Professional Documents
Culture Documents
1 Cinthia Carolina Dahoklory
1 Cinthia Carolina Dahoklory
OLEH :
CINTHIA CAROLINA DAHOKLORY
NPM : 12114201170020
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan
OLEH :
CINTHIA CAROLINA DAHOKLORY
NPM. 12114201170020
Kami menyatakan menerima dan menyetujui Skripsi ini yang disusun oleh (Cinthia
Carolina Dahoklory NPM 12114201170020) untuk diuji.
Pembimbing I Pembimbing II
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
1. Karya tulis ini adalah karya orinsil sendiri melalui proses penelitian, dan
dalam karya tulis ini terdapat karya atau pendapat orang lain, kecuali secara
tertulis penulis menyebutkan penulis dari sumber aslinya atau dari sumber
orang lain, sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka.
2. Saya menyerahkan hak milik atas karya tulis ini kepada Universitas Kristen
Indonesia Maluku berhak melakukan pengolaan atas karya tulis ini sesuai
dengan norma hukum dan etika yang berlaku.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila dikemudian
hari terbukti tidak sesuai dengan pernyataan ini, saya bersedia
menerima sanksi
akademik sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Kristen Indonesia
Maluku dan perundang-undangan yang berlaku.
Ambon, Juli 2021
Yang Memberi Penyataan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Essa, atas kasih dan rahmatNya
sehingga penyusunan Skripsi dengan judul “ Studi Literatur Pengaruh penerapan
terapi musik klasik dan terapi aktivitas kelompok terhadap penurunan gejala
perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia ” ini dapat terselesaikan.
iv
9. Teman-teman angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi bagi penulis hingga terselesaikan skripsi ini.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
ABSTRAK................................................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................9
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................9
viii
D. Tinjauan Umum Terapi Aktivitas Kelompok................................................27
E. Kerangka Konsep Penelitian..........................................................................44
A. Jenis Penelitian............................................................................................45
B. Tahapan Sytematika Riview........................................................................45
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling......................................................53
D. Variabel Penelitian......................................................................................55
E. Analisa Data................................................................................................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................56
A. Hasil.............................................................................................................56
B. Pembahasan.................................................................................................75
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................94
LAMPIRAN ...................................................................................................102
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
LAMPIRAN
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tergolong sebagai penyakit mental yang parah (Popovic et al., 2019). Selain
mencederai diri sendiri dan orang lain, halusinasi, depresi, rasa bersalah/harga
gangguan mental mencapai 21 juta jiwa dan secara umum terdapat 23 juta
Tahun 2007, 2013 dan 2018 menunjukan di Indonesia gangguan jiwa dengan
2007 prevalensi gangguan jiwa di Indonesia sebesar 4.1 per mil, ditahun 2013
mengalami penurunan menjadi 1.7 per mil dan rentang tahun 2013 - 2018
mengalami peningkatan 4 kali lipat selama 5 tahun terakhir menjadi 7 per mil.
Hal ini sejalan dengan data yang didapatkan dari rekam medik di RSKD
1
Provinsi Maluku, dimana jumlah prevalensi pasien skizofernia, yaitu pada
tahun 2018 berjumlah 414 pasien, pada tahun 2019 mengalami penurunan
berjumlah 290 pasien, dan data tiga bulan terakhir di tahun 2020 berjumlah 66
pasien. Data ini tidak sejalan dengan data peningkatan pasien perilaku
melukai dirinya, orang lain bahkan lingkungan sekitarnya baik secara fisik
maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu
(Muhith, 2015). Perilaku kekerasan sebagai salah satu gejala skizofrenia perlu
dilakukan oleh Fisher pada tahun 2016, pada Klinik Psikiatri Amerika Utara,
di dapatkan hasil 25% hingga 35% pasien rawat inap menunjukkan perilaku
kekerasan selama dirawat dirumah sakit. Dampak yang timbul bahwa tenaga
restrain atau pengekangan yang bisa mempengaruhi risiko fisik dan psikologis
pasien (Pinna et al., 2016). Dengan hal ini maka pasien dengan perilaku
kekerasan harus di tangani dengan penanganan atau intervensi yang tepat. Jika
2
berdampak pada diri pasien sendiri, orang lain bahkan dapat merusak
lingkungannya.
perhatian lebih dari pihak keluarga. Selain itu juga salah satu
musik. Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi yang
Musik yang biasa digunakan untuk terapi ialah musik yang lembut,
memiliki irama dan nada - nada teratur seperti instrumental dan musik klasik.
dan musik klasik menyediakan variasi stimulasi yang sedemikian luasnya bagi
3
pemberian terapi musik klasik selama 30 menit, dan karakteristik pasien yang
dapat mengikuti pemberian terapi musik ialah pasien yang telah diamati tanda
dan gejala resiko perilaku kekerasan yang terdiri dari 35 item dengan pilihan
jawaban yaitu masuk dalam 3 katagori, katagori ringan <11, katagori sedang
12-24 , katagori berat >24. Dengan lembar kuesioner penilaian tanda dan
respon perilaku, respon sosial, respon verbal, respon fisik, respon spritual.
Clyderman, Suzanne, Ciani, Yanni, Yiruma dan masi banyak lainnya. (Aprini
sama. Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas
4
baru yang adiktif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Terapi
oleh perawat terlatih terhadap pasien dengan masalah keperawatan yang sama
(Keliat & Akemat, 2012). Kriteria pasien untuk mengikuti TAK ialah pasien
yang sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif,
dari hasil kuesioner pada hari pertama pasien A sebanyak 28% mengalami
penurunan perilaku kekerasan pada hari kedua menjadi 25% dari perilaku
dalam penelitian ini ialah dengan cara pengamat dan memberikan tanda check
list pada daftar kuesioner yang berisi 35 poin tanda dan gejala resiko perilaku
dan gejala resiko perilaku kekerasan yang terdiri dari 35 item dengan pilihan
jawaban yaitu masuk dalam 3 kategori - kategori ringan <11, kategori sedang
12-24, kategori berat >24. Lembar kuesioner tanda dan gejala resiko perilaku
5
kekerasan meliputi respon fisiologik, respon emosi, respon perilaku, respon
sampel penelitian ini adalah pasien dengan gangguan perilaku kekerasan yang
pasien pada tahun 2019 dan meningkat menjadi 112 pasien di tahun 2020. Hal
ini sejalan dengan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSKD. Hasil
wawancara dengan kepala ruangan sub akut laki di RSKD Provinsi Maluku
di RSKD belum pernah dilakukan terapi musik klasik oleh perawat, dengan
6
alasan, terapi musik klasik hanya dilakukan oleh Koas atau setara dengan
Profesi Dokter.
perilaku kekerasan, tanda dan gejala, cara yang biasa dilakukan pasien ketika
pada situasi yang nyata. Dan untuk meningkatkan kemampuan dan memberi
modalitas dengan teknik terapi musik klasik. Dengan hal ini, maka
tahun 2019 di RSKD Provinsi Maluku, bahwa terapi musik klasik secara
skor GAF Scalle yaitu 51-60 (sedang), halusinasi mulai berkurang, gelisah
ringan, cukup kooperatif, komunikasi relevan, kontak mata dan verbal positif,
7
orang pasien skizofrenia yang diambil dengan teknik purposive sampling dan
(GAF Scale) sebelum dan sesudah diterapi musik klasik Symphony Nomor 9
karya Ludwig Van Beethoven, dalam waktu 30 menit, setiap sesi selama tujuh
dengan kepala ruangan sub akut wanita pada tanggal 6 mei 2021 di RSKD
dilakukan secara terus menerus, dan ketika melakukan kegiatan pada setiap
sesi tidak dapat diselesaikan, karena tergantung kondisi dan kesehatan mental
teknik dan penentuan kriteria pasien yang mengikuti TAK. Menurut Struat
(2016) bahwa, kriteria pasien untuk mengikuti TAK ialah pasien yang sudah
punya diaknosis yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak
terlalu berat. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap sesi terapi aktivitas
yang diberikan, karena sudah pasti, pasien yang dapat melakukan terapi
aktivitas kelompok, ialah pasien yang sudah lolos sesuai dengan kriteria untuk
8
dilakukan terapi aktivitas kelompok. Dan belakangan ini terapi aktivitas
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
skizofrenia.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat teoritis
9
musik klasik dan terapi aktivitas kelompok terhadap penurunan perilaku
kekerasan.
b. Manfaat praktis
melakukan penelitian sejenis dan lebih lanjut dalam bidang yang sama.
b. Bagi perawat
c. Bagi Institusi
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Skizofrenia
2. Etiologi Skizofrenia
disebabkan oleh satu faktor penyebab saja, akan tetapi dari berbagai
skizoprenia diantaranya:
11
substance abuse) pada masa kanak-kanak berisiko 4,7 kali mengalami
gejala psikotik.
traumatis dan diperbesar 2,5 kali lipat untuk setiap trauma tambaan.
b. Faktor biologis
12
pada otak). Namun kelainan tersebut bukanlah menjadi faktor utama
orang dengan skizofrenia karena hal tersebut tidak hanya terjadi pada
skizofrenia saja.
13
a. Gejala positif, yaitu gejala psikosis seperti halusinasi, delusi, dan
berbagai hal.
14
2. Gejala agresif, para klinis membagi gejala perilaku agresif menjadi
yang direncanakan)
c. Penatalaksanaan Skizofrenia
a. Terapi Biologis
15
dalam dosis yang tinggi (orang tersebut dapat dengan mudah
dilakukan hingga saat ini. Sebelum proses ECT yang lebih manusiawi
16
b. Terapi Psikososial
yang dialami di usia dini. Pada terapi psikososial terdapat dua bagian
17
keluarga diberi informasi tentang cara-cara mengekspresikan
1. Pengertian
tingkah laku tersebut (Direja, 2011). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk
dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat berlangsung kekerasan atau riwayat
marah akibat tidak mampu klien untuk mengatasi stressor lingkungan yang
Tanda dan gejala perilaku kekerasan: muka merah dan tegang, mata
kuat, bicara kasa, suara meninggi, menjerit dan berteriak, mengancam secara
verbal dan fisik, melempar atau memukul benda/ orang lain, merusak barang
18
atau benda, tidak mempunyai kemampuan mencegah/ mengontrol perilaku
Menurut Ismaya & Asti (2019), Tanda dan gejala pasien yang mengalami
2. Tangan mengepal.
6. Jalan mondar-mandir.
9. Bicara kasar.
Adaptif Maladaptif
19
1. Assersif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai
perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
kemarahan.
hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung
20
dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Struart yang
a. Faktor Predisposisi
penggunaan NAPZA
21
b. Faktor Presipitasi
setiap individu bersifat unik, berbeda satu orang dengan orang yang
Infeksi proses terapi Gangguan harga diri rendah kronis Isolasi sosial
22
6. Penatalaksanaan
Restrain adalah aplikasi langsung kekuatan fisik pada individu, tanpa injin
orang lain dari cidera pada saat pasien lagi marah ataupun amuk (Hastuti,
yaitu dengan cara medis dan non medis. Terapi medis untuk pasien
tinggi dan ada yang digunakan dosis efektif rendah, tetapi meskipun
demikian keduanya mempunyai efek anti tegang, anti cemas, dan anti
agitasi (Eko Prabowo, 2014). Untuk terapi non medis seperti terapi
a. Terapi Medis
23
Fsikomarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk
direspkan oleh dokter pada waktu dan dosis yang tepat karena
b. Tindakan Keperawatan:
kekerasan secara fisik dapat dilakukan dengan cara latihan tarik nafas
dalam, dan pukul kasur atau bantal. Mengontrol secara verbal yaitu
benar (benar klien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar
waktu minum obat, dan benar dosis obat), (Sujarwo & Livana, 2019).
24
C. Tinjauan Umum Terapi Musik Klasik
Bruscia, 2014). Sendangkan musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau
(KBBI) klasik adalah bersifat seperti seni klasik, yaitu sederhana, serasi dan
tidak berlebihan. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa terapi musik
klasik adalah suatu ilmu atau seni yang menyusun bunyi atau nada secara
Menurut Campbell. Efek Mozart (2010) manfaat dari terapi musik adalah
bagi kesehatan dan fungsi kerja otak yang telah diketahui sejak zaman dahulu.
25
dengan mendengarkan permainan alat musik seperti harpa secara psikologis
Efek terapi musik pada sistem limbik dan saraf otonom adalah
pelepasan zat kimia Gamma Amino Butyic Acid (GABA). Enkefallin atau
cemas dan memperbaiki suasana hati (mood) pasien (Djohan, 2016). Musik
yang dapat digunakan untuk terapi musik pada umumnya musik yang lembut,
memiliki nada-nada dan irama yang teratur atau instrumentalia, yaitu musik
sangat luas. Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya
daripada variasi bunyi yang lainya, karena musik klasik menyediakan variasi
sekolah, klinik, rumah sakit, pusat, rumah kelompok, panti jompo, pusat
Populasi klien termasuk anak-anak autis dan gangguan emosi, orang dewasa
26
dengan gangguan kejiwaan, anak-anak dan orang dewasa yang cacat
Terapi musik juga digunakan untuk membantu individu yang sehat dalam
pengaturan berikutnya, dari satu populasi pasien ke yang lain, dan dari satu
27
psikologis, mulai dari psikoanalitik hingga eksistensial hingga kognitif
1. Pengertian TAK
realitas pada pasien dengan gangguan orientasi realitas (Keliat & Akemat,
2010).
28
memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah sudah punya diagnosa
yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat.
a. Struktur
b. Ukuran
berbeda.
c. Lamanya sesi
Lamanya sesi yang ideal adalah 20-40 menit untuk kelompok fungsi
d. Komunikasi
29
Tugas utama pemimpin kelompok adalah mengobservasi dan
berkomunikasi
emosional.
e. Peran
melibatkan proses dan fungsi kelompok. Jenis peran ini dipecah lagi
30
penanya, fasilitator, pembuat kesimpulan, penilaian dan penggagas.
f. Kekuatan
g. Norma
dalam kelompok.
h. Kohesi
31
terhadap tingkat kohesi antara lain kesepakatan anggota pada tujuan
kelompok.
2. Manfaat TAK
(reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari
orang lain. Selain itu, terapi ini juga dapat meningktakan kesadaran
afektif.
32
3. Tahapan Perkembangan TAK
a. Fase Prakelompok
b. Fase Awal
33
Tahap awal mencakup pertemuan dimana anggota kelompok mulai
berbagai peran.
34
Kohesif Resistensi Mengeskpresika Peran baru diadopsi,
terhadap n pendapat standar baru berkembang
kelompok pribadi tentang dalam kelompok,
diatasi oleh tugas lkekompokan
anggota dikembangkan.
c. Fase Kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim yang solid. Perasaan
d. Fase Terminasi
35
1. Sesi 1: Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
mengkonsumsi obat.
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
nama)
nama)
36
b. Evaluasi
c. Kontak
selesai.
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
pasien
37
b. Tindak lanjut
6. Jenis TAK
berikut:
5) Mengemukakan perasaanya.
38
Pasien pada terapi aktivitas kelompok stimulasi
4) Mengekspresikan perasaan.
39
secara didaktif. Tujuan terapi ini anatara lain agar penderita
3) Penderita kooperatif
40
1) Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
peran ini adalah sikap responsif dan aktif berempati, memiliki ketulusan,
41
serta kemampuan konfrontasi. Selain itu tanggung jawab dan kualitas
Selain pendapat di atas, ada juga yang membagi peran perawat jiwa
terapis.
42
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai
kelompok.
E. Kerangka Konsep
Terapi Musik
Klasik Perubuhan Gejala Perilaku Kekerasan
Terapi aktivitas
kelompok
43
Keterangan
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
: Hubungan
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
sebagai berikut :
pasien skizofrenia.
45
Pertanyaan penelitian berdasarkan PICO adalah Bagaimana
skizofrenia?.
2. Menyusun Protokol
Meta Analyses).
a. Pencarian data
2020.
b. Screening data
46
ditemukan pada pencarian data, kemudian peneliti membaca
ekslusi)
47
Gambar 3.1 Diagram PRISMA tahapan Systematic Review
“Pengaruh penerapan terapi musik klasik dan terapi aktivitas kelompok terhadap
(google Scholar)
( n = 848)
Screening
48
3. Ekstraksi Data
49
No. Judul Jurnal Tahun Kata Kunci Metode penelitian Lokasi
1. Tanda Gejala Dan Kemampuan Mengontrol 2016 ‘’Terapi musik klasik’’ Kuantitatif Rumah Sakit Jiwa
Perilaku Kekerasan Dengan Terapi Musik
DAN ‘’Perilaku kekerasan’’ Daerah Soerakarta
Klasik Dan Rational Emotive Cognitif
Behavior Therapy
2. Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart 2016 ‘’Terapi musik klasik’’ Deskriptif RSJD Dr. RM
Soedjarwadi Klaten
Orkestra Terhadap Frekuensi Perilaku DAN ‘’Perilaku kekerasan’’
Provinsi Jawa Tengah
kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di RSJD
50
3. Terapi musik klasik terhadap perubahan 2016 ‘’Terapi musik klasik’’ Kuantitatif Kunti Rumah Sakit
gejala perilaku agresif pasien skizofrenia DAN ‘’Perilaku kekerasan’’ Jiwa Provinsi Bali
4. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi 2017 ‘’Terapi aktivitas Cross-sectional Rumah Sakit Ernaldi
berhubungan dengan kemampuan pasien dalam kelompok’’ DAN ‘’Perilaku Bahar, Sumatera
5. Efektifitas TAK Stimulasi Persepsi Terhadap 2019 ‘’Terapi aktivitas Kuantitatif RSJ Prof, HB. Sa’
Ekspresi Kemarahan Pada Klien Dengan kelompok’’ DAN ‘’Perilaku anin Padang
6. Penurunan Gejala Risiko Perilaku Kekerasan 2020 ‘’Terapi aktivitas Kuantitatif Di Rumah Sakit Jiwa
Pada Pasien Skizofrenia Melalui Terapi Prof.Dr. Muhammad
kelompok’’ DAN ‘’Perilaku
Iidrem Provsu Kota
51
Aktivitas Kelompok kekerasan’’ Medan.
7. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Asertif 2016 ‘’Terapi aktivitas Kuantitatif Rumah Sakit Dr.
Terhadap Perubahan Perilaku Kekerasan Pada Amino Gondo
kelompok’’ DAN ‘’Perilaku
Pasien Perilaku Kekerasan Hutomo
kekerasan’’
8. Terapi Kelompok Suportif Asertif Menurunkan 2016 ‘’Terapi aktivitas Kualitatif Rumah Sakit Jiwa
Nilai Perilaku Kekerasan Pasien Skizofrenia kelompok’’ DAN ‘’Perilaku Menur Surabaya
King.
52
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi
2. Sampel
pasien skizofrenia.
3. Teknik Sampling
53
Penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar
a. Kriteria inklusi
skizofrenia.
artikel,research artikel
b. Kriteria Ekslusi
skizofrenia
54
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
1. Variabel independen/bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terapi musik klasik dan
2. Variabel dependen/terikat
E. Analisa Data
Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstraksi data, maka analisis
55
BAB IV
A. Hasil
Hasil systematic review pengaruh penerapan terapi musik klasik, dan terapi aktivitas kelompok terhadap
penurunan gejala perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia
NO Judul Penelitian Tahun Lokasi Tujuan Desain Jumlah Metode Teknik Intervensi Hasil
Peneliti responden Penguku analisis
an ran
Kuantitatif Hari Pertama : Hasil menunjukan
1. Tanda Gejala Dan 2016 Rumah Untuk quasi 64 lembar Analisis - Berikan terapi
adanya penurunan
Kemampuan Sakit mengetahui experim responden kuesioner Inferensial musik,
- Identifikasi nilai ambang marah
Mengontrol Jiwa efektifitas ent with kejadian dan respons
sebelum dan
Perilaku Kekerasan Daerah terapi musik control terhadap kejadian
sesudah terapi yaitu
Dengan Terapi Soeraka klasik dan group Hari Kedua :
- Berikan terapi nilai ambang marah
Musik Klasik Dan rta rational
musik, sebelum terapi
Rational Emotive emotive - Diskusi dan latihan
melawan keyakinan adalah 8 untuk
Cognitif Behavior cognitive
irasional terhadap kasus I dan 10
Therapy behaviour kejadian
untuk kasus II,
56
sesudah terapi
therapy Hari Ketiga :
- Berikan terapi ambang marah
terhadap
musik, turun menjadi 2
perubahan - Diskusi dan
latihan melawan pada kasus I dan 3
tanda dan
pikiran negatif yang pada kasus II.
gejala pertama
Semakin rendah
kemampuan
Hari Keempat : ambang marah
klien - Berikan terapi
musik, maka semakin
mengontrol
- Diskusi dan bagus pasien dalam
perilaku latihan melawan
pikiran negatif yang mengontrol marah.
kekerasan
kedua Terapi musik, dzikir
57
negatif yang kedua. klien.
2. Pengaruh Terapi 2016 di untuk Quasy 12 Kuesioner Kuantitatif - Bina hubungan Ada pengaruh
Musik Klasik RSJD mengetahui eksperi responden Analisis saling percaya terapi musik klasik
Mozart Orkestra Dr. RM pengaruh mental Deskriptif dengan pasien Mozart terhadap
Terhadap Frekuensi Soedjar terapi musik dengan - Kontrol marah frekuensi perilaku
Perilaku kekerasan wadi klasik kelomp dengan relaksasi kekerasan pada
Pada Pasien Klaten mozart ok musik. pasien skizofrenia
Skizofrenia Di Provins orkestra kontrol - Ukur vital sign Hasil menunjukan
RSJD Dr. RM i Jawa terhadap dan - Evaluasi setiap adanya perubahan
SOEDJARWADI Tengah frekuensi kelomp tindakan frekuensi perilaku
KLATEN. perilaku ok kekerasan sebelum
kekerasan interve dan sesudah
pada pasien nsi. dilakukan terapi
skizofrenia musik klasik
di RSJD Dr. Mozart orkestra
RM yaitu dengan
58
Soedjarwadi kategori rendah
Klaten sebanyak 7
Provinsi responden
Jawa (58,33%), sedang
Tengah sebanyak 3
responden (25%)
dan kategori tinggi
sebanyak 2
responden (16,66%)
sebelum dilakukan
terapi musik klasik
mozart orkestra,
dan 12 responden
dengan kategori
rendah sesudah
dilakukan terapi
music klasik
orkestra
Berdasarkan uji
59
statistik Wilcoxon
Match Paired Test
menunjukan hasil
yang bermakna
dengan signifikasi
p=0,011 dengan α=
0,05. Data ini
menunjukan H0
ditolak sehingga
terjadi penurunan
perilaku kekerasan
setelah dilakukan
terapi musik klasik
Mozart orkestra.
Rerata pretest 3,08
dan posttest 0,67
sehingga selisih
rata-rata pretest-
postest sebesar
60
2,41.
3 Terapi musik klasik 2016 Ruang untuk One- 15 observasi Kuantitatif Perilaku agresif
terhadap perubahan Kunti mengetahui group responden Analisis pasien skizofrenia
gejala perilaku RSJ pengaruh pretest- Inferensial setelah diberihkan
agresif pasien Provins terapi musik posttest terapi musik
skizofrenia i Bali klasik design. sebagian besar
terhadap yaitu sebanyal 12
perubahan orang (80%) dalam
gejala kategori ringan.
perilaku Hasil uji statistik
agresis pada Wilcoxon Sign
pasien Rank Test
skizofrenia didapatkan p=0,000
< α 0,010 berarti
ada pengaruh yang
sangat signifikan
pemberian terapi
musik klasik
61
terhadap perubahan
gejala perilaku
agresif pada pasien
skizofrenia.
62
behavior. Rumah antara terapi
Sakit aktivitas kelompok
Ernaldi stimulasi persepsi
Bahar, dengan kemampuan
Sumatera pasien mengontrol
Selatan perilaku kekerasan.
Sebagian besar
responden yang
mengikuti Terapi
Aktivitas
Kelompok (TAK)
stimulasi persepsi
secara lengkap
sebesar 18
responden (78,3%),
sebagian besar
responden dengan
kemampuan pasien
mengontrol
63
perilaku kekerasan
sebesar yaitu 13
responden (56,5%).
Ada hubungan
bermakna antara
Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK)
dengan kemampuan
pasien mengontrol
perilaku kekerasan
dengan p-
value=0,01 >α
(α=0,05).
5 Efektifitas TAK 2019 di RSJ Untuk Pra- 18 Interview Kuantitatif Berdasarkan hasil
Stimulasi Persepsi Prof, mengetahui eksperi responden dan Analisis penelitian dapat
Terhadap Ekspresi HB. keefektifan men observasi Inferensial dilihat bahwa
Kemarahan Pada Sa’ terapi dengan terdapat perbedaan
Klien Dengan anin aktivitas pendek rata-rata tingkat
Riwayat Perilaku kelompok atan ekspresi kemarahan
64
kekerasan Di Padang stimulasi pre- klien perilaku
Ruang MPKP persepsi post kekerasan antara
Gelatik RSJ Prof, terhadap test sebelum dan
HB, Sa’anin ekspresi group sesudah dilakukan
Padang kemarahan design terapi aktivitas
pada klien kelompok :
dengan stimulasi persepsi
riwayat yaitu dari 10,22
perilaku menjadi 6,39
kekerasan di artinya terdapat
ruang perbedaan nilai
gelatik RSJ rata-rata 3, 83.
Prof. HB. Berdasarkan hasil
Sa’anin analisis dengan uji
Padang t-paried melalui
program SPSS
diperoleh nilai p
Value = 0,000
artinya ada
65
perbedaan yang
signifikan antara
ekspresi kemarahan
sebelum dan
sesudah diberikan
terapi aktivitas
kelompok stimulasi
persepsi sehingga
Ha diterima.
Hasil penelitian
6. Penurunan gejala 2020 Di Untuk Quasi 17 Kuesioner Kuantitatif
didapatkan rata-rata
perilaku kekerasan Rumah mengetahui eksperi Responden dan Analisis
sebelum terapi
pada pasien Sakit pengaruh mental lembaran Inferensial
aktivitas kelompok
skizofrenia melalui Jiwa terapi pre- observasi
meliputi respon
terapi aktivitas Prof.Dr aktivitas post
kognitif sebesar
kelompok . kelompok test.
18.35, respon
Muham stimulasi
afektif sebesar
mad persepsi
21.82, respon sosial
Iidrem terhadap
66
sebesar 23.00,
Provsu perubahan
respon perilaku
Kota gejala risiko
sebesar 18,71 dan
Medan.
nilai komposit
sebesar 81.81.
Gejala risiko
perilaku kekerasan
pasien skizofrenia
dirata-ratakan
setelah terapi
aktivitas kelompok
meliputi respon
kognitif sebesar
10.88, respon
afektif sebesar
11.94, respon sosial
sebesar 12.18,
respon perilaku
sebesar 110,00 dan
nilai komposit
67
sebesar 45 dan
Pengaruh Terapi Quasi 71 metode Kuantitatif
Hasil Uji Paired
7. Aktivitas 2016 Rumah Untuk eksperi responden wawancar Analisis
Sample Test
Kelompok Asertif sakit mengetahui ment a dan Inferensial
menunjukkan
Terhadap Dr. pengaruh dengan mengisi
bahwa ada
Perubahan Perilaku Amino terapi mengg kuesioner
pengaruh yang
Kekerasan Pada Gondo aktivitas unakan
signifikan pada
Pasien Perilaku Hutom kelompok pendek
perubahan gejala
Kekerasan o asertif atan
risiko perilaku
one
kekerasan pada
group
pasien skizofrenia
sebelum dan setelah
dilakukan terapi
aktivitas kelompok
dengan nilai p-
value = 0,000 (p≤
0,05).
8. 2016 24 Kuantitatif Sesi 1.
Terapi Kelompok Kuesioner
quasi Lakukan cara untuk
Responden dan Analisis
Suportif Asertif Rumah Untuk
ekspem mengendalikan
68
Hasil uji wilcoxon
Menurunkan Nilai Sakit menganalisa ent lembaran Inferensial perilaku kekerasan
menunjukan ada
Perilaku Kekerasan Jiwa pengaruh dengan observasi Sesi 2.
pengaruh yang
Pasien Skizofrenia Menur terapi mengg Demontrasi
signifikan antara
Berdasarkan Model Suraba kelompok unakan cara berperilaku
terapi aktivitas
Keperawatan ya suportif pendek asertif,
kelompok asertif
Interaksi King. asertif atan Sesi 3.
terhadap perubahan
terhadap one Latih pasien
perilaku pada
perilaku group menggunakan sistem
pasien perilaku
kekerasan pre test dukungan kelompok
kekerasan Terlihat
pada pasien and (support system)
dari nilai p value
skizofrenia post Sesi 4.
sebesar 0,000 (p<
berdasarkan test Evaluasi pengalaman
0,05), perubahan
interaksi design. yang dipelajari
perilaku dari buruk
King berkaitan dengan
ke baik tampak
penggunaan system
pada hasil
dukungan
penurunan sebelum
mendapat terapi
dan setelah
69
mendapat terapi.
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa sebelum
diberikan terapi
kelompok suportif
asertif, rerata nilai
perilaku kekerasan
kelompok
perlakuan adalah
96,1, sedangkan
pada kelompok
kontrol adalah 75,1.
Setelah diberikan
terapi kelompok
suportif asertif,
rerata nilai perilaku
kekerasan
kelompok
70
perlakuan adalah
58,4, sedangkan
kelompok kontrol
54,8. Hasil uji
didapatkan pada
kelompok
perlakuan ada
perbedaan nilai
perilaku kekerasan
sebelum dan
sesudah diberikan
terapi kelompok
suportif asertif (p=
0,005), dan pada
kelompok kontrol
ada perbedaan
antara nilai perilaku
kekerasan sebelum
dan sesudah
diberikan terapi
71
(p=0,000), serta ada
pengaruh
pemberian terapi
kelompok suportif
asertif terhadap
perilaku kekerasan
(p= 0,045).
Tabel 4.1 Hasil Systematik Review pengaruh penerapan terapi musik klasik, dan terapi aktivitas
kelompok terhadap penurunan gejala perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia.
72
Hasil penelitian dari Heri Setiawan, Budi Anna Keliat dan Ice Yulia Wardani
Dengan Terapi Musik Klasik Dan Rational Emotive Cognitif Behavior Therapy.
Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment with control group, dengan
teknik analisis purposive sampling dan teknik pengukuran data kusioner. Jumlah
komposit yang lebih tinggi pada kelompok intervensi yang mendapat terapi musik
mengontrol perilaku kekerasan yang dimiliki oleh kelompok yang diberikan terapi
musik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan terapi musik.
Uji statistik menggunakan korelasi pearson menghasilkan nilai sebesar 0,003 (p value
< 0,05) yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dan negatif antara
Nilai r menunjukkan negatif artinya semakin tinggi kemampuan maka tanda gejala
perilaku kekerasan semakin menurun, dengan keeratan hubungan yang kuat (r > 0,5).
Hasil penelitian dari Ruthy Ngapiyem (2016) tentang Pengaruh Terapi Musik
Wilcoxon Match Paired Test kelompok kontrol dan kelompok intervensi dan teknik
pengukuran data kusioner , dengan jumlah populasi 12 responden, dengan hasil yang
73
didapatkan ada pengaruh terapi musik klasik Mozart terhadap frekuensi perilaku
kekerasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik Mozart orkestra yaitu
dilakukan terapi musik klasik mozart orkestra, dan 12 responden dengan kategori
rendah sesudah dilakukan terapi musik klasik orkestra. Berdasarkan uji statistik
Wilcoxon Match Paired Test menunjukan hasil yang bermakna dengan signifikasi
p=0,011 dengan α= 0,05. Data ini menunjukan H0 ditolak sehingga terjadi penurunan
perilaku kekerasan setelah dilakukan terapi musik klasik Mozart orkestra. Rerata
pretest 3,08 dan posttest 0,67 sehingga selisih rata-rata pretest-postest sebesar 2,41
Hasil penelitian dari I Wayan Candra, I Gusti Ayu dan I Ketut (2016) tentang
Terapi Musik Klasik Terhadap Perubahan Gejala Perilaku Agresif Pasien Skizofrenia.
teknik analisis consecutive sampling dan metode pengukuran dari hasil observasi,
peningkatan kategori dari sebelum dan sesudah tindakan, dengan kategori sebelum
ialah kategori sedang (73,3%) dan kategori sesudah (80%) menjadi kategori ringan.
Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test didapatkan p=0,000 < α 0,010 berarti ada
pengaruh yang sangat signifikan pemberian terapi musik klasik terhadap perubahan
74
Hasil penelitian dari Widya Arisandy dan Sunarmi (2017) tentang Terapi
Groups are Related With Patient Ability to Control Violence Behavior. Desain
dengan teknik analisis metode study cross-sectional dan teknik pengukuran data yaitu
Hasil penelitian dari Rosa Fitri Amalia (2019) tentang Efektifitas TAK
Perilaku Kekerasan di Ruang MPKP Gelatik RSJ Prof, HB. Sa’anin Padang. Desain
75
analisa Uji t-paired dan teknik pengukuran data interview dan observasi. Jumlah
ekspresi kemarahan klien perilaku kekerasan antara sebelum dan sesudah dilakukan
terapi aktivitas kelompok : stimulasi persepsi yaitu dari 10,22 menjadi 6,39 artinya
terdapat perbedaan nilai rata-rata 3, 83. Berdasarkan hasil analisis dengan uji t-paried
melalui program SPSS diperoleh nilai p Value = 0,000 artinya ada perbedaan yang
signifikan antara ekspresi kemarahan sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas
Hasil penelitian dari Jek Amidos Pardede dan Bijaksana Laia (2020) tentang
Penurunan Gejala Risiko Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia Melalui Terapi
Aktivitas Kelompok. Desain penelitian ini Quasi eksperimental pre-post test dengan
teknik analisis Uji Paired T-Test dan teknik pengukuran data dengan kuesioner dan
rata sebelum terapi aktivitas kelompok meliputi respon kognitif sebesar 18.35, respon
afektif sebesar 21.82, respon sosial sebesar 23.00, respon perilaku sebesar 18,71 dan
nilai komposit sebesar 81.81. Gejala risiko perilaku kekerasan pasien skizofrenia
10.88, respon afektif sebesar 11.94, respon sosial sebesar 12.18, respon perilaku
sebesar 110,00 dan nilai komposit sebesar 45 dan Hasil Uji Paired Sample Test
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada perubahan gejala risiko
76
perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia sebelum dan setelah dilakukan terapi
Hasil penelitian dari Danny Irvanto, Anjas Surtiningrum, dan Ulfa Nurulita
eksperimental pre-post test dengan teknik analisis simple random sampling. dan
71 responden. Hasil uji wilcoxon menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara
terapi aktivitas kelompok asertif terhadap perubahan perilaku pada pasien perilaku
kekerasan terlihat dari nilai p value sebesar 0,000 (p< 0,05), perubahan perilaku dari
buruk ke baik tampak pada hasil penurunan sebelum mendapat terapi dan setelah
mendapat terapi. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya ada pengaruh
terapi aktivitas kelompok asertif terhadap perubahan perilaku pada pasien perilaku
kekerasan.
Keperawatan Interaksi King. Desain penelitian pre-post test control group dengan
teknik analisis uji statistik Paired t Test, Wilcoxon Signed Ranks Test, dan Mann
Whitney dan teknik pengukuran data dengan Kuesioner dan lembaran observasi.
Jumlah populasi 20 responden. Hasil uji didapatkan pada kelompok perlakuan ada
perbedaan nilai perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapi kelompok
77
suportif asertif (p= 0,005), dan pada kelompok kontrol ada perbedaan antara nilai
perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapi (p=0,000), serta ada
pengaruh pemberian terapi kelompok suportif asertif terhadap perilaku kekerasan (p=
0,045)
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 yang didapatkan dari jurnal melalui sumber Google
Scholar, mengenai penerapan terapi musik klasik dan terapi aktivitas kelompok
penelitian ini ditemukan 8 artikel yang terdiri dari 3 artikel jurnal terapi musik
klasik, dan 5 artikel jurnal terapi aktivitas kelompok. Serta jumlah responden
dalam penelitian ini berjumlah 244 responden. Desain penelitian dan metode
analisis dalam penelitian ini sangat beragam, namun kesamaan dalam setiap
penelitian yaitu menilai keefektifan intervensi terapi musik klasik dan terapi
skizofrenia.
satu intervensi baik terapi musik klasik atau terapi aktivitas kelompok,
memperoleh hasil yang positif dimana hasil pada setiap artikel jurnal ditemukan
adanya pengaruh pada penurunan perilaku kekerasan pada pasien skizofrenia dan
78
dapat disimpulan bahwa, terapi musik klasik dan terapi aktivitas kelompok dapat
pada pasien skizofrenia. Terapi musik adalah penggunaan musik atau elemen
musik (suara, irama, melodi, dan harmoni) oleh seorang terapis musik yang
yang dikendalikan oleh musik pada manusia, ialah otak. Mendengarkan musik
adalah proses yang kompleks bagi otak, hal tersebut memicu kognitif dan
tersebar luas pada area frontal, temporal, parietal dan subkortikal yang
79
berhubungan dengan perhatian, bahasa atau logika dan proses analisis,
memori dan fungsi penggerak, seperti bagian limbik dan pralimbik yang
Terapi musik klasik ialah terapi yang menggunakan musik yang lembut,
seseorang dengan persoalan hidup, dengan perasaan yang tidak nyaman dan
atau melakukan terapi musik ini dapat membuat tenang, dapat bertindak
diberikan terapi musik klasik selama tujuh kali, terdapat perbedaan skor GAF
Scale. Pada penelitian ini 50% pasien memiliki skor 71-80 (Tinggi), pasien
bahkan tidak ada lagi, dapat berkonsentrasi saat terapi musik klasik, fungsi
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Ismaya & Asti
pada tahun 2019, setalah dilakukan terapi musik klasik selama 5 kali
pertemuan, Partisipan 1 (P1) mengalami penurunan tanda dan gejala RPK dari
80
gejala RPK dari 11 menjadi 7. Selain itu, kedua partisipan mengalami
Musik klasik terdiri dari berbagai jenis musik klasik, salah satunya
perasaan semakin santai, puas dan damai. Jika seseorang melamun atau
merasa dirinya berada dalam suasana hati yang emosional atau tidak terfokus,
terapi musik klasik Mozart terhadap frekuensi perilaku kekerasan pada pasien
skizofrenia, dari sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik Mozart
orkestra dengan lama pemberian terapi selama lima belas menit. Berdasarkan
uji statistik Wilcoxon Match Paired Test menunjukan hasil yang bermakna
81
sehingga terjadi penurunan perilaku kekerasan setelah dilakukan terapi musik
klasik Mozart orkestra. Rerata pretest 3,08 dan posttest 0,67 sehingga selisih
logika. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Jonas Danny, Monty
untuk menurunkan gejala negatif pada pasien skizofrenia di salah satu panti
sosial Jakarta Barat. Penerapan terapi musik yang dilakukan sebanyak delapan
ini terlihat dari menurunnya skor dari tiga partisipan dengan menggunakan
klasik dapat menjadi salah satu intervensi untuk penurunan gejala perilaku
musik pada sistem limbik dan saraf otonom yang dapat menciptakan suasana
82
rileks, aman dan menyenangkan sehingga merangsang pelepasan zat kimia
Gamma Amino Butyic Acid (GABA) serta terapi musik klasik merupakan
terapi yang menggunakan instrumen musik yang lembut dan tidak berlebihan,
sehingga dapat menciptakan suasana hati yang tenang, damai yang mampu
83
sejumlah pasien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan
kelompok.
84
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Putri (2017),
Karena dalam terapi, pasien dilatih untuk bersosialisasi dengan benar, pasien
dilatih untuk menerima pendapat orang lain, serta pasien di tuntut untuk
terapi aktivitas kelompok sangat efektif untuk dijadikan salah satu terapi pada
terapi ini dapat pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dirasakan, pasien
85
diagnosa yang sama dan sebagai aktivitas kelompok yang digunakan sebagai
kelompok yang diberihkan harus secara tuntas, atau diberihkan sampai sesi
akhir, agar tujuan dari tindakan yang dilakukan dapat tercapai dan
Skizofrenia.
Pada penelitian ini ditemukan ada 8 artikel jurnal yang diteliti, yang
terdiri dari 3 artikel jurnal yang membahas penerapan terapi musik klasik dan
5 artikel jurnal yang membahas terapi aktivitas kelompok. Pada setiap artikel
pada pasien skizofrenia, baik terapi musik klasik maupun terapi aktivitas
kelompok dan ada yang didapatkan dari peneliti bahwa, terapi musik klasik
86
Berdasarkan 3 jurnal yang membahas terkait penerapan terapi musik
musik ini dapat membuat tenang, dapat berkomunikasi secara baik serta dapat
dengan benar.
perilaku kekerasan setelah dilakukan terapi musik. Rerata pretest 3,08 dan
setiap hasil pada 5 artikel jurnal yang membahas terapi aktivitas kelompok,
menciptakan interaksi dari setiap pasien, adanya timbal balik, yang membuat
87
Temuan pada penelitian ini, sejalan dengan penelitian oleh Eni
analis penelitian menunjukkan p value lebih kecil dari alpa, dengan nilai p
masalah psikologis maupun fisik pada paisen. Temuan pada penelitian ini
sejalan dengan ungkapan oleh Sujarwo & Livana (2017), pasien yang
restrain membuat mereka merasa terancam dan ingin mati. Dan dari hasil
gangguan jiwa ialah dampak fisik positif sebanyak 60% sedangkan dampak
fisik negatif yaitu 66,7%, dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa lebih
88
Sehingga pada penelitian ini menegaskan bahwa intervensi yang
tidak menimbulkan masalah baru ialah terapi musik klasik dan terapi aktivitas
kelompok. Dan dari kedua intervensi ini yang lebih cepat menimbulkan
dan psikologis pada pasien. Dengan terapi musik klasik, tidak adanya resiko
fisik yang timbul setelah pemberian terapi, malah menurunkan gejala perilaku
kemampuan pasien dalam bersosialisasi dengan orang lain secara baik, pasien
pasien dapat produktif dan tidak lagi melakukan perilaku kekerasan yang
Selain terapi musik klasik dan terapi aktivitas kelompok yang sangat
89
perilaku kekerasan. Kedua terapi ini juga sering digunakan sebagai terapi oleh
perasaan atau keadaan yang tidak nyaman yang dapat menggangu aktivitas
atau pergerakan pasien, terlihat dari salah satu hasil penelitian oleh Astuti dan
Merdekawati (2016), adanya penurunan skala nyeri pada pasien post operasi,
rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi adalah 6 dan setelah diberikan
terapi musik klasik rata-rata skala nyeri pada pasien post operasi adalah 3.
dengan pemberian terapi musik ketika diberikan terapi musik klasik terdapat
alfa dan tetha 5000-8000 Hz dapat merangsang tubuh pikiran menjadi lebih
pemberian terapi musik klasik dan mendapatkan hasil yang efektif membantu
kepada pasien.
90
meningkatkan kemampuan kognitif pada seseorang. Aktivitas secara
diberikan terapi musik klasik, dengan kriteria pasien sudah mulai komperatif
dan bersedia untuk diberikan terapi. Dan dilihat pada efek terapi musik yang
bekerja pada sistem limbik dan saraf otonom yang dapat menciptakan
kimia Gamma Amino Butyic Acid (GABA) serta terapi musik klasik
merupakan terapi yang menggunakan instrumen musik yang lembut dan tidak
berlebihan, sehingga dapat menciptakan suasana hati yang tenang, damai yang
91
mendapatkan terapi musik klasik jauh lebih baik dalam mengontrol emosi
Selain terapi musik klasik, terapi aktivitas kelompok dapat menjadi salah
dan yang siap untuk diberikan intervensi. Dillihat pada setiap hasil penelitian
Temuan pada peneliti sejalan dengan hasil penelitian oleh Pardede &
terapi, dimana terapi musik klasik lebih efektif dibandingkan dengan terapi
juga dalam lama pemberian terapi musik klasik tidak terlalu lama
92
dibandingkan dengan pemberian terapi aktivitas kelompok yang diharuskan
melalui setiap sesi sampai tuntas agar dapat mendapatkan hasil yang
intervensi terapi musik klasik dan terapi aktivitas kelompok kepada pasien
studi literatur oleh peneliti didapatkan hal yang sama, yaitu adanya
93
pengaruh penerapan kedua terapi terhadap penurunan gejala perilaku
kekerasan pada pasien skizofrenia. Oleh karena itu terapi musik klasik dan
jurnal yang diteliti, karena kebanyakan yang didapatkan ialah jurnal yang
dibawah 6 tahun terakhir, dan dalam pencarian data dalam buku-buku yang
terkait keperawatan jiwa sesuai topik sangat minim, karena hampir semua
buku terbitan 6 tahun terakhir. Selain itu dalam studi literatur ini hanya
dari penelitian ini dapat menjadi acuan bahwa terapi aktivitas kelompok dan
terapi musik klasik harus tetap dipertahankan karena memiliki dampak yang
berusaha untuk mencari artikel yang up to date dan peneliti berusaha untuk
94
membaca artikel dengan baik, namun peneliti tidak menjamin bias dalam
penelitian ini. Hal ini karena peneliti baru belajar terkait sistematik review.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur pada 8 artikel jurnal yang terdiri dari 3 artikel
jurnal Terapi Musik Klasik dan 5 artikel jurnal Terapi Aktivitas Kelompok
disimpulkan bahwa :
1. Terapi musik klasik dapat menurunkan gejala perilaku kekerasan pada pasien
skizofrenia dan terapi musik klasik lebih cepat menimbulkan efek dan
terdiri dari musik yang lembut dan memiliki irama yang teratur, sehingga
pada seseorang.
96
Secara keseluruhan penelitian ini didapatkan, adanya penurunan gejala
adaptif. Dan kedua intervensi ini dapat dilakukan secara bersamaan guna
B. Saran
Dari hasil literatur review penulis memberikan saran teoritis dan saran praktis
yaitu :
1. Saran Teoritis
Hasil studi literatur ini, dapat menjadi tambahan referensi untuk diteliti
2. Saran Praktis
a. Bagi perawat
97
Hasil studi literatur ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi
diharapkan perawat melakukan setiap terapi sampai pada tahap akhir agar
b. Bagi institusi
Studi literatur ini, dapat menjadi informasi bagi instansi pendidikan, yakni
skizofrenia.
98
DAFTAR PUSTAKA
Addington, J., Barch, d., braff, d.L., buckley, p.,chen, e. Y., & Davidson,m.(2014).
Skizofrenia research official journal of the skizofrenia international research
society, 153 (april),5-9.
Annisa Ismayal, A. D. (2019). Penerapan Terapi Musik Klasik Untuk Menurunkan
Tanda Dan Gejala Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Di Rumah Singgah
Dosaraso Kebumen. Proceeding of The URECOL,
https://repository,urecol.org/index.php/proceeding/article/view/584
Aprini, K T & Prasetya, A S, 2018. Penerapan Terapi Musik Klasik pada Pasien
yang Mengalami Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Melati Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung dalam jurnal keperawatan Panca Bhakti Volume VI
Ariandy, W., dkk .(2018).Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Berhubungan dengan Kemampuan pasien dalam Mengontrol Resiko Perilaku
Kekerasan (RPK). jurnal keperawatan aisyiyah.14 (1).83-90
Arisandy, W. (2017). Pengaruh Penerapan Terapi Musikal Pada pasien Isolasi
Sosial Terhadap Kemampuan Bersosialisasi Dirumah Sakit Ernaldi Bahar
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.
Badan PPSDM. (2013). Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Basari, Denny Lisbetty Lingga, (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap
Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Instalasi Bedah Pusat RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2018. Jurnal Keperawatan Priority, Vol.2, No. 2, Juli 2019.
Campbell,2010. EfekMozart:Memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam
pikiran, meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Croft J, Heron J, Teufel C, et al. Association of trauma type, age of exposure, and
frequency in childhood and adolescence with psychotic experiences in early
adulthood. JAMA Psychiatry 2019;76(1):79-80
Danny Irvanto , Anjas Surtiningrum dan, Ulfa Nurulita. (2016). Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok Asertif Terhadap Perubahan Perilaku Kekerasan Pada Pasien
Perilaku Kekerasan
99
Dara Marissa Widya Purnamal, S. R. (2020). Pengaruh Musik Klasik Dalam
Mengurangi Tingkat Kekambuhan Penderita Skizofernia di Rumah
Derrington, P. (2005). Remaja dan penulis lagu: Mendukung siswa dalam aliran
sekolah menengah. Dalam F.Baker, & T. Wigram (Eds.), Penulisan lagu:
Metode, teknik dan aplikasi klinis untuk klinisi terapi musik, pendidik dan siswa
( hlm. 68–81).
Davison, G. C., Neale, J., Kring, A. M. (2012). Abnormal Psychology 12 Edition.
USA: John Wiley and Sons, Inc
Djohan, 2010. Terapi musik, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galang pers.
Dhojan, 2016. Psikologi musik. Yogyakarta: Penerbit indonesia cerdas
Direja, A.H.S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Eni Hidayaty, 2016. Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Terhadap Kemampuan
Mengatasi Perilaku Kekerasan Pada Klien Skizofrenia Di RSKJ Dr. AMINO
GONDOHUTOMO Kota Semarang.
Estika & Wulansari, E. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada pasien Dengan
Resiko Perilaku Kekerasan di Rumah Sakit Daerah dr Arif Zainuddin Surakarta
(Doctoral dissertation, Universitas Kusuman Husada Surakarta).
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1020
Fisher, K. (2016). Inpatient Violence. Psyhiatric Clinics of North America, 39(4),
567-577. http://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.psc.2016.07.005
Fitriana, I. (2017). Penerapan Tindakan Keperawatan Mengontrol Marah Dengan
Musik Dan Religius : Psikoreligius Pada Klien Resiko Perilaku Kekerasan Di
Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. STIKES Muhammadiyah
Gombong
Frankenbrug (2014). SCHIZOPHRENIA,
Https://Emedicine.Medscape.Com/Article/288259-Overview.
Heri Setiawan , Budi Anna Keliat dan Ice Yulia Wardani. (2016). Tanda Gejala Dan
Kemampuan Mengontrol Perilaku Kekerasan Dengan Terapi Musik Klasik Dan
Rational Emotive Cognitif Behavior Therapy
100
Hastuti, R. Y., Agustina, N., & Widiyatmoko, W. (2019). Pengaruh restrain
terhadap penurunan skore panss EC pada pasien skizofrenia dengan perilaku
kekerasan. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(2), 135-144.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/4907/pdf.
101
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (2013). Jakarta:
Kemenkes RI; 2007
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (2013). Jakarta:
Kemenkes RI; 2013
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (2018). Jakarta:
Kemenkes RI; 2018
Kenneth, E Bruscia .2014. Defining Music Therapy. Distributed throughout the
world by: Barcelona Publishers
Kwon, M., Gang, M., dan Oh, K. (2013). Effect of the group music therapy on brain
wave, behavior, and cognitve function among patients with chronic
schizophrenia. Asian Nursing Research, 7 (2013), 168-174
Maulana, Hernawaty, T & Shalahuddin (2021).Terapi Aktivitas Kelompok
menurunkan Tingkat Resiko Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia: Literature
Review. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 9(1),
153-160.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Andi offset
Rohr RV, Alvin NAT. (2016). Journal of Research Fundamental Care Online
Rosa Fitri Amalia (2019) Efektifitas TAK Stimulasi Persepsi Terhadap Ekspresi
Kemarahan pada Klien dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di Ruang MPKP Gelatik
RSJ Prof, HB. Sa’anin Padang
Rumah Sakit Khusus Daerah. Ambon. Medical Record. Ambon: Rumah Sakit
Ambon; 2021
Ruthy Ngapiyem (2016) Pengaruh Terapi Musik Klasik Mozart Orkestra Terhadap
Frekuensi Perilaku kekerasan pada Pasien Skizofrenia di RSJD Dr. RM Soedjarwadi
Klaten
Riska Asmini, Eka Malfasari, Rizka Febtrina, Dini Maulinda, 2020. Analisis Tanda
Dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmu
Keperawatan Jiwa Volume 3 No1.
Natalia, D, 2013. Terapi Musik Bidang Kesehatan, Jakarta: Mitra Wacana Medika.
Nur Cahyo Sasongko dan Eni Hidayati (2020). Penerapan Terapi Musik Dzikir dan
Rational Emotive Cognitive Behavior Therapy pada Pasien dengan Resiko
Perilaku Kekerasan.
102
Novita Susilawati Barus1, D. S. (2016). Kajian Literatur: Efektifitas terapi Musik
Klasik Terhadap Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofernia
Pardede, J. A., Keliat, B.A., & Yulia, I. (2015). Kebutuhan Dan Komitmen Klien
Skizofrenia Meningkat Setelah Diberkan Acceptance And Commitment Therapy
Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 3(18), 157-166. http://dx.doi.org/10.7454/jki.v18i3.419.
Putri, V. (2017). Pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi
terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien skizofrenia di ruang
rawat inap Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Riset Informasi
Kesehatan, 6(2), 174-183.
Pinna, F., Tusconi, M., Dessi, C., Pittaluga, G., Fiorillo, A,. & Carpiniello, B. (2016).
Violence and mental disorders. A retrospective study of people in charge of a
community mental health center. International Journal of Law and Psyychiatry,
47, 122-128. http://doi.org/https:doi.org/10.1016/j.ijlp.2016.02.015
Popovic, D., Schmitt, A., Kaurani, L., Senner, F., Papiol, S., Malchow, B., … Falkai,
P. (2019).Childhood Trauma in Schizophrenia: Current Findings and Research
Perspectives . Fronitiers in Neuroscience Retrieved from
http://www.frontiersin.org/article/10.3389/fnins.2019.00274
Ripke, S., Neale, B. M., Corvin, A., Walters, J. T. R., Farh, K. H., Holmans, P. A., …
O’Donovan, M. C. (2014). Biological insights from 108 schizophrenia-
associated genetic loci. Nature, 511(7510), 421–427.
https://doi.org/10.1038/nature13595
Sentosa, (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Penerapan Terapi Musik Klasik
Pada Pasien Terhadap Penurunan Tanda Gejala Perilaku Kekerasan Di
Ruangan Merpati RS Jiwa Prof HB Saanin Padang.
Struart, G. W. (2014). Principles and Practice Of Psychiatric Nursing –E-Book.
Elsevier Health Sciences.
Stuart, Gail W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.
Diterjemahkan oleh Budi Anna Keliat. Singapura: Elseiver.
Svetllana Solascriptura Lewerissa, (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap
Perubahan Gejala Dan Fungsi Pada Pasien Rawat Inap Skizofrenia Di Rumah
Sakit Khusus Daerah Provinsi Maluku. Published by: Medikal Student of
Pattimura University Ambon, Maluku.
Sujarwo, S., & Livana, P. H. (2019). Studi Fenomenologi: Strategi Pelaksanaan Yang
Efektif Untuk Mengontrol Perilaku Kekerasan Menurut Pasien Di Ruang Rawat
103
Inap Laki Laki. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(1), 29-35.
https://doi.org/10.26714/jkj.6.1.2018.29-35.
Suryani. (2013). Pengalaman Penderita Skizofrenia tentang Proses Terjadinya
Halusinasi The Process of Hallucination as Described by People Diagnosed
with Schizophrenia, 1(April 2013), 1–9.
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Tan, W., Wang, Y., Y., Gold, B., Chen, J., Dean, Harrison, P.J., Weinberger, D.R., &
Law, A.J. (2011). Journal of Biology Chemistry. 282(33):24343-24348.
Traulsen AM, Bendall S, Jansen JE, et al. Childhood adversity specificity and dose-
response effect in non-affective first-episode psychosis. Schizophr Res
2015;165(1):52-9.
Videbeck, S. L. (2011). Psychiatric-Mental Health Nursing. 4th Ed. China: Wolters
Kluwe.
Yosep, Iyus, 2013. Keperawatan jiwa (edisi revisi). PT Refika Aditama: Bandung.
Yosep Iyus & Titin Sutini. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: PT.
Refika Adilama
WHO. (2018). Fact sheets schizophrenia. Retrieved May 20, 2019, from
http://www.who.int/newa-room/fact-sheets/detail/schizophrenia.
WHO. (2018). Improving health system and service for mental health : WHO Library
Cataloguing-in-Publication Data
Wuri Try Wijayanto 1, M. A. (2018). Efektivitas Terapi Musik Klasik Terhadap
Penurunan Tanda dan Gejala pada Pasien Halusinasi pendengaran.
Widya Arisandy, S. (2018). Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
berhubungan dengan kemampuan pasien dalam mengontrol perilaku kekerasan.
Widya Arisandy dan Sunarmi (2017) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
berhubungan dengan Kemampuan Pasien dalam Mengontrol Perilaku
Kekerasan Activity Therapy of Perception Stimulation Groups are Related With
Patient Ability to Control Violence Behavior
104
105
106
LAMPIRAN
107
108
Lampiran 1. SK Pembimbing Skripsi
109
Lampiran 3. Pencarian pada situs google Scholar
110
Laporan 4. Jurnal Penelitian
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
1.
136
137
138
139
140
o
141
142
143
144
2.
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
s
163
164
165
166
167