You are on page 1of 3

Nama : A Fatih Abdullah Salim

NIM : 40040219650004
Kelas : A_RPM19
Matkul : Perlakuan Material

Perlakuan Kimia Pada Bahan Non Logam

(Pengaruh Alkali terhadap Bahan Serat Rami)

Komposit alam (NACO) adalah material yang memiliki potensi yang baik untuk
dikembangkan di Indonesia. Mechanical bonding komposit yang diperkuat serat alam dapat
ditingkatkan dengan perlakuan kimia serat atau mengunakan coupling agent. Perlakuan kimia,
seperti perlakuan alkali, sering digunakan karena lebih ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah
menyelidiki pengaruh perlakuan alkali terhadap sifat tarik komposit berpenguat serat rami
kontinyu dengan matrik poliester. Pengamatan visual dilakukan untuk menyelidiki mekanisme
perpatahan. Serat rami direndam di dalam larutan alkali (5% NaOH) selama 0, 2, 4, dan 6 jam.
Selanjutnya, serat tersebut dicuci menggunakan air bersih dan dikeringkan secara alami.
Matrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin unsaturated polyester 157 BQTN
dengan hardener MEKPO 1% (v/v). Komposit dibuat dengan metode cetak tekan pada Vf ≈
35%.
Semua spesimen dilakukan post cure pada suhu 62 0C selama 4 jam. Spesimen uji tarik dibuat
mengacu pada standar ASTM D-638. Pengujian tarik dilakukan dengan mesin uji tarik dan
perpanjangan diukur dengan menggunakan extensometer. Penampang patahan diselidiki untuk
mengidentifikasi mekanisme perpatahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan
dan regangan tarik komposit memiliki harga optimum untuk perlakuan serat 2 jam, yaitu
190.27 Mpa dan 0.44%. Komposit yang diperkuat serat yang dikenai perlakuan 6 jam memiliki
kekuatan terendah. Penampang patahan komposit yang diperkuat serat perlakuan 0, 2, dan 4
jam diklasifikasikan sebagai jenis patah slitting in multiple area. Sebaliknya, penampang
patahan komposit yang diperkuat serat perlakuan 6 jam memiliki jenis patah tunggal.
Penampang patahan komposit yang diperkuat serat tanpa perlakuan menunjukkan adanya
fiber pull out.

Serat tumbuhan (Plant fibers) adalah kelompok serat alam yang dihasilkan dari tumbuh-
tumbuhan. Klasifikasi serat tumbuhan dan beberapa sifat mekanis serat ditunjukkan pada gambar
1 berikut ini. Sifat mekanis serat alam banyak dipengaruhi oleh kandungan selulosa (Rowell dan
Han, 2000). Serat alam rami (Boehmeria Nivea) memiliki kandungan selulosa dan modulus
elastisitas yang relatif paling tinggi jika dibandingkan dengan serat alam yang lain, sehingga
memungkinkan untuk digunakan sebagai media penguatan untuk komposit polimer. Komposisi
kimia serat alam rami ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Komposisi kimia dari serat alam rami (Bruhlmann dkk, 1994)

Perlakuan Kimia Serat (Fiber Chemical Treatment)


Serat alam membutuhkan perlakuan awal sebelum digunakan sebagai media
penguatan pada komposit polimer untuk menghasilkan mutu ikatan interface antara
serat dengan matrik yang baik secara kualitatif dan kuantitatif (Drzall ,1999; Rowell
dan Han, 2000; Mohanty dkk, 2001). Perlakuan awal dengan bahan kimia yang
sering digunakan adalah NaOH. Perlakuan ini bertujuan untuk menghilangkan
kandungan pectin, lignin dan hemiselulosa yang menutupi serat sehingga dapat
digunakan untuk proses selanjutnya. Media pembersih sodium hidroksida (H2O2)
dan xylene digunakan untuk membersihkan sisa perlakuan NaOH pada serat
(Panigrahi dkk, 2003; Wang dkk, 2003). Selain sebagai pembersih, xylene juga
digunakan sebagai pelarut (solvent) dan berfungsi untuk meningkatkan pelekatan
interfase, wetability, dan kompabilitas antara serat dan matrik (Velde dan Kiekens,
1999). Perlakuan sizing merupakan salah satu upaya untuk memodifikasi permukaan
permukaan serat. Natrium silika dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan serat
terhadap udara, uap air, serta cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama (Berger
dkk, 1999).

 Metode Perlakuan kimia terhadap serat


a. Bahan dan Peralatan
Bahan utama yang disiapkan meliputi pelepah salak jenis pondoh, NaOH, dan air suling.
Selanjutnya ada beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi
pengolah serat, perlakuan awal, perlakuan isik, perlakuan kimia dan pembuatan spesimen.
Peralatan pengolah serat terdiri gergaji, pisau, gunting, sikat baja kasar, sikat baja halus,
pengerolan dan pengering. Selanjutnya peralatan perlakuan fisik terdiri
dari panci stainless steel, panci alumunium, mangkuk gelas, pemanas dan pengukusan.
Kemudian peralatan untuk perlakuan kimia meliputi bejana besar (ember), gelas ukur, panci
besar, mangkuk kaca, panci kecil, senduk pengaduk, pemanas dan alat ukur temperatur. Dan
peralatan pembuatan spesimen: kertas karton, gunting, pisau karter, pengaris baja, dan perekat.

b. Prosedur Perlakuan

Prosedur perlakuan alkali dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi persiapan serat
bundle, penyiapan larutan natrium hidroksit disiapkan dengan komposisi, perendaman serat
bundle selama 30 menit, pengeringan serat bundle secara paksa dengan udara panas dari mesin
pengering dan penyimpanan serat ke media spesimen dan catat nomer spesimen. Langkah
percobaan di atas diulangi dengan mengatur komposisi sodium hidroksit dan kondisi perlakuan
yang yang terutama didasarkan pada temperatur. Selanjutnya perlakuan pengukusan pada
prinsipnya dilakukan dengan memanaskan serat bundle ke dalam uap bertekanan 5 bar
dan waktu 60 menit.

You might also like