Professional Documents
Culture Documents
Faktor Pemicu Seseorang Ingin Bunuh Diri: 1. Gangguan Bipolar
Faktor Pemicu Seseorang Ingin Bunuh Diri: 1. Gangguan Bipolar
Pikiran untuk bunuh diri dapat dialami siapa saja, terlebih mereka yang mengalami stres berat
atau tekanan batin, gangguan kesehatan, dan masalah kejiwaan. Berikut ini adalah beberapa
kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk bunuh diri:
1. Gangguan bipolar
Orang dengan gangguan bipolar akan mengalami perubahan suasana hati yang sangat drastis.
Misalnya, ia bisa mendadak sedih atau tidak bersemangat, padahal sebelumnya merasa gembira
dan sangat antusias.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, penderita gangguan bipolar berisiko tinggi untuk mencoba
bunuh diri.
2. Depresi berat
Orang yang mengalami depresi berat juga berisiko tinggi untuk bunuh diri. Kondisi ini umumnya
ditandai dengan rasa putus asa, suasana hati yang buruk, tidak semangat menjalani aktivitas
sehari-hari, atau kehilangan minat dan motivasi hidup. Gejala tersebut bahkan bisa muncul tanpa
adanya sebab yang jelas.
3. Anoreksia nervosa
Penderita anoreksia nervosa selalu merasa dirinya gemuk sehingga melakukan berbagai upaya
untuk menurunkan berat badan, termasuk konsumsi obat-obatan secara berlebihan hingga
berisiko mengalami overdosis.
Angka kematian karena bunuh diri cukup tinggi pada pada penderita gangguan makan ini,
terutama pada remaja wanita.
5. Skizofrenia
Ciri orang dengan skizofrenia adalah sering berhalusinasi, paranoid atau sulit percaya dengan
orang lain, berperilaku aneh, dan memiliki paham atau percaya pada hal-hal yang belum tentu
nyata.
Diperkirakan sekitar 5% penderita gangguan kejiwaan ini mengakhiri nyawanya dengan cara
bunuh diri.
6. Gangguan adiksi
Gangguan adiksi adalah gangguan perilaku yang membuat seseorang menjadi sangat
ketergantungan atau kecanduan dengan hal tertentu, seperti rokok, minuman beralkohol, atau
narkoba.
Selain itu, gangguan adiksi juga bisa berupa kecanduan terhadap aktivitas tertentu, seperti
kecanduan belanja, bermain game, seks, atau berjudi. Orang yang mengalami gangguan adiksi
diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk bunuh diri.
Selain beberapa gangguan kesehatan mental di atas, ada faktor lain yang juga bisa memicu
seseorang bunuh diri, di antaranya:
3. Faktor Ekonomi
Hal yang paling sensitif dan paling memberikan beban terhadap pasien maupun keluarga pasien
mungkin adalah masalah finansial yaitu biaya pengobatan yang tidak murah. Dalam keadaan
pasien yang memiliki penyakit yang berat dan memerlukan penindakan yang luar biasa dibantu
oleh peralatan kedokteran yang canggih, tentu tidak memiliki biaya yang sedikit. Dibutuhkan
pembiayaan yang besar untuk tetap melakukan tindakan pengobatan terhadap pasien yang
memiliki penyakit berat seperti kanker, jantung, ginjal dan sebagainya. Kesulitan yang terus
menggerus keuangan pihak keluarga pasien pun bisa memicu terjadinya tindakan euthanasia
dalam hal ini euthanasia pasif. Pada keadaan seperti ini, euthanasia pasif banyak terjadi di
kalangan dokter maupun pihak Rumah sakit. Dalam sebuah Jurnal oleh seorang Ahli Hukum
Forensik Inggris mengatakan bahwa: “Influence the decision made by patients, particularly
those who do not want to be a burden on their families (particularly a financial one) or be seen
as weak, selfish irrational and thus may be prone to suggestion. At the time when they are most
dependent on their close family for emotional support, they may be vulnerable to suggestions
that ending their life is the best option for everyone concerned: that is, they have an obligation
to die. ٠ Conversely, proponents of euthanasia base their position on two fundamental
principles: ‘mercy’ and ‘selfdetermination’.They argue that for many individuals, quality of life
is important, not the sanctity of life or its length. If quality of life is unbearable because a patient
is suffering from intractable, untreatable or intolerable pain, the patient should receive mercy
and compassion from a physician by direct assistance in the dying process. More importantly,
patients have the right to dictate the course of their own lives and it is an “unjustifiable
encroachment upon individual liberty to prevent a competent terminally ill patient and a
cooperative doctor from acting upon the patient’s desire to end life.” That is, patients have a
right to request assistance from a physician to end their lives without the possibility of criminal
penalties applying to the physician’s actions. Regardless of the arguments in support of the
practice, most forms of euthanasia are unlawful, no matter what the motivation.”. Tidak bisa
dipungkir bahwa masalah finansial seringkali menjadi kendala dalam berbagai hal, salah
satunya apabila terkait dengan kesehatan satu individu. Perkembangan teknologi di bidang
kesehetan menjadi faktor besar yang mempengaruhi tingginya biaya pengobatan dirumah sakit
maupun klinik- klinik resmi diberbagai tempat. Biaya yang tinggi tidak hanya datang dari
peralatan- peralatan yang tersedia di rumah sakit, semua komponen- komponen yang terkait
dengan masalah medis serta kesehatan memiliki biaya- biaya tertentu yang harus dipenuhi
seperti biaya para dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Belum lagi komponen- komponen
peralatan medis tertentu yang tersedia untuk memenuhi proses penyembuhan seorang pasien
yang tentunya tidak murah seperti peralatan penunjang untuk penyakit kanker, ginjal, jantung
dan sebagainya dan belum lagi apabila para tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya ketika
harus turun kelapangan memasuki sebuah pedalaman di pedesaan, semuanya membutuhkan
kalkulasi yang tepat agar proses- proses kesehatan bisa berjalan dengan baik dan lancar.
seringkali masalah ekonomi yang menjadi kendala dalam proses perawatan seorang pasien,
membuat keluarga pasien menyerah dalam pengobatan keluarganya yang sakit, meskipun
keluarga pasien masih optimis terhadap kesembuhan pasien dan tidak ada niat untuk
menghentikan pengobatan yang sedang berjalan, namun kondisi keuangan yang memaksa untuk
mengambil tindakan memulangkan pasien atau melakukan euthanasia tidak dapat dielakkan.
Sering dikatakan euthanasia diminta karena pasien dan keluarganya sudah kehabisan biaya
rumah sakit. Untuk alasan semacam ini seharusnya sudah tidak ada lagi karena telah dinyatakan
dalam berbagai macam aturan perundang- undangan dukungan negra untk rakyat yang kurang
mampu. Dengan demikian jika alasan euthanasia karena persolan pembiayaan, seharusnya tidak
akan terjadi lagi dan hal ini sesuai dengan salah satu tugas negara yaitu memberikan
perlindungan kepada rakyatnya. Namun apa yang diharapkan dan yang terjadi saat ini tidak
sesuai dengan harapan masyarakat, kesulitan masih dirasakan oleh masyarakat apabila datang
berobat ke Rumah Sakit.
Selain itu, tanda lainnya yang paling berbahaya adalah saat seseorang mengucapkan perpisahan
kepada orang-orang terdekat dan terlibat dalam aktivitas yang mempertaruhkan nyawa
atau percobaan bunuh diri,
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan sebagai upaya pencegahan bunuh diri, di
antaranya:
Bagi masyarakat umum bunuh diri tidak bisa digunakan sebagai sarana untuk menyelesaikan
masalah, melainkan bentuk pelarian diri yang merugikan bagi diri sendiri. Ketika seseorang
memiliki pikiran untuk bunuh diri maka peran sosial sangat berpengaruh agar pikiran tersebut
tidak diwujudkan dalam tindakan. Hal yang perlu dilakukan ketika terdapat pikiran untuk bunuh
diri :
a. Menjauhkan dari benda-benda atau informasi yang dapat memicu tindakan bunuh diri.
b. Tidak membiarkan orang yang depresi menyendiri dan menganjurkan untuk bergaul dengan
orang lain. Selain itu bagi orang disekitarnya juga harus mendukung dengan cara mengawasi,
menemani dan menanamkan pikiran positif pada orang tersebut.
https://www.alodokter.com/kenali-faktor-pemicu-dan-tanda-tanda-bunuh-diri
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/2524/1/ANDI%20AINUN%20JARIAH%2C
%20S.H..pdf
https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-mencegah-bunuh-diri
http://etheses.uin-malang.ac.id/806/9/10410163%20Bab%205.pd