You are on page 1of 16

MAKALAH

PENAWARAN AGREGAT

DISUSUN OLEH

1. MOCHAMAD KHOLILUR ROHMAN (210432620488)

2.PUTRI ANANDA (210432620423)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Penawaran Agregat” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam Mata Kuliah Ekonomi
Makro 1. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca.

Malang, 12 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Kebijakan stabilisasi .......................................................................... 3


B. Kebijakan yang ditetapkan di indonesia ............................................ 4
C. Aspek ekonomi pada defisit anggaran belanja? ................................. 5
D. Seperti apa defisit dan utang nasional? .............................................. 5

BAB III PENUTUP ................................................................................ 5

A. Kesimpulan ........................................................................................ 6
B. Saran .................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 7


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penawaran agregat adalah jumlah output yang akan diproduksi dan dijual oleh
kalanganbisnis pada harga yang berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan
biaya tertentu.Perusahaan-perusahaan berkeinginan berproduksi pada tingkat output
potensial. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi berbagai negara, yang pada
umumnya menghadapi masalahinflasi yang serius dalam keadaan pengangguran yang
cukup tinggi,menimbulkan kesadaranbahwa analisis yang ada belum dapat memberikan
gambaran yang tepat mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin berlaku dalam
perekonomian.
Kelemahan ini telah mendorong kepada perkembangan model penentuan
keseimbangankegiatan ekonomi negara yang ketiga, yang menunjukkan bagaimana
perubahan harga-hargaakan mempengaruhi pertumbuhan, fluaktuasi kegiatan ekonomi,
dan kesempatan kerja. Analisisini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan
lebih lengkap oleh karena bukan sajadapat memberi gambaran tentang implikasi
perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalamsuatu perekonomian, tetapi juga
menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaranagregat yaitu jumlah barang
dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalamperekonomian pada berbagai
tingkat harga. Berdasarkan kepada sifat analisinya ini, yaitu yangmemperhatikan segi
permintaan dan segi penawaran, analisis keseimbangan Makro Ekonomi inilebih dikenal
sebagai model permintaan dan penawaran agregat (aggregate demand-supplymodel) atau
analisis AD-AS.
Pemikiran Makro Ekonomi modern tidak dapat sepenuhmnya menerima
pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh golongan-golongan Klasik maupun
Keynes. Merekamenganggap keyakinan Klasik bahwa kesempatan kerja penuh selalu
tercapai dalam ekonomiadalah terlalu optimis. Sebaliknya, keyakinan Keynes bahwa
penganguran yang seriud selaluberlaku dalam perekonomian, juga tidak sepenuhnya
tepat. Analisis Klasik Baru dan KeynesianBaru bertujuan untuk memperbaiki
ketidaksempurnaan tersebut dengan cara memperbaiki carapendekatan dalam
menentukan keseimbangan kegiatan ekonomi dengan menggunakan analisi AD-AS.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimksud Penawaran Agregat ?
2. Bagaimana kurva penawaran agregat?
3. Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang bentuknya vertical?
4. Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser?
5. Mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring keatas
6. Mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek dapat bergeser?
7. Apa saja Dampak pergeseran penawaran agregat?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Agar memahami tentang pengertian Penawaran Agregat.

2. Agar memahami bagaimana kurva penawaran agregat.

3. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang bentuknya vertikal.

4. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser.

5. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat janka pendek miring ke atas.

6. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek dapat bergeser.

7. Untuk mempelajari dan memahami dampak dari pergesaran penawaran agregat.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Penawaran Agregat


Penawaran Agregat adalah jumlah keselurunan barang dan jasa yang diproduksi
atau dijual pada setiap tingkat harga pada suatu negara.

2. Kurva penawaran agregat


Kurva penawaran agregat menyatakan jumlah keselurunan barang dan jasa yang
diproduksi oleh perusahaan dan dijual pada tingkat harga tertentu. Tidak seperti kurva
permintaan agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat
menggambarkan hubungan yang sangat bergantung pada periodenya. Pada kondisi jangka
panjang kurva penawaran agregat berbentuk vertikal, sedangkan pada kondisi jangka
pendek, kurva penawaran agregat miring keatas. Untuk memahami fluktuasi-fluktuasi
ekonomi jangka pendek dan bagaimana perilakuekonomi jangka pendek menyimpang
dari kecenderungan perilaku jangka panjangnya kita perlu mempelajari, baik itu kurva
penawaran agregat jangka panjang maupun kurva penawaran agregat jangka pendek.

3. Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang Berbentuk Vertikal.


Apa saja yang menentukan jumlah penawaran barang dan jasa dalam jangka panjang?
Sebelumnya, secara tersirat kita telah menjawab pertanyaan ini ketika menganalisis
proses pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa ckonomi
(PDB rillnyaa) bergantung pada penawaran tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam,
serta pada penguasaan teknologi yang digunakan untuk mengubah faktor-faktor produksi
tersebut menjadi barang dan jasa. Karena tingkat harga tidak memengaruhi faktor
penentu jangka panjang PDB riil maka kurva penawaran agregat jangka panjang
berbentuk vertikal, seperti gambar dibawah ini.
Dengan kata lain, pada kondisi ekonomi jangka panjang, tenaga kerja, modal sumber
daya, dan teknologi menentukan jumlah keseluruhan penawaran barang dan jasa.
sedangkan jumlah penawaran ini sama dengan tidak memperhatikan kondisi tingkat harga
berlaku.

Bentuk kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertikal, pada intinya,
hanyalah suatu penerapan konsep dikotomi klasik dan kenetralan moneter. Seperti yang
telah kita bahas, teori ekonomi makro yang klasik didasarkan pada asumsi bahwa
variabel-variabel riil tidak bergantung pada variabel-variabel nominal. Kurva penawaran
agregat jangka panjang konsisten dengan gagasan ini karena hal ini menyatakan secara
tidak langsung bahwa jumlah output (variabel riil) tidak bergantung pada tingkat harga
(variabel nominal). Seperti yang dicatat sebelumnya, sebagian besar ekonom percaya
bahwa prinsip ini bekerja ketika mempelajari kondisi ekonomi selama periode waktu
yang lama, namun tidak ketika mempelajari perubahan tahun ke tahun. Jadi, kurva
penawaran agregat berbentuk vertikal hanya d+lam jangka panjang.

Seseorang mungkin mempertanyakan mengapa kurva penawaran untuk barang


dan jasa t berbentuk miring ke atas jika kurva penawaran agregat jangka panjang
berbentuk vertikal. Alasannya adalah bahwa penawaran untuk barang dan jasa tertentu
bergantung pada harga relatif—harga dari barang dan jasa tersebut dibandingkan dengan
harga Iain dalam perekonomian. Sebagai contoh, ketika harga es krim naik membuat
harga Iain dalam perekonomian tetap; penghasil es krim dapat meningkatkan produksinya
dengan mempekerjakan tenaga kerja, susu, cokelat, dan input Iainnya dari produksi
barang Iain seperti Yoghurt beku. Sementara itu, produksi barang dan jasa secara
keseluruhan dibatasi Oleh pekerja, modal, sumber daya alam, dan teknologi. Jadi, ketika
seluruh harga dalam perekonomian naik secara bersamaan, tidak ada perubahan jumlah
keseluruhan penawaran barang dan jasa.

4. Kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser

Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang menunjukan jumlah barang dan
jasa yang diperkirakan oleh teori ekonomi makro klasir. Tingkat produksi ini sering kali
disebut output potensial atau output alamiah karena menunjukan apa yang dihasilkan
dalam ekonomi ketika pengangguran pada kondisi tingkat alamiahnya atau normal.
Tingkat output alamiah adalah tingkat produksi yang akan terjadi dalam perekonomian
jangka panjang.

Setiap perubahaan dalam perekonomian yang mengubah tingkat output alamiah


akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang. Karena output dalam model
klasik bergantung pada tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan pengetahuan
teknologi, kita dapat mengelompokan pergeseran-pergeseran kurva penawaran agregat
jangka panjang sebagai pergesaran yang berasal dari sumber-sumber berikut:

Pergeseran yang Berasal dari Tenaga Kerja

Misalkan bahwa suatu perekonomi memiliki tingkat imigrasi yang tinggi. Karena
jumlah pekerja akan lebih besar maka. Junilahari penawaran barang dan jasa akan
meningkat. Hasilnya, kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke kanan.
Sebaliknya, jika banyak pekerja meninggalkan pekerjaannya ke luar negeri, kurva
penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke kiri.

Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang juga bergantung pada tingkat
pengangguran alamiah sehingga jika terjadi perubahan dalam tingkat pengangguran
alamiah maka akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang. Sebagai contoh,
jika upah minimum diberlakukan pada pasar tingkat upah bersih, pengangguran alamiah
rata-rata meningkat dan kegiatan perekonomian akan menghasilkan lebih sedikit jumlah
barang dan jasa. Akibatnya, kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke
kiri. Sebaliknya,jika terjadi perubahan dalam sistem kesejahteraan pengangguran yang
mendorong pengangguran untuk mencari pekerjaan baru dengan lebih giat, pengangguran
alamiah rata-rata akan menurun, dan kurva penawaran agregat jangka panjang akan
bergeser ke kanan.

Pergeseran yang Berasal dari Modal

Kenaikan jumlah modal dalam suatu perekonomian akan meningkatkan


produktivitas sehingga jumlah penawaran barang dan jasa juga meningkat. Sebagai
hasilnya, kurva penawaran agregat jangka panjang bergeser ke kanan. Sebaliknya,
penurunan jumlah modal dalam suatu perekonomian menurunkan produktivitas dan
jumlah penawaran barang dan jasa yang kemudian menggeser kurva penawaran agregat
jangka panjang ke kiri.

Perhatikan bahwa dasar pemikiran yang sama berlaku tanpa memperhatikan


apakah kita membahas modal fisik atau modal manusia. Kenaikan, baik dalam jumlah
mesin maupun jumlah lulusan universitas akan meningkatkan kemampuan perekonomian
untuk memproduksi barang dan jasa. Jadi, keduanya akan menggeser kurva penawaran
agregat jangka panjang ke kanan.

Pergeseran yang Berasal dari Sumber Daya Alam

Produksi perekonomian bergantung pada sumber daya alamnya, termasuk lahan,


mineral, dan cuaca. Penemuan jenis mineral baru menggeser kurva penawaran agregat
jangka panjang ke kanan. Perubahan dalam pola cuaca yang mengakibatkan pertanian
menjadi sulit menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kiri.
Di banyak negara, seperti Singapura dan Hong Kong, sumber daya alam yang
penting didatangkan dari luar negeri. Perubahan dalam ketersediaan sumber daya alam ini
juga dapat menggeser kurva penawaran agregat. Seperti yang akan kita bahas nanti pada
bab ini, kejadian yang berlangsung di pasar minyak dunia mempunyai catatan sejarah
yang menjadi sumber penting dari pergeseran kurva penawaran agregat.

Pergeseran yang Berasal dari Pengetahuan Teknologi Mungkin alasan yang paling
penting yang menjelaskan mengapa akhir-akhir ini perekonomian memproduksi lebih
banyak dibandingkan dengan generasi sebelumnya adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi kita telah maju. Penemuan komputer, sebagai contoh, telah membuat kita
mampu membuat lebih banyak barang dan jasa dari jumlah tenaga kerja, modal, dan
sumber daya alam pada tingkat tertentu. Sebagai hasilnya, hal ini menggeser kurva
penawaran agregat jangka panjang ke kanan.

Walaupun tidak termasuk kelompok teknologi, banyak kejadian lain yang


memberikan pengaruh seperti halnya perubahan teknologi. Pembukaan pasar
internasional mempunyai pengaruh yang sama dengan penemuan mesin produksi baru
sehingga hal ini juga menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan.
Sebaliknya, jika pemerintah mengesahkan peraturan baru yang melarang perusahaan
menggunakan metode produksi tertentu, mungkin karena terlalu berbahaya bagi pekerja,
hasilnya adalah pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka panjang.

Ringkasan : Kurva penawaran agregat jangka panjang menggambarkan model


klasik dari perekonomian yang telah kita kembangkan pada bab sebelumnya. Setiap
kebijakan atau kejadian yang meningkatkan PDB riil pada bab sebelumnya sekarang
dapat dilihat sebagai meningkatnya jumlah penawaran barang dan jasa dan menggeser
kurva penawaran.

5. Kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas.


Sekarang, kita akan membahas perbedaan penting antara perekonomian jangka pendek
dan jangka panjang: perilaku penawaran agregat. Seperti yang telah kita bahas, kurva
penawaran agregatjangka panjang berbentuk vertikal. Sebaliknya, dalam jangka pendek,
kurva penawaran agregat berbentuk miring ke atas, seperti diperlihatkan pada Figur 6.
Artinya, pada periode satu atau dua tahun, kenaikan tingkat harga keseluruhan dalam
perekonomian cenderung meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa, sedangkan
penurunan dalam tingkat harga cenderung akan mengurangi jumlah penawaran barang
dan jasa.
Apa yang menyebabkan hubungan positifantara tingkat harga dan output ini? Ekonomi
makro telah mengemukakan tiga teori yang menjelaskan mengapa kurva penawaran
agregat jangka pendek miring ke atas. Pada setiap teori, ketidaksempurnaan pasar yang
spesifik menyebabkan Sisi penawaran dari perekonomian perilakunya berbeda-beda
dalam jangka pendek jika dibandingkan dengan perilaku dalam panjangnya. Walaupun
secara terperínci masing-masing teori memiliki perbedaan, ketiga teori ini memiliki
kesamaan umum, yaitu Jumlah penawaran output menyimpang dari sifatjangka panjang
atau tingkat "alamiahnya" ketika tingkat harga menyimpang dari tingkat harga yang
diharapkan. Ketika tingkat harga naik di atas tingkat yang diharapkan, output juga
meningkat di atas tingkat alamiahnya. sementara itu, ketika harga jatuh di bawah tingkat
yang diharapkan, output turun di bawah tingkat alamiahnya.

Teori Kekakuan Upah


Penjelasan yang pertama dan paling sederhana tentang kurva penawaran agregat jangka
pendek yang miring naik adalah teori kekakuan upah. Menurut teori ini, kurva penawaran
agregat jangka pendek yang miring ke atas karena dalam jangka pendek, upah nominal
sulit berubah atau "kaku". Hingga batas tertentu, lambatnya perubahan upah nominal itu
terkait dengan kontrak jangka panjang (antara pekerja dengan perusahaan) yang
menetapkan upah nominal, yang terkdang berjangka waktu hingga tiga tahun. Selain itu,
perubahan yang lambat tersebut mungkin juga terkait dengan norma-norma sosial dan
pemahaman mengenai keadilan yang memengaruhi penentuan upah dan tidak berubah
drastis dari waktu ke waktu.
Untuk melihat hubungan kekakuan upah nominal tersebut dengan penawaran agregat,
bayangkan bahwa sebuah perusahaan sepakat dengan para pekerjanya untuk membayar
upah nominal dalam jurnlah tertentu yang didasarkan atas harapan perusahaan perihal
tingkat harga pada masa mendatang. Jika tingkat harga P turun di bawah tingkat yang
diharapkan dan nilai nominal upah tetap pada titik W maka upah riil W/P bertambah di
atas tingkat yang akan dibayarkan oleh perusahaam Karena upah merupakan bagian besar
dari biaya produksi perusahaan maka upah riil yang lebih tinggi tentu saja akan
meningkatkan biaya riil perusahaan. Perusahaan merespons biaya yang lebih tinggi ini
dengan mempekerjakan lebih sedikit pegawai dan memproduksi lebih sedikit jumlah
barang dan jasa. Dengan kata lain, karena upah tidak menyesuaikan diri dengan cepat
terhadap tingkat harga, tingkat harga yang rendah membuat pegawai dan produksi kurang
menguntungkan sehingga perusahaan mengurangi jumlah barang dan jasa yang mereka
tawarkan.

Teori kekakuan harga

Beberapa ekonom telah mengemukakan pendekatan lain untuk kurva penawaran


agregat jangka disebut, dengan teori kekakuan harga. Teori kekakuan harga memberi
tekanan bahwa nominal upah menyesuaikan dengan lambat seiring berjalannya waktu.
Teori kekakuan harga menenakankan bahwa harga dari suatu barang atau jasa tertentu
juga Iambat menyesuaikan terhadap perubahan kondisi ekonomi. Kelambatan
penyesuaian harga ini terjadi per bagian karena ada biaya dalam penyesuaian harga yang
disebut dengan biaya menu. Biaya menu ini meliputi biaya pencetakan dan penyaluran
katalog serta waktu yang dibutuhkan untuk mengubah label harga. Sebagai hasil dari
biaya ini, harga seperti juga upah dapat bersifat kaku dalam jangka pendek.

Untuk melihat implikasi dåri kekakuan harga terhadap penawaran agregat, anggap
bahwa setiap perusahaan dalam suatu perekonomian mengumumkan harga-harganya
berdasarkan kondisi ekonomi yang diramalkan terjadi pada masa depan. Selanjutnya,
setelah harga diumumkan, ekonomi mengalami hal yang tidak diperkirakan, yaitu
penyusutan jumlah uang beredar, yang (seperti telah kita pelajari) akan mengurangi
keseluruhan tingkat harga dalam jangka panjang. Walaupun beberapa perusahaan
mengurangi harga produk mereka secepatnya dalam merespons perubahan kondisi
ekonomi, perusahaan Iain mungkin tidak ingin mengadakan tambahan biaya menu
sehingga menjadi tertinggal sementara. Karena ketertinggalan ini perusahaan menetapkan
harga yang terlalu tinggi, penjualan menurun. Penurunan penjualan, pada gilirannya,
menyebabkan perusahaan mengurangi produksi dan pekerja. Dengan kata Iain, karena
tidak semua harga menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan kondisi,
penurunan tingkat harga yang tidak diharapkan menjadikan beberapa perusahaan
menetapkan hargg yang lebih tinggi dariyang diharapkan. Harga yang lebih tinggi dari
yang diinginkan ini menekan penjualan dan memaksa perusahaan untuk mengurangi
jumlah barang danjasa yang mereka produksi.

Teori Kesalahan Persepsi


Pendekatan ketiga untuk memahami kurva penawaran agregat jangka pendek adalah teori
kesalahan persepsi. Menurut teori ini, perubahan-perubahan harga dalam tingkat harga
keseluruhan terkadang dapat menyesatkan produsen tentang apa yang terjadi dalam masing-
masing pasar tempat di mana mereka menjual hasil produksinya. Sebagai hasil dari kesalahan
persepsi ini, produsen menanggapi perubahan tingkat harga dan respons ini menuntun pada
kurva penawaran agregat jangka pendek yang miring ke atas.
Untuk memahami bagaimana hal ini dapat terjadi, anggap keseluruhan tingkat harga
jatuh di bawah tingkat yang diharapkan masyarakat. Ketika produsen melihat harga produknya
turun, mereka dapat salah percaya dengan anggapan bahwa harga relatif mereka telah turun.
Sebagai contoh, petani beras dapat melihat penurunan harga beras sebelum mereka mengetahui
penurunan semua harga barang yang mereka beli Sebagai konsumen. Mereka dapat mengambil
kesimpulan dari pengamatan ini bahwa keuntungan dari memproduksi beras sementara waktu
akan turun dan mereka menanggapinya dengan mengurangi jurnlah beras yang mereka tawarkan.
Hampir sama, pekerja akan melihat turunnya upah nominal mereka sebelum melihat
turunnya.harga barang yang mereka beli. Mereka mungkin akan mengambil kesimpulan bahwa
upah mereka akan sedemikian rupa turun dan menanggapinya dengan mengurangi jumlah tenaga
kerja yang mereka tawarkan. Pada kedua kasus tersebut tingkat harga yang lebih rendah
menyebabkan salah persepsi tentang harga relatif dan kesalahan persepsi ini memaksa produsen
untuk merespons rendahnya tingkat harga dengan mengurangi jumlah penawaran barang dan
jasa.

6. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Dapat Bergeser.


Kurva penawaran agregat jangka pendek menunjukkan jumlah penawaran barang dan
jasa belum jangka pendek pada tingkat harga tertentu. Kita dapat menganggap bahwa
kurva ini sama dengan kurva penawaran agregat jangka panjang, namun dibuat miring ke
atas karena adanya kekakuan upah, kekakuan harga, dan kesalahan persespsi. Jadi, ketika
mernikirkan variabel yang dapat menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek, kita
harus mempertimbangkan semua variabel yang dapat menggeser kurva penawaran
agregat jangka panjang ditambah dengan variabel baru—tingkat harga yang diharapkan
—yang memengaruhi kekakuan upah, kekakuan harga, dan kesalahan persepsi.
Mari kita mulai dengan apa yang kita ketahui tentang kurva penawaran agregat jangka
panjang. Seperti yang telah dibahas, pergeseran pada kurva penawaran agregat jangka
panjang biasanya disebabkan oleh ketenagakerjaan, modal, sumber daya alam, atau ilmu
pengetahuan teknologi. Variabel-variabel yang sama juga menggeser kurva penawaran
agregat jangka pendek. Sebagai contoh, ketika terjadi prningkatan jumlah modal
perekonomian meningkatkan produktivitas, kurva penawaran agregat jangka pendek dan
jangka panjang keduanya bergeser ke kiri. Ketika terjadi peningkatan upah minimum
meningkatkan tingkat pengangguran alamiah. Kedua kurva, baik itu kurva penawaran
agregat jangka panjang maupun kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke arah
kiri.

Variabel baru dan penting yang memengaruhi letak kurva penawaran agregat jangka pendek
adalah tingkat harga yang diharapkan oleh masyarakat. Seperti yang telah kita dBkusikan,
jumlah penawaran barang dan jasa bergantung—dalam jangka pendek—pada kekakuan upah,
kekakuan harga, dan kesalahan persepsi. Karena upah, harga, dan persepsi adalah suatu
kesatuan dasar pengharapan pada tingkat harga maka ketika pengharapan berubah maka
kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser.
Untuk membuat pemikiran ini menjadi lebih konkret, mari kita gunakan salah satu teori
penawaran agregat—-teori kekakuan upah. Menurut teori ini, ketika pekerja dan perusahaan
mengaharapkan tingkat harga menjadi tinggi, mereka biasanya melakukan negosiasi nominal
upah yang lebih tinggi. Upah yang tinggi meningkatkan biaya perusahaan dan, untuk setiap
tingkat harga tertentu, mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa oleh perusahaan.

Dengan demikian, ketika naiknya tingkat harga yang diharapkan, upah menjadi lebih tinggi
biaya bertambah, dan perusahaan menawarkan lebih sedikit jumlah barang dan jasa pada
setiap tingkat harga tertentu sehingga kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke
kiri Sebaliknya, ketika turunnya tingkat harga yang diharapkan, upah lebih sedikit, biaya
menurun. perusahaan meningkatkan produksi pada tingkat harga tertentu dan kurva
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kanan.

Logika yang sama juga berlaku pada setiap teori penawaran agregat. Hal yang dapat diambil
sebagai pelajaran adalah: Peningkatan tingkat harga yang diharapkan mengurang jumlah
penawaran barang dan jasa dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri.
Penurunan tingkat harga yang diharapkan meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa
dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke arah kanan. Seperti yang akan
kita lihat pada bagian berikutnya, pengaruh harapan terhadap posisi kurva penawaran agrega
jangka pendek memegang peranan penting dalam merekonsiliasi perilaku ekonomi jangka
pendek dengan tingkah laku ekonomi jangka panjangnya. Pada jangka pendek, harapan dibua
tetap, dan ekonomi menemukan dirinya berada di persimpangan kurva permintaan agrega
dengan kurva penawaran agregat jangka pendek. Pada jangka panjang, harapan disesuaika
dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser. Pergeseran ini memastikan bahwa
ekonomi pada akhirnya akan menemukan dirinya berada di persimpangan kurva permintaan
agregat dan kurva penawaran agregat jangka panjang.

7. Dampak Pergeseran Penawaran Agregat

Dampak Pergeseran Penawaran Agregat


Sekali lagi bayangkan suatu perekonomian yang berada dalam keseimbangan jangka
panjang Sekarang, anggaplah bahwa tiba-tiba beberapa perusahaan mengalami kenaikan
biaya produksi. Sebagai contoh, cuaca buruk mungkin menghancurkan sebagian lahan
pertanian yang menaikkan biaya produksi produk makanan atau perang di Timur Tengah
mungkin mengganggu pengiriman minyak mentah yang menaikkan biaya produksi
produk minyak. Apakah dampak ekonomi makro dari kenaikan biaya produksi seperti
ini? Untuk tingka harga berapa pun, perusahaan-perusahaan sekarang ingin menawarkan
barang dan jasa dengan jumlah yang lebih sedikit. Oleh karena itu, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh foto diatas, kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri
dari AS1 ke AS2 (Bergantung pada peristiwanya, kurva penawaran agregat jangka
panjang juga mungkin bergeser). Namun, agar tetap sederhana, kita akan
menganggapbahwa kurva penawaran agregat jangka panjang tidak bergeser).
Pada foto diatas tersebut, kita dapat menapaki dampak pergeseran penawaran agregat ke
arah kiri. Dalam jangka pendek, perekonomian bergerak disepanjang kurva permintaan
agregat yang ada yang melaju dari titik A ke titik B. Hasil perekonomian ini merosot dari
ke Y1 ke Y2 sedangkan tingkat harga naik dari P1 ke P2 Karena perekonomian sedang
mengalami stagnasi (hasil produksi yang merosot) dan inflasi (harga-harga yang naik),
peristiwa seperti ini terkadang disebut sebagai stagflasi (stagflation).

Apa yang harus dilakukan oleh para pembuat kebijakan ketika dihadapkan pada stagflasi?
Tidak ada pilihan yang mudah. Satu hal yang mungkin dilakukan adalah tidak melakukan
apa-apa. Dalam kasus ini hasil barang dan jasa tetap ditekan pada Y2 untuk sementara.
Namun pada akhirnya, resesi ini akan berangsur pulih dengan sendirinya seiring dengan
upah, harga dan persepsi menyesuaikan diri dengan biaya produksi yang lebih tinggi. Periode
output yang rendah dan pengangguran yang tinggi, misalnya, menekan upah buruh. Upah
yang lebih rendah, pada gilirannya, meningkatkan jumlah penawaran Output. Seiring
berjalannya waktu ketika kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser kembali ke AS1
tingkat harga akan jatuh dan jumlah output mendekati tingkat alamiah. Dalam jangka
panjang perekonomian akan kembali ke titik A dimana kurva permintaan agregat melintasi
kurva penawaran agregat. Selain itu, para pembuat kebijakan yang mengontrol kebijakan
moneter dan fiskal dapat berusaha untuk mengimbangi beberapa dampak pergeseran pada
kurva penawaran agregat jangka pendek ini dengan menggeser kurva permintaan agregat.
Kemingkinan ini ditunjukan pada gambar dibawah ini,

Pada kasus ini perubahan-perubahan kebijakan akan menggeser kurva permintaan agregat
kekanan dari Ad1 ke Ad2, cukup tepat untuk mencegah pergeseran pada penawaran agregat
agar tidak mempengaruhi output. Perekonomian bergerak secara langsung dari
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk menjaga agar perekonomian tetap dalam kondisi yang stabil dan setiap negara pasti
ingin keberhasilan dalam pembangunan negaranya Maka terdapat dua kebijakan yang ada dan
dilakukan oleh pemerintah,yaitu ada kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter
berfokus untuk meningkatkan atau menambah dan mengurangi suply uang. Sedangkan
kebijakan fiskal menggunakan anggaran pemerintah serta pajak dan kedua kebijakan tersebut
untuk menstabilisasikan ekonomi suatu negara.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi, seperti tingkat suku bunga, inflasi, anggaran
belanja yang dapat menyebabkan utang pemerintah dan masih banyak lagi. Stabilisasi ekonomi
dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk memperbaiki keseimbangan antara penawaran dan
permintaan agregat dalam perekonomian. Kebijakan stabilisasi memiliki tujuan yaitu untuk
mengurangi inflasi dan memperkuat posisi neraca pembayaran internasional.Tindakan stabilisasi
yang harus dilakukan adalah membatasi permintaan agregat, sehingga sesuai dengan kapasitas
penawaran.

Kebijakan fiskal merupakan suatu tindakan pemerintah dalam mengatur perekonomian melalui
anggaran belanja negara, dan biasanya dikaitkan dengan masalah perpajakan. Kebijakan moneter
merupakan sekumpulan aktivitas pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalu peredaran
uang dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh
positif dan negatif dari peredaran uang dan tingkat suku bunga. Anggaran belanja yang
berimbang setiap tahun tidak mungkin terjadi. Seandainya terjadi,anggaran belanja akan
membuat perekonomian tidak stabil. Anggaran belanja yang berimbang secara siklis akan
berperan sebagai stabilisator,disamping akan mengekang pertumbuhan pengeluaran pemerintah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam memformulasikan kebijakan
stabilisasi dan utang pemerintah, yaitu sebagai berikut :

1. Apabila suatu negara ingin sukses dalam pembangunan, maka negara tersebut juga harus
stabil dalam bidang apapun. Agar pembangunan tersebut berhasil dan stabil, maka ada
dua kebijakan stabilisasi, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
2. Jadi agar tidak terjadinya inflasi, maka jangan ada ketakutan yang berlebih atas defisit
yang berkelanjutan. Karena apabila ketakutan berlebih terhadap defisit yang terus
menerus, maka defisit tersebut akan mendesak bank sentral untuk menambah uang
beredar sehingga sama saja akan menimbulkan inflasi.
3. Untuk mengurangi aktivitang utang negara atau utang pemerintah, maka pemerintah
mengambil kebijakan fiskal ekspansif dimana belanja negara lebih besar dari pada
pendapatan negara utnuk mendorong perekonomian terus berkembang.
4. Agar tidak adanya utang negara maka negara harus meningkatkan infrastruktur dan
indeks pembangunan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Yati Sumiharti.1992. Economics Eight Edition,122-139, jl.kramat IV No.11 jakarta


10430:Penerbit Erlangga

https://www.kemenkeu.go.id/menjawabutang

https://sukasada.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-
ekonomi-59

You might also like