAN TOKOH AGAMA TERHADAP PERILAKU
IBU BALITA DALAM IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS
SIMALINGKAR KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN KOTA MEDAN

NOMOR RESPONDEN :
Nama :
Jenis kelamin : (1) laki-laki (2) Perempuan
Pendidikan : (1) Tamat SD (2) Tamat SLTP (3) Tamat SLTP
(4) Tamat D3 / S1
Pekerjaan : (1) PNS/POLRI
(2) Petani/Buruh
(3) Wiraswasta/Pegawai Swasta
(4) Tidak Bekerja

Petunjuk
Pilihlah salah satu jawaban yang ibu anggap benar

A. KOMUNIKASI PETUGAS KESEHATAN

(1) PERTANYAAN METODE

1. Apakah petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang imunisasi campak


dengan sikap yang baik ?
a. Ya
b. Tidak

66

Universitas Sumatera Utara


2. Apakah petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang imunisasi campak
berbicara dengan kecepatan dan intonasi yang epat sehingga ibu dapat mendengar
dengan jelas ?
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang imunisasi campak


dengan suara yang jelas didengar ?
a. Ya
b. Tidak

4. Apakah dalam penyampaian informasi tentang imunisasi campak petugas


kesehatan pernah salah ucap ?
a. Ya
b. Tidak

5. Apakah dalam penyampaian informasi tentang imunisasi campak oleh petugas


kesehatan ada suara bising/ keramaian masyarakat perkampungan / perumahan yang
mengganggu ibu ?
a. Ya
b. Tidak

6. Apakah dalam penyampaian informasi tentang imunisasi campak oleh petugas


kesehatan ada hujan / suara petir yang mengganggu pendengaran ibu ?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


7. Apakah dalam penyampaian informasi tentang imunisasi campak oleh petugas
kesehatan ada suara pesawat terbang melintas, suara kereta api, dan suara lalulintas
yang mengganggu pendengaran ibu ?
a. Ya
b. Tidak

(2) PERTANYAAN MEDIA

1. Apakah informasi tentang imunisasi campak oleh petugas kesehatan ibu terima
langsung dari petugas kesehatan ?
a.Ya
b. Tidak

2. Apakah informasi tentang imunisasi campak ibu terima melalui brosur / leaflet dari
petugas kesehatan ?
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah tulisan di brosur / leaflet mudah ibu pahami ?


a. Ya
b. Tidak

4.Apakah gambar dibrosur / leaflet mudah ibu pahami ?


a.ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang imunisasi campak
melalui tape recorder ?
a. Ya
b. Tidak

6. Apakah suara pada tape recorder terdengar jelas oleh ibu ?


a. Ya.
b. Tidak

(3) PERTANYAAN STRATEGI PESAN

1. Apakah petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi tentang imunisasi


campak dengan bahasa dan istilah yang sama dengan bahasa dan istilah yang ibu
gunakan sehari-hari ?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi tentang imunisasi


campak menggunakan kata-kata asing dan kata-kata yang tidak jelas ?
a. Ya
b Tidak

3. Apakah kata-kata / bahasa yang digunakan oleh petugas kesehatan dapat ibu
pahami dengan jelas dan cepat ?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


4. Apakah ibu bertanya / menyatakan pendapat ketika ada informasi tentang
imunisasi campak yang diberikan petugas kesehatan yang tidak jelas / tidak
dimengerti oleh ibu ?
a. Ya
b. Tidak

(4) PERTANYAAN ISI PESAN

1. Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan apa itu imunisasi pada ibu?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan manfaat imunisasi campak pada


ibu ?
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah petugas kesehatan menjelaskan dampak pemberian imunisasi campak pada


ibu ?
a. Ya
b. Tidak

4.Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan keuntungan pemberian


imunisasi campak pada ibu ?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan kerugian pemberian imunisasi
campak pada ibu ?
a. Ya
b.Tidak

6. Apakah petugas kesehatan memberitahukan kapan ibu memberikan imunisasi


campak pada balita ibu ?
a.Ya
b. Tidak

7. Apakah petugas kesehatan memberitahukan dimana ibu bisa mendapatkan


imunisasi campak ?
a. Ya
b. Tidak

8. Apakah petugas kesehatan memberitahukan biaya pemberian imunisasi campak


pada ibu ?
a.Ya
b. Tidak

B. DUKUNGAN TOKOH AGAMA

(1) PERTANYAAN DUKUNGAN EMOSIONAL

1. Apakah tokoh agama pernah mendengarkan keluhan-keluhan yang sebelumnya ibu


sampaikan ?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


2. Apakah tokoh agama peduli jika ibu mengalami keluhan tentang apapun mengenai
imunisasi campak ?
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah tokoh agama memberikan semangat untuk melakukan pemberian


imunisasi campak kepada balita ibu ?
a. Ya
b. Tidak

4. Apakah tokoh agama pernah menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi secara
teratur ?
a. Ya
b. Tidak

(2) PERTANYAAN DUKUNGAN INSTRUMENTALIS

1. Apakah tokoh agama pernah memberikan bantuan keuangan untuk ibu untuk
transport ke posyandu bila ibu tidak punya uang ?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah tokoh agama pernah memberikan makanan tambahan untuk balita ibu yang
mau di imunisasi ?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


3. Apakah tokoh agama pernah memberikan bantuan seperti kursi, tenda atau yang
lainnya untuk tempat posyandu ?
a. Ya
b. Tidak

4. Apakah tokoh agama pernah langsung mengantarkan ibu ke poyandu untuk


melakukan imunisasi campak ?
a. Ya
b. Tidak

5. Apakah tokoh agama pernah membantu ibu jika balita ibu sakit ?
a. Ya
b. Tidak

(3) PERTANYAAN DUKUNGAN INFORMASI

1. Apakah tokoh agama pernah memberikan informasi tentang imunisasi campak


kepada ibu ?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah tokoh agama memberikan informasi tentang pentingnya imunisasi campak


kepada ibu ?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


3. Apakah tokoh agama memberikan informasi tentang perawatan anak setelah
melakukan imunisasi campak ?
a. Ya
b. Tidak

4. Apakah tokoh agama selalu ikut mengingatkan ibu untuk tidak lupa memberikan
imunisasi campak kepada balita ibu ?
a. Ya
b. Tidak

5. Apakah tokoh agama selalu mengingatkan ibu bahaya penyakit campak ?


a.Ya
b. Tidak

6 Apakah tokoh agama mengingatkan ibu bahwa penyakit campak bisa dicegah
dengan pemberian imunisasi campak ?
a.Ya
b. Tidak

7 Apakah tokoh agama pernah memberikan informasi kepada ibu tentang manfaat
dari imunisasi campak ?
a.Ya
b.Tidak

Universitas Sumatera Utara


76

PERILAKU IBU DALAM IMUNISASI CAMPAK

1. Apakah anak balita ibu mendapatkan imunisasi campak pada umur 9 bulan ?
a. Ya
b. Tidak

2. Apakah imunisasi anak ibu lengkap dan sesuai dengan jadwal pemberian
imunisasi?
a. Ya
b.Tidak

3. Alasan ibu membawa anak untuk di imunisasi campak ..


1. kemauan sendiri
2. dianjurkan tokoh agama
3. dianjurkan petugas kesehatan
4. dianjurkan orang lain

Universitas Sumatera Utara


HASIL UJI STATISTIK
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

1. Komunikasi Petugas Kesehatan


Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. METODE1 1.3000 .4661 30.0


2. METODE2 1.3000 .4661 30.0
3. METODE3 1.4000 .4983 30.0
4. METODE4 1.3667 .4901 30.0
5. METODE5 1.3667 .4901 30.0
6. METODE6 1.4000 .4983 30.0
7. METODE7 1.4667 .5074 30.0
8. MEDIA1 1.4333 .5040 30.0
9. MEDIA2 1.4000 .4983 30.0
10. MEDIA3 1.5000 .5085 30.0
11. MEDIA4 1.3667 .4901 30.0
12. MEDIA5 1.5000 .5085 30.0
13. MEDIA6 1.5333 .5074 30.0
14. STRATEG1 1.4667 .5074 30.0
15. STRATEG2 1.4333 .5040 30.0
16. STRATEG3 1.5000 .5085 30.0
17. STRATEG4 1.5333 .5074 30.0
18. ISI1 1.4333 .5040 30.0
19. ISI2 1.4667 .5074 30.0
20. ISI3 1.4333 .5040 30.0
21. ISI4 1.4667 .5074 30.0
22. ISI5 1.3333 .4795 30.0
23. ISI6 1.4333 .5040 30.0
24. ISI7 1.5000 .5085 30.0
25. ISI8 1.4000 .4983 30.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 35.7333 92.8920 9.6380 25
_

Universitas Sumatera Utara


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

METODE1 34.4333 86.6678 .6922 .9711


METODE2 34.4333 86.6678 .6922 .9711
METODE3 34.3333 86.0230 .7163 .9709
METODE4 34.3667 87.1368 .6027 .9718
METODE5 34.3667 87.1368 .6027 .9718
METODE6 34.3333 86.4368 .6699 .9713
METODE7 34.2667 85.6506 .7436 .9707
MEDIA1 34.3000 85.9414 .7166 .9709
MEDIA2 34.3333 85.6782 .7551 .9707
MEDIA3 34.2333 85.0126 .8126 .9702
MEDIA4 34.3667 84.7920 .8707 .9698
MEDIA5 34.2333 85.4954 .7590 .9706
MEDIA6 34.2000 86.0276 .7019 .9711
STRATEG1 34.2667 85.6506 .7436 .9707
STRATEG2 34.3000 84.4931 .8790 .9697
STRATEG3 34.2333 84.2540 .8975 .9696
STRATEG4 34.2000 84.7862 .8399 .9700
ISI1 34.3000 85.1828 .8013 .9703
ISI2 34.2667 85.4437 .7666 .9706
ISI3 34.3000 85.3897 .7782 .9705
ISI4 34.2667 85.4437 .7666 .9706
ISI5 34.4000 86.3172 .7122 .9710
ISI6 34.3000 86.0103 .7089 .9710
ISI7 34.2333 85.5644 .7514 .9707
ISI8 34.3333 85.5402 .7707 .9705

Reliability Coefficients

N of Cases = 30.0 N of Items = 25

Alpha = .9718

▲ Responden : 30 orang
Total Pertanyaaan : 25 Pertanyaan
r-tabel : n-2 = 30 – 2 = 28, r-tabel=0.439
Nilai r-hitung (pada Corrected Item-Total Correlation) > 0.439
Nilai r-alpha cronbach (0.9718) > r-tabel (0.439)
Artinya 25 item pertanyaan untuk komunikasi petugas kesehatan valid dan reliable untuk
dilanjutkan wawancara kepada responden

Universitas Sumatera Utara


2. Dukungan Tokoh Agama
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. EMOSI1 1.5333 .5074 30.0


2. EMOSI2 1.5667 .5040 30.0
3. EMOSI3 1.5000 .5085 30.0
4. IMOSI4 1.6333 .4901 30.0
5. INSTRU1 1.5667 .5040 30.0
6. INSTRU2 1.5667 .5040 30.0
7. INSTRU3 1.5000 .5085 30.0
8. INSTRU4 1.4667 .5074 30.0
9. INSTRU5 1.6000 .4983 30.0
10. INFOR1 1.4333 .5040 30.0
11. INFOR2 1.5667 .5040 30.0
12. INFOR3 1.5333 .5074 30.0
13. INFOR4 1.5333 .5074 30.0
14. INFOR5 1.5000 .5085 30.0
15. INFOR6 1.5333 .5074 30.0
16. INFOR7 1.4333 .5040 30.0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 24.4667 41.2230 6.4205 16

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

EMOSI1 22.9333 36.8230 .6727 .9603


EMOSI2 22.9000 35.6793 .8785 .9567
EMOSI3 22.9667 36.5161 .7237 .9594
IMOSI4 22.8333 36.4195 .7714 .9586
INSTRU1 22.9000 35.6793 .8785 .9567
INSTRU2 22.9000 35.7483 .8662 .9569
INSTRU3 22.9667 36.0333 .8077 .9579
INSTRU4 23.0000 35.7241 .8641 .9569
INSTRU5 22.8667 37.2920 .6052 .9615
INFOR1 23.0333 37.2057 .6121 .9614
INFOR2 22.9000 36.0931 .8051 .9580
INFOR3 22.9333 35.7885 .8527 .9571
INFOR4 22.9333 36.6161 .7083 .9597
INFOR5 22.9667 36.1713 .7836 .9584
INFOR6 22.9333 35.9264 .8284 .9576
INFOR7 23.0333 37.4816 .5651 .9622

Universitas Sumatera Utara


R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 30.0 N of Items = 16

Alpha = .9612

▲ Responden : 30 orang
Total Pertanyaaan : 16 Pertanyaan
r-tabel : n-2 = 30 – 2 = 28, r-tabel=0.439
Nilai r-hitung (pada Corrected Item-Total Correlation) > 0.439
Nilai r-alpha cronbach (0.9612) > r-tabel (0.439)
Artinya 16 item pertanyaan untuk komunikasi petugas untuk dukungan tokoh agama
valid dan reliable untuk dilanjutkan wawancara kepada responden

3. Pemberian Imunisasi Campak


Pemberian Imunisasi Campak, merupakan variabel dependen ber skala nominal yang
terdiri atas 1 pertanyaan, sehingga tidak di uji validitas dan reliabilitasnya

Universitas Sumatera Utara


HASIL UJI STATISTIK

Distribusi Responden Menurut Pendidikan :


Pendidikan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tamat SD 6 7.5 7.5 7.5
Tamat SLTP 18 22.5 22.5 30.0
SLTA 40 50.0 50.0 80.0
Tamat D3/S1 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

Distribusi Responden Menurut Pekerjaan :


Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS/POLRI 11 13.8 13.8 13.8
Petani/Buruh 6 7.5 7.5 21.3
Wiraswasta/Pegawai
23 28.8 28.8 50.0
Swasta
Tidak Bekerja 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

1. UNIVARIAT
A. METODE
METODE1
Petugas kesehatan memberikan informasi imunisasi campak baik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 46.3 46.3 46.3
ya 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

METODE2
Petugas kesehatan emberi informasi jelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


METODE3
Suara petugas kesehatan dapat didengar dengan baik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 46.3 46.3 46.3
ya 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

METODE4
Petugas kesehatan pernah salah ucap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 39 48.8 48.8 48.8
ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

METODE5
Penyampaian inforasi di tempat yang bising

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 39 48.8 48.8 48.8
ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

METODE6
Penyampaian informasi saat ada hujan/petir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

METODE7
Penyampaian informasi pada saat ada suara pesawat, kereta api,
kendaraan melintas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 41 51.3 51.3 51.3
ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


TOTAL SKOR METODE
Total skor responden dari pertanyaan metode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 4 5.0 5.0 5.0
8 6 7.5 7.5 12.5
9 6 7.5 7.5 20.0
10 21 26.3 26.3 46.3
11 19 23.8 23.8 70.0
12 14 17.5 17.5 87.5
13 6 7.5 7.5 95.0
14 4 5.0 5.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

KATEGORI METODE
Kategori metode

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 43 53.8 53.8 53.8
kurang 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

B. MEDIA
MEDIA 1
Informasi campak langsung dari petugas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 41 51.3 51.3 51.3
ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

MEDIA 2
Informasi campak melalui brosur/leaflet

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

MEDIA 3
Tulisan di Brosur/Leaflet mudah dibaca

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 49 61.3 61.3 61.3
ya 31 38.8 38.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


MEDIA 4
Gambar di Brosur/Leaflet mudah dipahami

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 49 61.3 61.3 61.3
ya 31 38.8 38.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

MEDIA 5
Informasi campak elalui tape recorder

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 51 63.8 63.8 63.8
ya 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

MEDIA 6
Suara tape recorder dapat didengar jelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 47 58.8 58.8 58.8
ya 33 41.3 41.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

TOTAL SKORE MEDIA


Total skor responden dari pertanyaan media

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 6 7.5 7.5 7.5
7 11 13.8 13.8 21.3
8 28 35.0 35.0 56.3
9 16 20.0 20.0 76.3
10 12 15.0 15.0 91.3
11 4 5.0 5.0 96.3
12 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

KATEGORI MEDIA
Kategori media

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 35 43.8 43.8 43.8
kurang 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


C. STRATEGI
STRATEGI 1
Penyampaian informasi dengan istilah yang digunakan sehari-hari

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 31 38.8 38.8 38.8
ya 49 61.3 61.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

STRATEGI 2
Penyampaian Informasi menggunakan kata-kata asing dan tidak jelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 43 53.8 53.8 53.8
ya 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

STRATEGI 3
Bahasa yang digunakan dalam penyapaian informasi dengan jelas dan
cepat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 38 47.5 47.5 47.5
ya 42 52.5 52.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

STRATEGI 4
Responden bertanya ketika informasi disampaikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 39 48.8 48.8 48.8
ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

TOTAL SKOR STRATEGI


Total skor responden dari pertanyaan strategi pesan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 5 6.3 6.3 6.3
5 18 22.5 22.5 28.8
6 27 33.8 33.8 62.5
7 23 28.8 28.8 91.3
8 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


KATEGORI STRATEGI
Kategori strategi pesan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 57 71.3 71.3 71.3
kurang 23 28.8 28.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

D. ISI
ISI 1
Petugas kesehatan memberi penjelasan ttg imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 28 35.0 35.0 35.0
ya 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

ISI 2
Petugas kesehatan memberi penjelasan ttg manfaat imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

ISI 3
Petugas kesehatan memberi informasi tentang dampak imunisasi
campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 40.0 40.0 40.0
ya 48 60.0 60.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

ISI 4
Petugas kesehatan memberi informasi ttg keuntungan imunisasi
campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 40 50.0 50.0 50.0
ya 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


ISI 5
Petugas kesehatan memberi informasi ttg kerugian tidak memberi
munisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

ISI 6
Petugas kesehatan memberi informasi kapan imunisasi campak pada
balita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

ISI 7
Petugas kesehatan memberi informasi dimanadidapatkan imunisasi
campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

ISI 8
Petugas kesehatan memberi informasi biaya imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

TOTAL SKOR ISI


Total skor responden dari pertanyaan isi pesan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8 2 2.5 2.5 2.5
9 1 1.3 1.3 3.8
10 6 7.5 7.5 11.3
11 11 13.8 13.8 25.0
12 15 18.8 18.8 43.8
13 15 18.8 18.8 62.5
14 22 27.5 27.5 90.0
15 6 7.5 7.5 97.5
16 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


KATEGORI ISI
Kategori isi pesan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 60 75.0 75.0 75.0
kurang 20 25.0 25.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

E. DUKUNGAN EMOSIONAL
EMOSIONAL 1
Tokoh agama mendengar keluhan yang responden sampaikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

EMOSIONAL 2
Tokoh agama peduli dengan keluhan ttg campak yang responden
sampaikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 41 51.3 51.3 51.3
ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

EMOSIONAL 3
Tokoh agama memberi semangat untuk melakukan imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

EMOSIONAL 4
Tokoh agama menganjurkan responden imunisasi teratur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 40.0 40.0 40.0
ya 48 60.0 60.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


TOTAL SKOR EMOSIONAL
Total skor responden dari pertanyaan dukungan emosional tokoh
agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 2 2.5 2.5 2.5
5 24 30.0 30.0 32.5
6 23 28.8 28.8 61.3
7 18 22.5 22.5 83.8
8 13 16.3 16.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

KATEGORI EMOSIONAL
Kategori dukungan emosional

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 54 67.5 67.5 67.5
kurang 26 32.5 32.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

F. DUKUNGAN INSTRUMENTAL
INSTRUMENTAL 1
Tokoh agama memberi bantuan dana ketika responden tidak memiliki
dana untuk biaya transportasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 22 27.5 27.5 27.5
ya 58 72.5 72.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

INSTRUMENTAL 2
Tokoh agama emberi makanan tambahan pada balita responden yang
mau di imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

INSTRUMENTAL 3
tokoh agama memberi fasilitas untuk tempat posyandu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 46.3 46.3 46.3
ya 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


INSTRUMENTAL 4
Tokoh agama pernah mengantar responden untuk imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

INSTRUMENTAL 5
Tokoh agama pernah membantu responden ketika balitanya sakit

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 23 28.8 28.8 28.8
ya 57 71.3 71.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

TOTAL INSTRUMENTAL
Total skor dari pertanyaan dukungan instrumentalis tokoh agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 2 2.5 2.5 2.5
6 4 5.0 5.0 7.5
7 21 26.3 26.3 33.8
8 16 20.0 20.0 53.8
9 30 37.5 37.5 91.3
10 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

KATEGORI INSTRUMENTAL
Kategori dukungan instrumentalis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 53 66.3 66.3 66.3
kurang 27 33.8 33.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


G. DUKUNGAN INFORMASI
INFORMASI 1
Tokoh agama pernah memberi informasi tentang imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 25 31.3 31.3 31.3
ya 55 68.8 68.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

INFORMASI 2
Tokoh agama emberi informasi tentang pentingnya imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

INFORMASI 3
Tokoh agama memberi informasi tentang perawatan anak setelah
iunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 28 35.0 35.0 35.0
ya 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0

INFORMASI 4
Tokoh agama mengingatkan responden untuk imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

INFORMASI 5
Tokoh agama mengingatkan ibu tentang bahaya penyakit campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 43 53.8 53.8 53.8
ya 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


INFORMASI 6
Tokoh agaa mengingatkan ibu bahwa penyakit campak dapat dicegah
dengan imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

INFORMASI 7
Tokoh agama memberi informasi tentang manfaat imunisasi campak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 38 47.5 47.5 47.5
ya 42 52.5 52.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

TOTAL SKOR INFORMASI


Total skor responden dari dukungan informasi tokoh agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8 4 5.0 5.0 5.0
9 6 7.5 7.5 12.5
10 19 23.8 23.8 36.3
11 20 25.0 25.0 61.3
12 17 21.3 21.3 82.5
13 8 10.0 10.0 92.5
14 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0

KATEGORI INFORMASI
Kategori dukungan informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 51 63.8 63.8 63.8
kurang 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0

H. VARIABEL DEPENDEN PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK


Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9 bulan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid diberikan
61 76.3 76.3 76.3
imunisasi campak
tidak diberikan
19 23.8 23.8 100.0
imunisasi campak
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


DATA PENDUKUNG
Distribusi Responden Menurut Kelengkapan dan Keteraturan Imunisasi Campak
Imunisasi campak lengkap dan sesuai jadwal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid imunisasi lengkap dan
31 38.8 38.8 38.8
sesuai jadwal
imunisasi tidak lengkap
49 61.3 61.3 100.0
dan tidak sesuai jadwal
Total 80 100.0 100.0

Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memberi Imunisasi Campak :


Alasan membawa anak untuk imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kemauan sendiri 45 56.3 56.3 56.3
dianjurkan totoh agama 7 8.8 8.8 65.0
dianjurkan petugas
25 31.3 31.3 96.3
kesehatan
dianjurkan orang lain 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


2. A. BIVARIAT
UJI HUBUNGAN DENGAN KAI KUADRAT (Chi-Square)
METODE
Kategori metode * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9 bulan
Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori baik Count 42 1 43
metode % within Kategori metode 97.7% 2.3% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
68.9% 5.3% 53.8%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 52.5% 1.3% 53.8%
kurang Count 19 18 37
% within Kategori metode 51.4% 48.6% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
31.1% 94.7% 46.3%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 23.8% 22.5% 46.3%
Total Count 61 19 80
% within Kategori metode 76.3% 23.8% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 23.565b 1 .000
Continuity Correction a 21.077 1 .000
Likelihood Ratio 26.944 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
23.271 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8.79.

▲ Nilai E (harapan) 8.79 maka P Value di lihat dari Continuity Correction,


P Value (0.000) < 0.05 menunjukkan Metode BERHUBUGAN dengan Pemberian
Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


MEDIA
Kategori media * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9 bulan
Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori baik Count 32 3 35
media % within Kategori media 91.4% 8.6% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
52.5% 15.8% 43.8%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 40.0% 3.8% 43.8%
kurang Count 29 16 45
% within Kategori media 64.4% 35.6% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
47.5% 84.2% 56.3%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 36.3% 20.0% 56.3%
Total Count 61 19 80
% within Kategori media 76.3% 23.8% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 7.916b 1 .005
Continuity Correction a 6.496 1 .011
Likelihood Ratio 8.660 1 .003
Fisher's Exact Test .007 .004
Linear-by-Linear
7.817 1 .005
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
8.31.

▲ Nilai E (harapan) 8.31 maka P Value di lihat dari Continuity Correction,


P Value (0.011) < 0.05 menunjukkan Media BERHUBUGAN dengan Pemberian
Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


STRATEGI
Kategori strategi pesan * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9 bulan
Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori strategi baik Count 48 9 57
pesan % within Kategori
84.2% 15.8% 100.0%
strategi pesan
% within Balita
responden mendapat
78.7% 47.4% 71.3%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 60.0% 11.3% 71.3%
kurang Count 13 10 23
% within Kategori
56.5% 43.5% 100.0%
strategi pesan
% within Balita
responden mendapat
21.3% 52.6% 28.8%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 16.3% 12.5% 28.8%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
strategi pesan
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.938b 1 .008
Continuity Correction a 5.493 1 .019
Likelihood Ratio 6.494 1 .011
Fisher's Exact Test .018 .011
Linear-by-Linear
6.851 1 .009
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.46.

▲ Nilai E (harapan) 5.46 maka P Value di lihat dari Continuity Correction,


P Value (0.019) < 0.05 menunjukkan Strategi BERHUBUGAN dengan Pemberian
Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


ISI
Kategori isi pesan * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9 bulan
Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori isi baik Count 51 9 60
pesan % within Kategori isi
85.0% 15.0% 100.0%
pesan
% within Balita
responden mendapat
83.6% 47.4% 75.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 63.8% 11.3% 75.0%
kurang Count 10 10 20
% within Kategori isi
50.0% 50.0% 100.0%
pesan
% within Balita
responden mendapat
16.4% 52.6% 25.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 12.5% 12.5% 25.0%
Total Count 61 19 80
% within Kategori isi
76.3% 23.8% 100.0%
pesan
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 10.147b 1 .001
Continuity Correction a 8.306 1 .004
Likelihood Ratio 9.258 1 .002
Fisher's Exact Test .005 .003
Linear-by-Linear
10.020 1 .002
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
4.75.

▲ Nilai E (harapan) 4.75 maka P Value di lihat dari Fisher’s Exact Test,
P Value (0.005) < 0,05 menunjukkan Isi BERHUBUGAN dengan Pemberian
Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


DUKUNGAN EMOSIONAL
Kategori dukungan emosional * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9
bulan Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori dukungan baik Count 50 4 54
emosional % within Kategori
92.6% 7.4% 100.0%
dukungan emosional
% within Balita
responden mendapat
82.0% 21.1% 67.5%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 62.5% 5.0% 67.5%
kurang Count 11 15 26
% within Kategori
42.3% 57.7% 100.0%
dukungan emosional
% within Balita
responden mendapat
18.0% 78.9% 32.5%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 13.8% 18.8% 32.5%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
dukungan emosional
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 24.505b 1 .000
Continuity Correction a 21.807 1 .000
Likelihood Ratio 23.766 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
24.198 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.18.

▲ Nilai E (harapan) 6.18 maka P Value di lihat dari Continuity Correction,


P Value (0.000) < 0,05 menunjukkan Dukungan Emosional BERHUBUGAN dengan
Pemberian Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


DUKUNGAN INSTRUMENTAL
Kategori dukungan instrumentalis * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9
bulan Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori dukungan baik Count 51 2 53
instrumentalis % within Kategori
96.2% 3.8% 100.0%
dukungan instrumentalis
% within Balita responden
mendapat imunisasi
83.6% 10.5% 66.3%
campak pada umur 9
bulan
% of Total 63.8% 2.5% 66.3%
kurang Count 10 17 27
% within Kategori
37.0% 63.0% 100.0%
dukungan instrumentalis
% within Balita responden
mendapat imunisasi
16.4% 89.5% 33.8%
campak pada umur 9
bulan
% of Total 12.5% 21.3% 33.8%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
dukungan instrumentalis
% within Balita responden
mendapat imunisasi
100.0% 100.0% 100.0%
campak pada umur 9
bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 34.605b 1 .000
Continuity Correction a 31.413 1 .000
Likelihood Ratio 35.083 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
34.172 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.41.

▲ Nilai E (harapan) 6.41 maka P Value di lihat dari Continuity Correction,


P Value (0.000) < 0,05 menunjukkan Dukungan Instrumental BERHUBUGAN
dengan Pemberian Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


DUKUNGAN INFORMASI
Kategori dukungan informasi * Balita responden mendapat imunisasi campak pada umur 9
bulan Crosstabulation

Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori dukungan baik Count 47 4 51
informasi % within Kategori
92.2% 7.8% 100.0%
dukungan informasi
% within Balita
responden mendapat
77.0% 21.1% 63.8%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 58.8% 5.0% 63.8%
kurang Count 14 15 29
% within Kategori
48.3% 51.7% 100.0%
dukungan informasi
% within Balita
responden mendapat
23.0% 78.9% 36.3%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 17.5% 18.8% 36.3%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
dukungan informasi
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 19.657b 1 .000
Continuity Correction a 17.309 1 .000
Likelihood Ratio 19.499 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
19.412 1 .000
Association
N of Valid Cases 80
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.89.

▲ Nilai E (harapan) 6.89 maka P Value di lihat dari Continuity Correction,


P Value (0.000) < 0,05 menunjukkan Dukungan Informasi BERHUBUGAN dengan
Pemberian Imunisasi Campak

Universitas Sumatera Utara


2.B. BIVARIAT
PENENTUAN KANDIDAT
METODE
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Table a,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables METOKAT 23.565 1 .000
Overall Statistics 23.565 1 .000

Universitas Sumatera Utara


Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 26.944 1 .000
Block 26.944 1 .000
Model 26.944 1 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 60.765 .286 .429

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
METOKAT 3.684 1.064 11.987 1 .001 39.789
1 Constant -7.421 2.050 13.102 1 .000 .001
a. Variable(s) entered on step 1: METOKAT.

▲ Nilai P Value (0.001) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

Universitas Sumatera Utara


Media
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Universitas Sumatera Utara


Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables MEDIAKAT 7.916 1 .005
Overall Statistics 7.916 1 .005

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 8.660 1 .003
Block 8.660 1 .003
Model 8.660 1 .003

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 79.049 .103 .154

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
MEDIAKAT 1.772 .679 6.806 1 .009 5.885
1 Constant -4.140 1.247 11.018 1 .001 .016
a. Variable(s) entered on step 1: MEDIAKAT.

▲ Nilai P Value (0.009) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

Universitas Sumatera Utara


Strategi
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Universitas Sumatera Utara


Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables STRATKAT 6.938 1 .008
Overall Statistics 6.938 1 .008

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 6.494 1 .011
Block 6.494 1 .011
Model 6.494 1 .011

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 81.215 .078 .117

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
STRATKAT 1.412 .556 6.451 1 .011 4.103
1 Constant -3.086 .839 13.510 1 .000 .046
a. Variable(s) entered on step 1: STRATKAT.

▲ Nilai P Value (0.011) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

Universitas Sumatera Utara


Isi
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Universitas Sumatera Utara


Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables ISIKAT 10.147 1 .001
Overall Statistics 10.147 1 .001

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 9.258 1 .002
Block 9.258 1 .002
Model 9.258 1 .002

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 78.451 .109 .164

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
51 10 83.6
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 9 10 52.6
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
ISIKAT 1.735 .575 9.098 1 .003 5.667
1 Constant -3.469 .850 16.649 1 .000 .031
a. Variable(s) entered on step 1: ISIKAT.

▲ Nilai P Value (0.003) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Emosional
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Universitas Sumatera Utara


Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables EMOSIKAT 24.505 1 .000
Overall Statistics 24.505 1 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 23.766 1 .000
Block 23.766 1 .000
Model 23.766 1 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 63.943 .257 .386

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
50 11 82.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 81.3
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
EMOSIKAT 2.836 .654 18.809 1 .000 17.045
1 Constant -5.362 1.112 23.228 1 .000 .005
a. Variable(s) entered on step 1: EMOSIKAT.

▲ Nilai P Value (0.000) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Instrumental
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Universitas Sumatera Utara


Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables INSKAT 34.605 1 .000
Overall Statistics 34.605 1 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 35.083 1 .000
Block 35.083 1 .000
Model 35.083 1 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 52.626 .355 .533

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
51 10 83.6
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 2 17 89.5
imunisasi campak
Overall Percentage 85.0
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
INSKAT 3.769 .824 20.942 1 .000 43.350
1 Constant -7.008 1.496 21.952 1 .000 .001
a. Variable(s) entered on step 1: INSKAT.

▲ Nilai P Value (0.000) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

Universitas Sumatera Utara


Dukungan Informasi
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step 0 Variables INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 19.657 1 .000

Universitas Sumatera Utara


Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 19.499 1 .000
Block 19.499 1 .000
Model 19.499 1 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 68.210 .216 .325

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
47 14 77.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 77.5
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
INFORKAT 2.533 .640 15.671 1 .000 12.589
1 Constant -4.997 1.106 20.411 1 .000 .007
a. Variable(s) entered on step 1: INFORKAT.

▲ Nilai P Value (0.000) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate

▲ ▲Semua Variabel Independen (Metode, Media, Strategi Pesan, Isi Pesan,


Dukungan Emosional, Dukungan Instrumental, Dukungan Informasi) memiliki
P Value < 0.25, sehingga dapat dijadikan kandidat untuk diuji dengan Regresi
Logistik

Universitas Sumatera Utara


3. Multivariate
Variabel Independen dengan P Value < 0.25 di uji secara
bersamaan dengan Regresi Logistik

Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Universitas Sumatera Utara


Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
STRATKAT 6.938 1 .008
ISIKAT 10.147 1 .001
EMOSIKAT 24.505 1 .000
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 51.474 7 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 72.028 7 .000
Block 72.028 7 .000
Model 72.028 7 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 15.681 .594 .891

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
59 2 96.7
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 1 18 94.7
imunisasi campak
Overall Percentage 96.3
a. The cut value is .500

Universitas Sumatera Utara


Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
METOKAT 5.241 2.513 4.348 1 .037 188.799
1 MEDIAKAT 7.407 3.235 5.242 1 .022 1646.689
STRATKAT 1.331 2.007 .440 1 .507 3.786
ISIKAT 5.435 2.516 4.665 1 .031 229.333
EMOSIKAT -3.419 1.793 3.638 1 .056 .033
INSKAT 5.427 2.266 5.736 1 .017 227.531
INFORKAT 5.361 2.462 4.743 1 .029 212.865
Constant -43.832 16.216 7.306 1 .007 .000
a. Variable(s) entered on step 1: METOKAT, MEDIAKAT, STRATKAT, ISIKAT, EMOSIKAT,
INSKAT, INFORKAT.

▲ Nilai P Value Variabel Independen yang paling besar di keluarkan, yakni Stategi
P Value (0.507) di keluarkan

Variabel Independen di uji secara bersamaan kembali *

Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Universitas Sumatera Utara


Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
ISIKAT 10.147 1 .001
EMOSIKAT 24.505 1 .000
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 50.936 6 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 71.562 6 .000
Block 71.562 6 .000
Model 71.562 6 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 16.147 .591 .888

Universitas Sumatera Utara


Classification Table a

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
59 2 96.7
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 1 18 94.7
imunisasi campak
Overall Percentage 96.3
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
METOKAT 5.763 2.423 5.658 1 .017 318.273
1 MEDIAKAT 6.837 2.945 5.391 1 .020 931.313
ISIKAT 4.545 1.843 6.079 1 .014 94.114
EMOSIKAT -3.214 1.760 3.336 1 .068 .040
INSKAT 5.661 2.264 6.250 1 .012 287.315
INFORKAT 4.782 2.151 4.943 1 .026 119.344
Constant -40.463 14.005 8.347 1 .004 .000
a. Variable(s) entered on step 1: METOKAT, MEDIAKAT, ISIKAT, EMOSIKAT, INSKAT,
INFORKAT.

▲ Nilai P Value Variabel Independen yang paling besar di keluarkan, yakni


Dukungan Emosional P Value (0.068) di keluarkan

Variabel Independen di uji secara bersamaan kembali **

Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Universitas Sumatera Utara


Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
ISIKAT 10.147 1 .001
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 50.811 5 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 67.237 5 .000
Block 67.237 5 .000
Model 67.237 5 .000

Universitas Sumatera Utara


Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 20.472 .568 .854

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
60 1 98.4
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 93.8
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
METOKAT 3.674 1.637 5.040 1 .025 39.422
1 MEDIAKAT 4.792 2.137 5.029 1 .025 120.571
ISIKAT 3.494 1.671 4.370 1 .037 32.903
INSKAT 3.797 1.497 6.433 1 .011 44.580
INFORKAT 3.327 1.567 4.506 1 .034 27.857
Constant -31.477 10.327 9.290 1 .002 .000
a. Variable(s) entered on step 1: METOKAT, MEDIAKAT, ISIKAT, INSKAT, INFORKAT.

▲ Semua Variabel Independen Telah Memiliki Nilai P Value < 0.05, sehingga dapat
di lanjutkan sebagai Kandidat di Uji Regresi Logistik

Universitas Sumatera Utara


Variabel Independen di uji secara bersamaan
dengan Exp.B 95%

Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value


diberikan
0
imunisasi campak
tidak diberikan
1
imunisasi campak

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Universitas Sumatera Utara


Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant -1.166 .263 19.711 1 .000 .311

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
ISIKAT 10.147 1 .001
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 50.811 5 .000

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 67.237 5 .000
Block 67.237 5 .000
Model 67.237 5 .000

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 20.472 .568 .854

Classification Tablea

Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
60 1 98.4
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 93.8
a. The cut value is .500

Universitas Sumatera Utara


124

Variables in the Equation

95.0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
Step
a
METOKAT 3.674 1.637 5.040 1 .025 39.422 1.594 974.819
1 MEDIAKAT 4.792 2.137 5.029 1 .025 120.571 1.829 7948.740
ISIKAT 3.494 1.671 4.370 1 .037 32.903 1.243 870.618
INSKAT 3.797 1.497 6.433 1 .011 44.580 2.370 838.525
INFORKAT 3.327 1.567 4.506 1 .034 27.857 1.291 601.247
Constant -31.477 10.327 9.290 1 .002 .000
a. Variable(s) entered on step 1: METOKAT, MEDIAKAT, ISIKAT, INSKAT, INFORKAT.

▲ Ke lima Variabel Independen (Metode, Media, Isi Pesan, Dukungan Instrumental dan
Dukungan Informasi ) Memiliki Nilai P Value < 0.05, sehingga ke lima Variabel
Independen tersebut memiliki PENGARUH terhadap Pemberian Imunisasi Campak
pada Balita

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia. Penyakit campak sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat dan

kematian yang diakibatkan oleh komplikasi seperti radang paru (pneumonia), berak-

berak (diare), radang telinga (otitis media) dan radang otak (ensefalitis), terutama

pada anak dengan gizi buruk.

Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang yang menderita

campak. Pada tahun 2002 dilaporkan kematian campak di dunia sebanyak 777.000

dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% dari kematian

campak tersebut dari Indonesia. Tahun 2005 diperkirakan 345.000 kematian diseluruh

dunia, yang terbanyak terjadi pada anak-anak (Depkes RI,2006). Insidens campak di

Indonesia masih tinggi, lebih dari 30.000 ribu anak meninggal setiap tahun karena

campak atau dengan kata lain setiap 20 menit terjadi 1 kematian.

Pada sidang World Health Assembly (WHA) tahun 1998 menetapkan

kesepakatan global salah satunya adalah reduksi campak (RECAM) pada tahun 2000.

Beberapa negara seperti Amerika dan berapa negara lainnya telah memasuki tahap

eliminasi campak. Pada sidang WHO tahun 1996 menyimpulkan bahwa campak

dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu-satunya pejamu (host) atau reservoir

Universitas Sumatera Utara


campak hanya manusia, diperkirakan eradikasi akan dapat dicapai 10-15 tahun

setelah dieliminasi (Depkes RI, 2005). Dengan kata lain bahwa karena virus campak

hanya dapat berkembang di tubuh manusia maka, campak bisa dihilangkan dengan

memberikan kekebalan terhadap virus campak pada manusia, yaitu dengan imunisasi.

Pada tahun 2003 WHO membuat rencana dalam penanggulangan campak

dengan tujuan utama menurunkan angka kematian campak sebanyak 50% pada tahun

2005 dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 1999. Strategi tersebut berupa

akselerasi surveilans campak, akselerasi respon KLB, cakupan rutin imunisasi

campak tinggi (cakupan 90%) dan pemberian dosis kedua campak (Depkes RI,2006).

Kejadian penyakit campak sangat berkaitan dengan keberhasilan program

imunisasi campak. Indikator yang bermakna untuk menilai ukuran kesehatan

masyarakat di negara berkembang adalah imunisasi campak. Bila cakupan imunisasi

mencapai 90% maka dapat berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan angka

kematian sebesar 80-90%. Amerika Serikat mencapai eradikasi campak pada

tingkatan cakupan sekitar 90% (Depkes RI,2004). Indonesia pada saat ini berada pada

tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan KLB.

Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak. Tanpa program

imunisasi attack rate 93,5 per 100.000. Kasus campak dengan gizi buruk akan

meningkatkan Case Fatality Rate (Depkes RI, 2006).

Di Indonesia program imunisasi campak dimulai sejak tahun 1984 dengan

kebijakan memberikan 1 dosis pada bayi usia 9 bulan. Pada awalnya cakupan campak

Universitas Sumatera Utara


sebesar 12,7% di tahun 1984 kemudian meningkat sebesar 85,4% pada tahun 1990

dan bertahan pada 90,6% di tahun 2002, pada tahun 2004 cakupan naik menjadi

91,8%. Pada tahun 1990 Indonesia dinyatakan telah mencapai Universal Child

Immunization (UCI) secara nasional. Hal ini memberikan dampak positip terhadap

kecenderungan penurunan insiden campak, khususnya pada Balita dari 20.08/10.000

– 3,4/10.000 selam tahun 1992-1997. Jumlah kasus campak menurun pada semua

golongan umur di Indonesia terutama anak-anak dibawah lima tahun pada tahun

1999 s/d 2001, namun setelah itu insidens rate tetap, dengan kejadian pada kelompok

umur <1 tahun dan 1-4 tahun selalu tinggi daripada kelompok umur lainnya.

Campak berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), karena tingkat

penularan campak sangat tinggi. Dikatakan KLB, jika peningkatan kejadian

penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya

(jam, hari, minggu, bulan, tahun) atau jumlah penderita baru dalam satu bulan

menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-

rata perbulan dalam tahun sebelumnya. Pada umumnya KLB yang terjadi dibeberapa

provinsi menunjukkan kasus tertinggi selalu ada pada golongan umur 1-4 tahun.

Gambaran ini menunjukkan bahwa balita merupakan kelompok rawan dan perlu

ditingkatkan imunitasnya terhadap campak. Hal ini menggambarkan lemahnya

pelaksanaan dari pemberian satu dosis sehingga perlu dilakukan imunisasi campak

pada semua kelompok umur tersebut diseluruh desa yang mempunyai masalah

cakupan imunisasi. Case Fatality rate campak di rumah sakit dan dari hasil

penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB) selama tahun 1997-1999 cenderung

Universitas Sumatera Utara


meningkat, kemungkinan berkaitan dengan dampak krisis pangan dan gizi, tapi hal

itu belum diteliti (Depkes RI, 2005).

Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian, Indonesia

telah melaksanakan berbagai upaya antara lain dengan program reduksi campak yang

dilaksanakan diseluruh Indonesia secara bertahap dan beberapa propinsi telah

melaksanakan secara intensif. Di Indonesia diperkirakan tahap reduksi campak bila

insidens menjadi 50/10.000 balita dan kematian 2/10.000. Dalam rangka percepatan

reduksi campak, maka dilakukan pemberian imunisasi campak dosis tambahan pada

kelompok usia berisiko tinggi secara lebih luas berupa pelaksanaan crash program

measles pada anak usia 6-59 bulan dan catch up campaign measles seluruh anak SD

kelas 1 s/d 6, tanpa melihat status imunisasi sebelumnya (Depkes RI, 2006).

Di Kota Medan, program pemberantasan penyakit campak ini juga telah

dilaksanakan dengan berbagai kebijakan dan srategi, seperti mengadakan program

penyuluhan kepada masyarakat, kampanye imunisasi campak dan pemberian

imunisasi campak secara massal (crash program measles). Tetapi hasilnya tidak

seperti yang diharapkan karena masih ada kasus-kasus campak di kota Medan.

Berdasarkan data diperolah dari Puskesmas sejak Januari 2005 hingga November

2005 jumlah kasus campak di Medan berjumlah 692 kasus. Sementara jumlah kasus

campak usia balita sejak Januari 2005 hingga November 2005 berjumlah 303 balita.

Pada tahun 2007 jumlah kasus campak di kota Medan 108 kasus, dan pada tahun

2008 jumlah kasus campak 305 kasus (Dinkes Kota Medan, 2008).

Universitas Sumatera Utara


Menurut penjelasan Kasubdin P2P Dinas Kesehatan Kota Medan, walaupun

dengan keterbatasan dana, fasilitas yang kurang lengkap, serta tenaga yang kurang

terampil, tetapi berbagai kebijakan dan strategi dalam pemberantasan penyakit

campak telah dilakukan, seperti penyuluhan kepada masyarakat oleh petugas

kesehatan melalui puskesmas dan puskesmas pembantu di Kota Medan, tentang

penyakit campak dan bahaya yang ditimbulkannya. Semua program ini belum

berhasil dalam memberantas penyakit campak tersebut. Hal ini terbukti dengan masih

adanya kasus yang ditemukan di kota Medan. Daerah yang cakupan imunisasinya

paling rendah dan tertinggi jumlah kasus campaknya adalah puskesmas Simalingkar

kecamatan Medan Tuntungan, dimana cakupan imunisasi campak untuk tahun 2007

sebesar 89,78 %, dan jumlah kasus campak sebanyak 53 kasus (Dinkes Kota Medan,

2008). Cakupan imunisasi campak untuk tahun 2008 sebesar 85,94 % dan jumlah

kasus campak sebanyak 99 kasus (Dinkes Kota Medan, 2009).

Berdasarkan penjelasan dari petugas P2P Dinas Kesehatan Kota Medan,

masih tingginya kasus campak tersebut disebabkan oleh perilaku dari ibu balita

sendiri yang kurang aktif dalam program pemberantasan penyakit campak, antara lain

ibu balita tersebut tidak ikut dalam pemberian imunisasi yang dilakukan secara rutin

di posyandu 1 bulan sekali. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit campak,

persepsi masyarakat tentang penyakit campak, kurangnya keyakinan masyarakat dan

menolak diberikannya imunisasi pada anaknya karena takut anaknya menjadi sakit

setelah diimunisasi.

Universitas Sumatera Utara


Kota Medan merupakan kota yang bercorak heterogen dan paternalistik,

seperti kota-kota lain yang berciri sama, maka peran tokoh masyarakat termasuk

tokoh agama menjadi panutan. Studi yang dilakukan Kurniasari (2006), dalam hal

pembentukan komunitas peduli anak, menunjukkan adanya peran tokoh agama dalam

perubahan perilaku masyarakat, dengan terbentuknya komunitas yang peduli anak,

khususnya di kota Medan.

Sehubungan dengan uraian diatas, peneliti berasumsi bahwa terdapat

pengaruh tokoh agama terhadap perilaku masyarakat, utamanya di bidang kesehatan.

Sepengetahuan peneliti, hingga saat ini belum terlihat peran optimal dari tokoh agama

dalam masalah penyakit campak, untuk itu maka peneliti ingin mengetahui

sejauhmana pengaruh dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu dalam imunisasi

campak.

Petugas kesehatan juga berperan dalam perubahan perilaku ibu balita terutama

dalam imunisasi campak. Di Puskesmas Simalingkar penyuluhan tentang imunisasi

campak kurang efektif dalam memengaruhi ibu balita. Menurut POA Puskesmas

Simalingkar petugas kesehatan memberikan penyuluhan imunisasi

1x/bulan/posyandu. Jika penyuluhan benar dilakukan maka dapat memengaruhi ibu

balita dalam pemberian imunisasi khususnya imunisasi campak.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut : Apakah ada pengaruh komunikasi petugas kesehatan (metode,

media, strategi pesan, isi pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan instrumental,

dukungan informasional, dukungan emosional) terhadap perilaku ibu balita dalam

imunisasi campak di puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh komunikasi petugas kesehatan (metode, media,

strategi pesan, isi pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan instrumental,

dukungan informasional, dukungan emosional) terhadap perilaku ibu balita dalam

imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

1.2 Hipotesis

Ada pengaruh komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi

pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan instrumental, dukungan informasional,

dukungan emosional) terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di

Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

Universitas Sumatera Utara


8

1.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Kota Medan

Menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk mengikut sertakan partisipasi

masyarakat dalam hal ini tokoh agama dalam membuat suatu kebijakan, terutama

dalam bidang kesehatan.

2. Bagi Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan

Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai sejauh

mana pengaruh komunikasi petugas kesehatan dan dukungan tokoh agama

terhadap perilaku ibu balita dalamimunisasi campak, sehingga dapat mengambil

suatu kebijakan dengan membuat program yang sesuai untuk meningkatkan

cakupan imunisasi dan menurunkan jumlah kasus campak.

3. Bagi Petugas Kesehatan dan Tokoh Agama

Menjadi alat evaluasi pribadi petugas kesehatan dan tokoh agama untuk

memperbaiki dan mengembangkan diri.

4. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengembangan ilmu

manajemen kesehatan, khususnya tentang pengaruh komunikasi petugas

kesehatan dan dukungan tokoh agama terhadap cakupan imunisasi campak.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya

adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu

mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi,

berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti

berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan

kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh

organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut

dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat

dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku

makhluk hidup termasuk perilaku manusia.

2.1.1 Perilaku Kesehatan (Notoatmodjo,2007)

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan

kesehatan, makanan serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

Universitas Sumatera Utara


1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( Health maintenance )

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab

itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek yaitu :

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta

pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu

dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari

itu orang yang sehat perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan

yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat

memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya

makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan

seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini tergantung pada

perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan


kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health
seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari

mengobati sendiri ( self treatment ) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

Universitas Sumatera Utara


3. Perilaku kesehatan lingkungan

Bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial

budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak memengaruhi

kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola

lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau

masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat

pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan lainnya.

2.1.2. Domain perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon sangat

tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkuan. Hal

ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon

tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus

yang berbeda disebut determinan perilaku.

Menurut Lawrance Green (2005) perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut :

1). Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factor)

Faktor-faktor ini mencakup, pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat

Universitas Sumatera Utara


sosial ekonomi, dan sebagainya. Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk

berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan

pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat pemeriksaan hamil, baik

bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan,

tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk

periksa hamil. Misalnya, orang hamil tidak boleh disuntik (pemeriksa hamil termasuk

memperoleh suntikan anti tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat.

Faktor-faktor ini terutama yang positif akan mempermudah terwujudnya perilaku

baru maka sering disebut faktor yang memudahkan

2). Faktor-faktor pemungkin (Enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat

pembuangan tinja, tersedianya makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga

fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,

polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta (BPS), dan sebagainya.

Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,

misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak

hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut

dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya

puskesmas, polindes, bidan praktik, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada

Universitas Sumatera Utara


hakikatnya mendukung untuk atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan,

maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung, atau faktor pemungkin.

3). Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),

tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.

Termasuk juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat,

masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta

dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh

masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.

Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku

masyarakat tersebut. Seperti perilaku pemeriksaan ibu hamil, serta kemudahan

memperoleh fasilitas pemeriksaan hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-

undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil. Oleh sebab itu

intervensi pendidikan hendaknya dimulai mendiagnosis 3 faktor penyebab

(determinan) tersebut kemudian intervensinya juga diarahkan terhadap 3 faktor

tersebut.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Komunikasi

2.2.1. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk

lambang atau simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk memengaruhi perilaku

orang lain. Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara/bunyi atau bahasa lisan,

maupun berupa gerakan, tindakan, atau simbol-simbol yang diharapkan dapat

dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut merespons atau bereaksi sesuai

dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. Oleh sebab itu reaksi atau respons,

baik dalam bentuk bahasa maupun simbol-simbol ini merupakan pengaruh atau hasil

proses komunikasi. Proses komunikasi yang menggunakan stimulus atau respons

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan, selanjutnya disebut komunikasi

verbal. Sedangkan apabila proses komunikasi tersebut menggunakan simbol-simbol

disebut komunikasi nonverbal.

2.2.2 Komponen komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

 Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan

kepada pihak lain.

 Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu

pihak kepada pihak lain.

Universitas Sumatera Utara


 Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada

komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat

berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

 Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari

pihak lain.

 Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi

pesan yang disampaikannya.

 Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana

komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").

2.2.3 Proses komunikasi

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang

lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang

disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat

simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau

saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara

langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti

oleh komunikan itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara


4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan

atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami

pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

2.2.4. Media Komunikasi

Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media

yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi.

Media komunikasi sangat berperan dalam memengaruhi perubahan masyarakat.

Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong

perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-

visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut.

Media audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak

sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat

juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama

adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media

komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan

lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film

cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih

menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu

elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka

produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi sering disebut

sebagai multimedia, pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya

Universitas Sumatera Utara


baca-tulis) elemen-elemen multimedia tidak seluruhnya secara optimal menunjang

komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara.

Pada masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital

dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis,

animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya, sehingga

dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni

efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian

muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment (informatif sekaligus

menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama). Saat

menyaksikan tayangan TV masyarakat telah terbiasa melihat sinetron sambil

mencermati tambahan berita dalam bentuk teks yang bergerak di bagian bawah layar

TV, dan sesekali melirik logo perusahaan TV di pojok atas.

2.2.5 Metode Komunikasi

Dalam hal penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan banyak

cara (metode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat

pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan sehingga

komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya

pesan yang disampaikan mengenai sasaran. Metode atau cara tersebut antara lain :

1. Komunikasi satu tahap

Komunikator mengirimkan pesan langsung kepada komunikan sehingga

timbul kemungkinan terjadi proses komunikasi satu arah.

Universitas Sumatera Utara


2. Komunikasi dua tahap

Komunikator dalam menyampaikan pesannya tidak langsung kepada

komunikan, tetapi malalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka ini meneruskan

pesan kepada komunikan.

3. Komunikasi banyak tahap

Dalam menyampaikan pesan, komunikator melakukan dengan cara-cara lain,

tidak selalu mempergunakan komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah akan

tetapi dengan cara lain yaitu dengan melalui berbagai tahap.

2.3 DUKUNGAN SOSIAL

2.3.1. Definisi

Terdapat banyak definisi tentang dukungan sosial yang dikemukakan oleh

para ahli. Sheridan dan Radmacher menekankan pengertian dukungan sosial sebagai

sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. “Sosial support is the

resources provided to us through our interaction with other people ”. (Sheridan dan

Radmacher, 1992).

Pendapat lain dikemukakan oleh siegel yang menyatakan bahwa dukungan

sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki

harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan

kewajiban bersama. “ Sosial support is information from others that one is loved and

Universitas Sumatera Utara


cared for, esteemed and valued, and part of a network of communication and mutual

obligation “ (Siegel dalam Taylor, 1999).

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan

sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai,

diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu

kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama.

2.3.2. Sumber Dukungan Sosial

Dari definisi diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber dari dukungan

sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga individu

tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang lain ini

terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat, teman, rekan kerja, staf

medis serta anggota dalam kelompok kemasyarakatan.

2.3.3. Bentuk Dukungan

Sheridan dan Radmacher (1992), sarafino (1998) serta Taylor (1999)

membagi dukungan sosial kedalam lima bentuk. Yaitu :

1. Dukungan instrumental (tangible assisstance)

Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan

pertolongan langsung seperti pinjaman uang, pemberian barang, makanan serta

pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena individu dapat

Universitas Sumatera Utara


langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan

instumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih

mudah.

2. Dukungan informasional

Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik

tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong

individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

3. Dukungan emosional

Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin,

diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat

menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam

menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.

4. Dukungan pada harga diri

Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif pada individu, pemberian

semangat, persetujuan pada pendapat induividu, perbandingan yang positif

dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu individu dalam

membangun harga diri dan kompetensi.

5. Dukungan dari kelompok sosial

Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu

kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya. Dengan

begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

Universitas Sumatera Utara


2.3.4 Dampak Dukungan Sosial

Bagaimana dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial

memengaruhi kejadian dan efek dari stres. Lieberman (1992) mengemukakan bahwa

secara teoritis dukungan sosial dapat menurunkan kecenderungan munculnya

kejadian yang dapat mengakibatkan stres. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi

dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada

kejadian tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stres.

Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada

kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri, memengaruhi strategi

untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian

yang menimbulkan stres mengganggu kepercayaan diri, dukungan sosial dapat

memodifikasi efek itu.

Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek positif dalam

memengaruhi kejadian dan efek stres. Dalam Safarino (1998) disebutkan beberapa

contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain :

1. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini

dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa tidak

perlu dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak

memperhatikan dukungan yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara


2. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.

3. Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan

atau menyarankan perilaku tidak sehat.

4. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang

diinginkannya. Keadaan ini dapat mengganggu program rehabilitasi yang

seharusnya dilakukan oleh individu dan menyebabkan individu menjadi

tergantung pada orang lain.

2.4. Campak

2.4.1. Definisi

Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan

demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam

kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.

Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam

kulit dan selama ruam kulit ada.

Vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3

tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang

pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit

ini.

Universitas Sumatera Utara


2.4.2 Penyebab

Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui percikan

ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak. Masa inkubasi

adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan

pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1

tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1

tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dan remaja dan dewasa muda yang

belum mendapatkan imunisasi kedua.

2.4.3. Gejala Klinis

Masa tunas 10-20 hari.Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium yaitu :

1. Stadium Kataral (Prodomal)

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise,

batuk, fotophobia, konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam

sebelum timbul eritema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili.

Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah

tepi ialah limfositosis dan leucopenia. Secara klinis gambaran penyakit menyerupai

influenza dan sering di diagnosis sebagai influenza.

2. Stadium Erupsi

Timbul eritema atau titik merah di palatum durum dan palatum

mole.Terjadinya eritema yang berbentuk macula papula disertai meningkatnya suhu

Universitas Sumatera Utara


badan. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk,

sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan

ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, ruam mencapai anggota bawah pada

hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya.

3. Stadium Konvalensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua yang lama

kelamaan akan hilang sendirir. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala pathognomonik

untuk morbili. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi

(Behrman dkk,2000)

2.4.4 Komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.

Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak.

1. Infeksi bakteri (Pneumonia, Infeksi telinga tengah).

2. kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga

penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan

3. Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

2.4.5 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan

lain yang mungkin perlu dilakukan seperti pemeriksaan darah, pembiakan virus dan

serologi campak.

Universitas Sumatera Utara


2.4.6. Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah

baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika

terjadi infeksi bakteri, maka baiknya diberikan antibiotik.

2.4.7. Pencegahan

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.

Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak

Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau

lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan.

Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua

diberikan pada usia 4-6 tahun.

2.4.8 Tahapan Pemberantasan Campak

Pemberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap

yang berbeda-beda (Depkes RI,2006)

a. Tahap Reduksi

Tahap reduksi campak dibagi dalam 2 tahap

1) Tahap pengendalian campak

Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi <80%

dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4-8 tahun.

Universitas Sumatera Utara


2) Tahap pencegahan KLB

Pada tahap ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata

terjadinya penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB

relatif lebih panjang.

b. Tahap Eliminasi

Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (<95%) dan daerah-

daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. Kasus

campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai

tidak terlindung (susceptable) harus diselidiki dan mendapat imunisasi tambahan.

c. Tahap Eradikasi

Cakupan imunisasi tinggi dan merata dan kasus campak sudah tidak ditemukan.

Transmisi virus sudah dapat diputuskan dan negara-negara di dunia sudah memasuki

tahap eliminasi. Reduksi campak mempunyai 5 strategi :

1. Imunisasi rutin 2 kali, pada bati 9-11 bulan dan anak Sekolah Dasar Kelas 1

(belum dilaksanakan secara nasional) dan imunisasi tambahan atau suplemen

2. Surveilans campak

3. Penyelidikan dan penanggulangan KLB

4. Manajemen kasus

5. Pemeriksaan laboratorium

Universitas Sumatera Utara


Surveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik surveilans

eradikasi polio. Kendala utama yang dihadapi adalah kelengkapan data/laporan rutin

Rumah Sakit dan Puskesmas yang masih rendah, beberapa KLB campak yang tidak

rutin terlaporkan, pemantauan dini (SKD-KLB) campak pada desa-desa berpotensi

KLB pada umumnya belum dilakukan dengan baik terutama di puskesmas, belum

semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta ikut berkontribusi

melaporkan bila menemukan campak (Depkes RI.2005).

2.5 Imunisasi

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta

produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan

terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau

racunnya yang masuk kedalam tubuh (Djauzi dan Sundaru, 2003)

Kuman disebut antigen, pada saat pertama kali antigen masuk kedalam tubuh,

maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi.

Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat,

karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3

dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori mengenali antigen tersebut sehingga

pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang

lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap

berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai

Universitas Sumatera Utara


tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya

terkenapun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. (Depkas RI, 1990)

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif

adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan

dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya

adalah imunisasi polio, campak dan lain-lain. Sedangkan imunisasi pasif adalah

penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat.

Contohnya adalah penyuntikan luka kecelakaan (Djauzi dan Sundaru, 2003).

Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak dan dewasa meninggal

karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan

kurangnya informasi tentang pentingnya imunisasi (Depkes RI, 2005).

2.5.1. Tujuan Imunisasi

Untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh

wabah yang sering berjangkit. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan

program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kematian bayi (Depkes

RI.1990)

Universitas Sumatera Utara


2.5.2. Manfaat Imunisasi

Manfaat imunisasi adalah (Depkes RI, 1990) :

1. Untuk anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat

atau kematian.

2. Untuk keluarga

Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong

pembentukan keluarga kecil apabila orangtua yakin bahwa anaknya akan

menjalani masa kanak-kanak dengan aman.

3. Untuk negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk

melanjutkan pembangunan negara, memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara

segenap bangsa di dunia.

2.6 Landasan Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut di atas, maka peneliti dapat merumuskan

beberapa landasan teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Perilaku ibu balita

dalam imunisasi campak merupakan bentuk perilaku dari ibu balita dalam

meningkatkan derajat kesehatannya. Determinan perilaku kesehatan tersebut

dipengaruhi oleh komunikasi petugas sosial, serta konsekuensi terhadap dukungan

tokoh masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Green (1980), bahwa derajat kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh prediposing factor, enabling factor, reinforcing factor. Dalam

Reinforcing factor ini meliputi perilaku tokoh masyarakat berupa dukungan tokoh

agama dan perilaku petugas kesehatan, tentang bagaimana cara komunikasi petugas

kesehatan dalam menyampaikan penyuluhan kepada ibu balita tentang imunisasi

campak.

Dalam pelaksanaan program pemberantasan penyakit campak, diperlukan

partisipasi masyarakat, salah satunya dukungan tokoh agama yang merupakan kunci

keberhasilan, yang dapat juga diartikan sebagai keikutsertaan seseorang atau

seekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan, dalam hal ini imunisasi campak.

Partisipasi dari petugas kesehatan melalui penyuluhan dengan komunikasi yang dapat

diterima oleh ibu balita sebagai informasi yang bermanfaat dan dilaksanakan.

2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan rumusan teori tersebut, maka peneliti dapat merumuskan

kerangka konsep penelitian serta varibel – variabel yang akan diteliti, seperti pada

gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara


31

Variabel Independen Variabel Dependen

Komunikasi petugas
Kesehatan:
- metode
- media
- strategi pesan
- isi pesan Perilaku Ibu Balita
Dalam Immunisasi
Campak
Dukungan Tokoh Agama

- Dukungan
instrumental
- Dukungan
informasional
- Dukungan
emosional

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitan yang digunakan adalah penelitian survei dengan tipe

explanatory research untuk menjelaskan pengaruh komunikasi petugas kesehatan dan

dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di

puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar

Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, dengan alasan, di Puskesmas

Simalingkar terdapat balita yang menderita campak terbanyak di Kota Medan, yaitu

99 kasus di tahun 2008.

Penelitian ini membutuhkan waktu 2 bulan terhitung dari Juni sampai dengan

Juli 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita (9-12 bulan),

yang ada diwilayah kerja Puskesmas Simalingkar kecamatan Medan Tuntungan Kota

Medan. Adapun jumlah populasi tersebut adalah 387 orang.

32

Universitas Sumatera Utara


3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono,2005). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah simple

random sampling (sampel acak sederhana), yaitu setiap anggota dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Teknik

pengambilan sampel acak sederhana dalam penelitian ini dengan mengundi anggota

populasi (lottery technique) atau teknik undian.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Menyiapkan daftar subjek yaitu daftar nama ibu yang mempunyai balita yang

didapat di Puskesmas.

2. Memberi nomor urut subjek anggota populasi, penomoran dilakukan sesuai

alphabet nama

3. Menyiapkan potongan kertas

4. Menulis nama dan nomor dari masing-masing anggota populasi.

Randominasi dengan mengocok undian, proses ini dilakukan sampai didapat besar

sampel yang diinginkan (Pratiknya,1993).

Besar sampel dalam penelitian dihitung dengan menggunakan rumus :

N
n = ----------
1+ Ne²

Universitas Sumatera Utara


Dimana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih ditolerir (10 % )

Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel yang diteliti sebesar 79,6 orang

menjadi 80 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari ibu balita dengan

bertanya langsung pada ibu dengan menggunakan kuesioner. Sebelum melakukan

penelitian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dilokasi yang berbeda dari lokasi

peneltian, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kuesioner tentang variabel

independen yaitu komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi pesan)

dan dukungan tokoh agama ( dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan

informasi), variabel dependen (perilaku ibu balita dalam imunisasi campak) yang

disusun mampu mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian uji validitas dan

reliabilitas dilakukan di Puskesmas Selayang kecamatan Medan Selayang Kota

Medan karena mempunyai kemiripan dengan lokasi penelitian.

Universitas Sumatera Utara


Hasil uji validitas dan reliabillitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Corrected r tabel r alpha Validitas


Variabel Item Total
Correlation
Komunikasi petugas kesehatan
metode 1 0.692
metode 2 0.692
metode 3 0,716
metode 4 0,602 0,439 0,971 Valid
metode 5 0,602
metode 6 0,669
metode 7 0,743
Komuniksasi petugas kesehatan
media 1 0,716
media 2 0.755
media 3 0.812 0.439 0.971 Valid
media 4 0,870
media 5 0,759
media 6 0.701
Komunikasi Petugas Kesehatan
strategi pesan 1 0.743
strategi pesan 2 0.879 0,439 0,971 Valid
strategi pesan 3 0.897
strategi pesan 4 0,839
Komunikasi Petugas Kesehatan
Isi pesan 1 0.801
Isi pesan 2 0.766
Isi pesan 3 0.778
Isi pesan 4 0.766 0.439 0.971 Valid
Isi pesan 5 0.712
Isi pesan 6 0.708
Isi pesan 7 0.751
Isi pesan 8 0.770

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Lanjutan)

Corrected r tabel r alpha Validitas


Variabel Item Total
Correlation

Dukungan tokoh agama


dukungan emosional 1 0.672
dukungan emosional 2 0,878 0.439 0,961 Valid
dukungan emosional 3 0,723
dukungan emosional 4 0.771

Dukungan tokoh agama


dukungan instrumental 1 0.878
dukungan instrumental 2 0,866
dukungan instrumental 3 0,807 0,439 0,961 Valid
dukungan instrumental 4 0,864
dukungan instrumental 5 0,605

Dukungan tokoh agama


dukungan informasi 1 0,612
dukungan informasi 2 0,805
dukungan informasi 3 0,852
dukungan informasi 4 0,708 0,439 0,961 Valid
dukungan informasi 5 0,783
dukungan informasi 6 0,828
dukungan informasi 7 0,565

Berdasarkan Tabel 3.1 diatas diketahui butir-butir pertanyaan untuk variabel

independen komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi pesan)

dan dukungan tokoh agama (dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan

informasional) dan variabel dependen (perilaku ibu balita dalam imunisasi campak),

butir pertanyaan tersebut valid karena nilainya lebih besar dari r-tabel serta reliabel

(memenuhi persyaratan). Dengan demikian kuesioner tersebut layak digunakan

sebagai alat ukur pada penelitian.

Universitas Sumatera Utara


2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari posyandu dan Puskesmas Simalingkar serta

sumber lainnya.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

Jenis Variabel :

1. Variabel Dependen (variabel terikat ) : perilaku ibu balita dalam imunisasi

campak.

2. Variabel Independen ( Variabel bebas ) : komunikasi petugas kesehatan

(metode, media, strategi pesan, isi pesan) dan dukungan tokoh agama

(dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasional)

Definisi Operasional

1. Perilaku ibu balita dalam imunisasi campak adalah suatu bentuk tindakan dari ibu

untuk membawa balitanya untuk diimunisasi campak pada umur 9 – 12 bulan.

2. Metode adalah cara petugas kesehatan dalam menyampaikan informasi kepada

ibu balita tentang imunisasi campak.

3. Media adalah sarana penyampaian penyuluhan petugas kesehatan kepada ibu

balita tentang imunisasi campak berupa leaflet, brosur, spanduk.

4. Strategi pesan adalah cara yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam bentuk

strategi tertentu sehingga dapat dimengerti.

5. Isi pesan adalah isi atau materi penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan

kepada ibu balita.

Universitas Sumatera Utara


6. Dukungan instrumental adalah adanya interaksi tokoh agama kepada ibu balita

berupa pemberian bantuan makanan tambahan di posyandu.

7 Dukungan emosional adalah adanya interaksi antara tokoh agama terhadap ibu

balita dalam pemberian imunisasi campak dalam bentuk empati dan kepedulian

8. Dukungan informasi adalah adanya interaksi antara tokoh agama terhadap ibu

balita dalam memberikan informasi tentang manfaat dan pentingnya imunisasi

campak kepada balita.

3.6 Metode Pengukuran

Metode pengukuran variabel independen dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut:

Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Independen

Variabel Jumlah Alternatif Kategori Alat dan


Pertanyaan Jawaban dan Skala Ukur
Bobot Nilai
1. Metode 7 Ya (2) Tidak (1) Baik (11–14) Kuesioner
Kurang (7-10) (Interval)
2. Media 6 Ya (2) Tidak (1) Baik (9–12) Kuesioner
Kurang (6-8) (Interval)
3. Strategi Pesan 4 Ya (2) Tidak (1) Baik (6–8) Kuesioner
Kurang (4-5) (Interval)
4. Isi Pesan 8 Ya (2) Tidak (1) Baik (12-16) Kuesioner
Kurang (8-11) (Interval)

Universitas Sumatera Utara


Tabel 3.3. Metode Pengukuran Variabel Independen (Lanjutan)
Variabel Jumlah Alternatif Kategori Alat dan
Pertanyaan Jawaban dan Skala Ukur
Bobot Nilai
5. Dukungan 4 Ya (2) Tidak (1) Baik (6–8) Kuesioner
emosional Kurang (4-5) (Interval)
6. Dukungan 5 Ya (2) Tidak (1) Baik (8–10) Kuesioner
instrumental Kurang (5-7) (Interval)
7. Dukungan 7 Ya (2) Tidak (1) Baik (11–14) Kuesioner
informasional Kurang (7-10) (Interval)

Pengukuran variabel dependen adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Metode Pengukuran Variabel Dependen

Variabel Jlh Alternatif Kategori Alat dan


Pertanyaan Jawaban dan Skala
Bobot Nilai Ukur

Perilaku ibu balita ya (2) - memberikan


Dalam 1 imunisasi cam
imunisasi campak tidak (1) pak umur 9 bln nominal
- tidak memberikan
imunisasi campak
umur 9 bulan

Universitas Sumatera Utara


40

3.7 Metode Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini terdiri menggunakan uji regresi logistik

berganda pada taraf nyata 95 % ( p < 0,05 ) untuk mengetahui pengaruh komunikasi

petugas kesehatan dan dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam

imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota

Medan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Tuntungan merupakan salah satu kecamatan dalam Kota

Medan Propinsi Sumatera Utara, yang berbatasan sebelah Timur dengan kecamatan

Pancur Batu. Sebelah Barat dengan kecamatan Sunggal (Deli serdang), sebelah Utara

berbatasan dengan kecamatan Medan Johor, sebelah Selatan berbatasan dengan

kecamatan Pancur Batu (Deli Serdang) (Data dasar Kecamatan Simalingkar, 2009).

Puskesmas Simalingkar terletak di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan

Tuntungan Kota Medan. Kecamatan Medan Tuntungan terdiri dari 9 kelurahan

dengan jumlah penduduk 94.149 jiwa terdiri dari 47.188 jiwa laki-laki dan 46.961

jiwa perempuan. (Data dasar Kecamatan Simalingkar. 2009)

Sarana-sarana pendukung Puskesmas Simalingkar adalah 1 buah bangunan

Puskesmas, 2 buah Puskesmas Pembantu, 35 Posyandu, dan 1 buah ambulance

sebagai Puskesmas Keliling yang memberikan pelayanan ke masyarakat serta

membawa pasien rujukan ke rumah sakit (Data Dasar Puskesmas Simalingkar,

2009).

Pelaksanaan imunisasi di Kecamatan Medan Tuntungan dilakukan mulai dari

Posyandu, Puskesmas Pembantu, dan Puskesmas. Imunisasi dilakukan oleh juru

imunisasi yang berjumlah 6 orang di Puskesmas. Pada Puskesmas Pembantu jumlah

41
Universitas Sumatera Utara
juru imunisasi 4 orang. Pelaksanaan Posyandu dilakukan oleh juru imunisasi dan

dibantu oleh kader. Kader merupakan salah satu tenaga yang sangat dibutuhkan

terutama dalam pelaksanaan posyandu yang dilakukan 1 bulan sekali di setiap

Kelurahan. Peran kader dalam hal ini cukup penting seperti mengingatkan masyarakat

jadwal Posyandu dan mengajak masyarakat untuk datang ke Posyandu. Jumlah kader

di wilayah Puskesmas Simalingkar adalah sebanyak 175 kader (Data Dasar

Puskesmas Simalingkar, 2009)

4.2. Analisis Univariat

Analisis Univariat yaitu untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel yang diteliti baik variabel independen maupun variabel

dependen yang meliputi komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi

pesan, isi pesan) dukungan tokoh agama (dukungan instrumental, dukungan

informasional, dukungan emosional) dan perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.

Universitas Sumatera Utara


4.2.1 Komunikasi Petugas Kesehatan

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Metode, Media, Strategi Pesan, Isi Pesan
Komunikasi Petugas Kesehatan

No. Variabel Frekuensi (%)


1. Metode
- Baik 43 53,8
- Kurang 37 46.2
Jumlah 80 100,0
2. Media
- Baik 35 43,8
. - Kurang 45 56,2
Jumlah 80 100
3. Strategi Pesan
- Baik 57 71,2
- Kurang 23 28,8
Jumlah 80 100
4. Isi Pesan
- Baik 60 75
- Kurang 20 25
Jumlah 80 100

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendapat metode

komunikasi dari petugas kesehatan baik sebanyak 53,8% atau 43 responden,

sedangkan responden yang berpendapat metode komunikasi dari petugas kesehatan

kurang sebanyak 46,2% atau 37 responden.

Responden yang berpendapat media komunikasi dari petugas kesehatan baik

sebanyak 43,8 % atau 35 responden, sedangkan responden yang berpendapat media

komunikasi dari petugas kesehatan kurang sebanyak 56,2 % atau 45 responden.

Universitas Sumatera Utara


Responden berpendapat strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan

baik sebanyak 71,2 % atau 57 responden, sedangkan responden yang berpendapat

strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan kurang sebanyak 28,8 % atau 23

responden.

Responden yang berpendapat isi pesan yang disampaikan petugas kesehatan

baik sebanyak 75 % atau 60 responden, sedangkan responden yang berpendapat isi

pesan yang disampaikan petugas kurang sebanyak 25 % atau 20 responden.

4.2.2 Dukungan Tokoh Agama

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental, Dukungan


Informasional, Dukungan Emosional Tokoh Agama

No. Variabel Frekuensi (%)


1. Dukungan Instrumental
- Baik 53 66,2
- Kurang 27 33,8
Jumlah 80 100
2. Dukungan Informasional
- Baik 51 63,8
- Kurang 29 36,2
Jumlah 80 100
3. Dukungan Emosional
- Baik 54 67,5
- Kurang 26 32,5
Jumlah 80 100

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 4.2. dapat dilihat responden berpendapat dukungan instrumental dari

tokoh agama baik sebanyak 66,2 % atau 53 responden, sedangkan responden yang

berpendapat dukungan instrumental dari tokoh agama kurang sebanyak 33,8 % atau

27 responden.

Responden berpendapat dukungan informasional dari tokoh agama baik sebanyak

63,8 % atau 61 responden, sedangkan responden yang berpendapat dukungan

informasional dari tokoh agama kurang sebanyak 36,2 % atau 29 responden.

Responden berpendapat dukungan emosional dari tokoh agama baik sebanyak

67,5 % atau 54 responden, sedangkan responden yang berpendapat dukungan

emosional dari tokoh agama kurang sebanyak 32,5 % atau 26 responden.

4.2.3 Perilaku Ibu Balita Dalam Imunisasi Campak

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Balita Dalam Imunisasi Campak

No. Dukungan Emosional Frekuensi (%)

1. Diberikan imunisasi campak 61 76,2


2. Tidak diberikan imunisasi 19 23,8
campak

Jumlah 80 100

Universitas Sumatera Utara


Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa 76,2% responden

memberikan imunisasi campak pada balitanya, sedangkan tidak memberikan

imunisasi campak 23,8% responden.

4.3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel independen adalah

komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi pesan) , dukungan

tokoh agama (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan

emosional), sedangkan variabel dependen adalah perilaku ibu balita dalam imunisasi

campak. Juga dimaksudkan untuk menentukan kandidat multivariat, dari variabel

independen (metode, media, strategi pesan, isi pesan) yang dapat dijadikan kandidat

untuk diuji dengan regresi logistik berganda.

Universitas Sumatera Utara


4.3.1. Hubungan Komunikasi Petugas Kesehatan (metode, media, strategi
pesan, isi pesan ) terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi
Campak

Tabel 4.4. Distribusi Komunikasi Petugas Kesehatan dan Perilaku Ibu Balita
Dalam Imunisasi Campak Di Puskesmas Simalingkar
Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

No Komunikasi Petugas Perilaku Ibu Balita dalam X


Kesehatan imunisasi Campak Total (p Value)
diberi imunisasi tidak diberi
Imunisasi
n % n % n %
1. Metode
- Baik 42 97,7 1 2,3 43 100 21,077
- Kurang 19 51,4 18 48,6 37 100 (0,000)

2. Media
- Baik 32 91,4 3 8,6 35 100 6,496
- Kurang 29 64,4 16 35,6 45 100 (0,011)

3. Strategi Pesan
- Baik 48 84,2 9 15,8 57 100 5,493
- Kurang 13 56,5 10 43,5 23 100 (0,019)

4. Isi Pesan
- Baik 51 85,0 9 15,0 60 100 8,306
- Kurang 10 50,0 10 50,0 20 100 (0,004)

4.3.1.1. Hubungan Metode terhadap Perilaku ibu Balita dalam Imunisasi


Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 43 responden yang menyatakan

metode komunikasi petugas kesehatan baik, 97% memberikan imunisasi campak

pada balitanya, dan 2,3% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan dari 37 responden yang menyatakan metode komunikasi petugas

kesehatan kurang, 51,4% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 48,6%

tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas (p) lebih

kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti menunjukkan bahwa ada hubungan metode

komunikasi petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak

di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.1.2. Hubungan Media terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi


Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang menyatakan

media komunikasi petugas kesehatan baik, 91,4% memberikan imunisasi campak

pada balitanya, dan 8,6% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Sedangkan dari 45 responden yang menyatakan media komunikasi petugas kesehatan

kurang, 64,4% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 35,6% tidak

memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan probabilitas (p) lebih

kecil dari α (0,011 < 0,05) berarti menunjukkan bahwa ada hubungan media

komunikasi petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak

di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

Universitas Sumatera Utara


4.3.1.3. Hubungan Strategi Pesan terhadap Perilaku Ibu Balita dalam
Imunisasi Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 57 responden yang menyatakan

strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik, 84,2% memberikan

imunisasi campak pada balitanya, dan 15,8% tidak memberikan imunisasi campak

pada balitanya. Sedangkan dari 23 responden yang menyatakan strategi pesan yang

disampaikan petugas kesehatan kurang, 56,5% memberikan imunisasi campak pada

balitanya dan 43,5% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas (p) lebih

kecil dari α (0,019 < 0,05) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan strategi

pesan yang disampaikan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam

imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.1.4. Hubungan Isi Pesan terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi
Campak

Dari tabel 4.4. dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang menyatakan

isi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik, 85% memberikan imunisasi

campak pada balitanya, dan 15% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Sedangkan dari 20 responden yang menyatakan isi pesan yang disampaikan petugas

kesehatan kurang, 50% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 50% tidak

memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukan probabilitas (p) lebih

kecil dari α ( 0,005 < 0,05), berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan isi pesan

Universitas Sumatera Utara


yang disampaikan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi

campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.2. Hubungan Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam
Imunisasi Campak

Tabel 4.5. Distribusi Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita
dalam Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Simalingkar
Kecamatan Medan Tuntungan

Perilaku Ibu Balita dalam


No. Dukungan Tokoh Imunisasi Campak Total X
Agama (p Value)
diberi imunisasi tidak diberi
imunisasi
n % n % n %
1. Dukungan Instru-
mentalis
- Baik 51 96,2 2 3,8 53 100 31,413
- Kurang 10 37,0 17 63,0 27 100 (0,000)

2. Dukungan infor-
masional
- Baik 47 92,2 4 7,8 51 100 7,309
- Kurang 14 48,3 15 51,7 29 100 (0,000)

3. Dukungan emosi-
onal
- Baik 50 92,6 4 7,4 54 100 21,807
- Kurang 11 42,3 15 57,7 26 100 (0,000)

Universitas Sumatera Utara


4.3.2.1 Hubungan Dukungan Instrumental terhadap Perilaku Ibu Balita
dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 53 responden yang menyatakan

dukungan instrumental dari tokoh agama baik, 96,2% memberikan imunisasi campak

pada balitanya, dan 3,8% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Sedangkan dari 27 responden yang menyatakan dukungan instrumental dari tokoh

agama kurang, 37% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 63% tidak

memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas (p) lebih

kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan

instrumental dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak

di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.2.2 Hubungan Dukungan Informasional terhadap Perilaku Ibu Balita


dalam Imunisasi Campak

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 51 responden yang menyatakan

dukungan informasional dari tokoh agama baik, 92,2% memberikan imunisasi

campak pada balitanya, dan 7,8% tidak memberikan imunisasi campak pada

balitanya. Sedangkan dari 29 responden yang menyatakan dukungan informasional

dari tokoh agama kurang, 48,3% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan

51,7% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Universitas Sumatera Utara


Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas (p) lebih

kecil dari α (0,000 < 0,005) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan

informasional dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak

di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.2.3 Hubungan Dukungan Emosional terhadap Perilaku Ibu Balita dalam


Imunisasi Campak

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 54 responden yang menyatakan

dukungan emosional dari tokoh agama baik, 92,6% memberikan imunisasi campak

pada balitanya, dan 7,4% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Sedangkan dari 26 responden yang menyatakan dukungan emosional dari tokoh

agama kurang, 42,3% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 57,7% tidak

memberikan imunisasi campak pada balitanya.

Hasil uji statistik dengan Chi-square menunjukkan probabilitas (p) lebih

kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan

emosional dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di

Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.

4.3.3 Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

Dalam penelitian ini terdapat 7 variabel yang diduga berhubungan dengan

perilaku ibu balita dalam imunisasi campak yaitu metode, media, strategi pesan, isi

pesan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional. Untuk

menentukan variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat, ketujuh variabel

Universitas Sumatera Utara


tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan variabel dependen

(perilaku ibu balita dalam imunisasi campak). Hasil analisis bivariat antara variabel

independen dan variabel dependen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6. Hasil Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

No Variabel B Wald P Value


1 Metode 3,684 11.987 0,001
2 Media 1,772 6,806 0,009
3 Strategi Pesan 1,412 6,451 0,011
4. Isi Pesan 1,735 9,098 0,003
5 Dukungan instrumental 3,769 20,942 0,000
6 Dukungan informasional 2.533 15,671 0,000
7 Dukungan Emosional 2,836 18,809 0,000

Dari hasil analisis yang dilakukan ternyata semua variabel Independen

(Metode, Media, Strategi Pesan,Isi Pesan, Dukungan Instrumental, Dukungan

Informasional, Dukungan Emosional) memiliki p value <0,025, sehingga dapat

dijadikan kandidat untuk diuji dengan Regresi Logistik Berganda.

4.4. Analisis Multivariat

Analisis Multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel independen

(metode, media, strategi pesan, isi pesan, dukungan instrumental,dukungan

informasional, dukungan emosional) mana yang berpengaruh terhadap variabel

dependen (perilaku ibu balita dalam imunisasi campak) di Puskesmas Simalingkar

Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam uji ini semua variabel kandidat diuji secara

Universitas Sumatera Utara


bersamaan dengan Regresi Logistik Berganda. Hasil dari analisis ini dapat dilihat dari

tabel berikut.

Tabel 4.7. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Antara


Variabel Independen dan Variabel Dependen

No Variabel B Wald P Value


1 Metode 5,241 4.348 0,037
2 Media 7,407 5,242 0,022
3 Strategi Pesan 1,331 0,440 0,507
4 Isi Pesan 5,435 4,665 0,031
5 Dukungan emosional -3,419 3,638 0,056
6 Dukungan instrumental 5,427 5,736 0,017
7 Dukungan 5,361 4,743 0,029
informasional

Dari hasil diatas dapat dilihat ada variabel yang p value – nya diatas 0,05.

Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel dari model. Pengeluaran

model dilakukan secara bertahap satu persatu dimulai dari variabel yang p value-nya

yang terbesar, sehingga semua variabel memiliki p value < 0,05.

Semua variabel memiliki nilai p value < 0,05 sehingga dapat dilanjutkan

dengan uji regresi logistik berganda dimana variabel metode, media, isi pesan,

dukungan instrumental, dukungan informasional diuji secara bersamaan dengan Exp

B 95 %. Hasil analisis dapat dilihat dari tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 4.8. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda Antara


Metode, Media, Isi Pesan, Dukungan Instrumental, Dukungan
Informasional Dengan Perilaku Ibu Balita dalam
Imunisasi Campak Dengan Exp. B 95%

No Variabel B Wald P Value 95% CI


1. Metode 3,674 5,040 0,025 974,819-1,594
2 Media 4,792 5,029 0,025 7948,740-1,829
3 Isi Pesan 3,494 4,370 0,037 870,618-1,243
4 Dukungan 3,797 6,433 0,011 838,525-2,370
Instrumental
5 Dukungan 3,327 4,506 0,034 601.247-1,291
Informasional

Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

kelima variabel independen (metode, media,isi pesan,dukungan instrumental dan

dukungan informasional) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga kelima variabel

independen tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu

balita dalam imunisasi campak.

Dari komunikasi petugas kesehatan variabel yang paling berpengaruh

adalah variabel media dengan nilai B sebesar 4,792. Sedangkan dari dukungan tokoh

agama variabel yang paling berpengaruh adalah variabel dukungan instrumental

dengan nilai B sebesar 3,797.

Adapun variabel yang paling berpengaruh diantara ke lima variabel

tersebut adalah variabel media, karena mempunyai nilai B yang paling besar yaitu

4,792.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Komunikasi Petugas Kesehatan terhadap Perilaku Ibu Balita


dalam Imunisasi Campak

Hasil uji Multivariat dengan uji logistik berganda diketahui bahwa dari

variabel komunikasi petugas kesehatan yaitu metode (p-value 0,025), media (p-value

0,025) dan isi pesan (p-value 0,037). Ketiga variabel mempunyai nilai p-value < 0,05

sehingga variabel tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku

ibu balita dalam imunisasi campak.

Variabel strategi pesan mempunyai nilai p-value 0,507 yang berarti

variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam

imunisasi campak.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum, komunikasi

memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di

Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Ini dibuktikan

pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa komponen metode, media, isi pesan

memberikan pengaruh pada perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.

Strategi pesan tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita

dalam imunisasi campak dalam penelitian ini. Dalam hal ini strategi pesan adalah

berbagai strategi atau teknik yang dilakukan petugas kesehatan kepada ibu-ibu balita

dalam upaya agar ibu-ibu mau mengimunisasikan campak anaknya. Berdasarkan

56

Universitas Sumatera Utara


penelitian ini dapat diasumsikan bahwa strategi yang dilakukan petugas kesehatan

masih belum optimal.

Menurut Effendi (2004) berhasil tidaknya komunikasi ditentukan oleh

adanya strategi komunikasi dan fungsi dari strategi komunikasi menyebarkan pesan

komunikasi serta menjembatani adanya kegagalan audiensi dalam memperoleh

komunikasi. Effendi (2004) menjelaskan dalam menyusun strategi komunikasi, para

komunikator dalam hal ini petugas kesehatan harus dapat :

1. Mengenali sasaran komunikasi.

2. Memahami faktor situasi dan kondisi si penerima pesan.

Apabila dikaitkan hasil penelitian Effendi bisa peneliti asumsikan bahwa

petugas kesehatan belum dapat mengenali sasaran komunikasi yaitu ibu balita dan

tidak memahami situasi dan kondisi yang dialami ibu balita. Oleh karena itu, agar

dapat memberikan pemahaman yang baik dan benar pada ibu balita untuk petugas

kesehatan perlu dibekali berbagai kemampuan untuk memahami psikologi

penyampaian pesan pada ibu balita.

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa metode, media dan isi pesan

memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di

Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Hasil ini sesuai

dengan pendapat dari Notoatmojo (2007) yang menyatakan suatu proses komunikasi

dalam promosi kesehatan akan tercapai tujuannya yaitu perubahan perilaku

kesehatan, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut disamping faktor

masukannya sendiri juga faktor metode, media, materi atau isi pesan oleh petugas

Universitas Sumatera Utara


kesehatan yang melakukannya. Agar mencapai suatu hasil yang optimal, maka faktor

tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti untuk masukan (sasaran)

tertentu harus menggunakan cara tertentu/strategi tertentu pula. Begitu juga dengan

materi, metode,media harus disesuaikan dengan sasaran.

Peneliti berpendapat bahwa petugas kesehatan telah dapat membuat

faktor-faktor (metode, media, isi pesan) tersebut bekerjasama secara harmonis

sehingga mencapai hasil yang optimal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Yunita (2010) yang menyatakan ada pengaruh

komunikasi petugas kesehatan dalam pelaksanaan program jemput kesehatan warga

(Studi di Puskesmas Lingkar Barat dan Puskesmas Nusa Indah Bengkulu). Sesuai

dengan penelitian dari Suharto (2007) yang menyatakan ada hubungan komunikasi

petugas kesehatan antara PMO dan penderita TB Paru dengan ketaatan minum obat

TB Paru di Puskesmas Giriwoyo Kabupaten Wonogiri.

Dari hasil penelitian ini media merupakan variabel paling berpengaruh

terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar

Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam penelitian ini juga diketahui jumlah dari media

masih dirasakan kurang. Kebijakan pemerintah dalam hal penyediaan media ini masih

tersentralisasi di pusat, setelah itu didistribusikan ke dinas kota atau kabupaten lalu ke

masyarakat. Diperlukan desentralisasi penyediaan media, di mana dinas kota atau

kabupaten diberi wewenang dalam pembuatan dan penyediaan dari media, sehingga

jumlah untuk didistribusikan ke masyarakat dapat tercukupi.

Universitas Sumatera Utara


5.2. Pengaruh Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam
Imunisasi Campak

Hasil uji multivariat dengan uji logistik berganda diketahui bahwa dari

variabel dukungan tokoh agama yaitu dukungan instrumental (p-value 0,011), dan

dukungan informasional (p-value 0,034), kedua variabel mempunyai nilai p-value

< 0,05, sehingga varibel tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap

perilaku ibu balita dalam imunisasi campak. Variabel dukungan emosional

mempunyai nilai p-value 0,056 yang berarti variabel tersebut tidak mempunyai

pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dukungan tokoh agama

memberikan pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di

Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Hal ini

dibuktikan pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa komponen dukungan

instrumental dan dukungan informasional memberikan pengaruh terhadap perilaku

ibu balita dalam imunisasi campak.

Hasil ini sesuai dengan teori Green (2005) bahwa perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor penguat (reinforcing factor),

meliputi sikap dan perilaku tokoh agama (toga). Untuk berperilaku sehat, masyarakat

perlu diberi contoh (acuan) dari para tokoh agama. Perilaku contoh ini bisa berupa

dukungan sosial. Dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang

memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa

Universitas Sumatera Utara


individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga

merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan bersama.

Sumber dukungan ini salah satunya anggota dalam kelompok masyarakat

(tokoh agama). Menurut Sheridan & Rod Macher (1992) Sarafino (1998) serta Taylor

(1999), dukungan sosial terbagi dalam bentuk dukungan instrumental, dukungan

informasional, dukungan emosional, dukungan pada harga diri, dan dukungandari

kelompok sosial.

Lieberman (1992) mengemukakan dukungan sosial dapat menurunkan

kecenderungan munculnya kejadian yang dapat menimbulkan stres, bila kejadian itu

muncul interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi

individu pada kejadian tersebut, mengubah hubungan antara respon individu pada

kejadian yang dapat menimbulkan stres, memengaruhi strategi untuk mengatasi stres,

sehingga terjadilah perubahan perilaku seperti yang diharapkan dari dukungan tadi.

Peneliti berpendapat bahwa tokoh agama telah memberikan kenyamanan

fisik dan psikologis pada ibu balita sehingga ibu balita merasa diperhatikan dihargai

oleh orang lain. Ia juga merupakan anggota dari suatu kelompok masyarakat,

sehingga terjadilah perubahan perilaku ibu balita dengan mengimunisasikan campak

pada balitanya.

Dukungan emosional tidak memberikan pengaruh dalam penelitian ini.

Dalam hal ini dukungan emosional adalah adanya interaksi antara tokoh agama

terhadap ibu balita dalam mengimunisasi balitanya dalam bentuk empati dan

kepedulian.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Sheridan & Rod Macher (1992) Sarafino (1998) serta Taylor

(1999) dukungan emosional membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin,

diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga individu dapat

menghadapi masalah dengan lebih baik.

Berdasarkan pengertian ini dapat diasumsikan bahwa dukungan emosional

yang dilakukan oleh tokoh agama belum dapat memberikan empati dan kepedulian

kepada ibu balita. Apabila dikaitkan dengan ciri masyarakat perkotaan sekarang ini,

bahwa tidak cukup dengan memberikan perhatian dan kepedulian untuk membuat

masyarakat merubah perilakunya. Diperlukan rangsangan yang nyata misalnya dalam

bentuk materi yang bisa menarik perhatian masyarakat. Contohnya seperti pemberian

makanan tambahan yang mendorong ibu balita untuk membawa balitanya ke

Posyandu untuk diimunisasi.

Selain itu untuk menumbuhkan rasa kepedulian tokoh agama terhadap

imunisasi campak, diperlukan sosialisasi tentang imunisasi campak dan penyakit

campak kepada tokoh agama. Supaya tokoh agama lebih mengetahui secara

mendalam tentang imunisasi campak dan dapat meneruskannya kepada ibu balita.

Dengan harapan kepedulian tokoh agama terhadap imunisasi campak dapat merubah

perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada peran tokoh agama dalam

pemberian bantuan makanan tambahan di posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Simalingkar. Tapi tidak semua posyandu yang mendapat bantuan makanan tambahan

ini, sehingga peran dari tokoh agama dalam memberikan bantuan makanan tambahan

di Posyandu masih dirasakan kurang, hal ini perlu ditingkatkan. Diperlukan

kerjasama dengan tokoh-tokoh agama yang ada diwilayah kerja Puskesmas

Universitas Sumatera Utara


62

Simalingkar. Kerjasama ini bisa berupa kesepakatan antara Posyandu dan tokoh

agama dalam hal pemberian bantuan makanan tambahan di Posyandu. Dengan

adanya kesepakatan ini pemberian makanan tambahan di Posyandu bisa merata dan

berkesinambungan, yang bisa menjadi motivasi ibu balita untuk membawa anaknya

ke Posyandu untuk di imunisasi khususnya imunisasi campak.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner yang

ditanyakan langsung pada responden. Ada kemungkinan terjadi bias dimana

responden menjawab tidak sesuai dengan harapan peneliti. Untuk itu peneliti

melakukan penjelasan setiap pertanyaan kepada responden.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan :

1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi

campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

dari komunikasi petugas kesehatan adalah metode, media, dan isi pesan. Dari

dukungan tokoh agama adalah dukungan instrumental dan dukungan

informasional.

2. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi

campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

adalah media komunikasi dari petugas kesehatan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas disarankan :

1. Diperlukan kebijakan baru dalam penyediaan media tentang imunisasi campak,

dimana dinas kota/kabupaten diberi wewenang dalam pembuatan dan

penyediaan media sebagai media promosi untuk imunisasi campak.

63

Universitas Sumatera Utara


64

2. Diperlukan pelatihan untuk penyusunan strategi pesan kepada petugas

kesehatan sehingga petugas kesehatan dapat menyusun strategi pesan dengan

baik.

3. Pembentukan kerjasama antara Posyandu dan tokoh agama dalam pemberian

bantuan makanan tambahan di Posyandu yang bisa menjadi dorongan kepada

ibu balita untuk membawa anaknya ke Posyandu untuk diimunisasi khususnya

imunisasi campak.

4. Kepada Kepala Puskesmas Simalingkar disarankan agar petugas kesehatan

dalam memberikan penyuluhan kepada ibu balita khususnya imunisasi campak

menggunakan metode, media, isi pesan yang sesuai dengan sasaran dan

karakteristik masyarakatnya.

5. Dalam hal pembuatan media diperlukan peraturan baru dimana sebelum media

dibuat diperlukan analisis informatif yang disesuaikan dengan keadaan sosial

budaya masyarakat setempat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka


Cipta

______, 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Danim, S, 2004. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku, Jakarta : Bumi Aksara

Departemen Kesehatan RI, 1990. Anak Tumbuh Sehat Barkat Imunisasi, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, Unicef

__________,2005. Pedoman Pelaksanaan Pasca Imunisasi Nasional Tahun 2005,


Jakarta: Direktorat Jendral PP dan PL Departemen Kesehatan RI.

__________,2005. Pedoman Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca


Imunisasi, Jakarta; Departemen Kesehatan RI

_________, 2006. Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Campak tahun 2006,


Jakarta: Direktorat Epim dan Kesma, Direktorat Jenderak PP dan PL
Departemen Kesehatan RI

Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008. Laporan Hasil Cakupan Program Imunisasi di
Kota Medan Tahun 2007

_________, 2009. Laporan Hasil Cakupan Program Imunisasi di Kota Medan Tahun
2008

Emi Hartati, 2008. Pengaruh Faktor Perilaku Masyarakat Terhadap Perolehan


Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2007, Tesis Pasca Sarjana USU, Medan

Graeff Judith, Elder John P & Booth Elizabeth Mills,1996. Komunikasi Untuk
Kesehatan Dan Perubahan Perilaku, Yogjakarta: Gajah Mada University
Press.

Green.et.al, 1994. Community Health. Seventh Edition. Mosby Year Book, Inc. USA

65

Universitas Sumatera Utara


66

Green. et.al, 2005. Health Program Planing, an Educational and Ecological Approach,
Fourth Edition. The McGraw Hill Companies Inc, New York.

Lemeshow, S, Hosmer Jr, D.W, Lwanga, S.K, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian
Kesehatan, yogjakarta, UGM Press.

http://Lib.unair.ac.id.go, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Imunisasi


Campak

Http://Www.Depsos.Go.Id/Unduh/03_Pengembangan_Komunitas_Anak.pdf

Maramis, Willy, F.2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan, Surabaya:


Airlangga: Andi Offset

Notoatmojo, S, 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,


Jogyakarta: Andi Offset.

________2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

_______, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

_______, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta.

Ridwan, 2005. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta.

Sitompul Mukti, 2002. Konsep-Konsep Komunikasi Pembangunan, Medan, USU

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kasus campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota


Medan masih tinggi, dijumpai sebanyak 99 kasus pada tahun 2008. Kondisi tersebut
menunjukkan masih rendahnya partisipasi dari ibu balita dalam mengimunisasikan
balitanya di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.
Upaya yang dilakukan melalui komunikasi petugas kesehatan dan dukungan tokoh
agama belum optimal dalam mengubah perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh komunikasi petugas kesehatan
(metode, media, isi pesan, strategi pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan
instrumental, dukungan informasional, dukungan emosional) terhadap perilaku ibu
balita dalam imunisasi campak di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan
Tuntungan Kota Medan. Jenis Penelitian ini adalah survey explanatory. Populasi
adalah ibu yang mempunyai balita (9 – 12 bulan) yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Sampel
penelitian sebanyak 80 ibu balita yang diambil dengan menggunakan simple random
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi perilaku ibu
balita dalam imunisasi campak dari komunikasi petugas kesehatan adalah metode,
media dan isi pesan, sedangkan dari dukungan tokoh agama adalah dukungan
instrumental dan dukungan informasional. Media merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di Puskesmas
Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan untuk mengefektifkan
media tentang imunisasi campak dalam upaya meningkatkan promosi kesehatan
kepada masyarakat kota Medan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar
serta meningkatkan partisipasi tokoh agama melalui sosialisasi tentang imunisasi
campak.

Kata Kunci : Komunikasi, Dukungan, Perilaku Ibu Balita.

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

The cases of measles in Simalingkar Health Center Medan Tuntungan


Subdistrict Medan City was still excessive, which found cases of measles were 99
cases in 2008. The condition showed that the participation of mothers’ with babies
were decrease in giving immunization to her babies in Simalingkar Health Center.
The attempt done by communication of health officer an the support of religious
figures were not optimal yet to change mothers’ behavior in measles immunization.
This research aimed to analyze the influence of communication of health
officer (method, media, message content, message strategy) and the support of
religious figures (instrumental support, informational support, emotional support) on
mothers’ behavior in measles immunization in Simalingkar Health Center. This was
survey research with an explanatory. The population were mothers with babies (9 -12
months) those who lived in Simalingkar Health Center. The samples of research were
80 mothers with babies using simple random sampling. Collecting data were done by
interview assisted with questioner. Data were analyzed by using multiple logistic test.
The result of this survey showed that the factors that influenced on mothers’
behavior in measles immunization from the communication of the health officer were
method, media and message content, and from the support of the religious figures
were instrumental support and informational support. Media was the most influence
variable on mother’s behavior in measles immunization in Simalingkar Health Center
Medan Tuntungan Subdistrict Medan City.
It is suggested to Medan District Health Office to make media about measles
immunization more effective in an effort to improve the promotion of health program
for Medan’s Community, especially for those who live in working area of
Simalingkar Health Center. It is also suggested to improve the participation of the
religious figures through socialization about measles immunization.

Keywords : Communication, Support, Mothers’ behavior

ii
Universitas Sumatera Utara

You might also like