Professional Documents
Culture Documents
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TESIS
OLEH :
TESIS
OLEH :
TESIS
Oleh
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis sehingga penulis telah dapat menyusun dan menyelesaikan Tesis
Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan”. Salawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya
yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Dalam proses penelitian dan penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan,
dukungan, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu
iii
Universitas Sumatera Utara
4. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M dan Dra. Syarifah, M.S, selaku Dosen
Pembimbing Tesis.
5. Drs. Tukiman, M.K.M. dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, selaku Dosen
Pembanding Tesis.
7. Suami tercinta Syamsul Alam Nasution, S.STP, M.A.P., serta ananda Alisya
8. Ayahanda tercinta Zainal Abidin Lubis dan Ibunda tercinta Nurlan yang selalu
9. Ayahanda Mertua tercinta Alm. Drs. Zainal Arifin Nasution dan Ibunda
Mertua tercinta Hj. Siti Maryam Lubis yang senantiasa mendo’akan dan
10. Para ibu yang menjadi subjek penelitian yang telah meluangkan waktu untuk
wawancara.
iv
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari dalam penyusunan Tesis ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bertujuan untuk
penulis sendiri dan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Amin Ya Rabal
‘Alamin.
Penulis
Lina Sari Lubis dilahirkan di Medan pada tanggal 13 Juni 1978, anak
keempat dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Zainal Abidin Lubis dan
Ibunda Nurlan. Menikah dengan Syamsul Alam Nasution, SSTP, MAP pada tanggal
5 September 2004 dan telah dikaruniai dua orang putra dan putri yaitu Alisya Nabilah
Nasution dan Ibqan Alam Nasution, sekarang menetap di Jl. Juang 45 No. 28 Medan
Estate.
Pernah bekerja sebagai dokter PTT di Puskesmas Titi Papan Kota Medan
dari tahun 2004 – 2006, kemudian sebagai dokter PNS di Puskesmas Titi Papan tahun
2006 – 2008. Selanjutnya di Puskesmas Pembantu Tembung Kota dari tahun 2009
vi
Universitas Sumatera Utara
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
vii
Universitas Sumatera Utara
i
2.4.5. Diagnosa ..................................................................... 24
2.4.6. Pengobatan .................................................................. 25
2.4.7. Pencegahan ................................................................. 25
2.4.8. Tahapan Pemberantasan Campak ............................... 25
2.5. Imunisasi ................................................................................ 27
2.5.1. Tujuan Imunisasi ........................................................ 28
2.5.2. Manfaat Imunisasi ...................................................... 29
2.6. Landasan Teori ....................................................................... 29
2.7. Kerangka konsep .................................................................... 30
viii
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pengaruh Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu
Balita dalam Imunisasi Campak.............................................. 58
5.3. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 61
LAMPIRAN.......................................................................................................... 66
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
4.3. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi Campak ...... 45
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1
NOMOR RESPONDEN :
Nama :
Jenis kelamin : (1) laki-laki (2) Perempuan
Pendidikan : (1) Tamat SD (2) Tamat SLTP (3) Tamat SLTP
(4) Tamat D3 / S1
Pekerjaan : (1) PNS/POLRI
(2) Petani/Buruh
(3) Wiraswasta/Pegawai Swasta
(4) Tidak Bekerja
Petunjuk
Pilihlah salah satu jawaban yang ibu anggap benar
66
1. Apakah informasi tentang imunisasi campak oleh petugas kesehatan ibu terima
langsung dari petugas kesehatan ?
a.Ya
b. Tidak
2. Apakah informasi tentang imunisasi campak ibu terima melalui brosur / leaflet dari
petugas kesehatan ?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah kata-kata / bahasa yang digunakan oleh petugas kesehatan dapat ibu
pahami dengan jelas dan cepat ?
a. Ya
b. Tidak
1. Apakah petugas kesehatan memberikan penjelasan apa itu imunisasi pada ibu?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah tokoh agama pernah menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi secara
teratur ?
a. Ya
b. Tidak
1. Apakah tokoh agama pernah memberikan bantuan keuangan untuk ibu untuk
transport ke posyandu bila ibu tidak punya uang ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah tokoh agama pernah memberikan makanan tambahan untuk balita ibu yang
mau di imunisasi ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah tokoh agama pernah membantu ibu jika balita ibu sakit ?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah tokoh agama selalu ikut mengingatkan ibu untuk tidak lupa memberikan
imunisasi campak kepada balita ibu ?
a. Ya
b. Tidak
6 Apakah tokoh agama mengingatkan ibu bahwa penyakit campak bisa dicegah
dengan pemberian imunisasi campak ?
a.Ya
b. Tidak
7 Apakah tokoh agama pernah memberikan informasi kepada ibu tentang manfaat
dari imunisasi campak ?
a.Ya
b.Tidak
1. Apakah anak balita ibu mendapatkan imunisasi campak pada umur 9 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah imunisasi anak ibu lengkap dan sesuai dengan jadwal pemberian
imunisasi?
a. Ya
b.Tidak
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 35.7333 92.8920 9.6380 25
_
Item-total Statistics
Reliability Coefficients
Alpha = .9718
▲ Responden : 30 orang
Total Pertanyaaan : 25 Pertanyaan
r-tabel : n-2 = 30 – 2 = 28, r-tabel=0.439
Nilai r-hitung (pada Corrected Item-Total Correlation) > 0.439
Nilai r-alpha cronbach (0.9718) > r-tabel (0.439)
Artinya 25 item pertanyaan untuk komunikasi petugas kesehatan valid dan reliable untuk
dilanjutkan wawancara kepada responden
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 24.4667 41.2230 6.4205 16
Item-total Statistics
Reliability Coefficients
Alpha = .9612
▲ Responden : 30 orang
Total Pertanyaaan : 16 Pertanyaan
r-tabel : n-2 = 30 – 2 = 28, r-tabel=0.439
Nilai r-hitung (pada Corrected Item-Total Correlation) > 0.439
Nilai r-alpha cronbach (0.9612) > r-tabel (0.439)
Artinya 16 item pertanyaan untuk komunikasi petugas untuk dukungan tokoh agama
valid dan reliable untuk dilanjutkan wawancara kepada responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tamat SD 6 7.5 7.5 7.5
Tamat SLTP 18 22.5 22.5 30.0
SLTA 40 50.0 50.0 80.0
Tamat D3/S1 16 20.0 20.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS/POLRI 11 13.8 13.8 13.8
Petani/Buruh 6 7.5 7.5 21.3
Wiraswasta/Pegawai
23 28.8 28.8 50.0
Swasta
Tidak Bekerja 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
1. UNIVARIAT
A. METODE
METODE1
Petugas kesehatan memberikan informasi imunisasi campak baik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 46.3 46.3 46.3
ya 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
METODE2
Petugas kesehatan emberi informasi jelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 46.3 46.3 46.3
ya 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
METODE4
Petugas kesehatan pernah salah ucap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 39 48.8 48.8 48.8
ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
METODE5
Penyampaian inforasi di tempat yang bising
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 39 48.8 48.8 48.8
ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
METODE6
Penyampaian informasi saat ada hujan/petir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
METODE7
Penyampaian informasi pada saat ada suara pesawat, kereta api,
kendaraan melintas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 41 51.3 51.3 51.3
ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 7 4 5.0 5.0 5.0
8 6 7.5 7.5 12.5
9 6 7.5 7.5 20.0
10 21 26.3 26.3 46.3
11 19 23.8 23.8 70.0
12 14 17.5 17.5 87.5
13 6 7.5 7.5 95.0
14 4 5.0 5.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
KATEGORI METODE
Kategori metode
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 43 53.8 53.8 53.8
kurang 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
B. MEDIA
MEDIA 1
Informasi campak langsung dari petugas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 41 51.3 51.3 51.3
ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
MEDIA 2
Informasi campak melalui brosur/leaflet
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
MEDIA 3
Tulisan di Brosur/Leaflet mudah dibaca
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 49 61.3 61.3 61.3
ya 31 38.8 38.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 49 61.3 61.3 61.3
ya 31 38.8 38.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
MEDIA 5
Informasi campak elalui tape recorder
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 51 63.8 63.8 63.8
ya 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
MEDIA 6
Suara tape recorder dapat didengar jelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 47 58.8 58.8 58.8
ya 33 41.3 41.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 6 6 7.5 7.5 7.5
7 11 13.8 13.8 21.3
8 28 35.0 35.0 56.3
9 16 20.0 20.0 76.3
10 12 15.0 15.0 91.3
11 4 5.0 5.0 96.3
12 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
KATEGORI MEDIA
Kategori media
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 35 43.8 43.8 43.8
kurang 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 31 38.8 38.8 38.8
ya 49 61.3 61.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
STRATEGI 2
Penyampaian Informasi menggunakan kata-kata asing dan tidak jelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 43 53.8 53.8 53.8
ya 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
STRATEGI 3
Bahasa yang digunakan dalam penyapaian informasi dengan jelas dan
cepat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 38 47.5 47.5 47.5
ya 42 52.5 52.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
STRATEGI 4
Responden bertanya ketika informasi disampaikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 39 48.8 48.8 48.8
ya 41 51.3 51.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 5 6.3 6.3 6.3
5 18 22.5 22.5 28.8
6 27 33.8 33.8 62.5
7 23 28.8 28.8 91.3
8 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 57 71.3 71.3 71.3
kurang 23 28.8 28.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
D. ISI
ISI 1
Petugas kesehatan memberi penjelasan ttg imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 28 35.0 35.0 35.0
ya 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
ISI 2
Petugas kesehatan memberi penjelasan ttg manfaat imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
ISI 3
Petugas kesehatan memberi informasi tentang dampak imunisasi
campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 40.0 40.0 40.0
ya 48 60.0 60.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
ISI 4
Petugas kesehatan memberi informasi ttg keuntungan imunisasi
campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 40 50.0 50.0 50.0
ya 40 50.0 50.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
ISI 6
Petugas kesehatan memberi informasi kapan imunisasi campak pada
balita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
ISI 7
Petugas kesehatan memberi informasi dimanadidapatkan imunisasi
campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
ISI 8
Petugas kesehatan memberi informasi biaya imunisasi campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8 2 2.5 2.5 2.5
9 1 1.3 1.3 3.8
10 6 7.5 7.5 11.3
11 11 13.8 13.8 25.0
12 15 18.8 18.8 43.8
13 15 18.8 18.8 62.5
14 22 27.5 27.5 90.0
15 6 7.5 7.5 97.5
16 2 2.5 2.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 60 75.0 75.0 75.0
kurang 20 25.0 25.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
E. DUKUNGAN EMOSIONAL
EMOSIONAL 1
Tokoh agama mendengar keluhan yang responden sampaikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
EMOSIONAL 2
Tokoh agama peduli dengan keluhan ttg campak yang responden
sampaikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 41 51.3 51.3 51.3
ya 39 48.8 48.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
EMOSIONAL 3
Tokoh agama memberi semangat untuk melakukan imunisasi campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 42 52.5 52.5 52.5
ya 38 47.5 47.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
EMOSIONAL 4
Tokoh agama menganjurkan responden imunisasi teratur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 40.0 40.0 40.0
ya 48 60.0 60.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 2 2.5 2.5 2.5
5 24 30.0 30.0 32.5
6 23 28.8 28.8 61.3
7 18 22.5 22.5 83.8
8 13 16.3 16.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
KATEGORI EMOSIONAL
Kategori dukungan emosional
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 54 67.5 67.5 67.5
kurang 26 32.5 32.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
F. DUKUNGAN INSTRUMENTAL
INSTRUMENTAL 1
Tokoh agama memberi bantuan dana ketika responden tidak memiliki
dana untuk biaya transportasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 22 27.5 27.5 27.5
ya 58 72.5 72.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
INSTRUMENTAL 2
Tokoh agama emberi makanan tambahan pada balita responden yang
mau di imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
INSTRUMENTAL 3
tokoh agama memberi fasilitas untuk tempat posyandu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 46.3 46.3 46.3
ya 43 53.8 53.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
INSTRUMENTAL 5
Tokoh agama pernah membantu responden ketika balitanya sakit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 23 28.8 28.8 28.8
ya 57 71.3 71.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
TOTAL INSTRUMENTAL
Total skor dari pertanyaan dukungan instrumentalis tokoh agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 5 2 2.5 2.5 2.5
6 4 5.0 5.0 7.5
7 21 26.3 26.3 33.8
8 16 20.0 20.0 53.8
9 30 37.5 37.5 91.3
10 7 8.8 8.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
KATEGORI INSTRUMENTAL
Kategori dukungan instrumentalis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 53 66.3 66.3 66.3
kurang 27 33.8 33.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 25 31.3 31.3 31.3
ya 55 68.8 68.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
INFORMASI 2
Tokoh agama emberi informasi tentang pentingnya imunisasi campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 36.3 36.3 36.3
ya 51 63.8 63.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
INFORMASI 3
Tokoh agama memberi informasi tentang perawatan anak setelah
iunisasi campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 28 35.0 35.0 35.0
ya 52 65.0 65.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
INFORMASI 4
Tokoh agama mengingatkan responden untuk imunisasi campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 43.8 43.8 43.8
ya 45 56.3 56.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
INFORMASI 5
Tokoh agama mengingatkan ibu tentang bahaya penyakit campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 43 53.8 53.8 53.8
ya 37 46.3 46.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 34 42.5 42.5 42.5
ya 46 57.5 57.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
INFORMASI 7
Tokoh agama memberi informasi tentang manfaat imunisasi campak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 38 47.5 47.5 47.5
ya 42 52.5 52.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 8 4 5.0 5.0 5.0
9 6 7.5 7.5 12.5
10 19 23.8 23.8 36.3
11 20 25.0 25.0 61.3
12 17 21.3 21.3 82.5
13 8 10.0 10.0 92.5
14 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
KATEGORI INFORMASI
Kategori dukungan informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 51 63.8 63.8 63.8
kurang 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid diberikan
61 76.3 76.3 76.3
imunisasi campak
tidak diberikan
19 23.8 23.8 100.0
imunisasi campak
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid imunisasi lengkap dan
31 38.8 38.8 38.8
sesuai jadwal
imunisasi tidak lengkap
49 61.3 61.3 100.0
dan tidak sesuai jadwal
Total 80 100.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kemauan sendiri 45 56.3 56.3 56.3
dianjurkan totoh agama 7 8.8 8.8 65.0
dianjurkan petugas
25 31.3 31.3 96.3
kesehatan
dianjurkan orang lain 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori baik Count 42 1 43
metode % within Kategori metode 97.7% 2.3% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
68.9% 5.3% 53.8%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 52.5% 1.3% 53.8%
kurang Count 19 18 37
% within Kategori metode 51.4% 48.6% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
31.1% 94.7% 46.3%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 23.8% 22.5% 46.3%
Total Count 61 19 80
% within Kategori metode 76.3% 23.8% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori baik Count 32 3 35
media % within Kategori media 91.4% 8.6% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
52.5% 15.8% 43.8%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 40.0% 3.8% 43.8%
kurang Count 29 16 45
% within Kategori media 64.4% 35.6% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
47.5% 84.2% 56.3%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 36.3% 20.0% 56.3%
Total Count 61 19 80
% within Kategori media 76.3% 23.8% 100.0%
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak pada
umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori strategi baik Count 48 9 57
pesan % within Kategori
84.2% 15.8% 100.0%
strategi pesan
% within Balita
responden mendapat
78.7% 47.4% 71.3%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 60.0% 11.3% 71.3%
kurang Count 13 10 23
% within Kategori
56.5% 43.5% 100.0%
strategi pesan
% within Balita
responden mendapat
21.3% 52.6% 28.8%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 16.3% 12.5% 28.8%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
strategi pesan
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori isi baik Count 51 9 60
pesan % within Kategori isi
85.0% 15.0% 100.0%
pesan
% within Balita
responden mendapat
83.6% 47.4% 75.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 63.8% 11.3% 75.0%
kurang Count 10 10 20
% within Kategori isi
50.0% 50.0% 100.0%
pesan
% within Balita
responden mendapat
16.4% 52.6% 25.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 12.5% 12.5% 25.0%
Total Count 61 19 80
% within Kategori isi
76.3% 23.8% 100.0%
pesan
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
▲ Nilai E (harapan) 4.75 maka P Value di lihat dari Fisher’s Exact Test,
P Value (0.005) < 0,05 menunjukkan Isi BERHUBUGAN dengan Pemberian
Imunisasi Campak
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori dukungan baik Count 50 4 54
emosional % within Kategori
92.6% 7.4% 100.0%
dukungan emosional
% within Balita
responden mendapat
82.0% 21.1% 67.5%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 62.5% 5.0% 67.5%
kurang Count 11 15 26
% within Kategori
42.3% 57.7% 100.0%
dukungan emosional
% within Balita
responden mendapat
18.0% 78.9% 32.5%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 13.8% 18.8% 32.5%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
dukungan emosional
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori dukungan baik Count 51 2 53
instrumentalis % within Kategori
96.2% 3.8% 100.0%
dukungan instrumentalis
% within Balita responden
mendapat imunisasi
83.6% 10.5% 66.3%
campak pada umur 9
bulan
% of Total 63.8% 2.5% 66.3%
kurang Count 10 17 27
% within Kategori
37.0% 63.0% 100.0%
dukungan instrumentalis
% within Balita responden
mendapat imunisasi
16.4% 89.5% 33.8%
campak pada umur 9
bulan
% of Total 12.5% 21.3% 33.8%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
dukungan instrumentalis
% within Balita responden
mendapat imunisasi
100.0% 100.0% 100.0%
campak pada umur 9
bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi
campak campak Total
Kategori dukungan baik Count 47 4 51
informasi % within Kategori
92.2% 7.8% 100.0%
dukungan informasi
% within Balita
responden mendapat
77.0% 21.1% 63.8%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 58.8% 5.0% 63.8%
kurang Count 14 15 29
% within Kategori
48.3% 51.7% 100.0%
dukungan informasi
% within Balita
responden mendapat
23.0% 78.9% 36.3%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 17.5% 18.8% 36.3%
Total Count 61 19 80
% within Kategori
76.3% 23.8% 100.0%
dukungan informasi
% within Balita
responden mendapat
100.0% 100.0% 100.0%
imunisasi campak
pada umur 9 bulan
% of Total 76.3% 23.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables METOKAT 23.565 1 .000
Overall Statistics 23.565 1 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 26.944 1 .000
Block 26.944 1 .000
Model 26.944 1 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.001) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables MEDIAKAT 7.916 1 .005
Overall Statistics 7.916 1 .005
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 8.660 1 .003
Block 8.660 1 .003
Model 8.660 1 .003
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.009) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables STRATKAT 6.938 1 .008
Overall Statistics 6.938 1 .008
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 6.494 1 .011
Block 6.494 1 .011
Model 6.494 1 .011
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.011) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables ISIKAT 10.147 1 .001
Overall Statistics 10.147 1 .001
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 9.258 1 .002
Block 9.258 1 .002
Model 9.258 1 .002
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
51 10 83.6
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 9 10 52.6
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.003) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables EMOSIKAT 24.505 1 .000
Overall Statistics 24.505 1 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 23.766 1 .000
Block 23.766 1 .000
Model 23.766 1 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
50 11 82.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 81.3
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.000) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables INSKAT 34.605 1 .000
Overall Statistics 34.605 1 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 35.083 1 .000
Block 35.083 1 .000
Model 35.083 1 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
51 10 83.6
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 2 17 89.5
imunisasi campak
Overall Percentage 85.0
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.000) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 0 Variables INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 19.657 1 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 19.499 1 .000
Block 19.499 1 .000
Model 19.499 1 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
47 14 77.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 77.5
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value (0.000) < 0.25 dapat di uji secara bersamaan untuk menentukan
Kandidat Multivariate
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
STRATKAT 6.938 1 .008
ISIKAT 10.147 1 .001
EMOSIKAT 24.505 1 .000
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 51.474 7 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 72.028 7 .000
Block 72.028 7 .000
Model 72.028 7 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
59 2 96.7
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 1 18 94.7
imunisasi campak
Overall Percentage 96.3
a. The cut value is .500
▲ Nilai P Value Variabel Independen yang paling besar di keluarkan, yakni Stategi
P Value (0.507) di keluarkan
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
ISIKAT 10.147 1 .001
EMOSIKAT 24.505 1 .000
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 50.936 6 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 71.562 6 .000
Block 71.562 6 .000
Model 71.562 6 .000
Model Summary
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
59 2 96.7
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 1 18 94.7
imunisasi campak
Overall Percentage 96.3
a. The cut value is .500
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
ISIKAT 10.147 1 .001
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 50.811 5 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 67.237 5 .000
Block 67.237 5 .000
Model 67.237 5 .000
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
60 1 98.4
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 93.8
a. The cut value is .500
▲ Semua Variabel Independen Telah Memiliki Nilai P Value < 0.05, sehingga dapat
di lanjutkan sebagai Kandidat di Uji Regresi Logistik
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 80 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 0 Balita responden diberikan
61 0 100.0
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 19 0 .0
imunisasi campak
Overall Percentage 76.3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Score df Sig.
Step Variables METOKAT 23.565 1 .000
0 MEDIAKAT 7.916 1 .005
ISIKAT 10.147 1 .001
INSKAT 34.605 1 .000
INFORKAT 19.657 1 .000
Overall Statistics 50.811 5 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 67.237 5 .000
Block 67.237 5 .000
Model 67.237 5 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
Balita responden
mendapat imunisasi
campak pada umur 9
bulan
tidak
diberikan diberikan
imunisasi imunisasi Percentage
Observed campak campak Correct
Step 1 Balita responden diberikan
60 1 98.4
mendapat imunisasi imunisasi campak
campak pada umur 9 tidak diberikan
bulan 4 15 78.9
imunisasi campak
Overall Percentage 93.8
a. The cut value is .500
▲ Ke lima Variabel Independen (Metode, Media, Isi Pesan, Dukungan Instrumental dan
Dukungan Informasi ) Memiliki Nilai P Value < 0.05, sehingga ke lima Variabel
Independen tersebut memiliki PENGARUH terhadap Pemberian Imunisasi Campak
pada Balita
PENDAHULUAN
Indonesia. Penyakit campak sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat dan
kematian yang diakibatkan oleh komplikasi seperti radang paru (pneumonia), berak-
berak (diare), radang telinga (otitis media) dan radang otak (ensefalitis), terutama
campak. Pada tahun 2002 dilaporkan kematian campak di dunia sebanyak 777.000
dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15% dari kematian
campak tersebut dari Indonesia. Tahun 2005 diperkirakan 345.000 kematian diseluruh
dunia, yang terbanyak terjadi pada anak-anak (Depkes RI,2006). Insidens campak di
Indonesia masih tinggi, lebih dari 30.000 ribu anak meninggal setiap tahun karena
kesepakatan global salah satunya adalah reduksi campak (RECAM) pada tahun 2000.
Beberapa negara seperti Amerika dan berapa negara lainnya telah memasuki tahap
eliminasi campak. Pada sidang WHO tahun 1996 menyimpulkan bahwa campak
setelah dieliminasi (Depkes RI, 2005). Dengan kata lain bahwa karena virus campak
hanya dapat berkembang di tubuh manusia maka, campak bisa dihilangkan dengan
memberikan kekebalan terhadap virus campak pada manusia, yaitu dengan imunisasi.
dengan tujuan utama menurunkan angka kematian campak sebanyak 50% pada tahun
2005 dibandingkan dengan angka kematian pada tahun 1999. Strategi tersebut berupa
campak tinggi (cakupan 90%) dan pemberian dosis kedua campak (Depkes RI,2006).
mencapai 90% maka dapat berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan angka
tingkatan cakupan sekitar 90% (Depkes RI,2004). Indonesia pada saat ini berada pada
tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan KLB.
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak. Tanpa program
imunisasi attack rate 93,5 per 100.000. Kasus campak dengan gizi buruk akan
kebijakan memberikan 1 dosis pada bayi usia 9 bulan. Pada awalnya cakupan campak
dan bertahan pada 90,6% di tahun 2002, pada tahun 2004 cakupan naik menjadi
91,8%. Pada tahun 1990 Indonesia dinyatakan telah mencapai Universal Child
Immunization (UCI) secara nasional. Hal ini memberikan dampak positip terhadap
– 3,4/10.000 selam tahun 1992-1997. Jumlah kasus campak menurun pada semua
golongan umur di Indonesia terutama anak-anak dibawah lima tahun pada tahun
1999 s/d 2001, namun setelah itu insidens rate tetap, dengan kejadian pada kelompok
umur <1 tahun dan 1-4 tahun selalu tinggi daripada kelompok umur lainnya.
(jam, hari, minggu, bulan, tahun) atau jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-
rata perbulan dalam tahun sebelumnya. Pada umumnya KLB yang terjadi dibeberapa
provinsi menunjukkan kasus tertinggi selalu ada pada golongan umur 1-4 tahun.
Gambaran ini menunjukkan bahwa balita merupakan kelompok rawan dan perlu
pelaksanaan dari pemberian satu dosis sehingga perlu dilakukan imunisasi campak
pada semua kelompok umur tersebut diseluruh desa yang mempunyai masalah
cakupan imunisasi. Case Fatality rate campak di rumah sakit dan dari hasil
telah melaksanakan berbagai upaya antara lain dengan program reduksi campak yang
insidens menjadi 50/10.000 balita dan kematian 2/10.000. Dalam rangka percepatan
reduksi campak, maka dilakukan pemberian imunisasi campak dosis tambahan pada
kelompok usia berisiko tinggi secara lebih luas berupa pelaksanaan crash program
measles pada anak usia 6-59 bulan dan catch up campaign measles seluruh anak SD
kelas 1 s/d 6, tanpa melihat status imunisasi sebelumnya (Depkes RI, 2006).
imunisasi campak secara massal (crash program measles). Tetapi hasilnya tidak
seperti yang diharapkan karena masih ada kasus-kasus campak di kota Medan.
Berdasarkan data diperolah dari Puskesmas sejak Januari 2005 hingga November
2005 jumlah kasus campak di Medan berjumlah 692 kasus. Sementara jumlah kasus
campak usia balita sejak Januari 2005 hingga November 2005 berjumlah 303 balita.
Pada tahun 2007 jumlah kasus campak di kota Medan 108 kasus, dan pada tahun
2008 jumlah kasus campak 305 kasus (Dinkes Kota Medan, 2008).
dengan keterbatasan dana, fasilitas yang kurang lengkap, serta tenaga yang kurang
penyakit campak dan bahaya yang ditimbulkannya. Semua program ini belum
berhasil dalam memberantas penyakit campak tersebut. Hal ini terbukti dengan masih
adanya kasus yang ditemukan di kota Medan. Daerah yang cakupan imunisasinya
paling rendah dan tertinggi jumlah kasus campaknya adalah puskesmas Simalingkar
kecamatan Medan Tuntungan, dimana cakupan imunisasi campak untuk tahun 2007
sebesar 89,78 %, dan jumlah kasus campak sebanyak 53 kasus (Dinkes Kota Medan,
2008). Cakupan imunisasi campak untuk tahun 2008 sebesar 85,94 % dan jumlah
masih tingginya kasus campak tersebut disebabkan oleh perilaku dari ibu balita
sendiri yang kurang aktif dalam program pemberantasan penyakit campak, antara lain
ibu balita tersebut tidak ikut dalam pemberian imunisasi yang dilakukan secara rutin
menolak diberikannya imunisasi pada anaknya karena takut anaknya menjadi sakit
setelah diimunisasi.
seperti kota-kota lain yang berciri sama, maka peran tokoh masyarakat termasuk
tokoh agama menjadi panutan. Studi yang dilakukan Kurniasari (2006), dalam hal
pembentukan komunitas peduli anak, menunjukkan adanya peran tokoh agama dalam
Sepengetahuan peneliti, hingga saat ini belum terlihat peran optimal dari tokoh agama
dalam masalah penyakit campak, untuk itu maka peneliti ingin mengetahui
sejauhmana pengaruh dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu dalam imunisasi
campak.
Petugas kesehatan juga berperan dalam perubahan perilaku ibu balita terutama
campak kurang efektif dalam memengaruhi ibu balita. Menurut POA Puskesmas
media, strategi pesan, isi pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan instrumental,
strategi pesan, isi pesan) dan dukungan tokoh agama (dukungan instrumental,
1.2 Hipotesis
Ada pengaruh komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi
masyarakat dalam hal ini tokoh agama dalam membuat suatu kebijakan, terutama
Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai sejauh
Menjadi alat evaluasi pribadi petugas kesehatan dan tokoh agama untuk
4. Manfaat Akademis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan
kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab
dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari
itu orang yang sehat perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkuan. Hal
ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respon
sebagai berikut :
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat pemeriksaan hamil, baik
bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan,
tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk
periksa hamil. Misalnya, orang hamil tidak boleh disuntik (pemeriksa hamil termasuk
memperoleh suntikan anti tetanus), karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat.
kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat
pembuangan tinja, tersedianya makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta (BPS), dan sebagainya.
misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak
hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja, melainkan ibu tersebut
dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya
puskesmas, polindes, bidan praktik, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),
tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta
dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil. Oleh sebab itu
tersebut.
lambang atau simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk memengaruhi perilaku
orang lain. Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara/bunyi atau bahasa lisan,
dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut merespons atau bereaksi sesuai
dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. Oleh sebab itu reaksi atau respons,
baik dalam bentuk bahasa maupun simbol-simbol ini merupakan pengaruh atau hasil
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan, selanjutnya disebut komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang
disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau
atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami
Media berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media
yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi.
Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong
visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut.
sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat
juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama
komunikasi, sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan
cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih
elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka
dalam membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis,
dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat modern yakni
efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi inilah kemudian
menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat yang sama). Saat
mencermati tambahan berita dalam bentuk teks yang bergerak di bagian bawah layar
cara (metode) yang ditempuh, hal ini tergantung pada macam-macam tingkat
pengetahuan, pendidikan, sosial budaya dan latar belakang dari komunikan sehingga
komunikator harus dapat melihat metode atau cara apa yang akan dipakai supaya
pesan yang disampaikan mengenai sasaran. Metode atau cara tersebut antara lain :
komunikan, tetapi malalui orang-orang tertentu dan kemudian mereka ini meneruskan
tidak selalu mempergunakan komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah akan
2.3.1. Definisi
para ahli. Sheridan dan Radmacher menekankan pengertian dukungan sosial sebagai
sumber daya yang disediakan lewat interaksi dengan orang lain. “Sosial support is the
resources provided to us through our interaction with other people ”. (Sheridan dan
Radmacher, 1992).
sosial adalah informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki
harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan
kewajiban bersama. “ Sosial support is information from others that one is loved and
sosial merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan
diperhatikan, dihargai oleh orang lain dan ia juga merupakan anggota dalam suatu
Dari definisi diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa sumber dari dukungan
sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan individu sehingga individu
tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan psikologis. Orang lain ini
terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak, kerabat, teman, rekan kerja, staf
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena individu dapat
mudah.
2. Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong
3. Dukungan emosional
diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sangat penting dalam
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa anggota dari suatu
kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial dengannya. Dengan
memengaruhi kejadian dan efek dari stres. Lieberman (1992) mengemukakan bahwa
kejadian yang dapat mengakibatkan stres. Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi
dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada
kejadian tersebut dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya stres.
Dukungan sosial juga dapat mengubah hubungan antara respon individu pada
kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri, memengaruhi strategi
untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara kejadian
memengaruhi kejadian dan efek stres. Dalam Safarino (1998) disebutkan beberapa
contoh efek negatif yang timbul dari dukungan sosial, antara lain :
1. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini
dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa tidak
4. Terlalu menjaga atau tidak mendukung individu dalam melakukan sesuatu yang
2.4. Campak
2.4.1. Definisi
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan
kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam
Vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang
pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit
ini.
ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak. Masa inkubasi
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1
tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1
tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dan remaja dan dewasa muda yang
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas, malaise,
sebelum timbul eritema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili.
tepi ialah limfositosis dan leucopenia. Secara klinis gambaran penyakit menyerupai
2. Stadium Erupsi
ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak, ruam mencapai anggota bawah pada
3. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua yang lama
untuk morbili. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
(Behrman dkk,2000)
2.4.4 Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
2.4.5 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan
lain yang mungkin perlu dilakukan seperti pemeriksaan darah, pembiakan virus dan
serologi campak.
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah
2.4.7. Pencegahan
Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan.
Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua
Pemberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap
a. Tahap Reduksi
Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi <80%
Pada tahap ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata
terjadinya penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB
b. Tahap Eliminasi
Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (<95%) dan daerah-
daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. Kasus
campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai
c. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata dan kasus campak sudah tidak ditemukan.
Transmisi virus sudah dapat diputuskan dan negara-negara di dunia sudah memasuki
1. Imunisasi rutin 2 kali, pada bati 9-11 bulan dan anak Sekolah Dasar Kelas 1
2. Surveilans campak
4. Manajemen kasus
5. Pemeriksaan laboratorium
eradikasi polio. Kendala utama yang dihadapi adalah kelengkapan data/laporan rutin
Rumah Sakit dan Puskesmas yang masih rendah, beberapa KLB campak yang tidak
KLB pada umumnya belum dilakukan dengan baik terutama di puskesmas, belum
semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta ikut berkontribusi
2.5 Imunisasi
Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
Kuman disebut antigen, pada saat pertama kali antigen masuk kedalam tubuh,
maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi.
Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat,
karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3
dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori mengenali antigen tersebut sehingga
pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang
lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap
berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai
terkenapun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. (Depkas RI, 1990)
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif
adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan
adalah imunisasi polio, campak dan lain-lain. Sedangkan imunisasi pasif adalah
Setiap tahun diseluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak dan dewasa meninggal
karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini dikarenakan
Untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kematian bayi (Depkes
RI.1990)
1. Untuk anak
atau kematian.
2. Untuk keluarga
3. Untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
beberapa landasan teori yang relevan dengan tujuan penelitian. Perilaku ibu balita
dalam imunisasi campak merupakan bentuk perilaku dari ibu balita dalam
tokoh masyarakat.
Reinforcing factor ini meliputi perilaku tokoh masyarakat berupa dukungan tokoh
agama dan perilaku petugas kesehatan, tentang bagaimana cara komunikasi petugas
campak.
partisipasi masyarakat, salah satunya dukungan tokoh agama yang merupakan kunci
seekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan, dalam hal ini imunisasi campak.
Partisipasi dari petugas kesehatan melalui penyuluhan dengan komunikasi yang dapat
diterima oleh ibu balita sebagai informasi yang bermanfaat dan dilaksanakan.
kerangka konsep penelitian serta varibel – variabel yang akan diteliti, seperti pada
gambar berikut :
Komunikasi petugas
Kesehatan:
- metode
- media
- strategi pesan
- isi pesan Perilaku Ibu Balita
Dalam Immunisasi
Campak
Dukungan Tokoh Agama
- Dukungan
instrumental
- Dukungan
informasional
- Dukungan
emosional
dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di
Simalingkar terdapat balita yang menderita campak terbanyak di Kota Medan, yaitu
Penelitian ini membutuhkan waktu 2 bulan terhitung dari Juni sampai dengan
Juli 2010.
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita (9-12 bulan),
yang ada diwilayah kerja Puskesmas Simalingkar kecamatan Medan Tuntungan Kota
32
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
random sampling (sampel acak sederhana), yaitu setiap anggota dari populasi
pengambilan sampel acak sederhana dalam penelitian ini dengan mengundi anggota
berikut :
1. Menyiapkan daftar subjek yaitu daftar nama ibu yang mempunyai balita yang
didapat di Puskesmas.
alphabet nama
Randominasi dengan mengocok undian, proses ini dilakukan sampai didapat besar
N
n = ----------
1+ Ne²
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel yang diteliti sebesar 79,6 orang
menjadi 80 orang.
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari ibu balita dengan
penelitian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dilokasi yang berbeda dari lokasi
independen yaitu komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi pesan)
informasi), variabel dependen (perilaku ibu balita dalam imunisasi campak) yang
disusun mampu mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian uji validitas dan
independen komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi pesan)
informasional) dan variabel dependen (perilaku ibu balita dalam imunisasi campak),
butir pertanyaan tersebut valid karena nilainya lebih besar dari r-tabel serta reliabel
sumber lainnya.
Jenis Variabel :
campak.
(metode, media, strategi pesan, isi pesan) dan dukungan tokoh agama
Definisi Operasional
1. Perilaku ibu balita dalam imunisasi campak adalah suatu bentuk tindakan dari ibu
4. Strategi pesan adalah cara yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam bentuk
5. Isi pesan adalah isi atau materi penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan
7 Dukungan emosional adalah adanya interaksi antara tokoh agama terhadap ibu
balita dalam pemberian imunisasi campak dalam bentuk empati dan kepedulian
8. Dukungan informasi adalah adanya interaksi antara tokoh agama terhadap ibu
Metode pengukuran variabel independen dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut:
Analisa data dalam penelitian ini terdiri menggunakan uji regresi logistik
berganda pada taraf nyata 95 % ( p < 0,05 ) untuk mengetahui pengaruh komunikasi
petugas kesehatan dan dukungan tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam
Medan.
HASIL PENELITIAN
Medan Propinsi Sumatera Utara, yang berbatasan sebelah Timur dengan kecamatan
Pancur Batu. Sebelah Barat dengan kecamatan Sunggal (Deli serdang), sebelah Utara
kecamatan Pancur Batu (Deli Serdang) (Data dasar Kecamatan Simalingkar, 2009).
dengan jumlah penduduk 94.149 jiwa terdiri dari 47.188 jiwa laki-laki dan 46.961
2009).
41
Universitas Sumatera Utara
juru imunisasi 4 orang. Pelaksanaan Posyandu dilakukan oleh juru imunisasi dan
dibantu oleh kader. Kader merupakan salah satu tenaga yang sangat dibutuhkan
Kelurahan. Peran kader dalam hal ini cukup penting seperti mengingatkan masyarakat
jadwal Posyandu dan mengajak masyarakat untuk datang ke Posyandu. Jumlah kader
persentase dari variabel yang diteliti baik variabel independen maupun variabel
informasional, dukungan emosional) dan perilaku ibu balita dalam imunisasi campak.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Metode, Media, Strategi Pesan, Isi Pesan
Komunikasi Petugas Kesehatan
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendapat metode
strategi pesan yang disampaikan petugas kesehatan kurang sebanyak 28,8 % atau 23
responden.
tokoh agama baik sebanyak 66,2 % atau 53 responden, sedangkan responden yang
berpendapat dukungan instrumental dari tokoh agama kurang sebanyak 33,8 % atau
27 responden.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Balita Dalam Imunisasi Campak
Jumlah 80 100
komunikasi petugas kesehatan (metode, media, strategi pesan, isi pesan) , dukungan
emosional), sedangkan variabel dependen adalah perilaku ibu balita dalam imunisasi
independen (metode, media, strategi pesan, isi pesan) yang dapat dijadikan kandidat
Tabel 4.4. Distribusi Komunikasi Petugas Kesehatan dan Perilaku Ibu Balita
Dalam Imunisasi Campak Di Puskesmas Simalingkar
Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan
2. Media
- Baik 32 91,4 3 8,6 35 100 6,496
- Kurang 29 64,4 16 35,6 45 100 (0,011)
3. Strategi Pesan
- Baik 48 84,2 9 15,8 57 100 5,493
- Kurang 13 56,5 10 43,5 23 100 (0,019)
4. Isi Pesan
- Baik 51 85,0 9 15,0 60 100 8,306
- Kurang 10 50,0 10 50,0 20 100 (0,004)
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 43 responden yang menyatakan
pada balitanya, dan 2,3% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.
kesehatan kurang, 51,4% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 48,6%
kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti menunjukkan bahwa ada hubungan metode
komunikasi petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang menyatakan
pada balitanya, dan 8,6% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.
kurang, 64,4% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 35,6% tidak
kecil dari α (0,011 < 0,05) berarti menunjukkan bahwa ada hubungan media
komunikasi petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 57 responden yang menyatakan
imunisasi campak pada balitanya, dan 15,8% tidak memberikan imunisasi campak
pada balitanya. Sedangkan dari 23 responden yang menyatakan strategi pesan yang
kecil dari α (0,019 < 0,05) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan strategi
pesan yang disampaikan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu balita dalam
4.3.1.4. Hubungan Isi Pesan terhadap Perilaku Ibu Balita dalam Imunisasi
Campak
Dari tabel 4.4. dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang menyatakan
isi pesan yang disampaikan petugas kesehatan baik, 85% memberikan imunisasi
campak pada balitanya, dan 15% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.
Sedangkan dari 20 responden yang menyatakan isi pesan yang disampaikan petugas
kesehatan kurang, 50% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 50% tidak
kecil dari α ( 0,005 < 0,05), berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan isi pesan
4.3.2. Hubungan Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita dalam
Imunisasi Campak
Tabel 4.5. Distribusi Dukungan Tokoh Agama terhadap Perilaku Ibu Balita
dalam Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Simalingkar
Kecamatan Medan Tuntungan
2. Dukungan infor-
masional
- Baik 47 92,2 4 7,8 51 100 7,309
- Kurang 14 48,3 15 51,7 29 100 (0,000)
3. Dukungan emosi-
onal
- Baik 50 92,6 4 7,4 54 100 21,807
- Kurang 11 42,3 15 57,7 26 100 (0,000)
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 53 responden yang menyatakan
dukungan instrumental dari tokoh agama baik, 96,2% memberikan imunisasi campak
pada balitanya, dan 3,8% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.
agama kurang, 37% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 63% tidak
kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan
instrumental dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 51 responden yang menyatakan
campak pada balitanya, dan 7,8% tidak memberikan imunisasi campak pada
dari tokoh agama kurang, 48,3% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan
kecil dari α (0,000 < 0,005) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan
informasional dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 54 responden yang menyatakan
dukungan emosional dari tokoh agama baik, 92,6% memberikan imunisasi campak
pada balitanya, dan 7,4% tidak memberikan imunisasi campak pada balitanya.
agama kurang, 42,3% memberikan imunisasi campak pada balitanya dan 57,7% tidak
kecil dari α (0,000 < 0,05) berarti ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan
emosional dari tokoh agama terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi campak di
perilaku ibu balita dalam imunisasi campak yaitu metode, media, strategi pesan, isi
menentukan variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat, ketujuh variabel
(perilaku ibu balita dalam imunisasi campak). Hasil analisis bivariat antara variabel
Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam uji ini semua variabel kandidat diuji secara
tabel berikut.
Dari hasil diatas dapat dilihat ada variabel yang p value – nya diatas 0,05.
model dilakukan secara bertahap satu persatu dimulai dari variabel yang p value-nya
Semua variabel memiliki nilai p value < 0,05 sehingga dapat dilanjutkan
dengan uji regresi logistik berganda dimana variabel metode, media, isi pesan,
dukungan informasional) memiliki nilai p value < 0,05 sehingga kelima variabel
adalah variabel media dengan nilai B sebesar 4,792. Sedangkan dari dukungan tokoh
tersebut adalah variabel media, karena mempunyai nilai B yang paling besar yaitu
4,792.
PEMBAHASAN
Hasil uji Multivariat dengan uji logistik berganda diketahui bahwa dari
variabel komunikasi petugas kesehatan yaitu metode (p-value 0,025), media (p-value
0,025) dan isi pesan (p-value 0,037). Ketiga variabel mempunyai nilai p-value < 0,05
variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam
imunisasi campak.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum, komunikasi
pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa komponen metode, media, isi pesan
dalam imunisasi campak dalam penelitian ini. Dalam hal ini strategi pesan adalah
berbagai strategi atau teknik yang dilakukan petugas kesehatan kepada ibu-ibu balita
56
adanya strategi komunikasi dan fungsi dari strategi komunikasi menyebarkan pesan
petugas kesehatan belum dapat mengenali sasaran komunikasi yaitu ibu balita dan
tidak memahami situasi dan kondisi yang dialami ibu balita. Oleh karena itu, agar
dapat memberikan pemahaman yang baik dan benar pada ibu balita untuk petugas
Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa metode, media dan isi pesan
Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Hasil ini sesuai
dengan pendapat dari Notoatmojo (2007) yang menyatakan suatu proses komunikasi
masukannya sendiri juga faktor metode, media, materi atau isi pesan oleh petugas
tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti untuk masukan (sasaran)
tertentu harus menggunakan cara tertentu/strategi tertentu pula. Begitu juga dengan
sehingga mencapai hasil yang optimal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Yunita (2010) yang menyatakan ada pengaruh
(Studi di Puskesmas Lingkar Barat dan Puskesmas Nusa Indah Bengkulu). Sesuai
dengan penelitian dari Suharto (2007) yang menyatakan ada hubungan komunikasi
petugas kesehatan antara PMO dan penderita TB Paru dengan ketaatan minum obat
Kecamatan Medan Tuntungan. Dalam penelitian ini juga diketahui jumlah dari media
masih dirasakan kurang. Kebijakan pemerintah dalam hal penyediaan media ini masih
tersentralisasi di pusat, setelah itu didistribusikan ke dinas kota atau kabupaten lalu ke
kabupaten diberi wewenang dalam pembuatan dan penyediaan dari media, sehingga
Hasil uji multivariat dengan uji logistik berganda diketahui bahwa dari
variabel dukungan tokoh agama yaitu dukungan instrumental (p-value 0,011), dan
< 0,05, sehingga varibel tersebut secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap
mempunyai nilai p-value 0,056 yang berarti variabel tersebut tidak mempunyai
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dukungan tokoh agama
dibuktikan pada hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa komponen dukungan
Hasil ini sesuai dengan teori Green (2005) bahwa perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor penguat (reinforcing factor),
meliputi sikap dan perilaku tokoh agama (toga). Untuk berperilaku sehat, masyarakat
perlu diberi contoh (acuan) dari para tokoh agama. Perilaku contoh ini bisa berupa
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat pengetahuan bahwa
(tokoh agama). Menurut Sheridan & Rod Macher (1992) Sarafino (1998) serta Taylor
kelompok sosial.
kecenderungan munculnya kejadian yang dapat menimbulkan stres, bila kejadian itu
muncul interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi atau mengubah persepsi
individu pada kejadian tersebut, mengubah hubungan antara respon individu pada
kejadian yang dapat menimbulkan stres, memengaruhi strategi untuk mengatasi stres,
sehingga terjadilah perubahan perilaku seperti yang diharapkan dari dukungan tadi.
fisik dan psikologis pada ibu balita sehingga ibu balita merasa diperhatikan dihargai
oleh orang lain. Ia juga merupakan anggota dari suatu kelompok masyarakat,
pada balitanya.
Dalam hal ini dukungan emosional adalah adanya interaksi antara tokoh agama
terhadap ibu balita dalam mengimunisasi balitanya dalam bentuk empati dan
kepedulian.
diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga individu dapat
yang dilakukan oleh tokoh agama belum dapat memberikan empati dan kepedulian
kepada ibu balita. Apabila dikaitkan dengan ciri masyarakat perkotaan sekarang ini,
bahwa tidak cukup dengan memberikan perhatian dan kepedulian untuk membuat
bentuk materi yang bisa menarik perhatian masyarakat. Contohnya seperti pemberian
campak kepada tokoh agama. Supaya tokoh agama lebih mengetahui secara
mendalam tentang imunisasi campak dan dapat meneruskannya kepada ibu balita.
Dengan harapan kepedulian tokoh agama terhadap imunisasi campak dapat merubah
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ada peran tokoh agama dalam
Simalingkar. Tapi tidak semua posyandu yang mendapat bantuan makanan tambahan
ini, sehingga peran dari tokoh agama dalam memberikan bantuan makanan tambahan
Simalingkar. Kerjasama ini bisa berupa kesepakatan antara Posyandu dan tokoh
adanya kesepakatan ini pemberian makanan tambahan di Posyandu bisa merata dan
berkesinambungan, yang bisa menjadi motivasi ibu balita untuk membawa anaknya
responden menjawab tidak sesuai dengan harapan peneliti. Untuk itu peneliti
6.1 Kesimpulan
dari komunikasi petugas kesehatan adalah metode, media, dan isi pesan. Dari
informasional.
2. Faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu balita dalam imunisasi
6.2 Saran
63
baik.
imunisasi campak.
menggunakan metode, media, isi pesan yang sesuai dengan sasaran dan
karakteristik masyarakatnya.
5. Dalam hal pembuatan media diperlukan peraturan baru dimana sebelum media
Danim, S, 2004. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku, Jakarta : Bumi Aksara
Departemen Kesehatan RI, 1990. Anak Tumbuh Sehat Barkat Imunisasi, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, Unicef
Dinas Kesehatan Kota Medan, 2008. Laporan Hasil Cakupan Program Imunisasi di
Kota Medan Tahun 2007
_________, 2009. Laporan Hasil Cakupan Program Imunisasi di Kota Medan Tahun
2008
Graeff Judith, Elder John P & Booth Elizabeth Mills,1996. Komunikasi Untuk
Kesehatan Dan Perubahan Perilaku, Yogjakarta: Gajah Mada University
Press.
Green.et.al, 1994. Community Health. Seventh Edition. Mosby Year Book, Inc. USA
65
Green. et.al, 2005. Health Program Planing, an Educational and Ecological Approach,
Fourth Edition. The McGraw Hill Companies Inc, New York.
Lemeshow, S, Hosmer Jr, D.W, Lwanga, S.K, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian
Kesehatan, yogjakarta, UGM Press.
Http://Www.Depsos.Go.Id/Unduh/03_Pengembangan_Komunitas_Anak.pdf
_______, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara