You are on page 1of 10

BAB III

METODE

3.1 Identifikasi Masalah


3.1.2 Pengumpulan Data

Data yang didapat berasal dari data SPM Puskesmas Sungai Jingah tahun 2021.
Target yang harus dicapai oleh semua indikator SPM adalah 100%. Berikut merupakan
masalah yang teridentifikasi (capaian < 100%) dari SPM 2021.

Pencapaian Tahun 2021


NO Indikator SPM Sasaran Target
Abs %
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan
1 1007 100 % 960 95,3
antenatal sesuai standar.
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan 958 834 87,1
2 100 %
persalinan sesuai standar.
Setiap bayi baru lahir mendapatkan 895 828 90,8
3 100 %
pelayanan kesehatan sesuai standar
Setiap balita mendapatkan pelayanan 3891 2284 58,7
4 100 %
kesehatan sesuai standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar
8290 7820 94,33
5 mendapatkan skrining kesehatan sesuai 100 %
standar
Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d.
38244 9910 25,91
6 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan 100 %
sesuai standar
Setiap warga negara Indonesia usia 60
7464 1308 17,52
7 tahun ke atas mendapatkan skrining 100 %
kesehatan sesuai standar
Setiap penderita Hipertensi mendapatkan 9098 1427 15,68
8 100 %
pelayanan kesehatan sesuai standar.
Setiap penderita Diabetes Melitus
1989 552 27,75
9 mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai 100 %
standar.
Setiap orang dengan gangguan jiwa
114 223 195,6
10 (ODGJ) berat mendapatkan pelayanan 100 %
kesehatan sesuai standar.
Setiap orang dengan TB mendapatkan 1666 575 34,5
11 100 %
pelayanan TB sesuai standar
Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu
hamil, pasien TB, pasien IMS, 4203 754 17,93
12 100 %
waria/transgender, pengguna napza, dan
warga binaan lembaga pemasyarakatan)

28
mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standar

Tabel 3.1 Identifikasi masalah berdasarkan SPM 2021

3.2 Metode

3.2.1 Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah dilakukan menggunakan metode USG.
Metode ini salah satu metode skoring berdasarkan tiga kriteria, yaitu:16

a. Urgency: seberapa mendesak masalah tersebut harus dibahas dikaitkan dengan


waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan
masalah. Urgency dilihat dari tersedianya waktu serta mendesak atau tidak masalah
tersebut untuk diselesaikan.
b. Seriousness: seberapa serius masalah tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah atau akibat yang akan
terjadi apabila masalah tersebut tidak diselesaikan. Seriousness dilihat dari dampak
masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan
membahayakan System atau tidak.
c. Growth: seberapa besar masalah tersebut akan berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan masalah yang akan memburuk apabila dibiarkan.

Masing-masing kriteria diberi skor dengan skala nilai 1-5 berdasarkan skala
likert (5 = sangat besar; 4 = besar; 3 = sedang; 2 = kecil; 1 = sangat kecil). Masalah yang
dianalisis menggunakan kriteria USG adalah tiga masalah dengan kesenjangan tertinggi.
Masalah yang memiliki total skor tertinggi merupakan masalah prioritas. Berikut
merupakan hasil skoring menggunakan kriteria USG.

Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah


No. Masalah U S G Total

29
1. Pelayanan Kesehatan Orang dengan 5 5 5 15
Diabetes Melitus
2. Pelayanan Kesehatan Orang dengan 4 5 5 14
Hipertensi
3. Pelayanan Screening Kesehatan Lanjut Usia 4 5 5 13
Berdasarkan tabel di atas, masalah yang menjadi prioritas adalah pelayanan kesehatan
penderita Diabetes Melitus.

3.3 Analisis Situasi Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes melitus Puskesmas


Sungai Jingah
Suatu program secara garis besar terdiri dari tiga unsur utama, yakni input-
process-output. Ketiga unsur ini kemudian berkembang sehingga memunculkan unsur
baru di dalam system, yakni impact, feedback, dan environment. Penjelasan terkait unsur-
unsur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Uraian unsur yang terlibat dalam keberhasilan program


Unsur Definisi

Input (masukan) Secara umum terdiri dari tenaga (man), dana (money), metode
(method), dan sarana/material (material) atau biasanya dikenal
dengan istilah 4M
Process (proses) Terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
penilaian atau evaluasi
Output (keluaran) Hasil yang didapatkan dari berlangsungnya proses
Feedback (umpan balik) Umpan balik dari keluaran yang dihasilkan terhadap masukan
Impact (dampak) Akibat yang dihasilkan oleh keluaran, biasanya perlu dilakukan

penilaian jangka panjang


Environment (lingkungan) Dunia luar yang tidak dikelola sistem, tetapi mempunyai pengaruh besar
terhadap sistem

30
Gambaran deskriptif terkait unsur-unsur yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan penderita diabetes melitus di Puskesmas Sungai Jingah diuraikan pada tabel
berikut.

Tabel 3.4 Analisis situasi pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus


Input
Man
- Penanggung jawab program: berjumlah 1 orang yakni programmer PTM. Programmer PTM juga
memegang program kesehatan lansia, dan kesehatan Jiwa.
- Kader: Puskesmas Sungai Jingah memiliki kader PTM yang kader tersebut merupakan kader yang
sama dengan pos pelayanan terpadu (posyandu) bayi/balita dan Lansia di masing masing kelurahan. Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Jingah 3 kelurahan yakni kelurahan Sungai Jingah, Surgi Mufti dan
Sungai Andai dimana memiliki 28 posyandu balita aktif, satu sasaran posyandu 100 balita. Untuk
posbindu dilaksanakan di masing kelurahan dan berpindah pindah. Dimana masing-masing lokasi
memiliki minimal 5 kader. Kegiatan posbindu sempat terhenti pada bulan januari 2021 – agustus 2021.
Antusiasme kader sebelum maupun setelah pandemi baik.
Money
- Ekonomi warga wilayah puskesmas sungai jingah rata rata menengah ke bawah dan lokasi yang jauh
di tempuh untuk ke puskesmas
Material
– alat dan sarana, bahan habis pakai
- Sarana penyuluhan yang kurang seperti poster, spanduk, leaflet
- Pos binaan terpadu (posbindu) PTM: jumlah posbindu ada 3 dimasing kelurahan, pengukuran glukosa
darah difasilitasi dari puskesmas, penyelenggaraannya dilakukan setiap bulan saat sebelum pandemi
- Pustu: terdapat 2 pustu aktif di kelurahan sungai andai dan sungai gampa namun terhenti karena
pandemi
- Kartu menuju sehat (KMS) PTM: dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, diisi oleh kader
Method
- Standar prosedur operasi (SPO) untuk posbindu PTM: dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin

Process
- Planning: penentuan sasaran penderita diabetes melitus, penjadwalan posbindu
- -Actuating:
- Pencatatan dan pelaporan pelayanan penderita diabetes melitus di puskesmas dan pustu diambil secara
manual sesuai laporan tiap programmer.
- Pelaksanaan posbindu dipimpin oleh programmer dibantu perawat lain bersama kader.
- Evaluating: evaluasi dilakukan oleh programmer bersama penanggung jawab setiap bulan

Output

Capaian pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus rendah pada tahun 2021

Environment
- Pengetahuan dan kesadaran masyarakat: mayoritas masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai
Jingah bekerja berstatus rendah serta sedikit yang berpendidikan di perguruan tinggi yang tergolong
menengah ke bawah. Hal tersebut menyebabkan masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa
diabetes melitus bukanlah penyakit yang serius.
- Kepatuhan minum obat: banyak masyarakat yang beranggapan bahwa minum obat antidiabetes
melitus hanya ketika ada gejala tertentu yang mereka yakini saja.

31
- Aksesibilitas ke posbindu / puskesmas: dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor tetapi puskesmas
sungai jingah mempunyai cakupan wilayah yang luas dan terjauh yaitu wilayah sungai andai untuk
dapat mencapai lokasi.
- Pandemi COVID-19: pandemi COVID-19 di Indonesia terjadi sejak awal tahun 2020. Sejak saat itu,
masyarakat menjadi takut untuk kontrol ke fasilitas kesehatan dengan berbagai alasan yang menyertai.
Akibat pandemi juga, kegiatan posbindu sempat tidak dapat dilaksanakan. Serta pustu sampai
sekarang masih tidak aktif.

3.4 Identifikasi Penyebab Masalah


Identifikasi penyebab masalah rendahnya cakupan pelayanan penderita diabetes
melitus dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Identifikasi penyebab masalah pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus

MAN MONEY

Terbatasnya petugas kesehatan/SDM


untuk implementasi pelayanan
kesehatan penderita diabetes melitus

Ekonomi warga wilayah puskesmas sungai jingah


rata rata menengah ke bawah

Antusiasme kader baik dalam


kegiatan program posbindu

Rendahnya cakupan
pelayanan kesehatan
Diabetes Melitus

Pencatatan
pelaporan masih Pengetahuan masyarakat yg menengah ke
secara manual bawah dan ketidak pahaman tentang
Sarana
oleh programmer penyakit diabetes melitus serta kepatuhan
penyuluhan
yang kurang minum obat
seperti poster, kegiatan Posbindu
spanduk, leaflet Kerjasama dan Wilayah puskesmas luas jarak yang jauh ke
PTM sempat
kolaborasi dengan - puskesmas,pustu,posbindu
terhenti dan pustu
jejaring wilayah
terhenti selama
puskesmas sungai
pandemi covid19
jingah belum ada
Masyarakat takut ke fasilitas kesehatan
seperti puskesmas karena pandemi covid19

MATERIAL PROSES ENVIRONMENT

32
3.5 Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif penyelesaian masalah dibuat untuk setiap masalah yang teridentifikasi.
Tabel 3.5 Alternatif penyelesaian masalah

NO MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN


MASALAH
1 Kerjasama dan kolaborasi Melakukan koordinasi dan kerjasama
dengan jejaring wilayah dengan jejaring di wilayah puskesmas
puskesmas sungai jingah sungai jingah serta memfasilitasi
belum ada pencatatan dan pelaporan secara digital.

2 kegiatan Posbindu PTM Menyelenggarakan posbindu PTM


sempat terhenti dan PUSTU secara rutin serta menjalankan PUSTU
terhenti selama pandemi bila pandemi telah terkendali
covid19

3 Masyarakat takut kontrol atau Mengedukasi masyarakat untuk tidak


berobat akibat pandemi perlu takut kontrol ke fasilitas
COVID-19 kesehatan terdekat dengan penyuluhan
PTM.

33
Berdasarkan tabel di atas, beberapa alternatif penyelesaian masalah saling

berkaitan dan dapat dilakukan secara bersamaan.

34
N Peserta/ Biaya
Solusi Masalah Tujuan Deskripsi
o. Sasaran

1. Melakukan Meningkatkan Sosialisasi Melaksanakan Rp


koordinasi dan angka pelaporan pentingnya kerjasama 10.900.0
kerjasama dengan dan pencatatan mengetahu dan 00,-
jejaring di wilayah pasien Diabetes i pelaporan kolaborasi
Puskesmas Sungai melitus wilayah dari dengan
Jingah serta kerja Puskesmas jejaring jejaring
memfasilitasi Sungai Jingah untuk yakni, klinik,
pencatatan dan dengan adanya kerja membantu dokter praktik
pelaporan secara sama dari jejaring memenuhi mandiri, dan
digital di era tersebut dengan target bidan praktik
modern. fasilitas digital di capaian mandiri
era modern. pasien
diabetes
melitus

2. Menyelenggaraka Meningkatkan Sosialisasi Masyarakat Rp


n posbindu PTM angka pencatatan tentang wilayah kerja 1.500.00
serta menjalankan pasien Diabetes penyeleng Puskesmas 0,-
PUSTU bila melitus wilayah garaan Sungai Jingah
pandemi telah kerja Puskesmas kembali
Dan Team
terkendali Sungai Jingah POSBIND
Posbindu
dengan lebih U dan
beserta kader.
banyak jangkauan PUSTU
lokasi posbindu dan untuk
implementasi meningkat
program ini disertai kan
kepatuhan protocol cakupan
kesehatan. target
pasien
Diabetes
melitus

3 Mengedukasi Meningkatkan Sosialisasi Masyarakat Rp,


masyarakat untuk pengetahuan, pentingnya wilayah kerja 300.000,-
tidak perlu takut kesadaran, dan peran
35 Puskesmas
kontrol ke fasilitas mengubah perilaku masyaraka Sungai
kesehatan terdekat masyarakat, pasien, t dalam Jingah, dan
3.6 Prioritas Penyelesaian Masalah
Prioritas (P) penyelesaian masalah dipilih berdasarkan metode matriks kriteria

(M x I x V)/C, yakni:

- M = magnitude  besarnya masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar masalah


yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.

- I = importancy  pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan kelanggengan


penyelesaian masalah. Makin lama bebas masalah, makin penting jalan keluar
tersebut.

- V = vulnerability  sensitivitas jalan keluar, dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar


untuk mengatasi masalah tersebut. Makin cepat teratasi, makin sensitif jalan keluar
tersebut.

- C = cost  ukuran efisiensi jalan keluar. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan
biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar atau bisa juga dikaitkan
dengan ketersediaan sumber daya yang ada. Makin besar biaya yang diperlukan,
makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

Nilai prioritas (P) untuk setiap alternatif penyelesaian masalah dihitung sesuai dengan
rumus. Nilai P yang tertinggi adalah alternatif penyelesaian masalah yang terpilih.

Keempat komponen diberi skor 1-5, dengan komponen M, I, dan V diberikan skor tinggi
jika kemampuan mempengaruhinya besar, sedangkan komponen C diberi skor tinggi
seiring dengan peningkatan biaya. Kemudian prioritas (P) dihitung dengan mengalikan
M, I, V sebagai bagian dari Effectivity dan dibagi dengan C yang merupakan komponen
Efficiency.

Tabel 3.7 Penentuan prioritas penyelesaian masalah


Masalah Nilai
Kriteria Ranking
No
Prioritas
M I V C (M x I x V)/C

1 Melakukan koordinasi dan 4 4 4 4 16 3


kerjasama dengan jejaring di
wilayah Puskesmas Sungai Jingah
serta memfasilitasi pencatatan dan

36
pelaporan secara digital
2 Menyelenggarakan posbindu
PTM serta menjalankan PUSTU 4 4 4 3 21 2
bila pandemi telah terkendali
3 Mengedukasi masyarakat untuk
tidak perlu takut kontrol ke 4 4 3 1 48 1
fasilitas kesehatan terdekat
dengan penyuluhan PTM.

Berdasarkan tabel di atas, maka prioritas penyelesaian masalah yang terpilih adalah
Mengedukasi masyarakat untuk tidak perlu takut kontrol ke fasilitas kesehatan terdekat
dengan penyuluhan PTM.

37

You might also like