You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI BLOK 8

SISTEM PENCERNAAN

OLEH
KELOMPOK 3A

1. Lidya Paramita Anugerah Nurtjahja (1661050034)


2. Theofany Firza Vinata (2061050035)
3. Pieterkov Alberto Cohan Mawikere (2061050046)
4. Azmi Faza (2061050064)
5. Lamtiur Oktavia (2061050102)
6. Catherine Dyandra Arsha Priartso (2061050126)
7. Natasya Magdalena Sachi Siregar (2061050151)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia


2020/2021


I. PENDAHULUAN
Usus halus merupakan bagian terpenting dari saluran pencernaan. Di dalamnya
berlangsung taliap-tahap akhir pencernaan bahan makanan, yang kemudian disiapkan
untuk diabsorpsi.
Dengan demikian gerakan usus halus sangat erat kaitannya dengan fungsi
absorbsi di dalam usus. Gerakan-gerakan usus tersebut ialah gerakan segmentasi.
gerakan pendulum dan gerakan peristaltik.
Gerakan segmentasi diduga sebagai gerakan usus yang paling penting pada usus
halus dan berfungsi memotong-motong massa makanan yang terletak memanjangnya
menjadi potongan-potongan lonjong dengan cara kontraksi pada interval-interval yang
teratur sepanjang massa makanan di dalam usus. Sesaat kemudian masing-masing
potongan ini dipotong-potong lagi, sedangkan potongan-potongan yang berdekatan
saling mendekat dan membentuk potongan baru. Potongan ini selanjutnya dipotong-
potong lagi dan prosesnya berulang kembali.
Gerakan bandul lonceng (pendulum), berperan dalam pencampuran lokal isi
usus dengan getah-getah pencernaan. Pada gerakan ini usus berkontraksi segemental
pada interval-interval tertentu sepanjang ujung usus halus. Oleh karena itu makanan
seolah-olah diremas-remas secara bergilir pada tempat-tempat tertentu.
Gerakan peristaltik erupakan mekanisme utarna dari gerakan maju dari usus
yang lunak. Pada gerakan ini terbentuk cincin konstriksi yang mendorong isi usus ke
arah caudal yang ssedang relaksasi. Gelombang konstriksi ini bergerak sepanjang usus
sebagai gelombang peristaltik yang membawa ingesta ke arah belakang saluran
pencernaan.
Aktivitas motorik dari saluran pencernaan dipengaruhi susunan saraf otonom
(SSO) melalui serabut-serabut simpatis dan parasimpatis dan melalui sistem saraf
intrinsik yang membentuk pleksus-pleksus saraf. Ada dua macam pleksus utama, yaitu:
1. Pleksus mienterik (Aurbach) yang terletak diantara lapisan otot longitudinal
dan sirkuler.
2. Pleksus submukosa (Meisner) yang terletak diantara lapisan otot sirkuler dan
muskularis mukossa.
Rangsangan pada saraf-saraf simpatis atau parasimpatis dapat merubah kerutan
usus yang normal. Demikian pula pemberian zat-zat neurotransmitternya serta zat-zat
otonom lainnya.
II. TUJUAN PERCOBAAN
a. Mempelajari gerakan usus in situ pada kelinci.
b. Mempelajari segmen usus yang diisolasi dan mengamati:
− Kontraksi ritmis usus yang normal.
− Pengaruh suhu terhadap frekuensi dan kekuatan kontraksi
− Pengaruh zat-zat kimia/obat-obatan yang otonom.

III. PEMBAHASAN
A. VIDEO PRAKTIKUM
1. Bagaimana sel interstitial dapat mengubah potensial mandiri? Ion apa
yang terlibat?
Jawab: Otot polos khusus mampu membentuk perubahan pontensial secara
mandiri karena memiliki pace maker yang adalah sel intertisial cajal yg
terdapat pada pleksus mienterikus. Potensial mandiri tidak sama dengan pace
maker otot jantung, tidak mencapai nilai ambang rangsang pada otot polos
usus hanya menghasilkan gelombang potensial pelan. menyebar dari serabut
ke lainnya gap junction. Potensial mandiri dipengaruhi oleh saraf intrinsik
kemoreseptor, osmotik dan mekanoreseptor, saraf otonom serta pusat.

2. Potensial mandiri termasuk single/double unit?


Jawab: Saluran pencernaan merupakan single unit, maka sel tidak terangsang
secara listrik melainkan rangsangan sendiri atau miogenik. Potensial aksi awal
dari sel pace maker akan disebarkan melalui gap junction

3. Bagaimana caranya saraf intrinsic dapat memengaruhi otot?


Jawab: Di dalam dinding usus terdapat saraf intrinsik: pleksus mienterikus
(Aurbach) terdapat diantara lapisan otot longitudinal dan sirkuler pleksus
submukosa (Meissner), terdapat di lapisan submukosa. Ujung-ujung saraf
intrinsik ini menjulur ke lumen usus, memungkinkan memberi informasi
mekanik (peregangan, karena adanya makanan di saluran pencernaan) maupun
kimiawi (sehingga disekresikan enzim sesuai dengan makanan yang memasuki
saluran pencernaan).

4. Otot polos mana yang berperan utama baik pada gerakan segmentasi dan
peristaltic?
Jawab: Otot sirkuler adalah otot yang berada di dalam lumen yang membantu
pergerakan organ, terutama organ pencernaan

5. Bagimana mekanisme suhu dapat memengaruhi kontraksi? Apakah


adrenalin sebagai neuro transmitter simpatis atau hormone? Asetilkolin
apakah neurotransmitter atau hormone?
a. Gerakan usus dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu normal tubuh membuat
usus dapat melakukan gerak peristaltiknya secara normal. Saat usus
diberikan perlakuan dingin, maka yang terjadi adalah gerakan usus semakin
melambat. Hal tersebut dapat dilihat amplitudonya yang semakin mengecil.
Kemudian, usus diberikan perlakuan panas yang menyebabkan gerakan
usus semakin cepat. Akan tetapi, bukan berarti dengan suhu yang semakin
panas (di atas normal) usus dapat bergerak lambat.
b. Asetilkolin termasuk neurotransmitter yang berperan dalam kontraksi otot,
merangsang aktivitas beberapa hormon, serta mengendalikan detak
jantung. Selain itu, neurotransmitter ini berkontribusi dalam fungsi otak dan
daya ingat. Asetilkolin merupakan salah satu contoh neurotransmitter
eksitasi.
c. Epinefrin (adrenalin) dikenal sebagai neurotransmiter yang berasal dari
tirosin. Bahan kimia ini mengatur perhatian, fokus mental, gairah, dan
kognisi pada manusia. Tugasnya adalah membuat otak tetap sadar dan
terjaga.
Adrenalin juga merupakan neurotransmiter yang bersifat fight and flight
respon. Ketika seseorang stres atau takut, adrenalin akan dilepaskan.
Adrenalin membantu otak membuat keputusan cepat dalam menghadapi
bahaya
B. PHYSIO-EX
a) Pre-lab
1. Which of the following is/are true of bile?
b. It works by a physical process.
2. The substrate used in this simulation is
c. vegetable oil.
3. When fatty acids are liberated by lipase, the pH
b. decreases.
4. One of the products of the chemical digestion of lipids is
d. fatty acids.

b) Stop & think


1. Which tube do you think will have the highest lipase activity?
c. tube 3
2. What does the pH measure?
d. both lipase activity and fatty acid release
3. Why is it difficult to detect whether lipase is active in tube 5?
d. The pH is already very low, so a decrease in pH might be difficult
to detect.

c) Post-lab
1. What is the product of lipase hydrolysis?
d. fatty acids
2. From your results, which pH is ideal for pancreatic lipase digestion?
b. pH 7.0
3. Which tube confirms that there is no lipase in bile salts or vegetable
oil?
c. tube 4
4. From your results, where (in theory) would pancreatic lipase be active?
d. mouth and pancreas
d) Review sheet
1. Explain why you can't fully test the lipase activity in tube 5
Jawab: Sulit untuk menguji aktivitas lipase pada tabung 5, karena pH
pada tabung 5 sudah sangat rendah. Sehingga, sulit untuk mengukur
perubahan pH dari hasil pelepasan asam lemak.
2. Which tube had the highest lipase activity? How well did the results
compare with your prediction? Discuss possible reasons why it may or
may not have matched.
Jawab: Tabung 3 memiliki aktivitas lipase paling tinggi, kami juga
menjawab tabung 3. Hal ini dikarenakan suasana pH pada tabung 3 yang
basa (pH 9), meningkatkan kerja lipase.
3. Explain why pancreatic lipase would be active in both the mouth and the
pancreas.
Jawab: Enzim lipase pancreas akan memiliki aktivitas enzimatik tertinggi
pada lingkungan dengan pH 7. Rongga mulut memiliki pH sekitar 7, dan
pancreas memiliki pH sekitar 8, maka enzim bisa bekerja di kedua tempat.
4. Describe the process of bile emulsification of lipids and how it improves
lipase activity.
Jawab: The fat globules are separated into droplet through an
emulsification process which is physical, not chemical, which promotes
the lipase enzymatic activity.

IV. LAMPIRAN

You might also like