Professional Documents
Culture Documents
1 Pendahuluan
1 Pendahuluan
PENDAHULUAN
Berdasarkan kehadiran struktur geologi di tubuh lereng, bentuk longoran yang mungkin
terjadi adalah longsoran busur (circular failure), longsoran bidang (plane failure),
longsoran bajih (wedge failure), dan longsoran guling (top failure).
Kemantapan lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan (oleh kerja manusia),
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dapat dinyatakan secara sederhana sebagai gaya-
gaya penahan dan gaya-gaya penggerak yang bertanggung jawab terhadap kemantapan
lereng tersebut.Dalam keadaan gaya penahan (terhadap longsoran) lebih besar dari gaya
PENDAHULUAN| 1
penggeraknya, maka lereng tersebut akan berada dalam keadaan yang mantap (stabil).
Tetapi apabila gaya penahan menjadi lebih kecil dari gaya penggeraknya, maka lereng
tersebut menjadi tidak mantap dan longsoran akan terjadi.
Apabila harga F untuk suatu lereng > 1,0; yang artinya gaya penahan > gaya penggerak,
maka lereng tersebut berada dalam keadaan mantap/aman. Tetapi apabila harga F < 1,0;
yang artinya gaya penahan < gaya penggerak, maka lereng tersebut berada dalam
kondisi tidak mantap dan mungkin akan terjadi longsoran pada lereng yang
bersangkutan.
Karena klasifikasi massa batuan juga sudah mulai dilakukan digunakan untuk
menganalisis kemantapan lereng secara empirik (Romana, 1985), maka penggunaan
PENDAHULUAN| 2
klasifikasi massa batuan dalam analisis kemantapan lereng juga akan dibahas. Di
samping itu daya dukung batuan juga sangat berpengaruh dalam kemantapan suatu
lereng, oleh sebab itu akan diberikan juga pengetahuan mengenai daya dukung pada
batuan.
PENDAHULUAN| 3
Gambar 1.1 Jenis Longsoran dan Stereoplot.(Hoek & Bray.1981)
PENDAHULUAN| 4
Gambar 1.2
Informasi Struktur Geologi dan Evaluasi Jenis Longsoran yang mungkin terjadi dari
suatu rencana open pit
(Hoek &Bray.1981)
PENDAHULUAN| 5
1.2. Macam-macam ketidakmantapan
Beberapa hal yang perlu diketahui, dipelajari, dan dimengerti sebelumnya agar
dapat menghayati falsafah rancangan lereng tambang adalah klasifikasi gerakan massa
tanah atau batuan tahap-tahap pertambangan dan sasaran geoteknik, metoda
penambangan terbuka yang diterapkan, rancangan teknik secara umum.
Gerakan tanah atau dapat didefinisikan sebagai berpindahnya massa tanah atau
batuan pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukannya semula (M.M. Purbo
Hadiwidjoyo, 1992). Adapun jenis gerakan tanah atau batuan menurut pendapat beliau
dan telah dilengkapi oleh saya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Longsoran (sliding)
Q Dihasilkan pada material yang kurang rapuh.
Q Gerakan ini terjadi sepanjang satu atau beberapa bidang luncuran.
Q Bisa berupa rotasi atau translasi.
2. Runtuhan (falling)
Q Dapat terjadi pada bidang diskontinu suatu lereng yang tegak
Q Rayapan lapisan lunak atau gulingan blok.
3. Amblasan (subsidence)
Q Gerakan vertikal berupa penurunan relatif muka tanah karena kompaksi atau
hilangnya air tanah.
4. Rayapan (creep)
Q Gerakan yang kontinu dan relatif lambat disertai bidang rayapan yang tidak
terlihat jelas.
5. Aliran (flow)
Q Gerakan yang berasosiasi dengan transportasi material air atau udara dan dipicu
oleh gerakan longsoran sebelumnya disertai kecepatan yang bisa sangat tinggi
6. Nendatan (slump)
Q Gerakan dengan bidang gelincir lengkung.
Q Unit yang longsor mengalami rotasi di atas bidang gelincirnya.
Q Terjadi pada loose material atau batuan yang berlapis.
7. Gerakan kompleks (complex movement)
PENDAHULUAN| 6
Q Merupakan gabungan dari beberapa pola gerakan tanah.
Lomgsoran Baji
PENDAHULUAN| 7