You are on page 1of 5

NAMA : MUHIMMATUL ULYA IMRONA

KELAS : AKUNTANSI 6D

NIM : G92219103

RESUME 1

AUDIT INTERNAL

A. Konsep Internal Audit

Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh para internal perusahaan.
Pemeriksaan yang dilakukan ini berupa memeriksa catatan akuntansi dan keuangan perusahaan,
termasuk ketaatan perusahaan dalam menjalankan manajemen yang berlaku. Mereka juga akan
memeriksa ketaatan perusahaan terhadap peraturan pemerintah serta kebijakan lain dari ikatan
profesi yang sedang berlakui. Internal auditor akan memberikan opininya terkait kewajaran nilai
laporan keuangan yang sudah dibuat oleh manajemen perusahaan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa internal audit merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi. Kegiatan ini
dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (value added) dalam rangka meningkatkan
kualitas dan aktivitas operasional organisasi tersebut. Internal audit juga mencakup pemberian
konsultasi kepada pihak manajemen sehubungan dengan masalah yang dihadapinya. Konsultasi
ini diberikan sesuai dengan hasil temuan dan analisis yang dilakukan atas berbagai aktivitas
operasional secara independen dan objektif dalam bentuk hasil temuan dan rekomendasi atau
saran yang ditujukan untuk keperluan organisasi.

Ada bebrapa cara membangun dan memiliki internal auditor yang efektif diantaranya :

1. Harus Memiliki Kedudukan yang Independen


Sifat independensi seorang auditor internal tergantung pada syarat berikut ini :
a. Bertanggung Jawab
b. Tidak Boleh Terlibat Dalam Kegiatan Perusahaan.
Departemen audit yang independen tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional
perusahaan, seperti kegiatan penjualan, pemasaran, pembuatan sistem akuntansi,
pencatatan transaksi, penyusunan laporan keuangan, dll.
2. Job Description Harus Jelas
Sebuah departemen Internal Audit harus mempunyai job description yang jelas. Artinya, job
description dari tiap internal auditor harus tersedia dengan jelas. Sehingga, setiap internal
auditor tersebut mengetahui dengan jelas apa saja tanggung jawabnya, tugasnya, dan juga
wewenangnya.
3. Harus Mempunyai Internal Audit Manual
Hal terpenting lainnya adalah internal audit manual adalah petunjuk tertulis bagi para staf
auditor untuk mencegah adanya penyimpangan dalam melaksanakan tugas, menentukan nilai
standar yang berperan dalam mengukur dan meningkatkan kinerja perusahaan, serta
meyakinkan hasil akhir departemen yang sesuai dengan kebutuhan pihak direktur internal
audit. Jadi, audit internal manual harus ditelaah setiap tahun dan ditingkatkan sesuai dengan
perkembangan perusahaan.
4. Ada Dukungan Dari Manajemen Teratas
Suatu departemen internal audit harus mendapatkan dukungan yang kuat dari manajemen
teratas. Tanpa adanya dukungan yang kuat dari manajemen teratas, maka fungsi dari auditor
akan lumpuh. Dukungan yang harus diberikan pada departemen internal audit adalah:
 Penempatan posisi yang independen dan akses untuk bisa berkonsultasi dalam memberikan
laporan pada pihak audit yang merupakan tenaga ahli yang dimiliki perusahaan
 Staff audit yang sudah berpengalaman baik harus memiliki gaji dan insentif atau bonus yang
menarik.
 Menyediakan waktu yang cukup untuk departemen audit internal untuk bisa mendengarkan
membaca, dan juga mempelajari berbagai laporan yang dibuat oleh departemen ini untuk
selanjutnya mampu memberikan respon dengan cepat dan tegas.
 Adanya peraturan yang dikeluarkan oleh manajemen untuk seluruh bagian dari organisasi
perusahaan terkait kewajibannya dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas.

B. Internal Audit Berbasis Resiko


Menurut IIA (Insurance Institute Agents Association) audit berbasis risiko adalah sebuah
metodologi yang menghubungkan internal audit dengan selutuh kerangka manajemen risiko
yang memungkinkan proses internal audit mendapatkan keyakinan memadai bahwa
manajemen risiko telah dikelola dengan memadai yang berhubungan dengan risiko yang dapat
diterima (risk appetite). Risiko yang berada di atas risk appetite dianggap sebagai ancaman
bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Risk Based Internal Audit (RBIA) memastikan bahwa seluruh tanggung jawab
manajemen telah dilakukan secara efektif. Tanggung jawab manajemen yangutama termasuk
memastikan internal control telah memadai dan manajemen risiko telah dilakukan dengan
tepat, diikuti oleh berbagai fungsi dan unit kerja diperusahaan. Peran Risk Based Internal
Audit (RBIA) dalam peningkatan internal control dan proses manajemen risiko sangat
menyeluruh dan strategis. Oleh karenaitu apabila Risk Based Internal Audit (RBIA)
diimplementasikan dengan konsisten, maka efektivitas internal control dan proses manajemen
risiko perusahaan akan meningkat.

C. Fungsi Audit Internal


Fungsi Audit Internal diantaranyaii :
1. Mengawasi Kegiatan – Kegiatan yang Tidak Dapat Diawasi Sendiri Oleh Manajemen
Puncak
Setiap tahun kepala eksekutif audit ( chief auditing executives – CAE ) menyiapkan
rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi. Rencana ini dipresentasikan di
depan manajemen eksekutif dan dewan, dan diubah sesuai pergeseran strategi organisasi
dan kebutuhan pengawas senior. Kepala eksekutif audit juga memastikan bahwa waktu dan
sumber daya tersedia untuk audit yang sewaktu –waktu diperlukan dan tidak bisa
diperkirakan pada saat rencana awal dibuat.
2. Mengidentifikasi dan Meminimalkan Risiko
Dunia usaha pernah mengandalkan asuransi untuk mengatasi risiko yang dihadapi, tetapi
banyak organisasi terbesar di dunia saat ini membentuk fungsi manajemen risiko yang
proaktif. Auditor internal memperluas persepsi mereka tentang manajemen risiko dan
meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa jenis risiko organisasi
telah dievaluasi dan diperhatikan dengan layak.
3. Memvalidasi Laporan Ke Manajemen Senior
Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima,
bukan berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Beberapa organisasi audit membuat daftar
laporan eksekutif dan menjadikan laporan tersebut sebagai acuan untuk audit yang
dijadwalkan. Ketika audit dilakukan, auditor menelaah laporan tersebut untuk menilai
akurasi, ketepatan waktu, dan maknanya. Kebijakan manajemen yang diputuskan kemudian
menjadi lebih valid.
4. Membantu Manajemen Pada Bidang–Bidang Teknis
Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap audit yang dilakukan. Auditor
internal modern harus mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses
pengolahannya, dan di mana letak risiko keamanannya.
5. Membantu Proses Pengambilan Keputusan
Manajerlah yang membuat keputusan operasional. Namun auditor internal dapat
menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar pengambilan keputusan.
6. Menganalisis Masa Depan – Bukan Hanya Untuk Masa Lalu
Dengan menggunakan pendekatan ini mereka telah menilai kebijakan atau program yang
masih dalam tahap perancangan, implementasi kebijakan atau program, dan hasil aktual
yang diperoleh dari kebijakan atau program. Auditor internal saat ini menilai kontrol atas
sistem informasi yang diusulkan sebelum implementasinya, sehingga membantu
menghindari terjadinya biaya untuk memperbaiki kerusakan.

7. Membantu Manajer Untuk Mengelola Perusahaan


Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak bisa dikendalikannya. Auditor
internal umumnya menemukan masalah tersebut dan menyarankan perbaikan. Namun,
perbaikan – perbaikan tersebut bisa merupakan perbaikan jangka pendek atau perbaikan ke
akar masalah sehingga meningkatkan kinerja manajemen.
i
Ibnu, Audit Internal:Pengertian dan Cara Membangun Internal Audit Handal, diakses dari
https://accurate.id/akuntansi/audit-internal/ , Pada Tanggal 4 Maret 2022, Pukul 1

ii
Untag, Internal Audit, Jurnal Ekonomi, 2011

You might also like