You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUGAS MANAJEMEN PATIENT SAFETY

NAMA : IRENE WUGA SARE


NIM : PO53032022494
TINGKAT : 1A
SEMESTER : II (DUA)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN ENDE
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SARCOPTES SCABIEI PENYEBAB KUDIS

Topik : Tindakan Mengidentifikasi Mikrobiologi dan Parasitologi


Pokok Pembahasan : Sarcoptes Scabiei Penyebab Kudis
Target /Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Maret 2022
Waktu : 07.30-08.30 (1x60 menit)
Tempat : Kelurahan Potulando

A. TUJUAN :
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ada peserta atau klien penyakit Sarcoptes
Scabiei memahami bagaimana proses penularan dengan gejala penyakit, sehingga dapat
menjaga kesehatan lingkungan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan masayarakat mampu memahami siklus hidup Sarcoptes
Scabiei
 Siklus Hidup Sarcoptes Scabiei :
 Dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
 Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
 Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina dengan 4 pasang kaki.
 Seluruh siklus hidup mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu
antara 8-12 hari.
 Sarcoptes Scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang
7-14 hari.
 Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit
pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh
badan dapat terserang.
 Cara Penularan
 Kelompok berisiko tinggi adalah anggota keluarga dari penderita
penyakit scabies.
 Dalam pengertian yang lebih luas adalah orang lain yang tinggal
bersama dengan penderita.
 Rumah pemondokan dengan jumlah penghuni yang relatif banyak
menjadi lokasi yang mudah terjadi penularan penyakit ini.
 Rumah panti jompo, penjara merupakan lokasi rentan penularan.
 Ditemukannya seorang saja yang menderita penyakit ini akan dapat
menjadi sumber penular yang efektif dan cepat menyebar pada penghuni
lainnya.
 Pasangan dalam hubungan seks juga menjadi orang paling beresiko untuk
tertular.
 Tingkat kesibukan yang semakin tinggi pada masyarakat perkotaan
menimbulkan tumbuh subur tempat penitipan anak, apalagi semakin
sulitnya menemukan pengasuh anak yang baik dapat dipercaya.
 Kontak antar anak saat bermain bersama di tempat-tempat penitipan ini
sangat memungkinkan menjadi media penularan penyakit yang sangat
efektif.
 Pengelola tempat penitipan anak harus jeli dalam menerima titipan anak
dari masyaraka, tentunya apabila ada salah seorang anak yang diduga
menderita sakit scabies sebaiknya diisolasi dari anak-anak yang lain.
 Sanitasi rumah tempat penitipan juga harus benar-benar mendapatkan
perhatian serius.
 Penderita dengan program pengobatan yang belum tuntas dapat menjadi
sumber penular yang sangat efektif.
 Kesehatan pengelola dan pengasuh pada panti jompo dan tempat
penitipan anak harus mendapatkan perhatian yang cukup pula.
 Penanganan penghuni panti secara benar menggunakan cara-cara yang
higienis serta selalu menjaga sanitasi panti dengan baik merupakan
syarat mutlak yang harus dipenuhi, sehingga dapat menghindarkan para
pengasuh tertular penyakit scabies.
B. MATERI
Materi yang disampaikan sebagai berikut :
 Siklus Hidup Sarcoptes Scabies :
 Dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
 Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
 Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina dengan 4 pasang kaki.
 Seluruh siklus hidup mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu
antara 8-12 hari.
 Sarcoptes Scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang
7-14 hari.
 Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit
pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh
badan dapat terserang.
 Cara Penularan
 Kelompok berisiko tinggi adalah anggota keluarga dari penderita
penyakit scabies.
 Dalam pengertian yang lebih luas adalah orang lain yang tinggal
bersama dengan penderita.
 Rumah pemondokan dengan jumlah penghuni yang relatif banyak
menjadi lokasi yang mudah terjadi penularan penyakit ini.
 Rumah panti jompo, penjara merupakan lokasi rentan penularan.
 Ditemukannya seorang saja yang menderita penyakit ini akan dapat
menjadi sumber penular yang efektif dan cepat menyebar pada penghuni
lainnya.
 Pasangan dalam hubungan seks juga menjadi orang paling beresiko untuk
tertular.
 Tingkat kesibukan yang semakin tinggi pada masyarakat perkotaan
menimbulkan tumbuh subur tempat penitipan anak, apalagi semakin
sulitnya menemukan pengasuh anak yang baik dapat dipercaya.
 Kontak antar anak saat bermain bersama di tempat-tempat penitipan ini
sangat memungkinkan menjadi media penularan penyakit yang sangat
efektif.
 Pengelola tempat penitipan anak harus jeli dalam menerima titipan anak
dari masyaraka, tentunya apabila ada salah seorang anak yang diduga
menderita sakit scabies sebaiknya diisolasi dari anak-anak yang lain.
 Sanitasi rumah tempat penitipan juga harus benar-benar mendapatkan
perhatian serius.
 Penderita dengan program pengobatan yang belum tuntas dapat menjadi
sumber penular yang sangat efektif.
 Kesehatan pengelola dan pengasuh pada panti jompo dan tempat
penitipan anak harus mendapatkan perhatian yang cukup pula.
 Penanganan penghuni panti secara benar menggunakan cara-cara yang
higienis serta selalu menjaga sanitasi panti dengan baik merupakan
syarat mutlak yang harus dipenuhi, sehingga dapat menghindarkan para
pengasuh tertular penyakit scabies.
C. PESERTA
Masyarakat di Kelurahan Potulando
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN
Komputer, Laptop, LCD dan Video
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Peserta
(Menit)
1 10 Pembukaan penyuluhan (Tahap
Pendahuluan)
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mengenal Perawat
3. Menggali pengetahuan tentang materi 3. Mengemukakan pendapat
Sarcoptes Scabies tentang materi Sarcoptes
4. Menjelaskan Tujuan yang akan dicapai Scabies
4. Menyimak dengan
saksama
2 40 Kegiatan Inti (Tab Penyajian) Menyimak dengan saksama
Materi yang disampaikan sebagai
berikut :
 Siklus Hidup Sarcoptes
Scabies :
 Dalam waktu 3-5 hari dan
menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki.
 Larva ini dapat tinggal
dalam terowongan, tetapi
dapat juga keluar.
 Setelah 2-3 hari larva akan
menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk,
jantan dan betina dengan 4
pasang kaki.
 Seluruh siklus hidup mulai
dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan
waktu antara 8-12 hari.
 Sarcoptes Scabiei betina
dapat hidup diluar pada
suhu kamar selama lebih
kurang 7-14 hari.
 Yang diserang adalah
bagian kulit yang tipis dan
lembab, contohnya lipatan
kulit pada orang dewasa.
Pada bayi, karena seluruh
kulitnya masih tipis, maka
seluruh badan dapat
terserang.
 Cara Penularan
 Kelompok
berisiko tinggi
adalah anggota
keluarga dari
penderita penyakit
scabies.
 Dalam pengertian
yang lebih luas
adalah orang lain
yang tinggal
bersama dengan
penderita.
 Rumah
pemondokan
dengan jumlah
penghuni yang
relatif banyak
menjadi lokasi
yang mudah
terjadi penularan
penyakit ini.
 Rumah panti
jompo, penjara
merupakan lokasi
rentan penularan.
 Ditemukannya
seorang saja yang
menderita
penyakit ini akan
dapat menjadi
sumber penular
yang efektif dan
cepat menyebar
pada penghuni
lainnya.
 Pasangan dalam
hubungan seks
juga menjadi
orang paling
beresiko untuk
tertular.
 Tingkat kesibukan
yang semakin
tinggi pada
masyarakat
perkotaan
menimbulkan
tumbuh subur
tempat penitipan
anak, apalagi
semakin sulitnya
menemukan
pengasuh anak
yang baik dapat
dipercaya.
 Kontak antar anak
saat bermain
bersama di
tempat-tempat
penitipan ini
sangat
memungkinkan
menjadi media
penularan
penyakit yang
sangat efektif.
 Pengelola tempat
penitipan anak
harus jeli dalam
menerima titipan
anak dari
masyaraka,
tentunya apabila
ada salah seorang
anak yang diduga
menderita sakit
scabies sebaiknya
diisolasi dari
anak-anak yang
lain.
 Sanitasi rumah
tempat penitipan
juga harus benar-
benar
mendapatkan
perhatian serius.
 Penderita dengan
program
pengobatan yang
belum tuntas
dapat menjadi
sumber penular
yang sangat
efektif.
 Kesehatan
pengelola dan
pengasuh pada
panti jompo dan
tempat penitipan
anak harus
mendapatkan
perhatian yang
cukup pula.
 Penanganan
penghuni panti
secara benar
menggunakan
cara-cara yang
higienis serta
selalu menjaga
sanitasi panti
dengan baik
merupakan syarat
mutlak yang harus
dipenuhi,
sehingga dapat
menghindarkan
para pengasuh
tertular penyakit
scabies.

3 10 Kegiatan Menutup Pendidikan Kesehatan (Tab


Penutup)
1. Mengajukan pertanyaan sebagai 1. Masyarakat menjawab
evaluasi pertanyaan
2. Menyampaikan kesimpulan 2. Masyarakat menyimak
dengan saksama
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam penutup

G. EVALUASI
1. Evaluasi Proses
- Penyuluhan berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan
- Penyuluhan menguasai materi yang disampaikan masyarakat berpartisipasi dalam
melakukan penuyuluhan
2. Evaluasi hasil
- 80% (delapan puluh persen) masyarakat yang hadir mengerti materi yang
disampaikan.

You might also like