You are on page 1of 17

Metode Operasi Haultain pada Kasus Inversio Uteri Akut Post

Partum

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Devi Yuliana Putri (0219004)


2. Vanisha Amalia Dewi (0219021)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI KEMULIAAN
Jl. Budi Kemuliaan No. 25, Jakarta Pusat
Telp. (021) 3842828 Ext. 720/705, Fax. (021)3450804
Tahun Ajaran 2021-2022
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
BAB I
FORMAT
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Medical Record :
Nama Pengkaji : Devi Yuliana Putri & Vanisha Amalia
Hari/Tanggal : Rabu/20 Oktober 2021
Waktu Pengkajian : 10.00
Tempat Pengkajian : RSUD Ulin Banjarmasin

PENGKAJIAN
Keluhan utama : Pasien mengalami perdarahan disertai dengan nyeri perut setelah plasenta lahir

Quick Check :
Perdarahan Pervaginam : ada
Sakit kepala hebat : ada
Pandangan kabur : tidak ada
Nyeri ulu hati : tidak ada
Nyeri perut hebat : tidak ada
Nyeri Perineum : tidak ada
Febris / Demam : tidak ada

A. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. N Nama Ayah : Tn. J
Umur : 26 th Umur : 30 th
Agama : islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S2
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Kalimantan
Alamat : Jl. Suka Cita Alamat : Jl. Suka Cita
No. Telp : 085123456789 No Telp : 087712341234
Alamat Kantor : Jl. Pandawa Alamat Kantor : Jl. Kalimati
No. Telp Kantor : 021234566 No.Telp Kantor : 021909012

B. DATA SUBJEKTIF :
1. Antenatal :
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
Pemeriksaan di : RSUD Ulin Banjarmasin
Komplikasi Persalinan : tidak ada
Usia kehamilan : 40 mgg
Para : P1A0
2. Riwayat Persalinan
Persalinan lahir tanggal : 19 Oktober 2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Perdarahan kala III : 700 cc
Perdarahan kala IV : 500 cc
Perdarahan total : 1200 cc
Jenis persalinan : normal pervaginam
Placenta : normal (tidak ada kelainan)
Perineum : tidak ada robekan
Anastesi : tidak ada
Jahitan : tidak ada
Infus cairan : RL 500 mL
Transfusi darah : 1500 cc
Pola istirahat/Tidur :
Malam : 5-6 jam
Siang : 1 jam

3. Masalah :
Eliminasi :
BAB : belum buang air besar setelah melahirkan 7 jam yll
BAK : 7-8x
Nutrisi (frekuensi) : 1-2x atau jika lapar
Jenis makanan yang dikonsumsi : nasi, ayam, ikan, sayur
Jenis makanan yang dipantang : tidak ada
Hidrasi : 3L/hari
Obat yang dikonsumsi : tidak ada
Mobilisasi : masih belum bisa jalan
Dukungan keluarga : suami, menunggu di luar ruangan
Adat istiadat yang berhubungan dengan Nifas : tidak ada
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Syok Hipovolemik
Kesadaran : menurun
Keadaan emosional : stabil
 Tanda vital di IGD RS Kab. :

Tekanan darah : 70/40 mmHg


Nadi : 120x/menit
Pernapasan : 34x/menit
Suhu : 37°C

 Tanda vital saat tiba di RSUD Ulin Banjarmasin :

Tekanan darah : 100/60mmHg


Nadi : 152x/menit
Pernapasan : 26x/menit
Suhu : 37°C

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Muka : baik Edema : tidak ada
Mata : baik Konjungtiva : pucat
Sklera : sedikit kuning
Mulut/gigi : baik
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada

3. Dada dan axilla (ketiak)


Payudara : tidak ada benjolan
Areola : menghitam
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : ASI
Atxilla : tidak ada benjolam
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------

4. Abdomen : Kembung :- Massa : tidak ada


TFU : teraba tiga jari di atas simfisis Kontraksi :
tidak ada
Kandung kemih : kosong

5. Ekstrimitas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Tanda Homan : tidak ada

6. Ano genital
Vulva : terdapat massa lunak di dalam vulva
Lochea : tidak berbau menyengat
Perineum : baik, tidak ada bekas jahitan
Penyembuhan luka jahitan : tidak di jahit
Anus : tidak ada haemoroid
Kebersihan : baik

7. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Gol darah : AB Rh : negative (-)
Hb : 5,2 gr%
8. Pemeriksaan Bayi
Keadaan umum : baik
Kesadaran : baik
Refleks : Rooting :+
Sucking :+
Swallowing :+

Keadaan tali pusat : basah tp tidak ada perdarahan


Berat badan : 3000 gr

ANALISA
Ny. N P1A0 26th dengan inversio uteri akut post partum inkomplit
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
MASALAH POTENSIAL
HPP

TINDAKAN SEGERA
Dilakukan perbaikan keadaan umum dengan pemberian cairan dan transfusi darah.
Tatalaksana untuk reposisi uterus dilakukan di kamar operasi secara manual dengan anestesi
general namun tidak berhasil. Maka, diputuskan untuk melakukan reposisi uteri
perabdominam dengan metode operasi Haultain

PERENCANAAN
1. Memberitahukan kepada suami tentang keadaan pasien, bahwa pasien mengalami
inversion uteri dan perdarahan pasca persalinan
2. Memberitahukan kepada suami bahwa akan dilakukan operasi Haultain
3. Melakukan insisi pada sisi posterior dari korpus uteri sampai cincin konstriksi
servik
4. Melakukan penekanan fundus uteri yang terbalik dengan memasukkan jari
operator lewat luka insisi tersebut
5. Menjahit uterus 2 lapis dengan benang chromic 1.0 dengan jahitan simpul
interrupted
6. Melakukan pencucian cavum abdomen dengan NaCl 0,9%, dilanjutkan penutupan
luka insisi abdomen lapis demi lapis
7. Melakukan pendokumentasian

PELAKSANAAN
1. Diberitahukan kepada suami tentang keadaan pasien, bahwa pasien mengalami
inversion uteri dan perdarahan pasca persalinan
2. DIberitahukan kepada suami bahwa akan dilakukan operasi Haultain
3. Dilakukan insisi pada sisi posterior dari korpus uteri sampai cincin konstriksi
servik
4. Dilakukan penekanan fundus uteri yang terbalik dengan memasukkan jari operator
lewat luka insisi tersebut
5. Uterus dijahit 2 lapis dengan benang chromic 1.0 dengan jahitan simpul
interrupted
6. Dilakukan pencucian cavum abdomen dengan NaCl 0,9%, dilanjutkan penutupan
luka insisi abdomen lapis demi lapis
7. Dilakukan pendokumentasian
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
EVALUASI
1. Diberitahukan kepada suami tentang keadaan pasien, bahwa pasien mengalami
inversio uteri dan perdarahan pasca persalinan

Evaluasi : suami mengerti dan meminta dokter untuk menyelamatkan pasien


2. Diberitahukan kepada suami bahwa akan dilakukan operasi Haultain

Evaluasi : suami mengerti


3. Dilakukan insisi pada sisi posterior dari korpus uteri sampai cincin konstriksi servik

Evaluasi : suami melihat tindakan yang dilakukan


4. Dilakukan penekanan fundus uteri yang terbalik dengan memasukkan jari operator
lewat luka insisi tersebut

Evaluasi : suami melihat tindakan yang dilakukan


5. Uterus dijahir 2 lapis dengan benang chromic 1.0 dengan jahitan simpul interrupted

Evaluasi : suami melihat tindakan yang dilakukan


6. Dilakukan pencucian cavum abdomen dengan NaCl 0,9%, dilanjutkan penutupan luka
insisi abdomen lapis demi lapis

Evaluasi : suami melihat tindakan yang dilakukan


7. Dilakukan pendokumentasian

Evaluasi : suami mengerti


Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
BAB II
HEMORRHAGIC POSTPARTUM
Menurut data dari WHO setiap hari di dunia terjadi 800 ibu meninggal akibat
kehamilan dan melahirkan dan sebanyak sembilan puluh sembilan persen (99%) kematian
tersebut terjadi di negara berkembang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012
menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu melonjak dari 228 menjadi 359 per 100 ribu
kelahiran yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan AKI terburuk dari negara-
negara miskin di Asia.
Kematian ibu terjadi sebagai akibat dari komplikasi selama dan setelah kehamilan dan
persalinan. Perdarahan postpartum adalah penyebab utama kematian ibu di negara
berkembang dan penyebab primer dari hampir seperempat dari seluruh kematian ibu secara
global. Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi setelah partus (persalinan),
sebanyak 500 ml pada persalinan per vaginam atau lebih dari 1000 ml pada seksio sesarea.

Pada gambar diatas dapat dilihat secara umum penyebab kematian maternal adalah
perdarahan 30%, eklampsia 25%, infeksi 12%, komplikasi masa nifas 8%, abortus 5%, partus
macet 5%, emboli 3% dan penyebab lainnya 12%. Perdarahan postpartum merupakan
penyebab utama kematian maternal diseluruh dunia dengan insidens sebesar 5% - 10% dari
seluruh persalinan.

FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB


Perdarahan postpartum disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor predisposisi adalah
anemia, yang berdasarkan prevalensi di negara berkembang merupakan penyebab yang
paling bermakna. Penyebab perdarahan postpartum paling sering adalah atonia uteri serta
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
retensio plasenta, penyebab lain kadang-kadang adalah laserasi serviks atau vagina, ruptur
uteri, dan inversi uteri (Saifuddin, 2014).
Sebab-sebab perdarahan postpartum primer dibagi menjadi empat kelompok utama:
1. Tone (Atonia Uteri)
Atonia uteri menjadi penyebab pertama perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum
bisa dikendalikan melalui kontraksi dan retraksi serat-serat miometrium. Kontraksi dan
retraksi ini menyebabkan terlipatnya pembuluh-pembuluh darah sehingga aliran darah ke
tempat plasenta menjadi terhenti. Kegagalan mekanisme akibat gangguan fungsi
miometrium dinamakan atonia uteri (Oxorn, 2010). Diagnosis ditegakkan bila setelah
bayi dan plasenta lahir perdarahan masih ada dan mencapai 500-1000 cc, tinggi fundus
uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek (Saifuddin, 2014).
Pencegahan atonia uteri adalah dengan melakukan manajemen aktif kala III dengan
sebenar-benarnya dan memberikan misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600 mcg) segera
setelah bayi lahir (Oxorn, 2010)
2. Trauma dan Laserasi
Perdarahan yang cukup banyak dapat terjadi karena robekan pada saat proses persalinan
baik normal maupun dengan tindakan, sehingga inspeksi harus selalu dilakukan sesudah
proses persalinan selesai sehingga sumber perdarahan dapat dikendalikan. Tempat-tempat
perdarahan dapat terjadi di vulva, vagina, servik, porsio dan uterus (Oxorn, 2010).
3. Tissue (Retensio Plasenta)
Retensio sebagian atau seluruh plasenta dalam rahim akan mengganggu kontraksi dan
retraksi, sinus-sinus darah tetap terbuka, sehingga menimbulkan perdarahan postpartum.
Perdarahan terjadi pada bagian plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Bagian plasenta
yang masih melekat merintangi retraksi miometrium dan perdarahan berlangsung terus
sampai sisa organ tersebut terlepas serta dikeluarkan (Oxorn, 2010). Retensio plasenta,
seluruh atau sebagian, lobus succenturiata, sebuah kotiledon, atau suatu fragmen plasenta
dapat menyebabkan perdarahan plasenta akpostpartum. Retensio plasenta dapat
disebabkan adanya plasenta akreta, perkreta dan inkreta. Faktor predisposisi terjadinya
plasenta akreta adalah plasenta previa, bekas seksio sesarea, pernah kuret berulang, dan
multiparitas (Saifuddin, 2014).
4. Thrombophilia (Kelainan Perdarahan)
Afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia dapat terjadi setelah abruption placenta,
retensio janin-mati yang lama di dalam rahim, dan pada emboli cairan ketuban.
Kegagalan mekanisme pembekuan darah menyebabkan perdarahan yang tidak dapat
dihentikan dengan tindakan yang biasanya dipakai untuk mengendalikan perdarahan.
Secara etiologi bahan thromboplastik yang timbul dari degenerasi dan autolisis 14
decidua serta placenta dapat memasuki sirkulasi maternal dan menimbulkan koagulasi
intravaskuler serta penurunan fibrinogen yang beredar (Oxorn, 2010)
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------

Ada 3 hal yang menjadi dasar terjadinya inversio uteri akut, yaitu :
1. Suatu bagian dinding uterus prolaps melalui serviks yang terbuka, atau melipat ke
depan
2. Relaksasi sebagian dinding uterus
3. Tarikan simultan ke arah bawah dari fundus uteri
Secara klinis, faktor penting yang mempermudah terjadinya inversio uteri adalah
implantasi plasenta di fundus, kelemahan miometrium di sekitar tempat implantasi dan
adanya serviks postpartum yang terbuka.5,35 Pada kasus tertentu, tali pusat yang pendek atau
kesalahan penanganan kala III dengan penarikan tali pusat tidak terkendali mempermudah
terjadinya inversio uteri. Bahkan inversio uteri pada seksio sesarea dapat terjadi setelah
pemberian tokolitik kuat, seperti nitroglycerin.
Untuk terjadinya inversio uteri, uterus harus terus berkontraksi pada saat yang sama
untuk mendorong fudus yang terinversi sebelumnya atau massa fundus-plasenta ke arah
bawah, sehingga makin masuk ke arah segmen bawah uterus. Jika serviks terbuka dan
kontraksi cukup kuat, massa myometriumplasenta dapat terperas ke dalam serviks,
menyebabkan terjadinya inversio komplit (inversio uteri derajat III). Pada keadaan yang lebih
ringan, dinding fundus uteri yang melekuk kedalam terperangkap secara spontan ke dalam
kavum uteri, menyebabkan terjadinya inversio inkomplit.
Pada inversio komplit, setelah fundus melewati serviks, jaringan serviks berfungsi
sebagai lingkaran konstriksi dan segera terjadi edema. Massa prolaps kemudian membesar
secara progresif dan menyumbat vena dan akhirnya aliran darah arteri, menyebabkan
terjadinya edema. Sehingga reposisi uterus menjadi lebih sulit bila inversio terjadi makin
lama. Pada kasus kronis, dapat terjadi nekrosis (Gambar 2.2 ) dan bahkan dapat
meninggalkan jaringan parut.

Mioma dan inversio uterus dengan bagian nekrosis pada mioma dan sebagian
endometrium yang terinversi

PENCEGAHAN
Upaya pencegahan terhadap pendarahan postpartum merupakan hal yang harus terus
dilakukan, mengingat berbagai komplikasi yang mungkin timbul akibat pendarahan post-
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
partum yang berat, salah satunya Sheehan’s sindrom. Upaya memprediksi akan datangnya
pendarahan post-partum untuk usaha pencegahan nampaknya sangat sulit dilakukan.
Penelitian di Mesir tahun 2006 berusaha memprediksi pendarahan postpartum dengan
membagi pasien ke berbagai kategori, dan didapatkan 8 kategori tertinggi, termasuk
didalamnya riwayat pendarahan post-partum dan absennya uterotonik. Meskipun telah
memenuhi 3 atau lebih dari kategori tersebut, pendarahan post-partum hanya bisa diprediksi
sebesar 10%.
Menejemen aktif kala 3 merupakan pencegahan yang telah banyak diaplikasikan
hingga kini. Injeksi oxytocin telah direkomendasikan untuk penggunaan rutin menejemen
aktif kala 3 persalinan, yang mana diberikan segera saat/setelah penegangan tali pusar.
Menejemen aktif kala 3 telah diaplikasikan oleh berbagai negara, termasuk negara
berkembang, salah satunya Indonesia. Dari data penelitian tahun 2009, dari 408 persalinan di
Indonesia, penggunaan uterotonik untuk kala 3 atau 4 mencapai 99,7% dan penggunaan yang
tepat guna untuk menejemen aktif kala 3 berada pada angka 52,6%. Namun hal ini masih
belum cukup untuk menurunkan angka kematian. Angka kematian di Indonesia akibat
persalinan di tahun yang sama adalah 307 per 100.000.
Langkah Pencegahannya :
a. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia, dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
b. Mengenal faktor predisposisi perdarahan post partum seperti multiparitas, anak besar,
hamil kembar, hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat perdarahan post partum
sebelumnya dan kehamilan predisposisi tinggi lainnya yang resikonya akan muncul
saat persalinan.
c. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam.
d. Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan.
e. Kehamilan risiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun.
f. Menguasai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi perdarahan post
partum dan mengadakan rujukan sebagaimana mestinya.

PENATALAKSANAAN
Penanganan optimal pada kasus inversio uteri akut postpartum adalah Pemberian
cairan pparent eral secara agresif, transufi darah dan pengembalian uterus secara cepat.
Pendekatan penanganan adalah dengan menagatasi syok secara cepat dan tepat lalu dikuti
dengan pengembalia n uterus. Langkah pengembalian uterus lebih lanjut adalah dengan
pemberian tokolisis untuk merelaksasikan uterus. Tokolitik yang paling sering digunakan
adalah magnesium sulfat atau terbutaline, karena oabat-obatan inilah yang paling sering
dijumpai di kamar bersalin. Obat-obatan ini merelaksasi uterus dan cincin servik al. Selain itu
tokolitik dapat dilakukan denganmenggunakan anastesi umum, agonis beta 2 adrenergik, dan
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
nitogliserin. Semakin ter - lam bat penanganan yang diberikan semakin besar risiko
kehilangan darah dan kolapsnya sis - temkardiovaskular ibu dan skuele yang di timbul - kan.
Dan juga semakin lama keteralamabatannya bagian bawah uterus dan atau serviks semakin
berkontraksi, maka bagian fundus yang terjepit akan semakin oedem dibandingkan
sebelumnya, maka dari itu penundaan penatalaksanaan akan membuat pengembalian uterus
semakin sulit. Pengembalian uterus akan menjadi sangat mudah bila dilakukan secara
langsung dan tindakan tindaka n manipulasi untuk mengembalikan uteruske posisi anatomis
semula dapat dihindari. Peluang untuk melakukan tindakan langsung reposi si pervaginam
adalah sebesar 22-43%.
Satu-satunya pengecualian pada kasus inversio uteri akut postparrum adalah ketika plasenta
te - tap menempel pada uterus. Bila reposisi langsun g tidak berhasil, upaya lebih lanjut harus
menunggu hingga hemodinamika pasien stabil. Koreksi manual dari inversion uteri akut
postpartum yang dikenal dengan Johnson Manuver, yaitu berupa mendorong fundus uteri
yang terinversi melalu cincin serviks dengan tekanan menuju ke umbilicus. Terdapat
Beberapa konroversi seperti yang telah disebut sebelumnya mengenai apakan plasenta harus
diambil sebelum reposisi uterus. Secara umum disebutkan pengambilan plasenta sebelum
reposisi akan meningkatkan kehilangan darah dan memperbuuk hemodinamika. Pada kasus
ini telah dicoba untuk dilakukan pervaginam namun tidak berhasil untuk mengembalikan
uterus ke posisi anatomi semula. Reposisi manual pervaginam dengan atau tanpa anestesi
seringkali berhasil dalam mengkoreksi inversio dari fundus uteri. Pada kasus yang tidak
berhasil dengan reposi si manual pervaginam, inversion uteri dapat dilakukan koreksi dengan
prosedur pembedahan perabdominam.
ALUR PENANGANAN INVERSIO UTERI AKUT
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------

Terdapat beberapa tehnik non-bedah untuk reposisi inversio uteri, antara lain: manuver
Johnson, manuver Henderson dan Alles, penggunaan tokolitik, dan reposisi dengan tekanan
hidrostatik :
a. Manuver Johnson atau reposisi manual
Setelah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1949, manuver ini menjadi sangat populer
untuk reposisi inversio uteri secara manual. Prinsip manuver ini adalah uterus didorong ke
dalam cavum abdomen hingga di atas umbilikus agar terjadi reposisi. Diperkirakan bahwa
aktivitas pasif dari ligamentum uterus akan mereposisi uterus. Kemungkinan reduksi spontan
adalah 43-88%.11 Menurut Johnson, manuver ini dilakukan dengan memasukkan seluruh
tangan hingga dua per tiga lengan bawah ke dalam vagina. Bagian uterus yang keluar
terakhir, harus terlebih dulu dimasukkan. Dengan memegang fundus uteri dengan telapak
tangan dan ujung-ujung jari diletakkan pada utero-servikal junction, fundus uteri didorong
hingga di atas umbilikus. Diperlukan tekanan jarijari secara konstan selama beberapa menit
(minimal 5 menit). Hal ini akan menegangkan ligamentum uterus, dan akibatnya cincin
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
servikalis akan relaks dan melebar, sehingga mempermudah pergerakan fundus melalui
cincin tersebut. Sehingga inversio uteri terkoreksi. Jika reposisi dilakukan sebelum
terbentuknya cincin servikalis, prosedur ini relatif mudah dilakukan.11 Metode ini
mengurangi jumlah lapisan uterus yang harus melalui serviks pada saat yang sama. Setelah
uterus direposisi, tangan operator tetap berada di dalam cavum uteri hingga terjadi kontraksi
dan hingga diberikan oksitosin intravena.
b. Manuver Henderson dan Alles.
Manuver ini dilakukan dengan cara memegang cincin serviks dengan ring forseps, kemudian
fundus uterus didorong ke arah atas atau anterior. 10 Manuver ini dilakukan bila dengan cara
manual, reposisi belum berhasil.
c. Penggunaan tokolitik
Dengan adanya cincin konstriksi, reposisi inversio uteri akan sangat sulit. Tokolitik berperan
untuk merelaksasikan uterus, sebelum reposisi manual maupun sebelum penggunaan tekanan
hidrostatik. Namun perlu diperhatikan bahwa efek samping penggunaan tokolitik adalah
perdarahan postpartum akan semakin banyak, yang tentu sangat tidak diharapkan terjadi pada
pasien yang telah syok sebelumnya. Dengan perkiraan perdarahan postpartum ditemukan
pada 94% kasus inversio uteri, maka peran tokolitik ini masih sangat kontrovesial. Beberapa
tokolitik yang sering dipakai adalah :
1. Nitroglycerin
Dosis awal 150-200 mcg IV, selanjutnya bila relaksasi uterus belum cukup, dapat
ditambahkan 100-150mcg IV selang beberapa menit hingga tercapai efek yang diinginkan
atau hingga tercapai dosis maksimal 500mcg. C Onset relaksasi uterus dicapai dalam 90 detik
setelah pemberian SL. Keunggulan penggunaan nitroglycerin: menimbulkan relaksasi uterus
sesaat.3 Efek samping utama adalah hipotensi sesaat. Pemberiannya harus lebih hati-hati
pada kasus perdarahan hebat, terutama pada kasus yang disertai dengan preeklampsia atau
hipertensi kronis.
2. Terbutaline
Dosis yang digunakan adalah 0,125-0,25mg terbutaline IV atau SC. Angka keberhasilan
sebesar 88,9%. Onset timbul relaksasi uterus adalah 2 menit. Abouleish dkk
merekomendasikan terbutaline sebagai lini utama, karena onset cepat, waktu paruh pendek,
mudah digunakan, tersedia di ruang pesalinan, dan lebih dikenal di kalangan ahli kebidanan.
3. Magnesium Sulfat (MgSO4)
Dosis yang digunakan adalah 2-6 gram bolus MgSO4 IV dalam 5-20 menit. Onset timbulnya
relaksasi 10 menit. Pada pasien yang hipotensi dan syok, sebaiknya digunakan MgSO4
daripada vasodilator seperti βagonis dan nitroglycerin. 3,4,11
4. Amyl Nitrate
Amyl nitrate diberikan dengan membuka ampul dan dihirup melalui pernapasan.
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
5. Ritrodine
Dosis yang direkomendasikan adalah 0,15mg ritrodine IV.
6. General anesthesi.
Keunggulan penggunaan general anestesia adalah selain sebagai penghilang nyeri, juga
menimbulkan relaksasi uterus. Dahulu, penggunaan halothane dengan konsentrasi 2% atau
lebih direkomendasikan. H,N Namun dengan tersedianya obat-obat anestesi yang lebih aman
dan risiko terjadinya hipotensi berat akibat penggunaan halothane, kini penggunaannya sudah
tidak direkomendasikan lagi.
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
BAB III
KESIMPULAN
Inversio uteri akut post partum merupakan komplikasi obstetri yang jarang terjadi,
namun dapat mengancam nyawa. Ini karena umumnya terjadi perdarahan hebat yang
mengakibatkan syok hipovolemik. Pengenalan cepat terhadap kondisi dan usaha yang cepat
untuk mengkoreksi inversi uterus akan membuat prognosa pasien menjadi lebih baik.
Jl. Budi Kemuliaan No.25 Jakarta 10110
Telp. (021) 384 2828
Fax. (021) 345 0804
E-mail : stikbudikemuliaan@gmail.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------
DAFTAR PUSTAKA
https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/20174/JURNAL%20MEDIKA
%20JULI-SEPT%202019-CETAK.pdf?sequence=1
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3378/5/Chapter%202.pdf
https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/59/60
https://ejournal.uhn.ac.id/index.php/eksakta/article/view/51
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/947
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/
ec1f710a4d1fffed8b10a2f9187d21ee.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-okieayuard-7055-3-babii.pdf

You might also like