PRAKTIKUM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Kelompok 1

You might also like

You are on page 1of 18

PRAKTIKUM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

COVID-19

Dosen Pengampu :
Hasriwiani Habo Abbas, SKM.,M.Kes.,Ph.D

Oleh :
Kelompok 1

Nurwaqiah Jawahir 14120190217


Dwita Ayu Israwati 14120190227
Selvira Ramadhani Yusran 14120190228

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, tauhid, dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan berjudul Covid-19
Laporan ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Praktikum Surveilans
Epidemiologi dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan
keterampilan mahasiswa.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Saw. Yang telah mencurahkan ilmunya kepada kita semua sehingga bisa
mengetahui banyak ilmu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang
membangun, sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang dan semoga
bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman dan kepada masyarakat.

Makassar, 25 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
II. TUJUAN PENYELIDIKAN...................................................................4
2.1 Tujuan Umum.......................................................................................4
2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................4
III. METODE PENYELIDIKAN..................................................................4
IV. HASIL PENYELIDIKAN.......................................................................5
4.1...................................................................Hasil Penyelidikan Covid-19
...............................................................................................................5
4.2.........................................................................Kurva Pandemi Covid-19
9
4.3.....................................................................................................Etiologi
9
4.4....................................................................................................Virologi
...............................................................................................................9
4.5..............................................................................................Pembahasan
.............................................................................................................10
4.6............................................................................................Rekomendasi
.............................................................................................................11
V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

iii
I. PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 muncul ketika virus ini diketahui menyebar dari
orang ke orang dalam waktu singkat dan dengan gejala seperti demam tinggi,
batuk, sesak, tidak nafsu makan dan lemas. Wabah COVID-19 ditetapkan sebagai
pandemik global oleh WHO pada 11 Maret 2020, dengan peningkatan 13 kali
lipat dalam jumlah kasus yang dilaporkan di luar China, lebih dari beberapa
minggu (Utami et al., 2020). Penyakit Coronavirus 2019 adalah penyakit sistem
pernapasan yang baru saja muncul dan menjadi pandemi. Indonesia mengalami
peningkatan jumlah kasus yang cukup drastis tetapi data lokal terkait hal ini masih
jarang didapatkan. (Rozaliyani et al., 2020)
Coronavirus Disease 19, atau dikenal luas dengan istilah COVID-19
adalah penyakit pernapasan baru yang muncul penyakit yang dapat menyebabkan
gagal nafas karena hingga pneumonia berat. 1 Infeksi virus ini adalah pertama kali
dilaporkan pada Desember 2019 di Wuhan, China dan diduga ditularkan melalui
asal zoonosis, diikuti oleh manusia ke manusia penularan. 2 Pada 22 Mei 2020,
total 4.993.470 kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan global dan penyakit ini
telah menyebar dengan cepat di setidaknya 215 negara, termasuk Indonesia.
Dua kasus pertama di Indonesia adalah teridentifikasi di Provinsi Jawa
Barat pada 2 Maret 2020. 4 Sejak itu, jumlah COVID-19 kasus di negara ini
meningkat luar biasa, mencapai 20.796 kasus yang dikonfirmasi pada 22 April
2020. Pada saat penyusunan naskah ini, jumlah kasus dan kematian COVID-19
tarif di Indonesia masih meningkat dan akhir epidemi masih belum pasti. 5,6
Laporan yang diterbitkan tentang epidemiologi dan karakteristik klinis kasus
COVID-19 dari Indonesia langka. Bukti berkualitas tinggi penting untuk
memahami penyakit, meningkatkan mutu pelayanan pasien dan dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan kebijakan. Di dalam studi, kami menganalisis
demografi dan klinis parameter yang terkait dengan kematian kasus yang
dikonfirmasi laboratorium dengan COVID-19 di DKI Jakarta, Indonesia.
Bencana pandemik Covid-19 telah berpengaruh sangat luas dan masif
terhadap berbagai dimensi kehidupan masyarakat, baik di bidang hubungan sosial
maupun ekonomi dan bisnis, serta kondisi kesehatan masyarakat. Bencana

1
pandemik Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial akhirnya memaksa sebagian
besar pelaku masyarakat menguruangi kegiatannya diluar rumah sehingga
merubah perilaku masyarakat untuk melakukkan kegiatan baik bekerja maupun
belajar secara daring dirumah. Perubahan perilaku masyarakat yang diakibatkan
oleh penerapan kebijakan physical distancing dan social distancing merupakan
cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menghambat penyebaran dan penularan
virus Covid-19 ditengah masyarakat (Priestnall et al., 2020).
Virus ini dapat menyebar pada manusia dan juga hewan, yang biasanya
akan menyerang saluran pernafasan pada manusia dengan gejala awal flu hingga
dapat menyebabkan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Penyebaran penyakit
ini melalui tetesan pernapasan dari batuk maupun bersin (Ren L et al., 2020)
dalam (Yamali & Putri, 2020).
Virus ini menunjukkan penyebaran yang sangat signifikan cepat dan
telah banyak kematian yang disebabkan dari virus ini baik di China maupun di
Negara lain sehingga pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan virus
corona ini sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Masyarakat (Public Health Emergency of International Concern) (Yamali & Putri,
2020).
Wabah ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Virus ini
sempat membuat semua kegiatan sehari-hari manusia terhambat. Karantina saja
mungkin tidak cukup untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, dan
dampak global dari infeksi virus ini adalah salah satu yang semakin
memprihatinkan (Sohrabi et al., 2020) dalam (Putri, 2020).
Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak langkah-langkah dan
kebijakan untuk mengatasi permasalahan pandemic ini. Salah satu langkah awal
yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mensosialisasikan gerakan Social
Distancing untuk masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk memutus mata rantai
penularan pandemi covid-19 ini karena langkah tersebut mengharuskan
masyarakat menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, tidak
melakukan kontak langsung dengan orang lain serta menghindari pertemuan
massal (Buana D.R, 2020) dalam (Putri, 2020).

2
Hari ke hari kasus ini semakin meningkat dengan pesat hingga pada
tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa wabah yang sedang terjadi
saat ini sebagai Pandemic Global (Dong et al., 2020). Penyebaran dan
peningkatan jumlah kasus covid-19 terjadi dengan waktu yang sangat cepat dan
telah menyebar antar Negara termasuk Indonesia. Sampai dengan bulan agustus
2020, dilaporkan total kasus terkonfirmasi 17.660.523 dengan 680.894 kematian
dimana kasus dilaporkan di 216 Negara (WHO, 2020). Sedangkan di Indonesia
kasus terkonfirmasi sebanyak 165.887 dengan 7.169 kematian di 34 provinsi
(Kemenkes RI, 2020) dalam (Yamali & Putri, 2020).
Menurut para ahli hingga saat ini dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute RespiratorySyndrome (SARS)
(Juhaina, 2021).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Covid-19 adalah penyakit
menular pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh novel Coronavirus yang
ditegakkan melalui pemeriksaan PCR positif (Konfirmasi positif). Virus penyebab
COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan
dari kucing luwak (civet cats) ke manusia (Juhaina, 2021).
Dalam perkembangannya, wabah penyakit COVID-19 yang pertama kali
terjadi di Wuhan, China pada Desember 2019, hingga April 2020 telah menyebar
hingga ke 210 negara (Worldometers 2020). Dengan karakterististik
penyebarannya yang sangat cepat di antara manusia, ditambah dengan mobilitas
manusia yang sangat tinggi dan lintas batas negara, menjadikan virus ini menjadi
lebih berbahaya. Berdasarkan data dari Worldometer sampai pada 23 April 2020,
kasus positif akibat virus ini telah mencapai 2,7 juta di seluruh dunia dimana
Amerika Serikat, Spanyol dan Italia menempati tiga peringkat teratas sebagai
negara dengan kasus tertinggi di dunia, meninggalkan China yang menjadi tempat
awal penyebaran virus ini (Valerisha & Putra, 2020).

3
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh virus SARS- CoV-2 dan mampu menyebar dengan cepat
pada manusia. Perilaku pencegahan penting dilakukan oleh setiap individu demi
menjaga kesehatannya di masa pandemi COVID-19. (Kundari et al., 2020)

II. TUJUAN PENYELIDIKAN


II.1 Tujuan Umum
Tujuan penyelidikan ini adalah untuk Memberikan dukungan teknis
pelaksanaan surveilans dalam upaya pencegahan dan pengendalian
peningkatan kasus Covid 19 di Kabupaten Musi Banyuasin
II.2 Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh dan apa saja yang menjadi penyebab
terjadinya kluster perkantoran Covid-19 di Kabupaten Banyuasin.

III.METODE PENYELIDIKAN
3.1. Desaian Penyelidikan
Dalam kegiatan penyelidikan epidemiologi ini dilakukan survey
terhadap 156 responden yang merupakan pegawai di kantor Bappeda
dan sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Wawancara
dengan menggunakan kuesioner serta pengambilan spesimen melalui
Penyelidikan Epidemiologi Kasus Covid-19 Pada Klaster Perkantoran
Di Kabupaten Musi Banyuasin. Sumber informasi didapatkan melalui
wawancara dengan responden yang kooperatif dengan menggunakan
form screening.
3.2. Daerah Penyelidikan,
Populasi dan Sampel
Daerah Penyelidikan yaitu daerah perkantoran di kabupaten
Musi Banyuasin. Populasi studi adalah Pegawai Kantor Pemerintahan
di kabupaten Musi Banyuasin. Sampel adalah Pegawai pada kantor
sekretariat daerah dan Bappeda kabupaten Musi Banyuasin sebanyak
156 orang.

4
3.3. Pengolahan Data
Kajian ini menggunakan rancangan studi cross-sectional dilaksanakan
pada bulan September 2020. Dilakukan Wawancara dengan
menggunakan kuesioner serta pengambilan spesimen melalui swab
hidung dan tenggorok untuk dilakukan pemeriksaan PCR bagi sampel
yang terindikasi Covid-19 berdasarkan hasil Penyelidikan
Epidemiologi. Berdasarkan hasil pemeriksaan PCR dari 8 spesimen
yang dilakukan pemeriksaan PCR ditemukan 7 orang positif
konfirmasi Covid-19. Petugas Puskesmas dapat melakukan surveilans
ketat untuk menemukan dan mencegah adanya penambahan kasus.

IV.HASIL PENYELIDIKAN
4.1. Hasil Penyelidikan kasus
Berdasarkan jurnal yang kami peroleh hasil penyelidikan bisa dilihat pada
gambar grafik berikut :

Sumber : Data Sekunder jurna e-SEHAD (Juhaina, 2021)


Berdasarkan jenis kelamin jumlah laki- laki dan peremouan sama banyak
(78 orang)

5
Sumber : Data Sekunder jurna e-SEHAD (Juhaina, 2021)
Bisa dilihat pada gambar 2 responden berdasarkan kelompok
umur didominasi pada kelompok umur 20-44 tahun sebanyak 125 orang
(80,1%).

Sumber : Data Sekunder jurna e-SEHAD (Juhaina, 2021)


Responden pada umumnya tanpa gejala (OTG) sebanyak 91,7% (143
orang) sedangkan yang dengan gejala sebanyak 8,3% (13 orang). Gejala yang
dirasakan hanya sebatas demam biasa, pilek dan sakit tenggorok. Diantara
responden yang tanpa gejala terdapat 5 orang yang memiliki penyakit penyerta
(komorbid) yaitu Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma.

6
Sumber : Data Sekunder jurna e-SEHAD (Juhaina, 2021)
Gambar 4 mengilustrasikan bahwa sebagian besar responden berasal dari
Kantor Bappeda sebesar 69,2% (108 orang). Hal ini dikarenakan kontak kasus
adalah teman sejawat dengan kasus dan sekantor.

Sumber : Data Sekunder jurna e-SEHAD (Juhaina, 2021)

7
Dari 156 orang yang discreening ada 100 orang yang dirapid swab
Antigen hasilnya 2 orang positif sedangkan yang dilakukan rapid tes IgG/IgM ada
68 orang, karena ada 12 orang kontak erat kasus di Bappeda yang telah
melakukan rapid tes IgG/IgM juga melakukan tes swab Antigen untuk pemastian
hasil screening atas` permintaan Kepala Bappeda. Hasil pemeriksaan IgG/IgM
menunjukkan terdapat 6 orang reaktif. Total 8 orang yang positif dan reaktif
berdasarkan hasil screening ini terdiri 3 orang pegawai Sekda (Tata Pemerintahan)
dan 5 orang pegawai Bappeda. Selanjutnya dilakukan swab nasofaring terhadap
sampel yang reaktif dan swab orofaring pada sampel yang positif berdasarkan
rapid tes swab Ag sehingga pada tahapan berikutnya spesimen akan dilakukan
pemeriksaan PCR di Laboratorium PCR BTKLPP Kelas I Palembang.
Dari 8 spesimen yang dilakukan pemeriksaan PCR ditemukan 7 orang
positif konfirmasi Covid-19. Kasus merupakan pegawai di Bappeda dan Sekda
Kabupaten Musi Banyuasin tidak disertai gejala (asimptomatik). Terhadap kasus
yang konfirmasi positif ini segera diberikan treatment dengan melakukan isolasi
mandiri dengan pemantauan dari Puskesmas setempat terhadap kondisi
kesehatannya selama 14 hari sampai hasil pemeriksaan PCRnya negatif. Petugas
Puskesmas juga melakukan tracing terhadap kontak erat kasus baru konfirmasi
positif Covid-19.

4.2. Gambaran Epidemiologi


menurut table

8
4.3. Kurva Pandemi Covid-19

4.4. Etiologi
Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-
160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan, termasuk di
antaranya adalah kelelawar dan unta. Coronavirus yang menjadi
etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil
analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam
subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan
wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004

9
silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee
on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.

4.5. Virologi
Coronavirus termasuk virus yang menyerang saluran pernapasan.
Virus yang berhubungan dengan infeksi pada saluran pernapasan
akan menggunakan sel epitel dan mukosa saluran napas sebagai
target awal dan menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan atau
kerusakan organ. Coronavirus pada umumnya menyerang hewan
khususnya kelelawar dan unta. Coronavirus mempunyai sampul
(enveloped), dengan partikel bulat dan seringkali berbentuk
pleomorfik. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama
yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome-associated
Coronavirus (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome-associated Coronavirus. Coronavirus sensitif terhadap
panas, dengan suhu 56 derajat celcius selama 30 menit dinding
lipid dapat dihancurkan. Alkohol 75%, klorin mengandung
desinfektan, asam peroksiasetat dan klorform juga dapat
melarutkan lipid coronavirus

4.6. Pembahasan
Salah satu faktor risiko terjadinya penularan Covid 19 adalah
adanya riwayat kasus terkonfirmasi positif melakukan perjalanan ke
daerah wabah atau ada tamu yang datang dari lokasi wabah.
Kemungkinan ada kontak erat dengan orang yang bepergian ke daerah
wabah sehingga dapat dikatakan kasus terpapar oleh orang tersebut
yang OTG. Artinya kemungkinan penularan adalah adanya penderita
carier namun tidak menunjukkan gejala Covid-19 (OTG) di wilayah
terjangkit.
Lambatnya deteksi dini dan penanganan kasus konfirmasi positif
Covid-19 menjadi salah satu faktor risiko penyebaran kasus secara

10
masif. Ini terbukti dari beberapa kasus konfirmasi terlambat ditangani
sehingga kontak erat kasus sulit dilacak. Keterlamabatan deteksi dini
dan penanganan kasus Covid-19 ini juga disebabkan lamanya hasil
laboratorium pemerikasaan PCR sehingga kontak kasus yang diambil
spesimennya tidak sabar menunggu hasilnya. Hal ini menyebabkan
para kontak kasus tidak optimal melakukan isolasi dan orang-orang
yang pernah kontak dengan sampel sulit dilacak kembali
keberadaannya sehingga kasus sudah berkeliaran kemana-kemana.
Penyediaan tempat yang layak dan representatif untuk isolasi
bagi pasien/kasus konfirmasi positif Covid-19 serta penatalaksanaan
kasus menjadi faktor penyebab mempercepat masa penyembuhan
kasus.
Kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penularan Covid
19. Hal ini dibuktikan ketika kasus melakukan perjalanan belum
menerapkan protokol kesehatan Covid 19, sehingga kasus
dimungkinkan terpapar dari daerah wabah.
Kebijakan penerapan protokol kesehatan terkait Covid 19 di
Kabupaten Musi Banyausin belum dilaksanakan secara maksimal oleh
masyarakat baik di perkantoran maupun di tempat-tempat umum, hal
ini nampak masih ada sebagian masyarakat masih belum menerapkan
protokol kesehatan terkait Covid 19.
Diterapkan. Hal ini dimungkinkan masyarakat belum
mengetahui dan memahami betul tentang mekanisme penularan
penyakit Covid 19 serta bahayanya bagi yang kelompok yang berisiko.
Belum adanya penegakan sanksi tegas terhadap pelanggar
protokol kesehatan

4.7. Rekomendasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin
diharapkan dapat bekerja sama dengan BTKLPP Kelas I

11
Palembang untuk melakukan Surveilans Epidemiologi bila ada
peningkatan kasus.
Petugas Puskesmas diharapkan dapat memantau
karantina mandiri terhadap orang kontak erat sampai ada hasil
laboratorium atau selama 14 hari (2x masa inkubasi terpanjang).
Meningkatkan upaya peran serta aktif masyarakat di posko-
posko Covid-19 yang telah dibentuk di masing-masing Desa untuk
pencegahan dan pengendalian kasus Covid 19 di wilayah
Puskesmas Lumpatan khususnya dan wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin pada umumnya.
Tim satgas Covid 19 Puskesmas diharapkan meningkatkan
komunikasi risiko kepada masyarakat terkait upaya pencegahan
dan pengendalian Covid 19.
Pemerintah daerah diharapkan segera menerapkan kebijakan
sistem WFH (Work From Home) bagi pegawai Pemerintah di
perkantoran atau perusahaan swasta mengingat ada temuan kasus
pada klaster perkantoran serta memberikan sanksi tegas kepada
kantor dan perusahaan yang melanggar khususnya penerapan
protokol kesehatan yang meliputi 3M (memakai masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak) sesuai intruksi Presiden mengenai
kampanye nasional pencegahan Covid 19.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


V.1. Kesimpulan
Telah terjadi KLB Covid 19 di Kabupaten Musi Banyuasin.
Setelah dilakukan tracing kasus ditemukan adanya penularan di lokasi
KLB terjadi. Sumber penularan berasal dari kontak kasus yang
berpergian ke daerah wabah dengan status OTG, selanjutnya terjadi
penularan lokal. Masih kurangnya penerapan protokol kesehatan terkait
Covid 19, misalnya : penggunaan APD (Masker), mencuci tangan serta
physical distancing. Komunikasi risiko di tingkat masyarakat belum

12
berjalan dengan baik, sehingga pemahaman masyarakat tentang
penyakit Covid 19 masih kurang, hal ini terlihat belum terlaksananya
secara optimal protokol kesehatan covid 19. Belum adanya penegakan
sanksi hukum bagi pelanggar penerapan protokol kesehatan.

V.2. Saran
Menurut saya Covid-19 perlu diatasi dan dilakukan surveilans
tiap harinya agar diketahui peningkatan kasus yang terjadi dan segera
bisa diatasi dengan karantina maupun isolasi mandiir.

13
DAFTAR PUSTAKA

Juhaina, E. (2021). Penyelidikan Epidemiologi Kasus Covid-19 Pada Klaster


Perkantoran Di Kabupaten Musi Banyuasin. Electronic Journal Scientific of
Environmental Health And Disease, 2(1), 10–17. https://online-
journal.unja.ac.id/e-sehad/article/view/13734
Kundari, N. F., Hanifah, W., Azzahra, G. A., Islam, N. R. Q., & Nisa, H. (2020).
Hubungan Dukungan Sosial dan Keterpaparan Media Sosial terhadap
Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Komunitas Wilayah Jabodetabek
Tahun 2020. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 30(4), 281–
294. https://doi.org/10.22435/mpk.v30i4.3463
Priestnall, S. L., Okumbe, N., Orengo, L., Okoth, R., Gupta, S., Gupta, N. N.,
Gupta, N. N., Hidrobo, M., Kumar, N., Palermo, T., Peterman, A., Roy, S.,
Konig, M. F., Powell, M., Staedtke, V., Bai, R. Y., Thomas, D. L., Fischer,
N., Huq, S., … Chatterjee, R. (2020). PENGARUH PHYSICAL
DISTANCING DAN SOCIAL DISTANCING TERHADAP KESEHATAN
DALAM PENDEKATAN LINGUISTIK. Endocrine, 1(May), 6.
https://www.slideshare.net/maryamkazemi3/stability-of-colloids
%0Ahttps://barnard.edu/sites/default/files/inline/
student_user_guide_for_spss.pdf%0Ahttp://www.ibm.com/support
%0Ahttp://www.spss.com/sites/dm-book/legacy/
ProgDataMgmt_SPSS17.pdf%0Ahttps://www.n
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.1010
Rozaliyani, A., Savitri, A. I., Setianingrum, F., Shelly, T. N., Ratnasari, V.,
Kuswindarti, R., Salama, N., Oktavia, D., Widyastuti, W., & Handayani, D.
(2020). Factors Associated with Death in COVID-19 Patients in Jakarta,
Indonesia: An Epidemiological Study. Acta Medica Indonesiana, 52(3), 246–
254.
Utami, R. A., Mose, R. E., & Martini, M. (2020). Pengetahuan, Sikap dan

14
Keterampilan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di DKI Jakarta.
Jurnal Kesehatan Holistic, 4(2), 68–77. https://doi.org/10.33377/jkh.v4i2.85
Valerisha, A., & Putra, M. A. (2020). Pandemi Global Covid-19 Dan
Problematika Negara-Bangsa: Transparansi Data Sebagai Vaksin Socio-
Digital? Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 0(0), 131–137.
https://doi.org/10.26593/jihi.v0i0.3871.131-137
Yamali, F. R., & Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi
Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2), 384.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i2.179

15

You might also like