You are on page 1of 6

MAKALAH

INTERRELASI HERMENEUTIKA,

TAFSIR DAN TAKWIL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hermeneutika

Dosen pengampun;

Disusun oleh:

Hudan abdillah (20381021022)

Khofiyatul jannah (20381022026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

FAKULTAS TARBIYAH

INSITUT AGAMA ISLAM NEGRI

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Atas segala karunia, rahmat, hidayah, dan taufik-Nya,
sehingga kami masih bisa mempunyai kesempatan dan kepercayaan untuk menyelesaikan
tugas ini. Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar dan lurus. Begitu
juga kepada keluarga, kepada para sahabat, dan kepada para tabiin serta kepada orang yang
mengikuti jejaknya sampai akhir zaman.

Sebelumnya, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak selaku
dosen yang telah membimbing kami dengan sangat baik dan penuh dengan ketelatenan serta
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjelaskan melalui makalah kami
dengan judul "INTERRELASI HERMENEUTIKA TAFSIR DAN TAKWIL" Merupakan
suatu kebanggaan bagi kami yang telah diberi kepercayaan oleh ibu untuk menjelaskan hal
tersebut.

Oleh sebab itu, kami akan mencoba memaparkan dan menuliskan beberapa ilmu yang
telah kami dapatkan dari beberapa sumber yakni dari beberapa buku tentang materi makalah
kami yang telah kami rangkum dalam bentuk makalah ini.

Akan tetapi, makalah ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan karena disini kami
juga masih sama-sama belajar dan pastinya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi penulisan maupun penyusunan. Oleh sebab itu, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya dan kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca dalam
perbaikan makalah ini kedepannya, sehingga bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin ya Robbal Alamin..
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PEMBAHASAN

A. Pengertian tafsir ........................................................................................


B. Pengertian takwil ......................................................................................
C. Perbedaan antara tafsir dan takwil..........................................................
D. Cara keja tafsir,takwil dan hermeneutika.......................................

BAB II PENUTUP....................................................................................................
Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian tafsir
Secara etimologi tafsir bisa berarti: ‫( االيضاح والبيان‬penjelasan), ‫( الكشف‬pengungkapan)
dan ‫( كشف المراد عن اللفظ المشكل‬mengabarkan kata yang samar ). Adapun secara terminologi
tafsir adalah penjelasan terhadap Kalamullah atau menjelaskan lafadz-lafadz al-Qur’an dan
pemahamannya.

Tafsir secara bahasa mengikuti wazan “taf’il”, berasal dari akar kata al-fasr yang
berarti menjelaskan, menyingkap dan menampakkan atau menerangkan makna yang abstrak.
kata at-tafsir dan al-fasr mempunyai arti menjelaskan dan menyingkap yang tertutup. Dalam
lisanul ‘arab dinyatakan: Kata al-fasr berarti menyingkap sesuatu yang tertutup, sedang kata
at-tafsir berarti menyingkapkan maksud sesuatu lafadz yang musykil, pelik. Diantara kedua
bentuk kata itu, al-fasr dan at-tafsir, kata at-tafsir (tafsir)-lah yang paling banyak digunakan.

Tafsir menurut istilah, sebagaimana didefinisikan Abu Hayyan ialah, ilmu yang
membahas tentang cara pengucapan lafadz-lafadz Qur’an, tentang petunjuk-petunjuknya,
hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri maupun ketika tersusun dan makna-makna yang
dimungkinkan baginya ketika tersusun serta hal-hal lain yang melengkapinya.

Menurut az-Zarkasyi, tafsir adalah ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan
kepada Muhammad, menjelaskan makna-maknanya serta mengeluarkan hukum dan
hikmahnya.
Dan juga diantaranya sebagaimana yang diberikan oleh Prof. Dr. Mahmud Basuni
Faudah sebagai berikut.“Tafsir adalah ilmu yang menerangkan tentang nuzul (turunnya) ayat-
ayat, kisah-kisah, sebab-sebab yang terjadi dalam nuzulnya, makkiyah dan madaniyahnya,
muhkam dan mutasyabihnya; halal dan haramnya; wa’ad dan wa’idnya, nasikh dan
mansukhnya, muthlaq dan muqayyadnya, perintah dan larangannya, ungkapan dan tamtsilnya
dan lain sebagainya.”

B. Pengertian takwil
Ta’wil secara bahasa berasal dari kata “aul”, yang berarti kembali ke asal. Secara
istilah, ta’wil mempunyai dua makna: Pertama, ta’wil kalam dengan pengertian sesuatu
makna yang kepadanya mutakallim (pembicara, orang pertama) mengembalikan
perkataannya, atau sesuatu makna yang kepadanya suatu kalam dikembalikan. Dan kalam itu
kembali dan merujuk kepada makna hakikinya yang merupakan esensi sebenarnya yang
dimaksud. Kalam ada dua macam, insya’ dan ikhbar. Salah satu yang termasuk insya’ adalah
amr (kalimat perintah). Maka ta’wilul amr adalah esensi perbuatan yang diperintahkan.
Sedang ta’wilul ikhbar adalah esensi dari apa yang diberitakan itu sendiri yang benar-benar
terjadi.
Kedua, ta’wilul kalam dalam arti menafsirkan dan menjelaskan maknanya. Ta’wil
dalam tradisi muta’akhkhirin adalah: “memalingkan makna lafadz yang kuat (rajih) kepada
makna yang lemah (marjuh) karena ada dalil yang menyertainya.” Definisi ini tidak sesuai
dengan apa yang dimaksud dengan lafadz ‘ta’wil’ dalam tradisi al-Qur’an menurut versi
salaf. Di antara para ulama ada yang membedakan antara makna, tafsir, dan ta’wil mengingat
ketiga kata ini, dari segi bahasa, mempunyai perbedaan arti, sekalipun agak berdekatan.

Ada syarat-syarat tertentu untuk mentakwil, Al-Syathibi mengemukakan dua syarat


pokok bagi para penta’wilan ayat-ayat al-Quran:

a. Makna yang dipilih sesuai dengan hakikat kebenaran yang diakui oleh mereka yang
memiliki otoritas.

b. Arti yang dipilih dikenal oleh bahasa Arab klasik.

Ta’wil, sebagaimana dikemukakan di atas, akan sangat membantu dalam memahami


dan membumikan Al-Quran di tengah kehidupan modern dewasa ini dan masa-masa yang
akan datang.

Sebelum menutup persoalan ini, perlu kita garis bawahi bahwa tidaklah tepat men-ta’wil-kan
suatu ayat, semata-mata berdasarkan pertimbangan akal dan mengabaikan faktor kebahasaan
yang terdapat dalam teks ayat, lebih-lebih bila bertentangan dengan prinsip-prinsip kaidah
kebahasaan. Karena, hal ini berarti mengabaikan ayat itu sendiri.

C. Perbedaan antara tafsir dan takwil

Para ulama berbeda pendapat antara kedua kata tersebut. Beberapa pendapat
terpenting di antaranya sebagai berikut

1) Apabila kita berpendapat, ta’wil adalah menafsirkan perkataan dan menjelaskan


maknanya, maka ta’wil dan tafsir adalah dua kata yang berdekatan atau sama maknanya.
Termasuk pengertian ini adalah doa Rasulullah untuk Ibn Abbas: “Ya Allah, berikanlah
kepadanya kemampuan untuk memahami agama dan ajarkanlah kepadanya ta’wil.
2) Dikatakan, tafsir adalah apa yang telah jelas di dalam kitabullah atau tertentu
(pasti) dalam sunnah yang shahih karena maknanya telah jelas dan gamblang. Sedang ta’wil
adalah apa yang disimpulkan oleh para ulama. Karena itu sebagian ulama mengatakan,
“Tafsir adalah apa yang berhubungan dengan riwayat sedang ta’wil adalah apa yang
berhubungan dengan dirayah.”

3) Dikatakan pula, tafsir lebih banyak digunakan dalam (menerangkan) lafadz dan
mufradat (kosa kata), sedang ta’wil lebih banyak dipakai dalam (menjelaskan) makna dan
susunan kalimat.

BAB II

PENUTUP

Saran

Diharapkan setelah membaca dan mengkaji makalah ini mahasiswa mampu


memahami betul materi mengenai interrelasi hermeneutika,tafsir dan takwil,dari
pembelajaran ini diharapkan tidak terjadi kesalah pahaman.

DAFTAR PUSTAKA

Manna’ Khalil al-Qattan, “studi ilmu-ilmu Qur’an” (bogor, pustaka litera antarnusa,
2009), hlm. 456
Ibid.
Sahiron Syamsudin (editor), “Studi al-Quran Kontemporer, wacana baru berbagai
metodologi tafsir”, (yogyakarta, tiara wacana yogya, 2002), hal 180

You might also like