You are on page 1of 18

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI SEPTEMBER 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN

LAPORAN KASUS: ANEMIA PADA KEHAMILAN

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN


OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Umur : 20 tahun

Alamat : Jl. Pettarani

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan terakhir : SMA

Status : Sudah Menikah

Tanggal pemeriksaan : 10 Agustus 2020

Nama Suami : Tn. MK

Umur : 22 tahun

Alamat : Jl. Pettarani

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Pendidikan terakhir : S1

Status : Sudah Menikah


1.2 Anamnesis

Keluhan Utama: Lemas

Keluhan Tambahan: tidak ada

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan lemas


sejak beberapa hari terakhir. Lemas dirasakan saat melakukan aktifitas. Pasien juga
terkadang merasa pusing. Keluhan berkurang dengan istirahat. Pasien sekarang sedang
mengandung anak pertama dengan usia kehamilan berkisar 23 minggu. Sebelumnya sering
datang untuk berkonsultasi dengan bidan di dekat rumahnya sebanyak dua kali pada trimester
pertama. Nyeri perut tidak ada, Darah dan lender yang keluar dari vagina disangkal. Ibu telah
merasakan pergerakan bayi sesekali. Ibu tidak rajin mengonsumsi vitamin dan tablet besi
yang diberikan karena sibuk dengan pekerjaan rumahnya. Makan tidak teratur dan nafsu
makan turun. Tidak ada riwayat penyakit lain sebelumnya. Tidak ada riwayat keluarga yang
serupa sebelumnya.

Riwayat Obstetri

 G1P0A0
 HPHT : 26 Februari 2020
 ANC : 2 kali pada trimester pertama
 Imunisasi TT : Ya

Riwayat Menstruasi

 Menarche : 11 tahun
 Siklus Haid : Teratur
 Panjang Siklus: 30 hari
 Lama : 5-7 hari
 Dismenorhea : Terkadang
 Banyak : 3-5 pembalut/hari

Riwayat Pernikahan: Pasien sudah menikah 8 bulan lamanya dengan satu kali
menikah

Riwayat KB: Pasien tidak menggunakan kontrasepsi

Riwayat Penyakit Dahulu :


 Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat Penyakit Hepar : disangkal
 Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
 Riwayat Penyakit Paru : disangkal
 Riwayat Penyakit DM : disangkal
 Riwayat Penyakit Hipertensi : disangkal
 Riwayat Operasi : disangkal
 Riwayat Alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat Hipertensi dalam Keluarga : disangkal


 Riwayat Diabetes Melitus dalam Keluarga : disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung dalam Keluarga : disangkal
 Riwayat Penyakit Keganasan : disangkal

Riwayat Operasi : tidak ada

Riwayat Kebiasaan

 Merokok : disangkal
 Minum alkohol : disangkal
 Minum jamu : disangkal
 Narkoba : disangkal
1.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, lemas

Kesadaran : Composmentis

Tinggi badan : 152 cm

Berat badan : 50 kg

IMT : 21.6 kg/m2 (normal)

Tanda-tanda vital :

 Tekanan darah : 100/70 mmHg


 Respirasi : 20 x/menit
 Nadi :96 x/menit
 Suhu : 36.7 ° C

Status Generalis

Kepala : Normocephal

Mata : Simetris, konjungtiva anemis (+)

Hidung : Deviasi (-) sekret (-) darah (-)

Telinga : Simetris, darah (-) sekret (-)

Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies (-) gusi berdarah (-)

Leher : KGB membesar (-), JVP meningkat (-)

Thorax : Pulmo : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-

Cor : BJ I = BJ II reguler, Murmur(-), Gallop(-)

Mammae : Sepasang, simetris kanan dan kiri, areola berwarna gelap, retraksi putting
(-/-), nyeri tekan (-/-), tidak teraba massa.

Hepar dan Lien : Tidak teraba

Ekstremitas : Akral hangat (+),CRT < 2detik, Edema - / -


Status Obstetri

Abdomen :

Inspeksi : Bentuk cembung, Striae tidak ada, Bekas luka operasi tidak ada

Palpasi: : TFU : 24 cm
Lingkar Perut : 70 cm
TBJ : 1680 gram
Leopold I : tinggi fundus uteri satu jari di atas umbilicus
Leopold II : punggung terletak di kiri
Leopold III : kepala
Leopold IV : konvergen
Tunggal/gemelli : tunggal
Kontraksi uterus :-

Auskultasi : DJJ 150 kali/menit

Pemeriksaan dalam : Vulva/vagina : Tidak ada kelainan


Portio : Lunak, sedang
Pembukaan : - cm
Ketuban :-
Presentasi :-
Penurunan kepala :-
Panggul : Kesan cukup
1.4 Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Hemoglobin 9.0 g/dl 11,7-15,5

Hematokrit 27.9 % 35-47

Eritrosit 4.48 jt/mm3 4,2-5,6

MCV 72.5 fL 80-100

MCH 24.4 pg 25,9-31,9

MCHC 29.2 g/dl 31,4-35,2

Lekosit 6.000 /mm3 4.000-10.000

Trombosit 248.000 /mm3 150-400 x 103

GDS 87 Mg/dl <140 mg/dl

1.5 Resume

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan lemas sejak beberapa hari yang
lalu, dirasakan terutama saat beraktifitas. Pasien terkadang pusing, gejala berkurang
dengan istirahat. Pasien mengkonsumsi tablet besi dan vitamin namun tidak teratur.
Makan tidak teratur dan nafsu makan turun.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, Inspeksi Abdomen :


Bentuk cembung. Palpasi TFU : 24 cm, LK : 70, Taksiran Berat Janin : 1680 gr.
Leopold I : TFU berada 1 jari diatas umbilicus, Leopold II : Punggung terletak di
kiri, Leopold III :Kepala, Leopold 4 : Konvergen, Janin Tunggal. Portio Lunak,
Panggul cukup.
Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb :8.5 gr/dl, hematokrit 27.9%, Eritrosit
4.48 jt/mm3, MCV : 72.5 fL, MCH : 24.4 pg, MCHC 29.2 g/dl. GDS 87 mg/dl

1.6 Diagnosis

G1P0A0 + Anemia Mikrositik Hipokrom

1.7 Penatalaksanaan

Edukasi tentang Anemia pada Kehamilan, Edukasi perubahan pola hidup

Farmakoterapi : Ferrosulfat 1 x tablet selama 90 hari, Asam Folat 1 x 1 tablet selama


90 hari

Menginfokan ke Pasien datang follow up kembali untuk mengevaluasi kenaikan Hb

1.8 Prognosis

Quo Ad Vitam : Bonam

Quo Ad Functionam : Bonam

Quo Ad Sanationam : Dubia ad Bonam


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a) Definisi1

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari
normal, yang berbeda untuk kelompok umur dan jenis kelamin. Secara klinis, definisi
anemia berupa hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah persentil 10.
Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu hamil adalah 11gr%.
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, definisi anemia dalam
kehamilan adalah seperti yang berikut :
1. Hb kurang dari 11,0 gr/dL di trimester pertama dan ketiga

2. Hb kurang dari 10,5 gr/dL di trimester kedua.

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin antara lain :

 Ringan : Hb 9gr%dl- 10gr%/dl

 Sedang : Hb 7gr%dl- 8 gr%dl

 Berat : Hb < 7 gr%dl 1

b) Epidemiologi2,3

Menurut data WHO tahun 2011, persentase ibu hamil yang mengalami
anemia di dunia adalah 38,2% dari populasi, di asia tenggara persentase ibu hamil
yang mengalami anemia adalah 48,7%, dan sekitar 1,1% diantaranya mengalami
anemia yang berat. Di Indonesia, anemia pada ibu hamil masih merupakan
permasalahan yang serius, dilihat dari data WHO tahun 2011, persentase ibu hamil
yang mengalami anemia di Indonesia dengan kadar hemoglobin (Hb) di bawah 11
g/dl adalah 30%, dan kadar Hb dibawah 7 g/dl adalah 0,5%. Berdasarkan data
WHO tersebut anemia pada ibu hamil di Indonesia diklasifikasikan dalam level
sedang, dimana kejadian anemia pada ibu hamil ini masih harus dieradikasi.
Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, di Indonesia terdapat 37.1% ibu hamil
mengalami anemia.
2.3 Etiologi

Etiologi anemia pada kehamilan terbagi menjadi 2 yaitu:1

a) Didapat

Defisiensi besi, Kehilangan darah, Inflamasi atau keganasan, Anemia


megaloblastik, Anemia hemolitik didapat, Anemia aplastik
b) Herediter
Thalassemia, Sickle-cell hemoglobinopati, Hemoglobinopati lainnya, Anemia
hemolitik herediter

2.4 Patofisiologi

Pada kehamilan dibutuhkan oksigen lebih tinggi sehingga memicu


peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel
darah merah (Eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga
terjadi penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.4
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada
kehamilan. Volume darah yang terekspansi menurunkan kadar hematocrit (Ht),
konsentrasi hemoglobin darah, dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah
absolut hemoglobin atau eritrosit dalam sirkulasi. Mekanisme yang mendasari
perubahan ini belum jelas. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan
bertujuan menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi
plasental dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin.4
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai
minggu ke-37. Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada
ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung Eritrosit biasanya tampak pada
minggu ke-7 sampai ke8 kehamilan dan terus menerus sampai minggu ke-16 sampai
ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai.
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan
bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak
menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11.5
g/dl). Konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia
kehamilan sekitar 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb,
kecuali pada perempuan yang sudah memiliki kadar Hb tinggi (> 14.6 g/dl) pada
pemeriksaan pertama.
Khusus anemia defisiensi besi, hal tersebut terjadi karena kebutuhan zat
besi lebih besar daripada zat besi yang dimiliki maternal dalam tubuh. Kebutuhan zat
besi pada wanita hamil yaitu rata rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari,
sekitar 300 mg diperlukan untuk Janin dan plasenta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan masalah hemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg akan
diekskresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8 - 10 mg zat besi. Hitungan makan tiga kali dengan 2500
kalori akan menghasilkan sekitar 20 sampai 25 mg zat besi per hari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.

2.5 Diagnosis

A. Anamnesis

Gejala klinis bervariasi tergantung beratnya dan lamanya anemianya,


berupa rasa lemah dan lelah, sakit kepala, kesemutan, rambut rontok, pusing,
mata berkunang-kunang, dan telinga berdengung. Saat kadar Hb sudah cukup
rendah sehingga tidak dapat lagi menghantarkan oksigen dengan baik, pasien
biasanya akan mengeluhkan sesak nafas. Pada anemia defisiensi besi terdapat
gejala khas yaitu glossitis, pica, dan koilonikia. Pada anemia akibat kehilangan
darah dapat ditemukan adanya keluhan perdarahan aktif yang terjadi.5
B. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pasien tampak lemah dan pucat, dapat disertai
takikardi, takipneu, konjungtiva tampak anemis. Dan dapat dikonsirmasi adanya
glossitis dan koilonikia. Umumnya tidak ada masalah yang terjadi pada
kehamilan.
C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang yang paling awal dilakukan adalah


pemeriksaan darah rutin. Pada pemeriksaan darah rutin, akan ditemukan
penurunan kadar Hb, hematokrit di bawah batas normal. Indeks eritrosit (MCV,
MCH, MCHC) akan mengalami perubahan tergantung jenis anemia yang terjadi
pada pasien. Lain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan darah tepi untuk melihat
morfologi sel darah merah. Pada anemia mikrositik hipokrom dapat dilakukan
pemeriksaan kadar ferritin serum, TIBC, dan Fe serum untuk menegakkan
diagnosis anemia defisiensi besi. Selain pemeriksaan darah rutin, dapat juga
dilakukan pemeriksaan USG untuk melihat apakah ada komplikasi yang terjadi
pada kehamilan.
Gambar 1. Algoritma untuk diagnosis anemia berdasarkan hasil laboratorium5
2.6 Penatalaksanaan

Pembagian penatalaksanaan pada ibu hamil dengan anemia tergantung


pada jenis anemia yang dialami oleh ibu hamil. Namun pada umumnya di Indonesia
pada peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia untuk mencegah terjadinya
anemia, dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar 10 ”T” yang di mana salah
satunya adalah pemberian tablet tambah darah (besi dan asam folat) minimal 90
tablet selama kehamilan yang diberikan saja kontak pertama.6
a) Tatalaksana Anemia defisiensi besi

WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk


memenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Namun, banyak literatur
menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada
kehamilan. Selain itu, ibu hamil juga dianjurkan untuk konsumsi asam folat secara
orang sebanyak sedikitnya 400 mikrogram perhari.4
Untuk memenuhi kebutuhan besi 60 mg per hari maka ibu hamil
biasanya di anjurkan untuk mengkonsumsi preparat besi. Adapun preparat besi
oral terdiri dari beberapa macam:

Nama Generik Tablet (Jumlah besi) (mg)

Ferrous Sulfat 325 (65)

195 (39)
Extended Release 525 (105)

Ferrous Fumarate 325 (107)

Ferrous Gluconate 195 (64)

325 (39)
Polysaccharide Iron 150 (150)

50 (50)
Tabel 1. Preparat Besi Oral
Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan
gejalagejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, kadang terjadi diare dan sulit
buang air besar, serta pusing. Selain itu, setelah mengonsumsi tablet tersebut tinja
dapat berwarna hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek
samping tablet zat besi ini bergantung pada dosis zat besi dalam tablet tersebut,
bukan pada bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka
kemungkinan efek samping akan semakin besar. Tablet zat besi yang diminum
saat perut dalam keadaan terisi akan mengurangi efek samping yang ditimbulkan
namun hal ini juga menurunkan tingkat penyerapannya. 7

Terapi parenteral zat besi diberikan hanya apabila terdapat kontraindikasi


dengan terapi oral. Zat besi parenteral diberikan dalam bentuk ferri secara
intramuskular, dapat disuntikkan dekstran besi, Imferon, atau sorbitol besi.

b) Anemia Megaloblastik

Pada kunjungan ANC ibu hamil diberikan tablet penambah darah yaitu
Dosisnya yaitu 1 tablet (60 mg besi elemental dan 400 mikrogram asam folat)
berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada
waktu pertama kali ibu memeriksa kehamilannya

Pengobatan untuk anemia megaloblastik dalam kehamilan sebaiknya


diberikan terapi oral asam folat bersama-sama dengan zat besi. Tablet asam folat
diberikan dalam dosis 1-5 mg/hari pada anemia ringan dan sedang dan dapat
mencapai 10 mg/hari pada anemia berat. Anemia megaloblastik jarang disebabkan
oleh defisiensi vitamin B12. Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 maka dapat diberikan secara parentral 1000µg/minggu
selama 6 minggu atau sampai kadar hemoglobin kembali normal. Oleh karena
anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat maka transfusi darah
kadangkadang diperlukan pada kehamilan yang masih preterm atau apabila
pengobatan dengan berbagai obat penambah darah biasa tidak berhasil. 8,9
2.7 Komplikasi

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik
dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Berbagai
penyulit dapat timbul akibat anemia seperti berikut : 10
1) Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan

a) Abortus (keguguran)

b) Persalinan prematur

c) Gangguan pertumbuhan janin

d) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%)

e) Mudah terjadi infeksi

f) Hyperemesis gravidarum

g) Perdarahan sebelum persalinan

h) Ketuban pecah dini.

2) Pengaruh Anemia terhadap Persalinan

a) Gangguan his

b) Kala II dapat berlangsung lama dan partus lama

c) Retensio plasenta dan kelemahan his.

3) Pengaruh Anemia pada saat Nifas

a) Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum

b) Pengeluaran ASI berkurang

c) Terjadinya dekompensasi kordis.

4) Pengaruh Anemia terhadap Janin

a) Kematian janin dalam kandungan

b) Berat bayi lahir rendah

c) Kelahiran dengan anemia

d) Cacat bawaan
e) Mudah terinfeksi hingga kematian perinatal

f) Inteligensi yang rendah

2.8 Pencegahan

Meskipun ibu hamil cenderung mengalami anemia, namun hal tersebut dapat
dicegah dengan cara mengkonsumsi makanan yang bervariasi untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi. Selain itu, karena ibu hamil cenderung mengalami anemia defisiensi
besi maka ibu hamil dapat mencegahnya dengan makan makanan yang mengandung zat
besi tinggi, seperti daging merah, ayam, sereal difortifikasi, kacang-kacangan, bayam.
Namun apabila ibu hamil sudah terlanjur mengalami anemia maka hal tersebut di atas
dapat tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan anemia pada ibu hamil. 11
Selain itu, meskipun ibu hamil tidak mengalami anemia ibu hamil tetaplah
dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi dan asam folat sebanyak 90 tablet (1 tablet
perhari) sejak kontak pertama.

2.9 Prognosis
Proses anemia tergantung pada etiologi anemia itu sendiri. Biasanya anemia
yang disebabkan oleh defisiensi besi memiliki prognosis yang baik selama ditangani
dengan cepat dan tepat sebelum menimbulkan masalah pada ibu maupun janin.4
DAFTAR PUSTAKA

1.

You might also like