Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH EKONOMI MAKRO Mau Fix-1
MAKALAH EKONOMI MAKRO Mau Fix-1
PENAWARAN AGREGAT
DISUSUN OLEH
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “Penawaran Agregat” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam Mata Kuliah Ekonomi
Makro 1. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................... i
A. Kesimpulan ........................................................................................ 6
B. Saran .................................................................................................. 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penawaran agregat adalah jumlah output yang akan diproduksi dan dijual oleh
kalanganbisnis pada harga yang berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan
biaya tertentu.Perusahaan-perusahaan berkeinginan berproduksi pada tingkat output
potensial. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi berbagai negara, yang pada
umumnya menghadapi masalahinflasi yang serius dalam keadaan pengangguran yang
cukup tinggi,menimbulkan kesadaranbahwa analisis yang ada belum dapat memberikan
gambaran yang tepat mengenai peristiwa-peristiwa yang mungkin berlaku dalam
perekonomian.
Kelemahan ini telah mendorong kepada perkembangan model penentuan
keseimbangankegiatan ekonomi negara yang ketiga, yang menunjukkan bagaimana
perubahan harga-hargaakan mempengaruhi pertumbuhan, fluaktuasi kegiatan ekonomi,
dan kesempatan kerja. Analisisini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan
lebih lengkap oleh karena bukan sajadapat memberi gambaran tentang implikasi
perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalamsuatu perekonomian, tetapi juga
menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaranagregat yaitu jumlah barang
dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalamperekonomian pada berbagai
tingkat harga. Berdasarkan kepada sifat analisinya ini, yaitu yangmemperhatikan segi
permintaan dan segi penawaran, analisis keseimbangan Makro Ekonomi inilebih dikenal
sebagai model permintaan dan penawaran agregat (aggregate demand-supplymodel) atau
analisis AD-AS.
Pemikiran Makro Ekonomi modern tidak dapat sepenuhmnya menerima
pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh golongan-golongan Klasik maupun
Keynes. Merekamenganggap keyakinan Klasik bahwa kesempatan kerja penuh selalu
tercapai dalam ekonomiadalah terlalu optimis. Sebaliknya, keyakinan Keynes bahwa
penganguran yang seriud selaluberlaku dalam perekonomian, juga tidak sepenuhnya
tepat. Analisis Klasik Baru dan KeynesianBaru bertujuan untuk memperbaiki
ketidaksempurnaan tersebut dengan cara memperbaiki carapendekatan dalam
menentukan keseimbangan kegiatan ekonomi dengan menggunakan analisi AD-AS.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimksud Penawaran Agregat ?
2. Bagaimana kurva penawaran agregat?
3. Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang bentuknya vertical?
4. Mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser?
5. Mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring keatas
6. Mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek dapat bergeser?
7. Apa saja Dampak pergeseran penawaran agregat?
C. Tujuan Pembahasan
3. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang bentuknya vertikal.
4. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat jangka panjang dapat bergeser.
5. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat janka pendek miring ke atas.
6. Untuk mengetahui mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek dapat bergeser.
PEMBAHASAN
Bentuk kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertikal, pada intinya,
hanyalah suatu penerapan konsep dikotomi klasik dan kenetralan moneter. Seperti yang
telah kita bahas, teori ekonomi makro yang klasik didasarkan pada asumsi bahwa
variabel-variabel riil tidak bergantung pada variabel-variabel nominal. Kurva penawaran
agregat jangka panjang konsisten dengan gagasan ini karena hal ini menyatakan secara
tidak langsung bahwa jumlah output (variabel riil) tidak bergantung pada tingkat harga
(variabel nominal). Seperti yang dicatat sebelumnya, sebagian besar ekonom percaya
bahwa prinsip ini bekerja ketika mempelajari kondisi ekonomi selama periode waktu
yang lama, namun tidak ketika mempelajari perubahan tahun ke tahun. Jadi, kurva
penawaran agregat berbentuk vertikal hanya d+lam jangka panjang.
Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang menunjukan jumlah barang dan
jasa yang diperkirakan oleh teori ekonomi makro klasir. Tingkat produksi ini sering kali
disebut output potensial atau output alamiah karena menunjukan apa yang dihasilkan
dalam ekonomi ketika pengangguran pada kondisi tingkat alamiahnya atau normal.
Tingkat output alamiah adalah tingkat produksi yang akan terjadi dalam perekonomian
jangka panjang.
Misalkan bahwa suatu perekonomi memiliki tingkat imigrasi yang tinggi. Karena
jumlah pekerja akan lebih besar maka. Junilahari penawaran barang dan jasa akan
meningkat. Hasilnya, kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke kanan.
Sebaliknya, jika banyak pekerja meninggalkan pekerjaannya ke luar negeri, kurva
penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke kiri.
Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang juga bergantung pada tingkat
pengangguran alamiah sehingga jika terjadi perubahan dalam tingkat pengangguran
alamiah maka akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang. Sebagai contoh,
jika upah minimum diberlakukan pada pasar tingkat upah bersih, pengangguran alamiah
rata-rata meningkat dan kegiatan perekonomian akan menghasilkan lebih sedikit jumlah
barang dan jasa. Akibatnya, kurva penawaran agregat jangka panjang akan bergeser ke
kiri. Sebaliknya,jika terjadi perubahan dalam sistem kesejahteraan pengangguran yang
mendorong pengangguran untuk mencari pekerjaan baru dengan lebih giat, pengangguran
alamiah rata-rata akan menurun, dan kurva penawaran agregat jangka panjang akan
bergeser ke kanan.
Pergeseran yang Berasal dari Pengetahuan Teknologi Mungkin alasan yang paling
penting yang menjelaskan mengapa akhir-akhir ini perekonomian memproduksi lebih
banyak dibandingkan dengan generasi sebelumnya adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi kita telah maju. Penemuan komputer, sebagai contoh, telah membuat kita
mampu membuat lebih banyak barang dan jasa dari jumlah tenaga kerja, modal, dan
sumber daya alam pada tingkat tertentu. Sebagai hasilnya, hal ini menggeser kurva
penawaran agregat jangka panjang ke kanan.
Untuk melihat implikasi dåri kekakuan harga terhadap penawaran agregat, anggap
bahwa setiap perusahaan dalam suatu perekonomian mengumumkan harga-harganya
berdasarkan kondisi ekonomi yang diramalkan terjadi pada masa depan. Selanjutnya,
setelah harga diumumkan, ekonomi mengalami hal yang tidak diperkirakan, yaitu
penyusutan jumlah uang beredar, yang (seperti telah kita pelajari) akan mengurangi
keseluruhan tingkat harga dalam jangka panjang. Walaupun beberapa perusahaan
mengurangi harga produk mereka secepatnya dalam merespons perubahan kondisi
ekonomi, perusahaan Iain mungkin tidak ingin mengadakan tambahan biaya menu
sehingga menjadi tertinggal sementara. Karena ketertinggalan ini perusahaan menetapkan
harga yang terlalu tinggi, penjualan menurun. Penurunan penjualan, pada gilirannya,
menyebabkan perusahaan mengurangi produksi dan pekerja. Dengan kata Iain, karena
tidak semua harga menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan kondisi,
penurunan tingkat harga yang tidak diharapkan menjadikan beberapa perusahaan
menetapkan hargg yang lebih tinggi dariyang diharapkan. Harga yang lebih tinggi dari
yang diinginkan ini menekan penjualan dan memaksa perusahaan untuk mengurangi
jumlah barang danjasa yang mereka produksi.
Variabel baru dan penting yang memengaruhi letak kurva penawaran agregat jangka pendek
adalah tingkat harga yang diharapkan oleh masyarakat. Seperti yang telah kita dBkusikan,
jumlah penawaran barang dan jasa bergantung—dalam jangka pendek—pada kekakuan upah,
kekakuan harga, dan kesalahan persepsi. Karena upah, harga, dan persepsi adalah suatu
kesatuan dasar pengharapan pada tingkat harga maka ketika pengharapan berubah maka
kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser.
Untuk membuat pemikiran ini menjadi lebih konkret, mari kita gunakan salah satu teori
penawaran agregat—-teori kekakuan upah. Menurut teori ini, ketika pekerja dan perusahaan
mengaharapkan tingkat harga menjadi tinggi, mereka biasanya melakukan negosiasi nominal
upah yang lebih tinggi. Upah yang tinggi meningkatkan biaya perusahaan dan, untuk setiap
tingkat harga tertentu, mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa oleh perusahaan.
Dengan demikian, ketika naiknya tingkat harga yang diharapkan, upah menjadi lebih tinggi
biaya bertambah, dan perusahaan menawarkan lebih sedikit jumlah barang dan jasa pada
setiap tingkat harga tertentu sehingga kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke
kiri Sebaliknya, ketika turunnya tingkat harga yang diharapkan, upah lebih sedikit, biaya
menurun. perusahaan meningkatkan produksi pada tingkat harga tertentu dan kurva
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kanan.
Logika yang sama juga berlaku pada setiap teori penawaran agregat. Hal yang dapat diambil
sebagai pelajaran adalah: Peningkatan tingkat harga yang diharapkan mengurang jumlah
penawaran barang dan jasa dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri.
Penurunan tingkat harga yang diharapkan meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa
dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke arah kanan. Seperti yang akan
kita lihat pada bagian berikutnya, pengaruh harapan terhadap posisi kurva penawaran agrega
jangka pendek memegang peranan penting dalam merekonsiliasi perilaku ekonomi jangka
pendek dengan tingkah laku ekonomi jangka panjangnya. Pada jangka pendek, harapan dibua
tetap, dan ekonomi menemukan dirinya berada di persimpangan kurva permintaan agrega
dengan kurva penawaran agregat jangka pendek. Pada jangka panjang, harapan disesuaika
dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser. Pergeseran ini memastikan bahwa
ekonomi pada akhirnya akan menemukan dirinya berada di persimpangan kurva permintaan
agregat dan kurva penawaran agregat jangka panjang.
Apa yang harus dilakukan oleh para pembuat kebijakan ketika dihadapkan pada stagflasi?
Tidak ada pilihan yang mudah. Satu hal yang mungkin dilakukan adalah tidak melakukan
apa-apa. Dalam kasus ini hasil barang dan jasa tetap ditekan pada Y2 untuk sementara.
Namun pada akhirnya, resesi ini akan berangsur pulih dengan sendirinya seiring dengan
upah, harga dan persepsi menyesuaikan diri dengan biaya produksi yang lebih tinggi. Periode
output yang rendah dan pengangguran yang tinggi, misalnya, menekan upah buruh. Upah
yang lebih rendah, pada gilirannya, meningkatkan jumlah penawaran Output. Seiring
berjalannya waktu ketika kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser kembali ke AS1
tingkat harga akan jatuh dan jumlah output mendekati tingkat alamiah. Dalam jangka
panjang perekonomian akan kembali ke titik A dimana kurva permintaan agregat melintasi
kurva penawaran agregat. Selain itu, para pembuat kebijakan yang mengontrol kebijakan
moneter dan fiskal dapat berusaha untuk mengimbangi beberapa dampak pergeseran pada
kurva penawaran agregat jangka pendek ini dengan menggeser kurva permintaan agregat.
Kemingkinan ini ditunjukan pada gambar dibawah ini,
Pada kasus ini perubahan-perubahan kebijakan akan menggeser kurva permintaan agregat
kekanan dari Ad1 ke Ad2, cukup tepat untuk mencegah pergeseran pada penawaran agregat
agar tidak mempengaruhi output. Perekonomian bergerak secara langsung dari
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menjaga agar perekonomian tetap dalam kondisi yang stabil dan setiap negara pasti
ingin keberhasilan dalam pembangunan negaranya Maka terdapat dua kebijakan yang ada dan
dilakukan oleh pemerintah,yaitu ada kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter
berfokus untuk meningkatkan atau menambah dan mengurangi suply uang. Sedangkan
kebijakan fiskal menggunakan anggaran pemerintah serta pajak dan kedua kebijakan tersebut
untuk menstabilisasikan ekonomi suatu negara.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi, seperti tingkat suku bunga, inflasi, anggaran
belanja yang dapat menyebabkan utang pemerintah dan masih banyak lagi. Stabilisasi ekonomi
dapat diartikan sebagai usaha-usaha untuk memperbaiki keseimbangan antara penawaran dan
permintaan agregat dalam perekonomian. Kebijakan stabilisasi memiliki tujuan yaitu untuk
mengurangi inflasi dan memperkuat posisi neraca pembayaran internasional.Tindakan stabilisasi
yang harus dilakukan adalah membatasi permintaan agregat, sehingga sesuai dengan kapasitas
penawaran.
Kebijakan fiskal merupakan suatu tindakan pemerintah dalam mengatur perekonomian melalui
anggaran belanja negara, dan biasanya dikaitkan dengan masalah perpajakan. Kebijakan moneter
merupakan sekumpulan aktivitas pemerintah di dalam mengatur perekonomian melalu peredaran
uang dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh
positif dan negatif dari peredaran uang dan tingkat suku bunga. Anggaran belanja yang
berimbang setiap tahun tidak mungkin terjadi. Seandainya terjadi,anggaran belanja akan
membuat perekonomian tidak stabil. Anggaran belanja yang berimbang secara siklis akan
berperan sebagai stabilisator,disamping akan mengekang pertumbuhan pengeluaran pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, ada beberapa saran yang dapat
dijadikan sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam memformulasikan kebijakan
stabilisasi dan utang pemerintah, yaitu sebagai berikut :
1. Apabila suatu negara ingin sukses dalam pembangunan, maka negara tersebut juga harus
stabil dalam bidang apapun. Agar pembangunan tersebut berhasil dan stabil, maka ada
dua kebijakan stabilisasi, yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
2. Jadi agar tidak terjadinya inflasi, maka jangan ada ketakutan yang berlebih atas defisit
yang berkelanjutan. Karena apabila ketakutan berlebih terhadap defisit yang terus
menerus, maka defisit tersebut akan mendesak bank sentral untuk menambah uang
beredar sehingga sama saja akan menimbulkan inflasi.
3. Untuk mengurangi aktivitang utang negara atau utang pemerintah, maka pemerintah
mengambil kebijakan fiskal ekspansif dimana belanja negara lebih besar dari pada
pendapatan negara utnuk mendorong perekonomian terus berkembang.
4. Agar tidak adanya utang negara maka negara harus meningkatkan infrastruktur dan
indeks pembangunan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kemenkeu.go.id/menjawabutang
https://sukasada.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-
ekonomi-59