Professional Documents
Culture Documents
BAB III Minipro
BAB III Minipro
METODE
Data yang didapat berasal dari data SPM Puskesmas Sungai Jingah tahun 2021.
Target yang harus dicapai oleh semua indikator SPM adalah 100%. Berikut merupakan
masalah yang teridentifikasi (capaian < 100%) dari SPM 2021.
28
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standar
3.2 Metode
Masing-masing kriteria diberi skor dengan skala nilai 1-5 berdasarkan skala
likert (5 = sangat besar; 4 = besar; 3 = sedang; 2 = kecil; 1 = sangat kecil). Masalah yang
dianalisis menggunakan kriteria USG adalah tiga masalah dengan kesenjangan tertinggi.
Masalah yang memiliki total skor tertinggi merupakan masalah prioritas. Berikut
merupakan hasil skoring menggunakan kriteria USG.
29
1. Pelayanan Kesehatan Orang dengan 5 5 5 15
Diabetes Melitus
2. Pelayanan Kesehatan Orang dengan 4 5 5 14
Hipertensi
3. Pelayanan Screening Kesehatan Lanjut Usia 4 5 5 13
Berdasarkan tabel di atas, masalah yang menjadi prioritas adalah pelayanan kesehatan
penderita Diabetes Melitus.
Input (masukan) Secara umum terdiri dari tenaga (man), dana (money), metode
(method), dan sarana/material (material) atau biasanya dikenal
dengan istilah 4M
Process (proses) Terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
penilaian atau evaluasi
Output (keluaran) Hasil yang didapatkan dari berlangsungnya proses
Feedback (umpan balik) Umpan balik dari keluaran yang dihasilkan terhadap masukan
Impact (dampak) Akibat yang dihasilkan oleh keluaran, biasanya perlu dilakukan
30
Gambaran deskriptif terkait unsur-unsur yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan penderita diabetes melitus di Puskesmas Sungai Jingah diuraikan pada tabel
berikut.
Process
- Planning: penentuan sasaran penderita diabetes melitus, penjadwalan posbindu
- -Actuating:
- Pencatatan dan pelaporan pelayanan penderita diabetes melitus di puskesmas dan pustu diambil secara
manual sesuai laporan tiap programmer.
- Pelaksanaan posbindu dipimpin oleh programmer dibantu perawat lain bersama kader.
- Evaluating: evaluasi dilakukan oleh programmer bersama penanggung jawab setiap bulan
Output
Capaian pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus rendah pada tahun 2021
Environment
- Pengetahuan dan kesadaran masyarakat: mayoritas masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Jingah bekerja berstatus rendah serta sedikit yang berpendidikan di perguruan tinggi yang tergolong
menengah ke bawah. Hal tersebut menyebabkan masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa
diabetes melitus bukanlah penyakit yang serius.
- Kepatuhan minum obat: banyak masyarakat yang beranggapan bahwa minum obat antidiabetes
melitus hanya ketika ada gejala tertentu yang mereka yakini saja.
31
- Aksesibilitas ke posbindu / puskesmas: dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor tetapi puskesmas
sungai jingah mempunyai cakupan wilayah yang luas dan terjauh yaitu wilayah sungai andai untuk
dapat mencapai lokasi.
- Pandemi COVID-19: pandemi COVID-19 di Indonesia terjadi sejak awal tahun 2020. Sejak saat itu,
masyarakat menjadi takut untuk kontrol ke fasilitas kesehatan dengan berbagai alasan yang menyertai.
Akibat pandemi juga, kegiatan posbindu sempat tidak dapat dilaksanakan. Serta pustu sampai
sekarang masih tidak aktif.
Gambar 3.1 Identifikasi penyebab masalah pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
MAN MONEY
Rendahnya cakupan
pelayanan kesehatan
Diabetes Melitus
Pencatatan
pelaporan masih Pengetahuan masyarakat yg menengah ke
secara manual bawah dan ketidak pahaman tentang
Sarana
oleh programmer penyakit diabetes melitus serta kepatuhan
penyuluhan
yang kurang minum obat
seperti poster, kegiatan Posbindu
spanduk, leaflet Kerjasama dan Wilayah puskesmas luas jarak yang jauh ke
PTM sempat
kolaborasi dengan - puskesmas,pustu,posbindu
terhenti dan pustu
jejaring wilayah
terhenti selama
puskesmas sungai
pandemi covid19
jingah belum ada
Masyarakat takut ke fasilitas kesehatan
seperti puskesmas karena pandemi covid19
32
3.5 Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif penyelesaian masalah dibuat untuk setiap masalah yang teridentifikasi.
Tabel 3.5 Alternatif penyelesaian masalah
33
Berdasarkan tabel di atas, beberapa alternatif penyelesaian masalah saling
34
N Peserta/ Biaya
Solusi Masalah Tujuan Deskripsi
o. Sasaran
(M x I x V)/C, yakni:
- C = cost ukuran efisiensi jalan keluar. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar atau bisa juga dikaitkan
dengan ketersediaan sumber daya yang ada. Makin besar biaya yang diperlukan,
makin tidak efisien jalan keluar tersebut.
Nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif penyelesaian masalah dihitung sesuai dengan
rumus. Nilai P yang tertinggi adalah alternatif penyelesaian masalah yang terpilih.
Keempat komponen diberi skor 1-5, dengan komponen M, I, dan V diberikan skor tinggi
jika kemampuan mempengaruhinya besar, sedangkan komponen C diberi skor tinggi
seiring dengan peningkatan biaya. Kemudian prioritas (P) dihitung dengan mengalikan
M, I, V sebagai bagian dari Effectivity dan dibagi dengan C yang merupakan komponen
Efficiency.
36
pelaporan secara digital
2 Menyelenggarakan posbindu
PTM serta menjalankan PUSTU 4 4 4 3 21 2
bila pandemi telah terkendali
3 Mengedukasi masyarakat untuk
tidak perlu takut kontrol ke 4 4 3 1 48 1
fasilitas kesehatan terdekat
dengan penyuluhan PTM.
Berdasarkan tabel di atas, maka prioritas penyelesaian masalah yang terpilih adalah
Mengedukasi masyarakat untuk tidak perlu takut kontrol ke fasilitas kesehatan terdekat
dengan penyuluhan PTM.
37