You are on page 1of 4

Klp Pembahas (klp 5)

1. Mengapa flexible budget penting untuk mengalisis/mengevaluasi kinerja perusahaan dan


apa kekurangan dari flexible budget ini? (Michael)

Jawaban:

Tujuan dari dibuatnya budget sendiri ialah untuk mengetahui apakah sasaran atau
tujuan dari perusahaan dapaat tercapai. Jadi budget ini menjadi standar pengukuran kinerja
suatu perusahaan. Mengapa flexibel budget ini penting untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan ialah agar perusahaan mengetahui apakah terdapat kekurangan selama
melakukan kegiataan dalam upaya mencapai sasaran tersebut. Apakah kegiatan yang
dilakukan perusahaan sudah terkontrol dengan baik, dan apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan di awal. Sehingga kedepannya tidak terulang masalah yang sama dan dapat
dibuat rencana dan target baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Namun memang, flexibel budget ini tetap memiliki kekurangan. Kekurangannya


ialah anggaran flexibel ini disusun berdasarkan biaya dari tingkat keluaran, namun belum
tentu biaya yang keluar dipicu oleh tingkat penjualan atau produksi yang dilakukan.
Sehingga biasanya perlu digunakan metode activity flexibel budgeting. Dimana
penyusunannya berdasarkan beberapa tingkat produksi atau penjualan, biayanya juga
dipisahkan berdasarkan pemicu yang menjadikan biaya tersebut naik jika pemicunya
meningkat.

2. flexible budget menyediakan informasi yang berbeda dengan static budget dan dikatakan
bahwa Anggaran fleksibel adalah alat pengendalian yang sangat bagus, lalu apakah flexible
budget itu selalu bagus? apakah ada saat dimana static budget lebih direkomendasikan untuk
dipakai dibanding dengan flexible budget? ()

Jawaban:

Perusahaan umumnya memiliki strategi budget yang berbeda-beda. Ada yang


menggunakan static budget dan ada yang menggunakan metode flexibel budget. Dalam hal
ini static budget memiliki merupakan anggaran yang menggabungkan nilai-nilai yang
diantisipasi yang berkaitan dengan input dan output yang dikandung sebelum periode
tersebut dimulai. Sedangkan, flexible budget memiliki arti sebagai jenis anggaran yang
dapat menunjukkan bagaimana biaya bervariasi dengan tingkat keluaran/output yang
berbeda, atau pada berbagai tingkat volume penjualan yang berbeda.
Umumnya perusahaan lebih memilih untuk menggunakan metode flexible budget
dalam mengelolah anggaran di perusahaannya tersebut. Alasannya, karena anggaran ini
berdasarkan dengan data actual, baik penjualan, pengeluaran maupun data lingkungan
disekitar perusahaan. Jika ada asumsi-asumsi / pendapat dari pihak managemen anggaran
tersebut tidak perlu diubah ulang dikarenakan anggaran tersebut berdasarkan data aktual /
sebenarnya. Selain itu, dengan menggunakan metode flexible budget ini, perusahaan
tersebut akan mendapatkan data-data informasi yang akurat dalam perencanaan, koordinasi,
dan berkomunikasi serta dalam mengevaluasi dan mengontrol akan lebih efisien serta
bermanfaat dari pada Static Budget yang hanya berdasarkan perkiraan.

Namun, jika perusahaan tidak mempunyai penjualan tahun lalu (merupakan


data/sumber utama untuk membuat flexible budget), perusahaan harus menggunakan static
budget dikarenakan perusahaan tidak mengetahui bagaimana penjualan perusahaan
sehingga anggaran yang disiapkan pun berasal dari perkiraan - perkiraan yang dilakukan
oleh pihak managemen perusahaan. Static budget sering dipakai oleh perusahaan pada tahun
pertama mereka berjalan khususnya perusahaan tersebut tidak memiliki data - data yang
lengkap untuk menentukan berapa harga jual dan berapa biaya produksi yang tepat untuk
periode ini.

3. Bagaimana yang akan terjadi saat perbedaan kondisi dilapangan (aktual) dengan kondisi
yang diharapkan sangat berbeda jauh dalam penganggaran flexibel?

Jawab:

Sesuai namanya, penganggaran fleksibel dapat menyesuaikan dengan perbedaan


kondisi lapangan. Hal ini dikarenakan rumusan anggaran fleksibel dibuat dengan lebih dari
satu penggerak. Jadi dari awal sudah terdapat prosedur perkiraan biaya yang dapat
memperkirkan dan memvalidasi rumusan biaya untuk tiap aktivitas. Pada prinsipnya
komponen biaya variable untuk tiap aktivitas harusnya sudah berhubungan dengan sumber
daya yang diperoleh sebagaimana yang dibutuhkan, dan komponen biaya tetap seharusnya
berhubungan dengan sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan atau sumber daya
terikat. Pendekatan rumusan ganda ini memungkinkan manajer utk dapat memprediksi
biaya biaya secara lebih akurat untuk tiap aktivitas. Jadi kalaupun ada perbedaan kondisi
actual dengan yang diharapkan, rumusan dalam flexibel budget tersebut dapat
menyesuaikan dengan baik. Namun jika memang kondisinya sangat jauh berb eda, maka
dapat juga dilakukan rebudgeting sesuai dengan kondisi yang terjadi saat itu.
Kelompok lain

4. Menurut kelompok penyaji perusahaan seperti apa yg biasanya menggunakan static budget
dan perusahaan yg bagaiaman menggunakan flexible budget?

Jawaban:

Perusahaan yang menggunakan static budget biasanya ialah perusahaan yang baru
memulai usahanya. Hal ini dikarenakan mereka belum mempunyai data terkait produksi,
penjualan, dan aktivitas lainnya, yang dimana hal tersebu t merupakan data atau sumber
utama dalam pembuatan flexibel budget. Sehingga anggaran yang disiapkan berasal dari
perkiraan yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Sedangkan, perusahaan yang
menggunakan flexibel budget ialah biasanya usaha-usaha yang beroperasi dalam keadaan
tidak stabil atau lingkungan bisnisnya tidak pasti karena jika kondisi sosial berubah maka
tidak harus melakukan rebudgeting. Tidak ada ciri khusus perusahaan mana yang bisa
menggunakan flexibel budget, karena kebanyakan perusahaan menggunakan flexibel
budget karena lebih akurat.

5. Apakah dalam memprediksi penjualan terdapat pendekatan selain bottom -up approach?
Lalu, apa saja perbedaan antara pendekatan tersebut dan mohon dijelaskan kondisi
perusahaan seperti apa yang sesuai untuk masing-masing pendekatan. (Alit bintang)

Jawaban:

Selain pendekatan Buttom up Uproach ada Top Down Approach.

Dalam buttom up aproach karyawan dan manajer di tingkat departemen melakukan


penyusunan anggaran untuk masing-masing departemen. Setiap departemen menyiapkan
anggarannya sendiri (seperti perkiraan kegiatan komponen dan lini produk) sebelum
diintegrasikan ke dalam anggaran induk. Manajer akan lebih termotivasi untuk mencapai
tujuan yang dianggarkan ketika mereka terlibat dalam persiapan anggaran. Tingkat
partisipasi yang luas biasanya mengarah pada dukungan yang lebih besar untuk anggaran
dan entitas secara keseluruhan, serta pemahaman yang lebih besar tentang apa yang harus
dicapai. Metode bottom-up dapat digunakan untuk meningkatkan “Sense of Belonging” dari
unit-level dalam kepemilikan anggaran. Manajer operasional yang selama ini bertanggung
jawab langsung untuk kegiatan operasional, akan memiliki pemahaman yang lebih baik
ketika menyusun anggaran, karena lebih memahami tentang hasil apa yang dapat dicapai
dan berapa biayanya.

Pendekatan ini sangat diperlukan ketika manajer unit yang bertanggung jawab
diharapkan menjadi sangat inovatif. Manajer unit tahu apa yang harus dicapai, di mana
peluang ada, bidang masalah apa yang harus diselesaikan, dan di mana sumber daya harus
dialokasikan. Terlepas dari keterlibatan manajer tingkat bawah, Top Management tetap
harus berpartisipasi dalam proses anggaran untuk memastikan bahwa tujuan konsolidasi dari
berbagai departemen konsisten dengan tujuan profitabilitas perusahaan.

Sedangkan top down approach adalah model perencanaan yang dilakukan dari
atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah
atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Top Management sebagai pihak
yang melakukan penyusunan anggaran, pada saat proses penyusunan anggaran, sangat
sedikit meminta bahkan terkadang tidak meminta masukan dari manajer atau karyawan.
Dalam pendekatan ini, staf perusahaan pusat di bawah chief executive officer atau presiden
direktur menentukan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan, menentukan
kendala sumber daya, mempertimbangkan persaingan, menyiapkan anggaran, dan membuat
alokasi biaya.Top Management mengetahui tujuan, strategi, sumber daya, kekuatan, dan
kelemahan perusahaan. Departemen kemudian mengikuti arahan dari Action Plan yang
telah dibuat. Top-down umumnya digunakan dalam perencanaan jangka Panjang. Hal
pertama yang dilakukan adalah meramalkan penjualan berdasarkan analisa ekonomi,
kemudian pangsa pasar perusahaan dan penjualan perusahaan, dan kemudian penjualan
berdasarkan produk atau kategori lainnya.

Pendekatan Top-Down diperlukan ketika manajer unit bisnis harus diberikan tujuan
kinerja spesifik karena situasi krisis dan ketika koordinasi yang erat diperlukan antara unit
bisnis. Ada kemungkinan bahwa jumlah anggaran unit tidak akan memenuhi harapan
perusahaan. Jika manajer unit mengembangkan anggaran secara independent dari unit lain,
ada ketidakkonsistenan dalam asumsi yang digunakan oleh unit yang berbeda, Dst.

You might also like