You are on page 1of 3

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran


yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran menekankan pada aktifitas pada
peserta didik melalui kegiatan mengamati, menannya, menalar, mencoba dan membuat
jejaring pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik secara luas untuk melakukan
eksplorasidan elaborasi materi yang dipelajari
Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan kemampuan
berpikir peserta didik, membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara
sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan
Berikut tahapan dari pendekatan saintifk;

1. Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek
secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode
mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan pengamatan dalam
pembelajaran dimaksudkan memberikan ruang keterlibatan peserta didik secara
langsung. Jenisjenis observasi, yaitu:

a. Observasi biasa (common observation); untuk kepentingan pembelajaran,


peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi
(complete observer). Di sini peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri
dengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati.
b. Observasi terkendali (controlled observation); pelaku atau objek yang
diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan. Karena itu,
pada pembelajaran dengan observasi terkendali termuat nilai-nilai percobaan
atau eksperimen atas diri pelaku atau objek yang diobservasi.
c. Observasi partisipatif (participant observation); partisipatif, peserta didik
melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau objek yang diamati.
Sejatinya, observasi semacam ini paling lazim dilakukan dalam penelitian
antropologi khususnya etnografi. Observasi semacam ini mengharuskan
peserta didik melibatkan diri pada pelaku, komunitas, atau objek yang diamati
(Daryanto, 2014).
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada saat guru bertanya,
idealnya guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika
guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, disaat bersaman guru mendorong peserta
didik menyimak dan menjadi pembelajar yang baik. Berbeda dengan penugasan yang
menginginkan tindakan/aktivitas nyata, pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh
tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”,
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan
tanggapan verbal (Majid & Rochman, 2015).

3. Mengumpulkan Informasi
Hasil belajar yang nyata diperoleh peserta didik dengan mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Misalnya, Pada mata
pelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik diwajibkan memahami konsep sosial
dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Aplikasi mengumpulkan informasi dalam
pembelajaran mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar yang telah
ditentukan. Aktivitas dapat mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
karena memberikan pengalaman nyata dalam: (1) mempelajari dasar teoritis yang
relevan sesuai konsep; (2) melakukan pencatatan fenomena yang terjadi, menganalisis,
dan menyajikan data; (3) menarik kesimpulan atas pengumpulan informasi; dan (4)
membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil diskusi (Daryanto, 2014; Majid, 2014).

4. Mengasosiasikan/Mengolah informasi/Menalar
Kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi/menalar dalam kegiatan pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah
memeproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegitan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.

Kegiatan ini digunakan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan


informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Aktivitas ini
juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar”. Istilah menalar dalam kerangka proses
pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang diterapkan dalam kurikulum 2013
adalah untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Dengan demikian berarti bahwa dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
aktif dari pada guru.

5. Mengkomunikasikan
Tahapan akhir diharapkan peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaan
yang telah disusun baik secara bersama-sama atau secara idividu dari hasil kesimpulan
yang telah dibuat secara bersama dan hasil tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peseta diduk tersebut. Kegiatan
mengkomunikasikan ini bertujuan agar guru dapat mengetahui secara benar atau ada
yang harus diperbaiki

You might also like