You are on page 1of 2

2.

Hubungan etika, norma, dan hukum

Jika kita membahas tentang norma, etika, dan hukum tentunya kita tidak dapat melepaskannya dari segi
moral. Dari arti kata, etika dapat disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin mos yang
berarti adat kebiasaan.

Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda tantang hubungan antara moral dan etika.
Menurut Lawrence Konhberg terdapat hubungan antara moral dengan etika. Menurut Lawrence
Konhberg pendidikan moral merupakan dasar dari pembangunan etika. Pendidikan moral itu sendiri
terdiri dari ilmu sosiologi, budaya, antropologi, psikologi, filsafat,pendidikan, dan ilmu poitik. Pendapat
Lawrence Konhberg berbeda dengan pendapat Sony Keraf. Soni Keraf membedakan antara moral
dengan etika. Nilai-nilai moral mengandung nasihat, wejangan, petuah, peraturan, dan perintah turun
temurun melalui suatu budaya tertentu. Sedangkan etika merupakan refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma manusia yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan perilaku hidup
manusia.

Karena etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan yang erat
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika dan
moral yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda antara satu
daerah dengan daerah lainnya. Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda namun tujuannya
tetap sama yaitu mengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta suasana yang mendukung dalam
hidup bermasyarakat. Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma didalamnya Hukum berperan
sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap etika,moral, dan norma maka hukum akan berperan sebagai
pemberi sanksi. Sanksi tersebut dapat berupa sanksi sosial sebagai akibat dari pelanggaran norma-
norma sosial masyarakat dan sanksi hukum apabila norma-norma yang dilanggar juga termasuk dalam
wilayah peraturan hukum yang berlaku.

3. Hubungan antara ETIKA, AGAMA dan ADAT-ISTIADAT

Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan
terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.

Adat istiadat dapat dimaksudkan dengan Etika perangai yang diartikan sebagai kebiasaan yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada
waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat
berdasarkan hasil penilaian perilaku. (Sumaryono (1995))

Hubungan antara ETIKA dan AGAMA

Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi
moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu
memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi.
Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya
sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika
terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

You might also like