You are on page 1of 11

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 - 42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan
lahir, serta berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (Ardriaansz, 2017).
Persalinan terdiri dari empat kala yaitu, kala I dimulai sejak pembukaan
serviks hingga pembukaan lengkap (10 cm), kala II dari pembukaan lengkap sampai
bayi lahir, kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan kala IV dari lahirnya plasenta sampai dua
jam pertama postpartum (Sutanto & Fitriana, 2018).
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan
bantuan. Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai
pembukaan lengkap.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai
3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban
pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban
pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.
4. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi

B. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang menyebabkan persalinan normal dan penyebab ruptur
perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, dan faktor persalinan pervagina.
1. Faktor Ibu
a. Paritas
Jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih
dari 28 minggu).
b. Meneran
Proses persalinan normal berlangsung, ibu akan mengejan dan mendorong bayi
keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan mengalami tekanan yang
sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan luka robekan pada vagina dan
perineum yang dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan. Oleh karena
itu, untuk memperbaiki bagian yang robek tersebut, dengan melakukan
penjahitan. Selain robekan alami akibat proses mengejan, jahitan pasca
melahirkan normal (Kevin Andrian, 2020).
2. Faktor Janin
a. Berat Badan Bayi Baru lahir
Berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000 gram. Makrosomia disertai dengan
meningkatnya resiko trauma persalinan melalui vagina seperti distosia bahu,
kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan kerusakan jaringan
lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada perineum.
b. Presentasi
Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan sumbu memanjang panggul
ibu.
1) Presentasi Muka
Letak janin memanjang, sikap extensi sempurna dengan diameter pada waktu
masuk panggul atau diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm
2) Presentasi Dahi
Sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini berlawanan dengan presentasi
muka yang ekstensinya sempurna.
3. Faktor persalianan pervagina
a. Vakum ekstrasi
Tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan
tekanan negatif dengan alat vacum yang dipasang di kepalanya
b. Ekstrasi Cunam/Forsep
Suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam yang dipasang di
kepala janin.
c. Embriotomi
Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan pengurangan volume
dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar untuk melahirkan
keseluruhan tubuh bayi tersebut
d. Persalinan Presipitatus
Persalinan yang berlangsung sangat cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat
disebabkan oleh abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat.
C. MANIFESTASI
Manifestasi klinik Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode
ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan.
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses
ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus
b. Kontraksi
Kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, hormon
oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis
c. Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan
trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bernodul
tidak teratur
d. Lochea
Rubra terutama mengandung darah dan debris trofoblastik. Lochea serosa terdiri
dari darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Lochea alba mengandung
leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa
bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
e. Serviks
Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama
beberapa hari setelah ibu melahirkan
f. Vagina
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran
sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir
2. Sistem endokrin
a. Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta
placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga
kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa puerperium
b. Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follikelstimulating
hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui di simpulkan
ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat
c. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan
menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan
sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil.
d. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan.
e. Sistem cerna
Nafsu makan, Mortilitas, Defekasi
f. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payudara selama
wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin,
krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
1) Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak
menyusui
2) Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan,
yakni kolostrum.
g. Sistem kardiovaskuler
1) Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya
Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang
cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh
yang menyebapkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu
ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun
sampai mencapai volume sebelum lahir
2) Curah jantung
denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang
masa hamil.
3) Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam
keadaan normal
h. Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat 18 wanita hamil dan disebapkan trauma yang
dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.
i. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil Adaptasi
ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan
perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim
j. Sistem integument
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan
berakhir.
D. PATOFISIOLOGI
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Infolusi uterus adalah Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus
berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian
fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada masa pasca partum
penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara
langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk
selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil
b. Kontraksi intensitas meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir,
diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang
sangat besar. Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat
dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu
hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus
bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi
uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera
setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada
payudara merangsang pelepasan oksitosin.
2. Adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a. Fase taking in / ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
membutuhkan perlindungandan pelayanan.
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada
minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima
peran barunya dan belajar tentang semua halhal baru. Selama fase ini sistem
pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber
informasi dan penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
c. Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem
keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh
pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan
seksualnya telah dilakukan kembali.
E. PATHWAY
F. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria perdarahan
didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
a. Kehilangan darah lebih dai 500 cc 2) Sistolik atau diastolik tekanan darah
menurun sekitar 30 mmHg 3) Hb turun sampai 3 gram %. tiga penyebap utama
perdarahan antara lain :
1) Atonia uteri :
pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebab utama dari perdarahan post partum
2) Laserasi jalan lahir
Perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan
banyak bila tidak direparasi dengan segera dan terasa nyeri.
3) Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta
disebapkan oleh gangguan kontraksi uterus.
4) Lain-lain :
a) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus
sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka
b) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut
pada uterus setelah jalan lahir hidup.
c) Inversio uteri
b. Infeksi puerperalis
Infeksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden infeksi
puerperalis ini 1 % - 8 %, ditandai adanya kenaikan suhu > 38 0 dalam 2 hari
selama 10 hari pertama post partum.
c. Endometritis
infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis.
Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko tinggi
terjadinya endometritis
d. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara.
e. Infeksi saluran kemih
Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan
bakterigram negatif lainnya.
f. Tromboplebitis dan thrombosis
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya
status vena menyebapkan relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi 20
tromboplebitis (pembentukan trombus di pembuluh darah dihasilkan dari
dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus)
tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500 – 750 kelahiran pada 3 hari
pertama post partum.
g. Emboli
partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil h. Post partum
depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya. Tandanya antara lain,
kurang konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan
kontrol, dan lainnya.
h. Tanda – Tanda Bahaya Post Partum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi
rahim baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan
jalan lahir. Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara
lain :
a) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
b) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
c) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada
mukosa vagina

DAFTAR PUSTAKA
Legawati. (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) DI Ruang
Cempaka RSUD DR Doris Sylvanus Palangkaraya.

Prawiroharjo. (2018). Asuhan Kebidanan Patologi. 103.


Rokhamah.(2019). kajian metode persalianan normal dengan bantuan cermin pada
persalinan kala II ibu primigravida. diakses pada tanggal 18 Febuari 2022
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care

You might also like