Bab 4 PDD Kez

You might also like

You are on page 1of 12

4.4.

DATA DAN HASIL PERHITUNGAN

4.4.1. DATA PENDUKUNG


Di ketahui data reservoir sumur TM#1 sebagai berikut :
Laju Produksi ( qo ) = 179 bbl/day
Porositas ( Φ ) = 0.18
Viskositas ( µ ) = 1.5 cp
Ct = 0.0000082 psi-1
Jari-jari Sumur ( rw ) = 6 inchi
= 0.5 ft
Ketebalan Formasi Produktif ( h ) = 20 m
= 65.6 ft
Faktor Volume Formasi Minyak ( Bo ) = 1.2 RB/STB
Pi = 3800 psi
Temperatur = 220 o
F

4.4.2. PERHITUNGAN

1. Mengkonversikan harga rw dan h ke dalam satuan ft.


1 ft
 rw = 6 in x 12 in = 0,5 ft
3,28084 ft
 h = 20 m x 1 m = 65.6 ft
2. Mencari harga ∆Pwf untuk setiap data yang ada.
∆P = Pi – Pwf
= 3800 psi – 3735 psi
= 65 psi
∆P = Pi - Pwf
= 3800 psi – 3712.164 psi
= 88 psi
3. Setelah semua harga ∆P diketahui, membuat grafik :
a. Grafik log ∆t (sumbu x) vs log ∆P (sumbu y)
b. Grafik log ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
c. Grafik ∆t (sumbu x) vs Pwf (sumbu y)
4. Dari grafik log ∆t vs log ∆P, harga EOWB dapat diketahui. Harga
EOWB diperoleh dari pembelokan pertama grafik dengan garis 450
ditambah 1,1 cycle. EOWB didapat sebebsar 10 jam.
5. Dari grafik log ∆t vs log ∆P, bisa didapat nilai dT dan dP yang
diperlukan untuk menghitung konstanta wellbore storage (cs) dengan
cara melihat pada grafik dimana ada suatu titik persinggungan antara
plot log ∆t vs log ∆P dengan garis bersudut 450. Tarik garis dari titik
persinggungan tersebut ke bawah untuk mendapatkan nilai dT dan ke
kiri untuk mendapatkan nilai dP. Didapatkan nilai :
∆t = 0.8216 Jam
∆P = 132 Psi
6. Menghitung nilai konstanta wellbore storage dengan rumus :

CS=( q x24Bo ) x ( ∆∆Pt )


CS=( ) x(
132 )
179 x 1.2 0.8216
24
CS=0.059783089 bbl/d/psi
7. Dari grafik log ∆t vs Pwf, bisa didapat berbagai parameter. Sebelumnya
lakukan plot 3 titik antara ∆t vs Pwf > EOWB (10 jam). Setelah itu
tarik garis lurus dari 3 titik tersebut dengan kemiringan konstan dari ∆t
terkecil sampai ∆t terbesar.
8. Hitung nilai m secara manual dengan mengambil 2 titik, yaitu titik
dimana nilai ∆t (1 Jam) dan ∆t (1000 Jam) dengan harga Pwf pada nilai
∆t tersebut, didapat :
X (Jam) Y (Psi)
dt (1 Jam) 3605
dt (1000 Jam) 3490
Pwf1hr - Pwf1000hr 115
dt1hr - dt1000hr -3
Hitung nilai m dengan rumus :

m=| ∆ ∆Pwft |
m=|
−3 |
115

m=38. 333
9. Menentukan nilai permeabilitas (k) :
q×μ×Β
k = 162.6 m×h
= 20.8337 mD
10. P1 jam diperoleh dari pembacaan secara grafis, diperoleh P1 jam = 3605 Psi
11. Menentukan harga faktor skin (s) :

S = 1.151
[ ( Pi −P1jam )
m
−log
k
Φ×μ×C t ×r
w
2
+3 .23
]
= 0.85325
12. Menentukan ∆Ps
∆Ps = 0.87 x m x S
= 0.87 x 38.333 x 0.85325
= 28.4558 psi
13. Menentukan waktu saat berakhirnya wellbore storage twbs dengan
persamaanya :
(200000 ×12000 x S)×Cs
t wbs = (k×h )/μ
t wbs = 13.794 Jam
14. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :

Pwf =
Ρi−
162.6×q×μ×B
k×h [
log ( t )+log
k
(
Φ×μ×Ct×r w
−3.2275+0.86859S
2 ) ]
Pwf = 3561.32 psi
15. Menentukan Flow Efficiency (FE) :
P*− P wf - Δ Ps
x 100 %
FE = P* - P wf
FE = 0.88078 %
16. Menentukan harga PI :
q
PI = P*− P wf - Δ Ps
PI = 0.85146 bbl/day/psi
17. Berdasarkan garis lurus yang sudah dibuat dengan cara menarik garis
lurus dari nilai ∆t terkecil sampai ∆t terbesar dengan kemiringan
konstan berdasarkan 3 titik (∆t dan Pwf > EOWB (10 Jam)), Tpss
didapatkan dari pembacaan grafis, yaitu saat mulai ada penyimpangan
antara garis lurus yang dibuat dengan plot antara log ∆t vs Pwf.
Didapatkan nilai Tpss = 70 Jam
18. Menghitung harga re :

re = √ 0,0015 x k x t pss
φ x μ x Ct
re = 1470.17 ft
19. Kemudian kembali ke grafik ∆t vs Pwf. Kemudian plot beberapa titik
yang harganya lebih besar dari EOWB ke dalam grafik tersebut.
Kemudian membuat garis lurus sepanjang titik tersebut dengan
kemiringan konstan. Berdasarkan grafik ∆t vs Pwf bisa didapatkan
nilai Tpss dengan cara melihat titik dimana mulai ada penyimpangan
dari garis lurus tersebut dengan kurva plot ∆t vs Pwf. Didapatkan nilai
Tpss = 70.889 Jam
20. Mencari harga δPwf :
δPwf = Pwf1 – Pwf2
= 3524,782 – 3512,267
δPwf = 12,515 Psi
21. Mencari harga δt :
δt = t1 – t2
= 93,115 – 120,879
δt = -27,764 Jam
22. Menghitung volume pori dengan persamaan :
0. 234 x q x Bo
Vp = - Ct x δ Pwf /δ t
Vp = 13598389 ft3
= 2421797 bbl

4.4.3. HASIL PERHITUNGAN


Hasil yang didapatkan dari analisa Pressure Draw Down, antara lain :
a. EOWB = 10 jam
b. ∆t = 0,8216 jam
c. ∆P = 132 psi
d. Cs = 0,059783089 bbl/d/psi
e. Slope (m) = 38,333 psi/cycle
f. Permeabilitas (k) = 20,8337 mD
g. Faktor Skin (S) = 0,85325
h. P 1 jam = 3605 psi
i. ∆Ps = 28,4558 psi
j. twbs = 13,7947 jam
k. Pwf = 3561,32 psi
l. Flow Efficiency (FE) = 0.88078
m. Index Productivity (PI) = 0,85146 BPD/Psi
n. δPwf = 12,515 psi
o. δt = -27,764 jam
p. Volume pori yang berisi fluida (Vp) = 13598389 ft3
= 2421797 bbl
q. Tpss (Grafik 4.3) = 70,889 Jam
4.6. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mempunyai judul tentang Pressure Drawdown
Testing. Pressure Drawdown Testing merupakan pengujian yang mempunyai
tujuan untuk menentukan permeabilitas formasi (k), factor skin (s), dan volume
pori (Vp). Prinsip kerja Pressure Drawndown Testing adalah suatu pengujian
yang dilaksanakan dengan jalan membuka sumur dan mempertahankan laju
produksi tetap selama pengujian berlangsung, sebagai syarat awal sebelum
pembukaan sumur tersebut , tekanan hendaknya seragam di seluruh reservoir yaitu
dengan menutup sumur sementara waktu agar dicapai kerseragaman tekanan
reservoir dan sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan Build up Test, yang
punya sumur akan sangat rugi.
Berdasarkan flow regime, metode Analisa pressure drawdown test dapat
dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama disebut early time yang merupakan
periode after flow, dan diakhiri oleh waktu End of Wellbore (EOWB). Periode
kedua yaitu middle time yang dibagi menjadi dua, yaitu transient flow dan late-
transient flow. Transient flow adalah kondisi reservoir masih berdekatan dengan
lubang sumur sedangkan late transient flow adalah kondisi reservoir sudah dekat
dengan boundary (batas). Akhir dari periode late transient flow dapat ditandakan
dengan tpss. Periode yang terakhir pada saat late time atau periode semi mantap
(pseudo steady-state atau semi steady-state).
Data-data yang diperlukan untuk pengujian Pressure Drawdown Testing
(PDD) adalah laju alir (q) sebesar 179 bbl/day;porositas 0,8; viskositas sebesar 1,5
cp; Ct sebesar 0,0000082 psi; Rw sebesar 0,5 ft; h sebesar 65,6 ft; Bo sebesar 1,2
RB/STB; Pi sebesar 3800 psi dan temperature sebesar 220 oF.
Pada saat perhitungan PDD, diperlukan Analisa data pada periode
early time yaitu pada keadaan wellbore storage, periode middle time pada
keadaan transient, dan late time pada keadaan pseudo steady state. Analisa
pada periode early time atau pada keadaan wellbore storage dilakukan
dengan cara memplot grafik log dt vs log dP. Hasil dari plot dt vs log dP
didapatkan dt EOWB-nya dengan cara membuat garis 45 dan disinggungkan
dengan hasil plot grafik pada data yang paling banyak. Kemudian ditambah
dengan garis 1-1,5 cycle yang bertujuan untuk menghindari adanya efek
Wellbore Storage. Dan hasil akhirnya untuk ∆tEOWB = 10 jam. Kemudian
Analisa pada kondisi transien dengan memplot grafik dt vs pwf. Pada grafik
ini didapatkan data berupa nilai slope (m) yang sebesar 38,333 psi/cycle,
P1jam dan nilai permeabilitas (k). Setelah membuat garis slope (m) yang
menandakan masuk dalam periode middle time, kita dapat mencari nilai
P1jam yang diperoleh dengan menarik keatas pada ∆t = 1 jam sampai
menyentuh garis trendline harga yang didapat dari pembacaan harga tekanan.
Setelah itu kita dapat menentukan nilai permeabilitas (k) serta nilai skin
factor yang digunakan sebagai petunjuk dengan adanya formasi yang
mengalami kerusakan (damaged) atau perbaikan. Selain itu, pada periode
middle time didapatkan nilai dari skin effect (dPs); nilai Pwf; nilai Flow
efficiency; nilai Productivity Index (PI); nilai Tpss yang didapatkan pada
periode late transient; Nilai Re; dan juga waktu berakhirnya wellbore
storage (twbs). Pada periode late time dilakukan Analisa dengan cara
memplot grafik cartesian dt vs pwf. Setelah grafik sudah di plot selanjutnya
membuat garis slope (m) yang ketida sebagai penanda bahwa data terakhir
sudah memasuki periode late time. Pada grafik ini dapat didapatkan
parameter yaitu volume pori (vp).
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai
EOWB sebesar 10 jam; nilai dP sebesar psi; nilai dT sebesar dan nilai Cs
yang dicari dengan menggunakan harga ∆t dan ∆P yang didapat dari grafik
log ∆t vs log ∆P sebesar 0,059783 ; nilai slope (m) sebesar 38,333; nilai
permeabilitas (k) sebesar 20,8337 mD ; nilai waktu berakhirnya wellbore
storage (twbs) sebesar 13,794 jam; nilai skin effect (dPs) sebesar 28,4558
psi ; nilai Pwf sebesar 3561,32 psi; nilai flow efficiency sebesar 0,88078;
nilai productivity index(PI) sebesar 0,85146 BPD/psi; nilai Tpss sebesar 70
jam dan nilai volume pori (vp) sebesar 2421797 bbl. Skin yang terbentuk
pada case #PDD3 bernilai positif menandakan adanya kerusakan formasi
yang kemungkinan diakibatkan oleh filtrat lumpur atau adanya perforasi. Hal
ini dapat mempengaruhi harga permeabilitas, laju alir dan produktivitas
sumur.
Pada tes PDD ini memiliki kelebihan yaitu sumur akan tetap
diproduksikan saat melakukan pengujian, berbeda dengan pengujian PBU
yang tidak dapat memproduksikan sumur pada saat pengujian. Analisa
Pressure Drawdown (PDD) dan Analisa Pressure Build Up (PBU) memiliki
persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah pengujian dilakukan dengan
jalan memproduksikan sumur dengan laju produksi yang tetap dan menutup
sumur; sama-sama menentukan permeabilitas formasi (k); dan menentukan
harga skin factor (S). sedangkan perbedaannya adalah bahwa analisa PBU
merupakan proses “loading” yaitu pengisian volume lubang sumur oleh
fluida formasi sedangkan analisa PDD merupakan proses “unloading” yaitu
pengosongan volume lubang sumur dari fluida formasi dengan jalan
memproduksikan fluida formasi tersebut dengan tekanan dan laju alir yang
tetap. Dengan Analisa pressure drawdown test, kita dapat menentukan
reservoir shape. Pertama, dilakukan plot antara Pwf vs t, lalu
mengekstrapolasikan sampai t=0, kemudian tentukan titik potongnya (Pint).
Lalu menentukan kemiringan periode semi steady-state pada grafik tersebut
untuk menjadi slope (m). Plot antara Pwf vs t untuk menentukan kemiringan
periode transien pada grafik tersebut. Lalu menentukan besarnya harga shape
factor (CA) dan harga tDA dengan persamaan, dari hasil perhitungan tersebut
kita dapat menentukan bentuk reservoir dengan menggunakan tabel Dietz.
Aplikasi lapangan dari analisa Pressure Drawdown Test ini adalah,
kita dapat mengetahui lamanya pengaruh efek wellbore storage, serta
memperoleh parameter – parameter seperti permeablitias, faktor skin,
productivity index, flow efficiency, Δ Ps, radius pengurasan, volume pori, serta
bentuk reservoir. Dari parameter – parameter tersebut dapat digunakan untuk
perencanaan pengembangan sumur lebih lanjut sesuai dengan keadaan sumur
actual yang sedang diuji serta karakteristik reservoirnya.
4.7. KESIMPULAN
1. Dari hasil analisa PDD test dan perhitungan diperoleh parameter meliputi:
a. EOWB = 10 jam
b. ∆t = 0,8216 jam
c. ∆P = 132 psi
d. Cs = 0,059783089 bbl/d/psi
e. Slope (m) = 38,333
f. Permeabilitas (k) = 20,8337 mD
g. Faktor Skin (S) = 0,85325
h. P 1 jam = 3605 psi
i. ∆Ps = 28,4558 psi
j. twbs = 13,7947 jam
k. Pwf = 3561,32 psi
l. Flow Efficiency (FE) = 0.88078
m. Index Productivity (PI) = 0,85146 BPD/Psi
n. δPwf = 12,515 psi
o. δt = -27,764 jam
p. Volume pori (Vp) = 13598389 ft3
= 2421797 bbl
q. Tpss = 70,889 Jam
2. PDD merupakan metode pengujian yang dilaksanakan dengan jalan
membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama
pengujian berlangsung.
3. Kelebihan dari tes PDD ini adalah sumur akan tetap dapat diproduksikan
saat melakukan pengujian, berbeda dengan pengujian PBU yang tidak
dapat memproduksikan sumur saat pengujian.
4. Aplikasi lapangan dari pengujian Pressure Drawdown Testing ini adalah
untuk mengetahui besarnya nilai k, S, dan Volume Pori.

You might also like