Professional Documents
Culture Documents
Bahan Ajar Sifat Koligatif Non Elektrolit
Bahan Ajar Sifat Koligatif Non Elektrolit
SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
A B
SMA
KELAS XII
:
1
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
KOMPETENSI DASAR:
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh,
kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis)
Indikator:
3.1.1 Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan
3.1.2 Menjelaskan konsep penurunan tekanan uap jenuh (∆ P) larutan
3.1.3 Menjelaskan hubungan fraksi mol (X) dengan penurunan tekanan uap jenuh (∆ P)
larutan
3.1.4 Menghitung penurunan tekanan uap jenuh (∆ P) larutan
3.1.5 Menjelaskan konsep kenaikan titik didih (∆ Tb) larutan
3.1.6 Menjelaskan hubungan molalitas dengan kenaikan titik didih (∆ Tb) larutan
3.1.7 Menghitung kenaikan titik didih larutan
3.1.8 Menjelaskan konsep penurunan titk beku (∆ Tf) larutan
3.1.9 Menjelaskan hubungan molalitas dengan penurunan titk beku (∆ Tf) larutan
3.1.10 Menghitung penurunan titk beku (∆ Tf) larutan
3.1.11 Menganalisis diagram P-T untuk menafsirkan penurunan tekanan uap larutan,
penurunan titik beku (∆ Tf) dan kenaikan titik didih (∆ Tb)
3.1.12 Menjelaskan konsep tekanan osmotik ( π ¿ larutan
3.1.13 Menjelaskan hubungan molaritas larutan, suhu dengan tekanan osmosis larutan.
3.1.14 Menghitung tekanan osmosis larutan
KOMPETENSI DASAR:
4.1 Menyajikan kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
Indikator:
4.1.1 Menyajikan hasil diskusi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari
Petunjuk Belajar
:
2
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
PENDAHULUAN
:
3
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
.A. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
Jika kita melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni, maka
kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
1. Pada larutan akan lebih sukar menguap jika dibandingkan pelarut murninya karena
pada larutan mengalami penurunan tekanan uap akibat adanya partikel terlarut
2. Jika dididihkan, larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi jika
dibandingkan pelarut murninya. Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi
kenaikan titik didih
3. Jika dibekukan, larutan akan membeku pada suhu yang lebih keccil atau dibawah
suhu membeku pelarut murninya. Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi
penurunan titik beku
4. Jika larutan dihubungkan dengan pelarut murninya melewati mebran
semipermeabel, maka larutan akan mengalami kenaikan volume akibat tekanan
osmotic.
Besarnya perubahan keempat sifat tersebut bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan. Sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan
tidak bergantung pada jenis zat terlarut disebut sifat koligatif larutan. Istilah koligatif
berasal dari bahasa latin yang artinya kolega atau kelompok. Sifat koligatif hanya
bergantung pada jumlah partikel atau kelompok partikel zat terlarut di dalam larutan.
Larutan 0,1 mol urea dalam 1 kg air (Gambar 1. b) dan larutan 0,1 mol glukosa dalam
1 kg air (Gambar 1.d) mempunyai penurunan titik beku yang sama karena mempunyai
jumlah partikel zat terlarut yang sama. Sebagaimana kalian ketahui 0,1 mol ura dan 0,1
mol glukosa mempunyai jumlah partikel (molekul) yang sama yaitu 0,1 mol x 6,02 x10 23
molekul mol-1 = 6,02 x 1022 molekul.
:
4
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
B. Penurunan Tekanan Uap Larutan (P)
A B
Gambar 2. Labu A berisi air dan Labu B berisi larutan gula. Keduanya dipanaskan pada temperatur dan
tekanan udara yang sama
Gambar 2 menunjukkan dua labu yang berbeda isinya. Labu A berisi air dan labu B
adalah larutan gula. Kedua labu dipanaskan sampai mendidih. Pada saat mendidih, air
mengalami penguapan berubah fasa menjadi uap air. Proses penguapan ini akan terus
berlangsung hingga ruangan tersebut jenuh. Pada keadaan ini proses penguapan tetap
berlangsung dan pada saat yang sama juga terjadi proses pengembunan. Laju penguapan
sama dengan laju pengembunan. Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan dinamis
antara zat cair dan uap jenuhnya. Artinya bahwa tidak akan terjadi perubahan lebih lanjut
tetapi reaksi atau proses yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan yang disebabkan
oleh uap jenuh dinamakan tekanan uap jenuh (Puap) yang dapat diukur menggunakan
manometer. Tekanan uap jenuh sangat dipengaruhi oleh kekuatan gaya antar molekul zat
dalam larutan. Makin kuat gaya antarmolekul, maka makin sulit untuk menguap sehingga
tekanan uap jenuh makin kecil.
Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan. Kenaikan suhu
menyebabkan energi kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih
banyak molekul yang dapat meninggalkan permukaan cairan memasuki fase gas.
Akibatnya, konsentrasi uap semakin besar dan dengan demikian tekanan uap semakin
besar.
Air adalah pelarut umum yang bersifat polar, tekanan uapnya kita sebut sebagai
tekanan uap pelarut (Popelarut) yang ada di dalam labu A. Pada labu B berisi larutan gula
(C12H22O11) dengan konsentrasi encer dan tekanan uapnya kita sebut tekanan uap larutan
(Plarutan). Zat terlarut yaitu gula mempengaruhi nilai P larutan. Partikel gula terlarut akan
menghalangi partikel air untuk naik ke atas menjadi uap. Hal ini karena terjadi interaksi
antar molekul gula dan molekul air.
5:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Tabel 1. Gaya antarmolekul dalam air murni dan larutan gula
Zat Spesi yang berinteraksi Jenis ikatan
Air murni Antar molekul H2O Ikatan hidrogen, gaya London
(H2O(l))
Larutan gula Molekul gula dan molekul H2O Ikatan hidrogen, gaya London
(C12H22O11(aq)) Antar molekul H2O Ikatan hidrogen, gaya London
Berdasarkan data tabel di atas, gaya antarmolekul dalam larutan gula lebih kuat
daripada dalam air murni. Akibatnya, pada tekanan udara
Kata Kunci
luar dan temperatur yang sama, jumlah uap pada labu B lebih
sedikit daripada jumlah uap pada labu A karena penguapan
molekul H2O pada larutan gula lebih sulit daripada pada air Penurunan tekanan uap
murni. Nilai Plarutan pada labu B lebih kecil dari pada P opelarut Tekanan uap pelarut murni
Tekanan uap larutan
pada labu A. Dapat kita nyatakan Popelarut>Plarutan. Inilah yang Fraksi mol
sebenarnya dimaksud dengan penurunan tekanan uap (P). Hukum Raoult
Jika selisih Popelarut dan Plarutan kita nyatakan sebagai P, maka:
P = Popelarut Plarutan
Komposisi uap di permukaan larutan telah dipelajari oleh seorang kimiawan dari
Perancis, yaitu Francois Marie Raoult (1830-1901). Raoult menemukan bahwa tekanan uap
suatu komponen bergantung pada fraksi mol komponen itu dalam larutan, dengan
hubungan sebagai berikut:
PA = XA × PoA
Dengan, PA = Tekanan uap komponen A
PoA = tekanan uap murni
XA = fraksi mol komponen A
Jika zat terlarut sukar menguap, maka uap di permukaan larutan terdiri atas uap
zat pelarut saja. Jika demikian, maka tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap
pelarut. Sesuai dengan hokum Raoult, tekanan uap pelarut bergantung pada fraksi
molnya. Jadi, jika zat terlarut sukar menguap, maka:
P larutan = P pelarut = Xpelarut × Popelarut
Plarutan = Xpelarut Popelarut
Nilai penurunan tekanan uap larutan (P) dapat dikaitkan dengan fraksi mol
terlarut sebagai berikut. Telah diketahui bahwa X pelarut + Xzat terlarut = 1, sehingga Xpelarut = (1-
Xzat terlarut), maka, penurunan tekanan uap larutan (P) dapat ditulis sebagai berikut:
P = Popelarut - Plarutan
= Popelarut – (Xpelarut Popelarut)
= Popelarut – (1 – Xter) Po
= Popelarut - Popelarut + (Popelarut Xzat terlarut)
P= Popelarut Xzat terlarut
dengan: P = penurunan tekanan uap
6:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Popelarut = Tekanan uap pelarut murni
Xzat terlarut = Fraksi mol zat terlarut
Xpelarut = Fraksi mol pelarut
Contoh Soal
Sebanyak 5 gram lilin C22H46 dilarutkan dalam 5 gram karbon tetraklorida (CCl 4) pada
temperatur 32oC. Hitung besarnya penurunan tekanan uap larutan. ( P ° CCl pada 23oC =
4
Mr CCl
4
50 g
¿ =0,325 mol
154 g /mol
MassaC H
Mol C22 H 46 = 22 46
Mr C H
22 46
5g
¿ =0,016 mol
310 g /mol
Penurunan tekanan uap larutan,
∆ Plarutan =P ° pelarut X zatterlarut
0,016 mol
¿ 0,131 atm x =0,006 atm
0,016 mol+0,325 mol
Latihan Soal
7:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Pada kenyataannya, hanya larutan non-ideal yang kita temui. Oleh karena itu, penerapan
Hukum Raoult merupakan suatu pendekatan selama larutan tersebut encer dan zat terlarutnya
tidak mudah menguap.
Terjadinya penyimpangan disebabkan adanya ikatan antara partikel-partikel zat
terlarut dengan pelarut.
Jika ikatan antara partikel zat terlarut dengan pelarut cukup kuat, sulit bagi partikel
pelarut untuk melepaskan diri ke fase gas. Akibatnya, tekanan uap sebenarnya
lebih kecil dari perkiraan oleh Hukum Raoult.
Sebaliknya, jika ikatan tersebut lemah (zat terlarut bersifat volatil), maka partikel
pelarut mudah melepaskan diri ke fase gas. Dengan demikian tekanan uap
sebenarnya menjadi lebih besar dari yang diperkirakan.
(a) (b)
Gambar 3. Interaksi antara molekul air dengan ion dalam larutan natrium klorida tak encer (a) gaya
ion-dipol antara Na+ dengan molekul H2O, dan (c) gaya ion-dipol antara Cl - dengan
molekul H2O.
Gaya antar molekul seperti gaya van der Walls, gaya dipol-dipol, gaya ion-dipol, dan
ikatan hidrogen menyebabkan sulitnya partikel pelarut untuk melepaskan diri mejadi fase
gas sehingga mengurangi jumlah uap. Tekanan uap larutan semakin kecil dan penurunan
tekanan uap (P) semakin besar.
C.
.
Kenaikan Titik Didih (Tb ) dan Penurunan Titik Beku (Tf)
Mengapa air mendidih pada suhu 100oC? Air dapat menguap pada suhu berapa
saja dan tekanan uapnya akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu. Tekanan uap
menggambarkan kecenderungan cairan untuk menguap. Semakin besar tekanan uap,
semakin mudah zat itu menguap. Sementara itu, tekanan udara luar memakasa uap tetap
berada dalam cairan. Jika tekanan uap kurang dari tekanan uadara luar (tekanan di
permukaan cairan), uap hanya terbentuk dari permukaan cairan. Namun, ketika tekanan
uap cairan sama dengan tekanan udara di permukaaan, penguapan dapat terjadi di
seluruh bagian cairan. uap yang terbentuk dapat naik dan pecah di permukaan. Keadaan
seperti itu kita sebut mendidih.
8:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Gambar 4. Menguap dan Mendidih
Jadi, titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan di
permukaan atau tekanan di sekitarnya (tekanan udara). Di permukaan laut (tekanan = 760
mmHg), air mendidih pada suhu 100oC karena pada suhu 100oC tekanan uap air sama
dengan 760 mmHg. Di puncak Everest (ketinggian 8.882 m dari permukaan laut), air
mendidih pada suhu 71oC. biasanya, yang dimaksu dengan titik didih adalah titik didih
normal, yaitu titik didih pada tekanan 760 mmHg. Titik didih normal air ialah 100 oC.
Setelah kalian memahami fenomena penurunan tekanan uap. Dengan adanya
partikel terlarut menyebabkan Plarutan menjadi lebih kecil daripada Popelarut. Dari definisi titik
didih di atas, sekarang jawablah pertanyaan ini
“Bagaimana caranya agar larutan garam atau larutan gula dapat mendidih?”
Gambar 5. Gambar A : gambar mikroskopik air , gambar B : gambar mikroskopik larutan gula yang
dipanaskan pada suhu 90oC tekanan 1 atm.
9:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
∆ T b ∝m
g 1000
x
∆Tb = Kb x m atau ∆Tb = Kb x M r p
Keterangan : ∆Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = konstanta (oC/m)
m = molalitas zat terlarut
g = massa zat terlarut
Mr = massa molekul zat terlarut
p = massa pelarut
Keterangan : m adalah molalitas larutan dan Kb adalam konstanta titik didih larutan yang
nilainya bergantung pada jenis pelarut. Satuan Kb adalah oC/m.
Penting untuk dipahami bahwa pemilihan konsentrasi di sini bukanlah molaritas.
Baik penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku berhubungan
erat dengan temperatur sistem yang tidak tetap, sehingga kita tidak menggunakan
n
Molaritas karena molaritas berubah seiring perubahan temperatur ( P= RT ). Berikut
V
harga titik beku molal (Kf) untuk beberapa pelarut.
:
10
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Contoh Soal
16 gram Sukrosa (C12H22O11) dilarutkan dalam 450 gram air. Tentukan titik didih
larutan gula, jika diketahui Kb air adalah 0,52 (Mr = 342)
Jawab:
Diketahui: P = 450 gram
g = 16 gram
Mr = 342
Ditanya : Titik didih larutan (Tb)
Jawab:
g 1000
x
Tb = Kb x M r p
∆
16 1000
∆Tb = 0,52 . .
342 450
= 0,054
o
∆ T b=T b −T b
0,054 = Tb – 100oC
Tb = 100oC + 0,0540C
Tb = 100,054oC
Latihan Soal
1. Tentukan kenaikan titik didih larutan gula 0,2 molal jika Kb air = 0,52oC molal-1
2. Suatu zat nonelektrolit yang massanya 3,42 gram dilarutkan dalm 200 gram
air. Larutan itu mendidih pada suhu 100,026oC. tentukan massa molekul zat
tersebut jika Kb air = 0,52oC molal-1
:
11
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
2. Penurunan Titik Beku Larutan
Penurunan Titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram zat
pelarut dinamakan penurunan titik beku molal (Kf).
Larutan 1 mol mempunyai ΔTf = Kf
Larutan m mol mempunyai ΔTf = Kf x m
Jadi, secara umum persamaannya :
Keterangan :
ΔTf : penurunan titik beku larutan ( oC)
ΔTf = Kf x m Kf : Tetapan penurunan titik beku larutan(oC/m)
m : Kemolalan ( mol/gram)
Atau Mr : Massa molekul relatif ( gram / mol)
g 1000 g : Massa Zat (gram)
Δ T f =K f x x P : Massa Pelarut (gram)
Mr P
:
12
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Harga Kf tergantung pada sifat-sifat zat cair yang Kata Kunci
digunakan sebagai pelarut. Untuk setiap pelarut, besarnya
tetapan penurunan titik beku molal berbeda-beda, seperti yang Kenaikan titik beku
terlihat pada tabel berikut ini. Titik beku larutan
Molalitas
Contoh Soal
:
13
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Latihan Soal
1. Tentukan titik beku larutan yang mengandung 18 gram glukosa (Mr = 180)
dalam 500 gram air. Kf air = 1,86oC/m
2. Senyawa urea (CO(NH2)2 sebanyak X gram dilarutkan dalam 500 gram air.
Jika diketahui Kf air = 1,860C dan titik beku urea adalah -0,930C, tentukan
harga X!
3. Diagram Fasa P – T
Diagram fasa adalah ungkapan perubahan keadaan dasar fasa suatu zat dalam
bentuk diagram. Diagram fasa dapat dinyatakan berdasarkan perubahan suhu ( oC) dan
tekanan (atm), dinamakan diagram P-T. dalam diagram fasa terdapat kurva
kesetimbangan antara fasa padat, cair dan gas.
Pada diagram fasa tersebut terdapat tiga kurva yang membagi diaram ke dalam
daerah padat, cair dan gas. Pada setiap daerah menunjukkan keadaan wujud zat yang
stabil. Setiap titik pada kurva menunjukkan hubungan tekanan dan suhu. Kurva AB yang
14:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
membagi wilayah padat dan cair, menyatakan keadaan padat dan cair berada dalam
keadaan setimbang.
Kurva tersebut memberikan informasi tentang titik leleh padatan atau titik beku
cairan pada suhu dan tekanan tertentu. Umumnya peleburan (padat-cair) atau pembekuan
(cair –padat) tidak dipengaruhi oleh tekanan sehingga kurva AB cenderung membentuk
garis lurus
Kurva AB untuk air agak miring ke kiri karena pembentukan es pada tekanan tinggi
suhunya turun sebesar 10C dari keadaan normal (1 atm). Hal ini disebabkan padda
keadaan cair kurang rapat dibandingkan pada keadaan padat.
Kurva AC yang membagi wilayah cair dan gas memberikan informasi tentang
tekanan uap air pada berbagai suhu. Kurva terrsebut menunjukkan garis kesetimbangan
fasa antara cair dan gas. Titik leleh dan titik didih air pada tekanan 1 atm ditunjukkan
dengan garis putus-putus, berada pada suhu 00C dan 1000C.
Kurva AD yang membagi wilayah padat dan gas memberikan informasi tentang
tekanan uap padatan pada berbagi suhu. Kurva tersebut menunjukkan garis
kesetimbangan fasa antara padat dan gas. Kurva ini berpotongan dengan kurva yang lain
pada titik A. titikA dinamakan titik tripel, yaitu titik dimana pada suhu dan tekanan
tersebut terjadi kesetimbangan fasa antara gas, cair dan padat secara bersama-sama. Titik
tripel untuk air tejadi pada suhu 0,010C dan tekanan 0,006 atm (4,58 mmHg)
Dengan diagram fasa, anda dapat memperkirakan wujud suatu zat pada suhu dan
tekanan trtentu. Pada tekanan 1 atm dan suhu 250C, air akan berwujud cair, sedangkan
pada suhu 00C air berwujud padat (es).
:
15
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Gambar 7. Diagram fasa larutan dalam pelarut air
Titik beku larutan lebih rendah dari titik peku pelarutnya (titik C’), titik didih larutan lebih
tinggi dibandingkan titik didih pelarutnya (titik B’) dan tekanan uap turun, ditunjukkan
oleh kurva (A’-B’). demikian pula titik tripel larutan lebih rendah dari titik tripel air murni
Nilai Tf dan Tb ditunjukkan oleh selisih pergeseran kesetimbangan antara
pelarut murni dan larutannya, ayitu Tf = C-C’ dan Tb = B’-B.penurunan tekanan uap
larutan ditunjukkan oleh seelisih garis AB-A’B”.
D.
.
Tekanan Osmotik ()
Apakah kalian tahu apa yang terjadi ketika sebuah mentimun dimasukkan ke
dalam larutan gula pekat?. Dalam beberapa hari timun tersebut akan mengkerut dan
kehilangan sebagian air yang dikandungnya. Air yang dimiliki mentimun akan berpindah
ke dalam larutan gula pekat melewati kulit mentimun yang merupakan membran
semipermeabel. Dalam peristiwa mentimun tersebut dikenal istilah osmosis.
16:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Gambar 8. Sebuah mentimun yang dimasukkan ke dalam larutan gula pekat dan
dibiarkan beberapa saat.
Selaput semipermeabel hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat
dilalui oleh molekul zat terlarut. Molekul-molekul pelarut akan merembes dari larutan
encer ke larutan yang lebih pekat melalui membrane semipermeabel. Akibatnya, volume
larutan dengan konsentrasi tinggi akan bertambah sedangkan volume larutan dengan
konsentrasi rendah akan berkurang. Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan
encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan disebut
peristiwa osmosis.
Kata Kunci
Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga
dicapai suatu kesetimbangan. Hal ini ditandai dengan
berhentinya perubahan volume larutan. Perbedaan Tekanan osmotik
Osmosis
volume dua larutan pada kesetimbangan Selaput semipermeabell
menghasilkan suatu tekanan yang disebut tekanan Kemolaran
osmosis. Tekanan osmosis dapat juga diartikan
sebagai tekanan yang diberikan untuk menghentikan
peristiwa osmosis, yakni mencegah terjadinya perpindahan molekul pelarut ke larutan.
Tekanan osmosis dilambangkan dengan .
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya
tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant Hoff menemukan hubungan antara
tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan persamaan gas ideal, yang dituliskan
seperti berikut:
PV = nRT
dengan tekanan osmosis dilambangkan sebagai , sehingga persamaannya menjadi
V = nRT
nRT
= , n/V = M (kemolaran), sehingga
V
= MRT
17:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Keterangan:
= tekanan osmotik R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1K-1)
V = volume larutan (L) T = temperatur mutlak (K)
n = jumlah mol zat terlarut
Contoh Soal
Sebanyak 11,4 gram gula (Mr = 342) dilarutkan dalam air hingga volumenya 300 mL. Bila
SebanyakR11,4
diketahui gram
= 0,082 atmgula (Mr K
L/mol = dan
342)temperatur
dilarutkan larutan
dalam air
27 hingga
o volumenya
C. Tentukan 300osmosis
tekanan mL.
Bila diketahui
larutan tersebut!R = 0,082 atm L/mol K dan temperatur larutan 27 C. Tentukan tekanan
o
Jawab:
Latihan Soal
1. Berapakah tekanan osmotic larutan yang dibuat dari 18 g glukosa yang
dilarutkan dalam air sehingga volume larutan 250 mL? diketahui suhu
larutan 27oC dan R = 0,0082 L atm mol-1K-1
2. Sebanyak 0,01 g protein dilarutkan kedalam air hingga volume larutan 25
mL. jika tekanan osmotik larutan sebebsar 1,25 mmHg pada 25 oC.
hitunglah Mr protein.
:
18
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
E.
.
Peranan Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi
tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat
koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan
dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat
mempertahankan kehidupan selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis
ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi. Berikut ini
penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.
19:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya
ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air
radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan,
maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan
penambahan etilen glikol ke dalam air radiator
diharapkan titik beku air dalam radiator menurun,
dengan kata lain air tidak mudah membeku.
3. Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah
beriklim dingin, seperti beruang kutub,
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan
penurunan titik beku untuk bertahan hidup.
Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat
antibeku yang mempu menurunkan titik beku air
hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat
bertahan di musim dingin yang suhunya
mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan
kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat
antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung
gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan
nematoda mengandung gliserol dan trihalose.
:
20
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
3. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam
dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba
penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
4. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam
yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam
tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
:
21
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
RANGKUMAN
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel atau kelompok partikel zat
terlarut di dalam larutan.
2. Zat-zat terlarut yang memengaruhi sifat koligatif larutan adalah zat yang sukar atau
tidak mudah menguap (nonvolatile)
3. Terdapat empat fisika larutan yang tergolong sifat koligatif larutan yaitu:
penurunan tekanan uap, kenaikan tiitk didih, penurunan titik beku dan tekanan
osmotic
4. Tekanan uap adalah tekanan yang ditimbulkan oleh fase aup suatu zat cair yang
membbentuk keadaan kesetimbangan dengan cairanya. Nilai tekanan uap larutan
dinyatakan dengan hokum Raoult
Plarutan = Xpelarut Popelarut
5. Tekanan uap suatu larutan seelalu lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya.
Selisih tekanan uap pelarut murni dan tekanan uap larutan dinamakan penurunan
tekanan uap (P)
P= Popelarut Xzat terlarut
6. Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap.
7. Titik didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut murrninya.
Besarnya kenaikan titik didih (Tb) dinyatakan dengan rumus
Tb = Kb x m
8. Titik beku larutan selalu lebih rendah dari titik beku pelarut murnnya. Besarnya
penurunan titik beku larutan adalah
Tf = Kf x m
9. Penurunan titik beku larutan dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti
membuat campuran pendingin, antibeku pada radiator mobil, antibeku dalam
tubuh hewan, menentukan massa molekul relatif (mr), antibeku untuk mencairkan
salju
10. Diagram fasa adalah suatu cara untuk menyatakan perubahan wujud suatu zat
secara diagram berdasarkan suhu (oC) dan tekanan (atm)
11. Osmosis adalah proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan
yang lebih pekat melalui membrane semipermeabel yang hanya dapat dilalui oleh
molekul-molekul pelarut
12. Tekanan osmotic adalah tekanan yang ditimbulkan oleh proses osmosis, akibat
perbedaan konsentrasi antara dua larutan yang dipisahkan oleh merman
semipermeabel.
13. Besarnya tekanan osmotik suatu larutan dinyatakan dengan rumus
= MRT
14. tekanan osmotik dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti mengontrol bentuk
sel, mesin cuci darah, pengawetan makanan, membasmi lintah penyerapan air oleh
akar tanaman dan desalinasi air laut melalui osmosis balik
:
22
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII
DAFTAR PUSTAKA
arotul Farida dan Sugiyarto, 2009, Aktif Belajar Kimia Untuk SMA-Ma Kelas XII IPA (buku BSE), Pusat Perbukuan D
Belajar Kimia, Untuk SMA-Ma Kelas XII IPA (buku BSE), Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta
mia Untuk SMA Kelas XII IPA, Erlangga, Jakarta
s Setiabudi, 2009, Mudah dan Aktif Belajar Kimia Untuk SMA-Ma Kelas XII IPA (buku BSE), Pusat Perbukuan Depd
n Eka Widiasih, 2009, Panduan Pembelajaran Kimia Untuk SMA-Ma Kelas XII IPA (buku BSE), Pusat Perbukuan Dep
uniastri, 2015, Buku Siswa Kimia Untuk SMA Kelas XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Yra
23:
Sifat Koligatif Larutan – Kimia XII