You are on page 1of 11

MAKALAH

Filsafat Ilmu: Tuhan, Manusia dan Alam

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH
NAMA :
1. Ardina Rizki : 196910349
2. Dewi Imelda : 196910280
3. Marsela Aznur : 196910576
4. Suci Prihatini : 196910766
5. Yolanda Noper Deta : 196910576

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
Kata Pengantar

Kata "pembangunan" sangat erat hubunngannya dengan kemampua meneliti yang


dimiliki perangkat pemikir suatu bangsa. Dari pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berasal dari negara lain, kita sekarang harus berusaha menjadi pencipta ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga tidak saja kita hanya dapat menjual bahan mentah,
tetapi juga bahan jadi dan buah pikiran.

Untuk masyarakat yang belum terbiasa dengan kehidupan ilmiah, suatu buku yang
mencoba menerangkan filsafat ilmu pengetahuan secara populer, sangatlah bermanfaat.
Selain dapat menarik minat pemuda untuk menjadi ilmuwan yang baik, buku seperti itu
dapat mempersiapkan masyarakat awam untuk dapat menenggang perilaku ilmuwan
dengan pandangan yang terbuka, sehingga ilmuwan itu sendiri dapat melaksanakan
tugasnya sebagai ilmuwan dengan sebaik – sebaiknya.

Tentu saja setiap ilmuwan mempunyai tafsiran sendiri mengenai filsafat ilmu sehingga
tidak setiap ilmuwan mempunyai pandangan yang sama dengan ilmuwan lain. Tetapi
justru dari perbedaan pendapatlah akan timbul peluang untuk memajukan garis depan
daerah ketahuan jauh ke dalam daerah ketidaktahuan.
BAB I

PENDAHULUAN

Bab – bab dalam makalah ini bertujuan meneliti persoalan – persoalan yang
mengganggu perdamaian dan kehidupan manusia akibat berbagai penerapan sains
modern.

Pada masa sekarang, setiap orang berbicara tentang bahaya perang, kelebihan
penduduk atau polusi air dan udara. Tetapi biasanya, orang yang telah melihat persoalan
ini, hanya berbicara tentang perlunya 'Pembangunan Lebih Lanjut', perang melawan
'Penderitaan Manusia' akibat keadaan yang dipaksakan oleh kehidupan dibumi. Dengan
kata lain, orang ingin menghilangkan persoalan yang muncul akibat runtuhnya
keseimbangan antara manusia dan alam, akibat penaklukkan dan dominasi manusia
terhadap alam. Hanya ada sedikit orang yang mau mengakui bahwa persoalan sosial dan
teknologi yang paling akut saat ini berasal dari 'Pembangunan Berkelebihan', bukannya
'Ketertinggalan Pembangunan'. Hanya ada sedikit orang yang mau menatap realitas dan
menerima fakta bahwa perdamaian dalam masyarakat manusia hanya dimungkinkan jika
sikap terhadapa alam dan seluruh lingkungan alam tidak lagi didasarkan pada agresi dan
perang. Lebih lanjut, mungkin tidak semua orang menyadari bahwa, untuk berdamai
dengan alam, orang harus berdamai dengan tatanan spiritual. Untuk berdamai dengan
Bumi, orang harus berdamai Langit.

Alam yang bersifat suci dan spiritual telah mengalami kehancuran. Untuk mengtasi
situasi ini, pengethauan metafisika yang berkenaan dengan alam harus dihidupkan
kembali dan kualitas alam yang suci harus dimunculkan sekali lagi. Untuk mencapai
tujuan ini, sejarah dan filsafat sains harus diteliti kembali dalam kaitannya dengan teologi
Kristen dan filsafat alam tradisional yang telah muncul dalam sebagian besar sejarah
Eropa selama berabad – berabad. Doktrin Kristen itu sendiri harus diperluas sehingga
mencakup sebuah doktrin yang berkenaan dengan signifikansi alam spiritual, dan hal ini
dapat dicapai dengan bantuan tradisi agama dan metafisika Timur di mana doktrin –
doktrin semacam itu masih hidup. Tradisi – tradisi ini sendiri tidak dipakai sebagai
sumber pengetahuan yang baru, namun hanya sebagai pembantu di dalam anamnesis,
yakni membantu mengingat kembali ajaran – ajaran di dalam agama Kristen yang
sebgian besar telah dilupakan di masa sekarang. Hasil yang diharapkan adalah hadirnya
kembali kualitas suci pada alam, memberikan kembali latarbelakang yang baru bagi sains
tanpa menegaskan nilai atau legitmasinya di wilayahnya sendiri. Ini akan menjadi
antitesis terhadap gerakan mutkhr dimasa sekarang yang memiliki nama 'teknologi
sekuler'. Ini tidak berarti mensekulerisasi teologi, tetapi memberi sebuah signifikasi suci
dan teologis pada apa yang dianggap oleh manusia modern sebagai wilayah yang paling
sekuler, yakni sains.

Akhirnya, kami ingin mengucapkan terima kasih pada UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, yang telah menyediakan buku – buku dan kami gunakan untuk mendapatkan
berbagai informasi dari buku – buku tersebut. Serta kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Pengantar Filsafat Ilmu, Bapak Muhamad Chalid Zamzami atas bantuan dan keramahan,
yang telah memberi pengarahan untuk membuat makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu dan Filsafat


Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai
pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus
terang kepada diri kita sendiri: Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu?
Apakah ciri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan – pengetahuan
lainnya yang bukan ilmu? Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan
yang benar? Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah?
Mengapa kita mesti mempelajari ilmu? Apakah kegunaan yang sebenarnya?

Demikian juga berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan


yang telah kita ketahui. Apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang
seyogyanya kita ketahui dalam kehidupan ini? Di batas manakah ilmu mulai dan di batas
manakah dia berhenti? Kemanakah kita harus berpaling di batas ketidakatahuan ini?
Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu?.

Apakah Filsafat?
Seseorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang
tengadah ke bintang – bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan
galaksi. Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang
ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia
ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu
kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu
membawa kebahagiaan pada dirinya.

Beginilah karakteristik berpikir filsafati yang kedua yakni sifat mendasar. Dia
tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar?.

"Ah, Horatio," desis Hamlet, "masih banyak lagi dilangit dan di bumi, selain yang
terjaring dalam filsafatmu"). Memang demikian, secara terus terang tidak mugkin kita
menangguk pengetahuan secara keseluruhan dan bahkan kita tidak yakin kepada titik
awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar. Dalam hal ini kita hanya
berspekulasi dan inilah yang merupakan ciri filsafat yang ketiga yakni sifat spekulatif.
B. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu). Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi
dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu
sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan
bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta
memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi;
formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat
digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah
terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

Filsafat : Peneratas Pengetahuan


Filsafat, meminjam pemikiran Will Durant2), dapat diibaratkan pasukan marinir yang
merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu.

Bidang Telaah Filsafat


Apakah yang sebenarnya ditelaah filsafat?

Sama dengan dasarnya yang spekulatif, maka dia menelaah segala masalah yang
mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai pionir dia
mempermasalahkan hal – hal yang pokok : terjawaba masala yang satu, dia pun mulai
merambah pertanyaan lain. Tentu saja tiap kurun zaman mempunyai masalah yang
merupakan mode pada waktu itu. Filsafat yang sedang pop saat ini mungkin mengenai
UFO : Apakah cuma kita satu-satunya "Manusia" yang menghuni semesta ini?). Bacalah
buku Carl Sagan yang berjudul The Cosmic Connection). Sebagai hiburan di waktu
senggang setelah membaca buku filsafat ini. Hari ini selaras dengan usaha peningkatan
kemampuan penalaran maka filsafat ilmu menjadi "Ngetop", sedangkan dalam masa –
masa mendatang yang akan menjadi perhatian kemungkinan besar bukan lagi filsafat
ilmu, melainkan filsafat moral yang berkaitan dengan ilmu.

 Tuhan, Manusia dan Alam Dalam Perspektif Ilmu


Pengertian Tuhan
Kata Tuhan merujuk kepada suatu zat abadi dan supranatural, biasanya dikatakan
mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya). Tuhan adalah
sesuatu yang tedapat dalam pikiran (mind) manusia. Dalam struktur manusia, hati
merupakan kamar kecil yang terdapat di dalamnya yaitu hati nurani atau suara hati atau
merupakan satu titik kecil atau kotak kecil yang tersembunyi secara kuat dan rapih di
dalam hati, hati nurani merupakan garis manusia dengan Tuhan atau yang
menghubungkan manusia dengan Tuhan.

Tuhan merupakan sang pencipta manusia dan alam semesta serta Tuhan
mengandung pengertian sebagai Tarbiyah (yang menumbuh kembangkan sesuatu secara
bertahap dan berangsur-berangsur sampai sempurna), juga sebagai pendidik. Dengan
demikian Tuhan, adalah yang mengurus, mengatur, memperbaiki proses penciptaan alam
semesta). Tuhan dalam artian menumbuh kembangkan merupakan fungsi yang bisa
dipahami sebagai fungsi kependidikan. Jadi proses penciptaan alam semesta dan manusia
merupakan hakikat perwujudan atau realisasi dari fungsi kependidikan.

 Pengertian Manusia
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arab yaitu :
Insan, Ins, Nas, Unas
Nasiya yang berarti lupa. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia
memiliki sifat lupa). Ini menunjukan bahwa adanya keterkaitan manusia dengan
kesadaran dirinya.
Al-Uns yang berarti jinak atau harmoni dan tampak. Jinak artinya manusia selalu
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
Anasa Yanusu yang artinya berguncang menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raganya). Ini menunjukan adanya keterkaitan substansial antara
manusia dengan kemampuan penalaran. Dengan penalaran manusia dapat mengambil
pelajaran dari apa yang dilihatnya, mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, dan
terdorong untuk meminta izin menggunakan sesuatu yang bukan haknya. Pengertian ini
menunjukan bahwa pada manusia terdapat potensi untuk dapat dididik, sehingga ia
disebut juga makhluk yang di beri pelajaran.
Manusia dalam pengertian insan menunjukan makhluk yang berakal, yang berperan
sebagai subyek kebudayaan. Dapat juga dikatakan bahwa manusia sebagai insan
menunjukan manusia sebagai makhluk psikis yang mempunyai potensi rohani, seperti
fitrah, kalbu, akal. Potensi inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang
tertinggi martabatnya dibandingkan makhluk-makhluk lainnya).

Al – Basyar (Makhluk Biologis)


Al-Basyar merupakan bentuk jamak dari kata Basyarah (permukaan kulit kepala, wajah,
dan tubuh yang menjadi tempat tumbuh rambut). Manusia merupakan subjek kebudayaan
dalam pengertian material sebagai yang tampak dalam aktivitas fisiknya.

Bani Adam atau Zurriyat Adam


Manusia disebut dengan Bani Adam karena mansia merupakan keturunan dari Nabi
Adam.
 Hakekat Manusia
Manusia mempunyai dua komponen yaitu jasmani dan rohani. Dengan kelengkapan fisik
atau jasmani manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya yang memerlukan dukungan
fisik dan dengan kelengkapan rohaninya ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang
memerlukan dukungan mental. Selanjutnya untuk memfungsikan kedua unsur tersebut
secara baik diperlukan pembinaan dan bimbingan disinilah pendidikan sangat diperlukan
berikut ini penjelasan antara dua komponen tersebut :
1. Jasmani
Manusia sebagai pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini bisa
diraih dengan jasmani yang sehat dan kuat. Aspek jasmaniah merupakan salah satu pokok
untuk mendapatkan kemajuan dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia, Kebutuhan
jasmani berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan manusia
terutama sebagai sarana untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
2. Rohani
Beberapa potensi rohani yang dimiliki oleh manusia yaitu sebagai berikut:
a) Fitrah
Kata fitrah (fathara) mempunyai arti belahan, muncul, kejadian dan penciptaan. Maka
yang dimaksud fitrah adalah keadaan semula jadi atau bawaan sejak lahir manusia).
Fitrah-fitrah ini merupakan kesiapan-kesiapan anak manusia untuk bisa dibentuk menjadi
manusia dengan segala keunggulannya. Kesiapan manusia menjadi makhluk rasional
intelektual misalnya, sudah diberikan oleh Tuhan dalam bentuk kemampuan untuk
membuat kategori-kategori dan kemampuan menempatkan realita-realita dalam suatu
kerangka ruang dan waktu. Kesepakatan-kesepakatan yang dimiliki manusia dalam
menyerap fenomena-fenomena empiris menunjukkan kesiapannya untuk menjadi
makhluk rasional yang mampu untuk menalar dan mampu menggagas konsep dan
inferensi dari apa yang diamatinya.
b) Syahwat
Syahwat berasal dari bahasa arab syahiya-syaha yasyha-syahwatan secara istilah berarti
menyukai dan menyenangi. Sedangkan pengertian syahwat adalah kecenderungan jiwa
terhadap apa yang dikehendakinya.
c) Akal
Akal yang berasal dari bahasa arab aqala yaitu mengikat atau menahan. secara umum
akal difahami sebagai potensi yang disiapkan untuk menerima ilmu pengetahuan). Aqala
mengandung arti yaitu mengerti, memahami, berfikir.

C. Pengertian Alam
Alam semesta, kata ini igunakan untuk menjelaskan seluruh ruang waktu kontinu di mana
kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya). Alam semesta adalah kumpulan
jauhar yang tersusun dari materi dan bentuk yang ada dilangit).
D. Hunbungan Tuhan, Manusia dan Alam
Hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam sangatlah erat. Kita selalu percaya bahwa
Tuhan yang telah menciptakan manusia serta alam semesta. Berarti tanpa adanya Tuhan,
manusia serta alam tidak akan tercipta. Budaya kita mengajarkan bahwa seharusnya kita
selalu bersyukur atas apa yang sudah tuhan berikan untuk kelangsungan hidup
manusia.Banyak cara untuk kita bersyukur kepada Tuhan dengan bersembahyang,
berdoa, beramal, dan sebagainya. Hubungan manusia dengan Tuhan tidaklah sama
dengan hubungan manusia dengan manusia. Hubungan manusia dengan Tuhan adalah
dengan cara Bathin, manusia dengan Tuhan tidak akan bisa terpisahkan.

Hubungan manusia dengan alam pun sama halnya dengan manusia dengan Tuhan.
Kehidupan manusia dapat berlangsung karena adanya alam, alam diciptakan Tuhan untuk
dapat memenuhi semua kebutuhan manusia yang dibutuhkan. Manusia dan alam sama-
sama saling membutuhkan. Manusia butuh karena hasil alamnya dan alam pun butuh
manusia karena alam butuh perawatan. Dan sekarang ini manusia sudah mulai merasakan
dampak dari tidak seimbangnya pemakaian dengan perawatan, jadi alam di negara kita
kurang mencukupi untuk kebutuhan manusia sekarang ini. Dan seharusnya antara
pemanfaatan alam untuk kebutuhan di imbangi dengan perawatan kita terhadap alam, jadi
ada timbal balik antara manusia dengan alam . Dan dari penjelasan di atas antara Tuhan,
manusia dan alam sangat saling ketergantungan dan membutuhkan. Hubungan Tuhan,
manusia, dan alam sangat erat jika salah satu ada yang tidak ada maka keseimbangan atau
hubungan itu akan terganggu dan bahkan mungkin tidak akan ada hubungan antara satu
dengan yang lain.
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa Tuhan, Manusia dan Alam mempunyai hubungan
yang sangat erat atau terkait, dimana Tuhan adalah pencipta segala yang ada pada dunia
dan alam, Manusia adalah sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan yang ditujukan untuk
berfikir bersungguh – sungguh yang telah disusun secara sistematis, kritis, radikal dan
universal yang bersifat relatif.
 Saran
Demikianlah penjabaran dan pengumpulan berbgai informasi yang telah kami ringkas ini,
dan dalam hal ini penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan serta
kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan saran yang bersifat membangun
perbaikan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://syafrudinmtop.blogspot.com/2015/03/makalah-filsafat-ilmu-tuhan-manusia-
dan.html?m=1

You might also like