You are on page 1of 8

KLIPING

PENEMU MATEMATIKA DAN


BIOGRAFI LENGKAPNYA
Disusun Oleh :
Nama : Vikiy Romadhon Rochim
Kelas : IX (SEMBILAN)

Guru pembimbing :
Nama : Jari Sri Wardani S.Pd

MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA DARUNNAJAH


TITIAN GADING TAHUN PELAJARAN 2021/2022
1. Thales (Yunani, 624-546 SM)
Thales lahir di Asia Kecil, tepatnya di kota
Miletos, sekitar tahun 630 SM, pada periode
Arkaik. Ketika itu, Miletos adalah kota Yunani.
Thales berkelana ke berbagai tempat semasa
muda, dan dia kemungkinan pernah belajar
dengan para ilmuwan Mesir dan Babilonia. .

Thales adalah ilmuwan Yunani pertama yang


berusaha menjelaskan bahwa berbagai
fenomena dan objek alam, misalna acuaca,
bintang, dan planet, tidak dikendalikan oleh
para dewa. Alih-alih, dia memikirkan berbagai
penjelasan ilmiah untuk hal tersebut, meskipun
dia tidak selalu benar. Thales menyatakan
bahwa air adalah basis semua makhluk hidup - bahwa segala kehidupan pada dasarnya
terbuat dari air. Thales benar bahwa segala sesuatu tersusun dari benda yang sama, namun
benda tersebut adalah elektron dan proton, bukan air.

Namun ada beberapa hal yang berhasil Thales pikirkan secara benar. Dia secara tepat
menyatakan bahwa bumi itu bulat, dan bahwa bulan memantulkan cahaya matahari.
Menurut Herodotos, pada tahun 585 SM Thales adalah orang pertama yang berhasil
memperkirakan terjadinya gerhana matahari, yang mengakhiri perang antara Lydia dan
Persia.

Thales juga merupakan seorang matematikawan yang penting. Dia berhasil menemukan
cara menghitung ketinggian salah satu piramida di Mesir. Dia menunggu pada siang hari
ketika bayangannya memiliki tinggi yang sama dengannya, dan kemudian dia mengukur
bayangan piramida.

Dia juga berhasil membuktikan beberapa gagasan matematika yang menarik. Thales
membuktikan bahwa:

 Lingkaran terbagi oleh diameternya


 Sudut pada kaki dari segitiga sama kaki adalah sama
 Jika ada dua garis lurus yang saling memotong, maka sudut yang berlawanan adalah
sama besar
 Jika dua segitiga memiliki dua sudut dan satu sisi yang sama, maka kedua segitiga
tersebut identik

Thales kemungkinan pernah menjadi guru bagi Anaximandros, dan Anaximandros sendiri
adalah guru Pythagoras. Beberapa penulis kuno menyebutkan bahwa Pythagoras, semasa
muda, pernah mengunjungi Thales, dan bahwa Thales menyarankan Pythagoras untuk
belajar di Mesir. Thales meninggal pada tahun 543 SM, hanya beberapa tahun setelah
kotanya ditaklukan oleh Persia.
2. Phytagoras (Yunani, 582-493
SM)
Pythagoras (570 SM – 495 SM, bahasa
Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang
paling dikenal melalui teoremanya.

Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia


memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan ajaran keagamaan
pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan
ajarannya tidak begitu jelas akibat
banyaknya legenda dan kisah-kisah
buatan mengenai dirinya.

Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras,


yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku
adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang
pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini


berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat
diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan
matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam
bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Terdapat legenda yang
menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa √ 2,
hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-
masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras lainnya
memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang
diajukan Hippasus.
Archimedes (Yunani, 287-212 SM)
Archimedes dari Syracusa (sekitar 287
SM - 212 SM). Ia adalah ahli matematika
dan penemu dari Yunani yang terkenal.
[1]
Ia belajar di kota Alexandria, Mesir.
Pada waktu itu yang menjadi raja di
Sirakusa adalah Hieron II, sahabat
Archimedes. Archimedes sendiri adalah
seorang matematikawan, astronom,
filsuf, fisikawan, dan insinyur
berbangsa Yunani. Ia dibunuh oleh
seorang prajurit Romawi pada
penjarahan kota Syracusa, meskipun
ada perintah dari jendral Romawi,
Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika
memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar
sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss.

Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah
mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan
masalah ini dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan
menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia
memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia
menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke
rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya,
"Eureka! Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia
membuat hukum Archimedes. Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota
raja dicampuri dengan perak. Tukang yang membuatnya dihukum mati.

Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol
yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja. Ulir
penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak
matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan rasi bintang di langit.

Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai pi lebih mendekati dari


ilmuwan sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70.

Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan


eksperimen sehingga ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.
3. Ali bin Abi Thalib (Saudi Arabia 658-695 M)

Sejak kecil Ali bin Abi Thalib seperti berbagai ilmu dan berpartisipasi dengan
Nabi Muhammad. Kemudian Ali menikah dengan putri Rasul, Fatimah ra dan
tinggal di sangat sangat sederhana. Meski tinggal di kesederhanaan Ali tidak
surut dalam mencari ilmu pengetahuan, tak heran bila Rasul pernah bersabda,
“Jika saya Kota Ilmu maka Ali adalah gerbang “. Ketika nomor simbol awal
dalam matematika menggunakan huruf seperti yang pernah diajarkan oleh
orang Romawi sebagai Ali mempopulerkan simbol angka dalam huruf Arab
dengan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0 . Ali juga yang menyederhanakan
penulisan lambang dari angka Romawi di mana sepuluh dengan “X”, dengan
“C” ratus, seribu dengan “M” dan seterusnya status penduduk tetap dengan
menambahkan angka nol di belakangnya seperti 10, 100, 1000 dan
seterusnya.
4. Leonardo Da Vinci (Italia, 1452-1519 M)

Sejak kecil Leonardo Da Vinci telah menunjukkan kemampuan


khusus dalam bidang matematika, lukisan musik, dan daerah
lainnya. Secara khusus ia mencintai lukisan dan studi seni. Sebagai
seorang pelukis dan pematung, ia menghasilkan sebuah karya, salah
satunya yang terkenal karena lukisan Monalisa. Sebagai arsitek
terkemuka ia juga meninggalkan banyak karya-karya besar dan
monumental. Leonardo Da Vinci juga mempelajari geometri dan
menggunakan metode membuat subjek lukisan jatuh di atas segitiga
imajiner. Metode ini disebut komposisi piramida. Untuk melukis
gambar ruang pada kanvas datar ia menggunakan semua metode
garis horizontal paralel terlihat menuju titik tertentu. Metode ini
dikenal dengan nama perspektif.

You might also like