Professional Documents
Culture Documents
(Askep) Infeksi Jantung KLP (5) - 4
(Askep) Infeksi Jantung KLP (5) - 4
Miokarditis)
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul
dari makalah yang kami ambil adalah “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infeksi Jantung
(Endokarditis dan Miokarditis)”
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi mahasiswa mahasiswi Stikes Karya Husada Kediri. Ucapan terimakasih tidak lupa kami
ucapakan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini.
Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan yang membaca semoga
bisa menambah wawasan ilmu serta akan menghasilkan karya yang lebih baik.
Penyusun
i
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
ii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi jantung yang disebabkan oleh bakteri ada dua yaitu Endokarditis dan Miokarditis.
Endokarditis adalah infeksi yang menyerang endocardium, yakni lapisan dalam ruang
jantung dan katup jantung. Miokarditis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan
pada otot jantung atau miokardium, yaitu lapisan otot dinding jantung. Berdasarkan riset
Kesehatan Dasar tahun 2018 angkakejadian penyakit jantung yang diakibatkan ole infeksi di
Indonesia sebesar 1,5%. Itu artinya 15 dari 1000 orang Indonesia menderita penyakit infeksi
jantung.
Penyebab terjadinya infeksi jantung ketika kuman masuk ke aliran darah lalu ke jantung.
Kuman kemudian menempel dikatup jantung yang abnormal atau jaringan jantung yang
rusak dan berkembang biak dilapisan dalam jantung. Kuman-kuman tersebut bisa masuk
melalui beberapa cara seperti; luka dimulut, jarum suntik, melalui orang lain yang terinfeksi
dan kateter urin.
Maka dari itu kami membuat makalah ini kita semua bisa memahami apa itu menyakit
infeksi jantung, pencegahan dan tindakan yang dilakukan sebagai seorang perawat.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Konsep Teori penyakit Infeksi Jantung?
b. Bagaimana asuhan keperawatan terhadap pasien Infeksi jantung?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan acuan keperawatan bagi
pengembangan keilmuan khususnya di program studi S1 Keperawatan Stikes Karya
Husada Kediri.
Agar pelayanan Kesehatan dapat meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien infeksi
jantung serta menambah wawasan tentang bagaimana melaksanakan asuhan keperawatan.
Dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit yang dialami
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Infeksi Jantung
Infeksi jantung adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman atau bakteri yang masuk
melalui darah dan menyerang pada katup serta otot pada jantung.
Penyakit Infeksi Jantung yang menyerang katup jantung lebih dikenal dengan
Endokarditis, sedangkan infeksi yang menyerang otot jantung adalah Miokardium.
2.2 Miokarditis
2.2.1 Definisi
Miokarditis merupakan inflamasi lokal atau difus pada otot jantung (miokardium)
Kowalak (2014). Miokarditis paling sering terjadi akibat infeksi virus pada
miokardium, tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, yaitu
karena infeksi coxsackievirus
3
2.2.2 Etiologi
a. Infeksi bakteri: dipteria tuberculosis, thypoid, tetanus, staphylococcus,
pneumococcus, dan gonococcus.
b. Keracunan zat kimia: alcohol
c. Infeksi cacing: trichinosis
d. Hipersensitif reaksi imun: reumatik fever dan postcardiotomi sindrom
e. Infeksi parasit: trypanosomiasis, toxoplasmosis
f. Terapi radiasi dosis besar
2.2.3 Patofisiologi
4
Patofisiologi Miokarditis diawali dengan invasi virus ke miokardium. Disitu virus
bereplikasi dan terjadi pembelahan sel
5
d. Gallop’s, bunyi jantung lemah
e. Tanda-tanda gagal jantung kanan
f. Terdapat suara tambahan( Ronkhi /Wheezing )
c. Foto Dada
Ukuran jantung sering membesar walaupun dapat juga normal. Kadang-kadang
disertai kongesti paru.
d. Ekokardiografi
6
Sering didapatkan hipokinesis kedua ventrikel walaupun kadang-kadang bersifat
regional, terutama di apeks. Dapat juga ditemukan penebalan dinding ventrikel,
trombus ventrikel kiri, pengisian diastolik yang abnormal, atau efusi perikardial.
2.2.6 Penatalaksana
Penatalaksanaan yang dilakukan oleh perawat :
2.2.7 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat miokarditis adalah :
7
kebutuhan metabolism tubuh. Apabila tekanan pengisian ini meningkat
sehingga mengakibatkan edema paru dan bendungan di system vena, maka
keadaan ini disebut gagal jantung kongestif.
2.3 ENDOKARDITIS
sumber gambar learning.fkkumj
2.3.1 Definisi
Endokarditis adalah infeksi pada endokardium yaitu bagian lapisan dalam jantung.
Kondisi ini umumnya disebabkan oleh masuknya bakteri ke aliran darah yang
kemudian menginfeksi bagian jantung yang rusak. Endokarditis bisa terjadi akibat
bakteri atau jamur yang bermula dari gigi. Karena itu, sakit gigi bisa menyebabkan
masalah katup jantung tersebut.
2.3.2 Etiologi
a. Streptococcus β hemolitik group A
b. Staphylococcus aureus
c. Streptococcus viridian
d. Streptococcus fecalis
e. Candida
f. Aspergillus
g. Basil E. coli.
8
2.3.3 Patofisiologi
9
Sedangkan endokarditis infeksi (endokarditis bacterial) adalah infeksi katup dan
permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme
lain dan menyebabkan deformitas bilah katup. Mikroorganisme penyebab mencakup
bakteri (streptokoki, enterokoki, pneumokoki, stapilokoki) fungi, riketsia, dan
streptokokus viridans. Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang mempunyai riwayat
penyakit katup jantung. Pasien yang beresiko tinggi adalah pasien dengan penyakit
jantung rematik atau prolaps mitral dan pernah menjalani pembedahan katup prostetik.
Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula, mungkin akibat menurunnya respons
imunologis terhadapt infeksi, perubahan metabolisme akibat penuaan, dan meningkatnya
prosedur diagnostik invasif. Khususnya pada penyakit genitouriner.
b. Clubbing fingers.
c. Ptechiae pada mukosa tenggorok, Roth’s Spot pada retina mata dan kulit dada.
d. Anemis/pucat.
g. Osler’s Nodes (nodul kemerahan, merah muda, atau kebiruan) di bagian dalam
jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri.
h. Janeway Lession (nodul kemerahan, merah muda, atau kebiruan) di bagian dalam
jari, otot tenar, dan hipotenar yang terasa nyeri.
i. Tanda dan gejala gagal jantung kanan (hepatomegali, edema, dan distensi vena
jugularis).
10
2.3.5 Pemeriksaan Diagnostik
11
2.3.6 Penatalaksana
Penatalaksanaan yang dilakukan oleh perawat :
a. Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena dosis tinggi
selama minimal 2 minggu.
b. Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katup buatan. kan mungkin
perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau mengganti katup
yang rusak dan membuang vegetasi
c. Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita katup jantung, tiap akan menjalani
tindakan gigi maupun pembedahan sebaiknya diberi antibiotik.
2.3.7 Komplikasi
2.4.1 Pengkajian
i. Identitas Klien
ii. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama
Keluhan yang sering muncul pada pasien dengan gangguan jantung miokarditis
bervariasi, yaitu : Demam, nyeri dada mirip angina pectoris dan pericarditis dengan
skala nyeri diangka 6, Palpitasi dan Sesak nafas dengan saturasi oksigen 93.
iii. Riwayat Penyakit Masa lalu
Ditanyakan kepada pasien apakah sebelumnya menderita nyeri dada tanyakan juga
apak sebelumnya pasien pernah melakukan pemeriksaan dan terdiagnosa miokarditis.
12
iv. Pemerikasaan fisik
B1 (Breathing)
Sesak Nafas.
B2 (Blood)
Demam, takikardi, nyeri dada
B3 (Brain)
Kesadaran compos mentis, Pasien mengalami sakit kepala, pusing karena suplai
Oksigen dan darah ke otak menurun.
B4 (Bladder)
Penurunan jumlah/frekuensi urine.
B5 (Bowel)
Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan dan penurunan berat badan.
B6 (Bone) Tidak ada kelainan tulang, kelemahan pada otot saat aktivitas, tidak dapat
tidur, kelemahan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
a. Data Subyektif
Px mengeluh lemas
Px mengeluh sesak nafas
Px menyebutkan skala nyeri diangka 6
b. Data Obyektif
TTV
Bibir px tampak pucat
SPO px 93
c. Pemeriksaan penunjang
EKG Aritmia
Perubahan EKG yang bisa ditemukan adalah :
a. Depresi atau elevasi segmen ST
b. Inversi gelombang T
c. Gelombang Q Patofisiologis
d. Left Bundle Branch Block (LBB) baru [1,3,7]
13
Pemeriksaan Troponin/Kardiak
- spesifik troponin meningkat 2 jam setelah Infark terjadi jika
nilainya berada diatas persentil ke 99
- Creatinine Kinase Isoform MB yang meningkat secara
signifikan pada 3-6 jam pertama dan menetap hingga 12 jam.
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi dapat ditemukan keadaan anemia yang dapat memperburuk
prognosis pasien, dan leukositosis polimorfonuklear yang dapat
menetap selama 3-7 hari
14
meningkat (5) -Identifikasi kelas syok
untuk estimasi kehilangan
2.Frekuensi nadi menurun
darah
(5)
-Monitor status
3.tekanan darah cukup
hemodinamik
menurun (4)
- Monitor status oksigen
4.frekuensi nafas menurun
Monitor kelebihan cairan
(5)
- Monitor output cairan
5.suhu tubuh sedang (3)
tubuh (mis. urin, cairan
6.saturasi oksigen nasogastrik, cairan selang
meninngkat (1) dada) - Monitor nilai BUN,
kreatinin, protein total, dan
Gambaran EKG aritmia
albumin, jika perlu - Monitor
sedang (3)
tanda dan gejala edema paru
Terapeutik
Edukasi
15
-Jelaskan tujuan dan
prosedur tindakan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
produk darah
16
8. Frekuensi nadi : 5 budaya terhadap respon
(membaik) nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
17
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2.4.6 Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukan pada nursing
oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Terdapat 3 tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu persiapan, perencanaan, dan
dokumentasi (Nursalam, 2009).
18
Kegiatan implementasi pada klien dengan Miokarditis adalah membantunya mencapai
kebutuhan dasar seperti :
2.4.7 Evaluasi
19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien:
Nama klien : Ny. Ratih
Umur/Tgl lahir : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
20
Pendidikan terakhir : SD
No. RM : 00 22 11
Pekerjaan : IRT
Alamat : Nganjuk
Tanggal masuk RS : 04-10-2021
Ruangan : Melati
Diangnosa medis : Miokarditis
b. Keluhan Utama:
Nyeri dada ( skala nyeri: 6)
Sesak napas ( SPO2: 93)
Mudah lelah
c. Riwayat kesehatan:
Riwayat kesehatan saat ini:
Pasien mengatakan nyeri pada dada sebelah kiri dan sesak saat bernafas serta
mudah lelah saat beraktifitas hal ini sudah dirasakan pasien sejak 2 bulan yang
lalu. Pasien juga mengatakan tidak ada nafsu makan dan juga mengalami
demam.
Riwayat kesehatan dahulu:
Sebelum masuk RS pasien pernah memeriksakan diri sebanyak 2 kali di poli
Kardiologi yaitu pada tanggal 24 April 2021 dan di diagnosa Miokarditis,
pasien sering keluar masuk RSuntuk memeriksakan penyakitnya dan pada
tanggal 04 Oktober pasien masuk RS kembali dengan masalah yang sama.
d. Riwayat kesehatan keluarga:
Dalam kelarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit menular
e. Riwayat psikososial:
Pada konsep diri: pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan berharap
cepat sembuh
Pola kognitif: pasien kurang mengetahui tentang penyakitnya dan sering
menanyakan tentang penyakitnya.
Pola koping: bila ada masalah pasien selalu bercerita dengan keluarganya
21
Pola interaksi: hubungan dengan keluarga, perawat, dan lingkungan harmonis.
f. Riwayat spiritual:
Ketaatan klien beribadah: sebelum masuk RS pasien selalu menjalankan sholat
5 waktu di masjid tetapi setelah di rawat di RS pasien menjalankan sholat 5
waktu di atas tempat tidur.
Dukungan keluarga pasien: keluarga selalu mendukung dan selalu mendo’akan
pasien agar cepat sembuh.
Ritual yang biasa dijalankan: pasien tidak mengikuti ritual tertentu.
2. Pemeriksaan fisik
B I (breathing)
1) Gejala: Nafas pendek: nafas pendek kronis memburuk pada malam hari
(miokarditis)
2) Tanda: Dispneu nokturnal, batuk, inspirasi mengi, takipnea, krekels,dan ronki,
pernafasan dangkal
3) Sesak nafas dengan SPO : 93
B2 (blood)
1) Gejala: Riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital. Infark miokard,
bedah jantung (CABG / penggantian katup / by passkardiopulmonal lama). palpitasi,
jatuh pingsan
2) Tanda :Takikardia, disritmia, perpindahan TIM (Titik influks Maksimal) kiri dan
inferior (pembesaran jantung) Friction Rub perikardial biasanya intermitten
(terdengar di batas sternal kiri) murmur aortik, mitral stenosis / insufisiensi trikuspid,
perubahan dalam murmur yang mendahului, disfungsi otot papilar, irama gallop (S3
dan S4), bunyi jantung normal pada awal perikarditis akut, edema, DVJ (GJK)
petekie (konjungtiva, membran mukosa) hemoragi splinter (punggung kuku) nodus
osler (jari/ ibu jari) lesi janiwae (telapak tangan/ telapak kaki)
B3 (Brain)
Kesadaran klien biasanya compos mentis ( 4,5,6 ). Sering ditemukan sianosis perifer
apabila terjadi gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien meliputi
wajah meringis, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.
B4 (bladder)
22
1) Gejala: Riwayat penyakit ginjal / gagal ginjal. Penurunan frekuensi/ jumlah urine.
2) Tanda: urine pekat dan gelap
B5 (bowel)
1) Gejala : nyeri pada dada anterior ( sedang sampai berat tajam) diperberat oleh
inspirasi, batuk. gerakan menelan, berbaring, hilang dengan duduk bersandar ke
depan (perikarditis tidak hilang dengan nitrogliserin. Nyeri dada /punggung/ sendi
(endokarditis)
2) Tanda: perilaku distraksi misal gelisah
3) Skala nyeri diangka 6
B6 (bone)
1) Gejala: kelelahan dan kelemahan
2) Tanda: Takikardi, penurunan TD. Dispnea dengan aktifitas
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Hematologi dapat ditemukan keadaan anemia yang dapat memperburuk prognosis
pasien, dan leukositosis polimorfonuklear yang dapat menetap selama 3-7 hari
b. Elektokardiografi (EKG)
EKG Aritmia
Perubahan EKG yang bisa ditemukan adalah :
a. Depresi atau elevasi segmen ST
b. Inversi gelombang T
c. Gelombang Q Patofisiologis
d. Left Bundle Branch Block (LBB) baru [1,3,7]
23
3.1.2 Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1. DS: Abnormalitas Gangguan Sirkulasi
-Px mengatakan dada terasa kelistrikan jantung Spontan
berdebar-debar
-Px mengatakan sesak nafas Abnormalitas
DO: struktur jantung
-Keadaan Umum: nampak lemah,
wajah pasien nampak pucat, Penurunan fungsi
Auskultasi bunyi jantung terdengar ventrikal
muffled
GCS ( Glasgow Coma Scale) pasien
Eye (respon membuka mata)
3 : membuka mata dengan perintah
suara
verbal (respon verbal)
5:berorientasi baik
Motor ( respon motorik)
4: withdraws (menghindar,menarik
extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri )
Hasil EKG : EKG Depresi atau
elevasi segmen ST
TTV :
D : 130/90 mmHg
N: 125x/menit
RR: 29x/menit
2. DS: Agen pencedera Nyeri Akut
- Px mengatakan nyeri dada sebelah fisiologis (inflamasi)
kiri
DO:
24
-Keadaan Umum: nampak gelisah,
Kurang nafsu makan, Pola nafas
berubah, Frekuensi nadi meningkat
Skala nyeri : 6
N: 125x/menit
RR: 29x/menit
25
Gambaran EKG aritmia edema paru
sedang (3)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
produk darah
26
1. Keluhan nyeri : 5 Observasi
(menurun)
- Identifikasi lokasi,
2. Meringis : 5 (menurun) karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
3. Sikap protektif : 5
nyeri
(menurun)
- Identifakasi skala nyeri
4. Gelisah : 5 (menurun)
- Identifakasi respon nyeri
5. Kesulitan tidur : 5
non verbal
(menurun)
- Identifakasi factor yang
6. Perasaan depresi
memperberat dan
(tertekan) : 5 (menurun)
memperingan nyeri
7. Perasaan takut
- Identifakasi pengetahuan
mengalami cedera
dan keyakinan tentang nyeri
berulang : 5 (menurun)
- Identifakasi pengaruh
8. Frekuensi nadi : 5
budaya terhadap respon
(membaik)
nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik
27
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
28
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3.1.5 Implementasi
Terapeutik
29
pada dewasa
Edukasi
Kolaborasi
30
kualitas hidup
Terapeutik
- Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (kompres hangat/dingin)
Edukasi
- Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
31
rasa nyeri
Kolaborasi
3.1.6 Evaluasi
O:
-TTV
RR: 23x/menit
N: 90x/menit
32
S: 36,7 derajat C
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mioarditis merupakan peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya
miokarditis disebabkan penyakit- penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat obatan dan efektif toksik bahan bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat
disebabkan infeksi reaksi alergi reaksi toksik . Pada Miokarditis kerusakan miokardium
disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit . Toksin akan menghambat sintesis
protein dan secara mikroskopis akan didapatkan dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami
mekrosis hialin. Pada banyak kasus ,penyebab miokarditis ada beberapa penyebab yaitu
bakteri, jamur ,virus ,parasite, obat obatan ,dan bahan kimia .
4.2 SARAN
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, anatomi dan
fisiologi pada myocarditis dan endokarditis, penatalaksanaan myocarditis dan endocarditis
tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat
membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi
dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien dengan myocarditis dan endocarditis.
Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar dan membaca
dari berbagai sumber.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LEMBAR KEASLIAN MAKALAH
Kami mempunyai kopi dari makalah ini yang bisa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak.
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain
kecuali yang telah dituliskan dalam referensi, serta tidak ada seorangpun yang
membuatkan makalah ini untuk kami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia
mendapatkan sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
5 Nurisnydyah 202001044 5
36
FORMAT PENILAIAN MAKALAH:
Supervisial, sangat
Tidak spesifik
proses keperawatan
Literature review
37
Ide logis dan ringkas
NILAI MAKSIMAL 25
Komentar Fasilitator
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………................
Presentasi kelompok(5%)
38
1 Kemampuan mengemukakan inti sari makalah 1
Komentar fasilitator
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
39
3 Resume (50%) Ringkasan dan pendapat 20%
40
41