You are on page 1of 56

1

Potensi Minyak Bumi dan Gas Bumi


Konvensional
2

• Produksi dan Proyek Strategis Migas


Outline Indonesia 10 – 20 Tahun Mendatang
• Potensi Minyak dan Gas (Konvensional
dan Non Konvensional)
• Potensi Panas Bumi
• Teknologi Eksplorasi dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi
• Teknologi Eksplorasi dan Eksploitasi
Panas Bumi
Peta Produksi Migas Nasional
3

Sumber :
Peta Produksi
Migas Indonesia
31 Desember 2018
(SKK Migas)
4

Produksi Minyak Bumi dan Gas Bumi di Indonesia


Sumber : Capaian Kinerja 2019 dan Program 2020 (Kementerian ESDM, Januari 2020
5

Produksi Minyak Bumi


dan Gas Bumi di
Indonesia
Sumber :
Produksi Migas Indonesia 1966-
2019 (SKK Migas)
6

RRR (Reserve
Replacement
Ratio)
 “RRR mencapai 353,72%
yang berasal dari 27
persetujuan POD, dengan
penambahan jumlah cadangan
sebesar 2.634 juta barel setara
minyak”

Sumber : Grafik Capaian RRR (SKK Migas)


7

Potensi Minyak Bumi dan Gas Bumi di Indonesia

Sumber : Peta Cadangan Migas Indonesia 31 Desember 2018 (SKK MIGAS)


8

Sasaran Indikator
Kinerja
Satuan Target Realisasi %Capaian
Cadangan
Utama Minyak
Bumi dan
Optimalisasi Cadangan MMSTB 5747 3775 66%
Penyediaan Minyak
Energi Fosil Bumi
Gas Bumi di
Indonesia
Cadangan TCF 142 77 54%
Gas Bumi

Sumber : Laporan Kinerja 2019(ESDM)


9

Untuk mengubah status reservoir dari Resource menjadi Proven


Resource, maka dibutuhkan peningkatan program eksplorasi yang
masif.

Berdasarkan hasil studi geologi dan geofisika bawah permukaan,


Indonesia masih menyimpan potensi-potensi yang tersebar secara
luas dari barat hingga timur. Saat ini, Indonesia memiliki
sumberdaya minyak bumi P90 sebesar 9.808 MMSTB dan gas
bumi sebesar 92.036 BSCF.
10
Proyek yang berhasil di Tahun 2019

Sumber : Proyek Onstream 2019 (SKK Migas Annual Report 2019)


11

Proyek Strategis
Migas Dalam
Kurun 10-20 Tahun
Mendatang
12
13
14
15
16
17

Potensi Minyak Bumi dan


Gas Bumi Non-Kovensional
18

Potensi Migas Non-konvensional https://geoportal.esdm.go.id/migas/


19

Potensi CBM​ Shale Gas​


Migas
Non-
Konvensial
Meliputi Shale Oil Gas Hydrate​
20

CBM
Coal Bed Methane (CBM)
Coal Bed Methane
merupakan natural gas yang
komposisi utamanya
merupakan metana. CBM
dihasilkan saat batu bara
terbentuk kemudian gas
teradsorbsi didalamnya.
Source : http://www.energyjustice.net/naturalgas/cbm
21

Potensi CBM
Di Indonesia sejak tahun 2009 hingga 2017, telah dibor sejumlah 177 sumur eksplorasi
CBM. Teserbar Pada 6 cekungan produksi di Indonesia yaitu cekungan Sumatera Tengah,
Ombilin, Sumatera Selatan, Kutai, Barito, dan Asam Asam

Source : SKK Migas Annual Report


22

Shale gas dan shale


oil
Shale gas dan shale oil merupakan minyak
dan gas bumi yang diperoleh dari serpihan
batuan induk yang sama dengan migas
konvensional. Namun tingkat
permeabilitas batuannya lebih rendah,
sehingga keduanya tidak dapat diproduksi
dengan cara yang sama dengan migas
konvensional. Shale oil dan shale gas
diangkat dengan metode fracturing, yakni
perekahan lapisan batuan menggunakan
pompa hidrolik bertekanan tinggi.
23

Potensi Shale Gas dan


Shale Oil di Indonesia
Di Indonesia sendiri potensi shale
gas mencapai 574 TCF tersebar
di seluruh indonesia dan di
dominasi di area Sumatera
(berdasarkan Geological Agency,
2011).
24

Gas hidrat
Gas hidrat adalah zat kristal yang
dikenal sebagai senyawa inklusi,
dimana molekul gas terperangkap di
dalam struktur padatan yang disusun
oleh molekul air. Gas ini merupakan
sumber daya hidrokarbon terbesar di
bumi, karena 53% dari distribusi
karbon organik di bumi terakumulasi
sebagai gas hidrat. Dua area diketahui
menjadi tempat akumulasi gas hidrat,
yaitu area permafrost di sekitar Kutub
Utara dan sea beds di laut dalam.
25

Potensi Gas Hidrat di


Indonesia
• Sumber daya spekulatif gas
hidrat di Indonesia
diperkirakan sekitar 850 TCF,
sementara menurut data PT
Pertamina diperkirakan 3.000
TCF Besaran nilai ini masih
sering diperdebatkan karena
belum ada penelitian
komprehensif terkait gas
hidrat di Indonesia.
26

Daerah potensi gas hidrat


• Kawasan Barat Indonesia :
• Cekungan Fore-Arc : Sepanjang Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok
• Cekungan Back-Arc : laut Bali
• Kawasan Timur Indonesia :
• Cekungan Rifting : Selat Makasar dan Laut Flores
• Cekungan Fore-Arc : Laut Sulawesi, Waigeo, dan lepas pantai utara Papua
• Cekungan Intercratonic : Laut Savu
• Cekungan Passive margin : Laut Timor, Laut Seram dan palung Aru
• Cekungan Marginal Oceanic : Laut Banda dan Laut Maluku
• Cekungan Foreland : Banggai dan Misol
• Cekungan Transtensional : Halmahera
27

Potensi Panas Bumi


di Indonesia
28

Proyeksi Pengembangan Panas Bumi

2025 2050

7.6 GigaWatt 17.6 GigaWatt

Sumber : Rencana Strategis ESDM 2019 - 2024


29

Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) memformulasikan keharusan


pelaksanaan kegiatan strategis penunjang pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebagai berikut:

Rencana
• Menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Layanan Umum
(BLU) untuk mengembangkan PLTP.

Umum
• Mengalokasikan pembiayaan pengembangan energi panas bumi melalui
Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pinjaman kepada BUMN.

Energi
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas survei potensi sumber daya dan
cadangan panas bumi.

Nasional
• Melakukan pelelangan Wilayah Kerja (WK) Panas Bumi minimal 7 WK per
tahun.

(RUEN)
• Menyiapkan rekomendasi WK panas bumi minimal 4 WK per tahun.
• Memberikan penugasan survei pendahuluan dan/atau eksplorasi kepada
Badan Usaha.
• Menyusun kebijakan harga jual listrik panas bumi
• Meningkatkan survei pendahuluan dan/atau eksplorasi oleh instansi
Pemerintah.
30

Statistik
Pengembangan
Panas Bumi

Sumber : Rencana Strategis ESDM 2019 - 2024


31
Daftar Wilayah Kerja Panas Bumi di
Indonesia.

Sumber : Rencana Strategis ESDM 2019 - 2024


32
33

Potensi Panas Bumi di Indonesia


34

Rasionalitas Pemanfaatan Panas Bumi


• Potensi yang sangat besar:
• Panas bumi memiliki potensi 23,9 GW (B.Geologi, Des 2019)
• Ramah lingkungan
• Memiliki dampak potensi pencemaran yang minimal
• Emisi CO2 hanya berkisar di angka 75 gram/kWh, jauh lebih rendah
dari emisi dari energi yang lain
• Lebih handal dibandingkan EBT yang lain • Tidak tergantung musim
• Tidak bersifat intermittent
35

• Area prospek berada pada kawasan hutan


konservasi
• Sebagian area prospek panas bumi
Tantangan teridentifikasi berada pada zona inti yang belum
bisa dikembangkan melalui pemanfaatan jasa
Pengemban lingkungan hutan konservasi.
gan Panas • Risiko pengembangan Energi Panas Bumi
Bumi • Pengembangan energi panas bumi mempunyai
beberapa risiko yang berbeda-beda di setiap
tahapan. Semakin tinggi tahapan
pengembangan, risiko akan semakin kecil.
36

• Efisiensi biaya untuk mencapai keekonomian harga listrik


• Besaran risiko pengembangan proyek energi panas bumi dapat
mempengaruhi biaya pembangkitan listrik suatu proyek PLTP.
Dengan adanya kepastian pendanaan dan juga kepastian pembelian
listrik oleh PLN, risiko panas bumi dapat berkurang sehingga

Tantangan
tingkat pengembalian proyek panas bumi (return) masih memenuhi
tingkat keekonomian.

Pengembangan • Isu sosial


• Isu sosial dapat berupa penolakan masyarakat sekitar terhadap
Panas Bumi pengembangan energi panas bumi.
• Pendanaan proyek panas bumi
• Mayoritas pengembang panas bumi memiliki kemampuan
pendanaan yang terbatas untuk dapat membiayai kegiatan
eksplorasi khususnya pengeboran yang memerlukan biaya tinggi.
37

Eksplorasi dan
Eksploitasi Lapangan
Minyak dan Gas
38

Tahapan Eksplorasi dan Eksploitasi Oil and Gas


39

Merupakan fase awal dalam operasi oil and gas


dengan tujuan utama menemukan hidrocarbons.
Tahapan Eksplorasi sendiri meliputi studi
pendahuluan perencanaan, evaluasi cekungan
Eksplorasi penentuan prospek, evaluasi prospek prognosis, dan
pemboran eksplorasi (exploration drilling). Setelah
proses eksplorasi selesai dan ditemukan adanya
hidrocarbons, proses berlanjut ke fase
pengembangan.
40

Tahapan
dalam
Eksplorasi
41

Contoh Kegiatan Eksplorasi


42

Perencanaan komprehensif yang mempertimbangkan dari sisi


Geofisik, Geologi, Teknik Reservoir, Teknik Produksi, Teknik
Pengeboran, Lingkungan, dan Ekonomi untuk menemukan
mekanisme pengembangan lapangan terbaik

Skenario Pengembangan Lapangan

Fase • Komparasi dan evaluasi scenario

Pengembangan
pengembangan terpilih
• Scheduling
• Transportasi Oil and Gas
• Logistics
• Analisa eknomi dari skenario
pengembangan terpiih
43

Setelah 2 tahap sebelumnya telah dilakukan,


proses selanjutnya adalah dilakukan eksploitasi
cadangan oil and gas yang telah ditemukan.
Tahapan Eksploitasi Oil and Gas meliputi
Eksploitas
i 1. Primary
2. Secondary
3. Tertiary
44

Primary Recovery
Primary production, merupakan tahap
paling awal dalam proses produksi,
dimana aliran fluida (oil and gas)
mengandalkan natural energy
(reservoir pressure). Primary recovery
bisa dikelompokkan menjadi 2, yaitu

1. Natural Flow Production


2. Artificial Lift Production

Gambar Sucker Rod Pump (SRP)


45

Secondary
Recovery
Secondary recovery
diimplementasikan setelah
produksi di primary recovery
menurun. Jenis secondary
recovery meliputi

1. Waterflooding
2. Pressure Maintenance
Sumber : Schlumberger
46

Tertiary recovery (Enhanced Oil Recovery)


merupakan tahap yang dilakukan setelah
secondary recovery. Konsep tertiary
recovery ini bertujuan untuk memobilisasi
sisa minyak di reservoir. Jenis tertiary
recovery meliputi
Tertiary
Recovery 1. Thermal (hot water, steamflood, in-situ
combustion)
2. Miscible gas (CO2, miscible solvent)
3. Chemical (surfactant, polymer, caustic)
4. Others (microbial, electrical, mechanical)
Tertiary Recovery
47

Sumber : Lawrence Livemore National Laboratory

Sumber : Alberta Geological Survey


48

Eksplorasi dan Eksploitasi


Lapangan Panas Bumi
49
Tahapan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas
Bumi

Meliputi
1. Survey pendahuluan
2. Pemboran Eksplorasi
3. Studi Kelayakan
4. Eksploitasi dan Utilisasi

Sumber : ScienceDirect
50

Survei pendahuluan
• Dilakukan untuk mencari daerah prospek panas bumi dilihat dari
manifestasi permukaan
• Meliputi
1. Studi literatur
2. Survei lapangan
3. Analisa data
4. Penentuan daerah prospek
5. Spekulasi besar potensi listrik
51

• Setelah dilakukan survei pendahuluan,


dilakukan eksplorasi lanjutan
• Meliputi survei geologi, geokimia, dan
geofisika
• Dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi kondisi geologi
dan mengidentifikasi daerah prospek
panas bumi
• Waktu eksplorasi lanjut kurang lebih 1
tahun

Sumber : ThinkGeoEnergy.com
52

Pemboran
Eksplorasi
• Dilakukan apabila hasil
eksplorasi pendahuluan
menunjukkan adanya potensi
panas bumi yang ekonomis
• Terdapat 3-5 sumur eksplorasi
sesuai dengan luas prospek
• Dilakukan berbagai macam
pengujian sumur untuk
memperoleh data lebih detail
dari karakteristik reservoir
panas bumi
Sumber : ThinkGeoEnergy.com
53

Studi Kelayakan

• Dilakukan untuk menilai prospek ekonomi secara teknis,


ekonomis, dan lingkungan
• Hasil dari studi kelayakan adalah keputusan untuk
melanjutkan pengembangan lapangan atau tidak
54

• Apabila hasil studi kelayakan


menunjukkan bahwa lapangan
menarik untuk dikembangkan, maka
akan dilakukan perencanaan
Eksploitasi pengembangan untuk eksploitasi
lapangan
dan • Tahapan ini mancakup perencanaan
Utilisasi fasilitas permukaan, sistem aliran,
pembangkit listrik, dan transmisi
listrik.
55

• Setelah perencanaan selesai, mulai dilakukan


pemboran sumur produksi dan injeksi untuk
memenuhi kebutuhan pembangkit listrik
• Saat pemboran sumur sudah selesai, PLTP telah
siap dioperasikan
• Pada tahapan produksi, kegiatan utama yang
dilakukan adalah menjaga kelangsungan
produksi sumur, produksi listrik dari PLTP, dan
distribusi listrik ke konsumen

Sumber : britannica.com
56

Terima Kasih

You might also like