You are on page 1of 2

SEMINAR OUTLINE JURUSAN SOSIOLOGI FISIP UNIB

Nama : Icha Vidiatama


NPM : D1F019026

1.1 Judul Proposal


Interaksi Sosial Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) Dengan Masyarakat Sekitar (Studi
Kasus : Desa Tambah Asri Kecamatan Tugumulyo)

1.2 Latar Belakang


Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan
orang perorang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan
kelompok manusia. Dalam berinteraksi seseorang individu atau kelompok sosial sedang
berusaha atau belajar untuk memahami tindakan sosial seorang individu ataupun kelompok
sosial lain. Interaksi sosial akan berjalan dengan tertib dan teratur bila individu dalam
masyarakat dapat bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, yakni tindakan yang disesuaikan
dengan situasi sosial saat itu, tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, serta
individu bertindak sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat.
Suku Anak Dalam (SAD) merupakan salah satu kelompok minoritas yang hidup di
hutan dataran rendah Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Suku Anak Dalam (SAD) biasa
disebut juga dengan Orang Rimba atau Orang Kubu. Menurut Van Dongen dalam Yanto
(2016:15), istilah kubu ini adalah sebutan yang dilekatkan oleh masyarakat Melayu untuk
menyebut orang-orang primitif yang taraf kemampuannya masih sangat rendah, kotor, bau,
bodoh, dan tak beragama yang ditemui di daerah perbatasan pedalaman Jambi. Sedangkan
penyebutan Orang Rimba merupakan kata yang mereka gunakan untuk menyebut diri mereka
sendiri (Manurung, 2013:8). Istilah Orang Kubu ini tidak disukai oleh Suku Anak Dalam
(SAD), karena istilah itu tidak disesuaikan dengan pendapat mereka dan dianggap sebagai
penghinaan bagi komunitas mereka.
Masyarakat sebagai suatu ikatan bersama dan hidup selama bertahun-tahun dalam
lingkungan tertentu akan mengalami perubahan maupun perkembangan. Hal ini dapat dikatakan
perubahan itu muncul karena sesuatu anggota masyarakat melakukan hubungan (interaksi
sosial) dengan yang lain. Sudah barang tentu, interaksi itu dapat mengarah pada hubungan yang
terbuka maupun tertutup. Bagi Suku Anak Dalam (SAD) yang hidup di hutan-hutan kebudayaan
yang dimiliki sangat keterbelakang, dimana komunikasi dengan dunia luar tidak terjadi sama
sekali, sehingga sulit bagi mereka untuk merubah cara hidup dan kebiasaan yang telah diwarisi
secaraturun menurun oleh nenek moyang, tetapi terdapat Suku Anak Dalam (SAD) yang sudah
mengalami kemajuan. Suku Anak Dalam (SAD) yang mengalami kemajuan telah mendapatkan
pendidikan, dan interaksi mereka dengan masyarakat lain menciptakan berbagai kerjasama.
Suku Anak Dalam (SAD) dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar tidak
berlangsung secara menyeluruh. Namun secara perlahan mereka mulai terbuka dengan
masyarakat luar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Interaksi Sosial
Suku Anak Dalam (SAD) dengan Masyarakat Sekitar yang terjadi di desa Tambah asri
kecamatan Tugumulyo.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa faktor yang mempengaruhi interaksi sosial Suku Anak Dalam (SAD) dengan
masyarakat sekitar di Desa Tambah Asri Kecamatan Tugumulyo?
2. Bagaimana proses interaksi sosial Suku Anak Dalam (SAD) dengan masyarakat sekitar di
Desa Tambah Asri Kecamatan Tugumulyo?

1.4 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tambah Asri Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi
Rawas karena di desa tersebut ada komunitas Suku Anak Dalam (SAD).

You might also like