Professional Documents
Culture Documents
Fungsi Advokasi Dalam Kegawat Daruratan
Fungsi Advokasi Dalam Kegawat Daruratan
OLEH :
KELOMPOK 1 :
NAMA KELOMPOK :
1. I WAYAN SURIPTA (160204084)
2. I NENGAH YUDIANTARA (160204003)
3. NLP SUKMA KRISMAYANTI (160204017)
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang selalu melimpahkan karunia Nya sehingga kami bisa meyelesaikan tugas Sistem
Daruratan”.
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnyaa membangun sangat kami harapkan demi
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi advokasi dalam kegawatdaruratan..............................6
B. Tujuan.......................................................................................6
C. Sasaran advokasi.......................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan modal investasi bangsa, serta
sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara, ditingkatkan
dan diupayakan oleh setiap orang. Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, oleh karena itu diperlukan kepedulian semua pihak
terhadap kesehatan. Banyak orang dan banyak pihak yang belum menyadari
prioritas dibandingkan dengan masalah ekonomi dan kebutuha fisik lainnya. Oleh
kesehatan. Tingkat kesehatan dan kualitas SDM kita pada umumnya sangat
rendah (urutan ke-109 di dunia) sehingga perlu upaya khusus untuk meningkatkan
Sehat 2010, upaya mengenalkan kesehatan kepada berbagai pihak ini perlu
4
kesehatan kepada berbagai pihak, terutama para penentu kebijakan dan berbagai
atau kecamatan). Akibat kurangnya dukungan itu, antara lain rendahnya alokasi
anggaran untuk program kesehatan, kurangnya sarana dan prasarana, tidak adanya
masyarakat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Banyak orang yang masih
faktor yang bersifat lintas sektor sehingga masalah kesehatan sering kalah
prioritas dibanding masalah ekonomi dan kebutuhan fisik lainnya. Oleh karena
itu, upaya mengenalkan kesehatan perlu dipicu agar memperoleh dukungan dan
5
kepedulian semua pihak. Perlu dilakukannya pendekatan persuasif, cara-cara
kesehatan kepada berbagai pihak agar kesehatan dianggap sebagai sesuatu yang
penting oleh pihak lain, terutama para penentu kebijakan dan berbagai sektor,
B. Rumusan Masalah
10. Apa saja peran perawat sebagai Advokat dalam berbagai tingkat usia?
C. Tujuan
6
5. Mengetahui pendekatan dari Advokasi Kesehatan.
9. Untuk mengetahui apa saja langkah langkah pokok dalam advokasi kesehatan.
10. Mengetahui peran perawat sebagai Advokat dalam berbagai tingkat usia
7
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Foss & Foss et al (1980); Toulmin (1981) advokasi adalah upaya
2015).
macam bentuk komunikasi persuasif (John Hopkins School for Public Health).
WHO (1999) seperti dikutip UNFPA dan BKKBN (2012) mengungkapkan bahwa
political comitment, policy support, social acceptence and system support for
kebijakan, penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program
kesehatan tertentu. Kata kunci dalam advokasi adalah “valid information” (untuk
sebagai upaya atau proses untuk memperoleh komitmen, yang dilakukan secara
8
persuasive untuk mempengaruhi kebijakan public dengan menggunakan informasi
sakit yang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi gawat
keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan
gawat darurat medis (Depkes R.I. 2016). Dalam memberikan perawatan gawat
darurat perawat dituntut untuk berpikir kritis dan bertindak cepat dengan
dalam pengambilan tindakan untuk mencegah dari kemungkianan efek yang tidak
diinginkan. Misalnya memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap obat yang
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
9
c. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan
menerima perubahan
terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh sebab itu
pembangunan di sector kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi
politik pada saat ini. Baik kekuasaan eksekutif maupun legislative di Negara
kepada mereka. komitemen politik ini dapat diwujudkan antara lain dengan
10
eksekutif maupun legislative, mengenai dukungan atau persetujuan terhadap
isu-isu kesehatan.
itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindak
swasta, instruksi atau surat edaran dari para pemimpin lembaga/ institusi, dan
sebagainya.
masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu program telah mendapat komitmen
puskesmas, mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu para
11
petugas tersebut juga mempunyai kemampuan advokasi. Untuk petugas
pejabat lintas sektoral tingkat subdistrik, para tokoh masyarakat setempat, dan
sebagainya.
mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungya. Oleh sebab itu
pun harus bersama-sama dengan sektor lain. Dengan kata lain, semua sektor
12
1. Jelas (clear) : pesan yang akan disampaikan kepada sasaran harus disusun
sedemikian rupa sehingga jelas, baik isinya maupun bahasa yang digunakan.
kebenaran.
kebijakan yang terkait, maka harus dirumuskan dalam bentuk yang kongkrit
adalah karena belum atau tidak lengkapnya pesan yang disampaikan kepada
orang lain.
bertele-tele.
artinya pesan atau program yang akan di advokasikan harus diletakkan atau
13
9. Hati – hati (coutious) : meskipun berani, tetapi harus berhati-hati dan tidak
10. Sopan (courtous) : di samping hati-hati, advokator harus bersikap sopan; baik
sopan dalam tutur kata maupun penampilan fisik, termasuk cara berpakaian.
1. Sasaran
2. Pelaku
Pelaku advokasi kesehatan: siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan,
dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku
14
persuasif, dapat dipercaya dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya
Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan
persuasive, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan yang memungkinkan tukar
pikiran secara baik (free choice). Menurut UNFPA dan BKKBN (2002) terdapat
Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi persepsi public atas isu atau
advokasi.
3. Membangun kemitraan
15
sektor lain yang bergerak dalam sektor yang sama, dalam hal ini adalah
4. Memobilisasi massa
yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi individu dapat
5. Membangun kapasitas
F. Metode advokasi
terdapat beberapa metode/teknik yang dapat digunakan. Metode atau cara dan
Lobi adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk
akan dilaksanakan.
2. Seminar / presentasi
Seminar atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan
16
kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana
3. Media
media khususnya media massa. Melalui media cetak maupun media elektronik
Asosiasi atau perkumpulan orang – orang yang mempunyai minat atau interes
bentuk advokasi.
Sharma dalam Notoatmodjo (2015), ada delapan unsur dasar advokasi, yaitu
Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat lebih
koalisi yang kuat? Apakah tujuan advokasi dapat dicapai? Apakah tujuan
17
Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat
berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset
realistis.
Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi
kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang
Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang berbeda.
tertentu. Jadi penting diketahui pesan apa yang diperlukan agar khalayak
advokator.
5. Membangun koalisi
politis. Bahkan daam satu organisasi sendiri, koalisis internal yaitu melibatkan
18
berbagai orang dari berbagai divisi/ departemen dalam mengembangkan
lagi siapa lagi yang akan diajak bermitra dalam aliansi atau koalisi upaya
memerlukan waktu, energi dalam penggalangan dana atau sumber daya lain
Menurut Sharma (dikutip dari Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo, 2005), terdapat
delapan unsur dasar dalam advokasi, yaitu penetapan tujuan, pemanfaatan data,
19
dan evaluasi. Menurut Depkes (2007), terdapat lima langkah kegiatan advokasi
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta. Data
sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang tepat
Tokoh politik mungkin akan termotivasi dan akan mengambil keputusan jika
sebab itu penting diketahui pesan atau informasi apa yang diperlukan agar
20
advocator. Kata kunci untuk bahan informasi ini adala informasi yang akurat,
c. Bahan informasi tersebut akan lebih baik lagi jika disertai data pendukung,
21
yang tangguh, diperlukan umpan balik berkelanjutan dan evaluasi terhadap
1. Indikator Input
Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi/ advokasi, dan kesiapan pelaku
advokasi.
2. Indikator Proses
3. Indikator Output
22
pada awal kehidupan akan memiliki resiko sensitivitas lebih tinggi terhadap
apabila tindakan itu harus benar-benar dilakukan maka sebagai perawat salah
analgetik yang dapat mengurangi rasa nyeri pada klien saat prosedur
dilakukan.
Jadi, Peran perawat sebagai advokat untuk usia neonatus dan bayi secara
prosedur yang dapat melukai, dan mengganggu kenyamanan sang bayi dan
invasif terlebih dahulu untuk memberikan dorongan kepada orang tua maupun
( Bretherton, 2013 ).
c. Empati
23
diri terhadap kemampuan merekan untuk memahami dilema etik yang
2. Usia Remaja
Pada masa remaja, potensi masalah dan rintangan yang dihadapi yakni :
terhadap remaja
hal tersebut, perawat harus mampu memfasilitasi remaja dalam enam bidang
utama yakni :
a. Advokasi diri
c. Kesehatan seksual
24
d. Dukungan psikosial
e. Perencanaan pendidikan
Peran perawat sebagai advokat untuk klien lanjut usia adalah perawat
harus mampu berperan sebagi seorang anak dan menjadi pendengar yang baik
yang lebih tinggi dan sikap yang lebih mudah tersinggung. Sebagai seorang
Ada beberapa standar yang perlu diperhatikan oleh seorang perawat yang
berperan sebagai advokat dalam merawat pasien lanjut usia, anatara lain :
aman.
25
b. Perawat membantu klien untuk mempertahankan regulasi homeostasis
terapeutik.
dkk, 2010 )
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, advokat bagi klien,
manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik (Potter & Perry, 2015).
Peran perawat sebagai advokat adalah perawat sebagai pelindung hak-hak klien.
sakit yang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi gawat
26
keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan
gawat darurat medis (Depkes R.I. 2016). Dalam memberikan perawatan gawat
darurat perawat dituntut untuk berpikir kritis dan bertindak cepat dengan
dalam pengambilan tindakan untuk mencegah dari kemungkianan efek yang tidak
diinginkan. Misalnya memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap obat yang
yang diberikan. Selain itu perawat juga melindungi hak-hak klien dengan
peran yang sangat penting dalam pelayanan gawat darurat salah satunya adalah
perannya sebagai advokat atau pelindung. Peranan ini berfungsi untuk melindungi
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
membuat suatu perubahan, suatu proses dimana orang terlibat dalam proses
dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai keadaan dan usaha.
Tujuan lainnya dari dilakukan advokasi dalam bidang kesehatan adalah agar
rangka melakukan advokasi beberapa metode dapat digunakan seperti lobi politik,
yang diberikan. Selain itu perawat juga melindungi hak-hak klien dengan
Hal yang terpenting dalam melakukan sebuah advokasi adalah apa yang
disajikan oleh para advokator kepada para pembuat kebijakan dan pembuat
28
keputusan. Bagaimana mereka meyakinkan pihak yang bersangkutan melalui
sajian informasi yang akurat, lengkap, konkret, benar dan jelas adanya. Serta
B. Saran
dengan bekerja sama antara individu dan organisasi dalam membuat suatu
perubahan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Cipta.
Shenmansky, cindy. September 2015. Advocating For The Elderly Adult. Geriatric
Nursing.
College Nursing
Spence, Kaye. Juni 2011. Ethical Advocacy Based On Caring : A Model For
ISSN 1440-1754
30