Professional Documents
Culture Documents
Atresia Ani 3
Atresia Ani 3
PENDAHULUAN
membran anus sehingga anus tertutup. Defek ini tidak selalu total, kadangkala
penutupannya total anus tampak sebagai lekukan kulit perineum, keadaan ini
tersering. Jumlah pasien dengan kasus atresia ani pada lakilaki lebih banyak
ditemukan
dengan sedikit lebih banyak terjadi pada lakilaki. $0 ! 75 ! bayi yang
menderita atresia ani juga menderita anomali lain. (ejadian tersering pada
lakilaki dan perempuan adalah anus imperforata dengan fistula antara usus
pada tahun $005. Berdasarkan data yang didapatkan penulis, kasus atresia ani
yang terjadi di Jawa +engah khususnya emarang sekitar 50! dari jumlah
kelahiran dengan kelainan kongenital dari tahun $007 - $00*. Dari sebuah
penelitian lain yang dilakukan di /D Dr. ringadi 2edan tahun $007
&ntestinal yaitu 44,7! dengan kelainan tersering berupa Atresia Ani 33 bayi
dari 4 sampel.10
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus tidak
sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan atresia rektum.
7A8+/9/:
tidak terbentuk anus secara sempurna dengan atau tanpa fistula. 3,
2.2 Epidemiologi
2
Angka kejadian ratarata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1
dalam 5000 kelahiran ecara umum, atresia ani lebih banyak ditemukan pada laki
banyak ditemui pada bayi lakilaki, diikuti oleh fistula perineal. edangkan pada
bayi perempuan, jenis atresia ani yang paling banyak ditemui adalah atresia ani
keempat yang diawali oleh pembentukan primitive gut, berbentuk tabung yang
1,$
merupakan bagien dari endoderm yang dilapisi oleh yolk Primitive gut dibatasi
pembentuk epithelial lumen dari kandung kemih dan uretra. 1,$ Dalam prosesnya,
membentuk kanal anorektal, sementara bagian anterior kloaka akan dimasuki oleh
oleh septum urorektal yang merupakan deri)at dari mesoderm yang berasal dari
dan membentuk
bukaan anus di posterior dan sinus urogenital di anterior. ementara ujung dari
3
septum urorektal akan membentuk perineal body. ada akhir minggu ke *,
4
2. $ Kl#sifik#si Atesi# Ani
Atresia ani diklasifikasikan secara khusus untuk laki laki dan perempuan
berdasarkan ada tidaknya fistula, letak fistula, kelainan rectum. ada laki laki,
insidens tertinggi yang didapatkan adalah atresia ani dengan fistula rektouretra
sementara pada perempuan paling banyak didapatkan atresia ani dengan fistula
$.1ecara Fungsional
recto"
sementara waktu.
b. +anpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adekuat untuk jalan
keluar tinja. ada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk
a. Anomali rendah
genitourinarius.
c. Anomali tinggi
jung rektum di atas otot puborektalis dan sfingter internal tidak ada.
a. Jenis (elamin
:akilaki 3olongan
&
6
e)akuasi feses tidak lancar, penderita memerlukan kolostomi
segera.
- Atresia rektum
pemerikasaan colok dubur jari tidak dapat masuk lebih dari 1$
dilakukan kolostomi.
3olongan &&
- 2embran anal
- tenosis anus
7
ada stenosis anus, sama dengan perempuan. ada
3olongan &
- (elainan kloaka
dilakukan kolostomi.
8
F istel )agina
dilakukan kolostomi.
- Fistel rekto)estibular
bila
- Atresia rektum
dilakukan kolostomi.
• 3olongan &&
9
:ubang fistel perineum biasanya terdapat diantara )ul)a
dan tempat letak anus normal, tetapi tanda timah anus yang
- tenosis anus
2.& P#tofisiologi
1
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada
dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka
mengalir kearah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang. ada keadaan ini
biasanya akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ sekitarnya. ada
prostat ;rekto)esika< bila kelainan merupakan letak tinggi, pada letak rendah fistula
1
1
2.6 (#nifest#si klinis
1. erut kembung
2. 2untah
$. ada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
rendah dimana rectum berada pada lokasi yang normal tapi terlalu sempit
dimana ujung dari rektum dekat ke uretra dan malformasi anorektal letak tinggi
2.) Di#gnosis
dilakukan
signifikan untuk memaksa mekonium keluar melalui fistel. Fistel yang sempit
1
membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeluarkan mekonium, dan pengeluaran
mekonium melalui fistel akan menjadi tanda mengenai keberadaan dan lokasi fistel.
dapat memberikan hasil yang tidak akurat karena rektum masih kolaps. Dibutuhkan
tekanan intraluminal yang signifikan untuk melawan tonus otot pada sfingter,
kesan rektum letak tinggi dan menyebabkan kesalahan diagnosis dan tatalaksana
dilakukan dengan pasien dalam posisi knee"chest. Apabila udara pada rektum terletak
di bawah os coccy$ dan pasien dalam kondisi baik tanpa kelainan kongenital lainnya,
mekonium bersamaan dengan urin atau kondisi penyulit lainnya, kolostomi lebih
gambaran kelainan anatomis yang lebih baik. +erapi definitif dapat dilakukan 1$
bulan kemudian.
1
3ambar 5. Alur tatalaksana Atresua Ani pada lakilaki
diagnosis dan tatalaksana juga didahului oleh pemeriksaan daerah perineum. &nspeksi
pada daerah perineum dapat menentukan jumlah bukaan apabila hanya ditemukan
1
satu bukaan pada daerah perineum, temuan ini mengakkan diagnosis kloaka pada
pasien, yang memiliki kemungkinan tinggi untuk mengalami defek anatomi lainnya
malforasi anorektal tanpa fistel dan mekonium dalam $ jam pertama kehidupan.
tanpa fistel sama dengan pasien neonatus lakilaki> apabila ada keadaan penyulit yang
dapat dilakukan terlebih dahulu dan terapi definitif dilakukan beberapa bulan
setelahnya.
1
2.* T#t#l#ks#n#
Kolostomi
Hingga saat ini kolostomi yang dianggap ideal dalam tatalaksana malformasi
anorektal adalah divided descending colostomy. & Hal ini disebabkan karena kolostomi
ini memungkinkan terjadinya dekompresi yang adekuat, dan segmen kolon distal
tahap terapi definitif. (olostomi pada kolon desendan atau sigmoid juga dianggap
pembersihan kolon distal pada proses kolostomi menjadi lebih mudah. ada pasien
dengan fistel rektouretra, seringkali urin mengalami arus balik dan masuk ke dalam
kolon. (olostomi pada lokasi yang lebih proksimal membuat waktu transit urin dalam
kolon menjadi lebih lama dan memungkinkan terjadinya absorbsi dari urin
masuknya feses dari stoma proksimal ke distal, dan dapat menyebabkan terjadinya
1
infeksi, dilatasi rektal, dan impaksi feses. (esalahan lain yang sering terjadi adalah
kolostomi pada rektosigmoid bagian bawah proses ini membuat segmen distal
menjadi terlalu pendek dan sulit untuk dimobilisasi pada proses pull through.&
)ariasi anatomis pasien. Dilatasi pada rektum umumnya lebih jarang terjadi apabila
operasi dilakukan pada usia dini dan dilakukan kolostomi yang adekuat. ada pasien
menentukan lokasi pasti dari fistel dan rektum melakukan proses ini tanpa
1
kolostogram meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada )esika seminalis, prostat,
melibatkan seluruh tubuh bagian bawah dari pasien dan operasi dilakukan dengan
laparoskopi. Bidang diseksi dimulai pada peritoneum di sekitar rektum distal untuk
kemudian dilanjutkan ke arah distal. Bidang diseksi harus tetap berada di dinding
rektum hingga mencapai kandung kemih. Bidang komunis dari kandung kemih dan
rektum kemudian dibebaskan dan bagian fistel pada kandung kemih diligasi atau
sehingga segmen rektum yang terbebas cukup panjang untuk kemudian dilakukan
penarikan hingga ke daerah perineum. embuatan kolostomi yang terlalu distal dapat
menghambat proses mobilisasi rektum pada tahap ini. aat rektum telah dibebaskan,
kanula dengan trokar tumpu dilewatkan melalui perineum, anterior dari os coccy$.
/ektum distal kemudian ditahan dan diposisikan sedemikian rupa di tengah sfinkter.
1
Pe#+#t#n P#sc# Kolostomi
Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke 3 sampai hari ke 4 pascaoperatif.
erawatan terhadap kolostomi sampai pasien dapat mengambil alih perawatan ini.
kantung dan melaksanakan irigasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
ada kolostomi trans)ersal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit.
ada kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit
mengiritasi kulit. asien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci
area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar
dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta
lembut. Adanya
kelebihan barrier kulit dibersihkan. abun bertindak sebagai agen abrasif ringan untuk
mengangkat residu enim dari tetesan fekal. el ama kulit dibersihkan, kasa
$. 2emasang (antung
toma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. :ubang kantung harus
sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. (ulit dibersihkan terlebih dahulu. Barier kulit
peristoma dipasang. (emudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas perekat
dan menekanya di atas stoma. &ritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak stomahesi)e
2
3. 2engangkat Alat Drainase
seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari
diskus perekatnya dan keluar isinya. asien dapat memilih posisi duduk atau
berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari
permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma.
+ekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan mencegah adanya isi fekal
2
BAB III
KESI(PULAN
&stilah atresia ani berasal dari bahasa Cunani yaitu a yang artinya tidak ada
dan trepsis yang berarti makanan dan nutrisi. Atresia ani adalah suatu kelainan
kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani,
Diagnosis atresia ani dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
c. Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum ;E< dan kemungkinan
hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam waktu $ jam setelah bayi lahir, tinja dalam
2
enatalaksanaan atresia ani yang dianjurkan :eape ;1*7<6
)PSARP*.
d. ada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan ena
2
DAFTAR PUSTAKA