You are on page 1of 32

MAKALAH PSIKOLOGI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

PROLAPSE UTERUS, PENYAKIT MENULAR SEKSUAL , PENYAKIT


AIUTO IMMUNE, MASALAH MULIUT , MASALAH SEKSUAL .

DOSEN PENGAMPU :Jujuran sitepu ,SST.M.Kes.

DISUSUN OLEH:
DEWI MUTIARA (P07524419097)
SALVA KAFADIA SITEPU(P07524419109)
SUCI SINDI AWARIS (P07524419114)
SUPADMIA MELINDA NAPITUPULU (P07524419115)
DIV-2C

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN
T.A : 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

KATA PENGANTAR………………………………………………........................3

BAB I

PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A.LATAR BELAKANG.............................................................................................4

B.rumusan masalah…………………………………………………………………...5

C.TUJUAN..................................................................................................................5

BAB II

PEMBAHASAN…………………………………………………............................6

a. Pengertian nifas …………………………………………………………………..6


b. proses adaptasi psikologi masa nifas dan emosional ibu dan saat masa nifas …..8

BAB III
KESIMPULAN………............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….12
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar sebagai
pemenuh tugas mata kuliah . Makalah ini berisi tentang “prolapsed uterus ,penyakit menular
seksual ,penyakit aiuto immune ,masalah mulut , masalah seksual ”.Dengan mempelajari materi
tersebut, pembaca bisa lebih memahami lebih merinci mengenai hal yang menyangkut dengan
kebidanan.

Makalah ini disusun untuk kebutuhan mahasiswa dan sebagai salah satu pemenuh tugas mata
kuliahPemeriksaan Fisik Ibu dan Anak. Penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu
jujuren sitepu SST,M.Kes .dosen pengampu mata kuliah tersebut serta semua pihak yang
mendukung proses pembuatan makalah ini.

Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca karena penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat
digunakan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Amin.

Medan , februari 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kesehatan Reproduksi Yaitu keadaan sehat baik secara fisik, psikis dan sosial yang
berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan agar
dapat bertanggung jawab dan menjaga dan memelihara organ reproduksi. Keadaan ini harus
disiapkan semenjak remaja agar ketika tumbuh dewasa mereka bisa mendapatkan keadaan
yang optimal dalam kesehatan reproduksi mereka.

Remaja dan penggunaan teknologi  merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan pada
jaman sekarang ini. Kondisi yang demikian dapat menjadi peluang petugas kesehatan dalam
rangka meningkatkan cakupan Program Kesehatan pada remaja terutama yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi. Selama ini, program kesehatan reproduksi mempunyai
cakupan yang masih rendah. Ketidaksesuaian media yang dipakai serta program yang dirasa
tidak sesuai dengan remaja menjadi hambatan yang cukup berarti dalam pelaksanaan
program.

Hal lain yang menjadi masalah di antaranya adalah belum adanya ruang kreasi khusus
yang sesuai dengan gaya remaja dan yang dikembangkan sesuai keinginan remaja.  Sebuah
program kesehatan reproduksi haruslah memperhatikan keseuaian dan ketersediaan media
promosi kesehatan dan tidak hanya terbatas dalam bentuk leaflet, perlu sebuah inovasi yang
sesuai keinginan remaja dan dibuat dalam bentuk fun.

Pengembangan program dan media yang berkaitan kesehatan reproduksi remaja harus
sejalan dengan perkembangan teknologi yang dialami oleh para remaja dan keinginan
remaja dalam mengakses informasi kesehatan. Pengembangan program terutama untuk
remaja  dibutuhkan suatu penilaian kebutuhan remaja terhadap materi dan media informasi
kesehatan untuk mendukung program dan mengurangi angka masalah kesehatan remaja itu
sendiri.

Tentunya bukan hal mudah dalam menilai kebutuhan remaja terkait dengan materi
kesehatan dan media informasi kesehatan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
remaja. Akan tetapi hal ini sanngat berguna dalam mendukung cakupan program yang akan
dikerjakan.

Sebagian besar remaja merasa sangat membutuhkan materi kesehatan remaja, oleh karena
itu dibutuhkan pendekatan Promosi Kesehatan. Hal ini bertujuan agar kita bisa menguatkan
remaja sebagai indivisu yang berpikir dan dapat mengambil keputusan merka sendiri.
Menguatkan mereka dari dalam akan membuat remaja menjadi individu yang tegas dan tepat
dalam memilih perilaku yang akan dilakukan. Remaja sebagai individu dapat melakukan
pengambilan keputusan oleh mereka yang hanya efektif jika

pengambilan keputusan dapat diambil di lingkungan yang mendukung keputusan itu.


Pengambilan keputusan yang tepat menempatkan remaja menjadi manusia yang berperilaku
sehat dan mampu mempertahankan tingkat kesehatan mereka. Hal itu dapat dibantu dengan
banyak hal, ada tiga hal dasar yang perlu dikuatkan yakni pendidikan, pelayanan dan iklim
lingkungan sosial serta organisasi yang mendukung.

Pendidikan bukanlah sekolah saja akan tetapi berhubungan antara kegiatan di dalam
kelas dan diperkuat dengan pendidikan luar kelas, pendidikan di luar kelas bisa berupa
kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan nilai sekolah
akan tetapi dibutuhkan dalam penambahan kapasitas remaja. Untuk siswa yang mempunyai
pertanyaan dan masalah pribadi, sekolah dapat menyediakan konseling di dalam dan luar
sekolah dan rujukan ke pelayanan kesehatan dalam dan luar sekolah.

Program kesehatan reproduksi yang baik mampu menjawab pertanyaan dan kebutuhan
pribadi remaja sehingga permasalahan remaja dapat diselesaikan. Permasalahan remaja
dapat diatasi dengan menyediakan fasilitas, misalnya informasi kesehatan seksual di sebuah
kegiatan yang menyenangkan , sekolah, akses terhadap informasi yang cepat, pelayanan
konseling, dan juga menciptakan pihak yang dapat dipercaya untuk mengatasi masalah
mereka.

Program kesehatan reproduksi remaja harus menyediakan lingkungan yang mendukung.


Dukungan teman sebaya, rasa aman untuk berbagi dan juga rasa nyaman berada di dalam
sebuah intervensi program adalah sebuah keharusan dalam pengembangan sebuah program
intervensi terutama masalah kesehatan reproduksi remaja. Selain itu harus diperhatikan
kaitannya antara pendidikan dengan konseling dan pelayanan kesehatan di dalam maupun
luar sekolah, dan pelatihan atau kegiata yang melibatkan remaja.

Promosi kesehatan melihat kesehatan sebagai fungsi dari individu dan lingkungan di
mana mereka hidup di dalamnya. Pendekatan ekologis dari Promosi Kesehatan
menunjukkan relasi antara pengambilan keputusan pribadi dan kebijakan nasional, dengan
guru, administrasi sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, dan penentu
kebijakan sebagai pengambil keputusan pada tingkat yang berbeda.

Dalam pendekatan ini, perubahan perilaku dapat digunakan untuk mendukung tokoh
kunci di semua tingkatan agar membuat keputusan hidup sehat untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung dan memudahkan siswa sebagai sasaran utama dari tingkat
yang paling rendah. Selain itu remaja juga harus dilibatkan dalam program yang sesuai
untuk mereka. Program yang baik dapat membuat remaja merasa aman dan diperlakukan
secara serius.  Program intervensi kesehatan reproduksi remaja seharusnya dapat melakukan
advokasi agar tercipta kebijakan yang mendukung. Pekerjaan terbesar dalam sebuah
program adalah mengaitkan pendidikan reproduksi dengan lingkungan yang mendukung,
mempermudah akses informasi yang benar untuk remaja, serta memberikan rasa aman dan
penuh kasih sayang.

Remaja bukan objek tetapi mereka juga manusia yang berpikir. Melibatkan mereka dalam
mengembangkan sebuah program dan menempatkan pendidikan kesehatan reproduksi
sebagai suatu hal yang sesuai dengan mereka, akan membuat remaja merasa nyama dalam
mempersiapkan diri mereka terutama masalah kesehatan reproduksi.
B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN
BAB II

PEMBAHASAN
A.PROLAPSE UTERUS

Prolaps Uteri terjadi apabila organ pelvis melorot dari posisi asalnya di pelvis. Hal ini adalah
kondisi paling umum, terutama di antara wanita lansia. Prolaps Uteri terjadi apabila otot dasar
pelvik menjadi lemah atau rusak, dan tidak lagi dapat menyangga organ pelvis. Organ pelvis
mencakup uterus (rahim), saluran indung telur dan fallopian serta rektum dan kantung kemih.
Terdapat beberapa jenis Prolapse Organ Pelvis:
o Kantung Kemih (Cystocoele) — Kantung kemih menciptakan gelembung di dinding vagina
depan.
o Rektum atau usus besar (Rectocoele) — Ujung usus besar (rektum) menggelembung menembus
dinding belakang vagina, dan hal ini juga memungkinkan rektum lepas dari anus.
o Usus kecil (Enterocoele) — Sebagian usus kecil mungkin tergelincir ke bawah di antara rektum
dan dinding belakang vagina.
o Urethra (Urethrocoele) — Uretra (saluran yang membawa air kemih dari batu kemih) mendorong
menembus bagian depan dinding vagina.
o Uterus — Apabila uterus (rahim) melorot ke dalam vagina, hal ini diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Stadium 1 — Uterus agak turun, mungkin tidak terlihat, dan tanpa gejala
2. Stadium 2 — Uterus jatuh lebih jauh ke dalam vagina dan serviks (leher atau ujung rahim) dapat
terlihat pada, atau hanya di bagian luar celah vagina.
3. Stadium 3 — Sebagian besar uterus sudah jatuh menembus celah vagina
4. Stadium 4 — Seluruh uterus sudah jatuh menembus celah vagina (Procidentia)

Penyebab

Prolaps uteri sering disebabkan kehamilan dan kelahiran. Semakin sering Anda hamil, semakin
rentan Anda. Janin besar, persalinan yang lama, dan menggunakan kekuatan berlebihan saat
melahirkan akan meningkatkan risiko.Penyebab prolaps uteri lainnya, yaitu usia, kelebihan berat
badan, keseimbangan tubuh, dan membawa barang-barang berat. Penyakit ini dapat terjadi jika
ada peningkatan tekanan patologis pada perut, seperti batuk dan sembelit yang disebabkan
merokok.

o Vault prolapse — Vagina menyusut dengan sendirinya setelah histerektomi.


Prolaps diakibatkan semakin melemahnya jaringan penyangga organ pelvis. Pelemahan ini dapat
disebabkan oleh:
o Batuk kronis atau luka akibat konstipasi.
o Kekurangan kolagen.
o Kelemahan kongenital otot pelvic floor, ligamen dan fascia.
o Menopause — Jaringan penyangga menjadi semakin lemah dengan bertambahnya usia dan
menopause.
o Obesitas, fibroid besar, tumor atau pembedahan pelvis sebelumnya.
o Kehamilan dan melahirkan anak, khususnya persalinan yang sulit dan lama.
o Kerja fisik yang melelahkan atau mengangkat benda berat.
Gejala

 Merasa seakan terjadi penarikan di bagian bawah perut dan pelvis


 Merasa seakan terjadi pembengkakan di vagina atau benjolan di luar vagina.
 Sakit punggung yang berlangsung sepanjang hari.
 Sulit atau tidak dapat melakukan hubungan seks — hal ini dapat menyebabkan kegelisahan atau
depresi.
 Sulit buang air kecil atau buang air besar.
 Sulit berjalan atau duduk.
 Pendarahan dan keluar cairan dari vagina.
Faktor – faktor resiko

Risiko prolaps uteri meningkat seiring bertambahnya usia wanita dan kadar estrogennya.
Estrogen adalah hormon yang membantu menjaga otot-otot panggul tetap kuat. 

Kerusakan pada otot dan jaringan panggul selama kehamilan dan persalinan juga dapat
menyebabkan prolaps. Wanita yang pernah mengalami lebih dari satu kelahiran melalui vagina
atau pascamenopause memiliki risiko paling tinggi. 

Setiap aktivitas yang memberi tekanan pada otot-otot panggul dapat meningkatkan risiko
prolaps uteri. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk prolaps uteri
adalah:

 Hamil dan melahirkan lebih dari sekali


 Melahirkan bayi yang besar
 Sering membawa barang-barang berat
 Batuk kronis
 Sejarah operasi panggul
 Sering mendorong perut saat buang air
 Penyakit turunan yang menyebabkan lemahnya jaringan penghubung
 Lemak. 
Komplikasi
Prolaps uteri sering dikaitkan dengan prolaps organ panggul lainnya. Anda mungkin mengalami:

 Prolaps anterior (sistokel). Lemahnya jaringan ikat yang memisahkan kandung kemih
dan vagina dapat menyebabkan kandung kemih membengkak ke dalam vagina. Prolaps
anterior juga disebut prolaps kandung kemih. 
 Prolaps vagina posterior (rektokel). Kelemahan jaringan ikat yang memisahkan rektum
dan vagina dapat menyebabkan rektum melebar ke dalam vagina. Anda mungkin
mengalami kesulitan buang air besar akibat kondisi ini. 
Prolaps uteri yang parah dapat menggantikan lapisan vagina, menyebabkannya menonjol ke luar
tubuh. Jaringan vagina yang bergesekan dengan pakaian dapat menyebabkan luka pada vagina
(bisul). Dalam kasus langka, luka tersebut dapat terinfeksi. 

Pengobatan
Pengobatan tergantung pada tingkat penyakit, usia, aktivitas seksual, penyakit panggul, dan
kehamilan yang tidak diinginkan.

Jika gejalanya ringan, dokter dapat mengobatinya dengan:

 Melakukan latihan Kegel untuk membantu memperkuat otot dan ligamen dalam menahan


rahim dan vagina pada tempat yang seharusnya
 Terapi hormon: krim hormon juga dapat membantu otot dan ligamen lebih kuat.
 Gunakan cincin di dalam vagina untuk menahan rahim di tempatnya. 
Selain itu peranakan turun yang parah akan membutuhkan operasi, kadang-kadang bisa sampai
dibutuhkan histerektomi.

tes yang paling umum untuk peranakan turun

Dokter mendiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul dan tes
Pap. Selama pemeriksaan, dokter Anda dapat meminta Anda membungkuk, untuk membantu
dokter memeriksa seberapa jauh peranakan turun ke vagina. 

Untuk mengecek kekuatan otot panggul, dokter akan meminta Anda mengernyitkan badan
Anda, seperti ketika Anda menahan kencing. Anda akan diperiksa dalam keadaan berbaring dan
berdiri.

Anda mungkin mengisi kuisioner untuk membantu dokter memeriksa apakah peranakan turun
memengaruhi kualitas hidup Anda. Informasi ini juga membantu untuk memiliki pilihan
pengobatan yang tepat.
Tes lainnya termasuk USG panggul, CT, dan biopsi (untuk mengendalikan tumor di rahim).
Metode ini tidak selalu menguntungkan untuk diagnosis rahim tapi bisa menilai seberapa parah
penyakitnya.

Pengobatan di rumah

Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut dapat membantu Anda mengatasi peranakan turun:

 Lakukan latihan Kegel setiap hari. Lakukan rutin untuk memperkuat otot.
 Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.
 Buat keseimbangan tubuh, makan makanan bernutrisi, minum banyak air ,dan makan
makanan yang mengandung serat untuk menghindari sembelit.
 Hindari membawa banyak barang berat. Ketika mengangkat beban, gunakan kaki Anda
sebagai penopang, jangan pinggang atau punggung. 
 Coba kendalikan batuk. Lakukan perawatan untuk batik kronis atau bronkitis, dan jangan
merokok.
Penanganan Prolaps Uteri

Pilihan penatalaksanaan atau penanganan prolaps organ panggul terdiri dari prosedur
bedah dan non-bedah yang perlu didiskusikan dengan pasien wanita yang mengalami
POP.

1. Pilihan Non-Bedah
Pilihan non-bedah meliputi penggunaan pesarium, rehabilitasi otot dasar panggul,
dan symptom-directed therapy. Symptom-directed therapy dengan observasi prolaps
dapat direkomendasikan pada pasien wanita dengan prolaps derajat rendah.

2. Pilihan Bedah
Untuk pilihan tatalaksana bedah, pilihan operatif dapat berupa pengangkatan rahim, atau
penggantungan rahim pada kasus prolaps apikal atau prolapse yang terjadi pada area
serviks, uterus, dan puncak vagina.

Pilihan operatif dapat dilakukan melalui pendekatan pervaginam maupun laparoskopi


(bedah invasif minimal).

"Pada tindakan pengangkatan rahim, dapat dilanjutkan dengan penggantungan puncak


vagina jika masih ingin mempertahankan fungsi seksual," jelas dr. Astrid.

Untuk prolaps anterior atau prolapse yang terjadi di area dinding vagina anterior
(urethrokel, sistokel) tindakan penanganan yang dapat dilakukan yaitu kolporafi anterior
dengan atau tanpa penggunaan mesh/grafting. Ini dilakukan untuk mengencangkan otot
di sekitar vagina.
Sementara kolporafi posterior dilakukan pada kasus prolaps posterior atau prolapse yang
terjadi pada area dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).

"Pilihan operasi untuk pasien dengan tingkat frekurensi tinggi dapat dilakukan teknik
obliterasi atau penutupan introitus vagina (kolpokleisis) apabila tidak lagi
mempertahankan fungsi vagina untuk hubungan seksual," jelas dr. Astrid.

Itu dia Moms, penjelasan tentang prolaps uteri, penyebab, gejala, dan penanganannya
yang bisa terjadi pada wanita.

B. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui
hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin.
Ada banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, trikomoniasis,
dan HIV.
Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara
vaginal, anal, maupun oral. Tidak hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui
transfusi darah dan berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga dapat ditularkan dari ibu
hamil ke janin, baik selama kehamilan atau saat persalinan.

Ciri Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau bisa hanya menyebabkan
gejala ringan. Oleh karena itu, tidak heran beberapa orang baru mengetahui dirinya menderita
penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika pasangannya terdiagnosis
menderita penyakit menular seksual.
Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual akan berbeda-beda tergantung jenis
penyakitnya, namun umumnya berupa:

 Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut.
 Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar.
 Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim.
 Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan).
 Nyeri perut bagian bawah.
 Demam dan menggigil.
 Muncul pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan.
 Muncul ruam kulit di badan, tangan, atau kaki.
 Kulit penis kering, ruam, dan kemerahan.

Selain beberapa gejala di atas, wanita juga bisa merasakan gejala lain, yaitu perdarahan di luar
masa menstruasi dan muncul bau tidak sedap dari vagina. Ini juga merupakan salah satu tanda
gejala penyakit kelamin wanita. Sementara pada pria, gejala lain penyakit menular seksual yang
dapat dialami adalah nyeri, sperma berdarah, atau pembengkakan pada testis.
Kapan Harus ke Dokter

Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami keluhan pada organ intim atau
gejala-gejala di atas. Anda juga perlu memeriksakan diri ke dokter jika pasangan Anda diketahui
menderita penyakit menular seksual, atau bila Anda melakukan hubungan seksual yang berisiko,
misalnya tanpa kondom, salah dalam menggunakan kondom, dan sering bergonta-ganti
pasangan.

Macam-Macam Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:

1. Sifilis

Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan sebutan


“raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Melalui luka inilah penularan
akan terjadi.

2. Gonore

Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan rasa nyeri
ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh
lain, jika terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina.

3. Human papillomavirus (HPV)

Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV. Virus
HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada perempuan. Gejala kanker
serviks stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak bergejala. Penularan HPV terjadi melalui
kontak langsung atau melakukan hubungan seksual dengan penderita.

4. Infeksi HIV

Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem kekebalan


tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa kondom, berbagi
penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan.
5. Chlamydia

Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada
wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang saluran keluar urine
di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.

6. Trikomoniasis

Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas


vaginalis. Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak
menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan penyakit ini
ke pasangan seksualnya.

7. Hepatitis B dan hepatitis C

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati kronis
hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita. Selain melalui
hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang dipakai bersama dan
transplantasi organ.

8. Tinea cruris

Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar alat kelamin,
paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam merah yang terasa gatal pada
kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau
menyentuh benda yang telah terinfeksi.

9. Herpes genital

Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau bersembunyi di
dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi melalui kontak langsung dengan
pasangan yang telah terinfeksi.

10. Candidiasis

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan ruam atau lepuhan


yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti infeksi menular seksual
lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita.
11. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Klebsiella granulomatis.  Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan dan
luka di selangkangan, penis, anus, atau di skrotum.
Tes Penyakit Menular Seksual

Jika mengalami gejala penyakit menular seksual, dokter akan menanyakan perihal hubungan
intim dan penyakit yang pernah diderita. Kemudian, penderita akan menjalani beberapa tes untuk
mendeteksi keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit menular seksual.
Tes yang akan dijalani adalah tes darah dan tes urine. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus
atau bakteri penyebab penyakit menular seksual. Dokter juga akan melakukan tes usap untuk
mengambil sampel cairan tubuh di sekitar area kelamin. Sampel ini kemudian akan diperiksa di
laboratorium.

Pengobatan Penyakit Menular Seksual

Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan penyebab infeksi, melalui
pemberian obat-obatan berikut ini:

Antibiotik

Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi,
walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi
kembali terjadi.
Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa pengobatan
berakhir dan gejala menghilang. Jenis antibiotik yang diberikan antara
lain penisilin, doxycycline, amoxicillin, dan erythromycin.
Selain membunuh bakteri, antibiotik seperti metronidazole dapat membunuh parasit pada
penyakit trikomoniasis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum maupun sediaan
yang dimasukkan ke dalam vagina.

Antivirus

Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi


risiko penyebaran. Jenis obat antivirus yang digunakan untuk menangani herpes genital
adalah acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir. Sementara untuk hepatitis, obat yang diberikan
meliputi entecavir, interferon, dan lamivudine.

Antijamur

Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis, dokter akan
memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin dan clotrimazole. Obat
antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter,
seperti fluconazole dan miconazole.
Komplikasi Penyakit Menular Seksual

Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini. Jika
dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

 Peradangan pada mata


 Radang sendi
 Nyeri panggul
 Radang panggul
 Infertilitas
 Penyakit jantung
 Kanker serviks
 Kanker anus
 Abses anus

Penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa
penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari ibu
hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat
memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi.

Mencegah Penyakit Menular Seksual

Langkah utama pencegahan penyakit menular seksual adalah menerapkan perilaku seks yang
aman, yaitu menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
Selain itu, ada beberapa tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan, yaitu:

 Kenali pasangan seksual masing-masing.


 Lakukan vaksinasi, terutama vaksin HPV dan hepatitis B.
 Tidak menggunakan NAPZA, terutama dengan berbagi penggunaan jarum suntik.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, khususnya yang berkaitan dengan organ
reproduksi.
 Pria bisa melakukan sunat untuk mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual.

Penderita penyakit menular seksual sebaiknya tidak melakukan hubungan seks hingga penyakit
dinyatakan sembuh oleh dokter. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit kepada
pasangan.

Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakita Menular Seksual (PMS) yang paling umum adalah:


 Herpes Kelamin – Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex, terutama jenis HSV-2.

Tanda-tandanya yang paling jelas adalah lecet, bisul, atau luka di daerah kelamin, namun

penyakit ini dapat menjangkiti seseorang tanpa menunjukkan gejala-gejala. Ini juga dapat

ditularkan pada kontak kulit dengan kulit, bahkan jika seseorang yang terjangkit tidak

menunjukkan peradangan atau lecet. Bisul juga dapat berkembang, hilang, dan muncul kembali

selama orang tersebut, masih memiliki virusnya. Penyakit ini juga dapat ditularkan ke anak-anak,

jika ibunya memiliki virus saat melahirkan, namun kondisi ini jarang terjadi. Selain gejala fisik,

herpes juga menyebabkan tekanan psikologis bagi penderitanya.

 Human papillomavirus (HPV) atau kutil kelamin – Kutil yang berkembang di bagian kelamin

disebabkan oleh HPV; salah satu penyakit yang mudah ditularkan dan salah satu jenis penyakit

menular seksual yang paling serius. Jika tidak diobati, beberapa bentuk HPV dapat menyebabkan

kanker rahim, vulva, vagina, atau penis. Kutil ini berwarna seperti daging atau kemerahan dapat

tumbuh dan berkelompok di sekitar organ seksual; bentuknya seperti kembang kol, baik kecil

maupun besar. Biasanya tidak menyakitkan, namun bisa sangat gatal dan mengeluarkan darah,

jika digaruk. Meskipun penyakit ini lebih dikenal sebagai kutil kelamin, seseorang dapat

memiliki HPV di dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala.

 Hepatitis B – Hepatitis B adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus yang ditularkan saat

berhubungan seksual. Virus Hepa B menyebar melalui mani atau cairan vagina, yang mirip

dengan penularan HIV atau AIDs. Namun, Hepa B lebih mudah menular, namun yang terinfeksi

dapat sembuh sepenuhnya, tidak seperti kebanyakan penderita HIV. Ada kemungkinan ini

menjadi masalah yang kronis, terutama jika pembawa virus tidak mencari bantuan dengan cepat

atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Jika dibiarkan, hepatitis dapat menyebabkan

infeksi hati dan sirosis hati, atau pengerasan hati.


 Klamidia – Sebuah penyakit menular seksual yang paling umum, klamidia mudah menyebar

karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang dapat terlijat. Biasanya, hanya dapat diketahui,

jika pasien pergi ke ginekolog untuk pemeriksaan rutin dengan uji klamidia. Namun, ini penting

bagi seseorang yang aktif secara seksual, terutama mereka yang memiliki lebih dari satu

pasangan, untuk melakukan pemeriksaan klamidia, saat pergi ke ginekolog. Pada kasus yang

gejalanya nampak, biasanya muncul keluarnya cairan putih atau kekuningan dari ujung penis,

sering buang air kecil, sensasi terbakar, testis yang lembek, dan cairan vagina dengan bau tidak

sedap.

 Sifilis – Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang mudah menjangkit dan

disebabkan oleh bakteri Treponam pallidum. Walaupun umumnya menyebar lewat aktivitas

seksual, namun penyebaran melalui seks anal dan oral, lebih umum, karena menular ke orang

lain saat ciuman secara terus menerus dan kontak dengan luka, sehingga virusnya menyebar.

Namun, beberapa luka kecil dan tidak terlihat, yang terinfeksi mungkin tidak menyadari bahwa

ia menyebarkan penyakit. Sifilis muncul dalam beberapa tingkatan, pada tingkat awal hanya

menyebabkan satu atau dua luka di sekitar kelamin. Tingkat kedua, memunculkan ruam merah

pada tangan dan kaki. Tingkat terakhir dapat merusak jantung, otak, saraf dan menyebabkan

kematian, jika tidak diobati. Sifilis juga memiliki tingkat tidak aktif atau laten, di mana gejala

tidak muncul.

 Gonorea – Gonorea adalah penyakit yang menyebar lewat cairan tubuh dari seseorang yang

terinfeksi, seperti HIV. Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea, yang tumbuh subur dan

berkembang biak di selaput lendir tubuh dan bagian tubuh yang hangat serta lembab, seperti

leher rahim, rahim, dan uretra. Kondisi ini rumit, tanpa menunjukkan gejala sama sekali, tetapi

terkait dengan gejala seperti konjungtivitis, vulvitis atau pembengkakan vulva, dan
pembengkakan kelenjar di tenggorokan karena oral seks. Hal ini juga menyebabkan keluarnya

cairan ringan, yang seringkali diduga sebagai infeksi jamur.

 HIV atau AIDS – HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dianggap paling

mematikan. Diketahui sebagai virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang biasanya

dikenal sebagai AIDS. Katarteristiknya adalah melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga

tidak mampu melindungi diri dari penyakit atau infeksi. Hal ini membuat pasien sangat rentan

terhadap penyakit dan tidak mampu melawan kanker. Ini juga merupakan penyakit progresif

yang akan mempengaruhi seseorang sepanjang hidupnya, meskipun dengan pengobatan yang

tepat orang yang terinfeksi bisa hidup normal.

Gejala-gejala Utama

Gejala PMS berbeda tergantung jenis penyakit yang diderita. Gejala utama dapat membantu

mendiagnosa PMS jenis tertentu yang diderita dan menentukan bentuk pengobatan yang

dibuthkan. Gejala umum yang dialami penderita PMS adalah:

 Benjolan atau luka di dekat vagina, penis, anus, atau mulut

 Kutil

 Pembengkakan

 Kemerahan

 Sakit saat buang air kecil

 BAB cair

 Turunnya berat badan

 Ngilu dan nyeri

 Demam

 Panas dingin

 Penyakit kuning
 Keputihan, berbeda dan lebih parah dari biasanya dan umumnya berbau busuk

 Pendarahan vagina, di luar masa menstruasi

 Sakit saat berhubugan seksual

 Rasa gatal luar biasa

Pengobatan penyakit menular seksual


Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke
dokter Anda.

Perawatan yang direkomendasikan untuk menangani penyakit kelamin bervariasi, tergantung


dari jenis STD yang Anda idap.

Penting bagi Anda dan pasangan seksual Anda melakukan pengobatan hingga tuntas.

Jika tidak, Anda dapat menularkan infeksi terus-menerus kepada pasangan seksual Anda.

Berdasarkan penyebabnya, berikut adalah pengobatan yang dapat mengatasi penyakit menular
seksual:

1. Penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Antibiotik bisa diandalkan dalam mengobati infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri.

Penyakit tersebut termasuk gonore, klamidia, sifilis, dan trikomoniasis. 

Sekali Anda memulai perawatan dengan antibiotik, penting untuk mengikuti anjuran yang
diberikan dokter.

Jenis antibiotik yang biasa diresepkan untuk penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri
adalah:

 Penisilin
 Amoxicillin
 Eritromisin
 Doxycycline
Sebagai tambahan, penting untuk tidak melakukan hubungan seksual hingga 7 hari setelah Anda
menyelesaikan perawatan antibiotik dan luka sudah sembuh.
Selain itu, para ahli juga menyarankan para wanita untuk melakukan pemeriksaan ulang seusai
pengobatan karena mereka punya risiko tinggi untuk kembali terinfeksi. 

2. Pengobatan IMS yang disebabkan oleh virus

Antibiotik tidak dapat mengatasi penyakit kelamin atau infeksi menular seksual (IMS) yang
disebabkan oleh virus.

Beberapa infeksi virus memang tidak ada obatnya, tetapi beberapa di antaranya dapat hilang
dengan sendirinya. 

Jika Anda mengidap herpes dan HIV, Anda akan diresepkan obat antivirus.

Kemungkinan kambuhnya gejala herpes akan lebih kecil jika Anda melakukan terapi secara
teratur dengan obat antivirus. 

Untuk herpes jenis antivirus yang biasa digunakan adalah:

 Acyclovir
 Famiclovir
 Valacyclovir
Sementara untuk HIV, Anda akan diberikan pengobatan antiretroviral (ARV) seperti:

 Ritonavir
 Lopinavir
 Lamivudine
 Zidovudine
 Emtricitabine
Obat antivirus dapat mencegah infeksi HIV selama bertahun-tahun.

Namun, Anda masih mungkin membawa virus dan menularkannya ke orang lain. 

Semakin cepat Anda memulai perawatan, semakin efektif pengobatan itu.

Jumlah virus dalam tubuh Anda dapat berkurang hingga sulit terdeteksi. 

Jika Anda memiliki penyakit kelamin atau penyakit menular seksual, tanyakan kepada dokter
Anda kapan tes perlu dilakukan setelah perawatan.

Pemeriksaan ulang dapat memastikan bahwa pengobatan berhasil dan infeksi tidak lagi
terdeteksi.
2. Pengobatan rumahan untuk mengatasi penyakit seksual

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu mengatasi penyakit
menular seksual:

 Makan makanan bernutrisi dengan pola makan teratur.


 Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
 Berhenti menggunakan narkoba.
 Berolahraga secara rutin.
 Melakukan seks yang lebih aman dengan kondom.
 Melakukan tes STD rutin dan memperoleh vaksin untuk penyakit kelamin.
 Minum obat sesuai resep dan anjuran dokter.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

C. PENYAKIT AIUTO IMMUNE

Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh
sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme asing,
seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita penyakit autoimun, sistem
kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai organisme asing. Sehingga sistem
kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel
tubuh yang sehat. Patut diketahui, penderita penyakit autoimun lebih rentan terserang infeksi,
termasuk COVID-19. Oleh karena itu, jika Anda atau orang di sekitar Anda menderita
penyakit ini dan memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda
dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat:

 Rapid Test Antibodi


 Swab Antigen (Rapid Test Antigen)
 PCR

Penyebab Penyakit Autoimun

Belum diketahui apa penyebab penyakit autoimun, namun beberapa faktor di bawah ini dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini:

 Etnis. Beberapa penyakit autoimun umumnya menyerang etnis tertentu.


Misalnya, diabetes tipe 1 umumnya menimpa orang Eropa, sedangkan lupus rentan
terjadi pada orang Afrika-Amerika dan Amerika Latin.
 Gender. Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun dibanding pria. Biasanya
penyakit ini dimulai pada masa kehamilan.
 Lingkungan. Paparan dari lingkungan, seperti cahaya matahari, bahan kimia, serta
infeksi virus dan bakteri, bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit autoimun dan
memperparah keadaannya.
 Riwayat keluarga. Umumnya penyakit autoimun juga menyerang anggota keluarga yang
lain. Meski tidak selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka rentan terkena
penyakit autoimun yang lain.

Gejala Penyakit Autoimun

Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya
memiliki gejala yang sama. Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:

 Kelelahan.
 Pegal otot.
 Ruam kulit.
 Demam ringan.
 Rambut rontok.
 Sulit berkonsentrasi.
 Kesemutan di tangan dan kaki.

Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa haus,
lemas, dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.
Beberapa contoh dari penyakit autoimun beserta gejalanya, adalah:

 Lupus; dapat memengaruhi hampir semua sistem organ dan menimbulkan gejala seperti
demam, nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif, sariawan, bengkak pada tungkai, sakit
kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.
 Penyakit Graves; dapat mengakibatkan kehilangan berat badan, mata menonjol, gelisah,
rambut rontok, jantung berdebar.
 Psoriasis; kulit bersisik.
 Multiple sclerosis; nyeri, lelah, otot tegang, gangguan penglihatan, dan kurangnya
koordinasi tubuh merupakan gejala dari multiple sclerosis.
 Myasthenia gravis; kelelahan yang semakin parah seiring aktivitas yang dilakukan.
 Tiroiditis Hashimoto atau penyakit Hashimoto; kelelahan, depresi, sembelit,
peningkatan berat badan, kulit kering, dan sensitif pada udara dingin.
 Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease; nyeri perut, diare, BAB berdarah, demam, dan
penurunan berat badan.
 Rheumatoid arthritis; menimbulkan gejala nyeri sendi, radang sendi, dan
pembengkakan.
 Sindrom Guillain-Barre; kelelahan sampai kelumpuhan.

Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan
derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh suatu hal, misalnya paparan sinar matahari
atau stres.
Diagnosis Penyakit Autoimun

Tidak mudah bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Meski setiap penyakit
autoimun memiliki ciri khas, namun gejala yang muncul bisa sama.
Dokter akan menjalankan beberapa tes untuk mengetahui apakah seseorang terserang penyakit
autoimun, di antaranya dengan tes ANA (antinuclear antibody) dan tes untuk mengetahui
peradangan yang mungkin ditimbulkan penyakit autoimun. Salah satu pemeriksaan tersebut
adalah pemeriksaan CRP.

Pengobatan Penyakit Autoimun

Kebanyakan dari penyakit autoimun belum dapat disembuhkan, namun gejala yang timbul dapat
ditekan dan dijaga agar tidak timbul flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun
tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya.
Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengkonsumsi aspirin atau ibuprofen.
Pasien juga bisa menjalani terapi pengganti hormon jika menderita penyakit autoimun yang
menghambat produksi hormon dalam tubuh. Misalnya, untuk penderita diabetes tipe 1,
dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi
penderita tiroiditis diberikan hormon tiroid.
Beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh,
seperti kortikosteroid (contohnya dexamethasone), digunakan untuk membantu menghambat
perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh. Obat jenis anti TNF, seperti
infliximab, dapat mencegah peradangan yang diakibatkan penyakit autoimun rheumatoid
arthritis dan psoriasis.
Pengobatan penyakit autoimun berpotensi menghabiskan biaya yang tidak sedikit dan mungkin
perlu dilakukan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mencoba
mendaftarkan diri Anda ke asuransi kesehatan terpercaya mulai dari sekarang.

Penyakit Autoimun dan Covid-19

Penderita penyakit autoimun, umumnya akan mengonsumsi obat yang memiliki efek untuk
menekan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita penyakit autoimun
lebih mudah untuk mengalami penyakit infeksi, tidak terkecuali dengan Covid-19.
Oleh karenanya, penderita penyakit autoimun wajib menjaga kesehatan dan mengontrol kondisi
penyakit autoimunnya secara secara rutin.
Jangan lupa untuk tetap rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, makan makanan yang
bergizi seimbang, kelola stres dengan cara positif, sehingga sistem kekebalan tubuh bisa tetap
terjaga dengan baik.
D.MASALAH MULUT
1. Pendarahan gusi = ketidakseimbangan hormon
Dalam jaringan gusi tertanam reseptor hormon, sehingga jika terjadi pendarahan pada gusi yang
tidak disebabkan karena masalah pada gigi, mungkin disebabkan karena ketidakseimbangan
hormon. Wanita memiliki gusi yang lebih sensitif selama siklus menstruasinya, sehingga Anda
mungkin perlu menunda mengunjungi dokter gigi selama periode menstruasi.

2. Mulut merah dan lidah tebal = kekurangan gizi


Jika sudut-sudut mulut seseorang berwarna merah, hal ini mungkin menjadi tanda kekurangan
nutrisi vitamin B6. Lidah yang bengkak dan tebal atau berwarna kemerahan mengkilap bisa
menjadi tanda kekurangan zat besi. Demikian pula jika lidah tampak pucat, mungkin hal ini
merupakan tanda-tanda anemia.

3. Gigi retak = Gastroesphogeal Reflux Disease (GERD)


Banyak orang berpikir bahwa gigi retak mungkin disebabkan karena kebiasaan
menggemeretakkan gigi, tetapi dokter gigi telah mengamati bahwa hal ini dapat disebabkan
karena asam lambung yang mengalir kembali ke mulut ketika tidur.

Gigi retak dapat disebabkan oleh penyakit refluks asam atau Gastroesphogeal Reflux
Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke mulut melalui kerongkongan.
Asam dan pH rendah pada rongga mulut dapat mengikis enamel gigi yang membuatnya retak
dan lama-kelamaan tanggal.

4. Bau mulut = Masalah dalam rongga perut


Jika Anda telah menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut dengan baik tetapi masih
mengalami bau mulut, hal ini mungkin mengindikasikan penyakit hati atau masalah ginjal.
Bahkan penderita diabetes dapat memiliki napas yang berbau seperti fermentasi, yang berarti
diabetes telah berkembang di luar kendali dan segera memerlukan perawatan dokter.

5. Nyeri rahang dan sakit kepala = Stres


Stres dapat memicu nyeri otot pada rahang dan sakit kepala yang terkait sinus yang dikenal
dengan bruxism. Ketika bruxism telah parah, seseorang bahkan tidak mampu membuka
mulutnya. Gejala ini dapat diringankan dengan cara mengelola stres dan kecemasan.

6. Sariawan = Intoleran terhadap gluten


Sariawan bisa menjadi indikasi intoleransi gluten atau kekurangan mineral seperti seng. Orang
yang mengembangkan intoleransi gluten dapat menyebabkan penyakit celiac, dimana terjadi
gangguan sistem kekebalan tubuh di mana protein yang ditemukan dalam gandum, rye dan
barley dapat merusak lapisan usus kecil.

7. Peradangan pada gusi = Masalah jantung


Beberapa jenis bakteri di dalam mulut dapat ditransfer ke dalam pembuluh darah dan
menyebabkan plak. Ketika pembuluh darah tersumbat oleh plak, aliran darah akan terhambat dan
jantung perlu berusaha lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Bakteri tersebut selain menyebabkan plak dalam pembuluh darah, juga dapat menyebabkan
peradangan pada gusi. Jika Anda mengalami peradangan pada gusi, waspadalah untuk
kemungkinan terburuk seperti masalah pada jantung.

1. Penyakit kardiovaskular Memiliki kesehatan mulut yang buruk ternyata bukan tidak mungkin
dapat membuat seseorang berisiko terkena penyakit jantung. Melansir Absolute Dental, jika gusi
meradang karena bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal, bakteri yang sama sebenarnya
bisa masuk ke aliran darah lalu menyebabkan arteri menumpuk dan mengeras. Pengerasan arteri
ini disebut aterosklerosis, kondisi medis yang tak boleh disepelekan. Aterosklerosis
menyebabkan masalah aliran darah dan penyumbatan jantung hingga meningkatkan
kemungkinan seseorang terkena serangan jantung.Endokarditis juga bisa berkembang, yang
seringkali menjadi kondisi fatal ketika lapisan jantung terinfeksi. Untungnya, Anda dapat
mencegah penyakit gusi dengan membersihkan gigi secara teratur dan menjaga kebersihan
mulut. Kebiasaan ini akan mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular dan menjaga
senyum Anda tetap sehat dan kuat.

2. Demensia Kesehatan mulut yang buruk faktanya dapat pula memengaruhi otak. Zat yang
dikeluarkan dari gusi yang meradang akibat infeksi ternyata dapat membunuh sel-sel otak dan
menyebabkan hilangnya ingatan. Demensia dan bahkan mungkin penyakit Alzheimer dapat
terjadi akibat radang gusi ketika bakteri di mulut menyebar ke saluran saraf atau memasuki aliran
darah.

3. Infeksi saluran pernapasan Sistem pernafasan bisa terganggu akibat kesehatan mulut yang
buruk. Bakteri di dalam mulut dari gigi yang terinfeksi dan gusi yang membengkak dapat dihirup
ke paru-paru atau melalui aliran darah. Begitu ada bakteri di paru-paru, dapat menyebabkan
infeksi saluran pernapasan, pneumonia, bronkitis akut, dan bahkan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK).

4. Diabetes Tak hanya penderita diabetes yang lebih rentan mengalami infeks gusi yang
menyebabkan penyakit periodontal. Begitu juga sebaliknya, penyakit periodontal dapat membuat
diabetes lebih sulit dikendalikan. Gejala diabetes dapat menjadi lebih buruk karena kadar gula
darah bisa menjadi tidak stabil karena penyakit gusi. Oleh sebab itu, sangat penting bagi
penderita diabetes untuk senantiasa menjaga kesehatan mulut mereka dengan baik untuk
mencegah komplikasi penyakit yang diderita.

5. Komplikasi kehamilan Sangat penting bagi ibu hamil untuk mempraktikkan kebersihan mulut
yang baik. Perubahan hormonal dalam tubuh selama kehamilan dapat menyebabkan wanita lebih
mudah mengalami infeksi mulut. Setiap infeksi di tubuh ibu meningkatkan risiko mengalami
komplikasi kehamilan. Masalah kesehatan mulut pada ibu seperti periodontitis dan gingivitis
diketahui dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.
Penyakit gusi membuat ibu dan bayi berisiko mengalami masalah kesehatan yang serius.

6. Infertilitas Ada hubungan antara kesehatan mulut yang buruk dengan masalah infertilitas pada
wanita. Penyakit gusi dilaporkan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan secara
keseluruhan yang dapat mempersulit wanita untuk hamil dan mempertahankan kehamilan yang
sehat. Di mana, diperlukan waktu lebih lama bagi wanita dengan kesehatan mulut yang buruk
untuk hamil daripada wanita dengan kesehatan gigi yang baik.

7. Disfungsi ereksi Kebersihan mulut yang buruk membuat pria berisiko tinggi menderita
disfungsi ereksi. Penyakit periodontal kronis (CDC) diketahui berhubungan dengan disfungsi
ereksi. CPD adalah infeksi yang terjadi ketika gigi terlepas dari gusi, yang menciptakan kantong
yang membawa bakteri dan memungkinkan kuman menyebar ke tulang di sekitar gigi. Bakteri
dari gusi yang sakit bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan pembuluh darah meradang.
Peradangan ini dapat menghalangi aliran darah ke alat kelamin, membuat ereksi lebih sulit atau
bahkan tidak mungkin tercapai.

8. Kanker Melansir Health Line, praktik kesehatan mulut yang buruk seperti merokok atau
menggunakan produk tembakau jelas dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan.
Beberapa jenis kanker lain juga dapat muncul akibat penyakit gusi. Di mana, risiko kanker
ginjal, kanker pankreas, dan kanker darah dilaporkan jauh lebih tinggi pada orang yang memiliki
kesehatan mulut yang buruk.

9. Penyakit ginjal Penyakit ginjal kronis adalah masalah kesehatan serius yang mempengaruhi
ginjal, jantung, tulang, dan tekanan darah. Sementara, infeksi pada tubuh seperti penyakit
periodontal dapat pula memicu penyakit ginjal. Orang dengan penyakit gusi pada umumnya
memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah dan lebih mungkin terkena infeksi. Baca juga:
Bagaimana Darah Tinggi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal? Banyak orang yang menderita kesehatan
mulut yang sangat buruk juga menderita penyakit ginjal. Penyakit ginjal bisa berakibat fatal jika
mengarah ke gagal ginjal atau penyakit kardiovaskular.

10. Rematik Menurut National Rheumatoid Arthritis Society, orang dengan penyakit gusi empat
kali lebih mungkin menderita Rheumatoid Arthritis (RA) atau rematik. Kedua penyakit tersebut
memiliki kesamaan peradangan. Bakteri mulut dari radang gusi dapat meningkatkan peradangan
di seluruh tubuh. Hal ini membuat risiko seseorang terkena rematik, yakni penyakit inflamasi
yang menyakitkan dan melemahkan, menjadi lebih tinggi. Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda
Penyakit Rematik dan Asam Urat Cara mencegah penyakit akibat kesehatan mulut yang buruk
Cara terbaik untuk mencegah masalah kesehatan serius yang disebabkan oleh kesehatan mulut
yang buruk adalah dengan mempraktikkan kebersihan mulut yang baik dan menjadwalkan
kunjungan rutin dengan dokter gigi. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dipraktikan untuk
menjaga kesehatan mulut: Sikat gigi dan gusi selama dua menit minimal dua kali sehari
Bersihkan gigi setiap hari Hindari merokok atau mengunyah produk tembakau Gunakan produk
pasta gigi dan obat kumur yang mengandung fluorida Batasi makanan dan minuman manis
Makan makanan yang seimbang untuk nutrisi yang optimal Jika diperlukan, konsumsi suplemen
yang dapat meningkatkan kesehatan gigi Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih dan terbebas
dari rasa sakit akibat gigi berlubang atau penyakit. Sementara, gusi yang sehat berwarna merah
muda dan tidak luntur saat disikat atau dibersihkan.

E. MASALAH SEKSUAL

Seks (sex) adalah suatu konsep tentang pembedaan jenis kelamin manusia berdasarkan faktor-
faktor biologis, hormonal, dan patologis. Karena dominannya pengaruh paradigma patriarkhis
dan hetero-normatifivitas dalam masyarakat, secara biologis manusia hanya dibedakan secara
kaku ke dalam dua jenis kelamin (seks), yaitu laki-laki (male) dan perempuan (female).
Demikian pula konsep jenis kelamin yang bersifat sosial, manusia juga hanyadibedakan dalam
dua jenis kelamin sosial (gender), yakni laki-laki (man) dan perempuan (woman).

Sebagai makhluk beragama, manusia diciptakan oleh Tuhan. Tuhan telah menciptakan
manusia sebagai makhluk yang bermartabat. Manusia bukan hanya terdiri dari unsur fisik atau
biologis, melainkan juga mempunyai unsur batin dan ruhani. Manusia memiliki perasaan,
pikiran, obsesi dan cita- cita sehingga dapat hidup sebagai makhluk yang beradab dan
menciptakan peradaban di muka bumi. Secara biologis, manusia dianegerahi Tuhan sejumlah
organ biologis. Di antaranya adalah dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, satu
mulut untuk berbicara dan dua tangan untuk bekerja dan beraktivitas, dua kaki untuk berjalan,
dan seterusnya. Kondisi organ-organ biologis tersebut berbeda antara satu manusia dengan
manusia lain. Setiap manusia memiliki keunikan dan kekhususan, sehingga tidak ada manusia
yang sama persis, meski keduanya adalah saudara kembar.

Organ seks laki-laki, antara lain, berupa penis dan testis. Sebaliknya, manusia berjenis
kelamin perempuan mempunyai vagina, clitoris, dan rahim. Perbedaan biologis tersebut bersifat
kodrati atau pemberian Tuhan. Tak seorang pun dapat membuat persis dan mengubahnya. Boleh
jadi, dewasa ini akan akibat kemajuan teknologi, seseorang dimungkinkan mengubah
jeniskelaminnya (trans-seksual), tetapi perubahan tersebut sejauh ini tidak mampu menyamai
fungsi dan sistem organ-oragan biologis manusia yang asli.29 Dalam konteks agama, khususnya
Islam, semua bentuk perbedaan dalam diri manusia, seperti warna kulit, ras, bahasa, jenis
kelamin biologis dan sosial (gender), orientasi seksual, dan bahkan agama dimaksudkan agar
manusia saling mengenal satu sama lain (li ta’arafu) untuk kemudian membangun kerjasama dan
saling berinteraksi membangun masyarakat beradab yang penuh kedamaian dan keharmonisan
(baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://news.unair.ac.id/2020/11/16/media-promosi-kesehatan-reproduksi-remaja-yang-mengerti-
remaja/

https://www.mountelizabeth.com.sg/id/specialties/medical-specialties/women-gynaecology/
pelvic-organ-prolapse#:~:text=Prolaps%20Uteri%20terjadi%20apabila%20otot,serta%20rektum
%20dan%20kantung%20kemih.

https://hellosehat.com/wanita/penyakit-wanita/prolaps-uteri-turun-peranakan/#gref

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms

https://www.docdoc.com/id/info/condition/penyakit-menular-seksual-pms

https://hellosehat.com/seks/penyakit-kelamin/#gref

https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun

https://health.detik.com/hidup-sehat-detikhealth/d-2112537/7-masalah-di-mulut-ini-indikasikan-
masalah-kesehatan-yang-lebih-serius

https://health.kompas.com/read/2020/09/06/180200368/10-penyakit-akibat-kesehatan-mulut-
yang-buruk?page=all

You might also like