You are on page 1of 5

PENYULUHAN TENTANG PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT DI DUSUN LOSARI

Katmini1, Siti Ismiati Nur Imah2, Bagoes Arya Wijaya3, Novi Ekaningtyas4
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Corresponding: katminitini@gmail.com, bagoes137@gmail.com

Abstract
Background: Corona virus disease (COVID-19) is an infectious disease caused by the
SARS-CoV-2 virus. Most people who contract COVID-19 will experience mild to
moderate symptoms, and will recover without special treatment. However, some people
will experience severe pain and require medical assistance. residents need to be given
knowledge about clean and healthy living behavior so that they can apply it in daily life
properly. Activities are carried out with several methods of participation, counseling,
consultation rooms, practice, distribution, and posting of posters. Methods: The
approach taken is to use a community-based interactive approach. The target of this
activity is the Losari village community. Results: Enthusiasm was seen in the discussion
and question and answer sessions conducted. at the end of the event the participants
were committed to implementing clean and healthy living behaviors and being a
pioneer in the community for environmental cleanliness. Conclusions: Participants are
very enthusiastic in making this activity a success and understand that clean and
healthy living behavior is important as a preventive effort and avoid disease. This
community service activity is carried out because there are still many people who
underestimate clean living behavior. Students are required to often set a good example
and do activities before and after doing activities. It is hoped that what has been taught
and given by students to the community can be useful and the community can imitate
and apply clean and healthy living behavior in their daily lives.
Keywords: Covid-19, clean and healthy life, Pandemic

1. PENDAHULUAN

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan


oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan
mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus.
Namun, sebagian orang akan mengalami sakit parah dan memerlukan bantuan medis.
Berbagai negara telah berjuang dengan masalah kesehatan. Sebuah virus yang
menjangkit tubuh dengan memiliki penyebaran yang cepat inilah yang menjadi pandemi
yang dirasakan seluruh penjuru dunia. Virus tersebut dikenal dengan nama virus corona
atau sering disebut dengan covid-19. Virus Corona atau severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARSCoV-2) adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. (Alodokter, 2021). Covid-19 yang diumumkan menjadi pandemi global
sejak Februari 2020 yang lalu (Hartanti et. al, 2020), hingga awal tahun 2021 masih
belum usai. Virus ini menguat kembali dengan melonjaknya angka mutasi baru di
Inggris sehingga membuat negara tersebut kembali melakukan lockdown total
(Woodcock, 2021; Burgess, 2021).
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,
jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 4 November 2021 adalah 4.246.802 orang
dengan jumlah kematian 143.500 jiwa. Dari kedua angka ini dapat disimpulkan
bahwa case fatality rate atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di
Indonesia adalah sekitar 3,4%. Case fatality rate (CFR) merupakan presentase jumlah
kematian dari seluruh kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan
dilaporkan.
Data terakhir menyebutkan, persentase kematian akibat COVID-19 berdasarkan
kelompok usia adalah sebagai berikut : Usia 0–5 tahun: 0,5% , Usia 6–18 tahun: 0,5% ,
Usia 19–30 tahun: 2,9% , Usia 31–45 tahun: 12,9% , Usia 46–59 tahun: 36,4% , Usia 60
tahun ke atas: 46,8%. Sedangkan, berdasarkan jenis kelamin, 52,3% penderita yang
meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 47,7% sisanya adalah perempuan.
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru
dari Coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus
Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau
infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.
Pada penghujung tahun 2020, beberapa laporan kasus menyebutkan bahwa virus
Corona telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian baru, misalnya varian delta.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa
infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-
cara berikut: Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 bersin atau batuk, Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa
mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita
COVID-19, misalnya uang atau gagang pintu, Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter)
dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker, CDC dan WHO menyatakan
COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian,
cara penularan ini biasanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi,
intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.
Penularan melalui udara ini juga bisa lebih mudah terjadi di tengah kerumunan orang,
khususnya di dalam ruang tertutup.

2. METODE

Kegiatan dilaksanakan dengan beberapa metode partisipasi, penyuluhan, ruang


konsultasi, praktek, pembagian, dan penempelan poster. Pendekatan yang dilakukan
adalah dengan menggunakan menggunakan Pendekatan interaktif berbasis komunitas.
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat desa LOSARI.
Mekanisme kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa tahap sebagai
berikut (a) Penyiapan lokasi penyuluhan; (b) melakukan kesepakatan dan koordinasi
dengan kepala desa dan ketua karang taruna desa dalam hal izin dan waktu kegiatan
sosialisasi; (c) penyiapan sarana dan bantuan leaflet dan perlengkapan sosialisasi.
Tahapan yang akan dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini adalah sebagai
berikut: a. Tahap pembuatan leaflet tentang PHBS yang menarik untuk dibagikan
kepada warga.
b. Tahap sosialisasi. Tahapan berikutnya yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat
mengenai program yang akan dilakukan dan tentang program peningkatan pengetahuan
masyarakat dan pemberian sarana pendukung PHBS. Pada tahap ini diharapkan
masyarakat memahami pentingnya, pengetahuan & sikap tentang PHBS.
c. Tahap Evaluasi dilakukan pengukuran pengetahuan & sikap. Evaluasi Pengukuran
pengetahuan & sikap dilakukan dengan cara menyebar pertanyaan dalam bentuk
koesioner pengetahuan untuk menilai peningkatan pengetahuan & sikap. Upaya ini
diharapkan ada penilain objektif terhadap pengetahuan masyarakat baik sebelum
maupun sesudah sosialisasi. Penilain pengetahun ini sebagai tindak lanjut kepada
pemangku kebijakan setempat tentang karakteristik masyarakat tentang pengetahuan
tentang PHBS.
Dalam pelaksanaan pengabdian ini, tim menerapkan pendekatan yang berbeda
seperti metode ceramah, tanya jawab, dan refleksi yang disesuaikan dengan temuan
dilapangan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

3. HASIL
Tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan
melakukan kunjungan untuk penyiapan lokasi pengabdian dengan warga pada tanggal 3
Agustus 2021. Tim pengabdian disambut oleh Ketua dan Sekretaris Karang Taruna desa
Paya Rengas bertempat di Balai Desa Wonomlati, Kecamatan krembung, Kabupaten
Sidoarjo. Tim berdiskusi tentang program yang akan dilakukan yautu sosialisasi
mengenai PHBS kepada anggota Karang Taruna dan warga yang disepakati untuk
dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2021
Sosialisasi tentang PHBS yang telah dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2021
bertempat di Balai Desa Paya Rengas dengan dihadiri oleh Kepala Desa, Sekretaris
Desa, Perangkat Desa, Ketua Karang Taruna, Sekretaris dan Anggota Karang Taruna.
Acara dimulai pukul 10.00- 12.00 WIB. Dalam sambutannya, Kepala Desa menyambut
baik adanya kegiatan ini sebagai wujud membangun kesadaran masyarakat dalam
menerapkan PHBS agar terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya dalam era
pandemi Covid-19 ini. Dalam paparan, tim pengabdi menjelaskan pentingnya PHBS.
Kegiatan sosialisasi Selanjutnya, tim pengabdian juga telah menyerahkan poster
dan alat penunjang PHBS yaitu sabun cuci tangan, masker dan hand sanitazer agar
dibagikan kepada masyarakat sekitar untuk ditempatkan dirumah ibadah.
Pengembangan dan Penerapan keramaian seperti kantor desa, pasar, dan warung.
Antusiasme peserta dalam kegiatan ini terlihat dalam sesi diskusi dan tanya jawab
yang dilakukan. Para peserta kegiatan ini diakhir acara berkomitmen untuk menerapkan
PHBS dan menjadi pelopor di masyarakat untuk kebersihan lingkungan. Kesimpulan
dan Saran Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil
adalah dari kegiatan ini adalah peserta sangat antusias dalam mensukseskan kegiatan ini
dan memahami bahwa perilaku hidup bersih dan sehat merupakan hal yang penting
sebagai usaha preventif dan menghindari penyakit. Peserta kegiatan juga siap menjadi
pelopor PHBS dengan ikut membantu membagikan tempat cuci tangan, sabun cuci
tangan, masker, dan poster tentang PHBS di lingkungan Desa.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan karena masih banyak orang yang
menyepelekan perilaku hidup bersih. Kita sebagai mahasiswa yang memberi
penyuluhan harus memberi contoh yang baik juga. Mahasiswa dituntut untuk sering
melakukan kegiatan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Diharapkan apa yang
telah diajarkan dan diberikan mahasiswa kepada masyarakat dapat bermanfaat dan
masyarakat bisa mencontoh dan mengikuti perilaku hidup bersih tersebut dan dapat
diaplikasikan di keseharian.
Saran yang dapat diajukan dari kegiatan ini adalah Kegiatan ini perlu dilakukan
secara rutin untuk mengedukasi masyarakat di tengah pandemi yang melanda seluruh
dunia khususnya daerah lain yang padat penduduk seperti desa ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Karang Taruna, dan Perangkat desa
dan warga yang bersedia ikut serta dalam penyuluhan ini.

5. DAFTAR PUSTAKA

Alodokter. (2021). Virus Corona. Retrieved 26 February 2021, from


https://www.alodokter.com/virus-corona.

Ayu, S. M., Kurniawan, A., Ahsan, A. Y., & Anam, A. K. (2018). Peningkatan
kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini di desa
Hargomulyo Gedangsari Gunung Kidul. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi
Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 20–27.
https://doi.org/10.12928/jp.v2i1.437

Isnainy, U. C. A. S., Zainaro, M. A., Novikasari, L., Aryanti, L., & Furqoni, P. D.
(2020). Pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
di SMA negeri 13 Bandar Lampung. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM), 3(1), 27–33.

Kementerian Kesehatan, Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat:


Katalog Dalam Terbitan Kementerian Kesehatan Ri. 2011.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011. (2011). Pembinaan Perilaku Hidup Bersih.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Y. Andriansyah And D. N. Rahmantari, “Penyuluhan Dan Praktik Phbs (Perilaku Hidup


Bersih Sehat) Dalam Mewujudkan Masyarakat Desa Peduli Sehat,” J. Inov.
Dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 1, Pp. 45–50, 2013.

You might also like