You are on page 1of 11

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN LAHAN UNTUK HUNIAN PER JIWA

BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK DAN MELIHAT KEPADATAN PENDUDUK DI


BEBERAPA KECAMATAN DI PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TUGAS I

RACHEL ALINA SIMANJUNTAK


NRP. 5015201096

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS ARSITEKTUR DESAIN DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
2020
I. DESKRIPSI KASUS

Tiap harinya jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah dan berkurang, tetapi
lahan dalam suatu wilayah tidaklah bertambah. Tantangan pembangunan di masa depan ialah
jumlah penduduk yang terus meningkat (Prasetiyani, I; Widiyanto, 2013). Jumlah penduduk yang
terus bertambah membuat permintaan akan lahan untuk perumahan terus meningkat. Hal
tersebut terjadi karena permukiman menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak
lepas dari aktivitas ekonomi, industrialisasi dan pembangunan (Mayasari, M; Ritohardoyo, 2012).

Peningkatan jumlah penduduk secara terus-menerus tidak dapat mengganti dan


menghilangkan ketergantungan mendasar manusia terhadap lahan (Baja, 2012). Di kota besar
seperti Jakarta kebutuhan lahan terus meningkat, terlebih lagi kebutuhan untuk lahan hunian.
Masalahnya apakah lahan yang tersedia mencukupi kebutuhan luas minimal hunian
perorangnya. Jika tidak Jakarta perlu alternatif untuk mencukupi hal tersebut.

Standar luas minimal berbeda beda antar negara, tergantung pada tingkat ekonomi, sosial
budaya dan iklim. Luas lantai per jiwa akan naik seiring dengan tingkat ekonomi dan kemakmuran
suatu negara (McGee dan Robinson 1995). Standar kebutuhan luas minimal hunian sederhana
di Indonesia diatur dalam SNI 03- 1733-2004.

Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan semakin padat bila jumlah
manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya
(Sarwono, 1992). Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan
luas wilayah yang dihuni (Mantra, 2007).

Dalam studi kasus ini akan dianalisis secara teori dan perhitungan mengenai ketersediaan
dan kebutuhan lahan hunian per jiwa-nya apakah mencukupi atau kurang dari sejumlah luas
wilayah dan telah ada. Juga akan menganalisis kepadatan penduduk kecamatan di DKI Jakarta.
Perhitungan dalam studi kasus ini tidak menyertakan kebutuhan lahan untuk hal lainnya. Untuk
mengetahui ketersediaan dan kebutuhan lahan untuk hunian dibutuhkan luas wilayah jumlah
penduduk yang ada dalam suatu wilayah. Sumber data diambil dari jurnal, Standar Nasional
Indonesia (SNI), dan BPS kota Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.
II. ANALISIS

a. Analisis Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di DKI Jakarta

Kecamatan Luas wilayah (km2) Hasil analisis luas wilayah kecamatan di Provinsi
DKI Jakarta teknik menggunakan statistik
Penjaringan 45,41
Pademangan 11,92 deskriptif melalui perhitungan di excel.
Tanjung Priok 22,52
Mean 13,82174
Koja 12,25
Standard Error 2,257319
Kelapa Gading 14,87 Median 9,3
Mode #N/A
Cilincing 39,70
Standard Deviation 10,82572
Tanah Abang 9,30
Sample Variance 117,1962
Menteng 6,53
Kurtosis 3,130848
Senen 4,22
Skewness 1,810766
Johar Baru 2,37
Range 43,04
Cempaka Putih 4,70 Minimum 2,37
Maximum 45,41
Kemayoran 7,25
Sawah Besar 6,16 Sum 317,9
Gambir 7,59 Count 23
Jagakarsa 24,87
Dari metode statistik deskriptif diketahui
Pasar Minggu 21,69
Pesanggrahan 12,76 bahwa luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Johar Baru dan luas wilayah terbesar adalah
Kebayoran Lama 16,72
Kecamatan Penjaringan. Rata-rata luas wilayah
Kebayoran Baru 12,93 kecamatan di DKI Jakarta adalah 13,82 km2.
Median atau titik tengah data jika semua data
Mampang Prapatan 7,73
diurutkan dan dibagi 2 sama besar. Angka median
Pancoran 8,53 9,3 menunjukkan bahwa 50% luas wilayah adalah
Tebet 9,03 9,3 km2 ke atas, dan 50% lainnya 9,3 km2 ke
Setiabudi 8,85
bawah.
b. Analisis Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di DKI Jakarta

Hasil analisis jumlah penduduk kecamatan di


Kecamatan Penduduk (ribu)
Provinsi DKI Jakarta teknik menggunakan
statistik deskriptif melalui perhitungan di excel.
Penjaringan 351 117
Pademangan 166 762 Mean 201655,9653
Tanjung Priok 394 043 Standard Error 25788,55012
Koja 316 704 Median 158931
Mode #N/A
Kelapa Gading 158 931 Standard
123677,5416
Cilincing 425 358 Deviation
Sample
Tanah Abang 147,788 15296134292
Variance
Menteng 68,415 Kurtosis -0,709339557
Senen 97,578 Skewness 0,339102515
Johar Baru 119,994 Range 425279,466
Minimum 78,534
Cempaka Putih 85,667 Maximum 425358
Sum 4638087,201
Kemayoran 229,175
Count 23
Sawah Besar 100,958
Gambir 78,534
Dari metode statistik deskriptif diketahui bahwa
Jagakarsa 413,3
Pasar Minggu 310,6 jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan
Pesanggrahan 223,9 Gambir dan jumlah penduduk terbesar terdapat di
Kecamatan Cilincing. Rata-rata jumlah penduduk
Kebayoran Lama 309,5
kecamatan di DKI Jakarta adalah 201655,9653
Kebayoran Baru 144,1 ribu jiwa. Median atau titik tengah data jika semua
data diurutkan dan dibagi 2 sama besar. Angka
Mampang Prapatan 147,9
median 158931 menunjukkan bahwa 50% jumlah
Pancoran 156,4 penduduk di atas 158931 ribu jiwa, dan 50%
Tebet 211,9
lainnya di bawah 158931 ribu jiwa.
Setiabudi 143,5
c. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Lahan untuk Hunian

Kebutuhan luas minimal rumah tinggal di Indonesia diatur dalam SNI 03-1733-2004.

Standar Luas Lantai Per Jiwa

Standar /jiwa (m² ) Unit rumah (m² ) Luas lahan (m² )


Minimal 7,2 28,8 60
Indonesia 9 36 60
Internasional 12 48 60
Sumber: Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat (Nomor 403/KPTS/2002 Keputusan Menteri Kipraswil 2002 tentang RSH)

Kebutuhan lahan hunian Mencukupi /


Ketersediaan Penduduk (jumlah penduduk x Kurang
Kecamatan
Lahan (m2) (ribu) standar per jiwa
(Indonesia)) (m2)
Penjaringan 45.410.000 351117 2.836.053 Mencukupi
Pademangan 11.920.000 166762 1.500.858 Mencukupi
Tanjung Priok 22.520.000 394043 3.546.387 Mencukupi
Koja 12.250.000 316704 2.850.336 Mencukupi
1.430.379 Mencukupi
Kelapa Gading 14.870.000 158931
Cilincing 39.700.000 425358 3.828.222 Mencukupi
Tanah Abang 9.300.000 147788 1.330.092 Mencukupi
Menteng 6.530.000 68415 615.735 Mencukupi
Senen 4.220.000 97578 878.202 Mencukupi
Johar Baru 2.370.000 119994 1.079.946 Mencukupi
771.003 Mencukupi
Cempaka Putih 4.700.000 85667
Kemayoran 7.250.000 229175 2.062.575 Mencukupi
Sawah Besar 6.160.000 100958 908.622 Mencukupi
Gambir 7.590.000 78534 706.806 Mencukupi
Jagakarsa 24.870.000 413,3 3.719.700 Mencukupi
Pasar Minggu 21.690.000 310,6 2.795.400 Mencukupi
Pesanggrahan 12.760.000 223,9 2.015.100 Mencukupi
2.785.500 Mencukupi
Kebayoran Lama 16.720.000 309,5
1.296.900 Mencukupi
Kebayoran Baru 12.930.000 144,1
1.331.100 Mencukupi
Mampang Prapatan 7.730.000 147,9
Pancoran 8.530.000 156,4 1.407.600 Mencukupi
Tebet 9.030.000 211,9 1.907.100 Mencukupi
Setiabudi 8.850.000 143,5 1.291.500 Mencukupi
d. Analisis Kepadatan Penduduk Kecamatan di DKI Jakarta

Kawasan
Klasifikasi
Rendah Sedang Padat Sangat Padat

Kepadatan 151 – 200 201 – 400


< 150 jiwa/ha > 400 jiwa/ha
Penduduk jiwa/ha jiwa/ha

Sumber : SNI 03-1773-1989 (tata cara perencanaan kawasan perumahan perkotaan)

Luas wilayah Penduduk


Kecamatan Jiwa/ha Kawasan Kepadatan
(ha) (ribu)

Penjaringan 4541 351117 77,32 Rendah


Pademangan 1192 166762 139,90 Rendah
Tanjung Priok 2252 394043 174,97 Sedang
Koja 1225 316704 258,53 Padat
Kelapa Gading 1487 158931 106,88 Rendah
Cilincing 3970 425358 286,05 Padat
Tanah Abang 930 147788 158,91 Sedang
Menteng 653 68415 104,77 Rendah
Senen 422 97578 231,22 Padat
Johar Baru 237 119994 506,30 Sangat Padat
Cempaka Putih 470 85667 182,27 Sedang
Kemayoran 725 229175 316,10 Padat
Sawah Besar 616 100958 163,89 Sedang
Gambir 759 78534 103,47 Rendah
Jagakarsa 2487 413,3 166,18 Sedang
Pasar Minggu 2169 310,6 143,19 Rendah
Pesanggrahan 1276 223,9 175,05 Sedang
Kebayoran Lama 1672 309,5 185,10 Sedang

Kebayoran Baru 1293 144,1 111,44 Rendah


Mampang
773 147,9 191,33 Sedang
Prapatan
Pancoran 853 156,4 183,35 Sedang
Tebet 903 211,9 234,66 Padat
Setiabudi 885 143,5 162,14 Sedang
III. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari data yang diambil diperoleh kesimpulan :

1. Ketersediaan lahan yang diperlukan yang untuk hunian di tiap kecamatan di DKI Jakarta
mencukupi kebutuhan lahan untuk hunian tiap orang yang ada di Jakarta. Tetapi data luas
wilayah yang ada belum dikurangi dengan jumlah ruas jalan dan banyak variabel lainnya
yang ada di lapangan atau wilayah sesungguhnya.
2. Kepadatan penduduk di kecamatan di DKI Jakarta rata-rata memiliki kepadatan sedang,
yaitu memiliki 151 – 200 jiwa/ha. Ada satu kecamatan yang kawasannya sudah sangat
padat dan lima kecamatan yang kawasannya sudah padat. DKI Jakarta perlu terus
mengatur jumlah penduduk yang ada agar tidak berlebihan.
LAMPIRAN

You might also like