You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara


penyampaian informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah (Teknologi
Informasi ). Pada awalnya Teknologi Informasi dikembangkan manusia pada
masa pra sejarah dan berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk
yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan
pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Sampai saat
ini teknologi informasi terus terus berkembang tetapi penyampaian dan bentuknya
sudah lebih modern.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan


dan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting
dalam menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu. Pendidikan
bertanggung jawab untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal
sehingga anak dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai
kebutuhan pribadi atau masyarakat. Didalam pendidikan terjadi proses interaksi
belajar mengajar antara pendidik dan anak didik. Sebagaimana yang dijelaskan
Sadirman, “interaksi belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan
interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar disatu pihak
dengan warga belajar (siswa, warga belajar/anak didik) yang sedang
melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain.1

Belajar merupakan suatu rangkaian proses kegiatan respons yang terjadi


dalam suatu rangkaian belajar mengajar yang berakhir pada terjadinya tingkah
laku, baik jasmaniah maupun rohaniah akibat pengalaman atau pengetahuan yang
diperoleh, oleh karena itu, didalam memberikan nilai sebagai tolak ukur
keberhasilan siswa, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognitif,

1
Sadirman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada,
2006).
afektif, dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan perwujudan prestasi
yang sebenarnya, karena prestasi yang sebenarnya adalah mengandung
kompleksitas yang menyangkut berbagai macam pola tingkah laku sebagai hasil
dari belajar.

Keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan salah satu indikator


keberhasilan belajar yaitu prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi
tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.
Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan,
tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk
mencapainya, oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi ini dengan keuletan
kerja.2

Menurut Slameto, salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


adalah faktor sekolah. Diantara yang masuk dalam unsur sekolah adalah sarana
dan prasarana. Teknologi informasi merupakan salah satu sarana yang ada di
sekolah untuk mempermudah memperoleh informasi bagi siswa dan stakeholder
yang membutuhkannya. Sarana merupakan segala sesuatu yang mendukung
secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, sedangkan prasarana
merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran. Dengan demikian sarana-prasarana pendidikan
merupakan faktor yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses
pembelajaran dan hasil belajar, yaitu prestasi siswa. Dalam dunia pendidikan,
keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas manajemen pendidikan itu sendiri.3

Kemajuan bidang teknologi informasi memberi tantangan pada dunia


pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, ternyata telah disadari

2
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
2003).
3
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).
penerimaan pengakuan bahwa sudah bukan masanya mengandalkan pendekatan
konvensional saja dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
Penyelenggaraan pendidikan bukan hanya di ruang tertutup dengan buku dan
pendidik. Revolusi teknologi informasi telah mengubah cara kerja manusia mulai
dari cara berkomunikasi, cara memproduksi, cara mengkoordinasi, cara berpikir,
hingga cara belajar dan mengajar. Kemajuan dan peranan teknologi sudah
sedemikian menonjol, sehingga penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan,
media pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan
kemajuan. Penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga
pendidikan, audio, visual, dan audio-visual serta perlengkapan sekolah serta
perlengkapan peralatan kerja lainnya.

Salah satu dari perkembangan teknologi informasi yang digunakan dalam


dunia pendidikan yaitu komputer dan internet. Dimana penggunaan teknologi
informasi ini tidak bisa dipisahkan dan harus bersinergi agar dapat digunakan
untuk menunjang kegiatan pembelajaran, selain itu pula hal lain yang dapat
digunakan dalam menunjang pembelajaran yaitu smartphone. Smartphone
merupakan barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat
menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan.

Joanne Orlando, seorang ahli anak-anak dan teknologi di University of


Western Sydney, berpendapat bahwa pembawaan smartphone di sekolah
merupakan hal yang sesuai dengan zaman modern saat ini yang berbeda dengan
zaman dahulu, hal ini tentu akan dapat membantu sekolah dalam mempromosikan
bidang ilmu yang mencakup Sains, Teknologi, Engineering (teknik rekayasa), dan
Matematika (STEM) yang membuka banyak jalan bagi inovasi-inovasi baru yang
semuanya bertujuan untuk mempermudah hidup umat manusia, dan siswa bisa
belajar mandiri, untuk peraturan pembawaan smartphone ke sekolah, ini
tergantung pada kebijakan masing-masing sekolah tersebut seperti bagaimana,
atau apakah, mereka mengizinkan akses smartphone selama jam sekolah.
SMAN 1 Krueng Barona Jaya Aceh Besar merupakan salah satu sekolah
yang telah menerapkan pembolehan pembawaan smartphone ke sekolah
tujuannya untuk mempermudah siswanya untuk berkomunikasi dengan orang tua
mereka ketika ingin pulang sekolah. Selain itu, siswa boleh menggunakan
smartphonenya dalam waktu penggunaan yang telah ditetapkan, yaitu ketika
pembelajaran berlangsung siswa tidak boleh memakai smartphonenya untuk hal
yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran, dan setelah dilakukan
observasi awal terhadap siswa dikelas ternyata banyak sebagian dari siswa SMAN
1 Krueng Barona Jaya membawa dan menggunakan smartphone di sekolah
tersebut. Hal ini memberikan keleluasaan bagi siswa untuk mencari dan
mendownload materi sekolah yang dibutuhkan. Perkembangan website, blog,
email dan media sosial memperluas jaringan komunikasi baik antara guru dan
siswa maupun dengan sesama siswa. Pemanfaatan teknologi informasi yang
dilakukan oleh siswa berdampak terhadap prestasi siswa. Pemanfaatan tersebut
merupakan langkah baik sebagai penunjang tambahan sumber pembelajaran, dan
mampu memberikan informasi lebih untuk memperdalam materi siswa. Banyak
hal yang dapat dilakukan siswa untuk menunjang prestasinya dalam
memanfaatkan penggunaan komputer/laptop dan smartphone.

Teknologi informasi yang dimanfaatkan dengan benar dan tepat akan


berdampak positif untuk menambah pengetahuan siswa, prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah/skripsi yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa di SMAN 1 Krueng Barona Jaya Aceh Besar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dari latar belakang diatas, maka rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penggunaan teknologi
informasi terhadap prestasi belajar siswa di SMAN 1 Krueng Barona Jaya Aceh
Besar?
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap prestasi
belajar siswa di SMAN 1 Krueng Barona Jaya.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian diatas manfaat penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang.
2. Bagi Guru
Untuk mempermudah penyempurnaan dan penyampaian materi
pembelajaran, mengembangkan diri atau melakukan penelitian guru
meningkatkan wawasanynya karena waktu luang yang dimiliki relatif
banyak.
3. Bagi Sekolah
Tersedia bahan ajar yang telah di validasi sesuai dengan
bidangnya. Pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-
pokok bahasan, dan mendorong untuk menumbuhkan sikap bekerja sama
antara guru dengan guru siswa dengan siswa dalam memecahkan masalah
pembelajaran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teknologi Informasi


2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi adalah sarana dan


prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh,
mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan
menggunakan data secara bermakna. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh
Lantip dan Rianto (2011:4) teknologi informasi diartikan sebagai ilmu
pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer dan
perkembanganya sangat pesat. Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57)
juga mengemukakan teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan,
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat,
dan tepat waktu.

Secara sederhana, teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu


teknologi yang berfungsi untuk menghasilkan, menyimpan, mengolah, dan
menyebarkan informasi tersebut dengan berbagai bentuk media dan format
(image, suara, text motion pictures, dsb). Jadi definisi tersebut menunjukkan
bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun eksplisit tidak sekedar
berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi atau
dengan kata lain teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer
dan teknologi telekomunikasi.4

2.1.2 Manfaat teknologi informasi

Menurut Abdulhak (2005:413) terdapat klasifikasi pemanfaatan ICT ke dalam


tiga jenis, yaitu : pertama, ICT sebagai media (alat bantu) pendidikan yaitu hanya

4
Riskayanti, “Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Pelayanan
Administrasi di SMAN 5 Barru”.2019
sebagai pelengkap untuk memperjelas uraianuraian yang disampaikan. Kedua,
ICT sebagai sumber yakni sebagai sumber informasi dan mencari informasi.
Ketiga, ICT sebagai sistem pembelajaran.5

Menurut Bambang Warsita (2008:150-151), secara umum ada tiga


pemanfaatan teknologi informasi atau instruksional komputer dan internet untuk
pendidikan dan pembelajaran, adalah : Pertama, Learning about
computers and the internet, yaitu Komputer dapat dijadikan sebagai objek
pembelajaran, misalnya ilmu computer (computer science). Kedua,
Learning with computers and the internet, yaitu teknologi informasi memfasilitasi
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Misalnya
Pustekkom, Depdiknas mengembangkan progam CD multimedia interaktif untuk
mata pelajaran.6

Manfaat TI adalah sebagai berikut : pertama, TI sebagai sumber yakni TI dapat


dimanfaatkan untuk sumber informasi dan untuk mencari informasi yang akan
dibutuhkan. Kedua, TI sebagai media, sebagai alat bantu yang memfasilitasi
penyampaian suatu informasi agar dapat diterima dan dimengerti dengan mudah.
Ketiga, TI sebagai pengembang keterampilan pembelajaran, pengembangan
keterampilan-keterampilan berbasis teknologi informasi dengan aplikasi-aplikasi
dalam kurikulum.

2.1.3 Macam-Macam Teknologi Informasi

Teknologi informasi begitu banyak macam jenisnya, dan disini akan


dipaparkan macam-macam bentuk teknologi informasi sebagai berikut:

a. Komputer
Komputer adalah perangkat berupa softwer dan hardwer yang
digunakan untuk membantu manusia dalam mengelolah data menjadi
informasidan menyimpanya untuk ditampilkan di lain waktu (Jaman

5
Abdulhak,”Manfaat Teknologi Informasi”,2005.
6
Bambang Warsita,”Pemanfaatan Teknologi Informasi”,2008.
Makmur Asmani, 2011 : 166-171). Komputer dapat diartikan sebagai alat
elektronik yang termasuk pada kategori multimedia, komputer mampu
melibalitkan berbagai indera dan organ tubuh seperti telinga (audio) mata
(visual), dan tangan (kinetik) yang dengan perlibatan ini memungkinkan
informasi atau pesannya mudah dimengerti. (Yanti Helanti, 2005:3).
Mesin komputer bukanlah mesinbiasa, tapi ia layak dijuluki sebagai mesin
berfikir. Dengan ditemukannya prosessor, menjadikan komputer ini
sebagai mesin yang memiliki kemampuan mengolah berbagai macam
simbol bahasa sebagai stimulus, mulai dari angka, huruf, kata, simbol
suara, gambar diam, gambar gerak, dan lain-lain (Yudhi Munadi,
2008:149).
b. Laptop/notebook
Laptop/Notebook adalah perangkat canggih yang fungsinya sama
dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat dilihat dan dibawa
kemana-mana karena bobotnya yang ringan dan bentkunya ramping dan
daya listriknya yang menggunakan baterai charger sehingga bisa
digunakan tanpa harus mencolok kesteker.
c. Internet
Internet adalah sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang
terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau
seluruh dunia (Budi Suthedjo:54-57). Internet (interconection and
networking) adalah jaringan global yang menghubungkan jutaan komputer
diseluruh dunia, di mana komputer yang tersambung ke internet
menyediakan informasi yang terbuka untuk umum, sehingga pemakai
internet akan dapat menghubungi banyak komputer kapan saja, dan dai
mana saja dibelahan bumi ini untuk mengirim berita, memperoleh
informasi ataupun mentransferdata. Untuk dapat menggunakan
internetdiperlukan sebuah komputer, hardisc, modem, jaringan telepon,
operating syistem dan keterampilan menggunakan internet. Internet
mempunyai efek yang cukup bararti terhadap proses dan hasil
pembelajaran dikelas dan di luar kelas, yakni memungkinkan terjadinya
akselerasi, pengayaan, perkuasan, efektifitas dan produktifitas
pembelajaran. Melalui internet siswa akan terangsang untuk belajar
berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapannya. Memungkinkan
baginya kreatifitas dan kemandiriannya dalam belajar dan sebaliknya
belajar melelui internet menurut kreatifitas dan kemandirian diri (yudhi
Munadi,2008 : 154-157).

d. Smarthpone
Menurut Gary B, Thomas J & Misty E, 2007, Smartphone adalah
telepon yang internet enabled yang biasanya menyediakan fungsi Personal
Digital Assistant (PDA), seperti fungsi kalender, buku agenda, buku
alamat, kalkulator, dan catatan.

Gambar 2.1 smartphone

2.1.4 Penyalahgunaan Teknologi Informasi

Menurut kamus bahasa indonesia (KBBI) penyalahgunaan pada dasarnya


adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan dan penyelewengan. Teknologi
informasi adalah ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis
komputer dan perkembangannya sangat pesat, Latip(2010). Menurut Jamal (2010)
revolusi teknologi informasi dan komunikasi merupakan sebuah tantangan besar
bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kalau kita tidak aktif dan diam saja, dunia
pendidikan Indonesia akan segera tertinggal di negara-negara tetangga lainnya.
Teknologi informasi yang sangat cepat juga memacu perkembangan dan
penyebaran ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu pengetahuan, kita akan tertinggal,
bahkan tersingkir dari era globalisasi ini.

Teknologi informasi sangat penting bagi dunia pendidikan pada saat ini, namun
karena kebutuhan itulah teknologi informasi sering disalah gunakan.
Penyalahgunaan teknologi informasi yang terjadi dalam bidang akademis
contohnya handphone untuk mencari jawaban saat ujian, memakai handpone
untuk mengirim atau menerima jawaban ujian, serta menggunakan laptop atau
komputer untuk mengcopy-paste tugas teman. Dampak penyalahgunaan teknologi
informasi yaitu:

1. Menurut Sarastini(2013) ada 8 dampak penyalahgunaan teknologi


informasi, yaitu:
a. Kemajuan teknologi informasi komunikasi (TIK) juga akan semakin
mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap hak atas kekayaan
intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data
menyebabkan orang akan melakukan kecurangan.
b. Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan
sebuah sistem tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan
dalam menjalankan sistem tersebut akan bersifat fatal.
c. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu umtuk
melakukan tindakan kriminal.
d. Mahasiswa dan kadang-kadang guru, bisa kacanduan aspek teknologi,
bukan isi pelajaran. Hanya karena topik dapat diajarkan melalui
teknologi informasi komunikasi (TIK), tidak berarti bahwa itu diajarkan
secara efektive via teknologi informasi komunikasi (TIK).
2. Wibisono (2013) mengemukakan 3 dampak penyalahgunaan teknologi
informasi, yaitu:
a. Malas belajar dalam mengerjakan tugas
b. Perubahan tulis tangan
Dengan kemudahan yang diberikan oleh komputer, terutama dalam
hal menuliskan sebuah text, membuat seorang cenderung memilih
untuk mengetik daripada harus menulis secara manual.
c. Akibat dan jaringan sosial (social network) yang berlebihan.
Bagi sebagian remaja bahkan anak-anak jaringan sosial tersebut
dengan berlebihan, tidak jauh berbeda dengan game online, akibat dari
penggunaan secara berlebihan inilah banyak waktu yang terbuang untuk
bermain jaringan sosial (social network) ini.7

2.1.5 Dampak Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat ini


merupakan hal yang penting untuk ditingkatkan demi teriptanya suatu kehidupan
yang berjalan dengan aman, nyaman, dan tentram. Adapun dampak yang
ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah
sebagai berikut:

1) Dampak positif
a. Munculnya Media Massa, khususnya media elektronik sebagai sumber
ilmu dan pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab.Komputer
Sekolah dan lain-lain. Dampak dari hal ini yaitu guru bukanlah
satusatunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar
tidak perlu terlalu terpaku terhadap Informasi yang diajarkan oleh
guru, tetapi juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari
Internet, oleh sebab itu guru disini bukan hanya sebagai pengajar,
tetapi juga sebagai pembimbing siswa untuk mengarahkan dan
memantau jalannya pendidikan, agar siswa tidak salah arah dalam
menggunakan Media Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran.

b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang


memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan
7
Arvia Ayunthara,” Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Lingkungan Sekolah dan
Manajemen Waktu Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 10 Yogyakarta”.2016
kemajuan Teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat
siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak dan dapat
dipahami secara mudah oleh siswa.

c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Selama ini,


proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang
disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan
adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan
jasa pos Internet dan lain-lain.

d. Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan


pemamfaatan Teknologi. Dulu, ketika orang melakukan sebuah
penelitian, maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah
diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah
adanya perkembangan IPTEK, semua tugas yang dulunya dikerjakan
dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi
sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan
media teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data dengan
memamfaatkan berbagai program yang telah di instalkan.

e. Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas Pendidikan dapat dipenuhi


dengan cepat. Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan
yang harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu; Penggandaan soal
Ujian, dengan adanya mesin foto copy, untuk memenuhi kebutuhan
akan jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan waktu yang lama
untuk mengerjakan, kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan
perkembangan teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam
waktu yang singkat. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada
beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan IPTEK,
yaitu:
1. Pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik.
2. Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / Kompleks.
3. Mempercepat proses yang lama.
4. Menghadirkan peristiwa yang jarang terjadi dan menunjukkan
peristiwa yang berbahaya atau diluar jangkauan.

2) Dampak negatif
a. E-learning yang dapat menyebabkan pengalihfungsian guru dan
mengakibatkan guru jadi tersingkirkan, atau juga menyebabkan
terciptanya individu yang bersifat individual karena system
pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri. Bahkan
dimungkinkan etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk
diawasi dan dibina, sehingga lambat laun etika dan manusia
khususnya para peserta didik akan menurun drastis, serta hakikat
manusia yang utama yaitu sebagai makhluk sosial akan tergerus.

b. Seringnya mengakses internet dikhawairkan siswa/mahasiswa


bukannya benar-benar memanfaatkan teknologi informasi dengan
optimal, tetapi malah mengakses hal-hal yang tidak baik, seperti
pornografi, game online. Bahkan dapat terkena cyber-relational
addiction ialah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang
terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs)
sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada
dalam dunia nyata.

c. Peserta didik bisa terkena information overload, yakni menemukan


informasi yang tidak habis-habisnya yang tersedia di internet,
sehingga rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan
dan mengorganisir informasi yang ada, yang akhirnya dapat membuat
seseorang kecanduan, terutama menyangkut pornografi dan dapat
menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
d. Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia
maya secara berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa/mahasiswa
tidak memiliki sikap skeptic serta kritis terhadap sesuatu hal yang
baru. Apalagi dalam konteks dunia maya (internet) mereka secara
tidak langsung telah masuk di dalam dunia yang over free, maka
sangat penting adanya kedua sikap di atas untuk menjadi benteng atau
filter dari segala sumber informasi yang ada. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya ialah perhatian dari orang tua juga sangat berperan
dalam menanamkan nilai-nilai tentang sebuah norma agama sebagai
landasan hidup.

e. Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini


dapat terjadi, misalnya pencurian dokumen atau asset penting tentang
sebuah tatanan pendidikan yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen
mengenai ujian akhir atau negara) dengan media internet.

f. Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing individu, baik


bagi pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen. Hal ini
dapat dilihat misalnya pada system pembelajaran yang bersifat virtual
maupun e-learning. Di mana system pembelajaran yang tidak saling
bertemu antara peserta didik dengan pengajar, maka dapat terjadi
peserta didik kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya
tidak maksimal (Asmani, 2011: 149).8
2.2 Prestasi Belajar

Keberhasilan proses belajar siswa di dalam kelas dapat diukur melalui


evaluasi sehingga dapat diketahui sejauh mana prestasi belajar yang diperoleh
setiap siswa. Arti prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:
895) yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan
8
Wasi’ul Maghfiroh,”Dampak Teknologi Informasi (IT) Terhadap Dunia Pendidikan”.2020
guru. Di sisi lain Nana Syaodih (2004: 102) menyatakan prestasi belajar atau hasil
belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Menurut Nana Sudjana (2010: 111)
berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil-hasil belajar yang dicapai
siswa dengan kriteria tertentu.

Sementara itu menurut S. Nasution (1999: 17) prestasi belajar adalah


kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif,
afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar


merupakan tolak ukur hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan pada mata
pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes berupa angka atau huruf yang
diberikan guru. Prestasi belajar siswa mencakup 3 aspek yaitu penguasaan
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Penilaian
hasil belajar mempunyai beberapa fungsi, seperti yang dikemukakan oleh
Suharsimi (2009: 10) yaitu:

1) Penilaian berfungsi sebagai seleksi


2) Penilaian berfungsi sebagai diagnostik
3) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
4) Penilaian berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan.

Melalui penilaian hasil belajar dari masing-masing siswa, guru dapat


mengetahui sejauh mana penguasaan dan pemahaman siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Selanjutnya guru dapat menindaklanjuti 17 hasil penilaian
yang diperoleh. Apabila nilai yang diperoleh sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimun (KKM), guru dapat melanjutkan materi selanjutnya. Namun apabila
siswa belum mencapai KKM, guru dapat melakukan remidial agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.9
9
Arvia Ayunthara,” Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Lingkungan Sekolah dan
Manajemen Waktu Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 10 Yogyakarta”.2016
2.3 Kajian Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mencari informasi dari penelitian-


penelitian sebelumnya dengan judul skripsi yang relevan dan sebagai
perbandingan baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya. Adapun
penelitian-penelitian terdahulu yang peneliti ambil yaitu:

1. Artikel dengan judul pengaruh penggunaan teknologi informasi,


lingkungan sekolah dan manajemen waktu terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMAN 10 Yogyakarta oleh Arvia Ayunthara
pada tahun 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan


teknologi informasi, lingkungan sekolah dan manajemen waktu baik
secara parsial maupun simultan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa
kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
asosiatif (hubungan) dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta tahun
ajaran 2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik proportional random sampling dengan jumlah responden sebanyak
110 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif
dan signifikan penggunaan teknologi informasi terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. (2) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah terhadap prestasi
belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. (3) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan manajemen waktu terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. (4) Terdapat
pengaruh yang signifikan penggunaan teknologi informasi, lingkungan
sekolah dan manajemen waktu secara simultan terhadap prestasi belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta.
2. Artikel dengan judul pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap
prestasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin oleh
Ramadaniyati pada tahun 2018.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keberadaan teknologi
informasi yang merupakan salah satu komponen yang tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas manajemen pendidikan, serta pembolehan
pembawaan teknologi informasi ke sekolah berupa komputer/laptop dan
smartphone. Pada saat ini, masalah prestasi belajar siswa kelas X teknik
komputer dan jaringan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKN) masih belum maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu
menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu teknologi informasi
yang dimanfaatkan dengan benar dan tepat akan berdampak positif untuk
menambah pengetahuan siswa, serta prestasi belajar siswa. Tujuan
penelitian yaitu mengetahui penggunaan teknologi informasi, prestasi
belajar siswa dan mengetahui pengaruh penggunaan teknologi informasi
terhadap prestasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif dengan pendekatan
kuantitatif. Responden dalam penelitian ini siswa kelas X Teknik
Komputer dan Jaringan berjumlah 79 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Uji validitas instrumen
menggunakan teknik analisis korelasi product moment dan uji reliabilitas
instrumen menggunakan Cronbach Alpha, teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis regresi sederhana, dengan bantuan SPSS Statistics
22.0 for Windows, serta nilai raport mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) tahun 2017/2018. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa:
(1) Penggunaan teknologi informasi di SMK Muhammadiyah 3
Banjarmasin memiliki tingkat penggunaan teknologi informasi yang
sedang yaitu dengan nilai rata-rata 88,24.
(2) Prestasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) memiliki tingkat
prestasi belajar yang baik yaitu dengan nilai rata-rata 84,32.
(3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara peggunaan teknologi
informasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari
Fhitung sebesar 6,892 dengan nilai signifikansi 0,010. Sedangkan
hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,082 yang
berarti 8,2% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan
teknologi informasi.

2.4 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono, kerangka berpikir merupakan model konseptual


tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.10 Dalam penelitian ini peneliti
melakukan analisis terhadap dua variabel, yaitu pengaruh penggunaan teknologi
informasi (X) dan prestasi belajar siswa (Y) di SMAN 1 Krueng Barona Jaya
Aceh Besar.

Untuk lebih memudahkan pemahaman alur penelitian ini dibuatkan


kerangka konseptual penelitian seperti gambar berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Penggunaan Teknologi Prestasi Belajar


Informasi (X) Siswa (Y)

Dimana secara parsial penggunaan teknologi informasi sebagai variabel


bebas (X) dan prestasi belajar siswa variabel terikat (Y).

2.5 Hipotesis

10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,2013.
S. Nasution memberikan definisi hipotesis yaitu “tiap pernyataan tentang
suatu hal yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara
empiris disebut hipotesis”.

Adapun hipotesis yang peneliti gunakan adalah:

Ha : Adanya pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap prestasi belajar


siswa di SMAN 1 Krueng Barona Jaya Aceh Besar.

Ho : Tidak adanya pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap prestasi


belajar siswa di SMAN 1 Krueng Barona Jaya Aceh Besar.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan


menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tersebut. Penelitian ini mengkaji
tentang pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap prestasi belajar siswa
dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.11

Menurut sugiyono (2014) metode kuantitatif adalah metode penelitian


yang berlandasan pada filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian kuantitatif ini menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
hasilnya.

Fokus penelitian ini dilakukan terhadap siswa di SMAN 1 Krueng Barona


Jaya Aceh Besar.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Aceh Besar SMAN 1 Krueng Barona


Jaya Aceh Besar.

3.3 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang


digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik, fenomena ini disebut variabel penelitian.12

1. Skala Pengukuran dan Penskoran Instrumen

11
Sudirman Zaid,”Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen”,2017.
12
Puspita Adiyani Candra,”Penggunaan Internet Pada Anak-Anak Sekolah Usia 6-12 tahun”,2016.
Menurut Sugiyono (2012:93) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian ini, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Adapun bentuk skala likert dalam penelitian ini berupa pertanyaan dengan
empat (4) alternatif bentuk jawaban yang harus dipilih seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1 skala Likert

Keterangan Skor
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S) 3
Sangat Setuju (SS) 4

2. Kisi-kisi instrumen

Pengembangan instrumen dalam kisi-kisi ini dibuat berdasarkan deskripsi


teori pada bab sebelumnya.

Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen

Jawaban
Variabel Indikator Pernyataan
SS S TS STS
Penggunaan Lama Saya menyempatkan
Teknologi Penggunaan diri untuk membuka
Informasi Teknologi smartphone setiap
Informasi hari
(smartphone) Saya tidak pernah
menggunakan
smartphone
Saya menggunakan
smartpone lebih dari 2
jam sehari untuk
mendukung kegiatan
pembelajaran
Saya menggunakan
smartphone lebih dari
10 jam dalam sehari
untuk bersenang-
senang atau hiburan
Saya menggunakan
smartphone 3 kali
dalam seminggu
Saya jarang
menggunakan
smartphone
Fungsi Saya menggunakan
Teknologi smartphone untuk alat
Informasi komunikasi antar
(Smartphone) teman, guru, atau
orang lain
Saya menggunakan
teknologi informasi
untuk berdiskusi
dengan teman tentang
suatu materi belajar
Saya menggunakan
smartphone/laptop
hanya untuk jejaring
sosial.
Saya menggunakan
teknologi informasi
untuk membaca
artikel dan buku
elektronik supaya
menjadi pintar
setiap mengalami
kesulitan dalam mata
pelajaran saya akan
mencari jawaban
melalui internet
Saya mencari berita,
informasi, dan ilmu
pengetahuan lainnya
melalui teknologi
informasi
Prestasi Dampak Saya menggunakan
Belajar Siswa Positif internet untuk
mencari bahan belajar
untuk mengerjakan
tugas-tugas dari guru
Saya menggunakan
teknologi informasi
sebagai pengembang
materi pelajaran
Dengan menggunakan
teknologi informasi
(smartphone) prestasi
belajar saya menjadi
meningkat
Saya menggunakan
teknologi informasi
(smartphone) untuk
mendukung kegiatan
pembelajaran
Dampak Setelah menggunakan
negatif teknologi informasi
(smartphone) prestasi
belajar saya menurun
Ketika guru
menyuruh mencari
materi pelajaran
melalui internet, saya
membuka situs lain
yang tidak berkaitan
dengan materi yang
dicari
Saya mengoperasikan
sosial media ketika
pelajaran sedang
berlangsung
Saya menggunakan
teknologi informasi
(smartphone) untuk
mencontek tugas dan
ujian

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian


deskriptif kuantitatif, dan pengumpulan data akan dilaksanakan di Dusun
Monsinget Desa Kajhu. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner
(angket), penelitian ini ialah bersifat deskriptif kuantitatif yaitu
menginterpretasikan data yang diperoleh lalu dihitung hasilnya menggunakan
distribusi frekuensi.

3.5 Teknik Pengambilan Populasi dan sampel


3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi didalam penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X1 SMAN 1 Krueng


Barona Jaya Aceh yang berjumlah 60 orang.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017:162) Sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Didalam penelitian ini peneliti
menggunakan Random Sampling yaitu digunakan untuk menentukan teknik
penentuan sampel secara acak. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah siswa/siswi SMAN 1 Krueng Barona Jaya yang berjumlah 50 orang yang
dihitung menggunakan kalkulator Slovin.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2018:142) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data


yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini kuisioner yang
digunakan adalah kuisioner (angket) tertutup yang dimana telah tersedia daftar
pertanyaan yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban dan responden hanya
tinggal memilih saja.

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah butir


Lama penggunaan
teknologi 1-6 6
Penggunaan Teknologi
(smartphone)
Informasi
Fungsi teknologi
7-12 6
informasi

Dampak positif 13-16 4


Prestasi Belajar Siswa
Dampak negatif 17-20 4

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tidak diajukan


langsung kepada subjek penelitian, dokumen yang diteliti dapat dalam berbagai
macam bentuk, tidak hanya dokumen resmi tetapi juga bisa berupa laporan atau
yang berhubungan dengan fokus penelitian.

3. Observasi

Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik


dan sengaja digunakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian-
kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Data observasi
dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, dan
keseluruhan interaksi antar manusia. Observasi ini dimulai dengan
mengindentifikasi tempat yang hendak diteliti, kemudian memilih siapa saja yang
akan diobservasi, kapan, dan berapa lama. Dan pengamatan atau pencatatan yang
dilakukan terhadap objek ditempat yang sedang terjadi atau berlangsungnya
peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti.
3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data mengarahkan kepada menjawab rumusan masalah atau


dapat menguji hipotesis yang telah dibuat dengan menggunakan metode statistic
menggunakan perhitungan korelasi. Metode yang sering digunakan dalam mencari
validitas instrument adalah korelasi produk moment (product moment correlation,
person correlation) yaitu antara skor total dengan skor setiap pertanyaan sebagai
inter-total correlation. untuk penggunaan programnya ialah Statistical Product
and Service Solution (SPSS).

a. Analisis Data Responden

Menurut Arikunto data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis sesuai
tujuan pertanyaan penelitian. Tingkat Capaian Responden (TCR), untuk nilai
ketercapaian responden dapat menggunakan rumus berikut:

Total Skor
Rumus index (%) = 100%
Y
Keterangan :
Total Skor = Penjumlahan Keseluruhan Data
Y = Bobot nilai x Jumlah Responden
100% = Nilai Tetap

Adapun kriteria persentase tanggapan responden ialah sebagai berikut[24]:

Tabel 3.1 analisis data responden

Kriteria Nilai Persentase (%) Kategori


1 0%-19.99% Sangat(tidak setuju, buruk, atau kurang sekali)
2 20%-39.99% Tidak setuju atau kurang baik
3 40%-59.99% Kurang setuju atau cukup
4 60%-79.99% Setuju, baik atau suka
5 80%-100% Sangat (setuju, baik, suka)

Dalam Penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu berupa kuisioner yang
memuat beberapa pertanyaan. Data yang peneliti kumpulkan harus secara valid
dan reliabel, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan.

3.8 Uji Validitas dan Uji Reabilitas


3.8.1 Uji validitas

Hasil penelitian akan dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi, sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Pengujian validitas dilakukan menggunakan metode
pearson corelation. Adapun kriteria penilaian uji validitas dengan taraf signifikan
(α) = 0,05 . Jika r hitung > r tabel, maka kuisioner sebagai alat pengukur
dikatakan valid atau ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tersebut.

Perhitungan uji validitas ini akan menjadi sederhana jika menggunakan alat
bantu komputer dengan program SPSS.

3.8.2 Uji reabilitas

Hasil penelitian akan dikatakan reabilitas jika terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Reabilitas merupakan sejauh mana hasil
pengukuran tingkat soal yang reliabel atau layaknya digunakan, jika nilai reability
dibawah nilai signifikan yaitu 0,05 maka item tersebut dianggap tidak reliabel,
akan tetapi jika nilai reability diatas nilai signifikan 0,05 maka dianggap reliabel.

3.9 Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas, peneliti menggunakan uji normalitas


Kolmogorov Smirnov yang merupakan bagian dari uji hipotesis klasik. Pengujian
hipotesis klasik merupakan langkah penting dalam proses analisis regresi. Jika
tidak ada gejala asumsi klasik, saya berharap dapat menghasilkan model regresi
yang andal berdasarkan BLUE (best liniear impure estimator), yang akan
menghasilkan model regresi yang reliabel dan tidak dapat digunakan sebagai
estimator (Bawono,2006):115). Uji normalitas ini bertujuan agar mengetahui
apakah nilai residual dari angket ini berdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki nilai residual berdistribusi normal. Dasar
pengambilan keputusan adalah:

 jika nilai signifikan >0,05, maka nilai residual berdistribusi normal.


 jika nilai signifikan <0,05, maka nilai residual berdistribusi tidak normal.
3.10 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji secara statistik kebenaran


pernyataan tersebut dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak
pernyataan tersebut (dengan tingkat kepercayaan 95%, a=0,05), berdasarkan
keputusan berikut:
a. Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji signifikasi masing-masing parameter yang digunakan untuk mengetahui


apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen lainnya. Adapun
kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

 Ha ditolak, apabila signifikan t > 0,05 berarti variabel independen secara


individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
 Ho diterima, apabila signifikan t < 0,05 atau bila signifikan <=a= 5% berarti
variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel
dependen.

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi


sederhana.

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh


variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu dengan mencari persamaan
regrasi yang bermanfaat untuk meramal nilai variabel dependen berdasarkan nilai-
nilai variabel independennya serta menganalisis hubungan antara variabel
dependen dengan dua atau lebih variabel independen baik secara parsial maupun
simultan. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yaitu
pengaruh penggunaan teknologi informasi(X) secara parsial terhadap variabel
dependen prestasi belajar siswa (Y), maka digunakan analisis regresi linear
sederhana. Menurut (Sugiyono,2017:261), persamaan umum regresi linier
sederhana adalah sebagai berikut:

Y=a+bX

Keterangan :
Y = Prestasi Belajar Siswa
a = Konstanta
b = Angka arah atau koefisien regresi
X = Pengaruh Penggunaan Teknologi

You might also like