You are on page 1of 4

Tugas 2 Nama : Dian Ramadhan

Perencanaan Infrastruktur Pemukiman No BP : 2020942011

1. Apa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam mengembangkan


infrastruktur air minum di kawasan Permukiman
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai
peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan
dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau kualitas hidup
masyarakat. Dalam mencapai akses universal terhadap air saat ini menjadi prioritas
pemerintah dengan menerapkan melalui gerakan 100-0-100, yang menargetkan
penyediaan 100% akses air minum yang aman, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses
sanitasi layak.
Namun dalam mencapai program tersebut ditemukan beberapa kendala dari beberapa
aspek diantaranya:
1. Masalah tingkat pelayanan air bersih
2. Masalah kualitas air baku air minum
3. Masalah kuantitas air baku yang sangat fluktuatif pada musim hujan dan musim
kemarau
4. Masalah kualitas air yang disuplai oleh PDAM

A. Masalah tingkat pelayanan air bersih


Presentasi banyaknya rumah tangga dan sumber air minum yang digunakan di
berbagai daerah di Indonesia sangat bervariasi tergantung dari kondisi geografisnya.
Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air
sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang
sehat dan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Air yang layak
diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik, kimiawi
dan biologi. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air
tesebut tidak layak untuk diminum.
Untuk daerah kawasan pemukiman terutama dipedesaan di daerah pesisir atau pulau
pulau kecil yang tidak mempunyai sumber air tawar masyarakat biasanya masyarakat
terpaksa memenuhi kebutuhan air minum mereka dengan cara menampung air hujan,
mengambil dari tempat lain yang relatif jauh dan mahal atau membeli air minum dalam
kemasan dengan harga yang mahal. Bagi masyarakat yang kurang mampu tidak ada
jalan lain selain menggunakan air untuk keperluan sehari-hari dari sumber yang apa
adanya sehingga berdapak terhadap kesahatan masyarakat.
B. Masalah kualitas air baku air minum
Sejalan dengan perkembangan jumlah pendududk dan laju pembangunan di
Indonesia telah mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan khususnya kualitas air
permukaan atau air tanah. Hal ini terutama terjadi di kawasan perkotaan yang jumlah
penduduknya besar serta atau kawasan hilir. Teknologi pengolahan air minum yang
digunakan oleh PDAM di Indonesia umumnya masih menggunakan sistem konvesional
yakni dengan sistem Koagulasi-Flokulasi, Saringan Pasir Cepat dan Proses Desinfeksi.
Dengan semakin buruknya kualitas air baku air minum yang ada mengakibatkan biaya
produksi air minum menjadi bertambah besar sehingga harga jual air juga menjadi
lebih mahal. Dilain pihak daya beli masyarakat masih rendah, sehingga masalah
tersebut masih tetap menjadi masalah yang utama. Untuk wilayah perkotaan di
daerah pesisir, di daerah yang terpengaruh oleh pasang surut atau wilayah perkotaan
di pulau-pulau kecil, masalah kualitas air baku air minum sering menjadi masalah yang
sangat besar. Untuk beberapa daerah yang memiliki potensi air permukaan sebagai
air baku seperti sungai ditemukan masalah kualitas yang sangat buruk dan banyak
sampah yang menjadi hambatan ketika pengolahan air oleh PDAM.
C. Masalah Kuantitas Air Baku Air Minum
Selain masalah kualitas air baku air minum yang semakin buruk, masalah serius yang
diahadapi oleh PDAM di Indonesia yakni masalah ketersediaan air baku air minum.
Akibat perubahan tataguna lahan di daerah hulu sampai hilir mengakibatkan fluktuasi
debit air pada musim hujan dan musim kemarau sangat besar. Hal mengakibatkan
penurunan yang sangat tajam terhadap debit air sungai untuk air baku air minun pada
musim kemarau. Penurunan debit air sungai pada musim kemarau tersebut juga
mengakibatkan konsentrasi polutan yang ada dalam air sungai menjadi lebih pekat
yang berakibat terhadap kualitas air minum yang dihasilkan serta naiknya biaya proses
pengolahan air minum.
Untuk wilayah perkotaan yang miskin sumber daya air permukaan, untuk memenuhi
kebutuhan suplai air bersih bagi masyarakat, maka dari itu PDAM umumnya
menggunakan air tanah. Dengan semakin besarnya laju pertambahan penduduk maka
jumlah pengambilan air tanah untuk keperluan suplai air bersih masyarakat dan juga
industri menjadai semakin besar. Di lain pihak dengan semakin besarnya penduduk
serta berubahnya tata guna lahan maka jumlah air hujan yang meresap ke dalam
tanah menjadi berkurang.
D. Masalah Kualitas Air yang disuplai oleh PDAM
Beberapa masalah yang cukup sering dikeluhkan oleh masyarakat yakni selain
kuantitasnya, juga kualitas airnya. Akibat buruknya kualitas air bakunya maka hasil air
olahan yang disuplai oleh PDAM ke masyarakat sering kali kurang memuaskan
pelanggan. Dilain pihak teknologi yang digunakan oleh PDAM tidak dirangcang untuk
kondisi air baku yang kurang memenuhi syarat. Akibatnya kualitas air olahan juga
kurang memuaskan, jika dipaksakan untuk mencapai kualitas baik memerlukan biaya
pengolahan yang besar dan mengakibatkan kenaikan tagihan untuk mencapai biaya
operasi namun kemampuan membayar masyarakat masih sangat rendah.
2. Bagaimana tantangan pengembangan infrastruktur air minum ini
dikaitkan dengan pencapaian target SDG 6.1

Dalam hal ini, tujuan 6.1 adalah pada tahun 2030, mencapai akses universal dan
merata ke air minum yang aman dan terjangkau untuk semua. Indikator yang ingin
dicapai dalam tujuan 6.1 ini adalah jumlah penduduk yang menggunakan layanan air
minum aman, persentase rumah tangga yang memiliki akses sumber air minum yang
memadai, kapasitas infrastruktur air baku untuk melayani rumah tangga, kota, dan
industri, sebagai serta penyediaan air baku untuk pulau-pulau, Jumlah penduduk yang
memiliki akses ke sumber air minum yang aman dan berkelanjutan.

Akses terhadap air minum dan pelayanan dasar merupakan prioritas nasional dan erat
kaitannya dengan isu-isu pembangunan lainnya seperti kesehatan, kemiskinan, dan
pembangunan manusia. Intervensi yang kuat, seperti penyediaan air minum, dapat
berkontribusi sebanyak 70% untuk pencegahan stunting. Akses terhadap sumber air
minum yang layak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018,
87,75% penduduk memiliki akses terhadap sumber air minum yang layak, antara lain
dari perpipaan (20,14%) dan non perpipaan (67,61%). Meskipun angka proyeksi
untuk tahun 2030 menyatakan bahwa akses ke sumber air minum yang aman bersifat
universal, upaya masih diperlukan untuk meningkatkan akses ke air minum yang aman
dan sistem pasokan air perpipaan.

Dalam meningkatkan kualitas air, perlu dilakukan peningkatan pelayanan air bersih
dan peningkatan pelayanan penyehatan lingkungan. Kuantitas air bersih adalah
jumlah air yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan dasar air sehingga manusia
dapat memperoleh air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya. Kontinuitas air minum
adalah air yang mengalir ke pelanggan secara terus menerus selama 24 jam pada
musim kemarau atau musim hujan sehingga masyarakat dapat memenuhi
kebutuhannya setiap saat. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi distribusi
pelayanan air bersih terdiri dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Luas daerah pelayanan


2. Status ekonomi penduduk
3. Kepadatan penduduk (kepadatan tinggi akan membutuhkan lebih banyak air)
4. Sumber dana dalam peningkatkan infrastruktur air bersih
5. Topografi daerah pelayanan
6. Perbedaan jarak antara Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan daerah pelayanan
7. Tarif pelayanan air bersih setiap bulan
8. Kondisi sumber air bersih seperti kemiringan terhadap daerah pelayanan.

Strategi peningkatan penyediaan air minum adalah sebagai berikut:


1. Kepadatan penduduk perumahan yang tinggi
a. Kepadatan penduduk rata-rata sesuai dengan tata guna lahan, kenyamanan
hidup dan peraturan terkait.
b. Kepadatan penduduk yang rata tidak akan adanya intensitas pengambilan air
baku yang berlebihan.
2. Sumber dan alokasi dana
Alokasi dana yang dibutuhkan adalah untuk:
A. Meningkatkan jaringan pipa transmisi dan distribusi ke pelanggan.
B. Meningkatkan kapasitas produksi atau debit sumber air sesuai dengan debit
maksimum sumber air.

3. Jumlah sumber air sebagai prioritas penduduk


A. Melakukan konservasi berupa penghijauan di sekitar sumber air bersih PDAM.
B. Mengembangkan reservoir air seperti waduk untuk air hujan dan gunakan jika
sumber air kering

4. Debit sumber air baku pada kebutuhan air sesuai masing-masing daerah pelayanan
A. Menambah debit aliran air bersih dari sumber air PDAM ke daerah yang
penduduknya tinggi
B. Mengoptimalkan debit sumber air bersih dengan menggunakan kapasitas
produksi yang belum terpakai.
C. Mengoptimalkan kelebihan kapasitas produksi sumber air tanah di daerah
pelayanan sekitar sumber air baku

You might also like